Anda di halaman 1dari 4

UAS EPID KESPRO

Nama : Dian Yemima Panjaitan


Nim : 201000101
Peminatan : Epidemiologi
DOSEN : dr Fazidah Aguslina Siregar MKEs PhD
1. Jelaskan Pemahaman saudara tentang solusio previa, faktor risiko dan dampaknya baik pada
ibu dan janin
2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi terjadinya kelainan letak janin, dampaknya dari aspek
kesehatan reproduksi dan upaya yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya kelainan letak
janin
Jawaban :
1.
 Solusio plasenta adalah gangguan plasenta di mana kondisi plasenta melekat
pada bagian bawah rahim. Penutupan jalan lahir karena plasenta ini terbagi pada
empat situasi, pertama plasenta menutupi keseluruhan jalan lahir, menutupi
sebagian jalan lahir, mendekati lubang jalan lahir tapi tidak menutupinya, dan
yang terakhir adalah kondisi di mana plasenta tertanam di rahim bagian bawah.
Gejala yang mengiringi previa plasenta adalah perdarahan tanpa disertai rasa
nyeri dan tanpa ada kontraksi pada rahim.
Klasifikasi dari plasenta previa (empat tingkatan):
1. Plasenta previa totalis atau komplit adalah plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum. Pada jenis ini, jelas tidak mungkin bayi dilahirkan
secara normal, karena risiko perdarahan sangat hebat.
2. Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum. Pada jenis inipun risiko perdarahan sangat besar, dan biasanya janin
tetap tidak dilahirkan secara normal.
3. Plasenta previa marginalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum. Hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir.
Janin bisa dilahirkan secara normal, tetapi risiko perdarahan tetap besar.
4. Plasenta letak rendah, plasenta lateralis, atau kadang disebut juga dangerous
placenta adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim
sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri
internum. Jarak yang lebih dari 2 cm dianggap plasenta letak normal. Risiko
perdarahan tetap ada namun tidak besar, dan janin bisa dilahirkan secara
normal asal tetap berhati-hati.
 Faktor Resiko
Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kemungkinan terjadinya
plasenta previa yaitu:
a. Umur
usia wanita produktif yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-
35 tahun. Wanita pada umur yang kurang dari 20 tahun mempunyai risiko
yang lebih tinggi untuk mengalami plasenta previa karena endometrium
belum matang, dan kejadian plasenta previa juga sering pada ibu yang
berumur diatas 35 tahun karena kesuburan endometrium berkurang.
b. Multiparitas
Disebabkan vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua
akibat persalinan masa lampau. Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan
memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan jalan lahir.
c. Seksio sesarea
Beberapa studi telah mengobservasi bahwa peningkatan frekuensi plasenta
previa pada wanita dengan riwayat seksio sesarea atau abortus berhubungan
dengan prosedur pembedahan yang merusak rongga uterus, sehingga
menyebabkan plasenta berimplantasi ditempat yang lebih rendah.
d. Insiden plasenta previa meningkat sesuai jumlah abortus sebelumnya.
Insiden plasenta previa sebesar 0,32% pada wanita 1 kali abortus, dan 2,48%
pada mereka yang 4 kali melakukan abortus sebelumnya. Studi lain
mengatakan bahwa wanita dengan riwayat abortus ≥ 2 kali, 2,1 kali lebih
berisiko untuk terjadi plasenta previa.
e. Kehamilan kembar
Lebih berisiko terjadi pada ibu yang hamil kembar daripada ibu yang hamil
dengan 1 janin saja. Kondisi ini diduga berkaitan dengan meningkatnya risiko
preeklampsia pada ibu yang hamil anak kembar. Abruptio plasenta paling
sering terjadi pada trimester ketiga kehamilan.
f. Perokok
Dengan merokok akan mengakibatkan lepasnya plasenta dari dinding dalam
rahim sebelum proses kelahiran bayi. Perubahan inflamasi atau atrofi
misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain. Hipoksemia yang terjadi
akibat CO akan dikompensasi dengan hipertrofi plasenta. Hal ini terutama
terjadi pada perokok berat (> 20 batang/hari).
 Dampaknya pada ibu dan janin
•Anemia dan syok hipovolemik karena pembentukan segmen rahim terjadi secara
ritmik, maka pelepasan plasenta dari tempat melekatnya diuterus dapat berulang
dan semakin banyak dan perdarahan yang terjadi itu tidak dapat dicegah.
•Akibat plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim dan sifat segmen
ini yang tipis mudahlah jaringan trofoblas dengan kemampuan invasinya
menorobos ke dalam miometrium bahkan sampai ke perimetrium dan menjadi
sebab dari kejadian plasenta inkreta bahkan plasenta perkreta.
•Serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh dan kaya pembuluh darah sangat
potensial untuk robek disertai dengan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu
harus sangat berhati-hati pada semua tindakan manual ditempat ini misalnya pada
waktu mengeluarkan anak melalui insisi pada segmen bawah rahim ataupun
waktu mengeluarkan plasenta dengan tangan pada retensio plasenta.
•Kelainan letak anak pada plasenta previa lebih sering terjadi. Hal ini memaksa
lebih sering diambil tindakan operasi dengan segala konsekuensinya.
•Kehamilan prematur dan gawat janin sering tidak terhindarkan karena tindakan
terminasi kehamilan yang terpaksa dilakukan dalam kehamilan belum aterm.
•Solusio plasenta
•Kematian maternal akibat perdarahan
•Disseminated intravascular coagulation (DIC)
•Infeksi sepsis

Komplikasi
Komplikasi pada Ibu:
1. Pendarahab postpartum
2. Syok hipovolemik akibat kehilangan darah
3. Gangguan pembekuan darah
Komplikasi pada janin:
1. Asfiksia ringan sampai berat dalam rahim
2. Prematuritas
3. Kematian

2)
 Faktor yang mempengaruhi terjadinya kelainan letak janin
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang adalah
a.Prematuritas
b.Multiparitas
c.Hamil kembar
d.Hidramnion
e.Hidrosefalus
f.Plasenta previa
g.Panggul sempit
Kadang-kadang juga dipengaruhi oleh kelainan uterus seperti fibroid dan kelainan
bentuk uterus seperti malformasi.Plasenta yang terletak di daerah cornu fundus uteri
dapat pula menyebabkan letak sungsang,karena plasenta mengurangi luas ruangan di
daerah fundus.
 Dampaknya dari aspek kesehatan reproduksi
1.Anoksia intra dan ekstra uterin
2.Perdarahan intrakranial
3.Fraktur dan dislokasi
4.Kerusakan otot dan syaraf terutama pada otot sterno mastoid dan fleksus
brachialis
5.Ruptur organ abdomen
6.Oedem genital dan memar atau lecet akibat capformation
Kejadian anomali kongenital tinggi pada bayi dengan presentasi atau letak
sungsang dan terutama pada BBLR.
 Upaya yang dilakukan untuk pencegahan terjadinya kelainan letak janin
 Pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi resiko kelainan letak
janin adalah mencegah punya anak terlalu banyak.
 Senam hamil
 Pijatan ringan
 Berpikiran positif
 Melakukan posisi sujud

Anda mungkin juga menyukai