Anda di halaman 1dari 147

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/373873201

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK MENGHADAPI ERA DIGITAL

Book · September 2023

CITATIONS READS

0 51

1 author:

Anny Riwayati
Tanjungpura University
8 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anny Riwayati on 13 October 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TRANSFORMASI
ADMINISTRASI PUBLIK
MENGHADAPI ERA DIGITAL

Penulis :
Sepriano, S.Sos.,M.Kom.,CBPA
Dr. H. Asep Hikmat, M.Si.,C.STMI.,C.PS
Prof. Dr. Musran Munizu, SE., M.Si., CIPM.,CBOA.,CSOPA
Afni Nooraini, S.IP,M.Si
Sundari, S.A.P.,M.A.P
Dr. Salamatul Afiyah, M.Si
Anny Riwayati, S.E.,M.Si
Cynthia Febri Sri Indarti, S.IP.,M.Si

Penerbit:
TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK
MENGHADAPI ERA DIGITAL

Penulis :
Sepriano, S.Sos.,M.Kom.,CBPA
Dr. H. Asep Hikmat, M.Si.,C.STMI.,C.PS
Prof. Dr. Musran Munizu, SE., M.Si., CIPM.,CBOA.,CSOPA
Afni Nooraini, S.IP,M.Si
Sundari, S.A.P.,M.A.P
Dr. Salamatul Afiyah, M.Si
Anny Riwayati, S.E.,M.Si
Cynthia Febri Sri Indarti, S.IP.,M.Si

ISBN : 978-623-8345-15-1

Editor:
Efitra
Penyunting :
Andra Juansa
Desain sampul dan Tata Letak:
Yayan Agusdi

Penerbit :
PT. Sonpedia Publishing Indonesia

Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129 Tel +6282177858344
Email: sonpediapublishing@gmail.com
Website: www.sonpedia.com

Anggota IKAPI : 006/JBI/2023

Cetakan Pertama, Juli 2023

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara
Apapun tanpa ijin dari penerbit
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
buku ini dengan baik dan lancar. Buku ini berjudul " Transformasi
Administrasi Publik Menghadapi Era Digital”. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam
penulisan dan penerbitan buku ini.

Saat ini, dunia mengalami perubahan yang begitu pesat dan tidak
terelakkan, terutama dalam era digital yang semakin mendominasi
kehidupan kita. Revolusi teknologi telah mengubah cara kita
berinteraksi, bekerja, dan berkomunikasi secara fundamental.
Transformasi digital telah menjadi kebutuhan mendesak bagi
berbagai sektor, termasuk administrasi publik.

Buku "Transformasi Administrasi Publik Menghadapi Era Digital"


menghadirkan wawasan komprehensif tentang bagaimana
administrasi publik dapat beradaptasi dan mengambil manfaat dari
perubahan era digital. Dalam buku ini, pembaca akan memahami
secara mendalam Definisi dan Konsep Administrasi Publik, serta
memahami peran dan tanggung jawab penting yang dimainkan oleh
birokrasi dalam memberikan pelayanan publik yang transparan dan
efisien. Penekanan pada dampak positif transformasi digital dalam
administrasi publik menjadi sorotan utama, membahas bagaimana
penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas
pelayanan publik, serta mengurangi hambatan birokrasi.

Buku ini juga mengajak pembaca untuk memahami tantangan dan


hambatan yang mungkin dihadapi dalam mengadopsi transformasi
digital, mulai dari keamanan data hingga resistensi dari pihak yang
berkepentingan. Selain itu, E-Government dan Pelayanan Publik
Digital dijelaskan secara rinci, menyajikan berbagai contoh sukses
yang dapat diadopsi sebagai inspirasi bagi praktisi di lapangan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK ii


Kebijakan dan regulasi yang relevan juga dibahas dengan cermat,
memberikan panduan bagi pembuat kebijakan dalam menyusun
aturan yang mendukung transformasi administrasi publik yang
efektif. Buku ini menjadi sumber wawasan dan panduan penting bagi
mereka yang berkecimpung dalam dunia administrasi publik,
membantu mereka bersiap menghadapi tantangan dan peluang di
era digital yang terus berkembang.

Buku ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh


karena itu, saran dan kritik para pemerhati sungguh penulis
harapkan. Semoga buku "Transformasi Administrasi Publik
Menghadapi Era Digital" ini dapat memberikan manfaat yang besar
bagi para pembaca, serta mendorong langkah nyata dalam
mewujudkan pemerintahan yang lebih modern, inklusif, dan berdaya
saing di era digital.

Jambi, Juli 2023


Tim Penulis

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK iii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii


DAFTAR ISI ........................................................................................ iv
BAGIAN 1 DEFINISI DAN KONSEP ADMINISTRASI PUBLIK ..................... 1
A. Definisi Dan Konsep Administrasi Publik Pada Era Digital ............. 1
B. E-Government ............................................................................... 3
C. Open Government ......................................................................... 5
D. Big Data Dan Analisis Data............................................................. 7
E. Keamanan Cyber............................................................................ 9
F. Mobile Government .................................................................... 10
BAGIAN 2 PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI PUBLIK ... 13
A. Konsep Administrasi Publik ......................................................... 13
B. Tujuan Dan Fungsi Administrasi Publik ....................................... 17
C. Kegiatan Administrasi Publik ....................................................... 20
D. Unsur-Unsur Pokok Dinamika Administrasi Publik ...................... 22
E. Peran Administrasi Publik ............................................................ 25
F. Tanggung Jawab Administrasi Publik .......................................... 28
G. Pelayanan Publik Bentuk Tanggung Jawab Administrasi Publik .. 31
BAGIAN 3 DAMPAK POSITIF TRANSFORMASI DIGITAL PADA
ADMINISTRASI PUBLIK ..................................................................... 37
A. Pendahuluan ................................................................................ 37
B. Transformasi Digital..................................................................... 40
C. Dampak Digitalisasi Pada Sektor Publik....................................... 42
D. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Transformasi Digital ......... 45
E. Contoh Aplikasi E-Government ................................................... 48
BAGIAN 4 TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM MENGADOPSI
TRANSFORMASI DIGITAL .................................................................. 53
A. Definisi Transformasi Digital ........................................................ 53
B. Tantangan Dalam Mengadopsi Transformasi Digital .................. 60

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK iv


C. Hambatan Dalam Mengadopsi Transformasi Digital ................... 65
BAGIAN 5 E-GOVERNMENT DAN PELAYANAN PUBLIK DIGITAL .......... 69
A. Pendahuluan ................................................................................ 69
B. Pengertian E-Goverment ............................................................. 70
C. Pengembangan E-Government ................................................... 71
D. Jenis- Jenis E-Government ........................................................... 72
E. Pengertian Pelayanan Publik Digital ............................................ 74
F. Pelayanan Publik Profesional ...................................................... 75
G. Penerapan Pelayanan Publik Digital ............................................ 77
BAGIAN 6 KEBIJAKAN DAN REGULASI ............................................... 80
A. Administrasi ................................................................................. 80
B. Kebijakan ..................................................................................... 87
C. Regulasi........................................................................................ 95
BAGIAN 7 MANAJEMEN PERUBAHAN ............................................. 101
A. Perubahan Dalam Organisasi .................................................... 101
B. Sifat Angkatan Kerja Yang Berubah ........................................... 104
C. Teknologi ................................................................................... 105
D. Kejutan-Kejutan Ekonomi .......................................................... 107
E. Tren Sosial Yang Berubah .......................................................... 108
F. Politik Dunia............................................................................... 109
G. Sifat Persaingan Yang Berubah .................................................. 111
BAGIAN 8 KEMITRAAN PUBLIK-PRIVAT DALAM TRANSFORMASI
ADMINISTRASI PUBLIK ................................................................... 113
A. Pendahuluan .............................................................................. 113
B. Konsep Kemitraan Sektor Publik- Privat .................................... 114
C. Skema Pembiayaan.................................................................... 118
D. Skema Pengembalian Modal ..................................................... 119
E. Bentuk Kemitraan Publik Privat ................................................. 120
F. Risiko Kemitraan Publik Privat ................................................... 123
G. Aspek Kelembagaan Kemitraan Publik Privat Di Indonesia ....... 124
H. Hambatan Dan Tantangan Kemitraan Publik Dan Swasta......... 125

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK v


DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 127
TENTANG PENULIS ......................................................................... 132

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK vi


BAGIAN 1
DEFINISI DAN KONSEP ADMINISTRASI PUBLIK

A. DEFINISI DAN KONSEP ADMINISTRASI PUBLIK PADA ERA


DIGITAL

Pada era digital saat ini Administrasi Publik mengalami perubahan


dan adaptasi dalam menghadapi tantangan dan peluang yang
ditawarkan oleh teknologi informasi dan komunikasi. Berikut adalah
materi tentang Definisi dan Konsep Administrasi Publik pada era
digital:

Definisi Administrasi Publik


Administrasi Publik adalah suatu disiplin ilmu dan praktik yang
berkaitan dengan pengelolaan, penyelenggaraan, dan pelaksanaan
kebijakan, program, dan layanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam melayani
kepentingan masyarakat. Administrasi publik bertujuan untuk
mencapai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan layanan publik dan kebijakan pemerintah.

Konsep Administrasi Publik pada Era Digital


Transformasi Digital: Era digital membawa perubahan fundamental
dalam cara-cara tradisional administrasi publik dilakukan.
Transformasi digital mencakup penerapan teknologi informasi dan
komunikasi dalam seluruh aspek administrasi publik, mulai dari

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 1


pengumpulan data, analisis, pengambilan keputusan, hingga
pelayanan publik yang lebih efisien.

E-Government atau pemerintahan elektronik adalah penerapan


teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan keterbukaan dalam penyelenggaraan layanan publik. Melalui e-
government, pemerintah dapat menyediakan layanan online, seperti
pendaftaran penduduk, perizinan, pembayaran pajak, dan lain-lain,
sehingga masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah tanpa
harus datang ke kantor pemerintahan.

Open Government Konsep ini mencakup transparansi, partisipasi,


dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan. Dengan adanya teknologi digital,
pemerintah dapat memberikan akses yang lebih terbuka terhadap
data, informasi, dan kebijakan publik, sehingga masyarakat dapat
ikut berpartisipasi dan memberikan masukan dalam proses
pengambilan keputusan.

Big Data dan Analisis Data Era digital menghasilkan jumlah data yang
besar dan terus berkembang dengan cepat. Administrasi publik dapat
memanfaatkan big data dan analisis data untuk mengidentifikasi tren,
masalah, dan peluang yang relevan bagi kebijakan dan layanan
publik. Dengan demikian, pemerintah dapat mengambil keputusan
yang lebih cerdas dan berbasis bukti.

Keamanan Cyber Perlu diakui bahwa perubahan menuju era digital


juga membawa risiko keamanan cyber yang lebih besar. Pemerintah

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 2


perlu memastikan adopsi teknologi yang aman dan
mengimplementasikan langkah-langkah keamanan cyber yang efektif
untuk melindungi data pribadi masyarakat dan infrastruktur publik
dari serangan dan ancaman siber.

Mobile Government Penggunaan perangkat mobile semakin populer


di era digital. Administrasi publik perlu menyesuaikan diri dengan
tren ini dan menyediakan layanan pemerintah yang dapat diakses
melalui perangkat mobile, seperti aplikasi ponsel pintar, sehingga
masyarakat dapat mengakses layanan publik secara mudah dan cepat
di mana saja dan kapan saja.

Melalui pemahaman dan implementasi konsep administrasi publik


pada era digital, diharapkan pelayanan publik dapat lebih efisien,
responsif, dan berdampak positif bagi kehidupan masyarakat secara
keseluruhan. Namun, penerapan teknologi digital juga harus
dilakukan dengan bijaksana dan memperhatikan aspek-aspek
keamanan dan privasi agar manfaatnya dapat dirasakan secara
maksimal.

B. E-GOVERNMENT

Di era digital, penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam


administrasi publik membawa berbagai manfaat, dan E-Government
adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan keterbukaan pelayanan publik. Beberapa

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 3


contoh layanan publik yang dapat diselenggarakan melalui E-
Government mencakup:
1. Pendaftaran Penduduk
Masyarakat dapat melakukan pendaftaran kependudukan secara
online, mengajukan perubahan data, atau memperpanjang
dokumen identitas, tanpa harus mengunjungi kantor catatan sipil.

2. Perizinan
Proses pengajuan perizinan untuk usaha atau kegiatan tertentu
dapat dilakukan secara online, sehingga mempercepat proses dan
mengurangi birokrasi.

3. Pembayaran Pajak
Masyarakat dapat membayar pajak melalui platform online,
sehingga lebih praktis dan mengurangi antrian di kantor pajak.

4. Pelayanan Kesehatan
E-Government dapat memfasilitasi pendaftaran dan janji temu di
rumah sakit atau klinik melalui aplikasi online, memudahkan
pasien untuk mengakses layanan medis.

5. Layanan Publik Lainnya


Selain contoh di atas, E-Government juga dapat mencakup
berbagai layanan publik lainnya, seperti pengajuan bantuan sosial,
akses informasi tentang anggaran publik, pelaporan gangguan
infrastruktur, dan banyak lagi.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 4


C. OPEN GOVERNMENT

Open Government atau pemerintahan terbuka adalah pendekatan


dalam administrasi publik yang menekankan transparansi, partisipasi,
dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat. Dengan adanya
teknologi digital, konsep ini dapat diimplementasikan lebih efektif
untuk memberikan akses yang lebih terbuka terhadap informasi dan
kebijakan publik, sehingga memungkinkan partisipasi aktif dari
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan. Berikut adalah
beberapa poin penting terkait Open Government:
1. Transparansi
Pemerintah yang menerapkan konsep Open Government
berkomitmen untuk memberikan akses yang luas dan mudah
terhadap informasi publik. Ini mencakup data anggaran,
kebijakan, program, kontrak pemerintah, dan informasi lain yang
relevan untuk kepentingan masyarakat. Dengan transparansi yang
tinggi, masyarakat dapat memahami dengan lebih baik bagaimana
pemerintah beroperasi dan mengelola sumber daya publik.

2. Partisipasi
Open Government mendorong partisipasi aktif dari masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan. Dengan akses terbuka
terhadap informasi, masyarakat dapat memberikan masukan,
saran, dan pendapat mereka tentang kebijakan atau program
yang diusulkan atau sedang berlangsung. Partisipasi ini dapat
dilakukan melalui konsultasi publik, diskusi terbuka, survei online,
atau platform kolaboratif lainnya.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 5


3. Kolaborasi
Konsep Open Government juga mendorong kolaborasi antara
pemerintah, sektor swasta, organisasi masyarakat sipil, dan
individu dalam mencari solusi untuk masalah-masalah publik.
Dengan berkolaborasi, pemerintah dapat memanfaatkan
pengetahuan dan sumber daya dari berbagai pihak untuk
mengatasi tantangan yang kompleks dan mempromosikan inovasi
dalam penyelenggaraan layanan publik.

4. Teknologi Digital
Teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet dan
platform online, memainkan peran penting dalam mendukung
penerapan konsep Open Government. Dengan teknologi ini,
pemerintah dapat menyediakan portal transparansi yang memuat
data dan informasi publik, mengadakan forum diskusi atau
konsultasi online, dan memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan.

Manfaat Open Government Implementasi Open Government dapat


meningkatkan akuntabilitas pemerintah, mengurangi korupsi,
meningkatkan kualitas kebijakan dan layanan publik karena
melibatkan perspektif masyarakat yang lebih luas, dan memperkuat
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Namun, penting untuk diingat bahwa Open Government juga harus


memperhatikan masalah keamanan data dan privasi untuk
melindungi informasi sensitif yang tidak boleh diakses oleh semua

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 6


pihak. Selain itu, partisipasi publik juga harus dikelola dengan
bijaksana agar dapat mewakili beragam suara dan kepentingan
masyarakat dengan adil.

D. BIG DATA DAN ANALISIS DATA

Penggunaan Big Data dan analisis data dalam administrasi publik


pada era digital memberikan peluang besar bagi pemerintah untuk
mengambil keputusan yang lebih cerdas dan berbasis bukti. Berikut
adalah beberapa poin penting terkait pemanfaatan Big Data dan
analisis data dalam administrasi publik Pengumpulan Data Era digital
menciptakan berbagai sumber data baru dari berbagai sumber,
seperti sensor, ponsel cerdas, media sosial, transaksi online, dan lain-
lain. Administrasi publik dapat mengumpulkan data dari sumber-
sumber ini untuk memahami lebih baik tentang perilaku masyarakat,
kebutuhan mereka, dan masalah yang dihadapi.

Big Data mengacu pada volume data yang sangat besar yang sulit
atau tidak mungkin dikelola dengan cara tradisional. Era digital
memungkinkan data terus berkembang dengan cepat dan
diperbaharui secara real-time. Oleh karena itu, pemerintah perlu
memanfaatkan teknologi analisis data yang canggih untuk mengolah
dan mengeksplorasi data tersebut. Identifikasi Tren dan Masalah
Dengan analisis data yang tepat, pemerintah dapat mengidentifikasi
tren dan pola dari data yang terkumpul. Ini membantu dalam
memahami masalah-masalah yang mungkin muncul, seperti
meningkatnya angka kejahatan, perubahan demografis, atau krisis

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 7


kesehatan, sehingga pemerintah dapat merespons secara cepat dan
tepat.

Peningkatan Layanan Publik Dengan memanfaatkan Big Data,


pemerintah dapat memahami kebutuhan dan preferensi masyarakat
secara lebih mendalam. Hal ini memungkinkan pengembangan
layanan publik yang lebih personal dan relevan, meningkatkan
kepuasan masyarakat. Analisis data dapat membantu pemerintah
dalam pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan berbasis bukti.
Dengan data yang akurat dan analisis yang mendalam, kebijakan
publik dapat diarahkan dengan lebih tepat dan menghasilkan
dampak yang lebih positif bagi masyarakat. Big Data dan analisis data
juga memungkinkan pemerintah untuk melakukan prediksi terhadap
situasi dan peristiwa yang mungkin terjadi di masa depan, sehingga
mereka dapat mengambil tindakan preventif. Selain itu, data dapat
digunakan untuk memonitor pelaksanaan kebijakan dan program
secara real-time, memungkinkan perbaikan yang cepat jika
diperlukan.

Namun, dalam pemanfaatan Big Data, perlu diingat pentingnya


menjaga privasi data dan menghadapi tantangan keamanan siber.
Pemerintah harus memastikan bahwa data yang dikumpulkan diolah
dengan etika dan kebijakan yang tepat, serta dikelola dengan standar
keamanan yang tinggi agar informasi sensitif tidak jatuh ke tangan
yang tidak berwenang..

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 8


E. KEAMANAN CYBER

Risiko keamanan cyber semakin meningkat, dan pemerintah perlu


mengambil langkah-langkah yang efektif untuk melindungi data
pribadi masyarakat dan infrastruktur publik dari serangan dan
ancaman siber. Berikut adalah beberapa poin penting terkait
keamanan cyber dalam administrasi publik. Pemerintah perlu
menetapkan kebijakan dan regulasi yang mengatur keamanan cyber
untuk lembaga-lembaga publik, termasuk persyaratan untuk
mengadopsi teknologi yang aman, standar keamanan, dan prosedur
pengelolaan data yang tepat.

Pemerintah harus meningkatkan kesadaran akan pentingnya


keamanan cyber di kalangan pegawai dan karyawan pemerintah.
Pelatihan tentang praktik keamanan yang baik harus diberikan secara
teratur untuk meningkatkan literasi cyber dan mengurangi risiko
serangan akibat kesalahan manusia. Pemerintah harus mengadopsi
teknologi keamanan yang canggih untuk melindungi sistem dan
infrastruktur publik dari serangan siber. Ini termasuk penerapan
firewall, antivirus, sistem deteksi intrusi, enkripsi data, dan
mekanisme keamanan lainnya. Pemerintah harus mengelola identitas
dan akses dengan baik untuk mencegah akses yang tidak sah ke data
sensitif. Penggunaan otentikasi ganda dan sistem manajemen hak
akses dapat membantu melindungi data dari penyalahgunaan.
Pastikan bahwa aplikasi dan perangkat lunak yang digunakan oleh
pemerintah telah diuji keamanannya secara menyeluruh dan
diperbarui secara teratur untuk mengatasi kerentanan keamanan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 9


yang terdeteksi. Pemerintah perlu memiliki rencana tanggap darurat
keamanan cyber yang terperinci dan dipraktikkan secara berkala.
Dengan demikian, mereka dapat merespons dengan cepat dan efisien
ketika terjadi serangan atau insiden keamanan cyber. Pemerintah
harus berkolaborasi dengan sektor swasta, organisasi internasional,
dan lembaga lainnya untuk berbagi informasi tentang ancaman dan
serangan cyber yang relevan. Ini dapat membantu dalam
meningkatkan pemahaman tentang tren dan taktik serangan yang
baru. Proses pengawasan dan audit secara rutin harus dilakukan
untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan keamanan dan
menemukan potensi celah keamanan yang perlu segera diatasi.

Dengan mengambil langkah-langkah keamanan cyber yang tepat,


pemerintah dapat meningkatkan ketahanan mereka terhadap
serangan siber dan melindungi data serta layanan publik dari potensi
ancaman keamanan.

F. MOBILE GOVERNMENT

Perangkat mobile semakin populer di era digital, dan Mobile


Government atau pemerintahan berbasis mobile menjadi penting
bagi administrasi publik untuk mengikuti tren ini. Dengan
menyediakan layanan pemerintah yang dapat diakses melalui
perangkat mobile, seperti aplikasi ponsel pintar, pemerintah dapat
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat dalam
mengakses layanan publik.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 10


Administrasi publik dapat mengembangkan aplikasi ponsel pintar
yang memungkinkan masyarakat mengakses berbagai layanan
publik, seperti pendaftaran penduduk, pembayaran pajak,
pengajuan perizinan, informasi kesehatan, dan layanan lainnya,
langsung dari perangkat mereka. Dengan Mobile Government,
masyarakat dapat mengakses layanan publik kapan saja dan di mana
saja tanpa harus mengunjungi kantor pemerintah secara fisik. Ini
meningkatkan kenyamanan dan efisiensi dalam berinteraksi dengan
pemerintah. Aplikasi ponsel pintar juga dapat menyediakan notifikasi
dan pengingat terkait batas waktu pengajuan dokumen, janji temu,
atau informasi penting lainnya, sehingga membantu masyarakat
untuk tetap terinformasi.

Aplikasi ponsel pintar dapat memungkinkan personalisasi layanan


berdasarkan profil dan preferensi pengguna. Hal ini memungkinkan
layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Mobile
Government membuka peluang untuk inovasi layanan publik dengan
memanfaatkan fitur-fitur perangkat mobile, seperti GPS, kamera, dan
fitur sensor lainnya. Misalnya, pelaporan gangguan infrastruktur
melalui foto atau lokasi GPS, sehingga memudahkan pemerintah
dalam merespons masalah dengan cepat.

Dalam menghadirkan Mobile Government, penting untuk


memastikan literasi digital masyarakat. Pemerintah dapat
menyediakan panduan dan dukungan untuk membantu masyarakat
memanfaatkan aplikasi ponsel pintar secara optimal. Keamanan dan
Privasi: Pemerintah harus memastikan bahwa aplikasi ponsel pintar

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 11


mereka aman dan melindungi privasi data pengguna. Keamanan
aplikasi harus diutamakan untuk mencegah akses yang tidak sah ke
data sensitif. Penggunaan aplikasi ponsel pintar juga memungkinkan
pemerintah untuk mengumpulkan data dari pengguna dengan izin
mereka. Data ini dapat digunakan untuk menganalisis tren,
mendukung pengambilan keputusan, dan meningkatkan kualitas
layanan publik.

Melalui Mobile Government, pemerintah dapat memberikan


layanan yang lebih responsif, efisien, dan terjangkau bagi
masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi perangkat mobile,
pemerintah dapat lebih dekat dengan masyarakat dan meningkatkan
kualitas pengalaman dalam berinteraksi dengan layanan publik.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 12


BAGIAN 2
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI PUBLIK

A. KONSEP ADMINISTRASI PUBLIK


Istilah administrasi Publik terdiri dari dua kata, “administrasi” dan
publik”. Arti administrasi adalah kegiatan melalui kerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan publik artinya warga
masyarakat, konsumen dan negara, maka di Indonesia administrasi
publik awalnya sama dengan administrasi negara karena administrasi
itu sendiri dapat diartikan kegiatan pelaksanaan /implementasi
kebijakan untuk kepentingan negara dan masyarakat.

Beberapa definisi tentang administrasi publik dari para ahli antara


lain sebagai berikut :
1. Fesler (1980) : “Upaya penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
yang dilakukan oleh birokrasi dalam skala besar untujk
kepentingan publik/masyarakat”.
2. Leonard D.White : “Semua kegiatan atau usaha untuk mencapai
tujuan dengan mendasarkan kepada kebijakan negara yang telah
disepakati bersama-sama, kesempatan ini dilakukan antara
lembaga negara”.
3. Chandler dan Plano (1988) : (a) “Suatu proses di mana
sumberdaya dan personal publik diorganisasikan dan
dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan
dan mengelola keputusan serta kebijakan publik.R (b) Seni dan
ilmu yang bertujuan mengatur kebijakan publik untuk

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 13


memecahkan permasalahan publik yang terjadi dalam suatu
organisasi atau lainnya.
4. John M.Pfiffner : “Upaya pelaksanaan kebijakan negara di mana
pelaksanaan kebijakan tersebut sudah ditetapkan oleh badan
perwakilan politik yang mewakili masyarakat”.
5. Rshall E.Dimock, Gladys G.Dimock dan Louis W.Koenig : “
Kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat ataupun
pemerintah daerah di dalam melaksanakan kekuasaan politiknya.
Kekuasaan politik ini bisa didapatkan dari sistem demokrasi dan
juga sistem warisan (kerajaan)”.
6. Dwight Waldo (1984) : “ Sebagai manajemen yang dilakukan
dalam sebuah organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya
guna mencapai tujuan pemerintah. Tujuan pemerintah ini
didapatkan dari sistem kampanye pada tahap sebelumnya”.
7. Mc Curdy (1986) : “Suatu proses politik yaitu sebagai salah satu
metode pemerintah suatu negara dan dapat juga dianggap
sebagai cara yang prinsipil untuk melakukan berbagai fungsi
negara”. (administrasi publik bukan sekedar persoalan manajerial
tetapi juga persoalan politik).
8. Nicholas Henry : “Suatu kombinasi yang kompleks antara teori
dan praktek dengan tujuan nmempromosikan pemahaman
tentang peran pemerintah dalam hubungannya dengan
masyarakat yang diperintah, dan juga mendorong kebijakan
piublik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial.
9. Nigro & Nigro : “Usaha kerjasama kelompok dalam suatu
lingkungan politik yang mencakup ketiga cabang yaitu yudikatif,

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 14


legislatif dan eksekutif, mempunyai suatu peranan penting dalam
memformulasikan kebijakan publik sehingga menjadi bagian dari
proses politik yang berbeda dengan cara-cara oleh administrasi
swasta, berkaitan erat dengan kelompok dan swasta dalam
pemberian pelayanan kepada masyarakat”.
10. Rosenbloom : “Pemanfaatan teori-teori dan proses-proses
manajemen, politik dan hukum untuk memenuhi mandat
pemerintah di bidang legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam
rangka menjalankan fungsi pengaturan dan pelayanan terhadap
masyarakat secara keseluruhan atau Sebagian”.
11. Harbani Pasolong (2007:8) : “ Bentuk Kerjasama oleh
sekelompok orang atau lembaga dalam melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan dalam memenuhi kebutuhan public secara
efisien dan efektif.
12. Prajudi Admosudirojo : “Administrasi dari pada negara sebagai
suatu organisasi dan administrasi yang mengejar tercapainya
suatu tujuan-tujuan yang bersifat kenegaraan”.

Sebagai salah satu bagian dari ilmu sosial, administrasi publik bersifat
dinamis, dapat berubah sesuai perkembangan zaman, peradaban dan
kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. Masyarakat umum atau
publik menjadi sentral pelayanan selain negara atau pemerintah yang
memang bekerja untuk kepentingan publik. Pokok kajian yang
dibahas dalam administrasi publik dalam konteks negara adalah
elemen utama dalam suatu negara tersebut yakni lembaga legislatif,
eksekutif dan yudikatif.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 15


Keban (2008:4) berpendapat istilah administrasi publik
menunjukkan bagaimana pemerintah berperan sebagai agen tunggal
yang berkuasa atau sebagai regulator yang aktif dan selalu berinisiatif
dalam mengatur dan mengambil langkah/prakarsa untuk
kepentingan masyarakat/publik. Hal ini menekankan pada besarnya
kekuasaan negara untuk mengatur dan mengarahkan warga
negaranya untuk mampu menyelesaikan masalahnya atau minimal
mengurangi ketergantungan kepada negara dalam memenuhi
kepentingannya, dan negarapun seoptimal mungkin melakukan
intervensi berupa kebijakan-kebijakan yang mendorong dan
membantu warga negaranya menyelesaikan masalah mereka.

Dinamika perkembangan studi administrasi publik pada prakteknya


seiring dengan dinamika perubahan negara dan perubahan dalam
masyarakat itu sendiri. Hal ini karena kebutuhan dan
kepentingan/urusan negara serta masyarakat akan selalu berubah,
bertambah serta tergantung tuntutan jaman/keadaan karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Caiden (1992) dalam
“Strategies for Administrative Reform” menyatakan bahwa
administrasi publik merupakan seluruh kegiatan administrasi untuk
segenap urusan publik (administration for the public affairs). Tugas
negara dan pemerintah pada dasarnya memang untuk memenuhi,
melayani dan memecahkan masalah publik. Adapun tugas pokok
pemerintah ada tiga (3) yaitu berkaitan dengan pemberian
pelayanan publik, pemberdayaan masyarakat dan pembangunan
untuk kesejahteraan publik.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 16


B. TUJUAN DAN FUNGSI ADMINISTRASI PUBLIK

Masyarakat secara umum dan luas mempunyai ragam kepentingan


dan atau kebutuhan untuk menjalankan, memenuhi hajat hidupnya
baik yang berkaitan dengan persoalan ekonomi, kesehatan, sosial
budaya, hukum, politik dan lainnya, bersifat pribadi, kelompok,
golongan maupun untuk umum keseluruhan atau kepentingan
umum (public interest). Tidak semua kepentingan dan atau
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi secara bersamaan, oleh
karenanya dibutuhkan keputusan melalui kebijakan publik secara adil
mengakomodasi semua pihak yang berkepentingan.

Tujuan umum administrasi publik dengan memperhatikan


beragamnya kepentingan dan kebutuhan masyarakat, pada dasarnya
mencakup tiga hal pokok yaitu :
1. Memastikan bahwa seluruh warga negara (masyarakat) terjamin
keamanannya;
2. Memastikan bahwa seluruh warga negara (masyarakat) terjamin
kesejahteraannya;
3. Memastikan seluruh warga negara (masyarakat) mendapatkan
keadilan.

Jaminan keamanan bagi masyarakat merupakan hal sangat penting


karena berbagai aktivitas yang dilakukan mereka untuk memenuhi
hajat hidupnya, memenuhi dan mempertahankan kehidupannya,
membutuhkan ketenangan tanpa ada gangguan dari pihak manapun
baik ketika beraktivitas di dalam maupun luar negaranya, dan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 17


masyarakat harus selalu nyaman agar usaha mencapai tujuannya
terwujud. Demikian pula dalam memenuhi kebutuhan
perekonomiannya, masyarakat harus mendapatkan kepastian bahwa
mereka berhak mendapat fasislitasi dan pelayanan yang baik dari
negara/pemerintah. Hal ketiga adalah berkaitan dengan keadilan
bagi masyarakat secara proporsional dalam arti rasa keadilan ini
merupakan pencerminan dari hak asasi yang harus dijaga, diberikan
negara/pemerintahnya.

Pada pelaksanaannya, kegiatan administrasi publik dapat optimal


bila terwujud Kerjasama antar lembaga pemerintahan, pelaku bisnis
(swasta), kelompok komunitas (LSM), kalangan Perguruan Tinggi,
masyarakat (publik) dan media; untuk melakukan atau
melaksanakan:
a) Partisipasi sosial yakni keikutsertaan masyarakat itu sendiri dalam
pelaksanaan administrasi publik, misalnya aktif dalam kegiatan
Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di berbagai
tingkatan.
b) Tanggung jawab sosial yakni ikut serta bertanggung jawab dalam
pelaksanaan administrasi publik kepada masyarakat, antara lain
misalnya para pelaku bisnis atau perusahaan-perusahaan
membantu kesulitas masyarakat melalui pembangunan sarana
publik dengan dana CSR-nya (Corporate Social Responsibility).
c) Dukungan sosial yakni dukungan dari masyarakat terhadap
pelaksanaan administrasi publik, antara lain melalui kegiatan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 18


kebersihan dan keamanan lingkungan, kegiatan PHBS (perilaku
Hidup Bersih dan Sehat), Posyandu, dan sebagainya.
d) Kontrol sosial, yakni pengawasan yang dilakukan oleh
masyarakat terhadp kegiatan administrasi publik, antara lain
misalnya pengawasan terhadap kegiatan pembangunan di
lingkungan sekitarnya.

Dalam upaya mencapai tujuannya, administrasi publik memiliki


beberapa fungsi, antara lain menurut GE.Caiden dengan enam (6)
fungsi atau unsur-unsurnya yaitu :
a) Tradisional, fungsi administrasi publik ini meliputi hubungan luar
negeri, pertahanan keamanan, ketertiban di dalam negeri,
pekerjaan umum, perpajakan dan kesejahteraan umum.
b) Pembangunan bangsa, fungsi administrasi publik ini memiliki
tujuan untuk menumbuhkan atau membangkitkan nasionalisme
(cinta tanah air dan bangsa) bagi masyarakat Indonesia yang
sifatnya heterogeny baik Bahasa, adat istiadat, kebudayaan dan
sebagainya.
c) Manajemen Ekonomi, fungsi administrasi publik ini berkaitan
denga pembuatan peraturan / regulasi dan berperan langsung
dalam tanggung jawab terhadap masalah-masalah ekonomi
yang memang tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada sektor
swasta.
d) Kesejahteraan sosial, fungsi administrasi publik ini berkaitan
dengan peran pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
sosial melalui pemberian pelayanan kepada masyarakat di

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 19


berbagai bidang seperti Kesehatan, kesejahteraan sosial, jaminan
sosial dan perumahan umum.
e) Kontrol Lingkungan, fungsi administrasi publik ini berkaitan
dengan upaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat
eksploitasi alam dan melakukan control lingkungan untuk
menjaga kelestarian alam. Kegiatannya dapat berupa
konservasi, penataan wilayah kota, control lingkungan dan riset
pengembangan.
f) Hak Asasi Manusia, Fungsi administrasi publik ini berkaitan
dengan upaya melayani dan melindungi masyarakat/publik
secara adil karena negara berlandaskan tatanan demokrasi,
sehingga HAM harus dilindungi, privasi publik harus dijaga dan
juga upaya pengendalian penduduk.

C. KEGIATAN ADMINISTRASI PUBLIK

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, pemerintah sebagai


administrator untuk melayani kepentingan publik dihadapkan
kepada berbagai macam kegiatan yang relatif bervariasi. Hal ini
karena selain yang bersentuhan dengan jenis-jenis pelayanan di
berbagai bidang kehidupan (Kesehatan, Pendidikan, perijinan,
tramtib, dan sebagainya), juga berkaitan dengan upaya
memberdayakan masyarakat dan melaksanakan pembangunan
untuk kesejahteraan masyarakat. Kegiatan pembangunan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat/publik inilah yang hingga
saat ini masih relatif sulit atau tertinggal baik yang menyangkut

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 20


pembangunan bidang ekonomi (sarana prasarana fisik dan sosial),
maupun sistem budaya, hukum dan politik serta kualitas SDM; yang
keseluruhannya untuk mengatasi masalah masyarakat yang paling
strategis yakni mengentaskan kemiskinan, mengurangi kesenjangan ,
pengangguran dan ketertinggalan. Pada prakteknya, kegiatan
administrasi publik yang dilakukan oleh organisasi publik
(pemerintahan) terbagi ke dalam tiga badan yakni eksekutif, legislatif
dan yudikatif.

Kegiatan administrasi publik secara formal di badan eksekutif terjadi


dan dilakukan di Kementrian dan Non Kementrian di tingkat pusat,
Dinas, Badan dan Sekretariat Daerah di level Propinsi dan
Kabupaten/Kota. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak terlepas dari
peran dan fungsi DPRD (Propinsi dan Kabupaten/Kota) yang secara
yuridis bersama-sama dengan eksekutif (Gubernur, Bupati/Walikota)
memutuskan dan terutama masalah pendanaan atau
penggangarannya, dimana para pejabat struktural atau pemegang
eselon yang memimpin unit kerja merupakan penanggung jawab
sekaligus pelaksana kegiatan administrasi publik. Dalam keadaan
tertentu beberapa kegiatan dalam bidang yang tidak dapat dilakukan
oleh apparat pemerintah, dapat melibatkan sektor masyarakat dan
swasta. Kegiatan adminsitrasi publik yang berkaitan dengan
kepentingan publik dan bersifat kompleks seperti pembangunan
pasar, sarana transportasi, jembatan atau pekerjaan sipil / konstruksi
lainnya, maka diserahkan kepada sektor swasta dengan mekanisme
tertentu.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 21


D. UNSUR-UNSUR POKOK DINAMIKA ADMINISTRASI PUBLIK

Cakupan atau ruang lingkup administrasi publik sangatlah kompleks


sesuai dan tergantung dengan perkembangan masalah yang dihadapi
masyarakat. Apa yang harus dilakukan pemerintah untuk masyarakat
dengan permasalahannya melalui kegiatan administrasi publik,
seiring dengan kompleksitas masalah tersebut. Hal ini sejalan dengan
pendapat Chandler dan Plano (dalam Keban,2008:8) yang
menyatakan bahwa apabila kehidupan manusia menjadi semakin
kompleks permasalahannya, maka apa yang dikerjakan pemerintah
atau administrasi publik juga semakin kompleks. Luasnya cakupan
administrasi publik yang dinamis, banyak dibahas oleh para ahli
melalui berbagai perspektif literatur. Ruang lingkup administrasi
publik (administrasi negara) mencakup ragam perspektif luas meliputi
masalah-masalah organisasi, lingkungan, ekologi, kebijakan politik,
pemerintahan, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan berbagai
produk layanan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan
publik.

Berdasarkan pemahaman dari literatur tersebut, terdapat unsur


pokok yang harus diperhatikan karena menentukan dinamika
administrasi publik. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :
(1) Manajemen faktor internal dan eksternal
(2) Pengaturan struktur organisasi yang membahas kewenangan dan
tanggung jawab para pelakunya sesuai kondisi dan tuntutan
lingkungan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 22


(3) Respon secara benar terhadap kebutuhan, kepentingan dan
aspirasi masyarakat dalam bentuk pembuatan keputusan atau
kebijakan publik.
(4) Pengaturan moral dan etika melalui kode etik agar semua
penggunaan kemampuan, kompetensi dan profesi tidak
disalahgunakan untuk kepentingan di luar kepentingan public.
(5) Pengenalan karakteristik lingkungan di mana administrasi publik
itu beroperasi (baik dalam konteks hubungan antar lembaga
negara, lembaga swasta, masyarakat dan lingkungan politik,
ekonomi sosisla budaya.
(6) Akuntabilitas kinerja yaitu sustu janji kepada publik yang harus
ditepati atau dipenuhi, dan dapat dipertanggung jawabkan
melalui berbagai kegiatan pelayanan atau pemberian
barang=barang publik.

Berdasarkan unsur-unsur tersebut, Keban (2008:`11) melihatnya


dengan enam (6) dimensi strategis yakni :
(1) Dimensi Kebijakan, substansinya berkaitan dengan proses
penyusunan, implementasi dan evaluasi suatu kebijakan.
(2) Dimensi Struktur Organisasi, substansinya berkaiatan dengan
siapa yang yang melaksanakan kebijakan, struktur organisasi
pelaksan dan pembagian kerja.
(3) Dimensi Manajemen, substansinya berkaitan dengan bagaimana
menerapkan prinsip-prinsip manajemen untuk
mengimplementasi kebijakan melalui penerapan model, teori,

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 23


metode dan teknik agar tujuan tercapai dengan efektif dan
efisien.
(4) Dimensi Etika, substansinya berkaiatan dengan masalah moral
penyusun suatu kebijakan dan merupakan dimensi strategis yang
dapat mempengaruhi dimensi lainnya, implementasi dan
pencapaian tujuan kebijakan.
(5) Dimensi Lingkungan, merupakan dimensi eksternal dan
substansinya berkaitan dengan bagaimana faktor-faktor
lingkungan ini dapat mempengaruhi prosen penyusunan,
implementasi dan evaluasi suatu kebijakan.
(6) Dimensi Akuntabilitas Kinerja, substansinya berkaitan dengan
kemampuan menyampaikan pertanggung jawab suatu
kebijakan secara transparan dan benar kepada publik sehingga
mereka merasa puas.

Dalam konteks lain, Banga (2017:101) yang mengutip pendapat


Keban (2004), menjelaskan unsur-unsur pokok administrasi publik
dengan garis besarnya sebagai berikut :
(1) Manajemen Publik yang dapat berarti manajemen pemerintah
yang merupakan gabungan antara fungsi manajemen dengan
SDM, keuangan, informasi dan politik.
(2) Organisasi Publik atau birokrasi pemerintah
(3) Komunikasi pemerintahan yakni komunikasi dalam organisasi
publik atau organsasi pemerintahan sebagai bentuk
penyelenggaraan aktivitas pemerintahan untuk mewujudkan
pelayanan publik terbaik dan memuaskan publik.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 24


(4) Informasi pemerintahan sebagai dasar pengambilan keputusan
(5) Kepegawaian
(6) Perbekalan
(7) Humas pemerintahan

E. PERAN ADMINISTRASI PUBLIK


Konteks perkembangan administrasi negara/publik di Indonesia
menurut Miftah Thoha (dalam Banga,2017:122) terbagi ke dalam
empat kelompok pemusatan yaitu :
(1) Persoalan-persoalan kemasyarakatan (public affairs) yang
cenderung diwarnai teori-teori kebijakan publik (public policy).
(2) Perhatian untuk penetapan prinsip-prinsip manajemen terhadap
kegiatan kenegaraan (public activity) dengan landasan teori
public management.
(3) Aspek yang berkaitan dengan pengembangan SDM dalam
organisasi dengan landasan teori perilaku organisasi
(organization behavior) dan teori pengembangan organisasi
(organization development).
(4) Aspek yang berkaitan dengan pembangunan dengan landasan
teori-teori pertumbuhan dan teori-teori pembangunan.
Derasnya arus globalisasi yang kuat saat ini sangat berpengaruh
terhadap wawasan dan pola pikir hingga pola tindak anggota
masyarakat dengan segala aspek kehidupannya, dimana
perkembangan kemajuan yang pesat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi lokomotifnya. Kemajuan teknologi informasi,

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 25


telekomunikasi, informatika dan transportasi menjadi tidak terbatas
merambah bidang ekonomi, investasi, perdagangan dan bisnis
internasional yang keseluruhannya itu menjadi momentum harapan
baru dengan segala kemudahan dan tantangannya. Akibatnya,
masalah publik semakin kompleks dan mengharuskan adanya
penanganan secara komprehensif dengan pertimbangan
pengaruhnya terhadap lingkungan global. Perspektif administrasi
publik pun semakin luas yang dipengaruhi isu-isu global. Pada
dasarnya administrasi publik adalah untuk mencapai suatu tujuan
secara efektif dan efisien. Tujuan tersebut dalam konteks negara
berarti tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan
UUD 1945.

Gray (1989:15-160) berpendapat bahwa administrasi publik memiliki


peran :
(1) Menjamin pemerataan distribusi pendapatan Nasional kepada
kelompok masyarakat miskin secara berkeadilan.
(2) Melindungi hak-hak masyarakat atas pemikikan, serta menjamin
kebebasan bagi masyarakat untuk melaksanakan tanggung
jawab atas diri mereka sendiri dalam bidang Kesehatan,
Pendidikan pelayanan, dan ,ainnya.
(3) Berperan melestarikan nilai tradisi masyarakat yang sangat
bervariasi dari generasi ke generasi.

Gordon (dalam Kasim,1994:12) menjelaskan : “ Adminsitrasi publik


mempunyai peran yang lebih besa rdan lebih banyak terlihat dalam
perumusan kebijakan, implementasi dan evaluasi kebijakan. Hal

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 26


tersebut mempengaruhi perkembangan ilmu administrasi publik yang
ruang lingkupnya meliputi ; analisis dan perumusan kebijakan (policy
analysis and formulation), pelaksanaan dan pengendalian
pelaksanaan (policy implementation) serta pengawasan melekat dan
penilaian hasil kebijakan tersebut (policy evaluation)”.

Peran adminstrasi publik sangat vital bagi perkembangan suatu


negara dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya terutama
dalam hal pelayanan publik. Beberapa faktor menjadi kunci baik
tidaknya atau positif negatifnya peran administrasi publik ini antara
lain berkaitan dengan kualitas kompetensi birokrat atau aparat
birokrasi, pengaturan struktur organisasi publik, proses manajemen,
pembuatan kebijakan publik, etika dan moral pejabat.

Kualitas kompetensi pejabat dan atau pelaksana kebijakan / aparat


birokrasi berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dalam
merespon keluahan,keinginan/kebutuhan masyarakat dalam
kerangka pemberian pelayanan. Hal lainnya berkaitan dengan
mekanisme kerja dan prosedur tetap atau SOP yang menjadi dasar
pelayanan. Pengaturan struktur organisasi publik berkaitan dengan
peran kelembagaan yang memberikan pelayanan. Proses
manajemen mencakup sejauhmana fungsi-fungsinya mampu
meningkatkan kinerja layanan, pembuatan kebijakan berkaitan
dengan rasa keadilan bagi publik dengan dasar moralitas yang baik
dari aparatur pelayanannya.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 27


Frederick A. Cleveland (dalam Keban,2008:15) mengemukakan
bahwa peran administrasi publik sangat vital dalam membantu
memberdayakan masyarakat dan menciptakan demokrasi.
Administrasi publik diadakan untuk memberikan pelayanan publik
dan manfaatnya dapat dirasakan masyarakat setelah pemerintah
meningkatkan profesionalismenya, bekerja efesien dan efektif serta
dapat mencerahkan masyarakat untuk menerima dan menjalankan
sebagian tanggung jawab administrasi publi tersebut. Pendapat
Cleveland tersebut mengarahkan agar masyarakat tidak hanya
berperan dalam proses pengambilan keputusan dan pemilihan
umum, tetapi juga diharapkan mengambil peran pada sektor publik
lainnya yang tidak dilakukan pemerintah.

Administrasi publik merupakan area di mana para pejabat, aparat


birokrasi melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang bersentuhan
dengan sektor publik terutama dalam penyediaan pelayanan bagi
kepentingan publik, maka administrasi publik ini dapat pula
berperan untuk ;
(a) Menentukan kestabilan /stabilitas negara;
(b) Menjaga pertahanan dan ketahanan negara; dan
(c) mendorong terwujudnya kesejahteraan suatu negara.

F. TANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI PUBLIK

Administrasi publik memiliki tanggung jawab utama yakni bekerja


untuk melayani negara atau badan lain di ruang publik. Negara
mempunyai tugas pokok dan tujuan utama yang salah satunya

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 28


adalah melaksanakan pembagunan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat/publik. Pembangunan melalui program-
program dan kegiatan (proyek) inilah yang harus direncanakan,
diatur, dikelola dan dipastikan memberikan nilai manfaat sebesar-
besanya bagi masyarakat.

Salah satu metode pendekatan dalam studi administrasi publik adalah


administrasi pembangunan yang lahir dan relevan dengan kebutuhan
negara-negara berkembang serta sedang membangun seperti halnya
Indonesia. Riggs (1986:75) mengemukakan bahwa administrasi
pembangunan ini menunjuk kepada berbagai usaha terororganisasi
untuk melaksanakan program-program atau kegiatan guna mencapai
sasaran-sasaran pembangunan. Konsep pembangunan menurut
Siagian (1988:3) memuat ide dan atau makna pokok sebagai berikut
:
(1) Merupakan proses dan kegiatan terus menerus yang
dilaksanakan
(2) Merupakan usaha yang secara sadar dilaksanakan
(3) Dilaksanakan secara terencana yang berorientasi pada
pertumbuhan dan perubahan
(4) Mengarah pada moderenitas
(5) Moderenitas yang dicapai melalui pembangunan itu bersifat
multi dimensional
(6) Ditujukan kepada usaha membina bangsa (nation building).

Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat bukanlah


upaya yang mudah karena akan berhadapan dengan masalah yang

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 29


harus dipahami dan diantisipasi oleh penyelenggaran negara.
Tjokroamidjoyo dan Mustopawijaya (1986:73-90) telah
menganalisis dan menegaskan adanya masalah pokok pembangunan
di Indonesia yakni sebagai berikut :
(1) Masalah penduduk
(2) Pengelolaan sumber-sumber alam
(3) Pertumbuhan ekonomi dan pembiayaan pembangunan
(4) Perkembangan ekonomi dan masalah pemerataan
(5) Masalah institusional
(6) Masalah ekologi internasional

Mencermati beberapa masalah tersebut di atas, tanggung jawab


administrasi (dalam hal ini penyelenggara negara atau
pemerintahan), memerlukan kehati-hatian dan perhitungan yang
matang terhadap rincian masalah demi masalah yang dihadapi.
Masalah penduduk misalnya, bonus demografi di mana usia
angkatan kerja produktif tersedia lebih banyak, akan bernilai positif
bagi negara dan bangsa apabila dapat dimanfaatkan melalui
ketersediaan lapangan kerjanya, sehingga investasi (dengan
mendatangkan investor) sebesar-besarnya harus menjadi prioritas,
berbagai kebijakan khususnya regulasi sedemikian rupa harus
mendukungnya.

Berbagai pendekatan dalam melaksanakan pembangunan yang


kontekstual sesuai dengan perkembangan global saat ini harus
dilakukan melalui pencermatan bebarapa hal semisal berkaitan
dengan ; ekologi, kualitas SDM, prioritas dan mencakup kebutuhan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 30


dasar, pemerataan dan pertumbuhan dan mengurangi
ketergantungan ekspor. Pada konteks perubahan global ini,
pelaksanaan pembangunan nasional semakin dituntut ketepatan
sasaran-sasaran strategis yang harus direncanakan sebelumnya,
percepatan dan profesionalisme pelaku atau administratornya. Para
pelaksana kebijakan dalam konteks implementasi administrasi
pembangunan harus mengedepankan kemampuan profesionalnya
sehingga dapat mengarahkan dan mewujudkan masyarakat industri
yang maju dan mandiri, mampu memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi termasuk dalam bidang informasi
telekomukasi untuk menjalin Kerjasama konstruktif tidak saja dalam
bingkai regional-nasional tetapi internasional. Profesionalisme
aparat (ASN) dituntut untuk mampu merumuskan dan
mengimplementasi kebijakan yang berorientasikan hasil serta dapat
mengatasi masalah sehingga pada akhirnya memberikan manfaat
bagi kemajuan bangsa dan negara. Hal ini karena melalui kebijakan-
kebijakan yang menghasilkan nilai-nilai positiflah, akan menjadi
cermin kemajuan tersebut.

G. PELAYANAN PUBLIK BENTUK TANGGUNG JAWAB


ADMINISTRASI PUBLIK

Penetrasi kegiatan administrasi publik berorientasi pada hal-hal yang


dilakukan oleh birokrasi pemerintahan terutama berkaitan dengan
persoalan-persoalan masyarakat antara lain dalam konteks
pelayanan publik. Frederikson (1999) sebagaimana dikutip Mulyadi,

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 31


Gedeona dan Afandi (2016:7-8) mengemukakan bahwa administrasi
publik harus memasukan aspek atau nilai pemerataan (equity) dan
keadilan sosial (social equity) ke dalam konsep birokrasi pemerintah
sehingga praktek administrasi publik tidak dapat netral tetapi harus
berpihak pada masyarakat agar perhatian terhadap pelayanan publik
lebih optimal.

Pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan publik
yaitu jenis pelayanan yang dilakukan oleh unit pelayanan berupa
kegiatan pencatatan, pengabilan keputusan, dokumentasi dan
kegiatan tata usaha lainnya secara keseluruhan menghasilkan produk
akhir berupa dokumen, seperti sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi,
keterangan tertulis dan sebagainya.

Pada konteks otonomi daerah, pelayanan publik merupakan salah


satu variable yang menjadi ukuran keberhasilannya. Apabila
pelayanan publiknya baik, berkualitas dan memuaskan masyarakat,
maka dapat dikatakan pelaksanaan otonomi daerahnya baik atau
berhasil. Isu pelayanan publik selain memang menjadi tugas pokok
pemerintah/pemerintahan, juga didorong oleh adanya perubahan
pola piker ilmu administrasi publik termasuk di dalamnya perubahan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 32


global di mana era New Public Service (NPS) sebagai paradigma
terbaru administrasi publik.

Mengenai pelayanan publik sebagai salah satu bentuk tanggung


jawab administrasi publik, Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada
tahun 2003 telah membuat beberapa kriteria yang baik dapat dilihat
dari indikator-indikatornya, antara lain meliputi prosedur, kejelasan
dan kepastian, keamanan, keterbukaan, efisiensi, ekonokis, keadilan
yang merata, ketepatan waktu dan kriteria kuantitatif. Masing-
masing kriteria, penjelasan singkatnya sebagai berikut :
(1) Kesederhanaan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan
secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah
dipahamidan mudah dilaksanakan oleh masyarakat yang
meminta pelayanan. Saat ini untuk lbanyak layanan perizinan
tertentu, telah dilkakukan secara online.
(2) Kejelasan dan kepastian, artinya adanya kejelasan dan kepastian
mengenai : prosedur/tata cara pelayanan, persyaratan
pelayanan, baik persyaratan teknis maupun adminsitratif, unit
kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
dalam memberikan pelayanan, rincian biaya/tarif pelayanan
dan tata cara pembayarannya dan jadwal waktu penyelesaian
pelayanan.
(3) Keamanan, ini mengeandung arti proses hasil pelayanan dapat
memberikan keamanan, kenyamanan, dan kepastian hukum
bagi masyarakat.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 33


(4) Keterbukaan, artinya segala yang berkaitan atau berhubungan
dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka
agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat baik
diminta maupun tidak diminta.
(5) Efisiensi, ; (a) persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal
yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan
dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan
dengan produk pelayanan, (b) dicegah adanya pengulangan
pemenuhan persyaratan, dalam hal proses pelayanan
masyarakat yang bersangkutan mempersyaratkan adanyua
kelengkapan persyaratan dari satuan kerja/instansi pemerintah
lain yang terkait.
(6) Ekonomis, ini mengandung arti pengenaan biaya pelayanan
harus ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan : (a) nilai
barang dan jasa pelayanan masyarakat dan tidak menuntut
biaya yang terlalu tinggi di luar kewajaran, (b) kondisi dan
kemampuan masyarakat untuk membayar, (c) ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
(7) Keadilan yang merata, mencakup/jangkauan pelayanan harus
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata
dan diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat.
(8) Ketepatan waktu, ini berarti pelaksanaan pelayanan
masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
(9) Kriterian kuantitatif, antara lain meliputi ; (a) jumlah warga
/ masyarakat yang meminta pelayanan (per hari, per bulan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 34


atau per tahun), perbandingan periode pertama dengan
periode berikutnya menunjukkan adanya peningkatan atau
tidak, (b) lamanya waktu pemberian pelayanan masyarakat
sesuai dengan permintaan (dihitung secara rata-rata), (c)
penggunaan perangkat-perangka modern untuk
mempercepat dan mempermudah pelayanan kepada
masyarakat, (d) frekuensi keluhan dan atau pujian dari
masyarakat penerima pelayanan terhadp pelayanan yang
diberikan oleh unit kerja/kantor pelayanan yang
bersangkutan.

Berjalan-tidaknya opeasionalisasi dari kriteria pelayanan tersebut,


sangat tergantung kepada SDM yang melakukan pelayanan dan
institusi penyelenggaranya, serta sejauhmana masyarakat
berpartisipasi dalam melakukan pemantauan, pengawasan atas
layanan yang diterimanya baik secara langsung maupun melalui
aplikasi khusus yang disediakan pemerintah. Institusi lainnya yang
paling relevan melakukan pengawasan sekaligus penilaian layanan
publik adalah Ombudsman yang sudah terbentuk kelembagaannya
baik di tingkat nasional maupun Provinsi.

Terlepas dari adanya pemantauan,pengawasan maupun penilaian


oleh masyarakat, organisasi atau satuan kerja penyelenggara
pelayanan wajib membuat mekanisme pengelolaan pengaduan,
antara lain misalnya pengaduan via SMS, WA, Instagram,Website
dan sejenisnya, portal pengaduan khusus, penyediaan kotak
saran/pengaduan tentu dengan terlebih dahulu membuat prosedur

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 35


pengelolaan pengaduan. Kegiatan lain yang juga harus dilakukan
oleh satuan kerja penyelenggara pelayanan adalah Survey Kepuasan
Masyarakat (SKM) yang dalam pelaksanaannya dapat bekerja sama
dengan pihak ke-3 antara lain dengan Perguruan Tinggi.

Tujuan utama yang ingin dicapai dengan melakukan SKM ini antara
lain menemukenali hal-hal bernilai negatif sebagai koreksi untuk
perbaikan yang disampaikan masyarakat sebagai pengguna layanan
dan menjadi rujukan penyelenggaran layanan. Koreksi, keluhan,
masukan dan lainnya tersebut harus menjadi bahan kebijakan dan
operasionalisainya sehingga organisasi penyelenggaan atau satuan
kerja yang menyelenggarakan layanan dapat melaksanakan tugas-
tugasnya dengan optimal, masyarakat penerima pengguna dan atau
penerima manfaat layanan merasa puas.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 36


BAGIAN 3
DAMPAK POSITIF TRANSFORMASI DIGITAL PADA
ADMINISTRASI PUBLIK

A. PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di


era revolusi industri 4.0, dan society 5.0 menjadi tantangan sekaligus
peluang bagi setiap organisasi termasuk organisasi sektor publik
untuk memanfaatkannya sebagai salah satu elemen dalam
mempercepat proses produksi dan layanan bagi konsusmen dan
masyarakat. Penggunaan aplikasi layanan berbasis teknologi digital
diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan kualitas
pelayanan publik serta mempermudah dan mempercepat
penyelesaian pekerjaan dalam organisasi. Perkembangan dalam
bidang teknologi informasi sangat cepat dan berubah secara
eksponensial. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah
mengubah pola hidup masyarakat dalam memanfaatkan fungsi
teknologi di dalam organisasi, cara kerja dan cara berpikir.
Penggunaan layanan digital dapat memberikan banyak kemudahan
dalam memberikan pelayanan dengan murah dan cepat pada
masyarakat.

Pelayanan publik adalah pemberian hak dasar kepada warga negara


atau masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan, tidak hanya

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 37


menyelesaikan persoalan apa yang sedang dialami masyarakatnya,
tetapi seluruh komponen dan aspek pelayanan memberikan implikasi
terhadap pelayanan yang diberikan, yaitu: sikap, pikiran, hati,
perilaku, tutur kata maupun jiwa merupakan eksistensi dari
pemenuhan terhadap pelayanan terhadap masyarakat. Karena itu,
pelayanan publik berkaitan dengan solusi dalam menyelesaikan
kepentingan dan persoalan-persoalan masyarakat, sehingga, waktu
pelayanan yang singkat dan memberikan kepuasan kepada
masyrakat menjadi prioritas dan penting. Pemenuhan hak-hak
masyarakat merupakan tujuan dari fungsi pelayanan publik yang
perlu terus ditingkatkan baik dari kualitas maupun kuantitas. Guna
mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat dan upaya untuk
mengantisipasi perubahan yang cepat maka organisasi pemerintah
sebagai penyelenggara pelayanan publik secara intensif melakukan
transformasi dan inovasi pelayanan publik menuju digitalisasi
layanan dengan menerapkan e-Government (electronic
government). Penggunaan e-Government merupakan salah satu
upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan publik
secara efektif dan efisian.

Transformasi digital secara luas dianggap sebagai pendorong


perubahan dalam semua konteks, terutama dalam konteks bisnis dan
pemerintahan, dan mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia
melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi. Teknologi digital
telah mengubah sektor publik dengan memengaruhi aplikasi, proses,
budaya, struktur, dan tanggung jawab serta tugas aparatur sipil

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 38


negara (ASN) dalam memberikan layanan yang berkualitas pada
masyarakat. Karena itu, adopsi dan implementasi layanan berbasis
digitalisasi mutlak diperlukan pada semua lini organisasi sektor
publik. Penggunaan teknologi digitalisasi dalam pelayanan publik
juga akan membantu para pemimpin sektor pemerintahan (public
sectors) dalam pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah,
dan penyediaan pelayanan pada masyarakat yang lebih cepat,
efektif, efisen, berkualitas, dan berkeadilan.

Tujuan dari pelayanan publik pada dasarnya adalah untuk


memuaskan kebutuhan masyarakat dan memberikan solusi-solusi
terhadap persoalan masyarakat. Oleh karena itu, dalam
menyelenggrakan pelayanan publik, perlu memperhatikan beberapa
hal berikut:
1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan
dapat di akses oleh semua pihak yang membutuhkan dan
disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayan yang dapat dipertanggungjawabkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap
berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 39


5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan
diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama,
golongan, status sosial dan lain-lain, dan
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima
pelayanan publik.

B. TRANSFORMASI DIGITAL

Secara sederhana digitalisasi adalah proses perubahan yang terjadi


pada teknologi yang bersifat analog ke teknologi bersifat digital.
Digitalisasi secara teknis merupakan representasi dari sinyal-sinyal,
gambar, suara dan benda-benda dengan menghasilkan serangkaian
angka yang dinyatakan sebagai nilai diskret. Transformasi digital
merupakan proses perubahan menyeluruh dalam menciptakan nilai
dengan berbagai teknologi yang berpusat pada digitalisasi.
Transformasi digital merupakan kemampuan baru secara
fundamental yang diciptakan dalam bisnis, pemerintahan publik,
dan dalam kehidupan masyarakat”. Karena itu, transfromasi digital
adalah kemampuan baru yang diciptakan secara holistik dan
komprehensif yang memungkinkan adanya perubahan budaya,
organisasi, hubungan ataupun model administrasi yang bertujuan
untuk mempermudah pelayanan pada masyarakat.

Transformasi digital adalah konsekuensi dari era Revolusi Industri


4.0, dimana ekosistem bisnis yang telah ada menjadi ekosistem baru
yang lebih inovatif, kompleks serta dinamis. Digitalisasi pada

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 40


dasarnya telah mengubah ciri organisasi serta sifat persaingan.
Organisasi berbasis digital akan memiliki ketangkasan yang tinggi
untuk berkinerja, demikian juga dengan organisasi pembelajar
(learning organization) bisa mencakup pengetahun dan keterampilan
yang luas. Transformasi digital mengacu pada proses dan strategi
menggunakan teknologi digital untuk mengubah cara bisnis
beroperasi dan melayani pelanggan. Oleh karena itu, setiap
organisasi terlepas dari ukuran atau industrinya akan semakin
bergantung pada data dan teknologi untuk beroperasi lebih efisien
dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, dan meningkatkan
nilai organisasi.

Implementasi digitalisasi pelayanan publik lebih dioptimalisasikan


sejak adanya era revolusi industri 4.0, dimana seluruh tatanan
pemerintahan maupun swasta memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi sebagai solusi dalam meningkatkan kualitas pelayanan
publik. Digitalisasi pelayanan publik diarahkan guna merevolusi
desain pelayanan publik lama, dengan sistem manual, untuk dapat
beralih ke sistem baru yang digital. Digitalisasi pelayanan publik
merupakan pelayanan yang cepat, tepat dan mudah dijangkau oleh
seluruh masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam pelayanan
publik, sehingga menjadikan pelayanan publik yang lebih efektif dan
efisien. Selain itu, penerapan digitalisasi administrasi publik memberi
kesempatan bagi pemerintah untuk berinovasi dan kembali
mendapatkan kepercayaan dari masyarakat (public trust) terhadap

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 41


pemerintah, serta meningkatkan performa kualitas pelayanan public
secara berkelanjutan

C. DAMPAK DIGITALISASI PADA SEKTOR PUBLIK

Implementasi digital layanan (e-Government) dalam tata kelola


sektor publik akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi
organisasi dan masyarakat. Digitalisasi akan memudahkan serta
mempercepat dalam proses layanan publik maupun pengambilan
keputusan. Digitalisasi dalam pelayanan publik dapat memberikan
beberapa manfaat, yakni:
1. Terciptanya pemerintahan yang lebih baik karena proses
pelayanan yang lebih transparan, terjadi kontrol masyarakat yang
lebih kuat, dan pengawasan yang lebih tepat waktu.
2. Berkurangnya praktik-praktik korupsi, karena komputer tidak
memiliki sifat bawaan yang mengarah pada perilaku korup, segala
sesuatu yang terjadi pada sistem komputer hanya bila memang
secara sengaja dan sistematis dirancang untuk melakukannya.
3. Tata hubungan yang lebih ramping untuk terlaksananya
pelayanan pemerintahan yang lebih baik, baik hubungan antara
pemerintah dengan masyarakat (government to citizens),
pemerintah dengan dunia usaha (government to business),
ataupun hubungan antar lembaga pemerintahan (government to
government).

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 42


4. Peningkatan efisiensi pemerintahan di semua proses, untuk
menghindari pemborosan belanja sektor publik atau inefisiensi
dalam berbagai proses.
5. Terciptanya efisiensi dalam skala ruang dan waktu.
6. Struktur dan organisasi informasi yang tersistematisasi; dan
7. Peningkatan manajemen sumber daya baik dari sisi peningkatan
bidang kendali maupun sumber daya organisasinya sendiri.

Selain itu, terdapat tiga dimensi dalam melihat manfaat dari


penerapan digitaliasi layanan melalui aplikasi e-government, yaitu:
1. Dimensi ekonomi. manfaat dari e-government diantaranya
mengurangi biaya transaksi untuk kapasitas yang lebih baik
dengan target pelayanan, peningkatan cakupan dan kualitas
penyampaian pelayanan, meningkatkan kapasitas respon dalam
mengatasi permasalahan isu-isu kemiskinan dan meningkatkan
pendapatan.
2. Dimensi sosial, manfaat e-government cukup beragam mulai dari
penciptaan lapangan kerja, peningkatan sistem pendidikan dan
kesehatan, penargetan yang lebih baik atas pelayanan
pemerintah, peningkatan kapasitas dalam penyediaan
keselamatan dan keamanan. Pada banyak kasus manfaat-manfaat
ini dapat dievaluasi dalam istilah-istilah politik dan dapat
dikuantifikasi dalam istilah keuangan; dan
3. Dimensi pemerintahan, manfaat e-government dapat
meningkatkan tercapainya good governance dalam hal
peningkatan keterbukaan, transparansi, akuntabel atau

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 43


demokratis dibandingkan pemerintahan yang konvensional. E-
government juga dapat meningkatkan partisipasi masyarakat
sehingga dapat mengokohkan sistem demokrasi yang ada.

Selanjutnya, pentingnya transformasi digital dalam bentuk e-


government, dapat memberikan manfaat bagi pelayanan publik,
yakni:
1. Pelayanan jasa lebih baik kepada masyarakat. Informasi
disediakan dalam 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa
harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari dari
kantor, rumah, tanpa harus secara sengaja datang ke kantor
pemerintah selama terdapat jaringan internet.
2. Peningkatan hubungan antar pemerintah, pelaku bisnis, dan
masyarakat sipil. Adanya keterbukaan diharapkan dapat merubah
hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik, karena
keterbukaan ini diharapkan dapat menghilangkan rasa curiga dan
kekesalan dari semua pihak terhadap pemerintah.
3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi mudah diperoleh.
Contohnya data tentang sekolah dapat ditampilkan secara online
dan digunakan oleh orang tua sebagai referensi untuk memilih
sekolah untuk anaknya. Contoh lainnya adalah profil suatu
daerah yang ditampilkan secara online dengan berbagai
keunggulannya dan kebutuhannya dapat memberikan peluang
bisnis bagi masyarakat daerah lain tanpa harus mendatangi daerah
yang bersangkutan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 44


4. Pelaksanaan tata Kelola pemerintahan lebih efisien. Misalnya
sosialisasi berbagai produk pemerintah kabupaten kepada seluruh
aparatur akan lebih murah manakala dilakukan secara online.
Instruksi-instruksi bupati dapat lebih cepat dan lebih murah ketika
disampaikan melalui internet ketimbang harus mengumpulkan
seluruh aparat pemerintag kabupaten (terutama camat dan kepala
desa); dan
5. Bagi pemerintah, pembuatan surat-surat dan dokumen penting
akan lebih mudah dan cepat. Pelaksanaan pemerintahan menjadi
lebih efisien dan pelacakan data dan informasi dapat lebih mudah
dilaksanakan.

D. FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN


TRANSFORMASI DIGITAL

Keberhasilan dalam mengimplementasi e-Government tidak lepas


dari betapa pentingnya perannya seorang pemimpin. Transformasi
digital di sektor pemerintahan dapat terwujud jika ada keinginan
yang besar dari pimpinan organisasi untuk melaksanaknnya. Ada
beberapa komponen penting yang harus diperhatikan untuk
mewujudkan keberhasilan e-Government dalam suatu organisasi
yaitu: Kepemimpinan yang kuat, visi dan misi organisasi, komitmen
organisasi, sasaran, tujuan, dan strategi yang jelas, dan motivasi dari
semua elemen organisasi. Menurut hasil kajian dari Harvard JFK
School of Government, untuk menerapkan konsep-konsep digitalisasi
pada sektor publik, terdapat tiga elemen kunci yang harus dimiliki

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 45


dan diperhatikan sungguh-sungguh oleh setiap pimpinan organisasi
yaitu:
(1) Support, tanpa adanya unsur political will ini, mustahil berbagai
inisiatif pembangunan dan pengembangan e-government dapat
berjalan mulus. Hal ini dikarenakan budaya birokrasi cenderung
bekerja berdasarkan model manajemen top down, maka jelas
dukungan implementasi program e-government yang efektif
harus dimulai dari pimpinan pemerintahan yang berada pada
level tertinggi. Dukungan yang diharapkan adalah dalam bentuk
hal-hal sebagai berikut:
1. Disepakatinya kerangka e-government sebagai salah satu kunci
sukses negara atau pemerintah daerah dalam mencapai visi
dan misi bangsa atau daerahnya sehingga harus diperhatikan
prioritas tinggi sebagaimana kunci-kunci sukses lain yang
diperlukan.
2. Dialokasikannya sejumlah sumber daya yang meliputi sumber
daya manusia, finansial, tenaga, waktu, informasi dan sumber
daya alinnya pada setiap tataran pemerintahan untuk
membangun konsep ini dengan semangat lintas sektoral.
3. Dibangunnya berbagai infrastruktur dan superstruktur
pendukung pencipta lingkungan kondusif untuk
mengembangkan e-government seperti adanya regulasi yang
jelas.
4. Disosialisasikannya konsep e-government secara merata,
kontinyu, konsisten dan menyeluruh kepada seluruh kalangan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 46


birokrat secara khusus dan masyarakat secara umum melalui
berbagai cara kampanye yang simpatik.

(2) Capacity, yakni adanya unsur kemampuan atau kapasitas dari


organisasi pemerintah daerah dalam mewujudkan impian e-
Government terkait untuk menjadi kenyataan. Ada tiga hal
minimum yang harus dimiliki oleh pemerintah sehubungan
dengan elemen ini yaitu:
1. Ketersediaan sumber daya yang cukup untuk melaksanakan
berbagai inisiatif egovernment, terutama yang berkaitan
dengan sumber daya finansial.
2. Ketersediaan infrastruktur teknologi informasi yang memadai
karena fasilitas ini merupakan 50 persen dari kunci
keberhasilan penerapan konsep dari e-government
3. Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
dan keahlian yang dibutuhkan agar penerapan egovernment
dapat sesuai dengan asas manfaat yang diharapkan.

(3) Value. elemen pertama dan kedua merupakan dua aspek yang
dilihat dari sisi pemerintah selaku pihak pemberi jasa. Berbagai
inisiatif e-government tidak akan berguna jika tidak ada pihak
yang merasa diuntungkan dengan adanya implementasi konsep
tersebut dan dalam hal ini, yang menentukan besar tidaknya
manfaat yang diperoleh dengan adanya e-government bukanlah
kalangan dari pemerintah itu sendiri, melainkan dari unsur
masyarakat dan mereka yang berkepentingan. Oleh karena itu,
pemerintah harus benar-benar teliti dalam memilih prioritas jenis

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 47


aplikasi e-government apa saja yang harus didahulukan
pembangunannya agar benar-benar memberikan manfaat atau
value yang secara signifikan dirasakan oleh masyarakatnya.

E. CONTOH APLIKASI E-GOVERNMENT

Saat ini aplikasi e-Government telah mengalami perkembangan yang


sangat pesat, dan telah digunakan secara luas oleh organisasi
pemerintah dalam tata kelola, dan pelayanan publik. Beberapa
contoh diantaranya sebagai berikut:
1. e-SATRiA (Electronic Self Assesment Tax Reporting Apps), yaitu
aplikasi pelaporan pajak online untuk Wajib Pajak Self Assesment,
dimana Wajib Pajak dapat melaporkan pajaknya tanpa harus
datang ke kantor pajak daerah. Cukup mengakses aplikasi,
melakukan login, melaporkan pajaknya untuk kemudian
mendapatkan nomor bayar, melakukan pembayaran dan proses
selesai.

2. GAMPIL (Gadget Aplication Mobile for Licence), yaitu aplikasi


pelayanan perizinan online berbasis mobile/smartphone,
merupakan komplemen dari HAYU bandung! Satu-satunya
aplikasi perizinan berbasis mobile/smartphone di Indonesia yang
memberi kemudahan dan membuat perizinan. Asumsi bahwa
smartphone dimiliki semua orang, sehingga memberi keadilan
pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. Pada saat
launching aplikasi ini 25 Februari 2016, dihadiri Menteri Koperasi,
karena bersamaan dengan penambahan dua layanan non

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 48


perizinan untuk pelaku usaha mikro dan kecil di Kota Bandung
untuk memulai usaha dengan mengajukan permohonan
TDUM/TDUK dengan empat syarat mudah: KTP dan Kartu
Keluarga Kota Bandung, Surat Pernyataan melakukan usaha, serta
foto ;lokasi usaha. Dengan tujuan memberikan pelayanan pada
masyarakat pengguna perizinan agar lebih mudah lagi
mendapatkan pelayanan perizinan. Aplikasi GAMPIL ini dapat
digunakan untuk keseluruhan permohonan perizinan.

3. LAYAD RAWAT, Program Layad Rawat dimaksudkan untuk


memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat prefentif,
promotif, maupun kuratif (pelayanan kesehatan dasar) bagi
kelompok masyarakat tersebut di wilayah binaan Puskesmas di
Kota Bandung. Kegiatan ini didukung dengan aplikasi IMPILO
berbasis online.

4. Aplikasi Moovit, merupakan suatu sistem yang terintegrasi dengan


GPS yang terpasang pada angkutan umum sehingga pengguna
dapat mengetahui lokasi angkutan umum yang akan digunakan.

5. Aplikasi BIMMA (Bandung Integrated Manpower Management


Application). Program ini bertujuan untuk mempermudah
penyampaian informasi ketenagakerjaan kepada masyarakat dan
pengguna tenaga kerja (perusahaan). Pembinaan dan
pengembangan produk ekspor melalui website
littlebandung.co.id. Program ini bertujuan untuk mempromosikan
dan melaksanakan misi dagang produk UKM Kota Bandung

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 49


dengan sasaran pengusaha Kota Bandung. Dengan adanya
program ini diharapkan pelaku usaha Kota Bandung terdaftar
pada buku Little Bandung.

6. SITARUNG. Aplikasi database perencanaan, penataan,


pemanfaatan ruang Kota Bandung, disajikan dalam format data
spasial/peta, sehingga dapat memberikan informasi yang mudah
dan bermanfaat bagi masyarakat, pengusaha, pemerintah dan
pihak lain yang berkepentingan dalam mencari informasi rencana
Kota Bandung.

7. Sistem satu data (SADA) dan launching logo Hari Dharma Karya
Dika tahun 2020 yang diresmikan langsung oleh Menteri Hukum
dan HAM. SADA merupakan suatu inovasi dari kemenkumham
dalam mewujudkan egovernance satu data di lingkungan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dimana semua data pada seluruh unit Eselon I terintegrasi
menjadi satu serta untuk mewujudkan Satu Data Indonesia.
Dalam SADA Kumham ini menghadirkan Dashboard Executive
yang dapat diakses oleh Pimpinan dimana menyajikan 267 data
statistik untuk mendapatkan data yang akurat dan mutakhir.
Selain itu dashboard dalam SADA Kumham ini juga dapat diakses
oleh seluruh ASN Kemenkumham dan Masyarakat. Hadirnya
SADA diharapkan semua data di Kemenkumham dapat
terintegrasi dan di akses oleh masyarakat.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 50


8. Mobile JKN. Setelah pandemi merambah seluruh dunia, BPJS
melakukan inovasi dalam pengembangan layanan publik dengan
nama CHIKA dan Pandawa. Program layanan CHIKA (Chat
Assitant JKN) merupakan pelayanan informasi melalui obrolan
robot atau tokoh virtual dengan kecerdasan buatan. Aplikasi
layanan ini dapat menirukan percakapan manusia melalui pesan
suara dan obrolan teks, dan dilanjutkan dengan kanal Pelayanan
Administrasi Melalui Whatsapp (Pandawa), layanan ini
beroperasi setiap hari Senin sampai dengan Jumat pada Pukul
08.00-15.00 waktu setempat. Selain BPJS kesehatan BPJS
ketenagakerjaan juga memiliki terobasan baru dalam
menghadapi situasi pandemi Covid-19, inovasi ini berupa
Layanan Tanpa Kontak Fisik (Lapak Asik), yang di sebut
BPJAMSOSTEK.. Selain itu, inovasi layanan lainnya yang disebut
dengan “one to many” dimana seorang customer service dapat
melayani 4-6 orang peserta BPJS Ketenagakerjaan dalam waktu
bersamaan.

9. Dukcapil Go Digital”. Dimana pada saat ini sudah ada 487 Dinas
Dukcapil yang bisa menyelenggarakan layanan online. Ini
merupakam transformasi awal dibidang administrasi
kependudukan dengan diterbitkannya kartu keluarga dan akta
kelahiran yang ditandatangani secara elektronik (TTE), sehingga
dapat dilakukan kapan pun dan dimana pun. Tidak hanya
mendorong penerapan Dukcapil Go Digital, Ketua Umum
Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) juga

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 51


meminta seluruh jajarannya terus berinovasi dan mencari hal
baru yang dapat diterapkan pada layanan administrasi
kependudukan.

Aplikasi-aplikasi ini merupakan sebagian kecil contoh dari penerapan


e-Government pada bidang administrasi publik. Kehadiran aplikasi
pelayanan publik berbasis elektronik merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk meningkatkan tata Kelola organisasi dan
pelayanan publik yang lebih baik, dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Pada konteks administrasi publik, kepuasan masyarakat
merupakan faktor utama yang harus diperhatikan oleh penyedia
layanan (provider), karena kepuasan masyarakat (user) akan
menentukan keberhasilan pemerintah dalam menyelenggarakan
pelayanan publik. Selain itu, keberhasilan mengimplementasi e-
government tidak lepas dari betapa pentingnya perannya seorang
pemimpin. Transformasi digital di sektor pemerintahan/ publik dapat
terwujud jika adanya keinginan, dan komitmen yang kuat oleh
pimpinan organisasi sektor publik untuk melaksanakan dan
mengembangkannya.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 52


BAGIAN 4
TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM
MENGADOPSI TRANSFORMASI DIGITAL

A. DEFINISI TRANSFORMASI DIGITAL

Pada era industri 5.0 yang mengedepankan revolusi atau perubahan


pada sektor sumber daya manusia, menuntut manusia untuk bekerja
dan hidup berdampingan dengan teknologi yang semakin canggih
dan berkembang secara berkesinambungan. Pesatnya teknologi di
berbagai belahan dunia, berdampak pada pola kehidupan
masyarakat serta tata kelola administrasi publik di Indonesia.
Sehingga, pelaku administrasi publik mau tidak mau mengikuti
perkembangan teknologi yang dinamis. Dikatakan (Panggabean
2018) bahwa perubahan serta perkembangan teknologi yang pesat,
memaksa swasta untuk beradaptasi dengan cepat dan efektif, yakni
salah satunya melaksanakan transformasi digital. Transformasi ini
terjadi sebagai konsekuensi terjadinya revolusi industri 4.0 yaitu
utilisasi teknologi komputer yang menimbulkan perubahan besar
terhadap cara manusia memproduksi barang dan cara kehidupan
manusia.

Transformasi digital dapat dimaknai sebagai proses yang luar biasa


dimana proses tersebut mengikutsertakan sumber daya yang dimiliki
termasuk memanfaatkan teknologi digital yang ada saat itu untuk
menghasilkan luaran dari organisasi untuk memberikan pengalaman

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 53


baru. Pengalaman tersebut bisa berwujud sebagai sebuah nilai baru
yang diterima konsumen, contohnya kemudahan dalam bertransaksi,
belanja, komunikasi dan lain sebagainya.(Hadiono and Noor Santi
2020) Sumber lain mengatakan (Panggabean 2018) bahwa
transformasi digital merupakan proses dengan menerapkan teknologi
digital dalam rangka mengubah proses yang eksisting sehingga
menemukan hal atau cara baru. Transformasi digital (Darwin 2021)
adalah perubahan pola kerja di berbagai sektor kehidupan dengan
menggunakan teknologi digital, bukan teknologi manual.

Transformasi digital juga didefinisikan (Ekoji 2021) sebagai suatu


perubahan ke masa mendatang (irreversible change) didasari
pemanfaatan teknologi informasi sehingga memberikan makna,
manfaat, value signifikan bagi organisasi/perusahaan. Teknologi-
teknologi terbaru yang ditemukan oleh para pakar tidak dapat
dicegah, dihambat, dihindarkan bahkan dengan peraturan
pemerintah karena sekarang sudah era disrupsi/disruption, yang
artinya mengganggu. Pendidikan, yang erat dengan IoT, berlangsung
di semua bidang kehidupan, termasuk di bidang Pariwisata, kuliner,
keuangan, kesehatan, pertanian, bisnis retail, tidak ada yang bisa
menghindarkan diri dari fenomena global ini.

Beberapa alasan kenapa perlu dilakukan transformasi:


1. Bisnis semakin berkembang secara dinamis. Terjadi banyak
disrupsi di tempat kita berada, banyak perubahan.
2. Tuntutan dari pelanggan atau customer sesuai dengan
perkembangan zaman;

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 54


3. Ada kompetitor yang memberikan layanan yang lebih baik,
sehingga hal ini memaksa organisasi untuk melakukan hal yang
sama.
4. Adanya kebutuhan baru akan produk atau layanan baru. Misal:
pada saat pandemi, timbul masalah baru dan melahirkan tuntutan
baru dari berbagai pihak.

Dampak buruk dari tidak dilakukannya transformasi digital saat ini


antara lain: kehilangan pelanggan, kehilangan peluang atau
kesempatan baik untuk memanfaatkan momentum karena terjadi
perubahan di sekitar kita, dikalahkan saingan/kompetitor dari
industri sejenis yang menyediakan jasa/layanan produk yang lebih
kompetitif.

Dunia mengenal fenomena yang saat ini terjadi dengan sebutan


VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Kondisi di
sekitar kita mengalami perubahan besar, dan satu-satunya cara
supaya organisasi tetap bisa survive adalah dengan menyesuaikan diri
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang berubah-ubah
secara dinamis dan cepat.

Bagaimana transformasi digital di Indonesia? Indonesia sedang


bergerak dan beberapa sektor sudah berbasis digital. Namun,
Indonesia belum menjadi yang terdepan dalam persaingan global,
dalam pengembangan teknologi digital.

IMD World Digital Competitiveness Ranking (WDCR), mengukur


kapasitas dan kesiapan 63 negara di dunia dalam mengadopsi dan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 55


mengeksplor teknologi digital sebagai pendorong organisasi publik,
organisasi swasta dan masyarakat. Kita bisa melihat posisi Indonesia
diantara negara-negara lain kaitannya dengan digitalisasi, sebagai
berikut:

Gambar 4.1
Digital Competitiveness ranking 2020 and 2021
Sumber: IMD World Digital Competitiveness Ranking 2021

Gambar 4.2
Competitiveness & Digital Rankings of Indonesia Tahun 2021
Sumber: IMD World Digital Competitiveness Ranking 2021

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 56


Gambar 4.1 memperlihatkan bahwa di tahun 2023 Indonesia berada
di urutan ke-53 dari 64 negara dengan poin 50.146, naik 3 posisi
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 2019 dan 2020, itu artinya
Indonesia mengalami kemajuan atau peningkatan dari faktor-faktor
atau indikator yang ditentukan dalam penentuan competitiveness
ranking ini. Kemudian gambar 4.3 juga menunjukkan bahwa
movement Indonesia itu berjalan fluktuatif, menurun tajam di tahun
2018, kemudian mulai naik kembali hingga tahun 2021. Semoga
menjadi awal yang baik bagi Indonesia dalam mengembangkan
digital dalam segala lini kehidupan.

Gambar 4.3
Performance of Indonesia Tahun 2021
Sumber: IMD World Digital Competitiveness Ranking 2021

Keseluruhan performance di atas dilihat dari 3 faktor yaitu


knowledge, technology dan future readiness yang dibreakdown ke
dalam 9 sub-faktor yaitu talent, training & education, scientific

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 57


concentration, regulatory framework, capital, technology
framework, adaptive attitudes, business agility, dan IT integration.
Faktor terendah Indonesia yaitu knowledge, sedangkan sub-faktor
terendah yaitu pada Training & Education. IT integration, adaptive
attitudes, technological framework, dan Regulatory framework.
Sedangkan faktor dan subfaktor lain berada di atas 50. Dalam
kaitannya dengan digitalisasi, Indonesia masih jauh berada di bawah
negara-negara maju seperti USA, Hongkong, Sweden, Denmark, dan
Singapore yang berturut-turut ada di posisi teratas atau negara paling
kompetitif secara digital. Dan posisi Indonesia cukup
memprihatinkan, karena hanya berjarak 11 posisi saja dari negara
terendah yaitu Venezuela.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 58


Gambar 4.4
Technology and Future Readiness of Indonesia Tahun 2021
Sumber: IMD World Digital Competitiveness Ranking 2021

Dari ke-3 faktor di atas, dapat terlihat apa yang menjadi kekuatan
dan kelemahan dari digitalisasi di Indonesia, yaitu:
1) Kekuatan/strengths

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 59


a. Higher education achievement pada subfaktor training &
education
b. Internet users dan internet bandwidth speed pada subfaktor
technological framework
c. Software piracy pada subfaktor IT integration

2) Kelemahan/weaknesses
a. R&D productivity by publication dan female researchers pada
subfaktor scientific concentration
b. Investment in telecommunications pada subfaktor capital
c. Attitudes toward globalization pada subfaktor adaptive
attitudes
d. Entrepreneurial fear of failure pada subfaktor business agility

Selain dari kekuatan dan kelemahan yang disebutkan di atas, tentu


ada peluang dan tantangan tersendiri dalam mengembangkan digital
di Indonesia. Namun demikian, penulis hanya akan berfokus pada
tantangan serta hambatan yang dihadapi oleh penyelenggara
administrasi publik dalam menerapkan transformasi digital hingga
saat ini, yang diuraikan di bawah ini:

B. TANTANGAN DALAM MENGADOPSI TRANSFORMASI


DIGITAL

Organisasi publik dalam mengembangkan transformasi digital tentu


memiliki beberapa tantangan yang datangnya dari eksternal
organisasi publik, antara lain:

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 60


1) Membutuhkan porsi anggaran yang besar
Untuk mengaplikasikan transformasi digital di berbagai lini
pemerintahan, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Sebab
peralatan untuk mengembangkan digitalisasi juga harganya masih
tergolong mahal dan tidak murah. Selain itu, perlu alokasi
anggaran untuk maintenance secara berkelanjutan. Dan terkadang
kegiatan tersebut tidak dilaksanakan secara rutin, sehingga
digitalisasi itu tidak bisa bertahan lama, hanya sekedar formalitas
atau euphoria sesaat.

2) Organisasi swasta lebih unggul daripada organisasi publik


Organisasi swasta lebih cepat dalam melaksanakan digitalisasi
sebab swasta mengedepankan profit dan kepuasan konsumen
terhadap pelayanan atau produk yang dihasilkan. Dan mereka
berkompetisi dengan perusahaan lain dan kompetitornya banyak.
Hal tersebut yang menjadi alasan swasta lebih gesit dalam mencari
hal-hal baru yang dapat membuat dia lebih unggul dibandingkan
yang lain. Sedangkan organisasi publik memang tidak memiliki
kompetitor, sehingga pergerakan lebih santai, jiwa
berkompetisinya rendah dan semangat untuk berinovasi jauh
berada di bawah swasta.

Namun demikian, organisasi publik saat ini mulai menunjukkan


keseriusannya dalam mengembangkan digitalisasi terlebih ketika
wabah covid-19 melanda di tahun 2020 yang memaksa
penyelenggara publik memberikan pelayanan berbasis IT yang

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 61


tidak mempertemukan pemerintah dengan masyarakat secara face
to face.

3) Terjadinya cybercrime atau kejahatan berkaitan dengan internet


atau komputer
Dalam melaksanakan kegiatan berbasis digital, salah satu hal yang
perlu diantisipasi adalah terjadinya pencurian data ataupun
informasi penting yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, biasa disebut sebagai hacker. Beberapa kali
isu ini merebak di Indonesia, terkait pengambilan data-data
penting nasabah suatu bank ternama, Selain itu, bisa saja ada virus-
virus tertentu yang dapat merusak bahkan menghilangkan data-
data penting pada suatu organisasi atau perseorangan. Dikatakan
(Arifah 2011) bahwa cybercrime termasuk ke dalam kategori
borderless cryme (kejahatan tanpa batasan ruang dan waktu),
sehingga untuk memberantas kejahatan seperti ini perlu langkah-
langkah yang komprehensif, terintegrasi dan berkesinambungan
dari semua pihak.

4) Peningkatan perilaku konsumtif masyarakat


Perubahan pola kehidupan yang terjadi di lingkungan masyarakat
akibat adanya digitalisasi, contohnya adalah pola konsumtif
secara signifikan. Masyarakat akan lebih konsumtif dalam
kehidupannya sebab semua sudah berbasis digital, yang tentunya
akan memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan kondisi
tersebut. Seperti penggunaan internet of things (IoT) yang tidak
bisa lepas dari manusia saat ini. Orang sudah ketergantungan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 62


dengan internet sebab dapat mendukung pekerjaan, sekolah dan
kehidupannya. Padahal pemanfaatan IoT itu sendiri dapat
menimbulkan dampak negatif jika digunakan secara berlebihan
atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, dikonsumsi setiap
hari oleh anak di usia dini yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak, serta kesehatannya. Tak jarang
anak yang diijinkan untuk memegang handphone tanpa dibatasi,
dapat memicu depresi, tantrum, kesehatan mata dan mengganggu
pola tidur anak.

Selain itu, saat ini di marketplace disediakan fitur seperti paylater,


dan fitur sejenis yang memberikan keleluasaan kepada customer
untuk membeli barang-barang tertentu dengan pembayaran di
akhir disertai sistem bunga. Hal ini berpeluang besar memicu anak
muda untuk berhutang. Kegiatan tersebut tentu tidak baik jika
dilakukan secara terus menerus.

5) Kegiatan import meningkat


Import disini yakni terhadap alat-alat teknologi informasi yang
dipakai masyarakat untuk menunjang kualitas hidupnya. Seperti
televisi, kulkas, handphone, alat-alat elektronik lain yang
notabene diproduksi negara lain, dan Indonesia belum mampu
memproduksi sendiri. Digitalisasi memicu demand/permintaan
atau market digital yang tinggi khususnya terhadap alat-alat
elektronik. Pada akhirnya akan meningkatkan kegiatan import
secara massive, karena pergerakan elektronik itu sangat cepat dan
dinamis.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 63


6) Meningkatkan kegiatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Sumber Daya Manusia sebagai salah satu aset atau sumber daya
terbesar dalam organisasi, mulai terlihat pergeseran posisinya oleh
teknologi. Terlihat di negara-negara maju atau beberapa negara
berkembang, sudah ada yang menggeser posisi waitress dengan
robot yang bertugas melayani pelanggan, proses operasi yang
dilakukan oleh mesin atau robot, bahkan di Jepang, peran
seorang istri dapat tergantikan oleh robot (khususnya bagi seorang
workaholic). Di Indonesia bisa dilihat pada mesin-mesin yang
berdiri di pintu masuk dan keluar tol yang dahulunya dikerjakan
oleh petugas bina marga.

Pesatnya teknologi tersebut menekan andil atau sebagian peran


manusia, sehingga lama kelamaan manusia akan kehilangan
pekerjaannya khususnya yang memang terkait dengan bidang
teknis dan pada akhirnya dapat meningkatkan pengangguran.
Bahkan diproyeksikan (CNBC 2020) hingga tahun 2030, jumlah
PHK mengalami peningkatan mencapai 23juta pegawai
diakibatkan digitalisasi.

Meskipun secara prinsip untuk peran atau pekerjaan tertentu,


misalnya yang membutuhkan decision making, peran manusia
tidak dapat disubstitusi oleh mesin atau robot. Karena robot tidak
memiliki kemampuan berfikir dan tidak memiliki kapabilitas untuk
memutuskan sesuatu hal dengan pertimbangan-pertimbangan
layaknya yang dilakukan oleh manusia.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 64


7) Culture (Budaya) di dalam dan luar negeri
Budaya di dalam negeri, yaitu yang ada di masyarakat dan erat
kaitannya dengan adat istiadat yang dianut oleh suatu suku yang
melarang penggunaan teknologi-teknologi tertentu di
wilayahnya. Hal ini terjadi contohnya pada suku Baduy dalam
yang merupakan suku sunda bertempat di Desa Kanekes,
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, yang
melarang teknologi-teknologi, seperti Televisi, handphone,
kamera dan sebagainya. Dan masyarakat yang melanggar aturan
tersebut akan dikenakan sanksi yang sudah ditetapkan oleh tetua
atau kepala adat setempat. Sehingga hal ini tentunya berimplikasi
kepada terhambatnya proses pelayanan publik yang diberikan
kepada masyarakat. Sedangkan, culture negara lain juga
menimbulkan tantangan tersendiri. Akibat digitalisasi, bangsa
Indonesia lebih interest mempelajari budaya-budaya negara lain
dibandingkan budaya di negeri sendiri, seperti mengglobalnya K-
Pop dan film dari Negara Korea. Hal ini berimplikasi pada
tergerusnya atau hilangnya budaya serta adat istiadat suku di
Indonesia suatu hari karena lunturnya rasa cinta dan rendahnya
pelestarian budaya dari pemuda pemudi.

C. HAMBATAN DALAM MENGADOPSI TRANSFORMASI


DIGITAL

Dalam penerapan transformasi digital pada pemerintahan daerah di


Indonesia, tentu disertai kendala yang cukup beragam yang penulis
analisis dari sisi internal organisasi publik, antara lain:

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 65


1) Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Teknologi, Informasi
dan Komunikasi (TIK) yang belum mumpuni
Sumber daya manusia disini yaitu dari sisi pemerintah atau aparat.
Sumber daya manusia khususnya di daerah-daerah terpencil,
seperti perbatasan ataupun pedalaman biasanya terbatas baik dari
sisi kuantitas maupun kualitasnya karena keterbatasan akses. Selain
itu, kurangnya literasi digital dan sumber daya manusia yang
sudah lanjut usia sebagian besar tidak termotivasi untuk
mempelajari hal baru yang ada kaitannya dengan teknologi.
Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya tertentu untuk
meningkatkan kapabilitas para pegawai sesuai dengan bidangnya
masing-masing, seperti diberikan pendidikan dan pelatihan,
membuka lebar kesempatan beasiswa untuk para ASN di daerah
pedalaman, perbatasan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya, contohnya LPDP RI yang memfasilitas bagi para
awardee, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga
membuka lebar beasiswa terkait IT, dan beberapa kementerian
lain, seperti Bappenas, dan lain sebagainya.

2) Kurangnya anggaran/dana untuk pengelolaan teknologi


Dana yang dianggarkan untuk pengembangan dan pengelolaan
teknologi masih rendah. Terlebih kemarin terjadi pandemi covid-
19, banyak dilakukan pemangkasan anggaran di semua bidang
baik di pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah yang
diperuntukkan bagi pemulihan covid, termasuk anggaran untuk
pengembangan teknologi informasi. Maka setelah covid

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 66


melandai, perlu pengalokasian yang cukup besar untuk mengurus
teknologi dan informasi agar percepatan pelayanan publik
berbasis IT tidak terhambat dan dapat dirasakan secara merata di
seluruh Indonesia.

3) Sarana prasarana belum memadai


Pemerintahan daerah khususnya di daerah-daerah yang berada
jauh dari perkotaan, khususnya di wilayah perbatasan yang
notabene merupakan daerah 3T (Terdepan, Terpencil, dan
Terluar) biasanya memiliki sarana prasarana yang terbatas dan
kondisinya sangat jauh jika dibandingkan dengan daerah-daerah
yang ada di kota. Jika dikaitkan dengan transformasi digital tadi,
sarana prasarana yang menunjang kegiatan tersebut masih
terbilang sangat minim. Untuk daerah perdesaan di kabupaten
yang ada di Pulau Jawa saja terkadang kondisinya
memprihatinkan, apalagi di daerah pedalaman atau perbatasan.

Mungkin salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah daerah


yaitu membangun “pojok digital” di tiap desa yang dapat
dimanfaatkan warga setempat yang tidak memiliki akses untuk
mendapatkan informasi dan teknologi. Sehingga masyarakat bisa
belajar meskipun serba keterbatasan.

4) Infrastruktur/jaringan internet yang belum mencapai seluruh


wilayah
Indonesia merupakan negara kepulauan dari mulai Sabang sampai
Merauke, dengan jumlah pulau ±17.000 pulau. Selain itu

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 67


dikelilingi oleh pegunungan. Kondisi geografis tersebut
berimplikasi pada kestabilan jaringan internet yang dibutuhkan
dalam mensupport penyelenggaraan pemerintahan. Contohnya
saja, untuk daerah yang berada di pegunungan, cukup sulit untuk
mencari signal disebabkan jauh dari tower. Tidak hanya di daerah
pegunungan, daerah-daerah jawa yang semestinya memiliki
jaringan internet yang baik, pun terkadang signal internetnya
tidak stabil. Hal ini tentu menjadi penghambat baik pemerintah
daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya maupun
masyarakat dalam melaksanakan aktivitas kesehariannya yang
ditunjang oleh internet.

5) Kurangnya insentif untuk pegawai


Insentif menjadi salah satu motivasi bagi para pegawai dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan. Ketika tidak ada insentif, maka
bisa saja mengakibatkan menurunnya kualitas pekerjaan pegawai
tersebut. Meski insentif ini sebetulnya tidak wajib, hanya saja
menjadi bonus, tambahan penghasilan atau uang lelah bagi
pegawai, apalagi jika pegawai bekerja sampai lembur, misalnya
dalam mengerjakan proyek-proyek Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) yang sedang digencarkan saat ini
pengerjaannya.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 68


BAGIAN 5
E-GOVERNMENT DAN PELAYANAN PUBLIK DIGITAL

A. PENDAHULUAN

Pada era globalisasi saat ini, tidak heran apabila kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi dapat menjanjikan efisiensi efektifitas
kecepatan penyampaian informasi, keterajangkauan, transparansi
dan akuntabel tidak terkecuali pada pemerintahan. Terlebih dalam
era otonomi daerah perlu mewujudkan pemerintahan yang baik
(Good Governance), bahkan pemerintah Desa juga dituntut untuk
memperbaiki sistem yang ada dalam rangka memberikan pelayanan
prima kepada masyarakat, dengan menggunakan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK).

Menurut Holle, pada masa kontemporer ini masalah pelayanan


publik masih menjadi problematika yang harus diperbaiki oleh
negara-negara di dunia (Holle, 2011). Hal itu disebabkan masih
banyak terjadi praktik maladministrasi seperti korupsi, kolusi,
nepotisme, dan lain-lain dalam aktivitas pelayanan publik. Karena
itu, gagasan good governance banyak digaungkan sebagai suatu
alternatif sekaligus tujuan utama sistem pemerintahan kontemporer.
Ide pokok dari gagasan good governance ialah menuju pengelolaan
pemerintahan yang transparan dan efektif dalam melayani segala
bentuk kebutuhan masyarakat sehingga pemerintah dapat

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 69


mendapatkan legitimasi atas otoritasnya (Lockwood, 2010) dalam
(Polanunu & Rijal, 2021).

Pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik dijelaskan tentang asas-asas penyelenggaraan
pelayanan publik yang sangat berkaitan dengan penerapan e-
government, Kemudian, merujuk pada Pasal 23 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
disebutkan bahwa dalam rangka memberikan dukungan informasi
terhadap penyelenggaraan pelayanan publik perlu diselenggarakan
Sistem Informasi yang bersifat nasional (Tasyah et al., 2021).
Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa dengan
dilaksanakannya e-government akan mempermudah
penyelenggaraan pelayanan publik.

B. PENGERTIAN E-GOVERMENT

Electronic government atau dikenal dengan pemerintahan digital


adalah pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan
menggunakan teknologi yang berkembang (Hasibuan & Santoso
2005). Kata e-government atau electronic government berhubungan
dengan pemerintah yang menggunakan teknologi informasi dengan
harapan menjadikan pemerintahan yang lebih efektif, efisien, dan
transparansi bagi masyarakat. melalui e-government, diharapkan
pelayanan yang diberikan pemerintah untuk masyarakat dapat
terlaksana dengan baik, adanya peningkatan efektivitas dalam
organisasi pemerintahan dan memudahkan masyarakat dalam

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 70


mengakses informasi di lingkungan pemerintahan (Kase, 2010)dalam
(Muhdin, 2022).

E-government secara umum dapat didefinisikan sebagai penggunaan


teknologi digital untuk mentransformasikan kegiatan pemerintah,
dengan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dalam
penyampaian layanan (Forman, 2005). E-government merupakan
suatu proses sistem pemerintahan dengan memanfaatkan
Information, (Muhdin, 2022).

Dengan adanya penjelasan diatas maka e-Government dapat


diartikan sebagai (electronic government) adalah konsep penerapan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam penyelenggaraan
pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, partisipasi,
dan layanan publik.

C. PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT

Untuk mengembangkan e-government, ada 4 (empat) fase yang


diusulkan oleh World Bank yaitu: kehadiran (Presence), interaksi
(Interaction), transaksi (Transaction) dan transformasi
(Transformation) (Panzardi dkk., 2002). Model yang sama juga
dikemukakan oleh Gartner Research yang mengajukan model The
Value Chain of E- Service, yang secara khusus dikembangkan dalam
konteks e-governance. Keempat fase pengembangan tersebut jika
dikontekskan untuk pengembangan situs web e-government di
Indonesia, meliputi: (1) Kehadiran yaitu memunculkan situs web

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 71


daerah di internet. Dalam tahap ini, informasi dasar yang dibutuhkan
masyarakat ditampilkan dalam situs web pemerintah; (2) Interaksi
yaitu web daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antara
masyarakat dan pemerintah daerah. Dalam tahap ini, informasi yang
ditampilkan lebih bervariasi seperti fasilitas download dan
komunikasi email dalam situs web pemerintah; (3) Transaksi yaitu
web pemerintah daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi juga
dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari
pemerintah; dan (4) Transformasi yaitu dalam hal ini pelayanan
pemerintah meningkat secara terintegrasi (Gupta & Jana, 2003)
dalam (Muhdin, 2022)

D. JENIS- JENIS E-GOVERNMENT

Adapun Jenis E-government (Ridhawati et al., 2019)


1. G2C (Government to Citizens)
Merupakan aplikasi E-Government yang paling umum, yaitu
dimana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai
portofolio teknologi informasi dengan tujuan utama untuk
memperbaiki hubungan interaksi dengan masyarakat (rakyat).
Dengan kata lain, tujuan utama dari dibangunnya aplikasi E-
Government bertipe G-to-C adalah untuk mendekatkan
pemerintah dengan rakyatnya melalui kanal-kanal akses yang
beragam agar masyarakat dapat dengan mudah menjangkau
pemerintahnya untuk pemenuhan berbagai kebutuhan pelayanan
sehari-hari.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 72


2. G2B (Government to Business)
Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah
membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda
perekenomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Dalam melakukan aktivitas sehari-harinya, entity bisnis
semacam perusahaan swasta membutuhkan banyak sekali data
dan informasi yang dimiliki oleh pemerintah. Disampingitu, yang
bersangkutan juga harus berinteraksi dengan berbagai lembaga
kenegaraan karena berkaitan dengan hak dan kewajiban
organisasinya sebagai sebuah entity berorientasi profit.

3. G2G (Government to Governments)


Di era globalisasi ini terlihat jelas adanya kebutuhan bagi negara-
negara untuk saling berkomunikasi secara lebih intens dari hari
kehari. Kebutuhan untuk berinteraksi antar satu pemerintah
dengan pemerintah setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-
hal yang berbau diplomasi semata, namun lebih jauh lagi untuk
memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar entiti-
entiti negara (masyarakat, industri, perusahaan, danlain-lain)
dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi
perdagangan, proses- proses politik, mekanis mehubungan sosial
dan budaya, dan lain sebagainya.

4. G2E (Government to Employe)


Diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan
para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja
di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 73


E. PENGERTIAN PELAYANAN PUBLIK DIGITAL

Menurut Irsan (2012) pelayanan publik dapat diartikan sebagai


pemberian pelayanan (melayani) orang atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan
pokok dan tata cara yang telah di tetapkan. Sebagaimana telah
dikemukakan terdahulu bahwa pemerintah pada hakekatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat. Karenanya birokrasi publik
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan
yang baik dan profesional. (Ali et al., 2019). Dengan adanya
pengertian dari pelayanan publik yang pada dasarnya masyarakat
membutuhkan pelayanan yang baik, masyarakat beranggapan
bahwa pelayanan secara manual ini merupakan pelayanan yang
pada hakikatnya terkesan lambat dan boros.

Salah satu cara dapat meningkatkan kualitas pelayanan Publik adalah


dengan diterapkannya pelayanan Digital Sebagaimana Pada
asensinya Pelayanan Publik Digital merupakan solusi untuk
mengubah sistem pelayanan publik yang Konvensional lambat
berbelit-belit dan boros menjadi pelayanan yang baik sehingga
terciptanya pelayanan yang efisien, efektif, transparan, akuntabilitas
dan responsif sehingga menuju pelayanan yang profesional.

Pelayanan Publik Digital adalah konsep pelayanan publik yang


dilakukan secara elektronik atau berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Ini mencakup penggunaan internet, aplikasi
mobile, dan sistem informasi lainnya untuk memberikan layanan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 74


pemerintah kepada masyarakat dengan lebih efisien, cepat, dan
mudah diakses.

F. PELAYANAN PUBLIK PROFESIONAL

pelayanan publik yang profesional (Ali et al., 2019) artinya


pelayanan publik yang dicirikan oleh adanya akuntabilitas dan
responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah), dengan
ciri sebagai berikut:
1) Efektif, lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi
tujuan dan sasaran.
2) Sederhana,mengandung arti prosedur/tata cara pelayanan
diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, tidak berbelit-belit,
mudah dipahami dan mudah dilaksannakan oleh masyarakat yang
meminta pelayanan.
3) Kejelasan dan kepastian (transparan) mengandung akan arti
adanya kejelasan dan kepastian mengenai:
a) prosedur/tata cara pelayanan.
b) Persyaratan pelayanan, baik persyaratan teknis maupun
persyaratan administratif.
c) Unit kerja dan atau pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab dalam memberikan pelayanan.
d) Rincian biaya/tarif pelayanan dan tata cara pembayarannya,
e) Jadwal waktu penyelesaian pelayanan.
4) keterbukaan, mengandung arti prosedur/tata cara persyaratan
satuan kata/pejabat penanggung jawap pemberi pelayanan,

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 75


waktu penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang
berkaitan 12 dengan proses pelayanan wajib diinformasikan
secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh
masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.
5) Efisiensi mengandung arti:
a) Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal berkaitan
langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap
memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan
produk pelayanan yang berkaitan.
b) Dicegah adanya pengulangan pemenuhan persyaratan, dalam
hal proses pelayanan masyarakat yang bersangkutan
mempersyaratkan adanya kelengkapan persyaratan dari satuan
kerja/instansi pemerintah lain yang terkait.
6) Ketepatan, waktu, kriteria ini mengandung arti pelaksanan
pelayanan masyarakat dapat di selesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan.
7) Responsif, lebih mengarah pada daya tanggap dan cepat
menanggapi apa yang menjadi masalah, kebutuhan dan aspirasi
masyarakat yang dilayani.
8) Adaptif, cepat menyelesaikan terhadap apa yang terjadi tuntutan,
keinginan dan aspirasi masyarakat yang dilayani yang senantiasa
mengalami tumbuh kembang.

Dengan adanya pelayanan Publik Digital dapat mewujudkan


pelayanan Publik yang profesional.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 76


G. PENERAPAN PELAYANAN PUBLIK DIGITAL

Penerapan pelayanan publik digital dapat dipengaruhi oleh berbagai


faktor yang mempengaruhi kesuksesan dan efektivitasnya (Rawis et
al., 2022). Beberapa faktor kunci yang dapat memengaruhi
pelayanan publik digital meliputi:
1. Infrastruktur Teknologi: Ketersediaan infrastruktur teknologi yang
memadai, seperti akses internet yang luas dan cepat, jaringan
komunikasi yang handal, serta infrastruktur server dan data center
yang aman dan andal, sangat penting untuk mendukung
pelaksanaan pelayanan publik digital.

2. Kebijakan dan Regulasi: Kebijakan dan regulasi yang mendukung


dan mengatur implementasi pelayanan publik digital akan
mempengaruhi sejauh mana pemerintah dapat menyediakan
layanan tersebut. Regulasi yang jelas dan fleksibel dapat
memfasilitasi inovasi dan pengembangan layanan publik digital
yang lebih efektif.

3. Keamanan dan Privasi: Keamanan data dan privasi merupakan


faktor penting dalam pelayanan publik digital. Pemerintah harus
menjamin bahwa data pribadi masyarakat aman dan dilindungi
dari akses yang tidak sah atau penyalahgunaan.

4. Literasi Digital: Tingkat literasi digital masyarakat akan


mempengaruhi sejauh mana masyarakat dapat mengakses dan
memanfaatkan pelayanan publik digital. Pemerintah perlu
memastikan bahwa masyarakat memiliki keterampilan dan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 77


pengetahuan yang cukup untuk menggunakan teknologi digital
dengan baik.

5. Aksesibilitas: Pelayanan publik digital harus dirancang untuk dapat


diakses oleh semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang
memiliki keterbatasan fisik atau teknologi. Pastikan ada opsi akses
alternatif bagi mereka yang tidak dapat mengakses layanan secara
online.

6. Partisipasi Publik: Melibatkan partisipasi publik dalam merancang


dan mengimplementasikan pelayanan publik digital dapat
membantu memastikan bahwa layanan tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan harapan masyarakat.

7. Ketersediaan dan Kualitas Data: Pelayanan publik digital


membutuhkan data yang akurat, terpercaya, dan mutakhir.
Pemerintah harus memiliki sistem yang dapat mengumpulkan,
menyimpan, dan mengelola data dengan baik untuk mendukung
pelaksanaan layanan publik digital.

8. Keuangan dan Anggaran: Investasi yang cukup dalam


pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dan sistem
teknologi, serta sumber daya manusia yang terampil, akan
menjadi faktor penting dalam kesuksesan pelayanan publik
digital.

9. Perubahan Budaya dan Mindset: Penerapan pelayanan publik


digital mungkin memerlukan perubahan budaya di kalangan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 78


pemerintah dan masyarakat. Adopsi teknologi baru dan efisiensi
proses dapat menghadirkan tantangan bagi mereka yang terbiasa
dengan cara kerja tradisional.

10. Kemitraan dan Kolaborasi: Kerjasama dengan sektor swasta,


organisasi masyarakat sipil, dan lembaga lainnya dapat
memperkaya pelayanan publik digital dan membawa inovasi
yang lebih baik.

11. Dengan memperhatikan dan mengatasi faktor-faktor di atas,


penerapan pelayanan publik digital dapat memberikan manfaat
yang signifikan bagi masyarakat dan membantu meningkatkan
efisiensi dan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 79


BAGIAN 6
KEBIJAKAN DAN REGULASI

A. ADMINISTRASI

Pengertian AdministrasIi
1. Administrasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua
pengertian yaitu dalam arti sempit dan arti luas.
Pengertian administrasi dalam arti sempit antara lain sebagaimana
pendapat :
• Prajudi (1991) adalah “tata usaha atau office work yang
meliputikegiatan catat-mencatat, tulis-menulis, mengetik,
korespodensi, kearsipan, dansebagainya”.
• Nawawi (2009), administrasi dalam artisempit adalah
“mencatat setiap komponen administrasi yang
meliputikomponen manajemen, organisasi, maupun kegiatan
operasional”.
• Pengertian administrasi dalam arti luas, diantaranya menurut
• Ismail Nawawi (2009), mengatakan bahwa: ádministrasi
dalam arti luas adalah proses rangkaian kegiatan terhadap
pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang
secara dinamis dalam kerjasama dengan pola pembagian kerja
untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu yang rasional,
secara efektif, dan efisien”.
• Herbert A. Simon dalam Thoha (1983) “administration can be
defined as the activities of group cooperating to accomplish

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 80


common goals” (administrasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan dari kelompok orang-orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama),
• Luther Gulick dalam Syafiie, Tandjung, dan Modeong (1999)
“administration has to do with getting things done, with the
accomplishment of defined objectives” (administrasi
berkenaan dengan penyelesaian hal apa yang hendak
dikerjakan, dengan tercapainya tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan).
• Administrasi sebagai proses, antara lain sebagaimana
pendapat :
• The Liang Gie dalam Thoha (1983) mengemukakan
“administrasi adalah segenap proses penyelenggaraan dalam
setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu”.
• Nawawi (1999), mengatakan bahwa administrasi adalah
“kegiatan atau rangkaian kegiatan sebagai proses pengendalian
usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan.”
• Siagian (2002) administrasi adalah: “keseluruhan proses
kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.”
• Beberapa pendapat pakar tersebut dapat diidentifikasi
beberapa ciri-ciri administrasi, yaitu adanya;

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 81


1) kelompok manusia yang terdiri atas 2 (dua) orang atau
lebih;
2) kerjasama;
3) proses usaha;
4) bimbingan, kepemimpianan, dan pengawasan; dan
5) tujua dministrasi, yaitu adanya;

2. Administrasi sebagai fungsi


Menurut William H. Newman (1963) Administrasi sebagai fungsi
menunjukkan keseluruhan tindakan dari sekelompok orang dalam
satu kerja sama sesuai dengan fungsi-fungsi tertentu hingga
tercapai tujuan. Fungsi yang satu berhubungan dengan fungsi yang
lain dalam satu rangkaian tahapan aktivitas atau merupakan suatu
sistem fungsi-fungsi yang dimaksud dianggap sebagai basic process
of administration, yang terdiri dari:
a) fungsi menentukan apa yang akan dilakukan (planning);
b) menggolong-golongkan kegiatan yang akan dilakukan dalam
suatu rangkaian hubungan (organizing);
c) menyusun orang-orang yang tepat melakukan masing-masing
jenis kegiatan (staffing);
d) menggerakkan dan memberi instruksi agar kegiatan
berlangsung (directing);
e) tindakan mengusahakan agar hasil pelaksanaan relatif sesuai
dengan yang diharapkan (controlling).

Lima fungsi administrasi tersebut antara satu fungsi dengan fungsi


lainya saling berhubungan satu fungsi dengan fungsi lainya yang

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 82


merupakan suatu sistem artinya satu fungsi akan terkait dengan
fungsi lainya. Fungsi administrasi ini tentu dalam pelaksanaanya
harus didukung dengan prinsip administrasi (Silalahi, 2009).

3. Prinsip administrasi
Herbert Simon dalam Pasolong (2011) membagi empat prinsip
administrasi yang lebih umum yaitu sebagai berikut.
1) Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan melalui spesialisasi
tugas dikalangan kelompok.
2) Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan anggota kelompok
dalam suatu hirarki yang pasti.
3) Efisiensi administrasi dapat ditingkatkan dengan membatasi
jarak pengawasan pada setiap sektor di dalam organisasi
sehingga jumlahnya menjadi kecil.
4) Efisiensi administrasi ditingkatkan dengan mengelompokkan
pekerjaan, untuk maksud-maksud pengawasan berdasarkan
tujuan, proses, langganan, tempat.

Prinsip-prinsip Administrasi tersebut lebih menekankan pada


efesiensi meningkatkan prinsip administrasinya, diharapakan
capaian administrasi dapat dalam layanan publik dapat tercapai.
Setelah memahami dan menganalisis prinsip-prinsip administrasi

Ruang Lingkup
1. Handayaningrat (1994) mengolongan ruanglingkup administrasi
dalam dua golongan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 83


a. Administrasi Negara (Public Administration) yaitu kegiatan/
proses/usaha di bidang kenegaraan.Administrasi Negara (Public
Administration) yaitu kegiatan/ proses/usaha di bidang
kenegaraan.
Ruang lingkup administrasi negara terdiri dari:
a) administrasi negara bertujuan memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya kepada masyarakat (public service);
b) administrasi negara dalam pencapaian tujuannya dilakukan
berdasarkan ketentuan/peraturan perundang-undangan
yang berlaku (legalistic approach); dan
c) administrasi negara dalam kegiatannya mengutamakan
kebenaran sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
(birokrasi-bureaucracy).
Pemahaman tersebut mencerminkan bahwa tiga ruang lingkup
administrasi dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuanya,
yaitu: pelayanan publik, pendekatannya legalistik, dan
mengunakan proses birokrasi

b. Administrasi Swasta/Niaga (Private/Business Administrasion)


yaitu kegiatan-kegiatan/proses/usaha yang dilakukan di bidang
usaha/niaga. Dalam bidang administrasi niaga dapat diartikan
sebagai berikut: “Administrasi Niaga ialah kegiatan-kegiatan
dari pada organisasi-organisasi niaga dalam usahanya
mencapai tujuan yaitu mencari keuntungan (profit making).
(Handayaningrat, 1994).

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 84


Pemahaman ini mencerminkan bahwa perpektif administrai
bisnis lebih menekankan aspek pencapain keuntungan, yaitu
meminimalkan pengeluaran dan memaksimalkan pendapatan
dalam pencapian tujuanya.

2. William L. Morrow (1874) mengemukakan pandanga dari sisi


teori administrasi sebagai berikut.
a) Teori Deskriptif, adalah teori yang menggambarkan apa yang
nyata dalam sesuatu organisasi dan memberikan postulat
mengenai faktor- faktor yang mendorong orang berperilaku.
b) Teori Persepektif, adalah teori yang menggambarkan
perubahan- perubahan di dalam arah kebijakan publik, dengan
mengeksploitasi keahlian birokrasi. Penekanan teori ini adalah
untuk melakukukan pembaharuan, melakukan koreksi dan
memperbaiki proses pemerintahan.
c) Teori Normatif, pada dasarnya teori mempersoalkan peranan
birokrasi. Apakah peranan biokrasi dipandang di dalam
pengembangan kebijakan dan pembangunan politik, ataukah
peranan birokrasi dimantapkan, diperluas atau dibatasi.
d) Teori Asumtif, adalah teori yang memusatkan perhatiannya
pada usaha-usaha untuk memperbaiki praktik administrasi.
Untuk

Reformasi Administrasi
Konsep reformasi administrasi memiliki pengertian yang luas
sehingga tidak dapat dijelaskan dalam satu definisi tunggal.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 85


• Montgomery (1967), Reformasi administrasi diartikan sebagai
proses politik yang dirancang untuk enyesuaikan hubungan
antara birokrasi dengan elemen lain di masyarakat, atau di dalam
lingkungan Birokrasi itu sendiri.
• Lee (1976) dan Samonte (1970) mendefinisikan reformasi
administrasi sebagai penerapan ide-ide baru atau kombinasi ide
guna meningkatkan sistem administrasi agar mampu
melaksanakan tujuan pembangunan nasional. Selain itu diartikan
juga sebagai Inovasi secara terencana untuk meningkatkan
kemampuan sistem administrasi sebagai social agent yang lebih
efektif, instrument yang lebih baik untuk menyelenggarakan
demokratisasi politik, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi,
yang merupakan unsur terpenting dalam proses nation-building
dan pembangunan.
• Quah (1976) mendefinisikan reformasi adminsitrasi sebagai proses
yang terencana untuk mengadakan perubahan dalam struktur dan
prosedur birokrasi pubik, serta sikap dan perilaku para birokrat
dalam upaya meningkatkan daya guna organisasi dalam mencapai
tujuan-tujuan pembangunan.
• Reformasi administrasi menurut Dror (1976), secara tegas
mengesampingkan perubahan organisasi dan prosedur
administrasi yang minor dan berkonsentrasi pada perubahan-
perubahan yang utama atau dasar saja, sehingga reformasi
administrasi itu akan efektip apabila juga didesain dengan tepat,
yakni dengan mempertimbangkan dan melibatkan lingkungan di
mana reformasi itu dilaksanakan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 86


• Reformasi administrasi dipandang sebagai bagian dari reformasi
masyarakat (Caiden 1969), sebab birokrasi dan organisasi
pemerintah merupakan bagian dari dan berkaitan erat dengan
sistem politik, sosial, ekonomi, dan sebagainya. Selanjutnya
Caiden (1969) mengidentifikasi adanya lima perspektif di dalam
reformasi administrasi, yaitu

Kebijakan dan regulasi adalah kata-kata yang memiliki kesamaan .Hal


tersebut menimbulakan pengertian yang tumpeng tindih. Kebijakan
dan regulasi memiliki arti penting dalam semua tempat dan
lingkungan. Jika kebijakan adalah peraturan yang dibuat untuk
mencapai tujuan tertentu dalam suatu perusahaan atau organisasi ,
regulasi adalah tindakan atau ketetapan yang disahkan oleh
peraturan perundang-undangan yang memiliki kekuatan hukum.
Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut.

B. KEBIJAKAN

1. Pengertian Kebijakan
Beberapa pengertian Kebijakan , anatar lain yang disampaikan :
• Thomas Dye (1975) misalnya, hampir semua yang diputuskan atau
tidak diputuskan oleh pemerintah termasuk dalam definisi sebagai
kebijakan (Whatever governments choose to do or not to do).
• Friedrich (2007) mengatakan bahwa kebijakan adalah keputusan
yang diusulkan oleh individu, kelompok atau pemerintah yang
bertujuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 87


• Sejalan dengan Friedrich, Sharkansky (1970) mendefinisikan
kebijakan sebagai tindakan pemerintah untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu. Definisi-definisi tersebut memandang bahwa
kebijakan publik merupakan instrumen untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya definisi kebijakan publik juga bisa dilihat dari sisi aktor
pembuat kebijakan, yang menekankan pentingnya peran aktor
dalam membuat kebijakan.
• Anderson (1979) mendefinisikan kebijakan publik sebagai
serangkaian tindakan yang dipilih secara sengaja oleh seorang
aktor atau sekelompok aktor yang dimaksudkan untuk mengatasi
suatu masalah.
• Lester dan Stewart (1996) mengartikan kebijakan sebagai proses
atau rangkaian kegiatan pemerintah untuk menyelesaikan
permasalahan publik.
• Selanjutnya Somit dan Peterson (2003) mendefinisikan kebijakan
publik sebagai aksi pemerintah. Pada beberapa definisi tersebut,
ada penekanan peran penting beberapa aktor dan bukan actor
tunggal dalam dalam pengambilan kebutusan. Kebijakan publik
merupakan aksi kolektif dari beberapa aktor. Aksi kolektif tersebut
menjadi hal yang tidak mungkin dihindari mengingat proses
menghasilkan kebijakan publik itu tidaklah sederhana.
• Kay (2006), kebijakan publik didapatkan dari proses yang cukup
rumit, mengingat bahwa terdapat beragam keputusan yang
dihasilkan oleh beberapa aktor yang tersebar di seluruh organisasi
pemerintah dalam tingkatan yang berbeda.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 88


• Hogwood dan Gunn (1984) menyebutkan 10 penggunaan istilah
kebijakan, yang menunjukkan makna yang berbeda-beda:
1) Kebijakan sebagai label untuk sebuah aktivitas, misal:
kebijakan pendidikan, kebijakan industri;
2) Kebijakan sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara
yang diharapkan, misal kebijakan tentang pelayanan publik
yang berkualitas dan terjangkau oleh seluruh masyarakat,
kebijakan pengurangan angka kemiskinan;
3) Kebijakan sebagai proposal spesifik, misal kebijakan
pengurangan subsidi bahan bakar minyak;
4) Kebijakan sebagai keputusan pemerintah, misal: Keppres,
keputusan menteri;
5) Kebijakan sebagai otorisasi formal, misal: keputusan DPR;
6) Kebijakan sebagai sebagai sebuah program, misal: program
pengarusutamaan gender;
7) Kebijakan sebagai sebuah keluaran (output), misal pengalihan
subsidi bahan bakar minyak untuk mendorong pengembangan
usaha kecil;
8) Kebijakan sebagai sebuah hasil (outcome), misal: peningkatan
nilai investasi dan pendapatan pengusaha kecil sebagai
implikasi pengalihan subsidi bahan bakar minyak untuk usaha
kecil;
9) Kebijakan sebagai sebagai teori atau model, misal: jika
infrastruktur fisik wilayah Indonesia Timur diperbaiki maka
perkembangan sosial ekonomi wilayah itu semakin
meningkat; dan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 89


10) Kebijakan sebagai sebuah proses, misal pembuatan kebijakan
dimulai sejak penetapan agenda, keputusan tentang tujuan,
implementasi sampai dengan evaluasi.

2. Pengertian Kebijakan Publik


Beberapa pengertian Kebijakan Publik pendapat para pakar , antara
lain :
• Kebijakan publik dilihat dari sisi aktor pembuat kebijakan,
Sebagaimana definisi Anderson (1979) , bahwa kebijakan publik
sebagai serangkaian tindakan yang dipilih secara sengaja oleh
seorang aktor atau sekelompok aktor yang
• Kebijakan public sebagai aksi pemerintah , sebagaimana pendapat
Somit dan Peterson (2003) mendefinisikan kebijakan publik
sebagai aksi pemerintah. Pada beberapa definisi tersebut, ada
penekanan peran penting beberapa aktor dan bukan actor tunggal
dalam dalam pengambilan kebutusan.
• Kebijakan publik sebagai proses yang tidaklah sederhana. Seperti
yang diyakini oleh Kay (2006), kebijakan publik didapatkan dari
proses yang cukup rumit, mengingat bahwa terdapat beragam
keputusan yang dihasilkan oleh beberapa aktor yang tersebar di
seluruh organisasi pemerintah dalam tingkatan yang berbeda

3. Sistem Kebijakan
Dalam Teori sistem dijelaskan, bahwa pembuatan kebijakan public
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan. Sebagaimana
pendapat pendapat Dunn (2004) menyebutkan , bahwa 3 (tiga)
elemen kebijakan: pelaku/aktor kebijakan, lingkungan kebijakan dan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 90


kebijakan publik. Kebijakan publik lahir karena tuntutan-tuntutan
yang merupakakan serangkaian pengaruh lingkungan, dan kemudian
ditransformasikan ke dalam suatu system politik. Dalam waktu yang
bersamaan ada keterbatasan dan konstrain dari lingkungan yang
akan mempengaruhi pembuat kebijakan. Faktor lingkungan tersebut
antara lain: karakteristik sosial ekonomi, sumberdaya alam, iklim,
topografi, demografi, budaya dan sebagainya. berbagai definisi
tentang kebijakan publik menyiratkan bahwa pemerintah yang
paling memiliki otoritas pembuatan kebijakan, akan tetapi
pembuatan kebijakan tidak berlaku di ruang hampa. Salah satu peran
pokok pemerintah adalah peran regulasi. Namun demikian, dalam
lingkungan negara yang demokratis, peran ini tentunya tidak selalu
menjadi peran dominan pemerintah. Seluruh aktor kebijakan,
pemerintah dan non pemerintah secara kolektif bisa memberikan
kontribusinya.

Pada Gambar 6.1. Hubungan Tiga Elemen Sistem Kebijakan

Dapat dilihat bahwa pemerintah memiliki otoritas penyusunan


kebijakanperan pokoknya dalam regulasi, namun dalam

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 91


penyusunan kebijakan dalam lingkungan negara yang demokratis,
seluruh aktor kebijakan, pemerintah dan non pemerintah secara
kolektif bisa memberikan kontribusinya.

5. Proses Kebijakan
Proses kebijakan terkait dengan kegiatan membuat pilihan- pilihan
kebijakan beserta tahapannya, yang mempertimbangkan berbagai
faktor dalam lingkungan kebijakan. Seperti yang ditulis oleh Harold
Laswell, pertimbangan tersebut berkenaan dengan who get what,
when and how. Dalam pandangan David Easton (Dye,1972) ketika
pemerintah membuat kebijakan publik, ketika itu pula pemerintah
mengalokasikan nilai-nilai kepada masyarakat, karena setiap
kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya. Oleh karena
itu, dalam setiap pembuatan kebijakan akan bersinggungan dengan
kepentingan publik yang kompleks. Konsekuensinya pembuatan
kebijakan akan selalu melibatkan publik. Ketika globalisasi semakin
meluas, aktor-aktor internasional pun tidak dapat dilepaskan sebagai
bagian yang penting dalam pembuatan kebijakan publik (bahkan
ketika isu yang dibahas adalah isu domestik).

Secara terperinci, Subarsono (2006) menjelaskan kerangka kerja


kebijakan, yang dalam realitasnya ditentukan oleh beberapa aspek
sebagai berikut.
1) Tujuan yang akan dicapai. Ini mencakup kompleksitas tujuan yang
akan dicapai. Apabila tujuan kebijakan semakin kompleks, maka
akan sulit mencapai kinerja kebijakan yang diinginkan. Sebaliknya,

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 92


apabila tujuan kebijakan semakin sederhana, maka semakin
mudah untuk mencapainya.
2) Preferensi nilai seperti apa yang perlu dipertimbangkan dalam
pembuatan kebijakan. Suatu kebijakan yang mengandung
beberapa preferensi nilai akan lebih sulit untuk dicapai
dibandingkan dengan suatu kebijakan yang hanya mengejar satu
nilai saja.
3) Sumberdaya yang mendukung kebijakan. Kinerja suatu kebijakan
akan ditentukan oleh sumberdaya: finansial, material dan
infrastruktur lainnya.
4) Kemampuan aktor yang terlibat dalam pembuatan kebijakan.
Kualitas suatu kebijakan akan dipengaruhi oleh kualitas para aktor
yang terlibat dalam proses pembuatan dan penetapan kebijakan.
5) Lingkungan yang mencakup lingkungan sosial, ekonomi, politik,
dan sebagainya. Kinerja kebijakan akan dipengaruhi oleh konteks
sosial, ekonomi, politik pada tempat atau wilayah kebijakan
tersebut diimplementasikan.
6) Strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi
implementasi akan mempengaruhi kinerja kebijakan.
7) Strategi tersebut dapat bersifat top-down atau bottom up
approach; otoriter atau demokratis.

Selanjutnya, Dunn (2004) menjelaskan proses kebijakan public


sebagai berikut:
1) penetapan agenda kebijakan (agenda setting), dengan
menentukan masalah publik apa yang akan diselesaikan;

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 93


2) formulasi kebijakan, dengan menentukan kemungkinan kebijakan
yang akan digunakan dalam memecahkan masalah melalui proses
forecasting (konsekuensi dari masing-masing kemungkinan
kebijakan ditentukan);
3) adopsi kebijakan, menentukan pilihan kebijakan melalui
dukungan para eksekutif dan legislatif, yang sebelumnya
dilakukan proses usulan atau rekomendasi kebijakan;
4) implementasi kebijakan, tahapan dimana kebijakan yang telah
diadopsi tersebut dilaksanakan oleh organisasi atau unit
administratif tertentu dengan memobilisasi dana dan sumberdaya
untuk mendukung kelancaran implementasi. Pada tahap ini,
proses pemantauan (monitoring) kebijakan dilakukan;
5) evaluasi kebijakan, adalah tahap melakukan penilaian kebijakan
atau kebijakan yang telah diimplementasikan.

Shafritz dan Russel (1997) menjelaskan proses pembuatan kebijakan


sebagai sebuah siklus, dimulai dari :
(1) agenda setting dimana masalah-masalah publik diindentifikasi
menjadi masalah
(2) memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan kebijakan,
(3) melaksanakan kebijakan (implementasi),
(4) evaluasi kebijakan (baik berupa program atau kegiatan) beserta
dampaknya,
(5) melakukan umpan balik, yakni memutuskan apakah kebijakan
tersebut akan diteruskan, direvisi atau dihentikan.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 94


Proses kebijakan publik menurut Dunn (2004), pada praktiknya tidak
berbeda dengan yang disampaikan oleh Shafritz dan Russel (1997),
kecuali menetapkan pelaksanaan proses umpan balik untuk
menentukan kelanjutan kebijakan yang sudah ada. Dunn juga
menekankan pentingnya umpan balik, namun tidak secara eksplisi
dalam satu tahapan khusus, begitu pula dengan Anderson (1979)
yang memberi istilah agenda setting dengan formulasi masala

C. REGULASI

1. Pengertian Regulasi
Pengertian Regulasi dapat kita pelajari , dari beberapa pendapat
pakar , antara lain :
• Stigler (1971) yang mengatakan bahwa aktivitas seputar peraturan
menggambarkan persaudaraan diantara kekuatan politik dari
kelompok berkepentingan (eksekutif/industri) sebagai sisi
permintaan/demand dan legislatif sebagai supply. Teori ini
berpendapat bahwa dibutuhkan aturan-aturan atau ketentuan
dalam akuntansi. Pemerintah dibutuhkan peranannya untuk
mengatur ketentuan-ketentuan terhadap apa yang harus
dilakukan perusahaan untuk menentukan informasi. Ketentuan
diperlukan agar semuanya baik pemakai maupun penyaji
mendapatkan informasi yang sama dan seimbang.
• Scott (2009) terdapat dua teori regulasi yaitu public interest
theory dan interest group theory. Public interest theory
menjelaskan bahwa regulasi harus dapat memaksimalkan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 95


kesejahteraan sosial dan interest group theory menjelaskan bahwa
regulasi adalah hasil lobi dari beberapa individu atau kelompok
yang mempertahankan dan menyampaikan kepentingan mereka
kepada pemerintah.
• Rosenbloom (2009) dalam Handbook of Regulation and
Administrative Law, bahwa Regulasi dapat diartikan sebagai area
proses yang melibatkan tiga lembaga negara, yaitu eksekutif,
legislatif, dan yudikatif dalam konteks administrasi publik.
Meliputi tiga aspek penting, yaitu penyusunan peraturan,
implementasi atau penegakan, serta ajudikasi. Dalam proses
regulasi, ketiga lembaga negara tersebut berperan dalam
membuat, menjalankan, dan menegakkan peraturan yang telah
ditetapkan untuk memastikan kepatuhan dan konsistensi dalam
pelaksanaannya.
• Menurut Kyla Malcom (2009) seorang ahli ekonomi, bahwa
Regulasi dapat diartikan sebagai bidang yang menitikberatkan
pada proses pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan. Definisi
ini masih dalam konteks administrasi publik.Melibatkan tiga area
yang saling terkait. Ketiga aspek tersebut adalah struktur hukum
dan kelembagaan (legal and institutional structures), penegakan
hukum (enforcement), dan kegiatan pengawasan (supervisory
activities). Ketiga area regulasi ini harus saling terhubung untuk
memastikan yang diterapkan efektif dan sesuai dengan tujuannya.
• Bruce Yandle seorang ekonom dan profesor dari Clemson
University, bahwa regulasi dapat diartikan sebagai serangkaian
aturan dan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 96


lembaga-lembaga lainnya untuk mengontrol perilaku pasar.
Regulasi seringkali dibuat untuk mengatasi ketidakseimbangan
pasar yang muncul akibat kepentingan-kepentingan ekonomi dan
sosial yang berbeda, seperti mengatur monopoli dan oligopoli,
melindungi konsumen, menjaga keamanan lingkungan, dan
mendorong inovasi dan persaingan.
• Menurut Yandle, bahwa regulasi dapat memiliki dampak yang
berbeda-beda pada pasar, tergantung pada kualitas dan efektivitas
pengawasan serta cara implementasi aturan dan peraturan yang
ditetapkan.
• George J. Stigler seorang ekonom Amerika Serikat, memberikan
pengertian, bahwa regulasi sebagai suatu tindakan yang dilakukan
oleh negara untuk mengurangi atau menghindari biaya sosial dan
ekonomi akibat dari suatu kegiatan atau transaksi ekonomi yang
berpotensi membahayakan masyarakat.
• Stigler, regulasi memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi, dapat
membantu melindungi kepentingan masyarakat dan
meminimalkan risiko kerugian atau dampak negatif. Namun, di
sisi lain, juga dapat mengurangi efisiensi dan inovasi, serta
menimbulkan biaya-biaya tambahan yang harus ditanggung oleh
pelaku usaha dan konsumen

2. Fungsi Regulasi
Regulasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu masyarakat atau negara. Beberapa fungsi di
antaranya adalah:

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 97


1) Mencegah Monopoli: Dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya monopoli atau oligopoli yang merugikan pasar dan
konsumen. Hal ini dilakukan dengan membatasi kekuatan dan
pengaruh perusahaan besar dan mendorong persaingan yang
sehat di antara perusahaan.
2) Menjaga Keamanan dan Kesehatan: Dapat digunakan untuk
menjaga keamanan dan kesehatan masyarakat. Contohnya:
kesehatan dapat mengatur tentang standar keamanan makanan
dan obat-obatan serta kualitas produk kesehatan lainnya.
3) Melindungi Konsumen: Digunakan untuk melindungi konsumen
dari praktik bisnis yang merugikan. Hal ini dilakukan dengan
mengatur tentang persyaratan pengungkapan informasi produk
dan layanan yang jelas, kebijakan pengembalian uang, dan
perlindungan hak-hak konsumen lainnya.
4) Menjaga Stabilitas Keuangan: Digunakan untuk menjaga stabilitas
keuangan. Regulasi ini mengatur tentang tata cara dan kebijakan
dalam pengelolaan uang dan investasi sehingga mencegah
terjadinya kerugian besar di pasar keuangan.
5) Mendorong Inovasi: Dapat digunakan untuk mendorong inovasi
dan perkembangan teknologi. Regulasi ini menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif bagi perusahaan baru dan
mengatur tentang kekayaan intelektual sehingga mendorong
perusahaan untuk melakukan riset dan pengembangan produk
yang lebih baik.
6) Melindungi Lingkungan Hidup: Digunakan untuk melindungi
lingkungan hidup. Regulasi lingkungan mengatur tentang

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 98


penggunaan energi bersih, pengelolaan limbah, pengurangan
emisi karbon, dan upaya lainnya untuk menjaga keberlanjutan
lingkungan hidup.

3. Jenis Regulasi
Regulasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan
tujuan dan sifatnya. Beberapa jenis di antaranya adalah:
1) Ekonomi: Mengatur aktivitas ekonomi dalam suatu negara.
Tujuannya adalah untuk menciptakan pasar yang sehat dan adil,
melindungi konsumen dan produsen, mencegah monopoli, dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh
regulasi ekonomi adalah kebijakan fiskal dan moneter,
perdagangan internasional, dan sektor keuangan.
2) Lingkungan: Bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dan
mempromosikan keberlanjutan. Regulasi ini mengatur tentang
penggunaan energi bersih, pengurangan emisi gas rumah kaca,
pengelolaan limbah, pengawasan kualitas udara dan air, dan
tindakan lainnya untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat.
3) Kesehatan: Mengatur tentang pengelolaan dan distribusi obat-
obatan, makanan, dan produk kesehatan lainnya. Tujuannya
adalah untuk melindungi kesehatan konsumen dan memastikan
produk-produk tersebut aman dan efektif. Regulasi kesehatan juga
meliputi pengaturan rumah sakit, asuransi kesehatan, dan layanan
kesehatan lainnya.
4) Keamanan: Bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya
dan ancaman keamanan. Regulasi ini meliputi kebijakan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 99


keamanan transportasi, senjata api, keselamatan jalan raya, dan
tindakan lainnya untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan
masyarakat.
5) Pendidikan: Mengatur tentang tata cara penyelenggaraan
pendidikan, kualitas pendidikan, dan persyaratan sertifikasi bagi
guru dan lembaga pendidikan. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa pendidikan yang diberikan kepada
masyarakat berkualitas dan terstandar.
6) Telekomunikasi: Mengatur tentang penggunaan spektrum
frekuensi dan penyediaan layanan telekomunikasi. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa penggunaan frekuensi radio
tidak mengganggu komunikasi yang ada dan memastikan layanan
telekomunikasi yang baik bagi masyarakat.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 100


BAGIAN 7
MANAJEMEN PERUBAHAN

A. PERUBAHAN DALAM ORGANISASI

Perubahan merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh sebuah


organisasi. Setiap organisasi pasti akan mengalami perubahan baik itu
diakibatkan dari pihak eksternal maupun internal (Dewi &
Kurniawan, 2019). Faktor internal berhubungan dengan organisasi
itu sendiri yang mendorong dirinya untuk mengalami perubahan.
Sedangkan faktor eksternal berhubungan dengan kekuatan dari luar
organisasi menuntut terjadinya perubahan.

Organisasi mengalami tindakan perubahan dari situasi saat ini ke


situasi yang akan datang guna untuk meningkatkan efektivitas.
Tujuan adanya perubahan tersebut disatu sisi untuk memperbaiki
organisasi agar tetap bisa bertahan dari terjadinya perubahan pada
lingkungan. Disisi lain agar pegawai melakukan perubahan untuk
meningkatkan produktivitasnya (Suwandono & Laksmi, 2019).

Dalam Organisasi publik ada perbedaan antara perubahan dengan


reformasi. Perubahan memiliki potensi terbangunnya melalui
periode waktu yang lama dari mulai proses bertahap dalam
organisasi. Biasanya berlangsung dari kegiatan rutin sehingga sedikit
demi sedikit menjadi rutinitas dalam organisasi atau muncul karena
ada pergolakan yang tiba-tiba menuntut organisasi untuk segera
mengalami perubahan. Sedangkan reformasi lebih condong adanya

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 101


mengubah fitur struktural atau budaya organisasi yang dilakukan
oleh pemimpin politik dan administrasi secara aktif.

Organisasi publik disini yang dimaksud adalah pemerintahan.


Dimana pemerintah mempunyai wewenang untuk
menyelenggarakan kekuasaan negara dalam mengatur kehidupan
masyarakat (Latief, 2019). Dalam mengelola perubahan yang ada
baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia, dan lain
sebagainya maka diperlukan kemampuan manajemen perubahan
dalam mengelolanya. Tanpa memiliki kemampuan manajemen yang
baik maka tujuan negara akan sulit tercapai.

Manajemen perubahan merupakan proses terus menerus dalam


memperbaharui organisasi guna bertahan dan berkembang. Para
pemimpin memerlukan berbagai inovasi secara berkesinambungan
serta memperbaiki pelayanan publik sehingga kebijakan yang diambil
oleh pemimpin yaitu memihak kepada rakyat.

Seorang pemimpin harus siap dengan perubahan yang terjadi pada


organisasi yang dipimpinnya baik yang bersifat inovatif maupun
strategis. Perubahan yang bersifat inovatif merupakan perbaikan
yang harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan
dengan melihat kerangka sumber daya yang dimilikinya. Sedangkan
perubahan yang bersifat strategis yaitu perubahan melakukan sesuatu
yang baru. Setiap perubahan tentunya seorang pemimpin akan
menggunakan pendekatan yang berbeda.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 102


Kesalahan yang biasa dilakukan dalam mengelola perubahan
(Sutirman, 2005) yaitu pertama mengabaikan pada aspek manusia.
Terkadang perubahan yang dilakukan oleh organisasi lebih fokus
pada aspek teknis di lapangan seperti finansial dan operasional tanpa
melihat aspek manusia. Aspek manusia ini sangat penting dalam
keberhasilan perubahan yang dibuat, kurangnya perhatian akan
berpeluang mengalami kegagalan.

Biasanya kesalahan kedua melakukan perubahan tidak dilaksanakan


dengan baik. Soalnya banyak organisasi yang tidak merencanakan
dengan matang saat melakukan perubahan sehingga hasilnya tidak
optimal. Ketiga, praktisi perubahan gagal dalam membangun koalisi
yang cukup kuat. Dalam menjalankan perubahan tidak cukup kuat
dalam membangun koalisi sehingga tidak ada dukungan yang
memperkuat perubahan tersebut.

Ada prinsip-prinsip manajemen perubahan sebelum perubahan itu


diterapkan agar tidak terjadi resistensi (Sutirman, 2005) yaitu: 1)
Benar-benar diinginkan, sebelum perubahan itu diterapkan harus
dikaji terlebih dahulu. 2) Adanya penanggung jawab. Setiap ada
keputusan adanya perubahan maka harus ditentukan siapa yang
menjadi penanggungjawabnya. 3) Realistis. Perubahan juga harus
dipertimbangkan tentang kondisi sebuah organisasi, apakah
keputusan tersebut realistis. 4) Harus mengetahui kendala yang
dihadapi. Dalam mengetahui kendala yang ada ini
mempermudahkan untuk mencari alternatif solusi. 5) Memiliki sikap
positif. Sikap positif dalam melakukan perubahan harus dibangun

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 103


oleh kedua belah pihak yaitu atasan dan karyawan agar bisa berjalan
dengan baik di lapangan dalam mengatasi masalah yang ada. 5)
Optimis. Untuk mendapatkan hasil yang optimal harus memiliki sifat
optimis agar mencapai hasil yang maksimal. 6) Harus bersyukur.
Dalam mengatasi perubahan harus bisa menerima dengan lapang
dada dengan cara bersyukur agar mendapatkan hasil yang lebih
positif.

B. SIFAT ANGKATAN KERJA YANG BERUBAH

Salah satu yang memicu organisasi untuk melakukan perubahan yaitu


adanya sifat angkatan kerja yang berubah. Sejalan dengan
perkembangan zaman, mulai bermunculan berbagai ilmu
pengetahuan. Pekerjaan yang dibutuhkan semakin bervariasi tidak
seperti perkerjaan dahulu.

Dahulu lowongan pekerjaan yang ada berupa fisik harus ada di


tempat seperti guru, penjahit, dan profesi yang terkenal pada eranya.
Kini lowongan pekerjaan semakin beraneka ragam, ada pekerjaan
sebagai tutor online, penjahit yang menerima pre order dari online,
penulis lepas, dan sebagainya.

Banyak pekerjaan yang bermunculan di era ini. Sehingga semua


organisasi harus siap melakukan perubahan agar bisa berkompetitif
dengan pesaing lainnya. Organisasi mulai melakukan perubahan
mengikuti perkembangan zaman, harus kerja keras untuk
menyesuaikan agar tidak tertinggal.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 104


Angkatan kerja yang bervariatif memaksa semua organisasi baik
swasta maupun sektor publik untuk berbenah secara cepat agar bisa
tetap bertahan tidak mengalami ketertinggalan. Sifat angkatan kerja
yang berubah mulai dari perilaku seseorang sampai jenis pekerjaan
yang bermunculan.

Perilaku zaman sekarang misalnya banyak yang menginginkan gaji


besar tetapi apa yang dilakukannya tidak memberatkan. Banyak
keluhan dari setiap individu untuk bisa instan mendapatkan hasil
besar tanpa bersusah payah. Itu juga yang harus dipikirkan organisasi
untuk melakukan perubahan dalam mengatasi mental pekerja
sekarang.

C. TEKNOLOGI

Perkembangan teknologi zaman sekarang yang dikenal dengan era


digitalisasi berbasis cyber, merambatnya kecanggihan teknologi
memacu setiap organisasi untuk siap melakukan perubahan.
Fenomena teknologi sempat membuat resah semua orang karena
memaksa setiap orang mulai harus belajar secara aktif dan bergerak
untuk menerima kecanggihan teknologi.

Akhir-akhir ini yang lagi ramai dibicarakan tentang teknologi yang


berkembang yaitu munculnya kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence). Kecanggihan AI menggemparkan dunia, menjadi topik
hangat untuk didiskusikan baik di kalangan akademisi maupun
media.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 105


Mulai beberapa pekerjaan diperankan oleh kecanggihan teknologi
seperti marketing tidak cuma menggunakan secara offline. Tetapi
memulai dengan marketing secara online yang dikerjakan oleh IA
yang bisa merambat ke media sosial dan akan muncul di setiap
pengguna smartphone. Iklan ini dianggap lebih efektif dan tepat
sasaran daripada mempekerjakan banyak orang untuk mengenalkan
produk kepada masyarakat.

Organisasi mulai melakukan perubahan untuk merencanakan


strateginya dalam menerima perkembangan kecanggihan teknologi.
Mempertimbangkan efektifitas dan efisien untuk keberlangsungan
organisasi. Datangnya teknologi juga akan mengancam manusia
untuk kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan, apabila skill tidak di
up grade.

Kecanggihan teknologi yang muncul bisa mengikis peran manusia.


Saat semua mengandalkan teknologi maka suatu bangsa tersebut
akan kehilangan rasa empati dan simpati dari manusia. Ada nilai
kurang apabila kecanggihan teknologi tidak memperhatikan rasa
kemanusiaan. Bagaimana sila kemanusiaan ini tertuang pada sila
pancasila sebagai ideologi bangsa.

Dampak negatif karena kecanggihan teknologi mengakibatkan


banyak organisasi yang mengandalkan peran teknologi untuk
membantu organisasi. Efeknya organisasi mengurangi peran manusia
dan menggantikan teknologi untuk efektifitas dan efisian berjalannya
suatu organisasi. Maka akan bermunculan angka pengangguran suatu

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 106


negara semakin meningkat dan otomatis akan mempengaruhi tingkat
kemiskinan suatu negara. Inilah yang perlu diperhatikan dalam
menjalankan perubahan jangan menganalisis dari segi keuntungan
saja tapi harus bisa melihat efek jangka panjang yang akan
didapatnya.

D. KEJUTAN-KEJUTAN EKONOMI

Kondisi ekonomi di dunia yang terjadi akan saling berhubungan dan


ada kaitan untuk perkembangan suatu organisasi. Jadi kejutan
ekonomi yang muncul membuat organisasi semakin memacu untuk
bertahan agar organisasi tersebut tetap eksis,

Kejutan ekonomi seperti yang baru-baru ini dialami oleh seluruh


negara yaitu munculnya virus corona. Mau tidak mau semua negara
berusaha untuk kestabilan kondisi negaranya agar rakyat tidak panik
dan kesejahteraan masarakat tetap berjalan tidak ada yang
kelaparan. Organisasi mengalami perubahan yang cepat seperti
menerapkan pekerjaan dengan program WFH (work from home).
Semua pekerjaan dikendalikan dari rumah masing-masing, bertujuan
untuk mengendalikan penyebaran virus corona.

Banyak kejutan ekonomi yang tidak terduga terjadi. Maka perlu ada
perubahan yang harus dilkukan oleh sebuah organisasi dalam
menerima kejutan ekonomi yang muncul. Belajar dari seorang Umar
bin Abdul Azis sebagai pemimpin yang berhasil bisa memakmurkan
rakyatnya. Strategi pertama yang dilakukan yaitu dengan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 107


menciptakan fasilitas dan sarana perekonomian yang mencukupi.
Serta melakukan terobosan baru dalam peningkatan bidang
pertanian (Faizi, 2012).

Ibaratnya lahan yang baik, subur, dan jauh dari hama otomatis orang
akan menanam dengan nyaman dan tanamannya pun akan tumbuh
dengan baik. Itulah kenapa organisasi harus selalu siap melakukan
perubahan dengan adanya gejolak lingkungan yang ada, seperti
adanya kejutan-kejutan ekonomi yang terjadi.

E. TREN SOSIAL YANG BERUBAH

Adanya perubahan terhadap tren dari zaman ke zaman, itu juga akan
mempengaruhi organisasi agar selalu melakukan perubahan untuk
bertahan tidak tertutup oleh zaman. Rata-rata setiap orang sudah
memiliki gadget dan internet, promosi kebaikan sekarang tidak
cukup dilihat di depan mata secara riil tapi sekarang harus membuat
konten yang diunggah di internet biar seluruh lapisan msyarakat
bahkan seluruh dunia bisa melihat kebaikan tersebut melalui
gadgetnya.

Pesan orang tua dulu selalu menasihati anaknya untuk tidak boleh
berbuat riya’. Berkembangnya tren sosial yang ada di masyarakat
membuat berubah semua tradisi yang sudah terbangun bertahun
lamanya. Akhirnya sekarang dikembalikan dengan kata-kata semua
itu tergantung niatnya. Ibarat orang memposting sesuatu di media
sosial, niatnya untuk berbagi kebaikan dan bisa berguna dengan

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 108


orang lain. Hal tersebut bisa sekali dirasakan oleh orang-orang muda
sekarang.

Para politikus dan pejabat negara pun juga melakukan perubahan


bagaimana caranya masyarakat bisa melihat kebaikan pemimpinnya.
Konten yang dibuat di media sangat berguna untuk menaikkan citra
baiknya. Bagaimana masyarakat bisa menilai pemimpinnya lewat
konten yang beredar di media.

Tren sosial yang berubah membuat semua elemen juga mengikuti


perubahan. Apa yang terpandang oleh mata harus semua terlihat
baik biar tidak terkena celaan orang lain. Tren yang masih buming
salah satunya membully, Itulah akibat dari demokrasi yang sebebas-
bebasnya tanpa adanya batasan agama.

Negara dan agama tidak bisa terpisahkan. Agama bisa mengontrol


setiap orang untuk bertanggungjawab kepada dirinya sendiri. Dalam
melakukan perubahan, organisasi harus memperhatikan etika dan
larangan dari agama agar bisa berjalan baik untuk kedepannya.
Tanpa adanya pondasi yang kuat, tren yang selalu berubah-ubah
akan membuat setiap organisasi tidak memiliki jati dirinya sendirinya.
Perubahan itu perlu tapi masih harus memperhatikan etika yang ada.

F. POLITIK DUNIA

Politik dunia termasuk aspek eksternal yang terjadi di luar lingkungan


mempunyai dampak munculnya perubahan pada organisasi. Akibat
munculnya yang terjadi dari poitik dunia membuat semua negara

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 109


akan terkena imbasnya. Mulai dari ketenangan negara yang ikut
bekerjasama dengan negara lain. Serta akan mempengaruhi
perekonomian negara sehingga akan bisa terjadi inflasi.

Perubahan yang terjadi tidak jarang akan menimbulkan


ketidakpastian. Dengan adanya goncangan politik dunia, mau tidak
mau setiap individu akan bergerak dari situasi saat ini ke situasi yang
belum pernah dialaminya. Saat munculnya virus corona yang terjadi
di semua negara membuat semua orang dipaksa untuk melek
teknologi tanpa ada pengecualian usia. Anak-anak kecil harus mulai
belajar memanfaatkan hp untuk mendapatkan pendidikan. Setiap
individu harus proteksi kesehatan untuk dirinya sendiri agar tidak
tertular virus.

Dampak yang terjadi dari adanya politik dunia, membuat setiap


negara harus siap selalu akan adanya perubahan. Kerjasama dari
semua pihak sangat diperlukan agar perubahan yang terjadi bisa
berhasil berjalan. Sebelum perubahan itu diterapkan untuk seluruh
lapisan, pemangku kebijakan juga harus mengimbangi keterampilan
bagi semua orang untuk bisa melancarkan perubahan tersebut.

Era globalisasi ini yang membuat antar negara tidak ada batas. Politik
dunia yang dibangun suatu negara untuk memperkuat negaranya
masing-masing. Apalagi negara-negara yang masih berkategori
negara berkembang, bagaimana negara tersebut bisa mengimbangi
negara maju. Perdamaian dunia tetap dibutuhkan untuk menjaga
kestabilan pertahanan negara.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 110


Politik dunia juga akan mengakibatkan perekonomian suatu negara
terancam dan akibatnya inflasi akan besar. Masyarakat suatu negara
dengan adanya inflasi menjadikan kemampuan daya beli jadi
berkurang. Kemudian efeknya akan merambat ke faktor kemiskinan.
Kesejahteraan rakyat tidak dipenuhi oleh negara. Menurut Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) di tahun 2018 menunjukkan bahwa
Indonesia merupakan peringkat kedua di Asia Tenggara yang tingkat
kasus balita stunting tinggi.

G. SIFAT PERSAINGAN YANG BERUBAH

Seorang pemimpin harus bisa membaca dari kondisi kompetitor.


Persaingan yang dimiliki bisa akan mengalami perubahan. Melihat
fenomena sekarang yang ada yaitu perubahan status
kewarganegaraan yang lagi marak. Ini merupakan problem yang
harus diselesaikan oleh negara. Adanya perpindahan tersebut
menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai luntur akan rasa
terhadap cinta tanah air.

Data dari pihak imigrasi RI dari tahun 2019-2022 menunjukkan


adanya WNI pindah kewarganegaraan menjadi warga singapura
sebesar 3.912. Rata-rata per tahun ada sekitar 1.000 orang pindah
kewarganegaraan. Apabila tidak ada perubahan yang dilakukan oleh
pemerintah untuk berbenah, maka kapabilitas sebagai negara akan
dipertanyakan. Apakah masayarakat kecewa terhadap pemerintahan
atau ada alasan yang lain.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 111


Persaiangan yang dilakukan oleh kompetitor macam-macam
bentuknya, bukan cuma dari fisik tapi bisa juga dari ideologis
individu, sehingga keutuhan organisasi akan terancam. Inilah peran
pemimpin untuk menentukan strategi seperti apa dalam melakukan
perubahan ke depan dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam melakukan manajemen perubahan bisa melihat dari sifat


persaingan yang berubah. Ini sangat diperlukan agar tepat dalam
melakukan perubahan ke depan, tidak salah dalam melangkah. Suatu
organisasi agar tetap bertahan harus selalu memperhatikan
sekelilingnya. Organisasi yang selalu optimis tidak pesimis dalam
melihat tantangan ke depan, perubahan itu perlu dilakukan dengan
rasa percaya diri, fokus dalam proses agar tetap bisa berjalan tidak
cuma terobsesi dengan hasil.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 112


BAGIAN 8
KEMITRAAN PUBLIK-PRIVAT DALAM TRANSFORMASI
ADMINISTRASI PUBLIK

A. PENDAHULUAN

Kemitraan publik privat menjadi populer dalam belakangan ini. Hal


ini tidak terlepas dari pergeseran paradigma government ke
PPP (Public Private
Partnership)
governance yang mengadopsi konsep New Public Management
(NPM) seiring berkembang konsep lainnya seperti good governance.
Istilah governance atau tata kelola memiliki arti yang beragam.
Unsur-unsur good governance merupakan pihak-pihak yang turut
berkontribusi dalam pembangunan peradaban sosial dan masyarakat
yang meliputi society (masyarakat), private sektor (sektor privat) dan
public sektor (badan publik/pemerintah). Meskipun konsep ini
bukanlah hal baru namun masih kurang dipahami dalam praktiknya.

Private
sector
Society

Public
sector

Gambar 8.1. Unsur-Unsur Good Governance

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 113


Apabila pada orde lampau pemerintah memegang peran utama
dalam dalam proses pembangunan, peran tersebut terkikis dengan
pelibatan pihak eksternal diluar pemerintah (sektor publik). Menurut
Frederickson dan Smith, tata kelola mengacu pada hubungan
administratif antar kelembagaan yang sejajar, heterakis serta tidak
bergantung pada otoritas pusat dalam pengambilan keputusan
(Frediricson & Smith, 2003). Muncul berbagai Istilah yang
menggambarkan pelibatan pihak eksternal seperti partnering,
partnership, strategic alliance, collaboration, cooperation, network,
network governance, joined-up government, whole of government
(WoG), privatization, commisioning, contracting and outsourcing.

B. KONSEP KEMITRAAN SEKTOR PUBLIK- PRIVAT

Kemitraan sektor publik dan privat disandingkan dengan istilah


public private partnership (PPP) atau di Indonesia dikenal dengan
istilah Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) yang
sebelumnya menggunakan termin Kerjasama Pemerintah dengan
Swasta (KPS). Perubahaan penggunaan istilah menjadi badan usaha
sebagai upaya mengakomodir badan usaha non swasta (badan usaha
milik negara, misalnya) untuk bermitra dengan pemerintah (Wibowo
et al., 2021) bahkan tidak menutup pula kedepan terbuka bentuk
kerjasama dengan individu (Longa, 2011).

Public private partnership (PPP) muncul sebagai salah satu agenda


dari reformasi publik yang merespon keluhan masyarakat terhadap
rendahnya kualitas pelayanan publik. Sektor privat dinilai memiliki

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 114


kemampuan lebih besar terkait dana dan pengalaman penyediaan
pelayanan yang lebih efisien. PPP semakin relevan dalam penyediaan
infrastruktur publik yang dihadapkan pada kurangnya sumber daya.
Yescombe membagi klasifikasi infrastruktur yang terdiri atas
(Yescombe, 2007) :
1. infrastruktur ekonomi diantaranya transportasi, pembangunan
prasarana penghubung (seperti pengairan, saluran limbah, listrik
dan lain-lain) dan infrastruktur esensial yang dibutuhkan dalam
aktivitas ekonomi sehari-hari;
2. Infrastruktur sosial diantaranya sekolah, rumah sakit, lembaga
permasyarakatan, perpustakaan dan infrastruktur yang dianggap
penting untuk masyarakat.

Hingga kini, belum ada definisi baku mengenai PPP sebagaimana


yang diungkapkan oleh Maskin dan Tirole (2008) bahwa definisi PPP
masih diperdebatkan oleh para ahli (Nsasira et al., 2013); (The PPP
Knowledge Lab, 2022). Beberapa definisi terkait PPP yang dapat
menjadi rujukan diantaranya sebagai berikut:
1. Savas (1987) PPP dipahami sebagai with the public private
partnership, infrastructure projects are increasingly being built
through public-private partnerships. However, it is not like
ingeneral term in PPP terminology, where the government or the
state requires intensive capital to build a durable infrastructure, by
using combination contract namely; infrastucture facilities built
that are mostly financed by the private sector are then operated
by private entitties under a franchise with long-term contract or

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 115


leases. For twenty or 99 years the development
includes;development, operation, maintance ad capital cost. The
PPP model is usually characterized by the construction of road
bridge, and drinking water projects, ppelines and electricity
geenration. However, in its development the construction of
prisons, stadiums, schools and city development is also built
through this method, such as economic development projects”
(Kurniadi, 2020).
(Proyek-proyek melalui kemitraan publik-privat semakin
meningkat. Namun tidak seperti istilah umum PPP, pemerintah
membutuhkan dana intensif untuk membangun infrastruktur
tahan lama yang sebagian besar didanai, dioperasikan oleh sektor
privat melalui kontrak jangka panjang (20-99 tahun) meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan dan biaya modal.
Model ini biasanya ditujukan untuk membangun jembatan,
proyek air minum,jaringan listrik dan pembangkit listrik. Model
ini berkembang dengan pembangunan penjara, stadion, sekolah
dan pembangunan kota).

2. Van Ham dan Koppenjan mengemukakan bahwa PPP merupakan


suatu bentuk kerjasama antar aktor-aktor publik-swasta secara
bersama-sama mengembangkan produk dan jasa serta distribusi
risiko, biaya dan sumberdaya yang dihubungkan dengan produk
dan layanan (Subarsono, 2016).

3. OECD (2008) mendefinisikan sebagai kesepakatan antara


pemerintah dengan badan usaha (umumnya operator atau

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 116


pemilik modal) dimana terjadi transfer risiko dalam memberikan
layanan (Kurniadi, 2020).

4. The PPP Knowledge Lab mendefinisikan PPP sebagai mechanism


for government to procure and implement public infrastructure
and/or services using the resources and expertise of the private
sector. Where governments are facing ageing or lack of
infrastructure and require more efficient services, a partnership
with the private sector can help foster new solutions and bring
finance “ (The PPP Knowledge Lab, 2022)
(Suatu mekanisme bagi pemerintah untuk pengadaaan dan
pelaksanaan infrastruktur dan/atau layanan publik dengan
menggunakan sember daya dan keahlian swasta. Ketika
pemerintah membutuhkan layanan infrastruktur baru yang lebih
efisien kemitraan dengan sektor privat mengembangkan solusi
melalui pembiayaan.

5. United Nation (UN) General Assembly 2015 voluntary and


collaborative relations between various parties both state and non
state in which all participants agree to work to gether to achieve
a common purpose or undertake a specific tasks and to share risks
and responsibillities resources and benefit (Wibowo et al., 2021)
(Hubungan kesukarelaan dan kerjasama antar beberapa pihak,
baik negara dan bukan negara yang bersepakat bermitra guna
mencapai tujuan tertentu dan pembagian alokasi risiko serta
tanggungjawab sumberdaya dan keuntungan).

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 117


Berdasarkan definisi diatas dapat dicermati bahwa PPP memiliki
karateristik sebagai berikut :
1. Proyek PPP menggunakan dana raksasa ;
2. PPP merupakan kontrak jangka panjang;
3. Menekankan adanya alokasi risiko sebagai unsur krusial;
4. Setiap pihak secara bersama-sama memproduksi sesuatu (barang
atau layanan) dan keduabelah pihak memperoleh benefit dari
usaha mereka.

C. SKEMA PEMBIAYAAN

1. Prakarsa Pemerintah (Solicited Project)


Merupakan suatu proyek infrastruktur yang diusulkan oleh
pemerintah dan ditawarkan kepada badan usaha. Proyek yang
diusulkan oleh pemerintah dapat dibiayai sebagian yang
pelaksanaannya dilaksanakan oleh badan usaha.

2. Prakarsa Badan Usaha (Unsolicited Project)


Suatu proyek infrastruktur yang diusulkan oleh badan usaha
dengan mengajukan proposal ke pemerintah. Proposal yang
diajukan memenuhi persyaratan dan kriteria diantaranya
kesesuaian dengan rencana induk sektor, kelayakan secara
ekonomi dan finansial yang memadai untuk membiayai
pelaksanaan proyek yang diprakarsai. Perubahan sosial dan
ekonomi yang cepat mendukung unsolicited project cenderung
meningkat. Contohnya saat ini sedang digaungkan penggunaan
energi listrik sebagai bagian dari trend global green economy

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 118


namun tidak diimbangi ketersediaan energi listrik yang memadai.
Pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan ini karena suatu hal
sehingga badan usaha melihat sinergi positif dengan pihak
pemerintah dalam membangun infrastruktur yang dibutuhkan.

D. SKEMA PENGEMBALIAN MODAL

Modal merupakan salah satu elemen dasar dalam PPP. Pengembalian


modal badan usaha diklasifikasikan menjadi dua kategori yakni
dalam bentuk tarif usage based (berbasis penggunaan) dan availablity
based (berdasarkan ketersediaan) seperti yang dijelaskan Yescombe
sebagai berikut (Yescombe, 2007):
1. Pemakaian Layanan (Usage Based)
Merupakan skema kemitraan yang sumber pendanaan atau
pengembalian modal investasi berasal dari pemakaian (usage)
layanan oleh pengguna. Apabila biaya layanan dirasakan berat
oleh pengguna, pemerintah dapat mensubsidi sehingga tarif atau
ongkos lebih terjangkau dan fasilitas dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Skema usage based paling banyak diaplikasikan dalam
bentuk konsesi. Misalnya biaya penggunaan fasilitas jalan tol,bis,
pelabuhan, tram dan jaringan kereta ringan.
2. Ketersediaan Layanan (Availability Based)
Skema availability based atau sering disingkat AP merupakan
skema pengembalian modal yang dilakukan secara berkala oleh
pemerintah (di Indonesia oleh PJPK) berdasarkan ketersediaan
layanan infrastruktur disesuaikan dengan spesifikasi dan indikator

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 119


kinerja layanan yang ditentukan dalam perjanjian kemitraan.
Skema pengembalian ini menjamin kepastian besaran modal
kembali sehingga lebih menarik bagi badan usaha. Availability
based banyak diaplikasikan pada berbagai sektor di Indonesia
seperti persampahan dan limbah, bendungan, air minum,
konservasi energi, telekomunikasi, utilitas terpadu, perumahan
rakyat, kesehatan, pendidikan, fasilitas olahraga (PT PIII, 2020).

E. BENTUK KEMITRAAN PUBLIK PRIVAT

Perkembangan pelaksanaan PPP memunculkan bentuk-bentuk


kemitraan bervariasi. Beragamnya variasi mendikotomikan
pandangan bahwa PPP merupakan bagian privatisasi (Nugroho,
2011) atau memisahkannya (Kurniadi, 2020). Hal tersebut tidak perlu
diperdebatkan yang terpenting pemilihan skema dan karakteristik
kemitraan perlu ditentukan secara mendalam dengan
memperhitungkan benefit dan risiko yag mungkin muncul.

Bentuk kemitraan menurut OECD diantaranya 1). Operasi-


Pemeliharaan (Operation-Maintenance); 2). Desain-Bangun (Design-
Builds); 3). Turnkey (Turnkey Operation); 4). Wrap Around
Addition; 5). Sewa-Beli; 6). Privatisasi Temporer; 7). Sewa- Bangun
Operasi (lease developeopertae) atau Beli-Bangun-Operasi (buy-
develop-operate); 8. Bangun-Transfer-Operasi (Build-Transfer-
Operate) 9). Bangun-Miliki-Operasi-Transfer (Build-Own-Operate-
Transfer) dan 10). Bangun-Miliki-Operasi (Build-Own-Operate).
Asian Development Bank dan World Bank mengklasifikasikan bentuk

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 120


kemitraan sebagai berikut (Kurniadi, 2020): 1). Service Contract and
Management Contract 2). Turnkey Contracts 3). Lease Contract 4).
Concession Contract 5). Private Finance Initiative and Private
Ownership Contract.

Dwiyanto berpendapat bahwa PPP merupakan kemitraan antara


pemerintah dan badan usaha yang mendatangkan manfaat bagi
kedua belah pihak sehingga tidak sama dengan kerjasama seperti
kontrak, kerja biasa, swastanisasi dan outsourcing (Dwiyanto, 2011).
Public supply and operation

Outsourcing

Management Contract

Leasing (afermage)
CONCESSION

Franchise

Concession

Build-operate-transfer

Build-own-operate
PRIVATIZATION

Divestiture by licences

Divestiture by sale

Private suply and operation

Gambar 8.2. Tipe-Tipe Partisipasi Swasta dalam Infrastruktur


Sumber : Guasch J. Luis, 2004

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 121


Secara umum, ada lima model kemitraan publik-privat (PPP) yang
sesuai di Indonesia sebagai berikut (Kurniadi, 2020, p. 145) :
1. Kontrak jasa (service contract) merupakan bentuk kerjasama antar
pemerintah dengan badan usaha paling sederhana dan singkat
(biasanya 2-5 tahun). Badan usaha bertanggungjawab untuk
melaksanakan satu atau lebih pelayanan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Pendapatan badan usaha berasal dari pemerintah
sesuai dengan kesepakatan. Kerjasama ini berguna apabila
pemerintah berniat untuk migrasi teknologi, kemampuan teknis
atau efisiensi.
2. Kontrak kelola (management contract) merupakan bentuk
kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha dalam
menjalankan beberapa atau seluruh fungsi penanganan dan
operasi barang dan jasa dengan memanfaatkan aset yang dimiliki
oleh pemerintah. Tidak ada transfer kepemilikan oleh badan
usaha untuk jangka tertentu (biasanya 2-5 tahun).
3. Kontrak sewa (leasing contract) yakni pemerintah berperan
sebagai pemilik aset kemudian menyewakan kepada badan usaha.
Badan usaha bertanggungjawab terhadap penyediaan layanan.
Jangka waktu kerjasama diperlukan antara 5-20 tahun.
4. Kontrak Bangun-Guna-Serah (BOT)Kontrak Bangun-Guna-Serah
atau Build-Operate-Transfer (BOT) merupakan salah satu model
PPP yang banyak diaplikasikan di Indonesia. BOT merupakan
bentuk kerjasama yang dimulai pada saat pemerintah dan badan
usaha bersepakat bahwa badan usaha bertanggungjawab atas
penyediaan layanan dengan membangun suatu fasilitas baru atau

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 122


merehabilitasi fasilitas yang sudah ada dengan pembiayaan dari
badan usaha. Badan usaha juga berperan dalam pengelolaan
fasilitas tersebut selama periode yang disepakati (biasanya 20-40
tahun) dan pada akhir periode fasilitas tersebut ditransfer kepada
pemerintah.
5. Kontrak Konsesi (Conseccion) merupakan pemberian hak penuh
kepada badan usaha dari hulu ke hilir. Tahapannya mirip BOT.
Perbedaan antara BOT dan konsesi,apabila BOT badan usaha
tidak dapat melakukan penarikan biaya langsung dari pengguna
sedangkan konsesi badan usaha langsung dapat menarik dana
pengguna.
6. Kontrak Bangun-Guna-Milik merupakan Build- Own-operate-
(BOO) merupakan bentuk kemitraan antara pemerintah dan
badan usaha untuk membiayai, membangun dan memiliki
kemudian mengoperasikan fasilitas baru. Pada BOO tidak ada
transfer kembali ke pemerintah pada saat perjanjian konsesi
berakhir.
7. Divetasi (divestiture) merupakan pelepasan sebagian dan/atau
keseluruhan aset pemerintah kepada badan usaha untuk
diusahakan. Bentuk pengawasan pemerintah kepada badan usaha
pada aspek pelayanan dan perijinan jenis usaha.

F. RISIKO KEMITRAAN PUBLIK PRIVAT

Perbedaan mendasar antara PPP dan metode pengadaan


konvensional menekankan pada kepastian pembagian risiko (shared

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 123


risks). Alokasi risiko merupakan isu krusial dalam suatu proyek PPP
selain dana yang fantastis, durasi waktu yang lama serta pekerjaan
yang kompleks. Risiko menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti akibat yang kurang menyenangkan (merugikan,
membahayakan). Risiko adalah kejadian ketidakpastian yang
berdampak pada pencapaian tujuan. Beberapa metode yang berguna
untuk mengidentifikasi risiko yaitu (Kurniadi, 2020) :
1. Model matriks risiko, penyusunan strktur risiko dengan
mempertimbangkan setiap kategori risiko;
2. Risiko-risiko utama, menetukan jenis-jenis risiko yang tercatat
dalam matriks
3. Daftar risiko-risiko umum, pada PPP berdasarkan sumber kredibel,
seperti
https://rru.worldbank.org/Documents/Toolkits/concessions_fullt
oolkit.pdf. Melihat praktik di Indonesia PT. PII telah menyusun
acuan risiko yang melingkupi (PT PIII, 2020) a. Risiko lokasi ;
b.Risiko desain ; c.Risiko sponsor ; d.Risiko finansial ; e.Risiko
operasional ; f.Risiko pendapatan (revenue) ; g.Risiko konektivitas
; h.Risiko interface ; i. Risiko politik ; j.Risiko kahar (force majeure)
; l.Risiko kepemilikan aset

G. ASPEK KELEMBAGAAN KEMITRAAN PUBLIK PRIVAT DI


INDONESIA

Kelembagaan merupakan salah satu aspek dalam mendukung


kesuksesan pelaksanaan KPBU (PPP). Apabila merujuk pada

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 124


Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 kelembagaan PPP di
Indonesia menganut sistem campuran 1. Organisasi kelembagaan
pemerintah 2. Lembaga Ad hoc KPBU.

Organisasi kelembagaan pemerintah terdiri dari penanggungjawab


proyek kerjasama (PJPK), Simpul KPBU, Tim KPBU dan Panitia
pengadaan.

Lembaga ad hoc KPBU merupakan unit khusus yang didedikasikan


untuk KPBU yaitu Komite Percepatan Infrastruktur Prioritas (KPPIP),
PT. Pejamin Infrastruktur Indonesia (PT. PII), PT. Sarana Multi
Infrasturktur (PT. SMI).

H. HAMBATAN DAN TANTANGAN KEMITRAAN PUBLIK DAN


SWASTA

Ditengah glorifikasi PPP dalam penyediaan infrastruktur publik,


hambatan pelaksanaan kemitraan publik privat tidak terlepas dari
unsur konstitusi dan politik yang dianut suatu negara. Isu
nasionalisme berbenturan dengan kepemilikan aset oleh badan usaha
(privatisasi) sehingga muncul gagasan mengenai proteksionisme
negara. Infrastruktur publik dinilai harus dibiayai oleh pemerintah
karena bersifat strategis dan bukan merupakan kegiatan usaha (Toyib
& Nugroho, 2018). Loffer menambahkan bahwa kemitraan publik
privat cenderung berakibat pecahnya struktur dan proses layanan
publik yang berpotensi pada akuntabilitas, perlu adanya suatu
lembaga yang bertanggungjawab secara komprehensif (helicopter

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 125


view) terhadap pelayanan manakala kegiatan dibagi pada berbagai
unit kerja otonom (Dwiyanto, 2011). Boivard berpendapat
hambatan mempromosikan PPP adalah kekhawatiran dari legislator
lokal yang beranggapan kewenangan memudar dalam mengawasi
proses penetapan kebijakan dan manajemen layanan (Dwiyanto,
2011)

Disisi lain, pelibatan pihak diluar pemerintah eksis karena dibutuhkan


meskipun secara spesifik karakteristik sektor publik berbeda dengan
sektor privat. Savas mengemukakan bahwa perlu dilakukan
pemilihan dan pemilahan urusan sektor publik yang dapat
dikerjasamakan dengan sektor swasta (Wasistiono, 2014).
Pendekatan alternatifnya melalui konsesi, pemerintah dapat
mengalihkan kepemilikan aset pasca kontrak berakhir.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 126


DAFTAR PUSTAKA

___________ (2007). Administrative reform (2nd ed.). Aldine Transactio.

Ali, M., Awaluddin, M., & Salam, A. (2019). Efektivitas Pelayanan Digital
Program Samsat Keliling Di Kota Mataram. JIAP (Jurnal Ilmu
Administrasi Publik), 7(1), 1. https://doi.org/10.31764/jiap.v7i1.770

Arifah, Dista Amalia. 2011. “Kasus Cybercrime Di Indonesia.” Jurnal Bisnis


Dan Ekonomi (JBE) 18(2):185 – 195.

Atmosoedirdjo, Prajudi. (1991). Dasar-dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Seri


Pustaka Ilmu.

BAMS ( 2023) Regulasi Adalah: Pengertian Menurut Ahlinya

Banga, Wempy, 2018. Kajian Administrasi Publik Konteporer. Konsep, Teori


dan Aplikasi. Yogyakarta : Penerbit Gava Me

Budiman Rusli, Modul 1Konsep dan Latar Belakang Reformasi Administrasi

Butcher, Tony and Andrew Massey (2003) Modernizing Civil Services. UK:

Caiden, G. E. (1969). Administrative reform. London: Allen Lane The


Penguin Press.

Christopher M. Shea, Public Administration and Information Technology,


2018

CNBC. 2020. “Cegah PHK, Perlu Percepat Adaptasi Skill Digitalisasi


Pekerja.” July 10.

Darwin, Muhadjir. 2021. “Transformasi Digital Di Sektor Publik.”

David Garson, Handbook of Research on Public Administration in the


Digital Age, 2015

Dewi, R. R., & Kurniawan, T. (2019). Manajemen Perubahan Organisasi


Publik: Mengatasi Resistensi Perubahan. Jurnal Natapraja, Kajian Ilmu
Administrasi Negara, 7(1), 53–72.
https://journal.uny.ac.id/index.php/natapraja

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 127


Dwiyanto, A. (2011). Manajemen Pelayanan Publik Peduli Inklusif dan
Kolaborasi (Pertama). Gadjah Mada University Press.

Dye R. Thomas.1976. Policy Analysis; What Government Do, Whay They


Do it, and What Difference It makes. Alabama ; The University
Alabama Press.

Edward Elgar Publishing Limited.

Ekoji. 2021. “Digital Transformation: Apakah Transformasi Digital?”

Faizi, H. G. (2012). Umar Bin Abdul Azis, 29 Bulan Mengubah Dunia.


Cahayasiroh.com.

Frediricson, G., & Smith, K. B. (2003). The Public Administration Theory


Primer (. Westview Press.

Hadiono, Kristophorus, and Rina Candra Noor Santi. 2020. “Menyongsong


Transformasi Digital.” Proceeding Sendiu (July):978–79.

Handayaningrat, Soewarno. (1994). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan


Manajemen. Jakarta: CV. Haji Masagung.

Haning, M. Thahir (2015) Reformasi Birokrasi: Desain Organisasi yang


Mendukung Pelayanan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Ilmu Giri.

Harbani, Pasolong.2010. Teori Administrasi Publik. Bandung ; Penerbit


Alfabeta.

Hardiyansyah, 2008. Kualitas Pelayanan Publik. (Konsep, Dimensi,


Indikator dan Implementasinya), Konsep,Teori ). Yogyakarta :
Penerbit Gava Media.

Henry, Nicholas. (1995). Public Administration and Public Affairs (Sixth


Edition). New Jersey: Practise-Hall.

Irawan, A. (2018). Sistem Pelayanan Publik Berbasis E-Government Pada


Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke. Societas: Jurnal Ilmu
Administrasi Dan Sosial, 7(1), 20–37.

Jos C.N. Raadschelders, Eran Vigoda-Gadot, Public Administration in the


Age of Globalization, 2014

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 128


Keban, Yeremias T. , 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik.
Konsep, Teori dan Isu. Yogyakarta; Gadjah Mada.

Kurniadi. (2020). Public Private Partnership Kebijakan dan praktik (A. Y.


Wati (Ed.); Pertama). Deepublish.

Latief, S. (2019). Azas-Azas Manajemen. Manggu Makmur Tanjung Lestari.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (2015), Modul Pelatihan


Analis Kebijakan

Longa, R. D. (Ed.). (2011). Urban Models and Public private Partnership.


Springer.

Muhdin, R. K. (2022). Penerapan E-Government Melalui Aplikasi Sibadra.


1(1), 65–74.

Muliawaty, L., & Hendryawan, S. (2020). Peranan e-government dalam


pelayanan publik (studi kasus: Mal pelayanan publik Kabupaten
Sumedang). Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi, 11(2), 45–57.

Mulyadi, Hendrikus, Afandi.2016. Administrasi Publik Untuk Pelayanan


Publik. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Munizu, M., Alam, S., Asdar, M., & Brasit, N. (2020). Improving the quality
of public services through Smart City implementation. Case in South
Sulawesi. Revista Espacios, 41(10).

Nsasira, R., Basheka, B. C., & Oluka, P. N. (2013). Public Private Partnerships
( PPPs ) and Enhanced Service Delivery in Uganda : Implications from
the Energy Sector. 4(3), 48–60.
https://doi.org/10.5430/ijba.v4n3p48

Nugroho, R. (2011). Public Private Partnership as a Policy Dilemma. 18(3).

Panggabean, Angelita Nauli. 2018. “Memahami Dan Mengelola


Transformasi Digital.” E-Business Strategi and Implementation 2018–
20.

Peng, B. (2022). Digital leadership: State governance in the era of digital


technology. Cultures of Science, 5(4), 210-225

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 129


Polanunu, A. B. D., & Rijal, N. K. (2021). Menuju Good Governance:
Inovasi Pelayanan Publik Berbasis Digital di Kantor Imigrasi Kelas II
Non-TPI Kediri Jawa Timur. NeoRespublica: Jurnal Ilmu ….
https://eprints.umm.ac.id/80642

PT PIII. (2020). Acuan Alokasi Risiko 2020 Kerjasama Pemerintah dengan


Badan Usaha (KPBU) di Indonesia. PT. Pejamin & Infrastruktur
Indonesia.

Rawis, R. W., Ruru, J., & Kolondam, H. (2022). Pengaruh Kualitas


Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat Di Kantor Desa
Kanonang Lima Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa.
Administrasi Publik, VIII(114), 45–56.

Reis, J., Amorim, M., Melão, N., & Matos, P. (2018). Digital transformation:
a literature review and guidelines for future research. Trends and
Advances in Information Systems and Technologies: Volume 1 6 , 411-
421.

Ridhawati, E., Fitrian, Y., Sari, D. N., P, P. A., & Pratama, R. (2019).
Penerapan E-Goverment Pada Pekon Sukamulya ( Studi Kasus : Pekon
Sukamulyapringsewu ). Jurnal Cendikia, XVII(April), 246–250.
http://jurnal.dcc.ac.id/index.php/JC/article/view/196%0Ahttp://jurn
al.dcc.ac.id/index.php/JC/article/download/196/98

Rusli, Budiman, 2013. Kebijakan Publik. Membangun Pelayanan Publik yang


Responsif. Hakim Publishing.

Subarsono. (2016). Kebijakan Publik dan Pemerintahan Kolaboratif Isu-Isu


Kontemporer. Penerbit Gaya Media.

Sutirman. (2005). Mengelola Perubahan Dalam Organisasi. Efisiensi, Kajian


Ilmu Administrasi, V(No. 1), 54–65.
https://journal.uny.ac.id/index.php/efisiensi/article/view/3822

Suwandono, Y., & Laksmi, V. V. (2019). Manajemen Perubahan Menuju


Organisasi Berkinerja Tinggi. Deepublish.

Tangi, L., Janssen, M., Benedetti, M., & Noci, G. (2021). Digital government
transformation: A structural equation modelling analysis of driving
and impeding factors. International Journal of Information
Management, 60, 102356.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 130


Tasyah, A., Lestari, P. A., Syofira, A., Rahmayani, C. A., Cahyani, R. D., &
Tresiana, N. (2021). Inovasi Pelayanan Publik Berbasis Digital (E-
Government) di Era Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Administrasi:
Media Pengembangan Ilmu Dan Praktek Administrasi , 18(2), 212–
224. https://doi.org/10.31113/jia.v18i2.808

The PPP Knowledge Lab. (2022). About Public-Private Partnerships.


https://ppp.worldbank.org/public-private-partnership/ppp-
knowledge-lab

Toyib, Y., & Nugroho, R. (2018). Transformasi Public Private Partnership di


Indonesia (Urgensi PPP di Indonesia) (Y. I. Permatasari (Ed.);
Pertama). Elex media Komputindo.

UU No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Lembara Negara RI

Wasistiono, S. (2014). Konsep Final Model Kepemimpinan Pemerintahan


“Dua Kaki’’ dan ‘Dua Inti.’” Jurnal Ilmu Pemerintahan,
46(Kepemimpinan Pemerintahan), 20.

Westerman, G., Bonnet, D., & McAfee, A. (2014). The nine elements of
digital transformation. MIT Sloan Management Review, 55(3), 1-6

Wibowo, R. A., Perdana, R., & Putri, K. (2021). Konsep Pembagian Resiko
dan perkembangan Pengaturannya di KPBU. In Richo Adi Wibowo
(Ed.), Kontrak Pemerintah. Kencana Prenada Media.

Yescombe, E. . (2007). Public Private Partnership (Principles of Policy and


Finance). Elsevier.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 131


TENTANG PENULIS

Sepriano, S.Sos., M.Kom., CBPA


Seorang Technopreneur dan Dosen di Prodi
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi. Penulis sampai saat ini telah
mempublikasikan 25 judul buku baik personal
maupun kolaborasi dengan judul buku sebagai
berikut: Simulasi Monte Carlo, Dasar-dasar
Photoshop, Mengenal CorelDraw, Interaksi
Manusia dengan Komputer, Pemrograman Web I, Belajar Web itu
Mudah, Hasilkan Uang Dari Personal Branding Blog, Digital
Marketing Saat ini, Penerapan & Implementasi Big Data di Berbagai
Sektor, Development of Artificial Intelligance Applications,
Pengantar 15 Bahasa Pemrograman Terbaik di Masa Depan,
Teknologi Informasi & SDGs, Pengantar Framework Populer Mobile
Apps, Sumber & Pengembangan Media Pembelajaran, Dimensi
Media Pembelajaran, Multimedia : Teori dan Aplikasi dalam Dunia
Pendidikan, Mastering Cloud Computing, Ekonomi Syariah di
Indonesia, Pengantar & Tren Sistem Operasi, Psikologi Marketing,
Multi Criteria Decision Making (MCDM), Alamat website:
www.sepriano.com Instagram: @sepriano99 Facebook: Sepriano

Dr.H.Asep Hikmat, M.Si.,C.STMI.,C.PS


Purna Bhakti ASN (Maret 2023) yang sejak
CPNS sudah mengajar di beberapa Perguruan
Tinggi di Sukabumi dan kini Dosen Prodi
Magister Ilmu Administrasi (MIA) Universitas
Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi dan STISIP
Widyapuri Mandiri Sukabumi, lahir di Bandung
03 Februari 1965. Beberapa Jabatan/tugas
selama aktif menjadi PNS/ASN Pemda

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 132


Kab.Sukabumi : Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Bagian
Perekonomian Setda, Bidang Anggaran BPKAD, Sekretaris Bappeda,
Bagian Administrasi Pembangunan Setda/ULP, Sekretaris Dinas
Ketahanan Pangan, Bagian Organisasi Setda. Penulis anak ke tujuh
dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak H.Fuad Machmud (Alm)
dan Ibu Hj.Siti Faridah (Alm). Saat ini beristrikan Sri Rahayu, SPd,
MPd dengan empat orang anak; Shefira,SE (Pegawai BUMN), Difa
MZH, ST (Pegawai Swasta), M.Farizki (masih kuliah) dan Abysatya
Ahnaf (SMA). Pendidikan S1 ditempuh di Ikopin, S2 (STIAMI Jakarta)
dan S3 Program Doktor Ilmu Sosial – Bidang Kajian Adminstrasi
Publik Universitas Pasundan (UNPAS) BaHj.Siti Faridah (Alm). Saat
ini beristrikan Sri Rahayu, SPd, MPd dengan empat orang anak;
Shefira,SE (Pegawai BUMN), Difa MZH, ST (Pegawai Swasta),
M.Farizki (masih kuliah) dan Abysatya Ahnaf (SMA). Pendidikan S1
ditempuh di Ikopin, S2 (STIAMI Jakarta) dan S3 Program Doktor
Ilmu Sosial – Bidang Kajian Adminstrasi Publik Universitas Pasundan
(UNPAS) Bandung.

Prof. Dr. Musran Munizu, SE., M.Si., CIPM.,


CBOA., CSOPA
Penulis dilahirkan di Kelurahan Baadia, Kota Bau-
Bau, Provinsi Sulawesi Tenggara pada 9
September 1975. Sejak 1 Desember 2000 menjadi
dosen tetap pada Fakultas Ekonomi Unhas,
dengan mengampuh beberapa mata kuliah
seperti Manajemen dan Organisasi, Manajemen
Operasional, Manajemen Strategik, Manajemen
Rantai Pasokan, dan Metode Kuantitatif. Sebagai
Anggota/ pengurus Asosiasi Ilmuwan Manajemen Indonesia (AIMI),
Asosiasi Profesor Indonesia (API), Forum Manajemen Indonesia
(FMI), dan American Academy of Project Management (AAPM).
Penulis memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE.) pada Jurusan
Manajemen Fak. Ekonomi UNHALU, 1998; Gelar Magister Sains

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 133


(M.Si) diperoleh dari Program Studi Ilmu Manajemen PPs.
Universitas Airlangga, Surabaya, 2002; Gelar Doktor (Dr.) diperoleh
dari Program Doktor Ilmu Manajemen (PDIM) Universitas
Brawijaya, Malang, 2012. Memperoleh sertifikat CIPM (certified
international project manager) dari American Academy of Project
Management (AAPM), 2016. Sejak 1 Juli 2019 sebagai Guru
Besar/Profesor di bidang Manajemen Operasional pada FEB-UNHAS.
Pernah diberi beberapa amanah jabatan seperti Ketua Program KKN-
Profesi Fakultas Ekonomi Unhas, Kepala Bagian Akademik pada
Program Non Reguler FE-Unhas, Sekretaris Departemen Manajemen
FEB-Unhas, Plt. KaProdi MM-FEB Unhas, Direktur PPs. Universitas
Cokroaminoto Makassar, dan Ketua Program Doktor Manajemen
FEB-Unhas. Aktif sebagai editor dan reviewer pada beberapa jurnal
baik skala nasional maupun internasional. Menghasilkan beberapa
buku dan artikel yang telah dipublikasikan pada level nasional dan
internasional. Selain itu aktif sebagai reviewer beasiswa LPDP, BPI,
asesor Serdos/ BKD, dan LAMEMBA.

Afni Nooraini, S.IP, M.Si


Penulis merupakan seorang dosen tetap pada
Program Studi Administrasi Pemerintahan
Daerah Fakultas Manajemen Pemerintahan
Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Lahir di
Bandung, tanggal 2 April 1990. Pendidikan
formal yang telah ditempuh yaitu Sarjana Ilmu
Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam
Negeri Prodi Manajemen Pembangunan serta
Program Pascasarjana (S2) di Prodi Magister
Administrasi Pemerintahan Daerah Institut
Pemerintahan Dalam Negeri.
Penulis telah menulis beberapa buku dan artikel terkait bidang
pemerintahan, manajemen, pembangunan dan lain sebagainya.
Alamat email: afni.na@ipdn.ac.id

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 134


Sundari, S.A.P.,M.A.P
Seorang Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Sidenreng Rappang. lahir pada
tanggal 03 Januari 1993 di Kampung Baru,
Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi
Selatan.. Penulis merupakan anak Pertama dari
tiga bersaudara dari pasangan bapak Kawaru dan
Ibu Rusnawati. Menempuh dan Menyelesaikan
Pendidikan SD Maktab Jaya Utama Tawau Malaysia Tahun 2005,
SMP Negeri 5 Pancariajng Tahun 2009, SMK Negeri 1 Pancarijang
Tahun 2012, S1 pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara di STISIP
Muhammadiyah Sidenreng Rappang Tahun 2016, dan
menyelesaikan S2 di Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang
pada Program Studi Megister Administrasi Publik Tahun 2020.
Pengalaman Penelitian dalam beberapa Tahun Terakhir Memperoleh
Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar
Kampus Merdeka dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Hasil
Penelitian dan Purwarupa PTS. Selain itu secara aktif melakukan Riset
Secara Mandiri dan Kolaboratif di Universitas Muhammadiyah
Sidenreng Rappang. Dari Hasil Penelitian ini telah melahirkan tulisan
dalam Bentuk Article Jurnal dan Prosiding Nasional dan Internasional
bereputasi, serta memperoleh beberapa HAKI dan Pernah
Mendapatkan Presenter terbaik pada Program Asosiasi PPTMA
Malang.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 135


Dr. Salamatul Afiyah, M.Si
Penulis seorang Dosen pada Sekolah Tinggi
Teknologi Mandala (STT Mandala pada Kelas
Gabungan/Bersama prodi Teknik Mesin, Teknik
Elektro, Teknik Sipil dan Teknik Informatika) dan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung (UIN SGD Bandung pada FISIP prodi
Administrasi Publik ). Lahir di Tegal. 01 Mei 1961.
menamatkan pendidikan program Serjana Muda
di FE.Universitas Islam Djakarta (UID) melanjutkan Sarjana (SI) di
Universitas Islam Nusantara dan menyelesaikan program Pasca
Sarjana $2 Ilmu Social dan 53 Ilmu Administrasi di FISIP Universitas
Padjadjaran (UNPAD) Kota Bandung. Disamping sebagai dosen, saat
ini penulis juga anggota Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
(BPSK) Kota Bandung Prov. Jawa Barat, pemegang legalitas Mediator
P4M dan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum (AK3
Umum)

Anny Riwayati, S.E., M.Si


Seorang Dosen Prodi Administrasi Publik
Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak
Kalimantan Barat. Lahir di Desa Purwosari, 13
September 1989 Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah. Penulis merupakan anak ketiga dari lima
bersaudara dari pasangan Bapak H. Abd Wahib
dan Ibu Hj N. Kirom. Ia menikah dengan Syah
Azis Perangin Angin dan ibunda dari Ananda
Zaid Hilmi Alawy. Penulis menamatkan pendidikan program Sarjana
(S1) di STIE Bank BPD Jateng Kota Semarang prodi Akuntansi tahun
2011 dan menyelesaikan program Pasca Sarjana (S2) di Universitas
Diponegoro (UNDIP) Kota Semarang dengan mendapatkan
“Beasiswa Unggulan” prodi Ilmu Administrasi Publik tahun 2015. Bisa
dihubungi melalui alamat surel anny.riwayati98@gmail.com

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 136


Cynthia Febri Sri Indarti S.IP.,M. Si
Penulis merupakan dosen pada Prodi
Administrasi Pemerintahan Daerah Institut
Pemerintahan Dalam Negeri. Lahir di Kebumen,
Jawa Tengah pada 15 Februari 1989. Semasa
kecil dan pendidikan dasar ditamatkan di
Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Penulis
melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) Ilmu
Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam
Negeri dan menyelesaikan pendidikan Pasca
Sarjana (S2) program Magister Administrasi Pemerintahan Daerah di
sekolah yang sama.

TRANSFORMASI ADMINISTRASI PUBLIK 137


Penerbit :
PT. Sonpedia Publishing Indonesia

Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166
Kota Jambi 36129
Tel +6282177858344
Email: sonpediapublishing@gmail.com
Website: www.sonpedia.com

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai