Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL ILMIAH POPULER STUDY EXCURSIE UNIVERSITAS AIRLANGGA

“LAMONGAN SI MULTIKULTURAL INDAH”

TUGAS INDIVIDU Ditulis oleh,

Wahyu Aji Prakoso (071211531008)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN KOMUNIKASI


KOMUNIKASI UNIVERSITAS . .id

hmadib2011@gmail.com

JUDUL

Dalam Study Excursie ini dapat dipelajari banyak hal tentang kehidupan masyarakat yang
beranekaragam. Dengan keanekaragaman tersebut perbedaan yang timbul sewaktu-
waktu. Namun dalam beberapa tempat dari perbedaan tersebut tercipta toleransi, kerukunan, dan
kenyamanan yang berjalan dengan harmonis. Semua perbedaan baik agama, budaya dan hal
lainnya menjadi multikultural yang didalamnya terselip keserasian sehingga semua seperti
kebiasaan seperti air yang mengalir. Dengan begitu penulis memberikan judul :

“LAMONGAN SI MULTIKULTURAL INDAH”

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

PENGANTAR

Pada dewasa ini banyak perilaku yang menyimpang dari hal-hal yang berkaitan dengan Agama
dan Budaya. Permasalahan timbul karena adanya perbedaan yang membatasi setiap kebebasan
yang dimiliki. Apalagi dalam Era Globalisasi yang hal-hal baru bahkan hal baru tersebut
melenceng dari dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila. Namun, meski banyak gejolak yang
timbul dari berbagai permasalahan baik dalam Agama dan Budaya masih ada beberapa tempat
yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Untuk itu selain penulisan makalah ini sebagai
pemenuhan tugas dari “Study Excursie”

juga bertujuan untuk

membangun Human Interest maupun menggugah semangat Nasionalisme serta kebangsaan bagi
masyarakat. Penulis mengucapkan Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Esai bebas ini dengan
lancar. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada : 1.

Drs. H.Mohammad Adib, MA selaku Ketua Panita Study Excursie.

2.

Keluarga

besar

Universitas

Airlangga atas dukungannya dalam penyelenggaraan Study Excursie

. Kami menyadari karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan Esai bebas ini. Surabaya,
Oktober 2012

Wahyu Aji Prakoso

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

KONSEP POKOK

Pada penulisan esai ini memiliki dasar-dasar yang memiliki konsep Human Interest untuk
mampu mengugah menguatnya semangat kebangsaan bagi masyarakat luas. Disini untuk
mempelajari bagaimana kerukunan umat manusia hidup dengan toleransi yang
tinggi. Kebhinekaan dapat dipelajari dengan belajar di Desa Balun, Kecamatan Turi, dan Pondok
Pesantren sunan Drajat Paciran, Lamongan. Dengan pembelajaran yang dilakukan selama dua
hari untuk memahami landasan Pancasila. Hal yang dipelajari tentang Etnisitas, Gaya Hidup, dan
Solidaritas Sosial Terbuka. Bagaimana hal yang berbeda dapat terjalin dengan indah serta
beriringan tanpa adanya permasalahan. Dengan kata lain penulisan esai ini untuk membuka mata
hati tentang Kerukunan Peradaban Lintas Agama dan Budaya.
http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

PEMBAHASAN (Merefleksikan Pengalaman Empiris yang didapat)

Pada kunjungan pertama Sabtu, 13 Oktober 2012 sesampainya di Lamongan kami rombongan
Study Excursie tiba sekitar pukul 10.00 di lokasi satu tepatnya di Kantor Bupati Lamongan
Ruang : “Sabha Dhaksa Adiyaksa”. Namun pada acara pertama ini bus Delapan (8) yang saya
tumpangi mengalami permasalahan seperti salah lokasi acara sehingga saya beserta teman-teman
di bus 8 datang terlambat namun tidak mengurungkan semangat saya untuk mengikuti acara
pertama ini, untungnya kami datang saat Bupati Lamongan berpidato tentang Lamongan yang
mengalami perubahan drastis dalam segi Kependudukan, Prestasi, dan Wisata. Fadeli, SH selaku
bupati Lamongan memberikan informasi mengenai penduduk Lamongan serta keunikkan dan
perbedaan Lamongan dengan kota maupuun kabupaten lainnya. Beliau menyampaikan bahwa
Lamongan memiliki potensi Wisata seperti halnya Wisata Religi yaitu Sunan Drajat yang
merupakan salah satu sunan dari sembilan sunan yang tersebar di kota indah ini. Lamongan
merupakan kota yang memiliki umat muslim terbanyak di Jawa Timur namun tetap terjaga
kerukunannya dengan umat beragama lainnya. Selain itu dengan adanya prestasi Lamongan yang
membuat beberapa olimpiade dan bahkan siswa Lamongan menjadi Nilai UNAS tertinggi se-
Indonesia. Dengan semua potensi yang ada dan terdapat di Lamongan ini membuat
perekonomian kota indah ini berkembang pesat dan menuju arah yang lenih positif. Selain itu,
Bupati Lamongan juga mengucapkan selamat datang di Lamongan bagi Mahasiswa UNAIR
yang didominasi mahasiswa baru untuk melakukan Study Excursie Lamonga. Setelah selesai
berbicara, para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota dari berbagai yang
memiliki dasar Keragaman tersebut dapat terjalin solidaritas sosial yang terbuka. Kemudian
acara istirahat serta persiapan menuju lokasi dua yang menempuh perjalanan sekitar 30 menit.

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

Perjalan dilanjutkan di Lokasi kedua dengan Studi Lapang di Balai Desa “Pancasila” Balun
Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan dengan tema : “Dialog Peradaban Lintas Agama dan
Budaya : Kebhinekaan, Etnisitas, Gaya Hidup, dan Solidaritas Sosial Terbuka”. Di Studi Lapang
pertama adalah disambut di Balai Desa Balun oleh Kepala Desa, Lurah bahkan Camat
sekitar. Selanjutnya diskusi dan penjelasan tentang Desa Balun yang disebut dengan Desa
Pancasila serta hal-hal yang unik tentang desa yang penuh dengan kerukunan ini. Desa Balun ini
unik yang juga merupakan desa percontohan karena memiliki sebuah kerukunan serta
kebhinekaan yang kental dalam kehidupan masyarakatnya. Di Desa Balun, Kecamatan Turi ini
ditinggali oleh masyarakat yang memiliki Keragaman Budaya serta Agama. Sejak tahun 65 di
sini terdapat tiga agama yakni Islam, Kristen, dan Hindu dengan perincian masing-masing Islam
3.763 Jiwa, Kristen 690 dan Hindu 283 sehingga total penduduk desa ini adalah 4.736 jiwa. Desa
dengan Keragaman agama ini memiliki tiga tempat peribadatan yang letaknya berdekatan seperti
Masjid dengan Pura hanya 5 meter saja, begitu pula gereja yang letaknya didepan masjid dengan
jaraj sekitar 20 meter. Hal yang lebih mengejutkan lagi dalam satu keluarga terdapat beberapa
keyakinan namun keluarga tersebut tetap hidup rukun dan tentran tanpa adanya konflik hal
tersebut-pun menular pada desa tersebut. Tidak ada pembeda-pembedaan antara budaya atau
agama satu dengan yang lainnya, semua penduduk saling menghormati satu sama lain. Kegiatan
Ibadat setiap umat beragama dilaksanakan dengan tenang seperti contoh : Perayaan umat Hindu
yaitu Nyepi bersamaan dengan hari jumat dimana umat muslim diwajibkan untuk melaksanakan
Sholat Jumat tanpa dan dengan kesadaraan yang berlandaskan toleransi yang tinggi di Masjid
secara tidak langsung menghormati dengan tidak mendengarkan suara serta mematikan lampu
yang berdekatan dengan Pura. Hal tersebut menunjukkan bahwa Peradaban Lintas Agama dan
Budaya terjalin dengan baik.

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

Dengan perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat Desa Balun ini menjadi permasalahan
yang menimbulkan konflik namun sudah merupakan perbedaan yang dipakai sebagai hal yang
indah. Begitu pula ungkapan dari tokoh agama yang ada mereka semua mengakui serta
menyadari bahwa Desa Balun telah terjalin Toleransi, sikap menghargai kerukunan umat dan
budaya telah berjalan dengan baik seperti halnya air mengalir semua perbedaan dan kerukunan
ini terjadi apa adanya sesuai dengan fakta yang ada karena Itulah yang sebenarnya merupakan
hal yang wajar dalam toleransi. Disaat peran budaya seperti kenduri berlangsung semua agama
saling membantu dan memberikan suatu acara dengan datang, berdoa hingga meramaikan acara
yang ada. Semua berjalan dengan sendirinya tanpa paksaan dan kesadaran yang tinggi. Menurut
budayawan, Guntur Bisowarno Orang Merdeka adalah orang yang memandang bukan Orang
Merdeka jika tidak bertoleransi dan bekerja sama. Dengan Nilai-Nilai Pancasila yang ada secara
tidak langsung telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat Desa Balun. Dari studi yang kedua
ini di Desa Pancasila dapat diambil hikmahnya bahwa kita sebagai Mahasiswa harus bisa
mengembangkan kerukunan desa ini ke desa-desa lainnya sehingga Indonesia dapat lebih maju
dan damai. Seyogyanya Pusaka Mahasiswa yang dibawa itu ada dalam diri yang dapat
dikembangkan dan dibagikan di masyarakat luas. Itulah tugas kita membangun Desa Balun di
seluruh pelosok Indonesia untuk menuju Indonesia Merdeka lebih cemerlang dan
Indah. Perjalanan dilanjutkan di Pondok Pesantren Sunan Drajat perjalan yang ditempuh sekita
satu jam dari lokasi kedua. Disini kita para peserta akan melepas lelah dan menginap. Selain itu
disini kita juga belajar tentang Islam khusunya Sunan Drajat selain itu kita juga mempelajari
Gaya Hidup serta Solidaritas Sosial Pondok Pesantren Sunan Drajat. Sesampainya di Pondok
Pesantren kami tidak menyangka bahwa akan disambut dengan meriah dan ramai oleh santri
yang ada. Kita semua dijamu dengan ramah dan nyaman. Setelah lelah kita melakukan studi
lapangan dan penyusunan laporan. Studi lapangan yang dilakukan disini denga terjun langsung
http://madib.blog.unair.ac.id Sesampainya di Pondok Pesantren kami tidak menyangka bahwa
akan disambut dengan meriah dan ramai oleh santri yang ada. Kita semua dijamu dengan ramah
dan nyaman. Setelah lelah kita melakukan studi lapangan dan penyusunan laporan. Studi
lapangan yang dilakukan disini denga terjun langsung http://madib.blog.unair.ac.id Sesampainya
di Pondok Pesantren kami tidak menyangka bahwa akan disambut dengan meriah dan ramai oleh
santri yang ada. Kita semua dijamu dengan ramah dan nyaman. Setelah lelah kita melakukan
studi lapangan dan penyusunan laporan. Studi lapangan yang dilakukan disini denga terjun
langsung http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

dalam kehidupan pondok mulai dari para santrinya, kegiatan yang ada, struktur dari pondok
sendiri hingga sistem yang digunakan dalam pondok pesantren yang indah ini. Belajar untuk
menyambut orang baru dengan senang hati dan ikhlas. Pondok Pesantren Sunan Drajat yang
luasnya mencapai 14ha dan banyak dikunjungi oleh para santri baik perempuan maupun laki-
laki. Letak pondok pesantren ini tidak jauh dari Makan Sunan Drajat sendiri, awal mula
pendirian pondok pesantren ini panjang. Bermula dari gubuk atau rumah yang digunakan untuk
ibadah sholat dan kemudian mengajak masyarakat sekitar untuk mengaji. Untuk menarik minat
orang mengaji kemudian diadakan pengajaran pancak silat pada malam harinya. Sesuai dengan
perkembangan yang semakin pesat tersebut sekarang Pondok Pesantren ini terus mengalami
kenaikkan jumlah santri yang cukup signifikan dengan kenaikkan tersebut pengurus pondok
pesantren yang juga dibawahi oleh Yayasan terus mengembangkan bangunan dan
pembelajarannya. Bangunan yang dibangun dari gedung bertingkat, aula yang besar dan
prasarana pendidikan serta pengajaran yang terus berlanjut. Tidak hanya pengajaran dalam
agama saja namun juga pengajaran pendidikan berlangsung disini. Dalam Pondok Pesantren
Sunan Drajat ini terdapat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK),
ibtidaiah (SD), sanawiah (SMP), aliah (SMA), SMK, sampai perguruan tinggi-pun ada. Dengan
sistem pendidikan yang lengkap membuat Pondok menjadi berkembang pesat. Menurut
KH. Abdul Ghofur sebagai pengasuh ponpes “Sunan Drajat” menyatakan bahwa Ponpes
berkembang sejak tahun 1977 hingga saat ini. Hal lain antara lain kemandirian terutama dalam
segi perekonomian. Pondok ini telah mengungkapkan setidaknya dengan 21 perusahaan dalam
ekonomi. Kerjasama yang dijalin antara lain bidang usaha pabrik kapur seluas 30-40 ha yang
terdapat di gunung di Lamongan. Bidang Usaha yang dibangun beragam dan semuanya berdiri
sendiri di Ponpes Sunan Drajat ini. Ada usaha bidang air minum yang diberi merk “AIDRAT”,
Sari Mengkudu “Sari Mengkudu Sunan”, hingga swalayan dan msih banyak sumber
perekonomian lainnya. http://madib.blog.unair.ac.id Pondok ini telah mengungkapkan setidaknya
dengan 21 perusahaan dalam ekonomi. Kerjasama yang dijalin antara lain bidang usaha pabrik
kapur seluas 30-40 ha yang terdapat di gunung di Lamongan. Bidang Usaha yang dibangun
beragam dan semuanya berdiri sendiri di Ponpes Sunan Drajat ini. Ada usaha bidang air minum
yang diberi merk “AIDRAT”, Sari Mengkudu “Sari Mengkudu Sunan”, hingga swalayan dan
msih banyak sumber perekonomian lainnya. http://madib.blog.unair.ac.id Pondok ini telah
mengungkapkan setidaknya dengan 21 perusahaan dalam ekonomi. Kerjasama yang dijalin
antara lain bidang usaha pabrik kapur seluas 30-40 ha yang terdapat di gunung di
Lamongan. Bidang Usaha yang dibangun beragam dan semuanya berdiri sendiri di Ponpes
Sunan Drajat ini. Ada usaha bidang air minum yang diberi merk “AIDRAT”, Sari Mengkudu
“Sari Mengkudu Sunan”, hingga swalayan dan msih banyak sumber perekonomian
lainnya. http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

Di Pondok Sunan Drajat juga terdapat pembelajaran komunikasi diantaranya Radio dan Televisi,
bahkan telah ada di beberapa kota di Jawa Timur. Seperti halnya kemarin saat terdapat diskusi
yang diadakan di Aula Pondok Pesantren Sunan Drajat secara langsung di televisi. Siaran ini
meliputi kegiatan pondok baik informasi sekolah atau pondok, siaran Qosidah dan siaran
mengaji. Televisi yang digunakan disini juga merupakan karya dari SMK Ponpes yakni televisi
LCD yang cukup bagus. Acara yang diadakan pada Hari Minggu/Ahad dimulai dengan sholat
subuh yang adzan dikumandangankan pukul 02.30 dilanjutkan lagi pada puku 07.00 dengan
menuju Makan Sunan Drajat bersama teman-teman dari semua dua. Disana kita belajar
mengenai Sunan Drajat serta berziarah dan berdoa Sunan Drajat di Makamnya. Setelah itu kita
kembali lagi di pondok dan beristirahat kemudian dilanjutkan dengan diskusi di Studium
Generale III tepatnya di Aula Ponpes, sekitar pukul 08.30 sampai 12.00. Kita saling berdiskui
dan mengenal lebih dekat lagi depan kegiatan serta hal yang berbeda dan bagaimana kita sebagai
mahasiswa dapat belajar bagaimana membangun Enterpreneurship. Tidak hanya belajar itu kita
juga mengenal organisasi serta pengolahan Pondok sehingga menjadi lebih luas. Inti dari
kegiatan yang ketiga ini bagaimana kita dapat mengetahui multikultural yang lebih dalam serta
terjun langsung dalam kehidupan masyarakat. Secara tidak langsung yang berkesan dalam
kunjungan ini kita mengerti dan memahani Bhineka dan Solidaritas Sosial Terbuka yang sudah
jarang dalam era globalisasi. Semua ini kembali pada kita bagaimana cara kita untuk
menyebarkannya di daerah maupun tempat lain agar berBhineka dan tetap menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila untuk membentuk pribadi Bangsa Indonesia yang kuat, tangguh dan
baik. Akhirnya waktu menunjukkan pukul 13.00 dan kita semua setelah makan bersiap menuju
bis masing-masing dan perjalanan pulang menuju UNAIRSurabaya dengan selamat dan
membawa pembelajaran yang penuh makna dan berkesan. budaya yang Indah di
Lamongan. Sekarang semua hanya kenangan dan tugas kita melanjutkan perjuangan dari
pembelajaran yang telah usai. 00 dan kita semua setelah makan bersiaplah menuju bis masing-
masing dan perjalanan pulang menuju UNAIRSurabaya dengan selamat dan membawa
pembelajaran yang penuh makna dan berkesan. budaya yang Indah di Lamongan. Sekarang
semua hanya kenangan dan tugas kita melanjutkan perjuangan dari pembelajaran yang telah
usai. 00 dan kita semua setelah makan bersiaplah menuju bis masing-masing dan perjalanan
pulang menuju UNAIRSurabaya dengan selamat dan membawa pembelajaran yang penuh
makna dan berkesan. budaya yang Indah di Lamongan. Sekarang semua hanya kenangan dan
tugas kita melanjutkan perjuangan dari pembelajaran yang telah usai.

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan dari pembelajaran dua hari yang mempelajari Budaya yang ada di Indonesia
khususnya Lamongan adalah bagaimana kita membawa sebuah Pusaka yang melekat pada diri
kita untuk kita wujudkan menjadi sebuah Kerukunan, Kesolidaritasan, Toleransi dan Peradaban
yang lebih baik di seluruh penjuru Indonesia. Sehingga dapat mewujudkan Negara Indonesia
yang semakin Kuat, Tangguh dan Lebih Baik. Dengan begitu kita dapat menjalin persahabatan
dan keselarasan dengan semua orang dengan landasan diri yang Unggul Dengan Moralitas.

Saling

menghormati semua perbedaan yang ada dengan balutan toleransi yang tinggi. Jangan
menganggap perbedaan itu buruk bahwa sesungguhnya perbedaan merupakan hal yang indah
yang perlu kita lestarikan. Saran dalam Study Excursie ini, menjadikan studi luar kampus yang
berkelanjutan dengan tema yang beda dan tempat yang berbeda pula. Memberikan sebuah acara
yang lebih menarik dengan adanya interaksi mahasiswa dalam berkomunikasi dengan
masyarakat.

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

10

DAFTAR PUSTAKA

Nara Sumber :

Fadeli, SH., Lamongan, Bupati Lamongan. Drs. Koko Srimulyo, M.Si., Surabaya, Direktur
Kemahasiswaan Unair. Guntur Bisowarno, budayawan Lamongan. Sudarjo, Kepala Desa Balun,
Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Suwito dan Sumitro, Lamongan, tokoh agama islam,
Desa Balun. Drs. Adi Wijono, Lamongan, tokoh agama hindu, Desa Balun. Sutrisno, Lamongan,
tokoh agama kristen, Desa Balun. KH. Abdul Ghofur, Paciran, pengasuh ponpes “Sunan Drajat”
Paciran Lamongan. Masyarakat Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Pengurus
Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan. Santri Pondok Pesantren Sunan
Drajat, Paciran, Kabupaten Lamongan.

http://madib.blog.unair.ac.id

hmadib2011@gmail.com

11

Hak Cipta © 2022 ADOC.PUB. Seluruh hak cipta.

Anda mungkin juga menyukai