• Dalam Arti Sempit • Dimaknai sebagai kejahatan komputer • Merupakan kejahatan yang mempergunakan komputer dengan menargetkan komputer. • Contoh: peretasan, perubahan tampilan web. • Dalam Arti Luas • Dimaknai sebagai kejahatan yang berhubungan dengan komputer • Merupakan kejahatan yang mempergunakan komputer dimana selain menargetkan komputer, juga menargetkan penggunanya. • Contoh: penyebaran konten ilegal pornografi, perjudian, fitnah, ujaran kebencian, dll
BAB I KETENTUAN UMUM BAB VIII (PSL 1 DAN PSL 2) PENYELESAIAN SENGKETA (PSL 38 DAN PSL 39) BAB II ASAS & TUJUAN BAB IX (PSL 3 DAN PSL 4) PERAN PEMERINTAH DAN PERAN MASYARAKAT BAB III (PSL 40 s/d PSL 41) INFO, DOK, TTD ELEKTRONIK (PSL5 S/D PSL 12) BAB X PENYIDIKAN BAB IV (PSL 42 S/D 44) PENYELENGGARA SERTIFIKASI, SISTEM ELEKTRONIK BAB XI (PSL 13 S/D PSL 16) KETENTUAN PIDANA BAB V (PSL 45 DAN PSL 52) TRANSAKSI ELEKTRONIK (PSL 17 S/D PSL 22) 13 BAB BAB XII KETENTUAN PERALIHAN BAB VI NAMA DOMAIN, HKI DAN 54 PASAL (PSL 53) PERLINDUNGAN HAK PRIBADI (PSL 23 S/D PSL 26) BAB XIII KETENTUAN PENUTUP BAB VII (PSL 54) PERBUATAN YG DILARANG (PSL 27 S/D PSL 37)
PERBUATAN YG NO PASAL MODUS ANCAMAN PIDANA DILARANG 8. ILEGAL ACCESS 30 (1), (1)MEMAKAI KOMPUTER / MASUK SISTEM 6 THN / 600 JT (2), (3) ORANG LAIN TANPA IJIN PSL 46 (1) (2)MEMAKAI KOMPUTER / MASUK SISTEM 7 THN / 700 JT ORANG LAIN TANPA IJIN UTK DPTKAN PSL 46 (2) INFO (3)GUNAKAN SOFTWARE YG LANGGAR 8 THN / 800 JT HUKUM UTK JEBOL AKSES EMAIL, PSL 46 (3) MEDSOS, WEBSITE, AKSES AKUN BANK ORG LAIN UTK KEJAHATAN 9. ILEGAL INTERCEPT 30 (1) & PENYADAPAN ILEGAL KE DLM SUATU 10 THN / 800 JUTA (2) SISTEM PSL 47
• Diatur dalam pasal 45 ayat (3) jo pasal 27 ayat (3) UU No. 11 / 2008 tentang ITE berikut perubahannya pada UU No. 19 / 2016. • Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 750 juta. • Modus: • Menghina orang lain • Mencemarkan nama baik orang lain • Memfitnah orang lain
• Diatur dalam pasal 45A ayat (2) jo pasal 28 ayat (2) UU No. 11 / 2008 tentang ITE berikut perubahannya pada UU No. 19 / 2016. • Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). • Modus: • Menjelek-jelakan suku, agama, ras orang lain • Menyebarkan ujaran kebencian terhadap sebuah golongan.
• Cyber bullying / perundungan siber merupakan penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain secara berulang-ulang melalui sarana elektronik. • Diatur dalam pasal 45B ayat (2) jo pasal 29 UU No. 11 / 2008 tentang ITE berikut perubahannya pada UU No. 19 / 2016. • Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah). • Modus: • penghinaan / pencemaran nama baik. • ujaran kebencian. • ancaman dengan kekerasan.
• Diatur dalam pasal 14 dan 15 UU No. 1 / 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. • Pasal 14 (1) Barang siapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun. (2) Barang siapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan pemberitahuan, yang dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya tiga tahun. • Pasal 15 Barang siapa menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga, bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun. • Modus: • Menyebarkan berita bohong / tidak benar
• Diatur dalam pasal 65 – 66 UU No. 27 / 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi. • Perbuatan ini mencakup: • Perolehan & pengumpulan data pribadi yang bukan miliknya, diancam hukuman penjara 5 tahun / 5 milyar • Pengungkapan data pribadi yang bukan miliknya, diancam hukuman penjara 4 tahun / 4 milyar. • Penggunaan data pribadi yang bukan miliknya, diancam hukuman penjara 5 tahun / 5 milyar. • Membuat / memalsukan data pribadi, diancam hukuman penjara 6 tahun / 6 milyar. • Modus: • Mengumpulkan data pribadi orang lain • Menggunakan data pribadi orang lain untuk melakukan kejahatan • Menyebarkan data pribadi orang lain • Memalsukan data pribadi untuk berbuat jahat.
• Child grooming adalah suatu upaya untuk memanipulasi korban, biasanya dilakukan dengan cara membangun hubungan yang dekat, membangun kepercayaan, dan ikatan emosional dengan anak dan remaja untuk tujuan tertentu (eksploitasi). • Diatur dalam: • UU No. 23/ 2002 ttg Perlindungan Anak berikut perubahannya pada UU No 3/ 2014 dan Perppu no 1/ 2016. • UU No. 11/ 2008 ttg ITE berikut perubahannya pada UU no 19/ 2016. • UU No. 44 / 2008 ttg Pornografi. • UU No. 12/2022 ttg Tindak Pidana Kekerasan Seksual. • Modus Pelaku: • Pemberian perhatian berlebih, dalam bentuk ucapan, perilaku, dan hadiah-hadiah. • Pemanfaatan teknologi dengan video call, game online. • Eksploitasi seksual terhadap anak.
• Perbuatan yang dilakukan: • Akses ilegal ➔ melanggar pasal 30 UU ITE • Gangguan terhadap data (perusakan, pencurian, perubahan) ➔ melanggar pasal 32 UU ITE • Gangguan terhadap sistem (➔ melanggar pasal 33 UU ITE • Cenderung dilakukan oleh remaja dengan motif untuk menunjukkan kemampuannya (pamer). • Modus: • Mengakses handphone / komputer orang lain tanpa ijin • Mencuri data orang lain • Mengganti nilai mata pelajaran di sistem tanpa ijin. • Melakukan peretasan sistem sekolahan • Mengganti password wifi sekolahan.
SUBDIT 5 / TIPIDSIBER | DITRESKRIMSUS POLDA JATENG 16 • Gunakan bahasa yang baik & benar, hindari kata- kata kasar, provokatif, porno, atau SARA • Berpikir sebelum share; • Jangan mudah menkonfirm/menerima pertemanan; • Jangan membuat opini, berdasarkanlah pada fakta; • Jangan terlalu sering mengumbar status yang bersifat pribadi yang semestinya menjadi rahasia (curhat); • Jangan meng-copas konten yang mungkin berhak cipta (berlisensi) tanpa menyebut sumbernya; • Jangan sering membuat status maupun memberikan komentar apabila tidak terlalu penting. • Jangan menggunjing / menggosip di medsos yang dapat dibaca oleh publik.
• Jauhi larangan yang diajarkan agama. • Selalu mengikuti nasehat orang tua dan guru. • Selalu cek & re-cek atas informasi yang diterima. • Jangan mudah meneruskan konten-konten ilegal / asal forward. • Jangan mengumpulkan konten pornografi. • Pahami Netiket (Etika berinternet) • Jangan menggunakan data pribadi orang lain / memalsukan data.
• Jangan mudah tergiur oleh penawaran yang tidak masuk akal. • Jangan mudah tergoda oleh paras cantik / ganteng lawan bicara. • Jangan klik link / tautan yang tidak jelas • Jangan download file yang tidak diketahui sumbernya. • Jangan install aplikasi yang disebarkan melalui grup-grup whatsapp. • Gunakaan password yang sulit ditebak, jangan pergunakan nama diri, nama istri/ anak, tanggal lahir. • Ganti password secara berkala. • Pisahkan perangkat yang digunakan untuk mobile banking, sehingga meminimalisir tertautnya malware. • Kontrol anak-anak dalam menggunakan gadget, jangan sampai orang tua tidak tahu menahu apa isi gadget anaknya & apa yang diakses.