Anda di halaman 1dari 7

SEKUNTUM IMPIAN LAURTA

Bagian 1
Ada seorang anak yang cantik, namanya Laurta, Veronica Laurta
Natannael. Dia anak yang pertama dari 2 bersaudara,dan adiknya yang
bernama Kira. Dia anak yang berbakat dan berbakti. Saat ini Laurta sudah
duduk di kelas 8 SMP dan berusia 15 tahun. Dia sekolah di SMP Mantan
Terpadu 2 di Bogor, kegiatannya biasanya mengerjakan tugas sekolah dan
bimbingan pelajaran tambahan. Selain sehari-hari di sekolah, dia juga latihan di
Everest Taekwondo Champion Club. Dia memiliki ambisi yang cukup besar
yaitu menjuarai di pertandingan POPDA Taekwondo. Laurta selalu rajin latihan,
di tempat latihan, maupun di rumahnya. Dia dilatih oleh Sabeum Wawan yang
merupakan pamannya. Pamannya dari adiknya ayahnya yang merupakan anak
kedua dari 3 bersaudara dan berusia 32 tahun.
Laurta punya sahabat yang bernama Dian, dia juga duduk di kelas 8 dan
dia juga berusia 15 tahun tapi dia beda sekolah. Dian juga satu team dengan
Laurta dan sama-sama setingkat. Mereka selalu berlatih bersama dan pulang
bersama, karena kebetulan jalan ke sekolahnya searah. Pada bulan Februari
dimumumkan ada POPDA 2019 oleh kepala sekolah, lalu tak lama kemudian
Laurta mengajukan diri untuk mengikuti POPDA, tapi kepala sekolah tidak
mengizinkannya karena meragukan akan kemampuannya dan juga belom
diketahui akan kemampuan si Laurta di sekolahnya. Lalu si Laurta tetap
memaksakan untuk megikutinya, lalu pada akhirnya di terima tapi dengan
syarat harus juara 1. Tapi sebelum POPDA ada kejuaran di jogja dengan satu
team pada hari sabtu dan minggu pada tanggal 12-13 Januari 2019 yang
terletak di GOR UNY. Pada hari Sabtu pertandingan pun di selenggarakan,
Laurta dan Dian berangkat bersama dengan ayahnya Laurta dan Ibunya Dian,
karena ayahnya menawari ibunya untuk bareng. Dalam perjalannannya
mereka saling curhat satu sama lain, dari kejadian di sekolah mau pun
dirumah.
Tak lama kemudian sampailah di GOR UNY. Setelah sampai lalu Laurta,
Dian, dan Ibunya Dian masuk ke GOR untuk mencari rombongan team,
sementara ayahnya Laurta mecari parkir mobil. Setelah masuk GOR mereka
langsung ketemu teamnya dan berkumpul untuk diskusi tentang susunan
bagan pemain dan berdoa bersama. Seteah itu Laurta dan Dian duduk bersama
di sebuah kursi panjang. Kemudian saat mereka asik berbincang-bincang, tiba-
tiba datang seorang laki-laki yang meletakan tasnya di samping kaki Laurta
yang saat itu duduk di tengah antara tasnya Laurta.
Pertandingan pun dimulai. Laurta dan Dian bergegas untuk menuju ke
sumber suara yang memberikan pengumuman. Laurta mengambil tas yan ada
di samping kakinya yang dia kira miliknya. Saat diambil, rasanya beda sekali
dengan tas yang dia bawa sebelumnya. Namun Laurta tidak mengindahkan hal
itu. Kemudian dia melihat nomor bagan yang berurutan ke-12.
Laurta bergegas ke ruang ganti, saat dia dibuka ternyata isinya bukan
barang miliknya, melainkan barang milik orang. Lalu dia bergegas untuk
mencari orangnya dan kebetulan ada identitas pemilik tasnya, pemiliknya
sabeum dari TEAM JAYA WIJAWA CLUB. Laurta segera mencari Sabeum, dari
tempat penonton hingga di area tempat jualan makanan. Laurta tak kunjung
bertemu sabeum, sampai bagan sudah ke-6, hingga Dian mencari Laurta untuk
segera bersiap-siap untuk memakai perlengkapan pelindung. Pada akhirnya
Dian menemukan Laurta yang sedang tengah kebingungan. Pada akhirnya Dian
membantu Laurta untuk menemukan sabeum untuk mengembalikan tas,
dengan bertanya kepada orang lain untuk menemukan TEAM tesebut. Tak
lama kemudian Laurta menemukan TEAM JAYA WIJAYA CLUB, lalu dia segera
menanyakan dan menitipkan tas tersebut ke salah satu muridnya. Lalu murid
itu membantu untuk menemukan sabeum tersebut dan pada akhirnya
bertemu sabeumnya yang ternyata adiknya sabeum Wawan yang bernama
Nanda
Saat ketemu, Laurta langsung berbincang tentang tasnya yang tertukar
saat di seretan tempat duduk dan meceritakan ciri-ciri tasnya. Lalu sabeum
memberikan tasnya tersebut, dan saat dibuka isinya tidak sesuai dengan
harapannya dan hati makin tak karuan, karena isinya jauh lebih berbeda dari
benaknya yang ternyata isinya peralatan pelindung miliknya. Bagan sudah ke-
8 ,panitia sudah pemanggilan untuk persiapan tanding dan harusnya sudah
dalam lapangan, serta masih bingung mencari tasnya. Ayah Laurta sedang
mencari Laurta untuk persiapan, Di tengah kegalaunya ada orang yang
menanyakan tasnya yang seperti Laurta pegang. Tak ragu-ragu, Laurta
langsung memberikan tasnya kepadanya dan orang itu juga memberikan
tasnya yang seperti tasnya Laurta.
Saat dibuka, isinya merupakan barang pribadi miliknya. Lalu Laurta
berterima kasih kepada orang tersebut yang telah menemukan tas tersebut.
Orang itu menceritakan yang terjadi, dan ternyata tasnya tertukar dan
untungnya di tasnya ada identitasnya Laurta. Dan orang itu mencari di sekitar
tempat jualan dan di sekitar kamar ganti, pada akhirnya menemukannya.
Setelah menemukan tasnya, Laurta langsung ganti pakaian dan kembalin
ke tempat teamnya. Saat kembali bagannya sudah ke-10 dan segera
menggunakan pelindung. ayah Laurta sempa marah, karena takut kena
diskualifikasi dan tidak bisa menunjukan hasilnya ke sekolahnya. Setelah
menggunakan, Laurta langsung ke tempat masuk pemain dan ternyata sudah
dipanggil sebanyak 2 kali. Lalu Laurta langsung masuk dan tinggal menunggu
giliran bermainnya. Pada saat sampai lapangan, bagan sudah ke-11 dan untung
nya tepat waktu, meskipun sempat dimarahi oleh sabeum karena sudah
bebrapa kali dipanggil tidak dengar.
Tak lama lagi gilirannya Laurta bermain. Laurta Langsung memasuki
lapangan dengan senang. Sebelumnya Laurta berdoa untuk meminta
keselamatan dan kemantapan hatinya. Lalu majulah ke tengah lapangan,
mulai hormat sesama pertandingan pun dimulai.
Pertandingan pertama berjalan dengan lancar dan baik. Laurta
memenangkan pertandingannya. Tinggal 2 kali lagi untuk pertandingannya,
dan berikutnya bagan ke-39.pada akhirnya Laurta bisa bersantai-santai lagi dan
melihat pertandingan. Setelah itu gilirannya si Dian yang main di bagan ke-21,
dan Dian bergegas menggunakan perlengkapan pelindung. Lalu setelah selesai
menggunakannya, Laurta langsung mengantarkan Dian ke pintu masuk Atlet.
Setelah itu Laurta meninggalkan Dian. Dian lupa membawa air minum dan
memanggil Laurta dan suaranya tidak terdengar olehnya, lalu Dian berlari dan
mencoba menghampiri Laurta sambil berteriak memanggilnya dan tidak ada
respon sama sekali dan panitia sudah memanggil Dian Untuk memasuki ke
lapangan lalu pada akhirnya Dian memutuskan untuk masuk ke lapangan,
dengan muka agak kecewa dan marah.
Lalu tak lama kemudian, Dian juga mulai bertanding dengan ekspresi
yang tidak biasa. Sebelumnya Sabeum telah menanyakan dengan ekspresi
heran, dan jawabannya hanya “gpp” padahal yang biasanya senyam-senyum.
lalu pertandingan pun dimulai dan main nya berbeda dari biasanya yang
biasanya mainnya teratur dan ini mainnya berantakan dan tak beraturan
karena emosi hingga pointnya ketinggalan jauh dengan musuhnya, tapi
untungnya masih bisa menahan hingga istirahat. Ketika istirahat Dian lupa
membawa minum dan saat di kasih minum pertandingan sudah di mulai, ke
ronde 2.
Tak lama setelah dimulai, Dian mengalami cedera di daerah
pergelangan kaki dan terjatuh. Dian menahan rasa sakit tersebut tak tertahan,
hinggan menangis rasanya. Lalu Dian terjatuh pingsan. Dian pingsan
dikarenakan kurangnya minum hingga meyebabkan dehidrasi berat. Setelah itu
Dian dibawanya ke rumah sakit, untuk diperiksakan lebih lanjut. Tak terasa
bagan sudah ke- 34 dan sebentar lagi Laurta bertanding lagi.
Laurta bergegas mengganti pakaian dan menggunakan pelindung.
Sebelum ke pintu masuk, Laurta sempat menanyakan keadaannya Dian karena
kondisinya yang cukup parah. Tapi tidak ada jawaban dari ibunya Dian karena
mungkin sibuk mengurus si Dian. Akhirnya Laurta memfokuskan diri untuk
bertanding. Semua perlengkapan sudah siap sudah siap dan tinggal ke
lapangan. Saat ke lapangan, bagan sudah yang ke-37 dan tinggal menunggu
giliran bermain. Saatnya giliran Laurta dan menunjukan kemampuannya.
Laurta sudah menunggu lama sekali dan ternyata lawannya tidak ada karena
ada urusan untuk mencari makan. Satu teamku terheran-heran karena
alasannya tersebut. Dan tinggal sekali lagi untuk kemenangannya di bagan ke-
55
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang. Dan saatnya
mencari makan siang. Untungnya sudah membawa bekal dari rumah,
meskipun dari clubnya sudah ada makan siangnya. Ditengah menikmati makan
siangnya, Laurta sempat berpikir tentang kondisi Dian. Lalu Laurta
mengusulkan ke ayahnya untuk menjenguknya. Kata Ayah Laurta bilangnya
tidak bisa karena takutnya waktunya terburu-buru. Dan bilangnya akan
menjenguknya setelah Laurta bertanding. Setelah makan siang, Laurta
berjalan-jalan di sekitar tempat pedagang di dekat GOR. Sambinya jalan-jalan,
laurta juga beli beberapa jajan untuk cemilan nanti. Setelah jalan-jalan dan beli
beberapa jajan, Laurta langsung kembali ke tempat duduk tadi. Saat sudah
kembali, Ayah Laurta laurta bilang tadi ada telepon dari Dian, dan bilangnya
ingin berbicara sebentar. Lalu Laurta bergegas untuk mengambil hanphonenya
untuk menghubungi kembali. Dan hasilnya tidak diangkat, membuat hati
Laurta semakin gelisah dan Khawatir
Waktu sudah menunjukan jam 1, waktu pertandingan akan segera
dimulai lagi. Jawaban dari Dian belum ada hasilnya. Di Chat pun masih
bercentang dua hitam, hingga Laurta khawatir akan kondisinya. Tak lama
kemudian ada Telpon dari ibunya Dian, untuk memberitahukan untuk
kondisinya Dian bahwa Dian harus butuh istirahat. Dari Informasinya tersebut,
Laurta sedikit lega meskipun ada beberapa perasaan mengganjal masih ada.
Tak lama kemudian pertandingan sudah dimulai lagi. Dan suasananya
kembali ramai meriah. Berikutnya bagannya sudah yang ke-43, dan waktu
sudah menunjukan pukul 13.30. Laurta melihat pertandingan dengan
cemilannya yang tadi beli. Entah kenapa Laurta Kepikiran tentang kondisinya
sahabatnya, Dian. Laurta merasa ada yang aneh darinya, yang biasanya balas
chatnya cepat, dan ini pun ada rasa yang lain, meskipun memaklumi bahwa
kondisi Laurta yang parah. Tapi rasanya ada yang aneh darinya. Di tengah
pemikirannya tersebut, Ayah Laurta memanggilnya untuk bergegas
menggunakan perlengkapan. Rasanya cepat sekali dan tak terasa waktunya
untuk showtime. Lalu Laurta bergegas ganti pakaian dan memakai pelindung.
Setelah menggunakan pelindung. Laurta langsung pergi ke pintu masuk
Atlet, Dan menunggu gilirannya main. Sesampai di lapangan, bagan baru yang
ke-50. Jadi Laurta bisa santai dan bisa melihat pertandingan, untuk mengatur
strategi.
3 bagan sudah terlewati, giliran Laurta yang bermain. Laurta menjadi
tegang, karena final dan harus memenangkannya. Team nya bersorak sorak
mendukungnya, hingga Ayahnya berteriak heboh. Lalu Laurta menjadi
semangat dan bergairah. Wasit sudah mengatakan mulai, Laurta mulai dengan
memancingnya. Dan musuh menendang pertama dan Laurta menangkis dan
balas tentangannya dengan cepat, hingga memojokan musuhnya hingga tak
berkutik. Lalu musuhnya menangkis serangannya tersebut, hingga Laurta
terjatuh. Saat mau di mulai, waktunya sudah istirahat. Lalu duduk dan minum.
Setelah selesai istirahat. Pertandingan dimulai lagi dan begitu dimulai, Laurta
menendang duluan hingga lawannya terjatuh dan agak kehilangan
keseimbangannya. Pada akhirnya, lawannya tak sanggup berdiri lagi, karena
kakinya ada cedera. Dan akhirnya Laurta memenangkan pertandingan
tersebut. Dan dia langsung mendapat medali emas dan piagam. Laurta pun
senang bahagia, karena persyaratan POPDA sudah tercapai dan bisa membawa
nama Teamnya.
Setelah pertandingan selesai, banyak yang bahagia dan senang atas
juaranya Laurta. Di tengah kesenangannya, Ayah Laurta mengajak untuk
menjenguk Dian. Laurta hampir lupa soal itu, karena saking bahagianya. Pada
akhirnya Laurta segera bergegas membereskan dan peralatan dan pamit ke
Sabeumnya dan langsung berangkat ke rumah sakit. Perjalannya agak lama
karena jalanannya yang macet, hingga Laurta dan ayahnya lapar. Pada
akhirnya Laurta dan ayahnya mencari makan dulu dan jaraknya agak dekat.
Saat sampai, Laurta dan ayahnya langsung memesan makan. Setelah agak
lama, makanannya datang dan langsung disantap. Ditengah makannya, ayah
ditelpon oleh Ibu Laurta, untuk mengucapkan selamat kepada putri
tercintanya.
Setelah Kenyang makan, Laurta dan ayahnya langsung lanjut ke rumah
sakit. Pada akhirnya sampai tujuan meskipun sudah sore, tapi Laurta rasanya
ingin berjumpa dengannya. Lalu mereka langsung masuk dan menanyakan
letak kamarnya. Setelah menanyakan letak kamarnya, Laurta dan ayahnya
langsung ke kamarnya. Setelah sampai kamarnya, langsung ketok pintu kamar
dan akhrinya boleh masuk ke kamarnya.
Saat masuk, Laurta dan ayahnya disambut hangat oleh Ibunya Dian.
Laurta langsung memeluk Dian, dan Dian pun mengelak pelukannya. Laurta
langsung heran dan menayakan hal tersebut. Lalu Dian bercerita tentang
tragedy tadi. Laurta mendengarkan cerita itu dengan menyesal. Lalu Laurta
bercerita bahwa tadi tidak mendengarnya karena kebetulan suasananya sangat
ramai. Lalu mereka saling minta maaf dan perasaan Laurta pun juga lega.
Setelah bercerita tentang tadi Laurta ingin Pulang, karena waktu sudah malam
dan sedangkan Dian belom boleh pulang karena demam. Lalu Laurta dan
ayahnya bergegas pulang.
Saat di perjalanan, Laurta lelah sekali. Sesampainya Pulang, Laurta
langsung membersihkan diri dan bergegas tidur. Dan sebelum tidur Laurta
sempat baca buku pelajaran buat besok dan mengerjakan tugas sekolah.
setelah tugas selesai, Laurta langsung tidur dengan nyenyak.
Kesokan harinya Laurta bangun gasik dan mempersiapkan peralatan ke
sekolah. setelah itu, Laurta langsung mandi dan sarapan. Setelah sarapan,
Laurta langung bergegas diri ke sekolah. saat mau berangkat ke sekolah, ayah
Laurta mengingatkan untuk membawa piagam ke sekolah.
Saat sampai di sekolah, Laurta langsung disambut dengan meriah,
karena kabar tentang pertandingan kemarin. Lalu Laurta langsung ke ruang
kepala sekolah untuk membuktikan tentang kejuaraannya itu . pada akhirnya
kepala sekolah mengakui dan memperbolehkan Laurta untuk mengikuti
POPDA.

Anda mungkin juga menyukai