Anda di halaman 1dari 2

IDENTIFIKASI PASIEN

BERKEBUTUHAN KHUSUS
No. Dokumen : C/110/SOP/UKP/2020

No. Revisi :-
SOP

Tanggal Terbit : 19/09/2020

Halaman : 1/2

PUSKESMAS dr. Titis Rinjayatri


KOTARAJA NIP. 198405102008012010

1. Pengertian Identifikasi asien kondisi khusus adalah membedakan atau pemisahan


pasien rawat jalan dilakukan dengan pengamatan atau wawancara oleh
petugas untuk menentukan pelayanan Kesehatan terbaik yang diberikan
kepada pasien, identifikasi pasyen secara khusus dibedakan menjadi
beberapa kategori, yaitu:
a. Identifikasi Pasyen Infeksi
Skrining pasyen infeksi untuk memisahkan pasyen dengan keluhan
saluran pernapasan dan bukan infeksi saluran pernafasan.
Kriteria Pasyen yang masuk pasyen infeksi adalah:
 Pasien mengalami demam
 Pasien mengalami gejala batuk
 Pasien mengalami gejala sakit tenggorokan
 Pasien mengalami gejala sesak nafas
 Pasien mengalami gejala diare
b. Identifikasi Pasyen Khusus
Kriteria pasien khusus adalah:
 Pasyen dengan penurunan kesadaran
 Pasyen dengan dengan sesak nafas
 Pasyen dengan kejang
 Pasyen dengan suhu >40º celcius
 Pasyen dengan pendarahan
c. Identifikasi Pasien Risiko Jatuh
Kriterian pasyen Risiko jatuh adalah:
 Kriteria A adalah:
o Cara berjalan pasyen tidak seimbang/ sempoyongan/ limbung
o Jalan menggunakan alat bantu (Kruk, Tripot/Kursi roda/
Bantuan orang lain)
 Kriteria B adalah:
o Menopang saat duduk tampak memengang pinggiran kursi/
meja/ bendalain sebagai penopang saat akan duduk
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah identifikasi pasien dengan
dengan kebutuhan khusus.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. UKP/SK/002/KTRJ/2017 tentang Kebijakan
Layanan Klinis
4. Referensi Permenkes Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Kesehatan Primer
5. Prosedur / 1. ALAT :
Langkah
a. Kursi roda
b. Tongkat
2. Petugas yang melaksanakan :
a. Petugas Loket Pendaftaran
3. Langkah-Langkah :
a. Petugas Pendaftaran mengenali hambatan yang dimiliki oleh
pasien :
Hambatan bahasa (tidak bisa berbahasa Indonesia)
Hambatan fisik (dilihat dari cara berjalan pakai tongkat atau
alat bantu yang lain, dituntun, disabilitas buta, bisu tuli, atau
menggunakan kursi roda)
b. Petugas Pendaftaran menghubungi petugas yang dapat mengerti
atau menerjemahkan bahasa yang digunakan pasien.
c. Jika hambatan fisik maka petugas pendaftaran akan
mendahulukan dan segera menghubungi petugas keamanan
untuk mengantarkan pasien langsung menuju ruang periksa yang
dituju dan mempersilahkan kepada kerabat yang mengantar
untuk melakukan pendaftaran, jika pasien datang sendiri tanpa
ada yang mengantar maka pada ruang pemeriksaan akan
melakukan pendataan langsung diruang periksa dan setelah itu
menyerahkannya ke bagian pendaftaran.

6. Hal-hal yang perlu 1. Kondisi umum pasien


diperhatikan
2. Kondisi psikis pasien
7. Unit terkait 1. Loket Pendaftaran
2. Ruang Pemeriksaan
8. Dokumen terkait

9. Rekaman historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai


perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai