1. Jelaskan mengapa dalam analisis lemak dengan metode ekstraksi soxhlet digunakan
pelarut heksana atau dietil eter? (maksimal 100 kata)
Heksana dan dietil eter merupakan pelarut organik, dimana lemak larut di dalamnya.
Selain itu, heksana dan dietil eter memiliki polaritas yang dekat dengan lemak.
Kedekatan polaritas mempermudah kelarutan lemak sehingga memberikan hasil
ekstraksi yang lebih baik.
Uji rancimat mengukur stabilitas oksidasi lemak, dengan methrom rancimat. Alat
rancimat mengukur waktu induksi, yaitu waktu yang dibutuhkan lemak dan minyak
pada suhu tertentu untuk mengalami kerusakan. Parameter pengukuran adalah
senyara volatil hasil oksidasi lemak (contoh: asam dikarboksil). Senyawa tersebut
meningkatkan konduktivitas listrik, sehingga dapat diintegrasikan dalam bentuk
kurva hubungan antara waktu induksi dengan konduktivitas. Minyak/lemak yang
mempunyai waktu induksi lebih pendek berarti memiliki stabilitas oksidasi yang
rendah.
Paraf Asisten
Kedua jenis minyak masak, yakni minyak kelapa dan minyak sawit dalam
praktikum ini ditimbang sebanyak 3gram dan dilakukan tes menggunakan alat
Rancimat untuk mendeteksi waktu induksi. Waktu induksi minyak kelapa hampir dua
kali lipat lebih lama daripada minyak sawit (lihat Tabel 1). Hal ini mengindikasikan
bahwa minyak kelapa memiliki stabilitas oksidasi yang lebih tinggi. Hasil yang
Kesimpulan
Minyak goreng selama proses penggorengan akan mengalami reaksi degradasi
akibat panas, udara, dan air, sehingga mengakibatkan oksidasi. Kestabilan minyak
terhadap oksidasi dapat diukur dengan metode Rancimat. Kestabilan oksidasi dari
minyak kelapa lebih tinggi daripada minyak goreng sawit. Terdapat perbedaan antara
hasil praktikum dan literatur akibat perbedaan cara pengukuran dan lama
penyimpanan minyak.
Daftar Pustaka
Cahyadi W, Gozali T, Fachrina A. 2018. Pengaruh konsentrasi gula stevia dan
penambah asam askorbat terhadap akrakteristik koktil bawang Dayak
(Eleutherine palmifolia). Pasundan Food Technology Journal. 5(2): 154-164.
De Leonardis A, Macciola V. 20120. Heat-oxidation stability of palm oil blended with
extra virgin olive oil. Food Chemistry. 135(1): 1769-1776. doi:
doi.org/10.1016/j.foodchem.2012.06.046
Liska DJ, Cook CM, Wang DD, Gaine PC, Baer DJ. 2016. Trans fatty acids and
cholesterol levels: An evidence map of the available science. Food and Chemical
Toicology. 98(B): 269-281. doi: https://doi.org/10.1016/j.fct.2016.07.002
Pawar N, Purohit A, Gandhi K, Arora S, Singh RR. 2014. Effect of operational
parameters on determination of oxidative stability measured by Rancimat
method. International journal of Food Properties. 17(9):2082-8.
Wongpoowarak W, Pichayakorn W, Oungbho K, Boontaweesakul W, Sirivongmongkol
S, Boonme P. 2008. Model of degradation kinetics for coconut oil at various
heating temperature. Silpakorn U Science and Tech Journal. 2(2): 43-49.
2. Dari data kromatogram, tuliskan Retention Time (RT) dari asam lemak standar
eksternal yang digunakan!
Tabel 3 Hasil identifikasi jenis asam lemak pada sampel minyak kelapa
Contoh Minyak/Lemak Retention Time (menit) Jenis Asam Lemak
15.912 C8:0
18.788 C10:0
23.289 C12:0
25.723 C13:0
28.814 C14:0
35.270 C16:0
Coconut oil
38.586 C17:0
42.201 C18:0
43.473 C18:1 cis
45.776 C18:2
50.455 C20:0
51.986 C20:1
Keterangan:
Alx = Konsentrasi asam lemak tertentu dalam contoh (mg/g)
Aalx = Area asam lemak tertentu pada contoh
ASI = Area standar internal pada contoh
BSI = Berat SI yang ditambahkan pada contoh (mg)
BS = Berat contoh yang dimetilasi (g)
RF = Respon faktor dari masing-masing asam lemak
Tabel 6 Analisis komposisi asam lemak pada sampel minyak kelapa
Asam lemak Konsentrasi (mg/g) Konsentrasi (%)
C8:0 43.3808 10.61
C10:0 39.6077 9.68
C12:0 31.8429 7.79
C13:0 0.1998 0.05
C14:0 117.1394 28.64
C16:0 60.9387 14.90
C17:0 9.6246 2.35
C18:0 17.4541 4.27
C20:0 0.5960 0.15
3. Tuliskan contoh perhitungan untuk menentukan respon faktor (RF) dan konsen-
trasi asam lemak dalam contoh!
Contoh perhitungan didasarkan pada C12
1. Response Factor (RF)
Keterangan:
Alx = Konsentrasi asam lemak tertentu dalam contoh (mg/g)
Aalx = Area asam lemak tertentu pada contoh
ASI = Area standar internal pada contoh
BSI = Berat SI yang ditambahkan pada contoh (mg)
BS = Berat contoh yang dimetilasi (g)
RF = Respon faktor dari masing-masing asam lemak
2. Alx (Konsentrasi asam lemak tertentu dalam sampel (mg/g))
Preparasi Sampel
Asam lemak merupakan penyusun trigliserida yang merupakan minyak. Asam
lemak mempunyai titik didih yang sangat tinggi karena mempunyai ikatan hidrogen
pada gugus OH pada senyara asam karboksilat. Maka dari itu, untuk menganalisis
lemak pada Gas Chromatography, sampel harus diuapkan terlebih dahulu. Preparasi
sampel minyak dengan GC-MS yang umum dilakukan adalah dengan melakukan
metilasi terhadap sampel (Christie 2014). Diambil 1 ml larutan internal standard ke
dalam 100 mg sampel, ditambahkan 1,5 mL larutan Natrium metanolik, ditutup dan
dipanaskan pada suhu 80-100°C selama 5-10 menit sambil terus digojok. Pereaksian
asam lemak yang merupakan asam karboksilat dengan metanol dengan katalis NaOH
metanolik akan menghasilkan senyara metil ester yang tidak mempunyai ikatan
hidrogen sehingga titik didihnya cukup rendah. Setelah dingin, kemudian
ditambahkan 2 mL Boron trifluoride metanoat, dipanaskan pada suhu 80-100°C selama
30 menit. Penambahan Boron trifluoride berfungsi sebagai katalis asam esterifikasi. BF3
merupakan asam lewis yang tidak akan bereaksi dengan NaOH seperti asam pada
umumnya. Penambahan BF3 berfungsi untuk memaksimalkan esterifikasi. Setelah ini,
akan ditambahkan heksana untuk menangkap metil ester yang terbentuk. Larutan
diekstrak dengan 1 mL Heksana dan 3 mL NaCl jenuh, lapisan atas diambil dan
dimasukkan ke dalam Eppendorf, ditambahkan na2SO4 anhidrous, lalu diinjeksikan
sebanyak 1µL pada GC Shimadzu C-R64A, dengan kolom : DB - 23 , panjang: 50 m.
Prinsip Analisis
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan
distribusi dari komponen-komponen dalam fasa gerak dan fasa diam (Eiceman 2013;
Stashenko dan Martinez 2014). Fasa gerak dapat berupa gas atau cairan, sedangkan
fasa diam dapat berupa cairan atau padatan. Fasa gerak berupa gas disebut
kromatografi gas (Gas Chromatography). Kegunaan dari gas chromatography adalah
untuk identifikasi semua jenis senyawa organik yang mudah menguap dan juga dapat
digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa dalam suatu campuran
(McNair dan Miller 2013). Analisis kuantitatif dengan gas chromatography
menggunakan metode standar internal, dengan menambahkan standar berupa
senyawa yang berbeda dengan sampel yang diukur bersamaan dengan sampel.
Metode ini digunakan karena terdapat ketidakpastian yang disebabkan injeksi sampel
dan kecepatan aliran. Metode ini seringkali digunakan untuk sampel yang tidak sesuai
atau tidak mungkin diinjeksi langsung pada gas chromatography (Hidayat et al. 2015).
Kesimpulan
Analisis komponen asam lemak dari minyak kelapa dilakukan menggunakan
metode GC-MS. Hasil menunjukkan bahwa kadar asam lemak dominan adalah asam
mirisat C14, dan kadar asam lemak terendah pada asam eikosenar. Hasil tersebut tidak
sesuai dengan BPOM dan berbeda dengan literatur. Hal tersebut berkaitan dengan
faktor ejsalahan dan perbedaan metode serta alat.
Daftar Pustaka
[BSN] Standar Nasional Indonesia. 2008. Minyak Kelapa Virgin (VCO). SNI 7381:2008.
Badan Standardisasi Nasional: Jakarta.
Christie WW. 2014. Mass Spectrometry of Fatty Acid Derivatives. United Kingdom
(UK): Woodhead Publishing.
Eiceman GA. 2013. Instrumentation of gas chromatography. Encyclopedia of
Analytical Chemistry. pg 10671-10679.
Johnsen LG, Skou PB, Khakimov B, Bro R. 2017. Gas chromatography–mass spectrometry
data processing made easy. Journal of Chromatography A. 1503:57-64.
Karta WI, Dewa AIP. 2021. Analysis of Fatty Acids in Virgin Coconut Oil Frying at
Various Temperatures. Denpasar: Universitas Mahasaraswati.
Kostik V, Memeti S, Bauer B. 2013. Fatty acid composition of edible oils and fats.
Journal of Hygienic Engineering and Design. 4(6): 112.
McNair HM, Miller M. 2013. Basic Gas Chromatograhy (2nd ed). United States of
America: A John Wiley & Sons, Inc.
Mutiah H, Ardianto. 2018. Analisis perbandingan asam lemak VCO dengan fermentasi dari
berbagai varietas kelapa. Bulukumba: STKIP Muhammadiyah.
Nugraha I, Utami PI, Rahayu WS. 2018. Analisis asam lemak daging anjing pada bakso
sapi menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS)
1. Jelaskan tujuan proses hidrolisis dalam analisis kadar lemak metode ekstraksi
soxhlet!
Hidrolisis merupakan salah satu tahap persiapan analisis lemak pada sampel
utuh dan banyak mengandung air seperti daging atau ikan. Proses ini
bertujuan untuk memudahkan lemak kasar keluar dari jaringan, dengan
berubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Proses hidrolisis dilakukan
dengan menambahkan larutan KOH atau H2SO4 ke dalam sampel lemak yang
telah diekstraksi. Larutan KOH atau H2SO4 akan memecah ikatan ester dalam
lemak dan menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas
kemudian akan diekstraksi dengan pelarut non-polar seperti heksana dan
ditimbang untuk menentukan kadar lemak dalam sampel bahan. Proses
hidrolisis sangat penting dalam analisis kadar lemak metode ekstraksi Soxhlet
karena dapat meningkatkan efisiensi ekstraksi lemak dan menghasilkan hasil
analisis yang lebih akurat (Pargiyanti 2019).
Daftar Pustaka
Pargiyanti. 2019. Optimasi waktu ekstraksi lemak dengan metode soxhlet
menggunakan perangkat alat mikro soxhlet. Indonesian Journal of Laboratory.
1(2): 29-35.