Anda di halaman 1dari 57

PEMBUATAN SABUN CAIR DARI MINYAK KELAPA (Cocos

nucifera L.) DENGAN PENAMBAHAN BUBUK CENGKEH


(Syzgium aromaticum L.)

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma III


Pada Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan
Jurusan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak

Oleh :
MARDIANA
3201926057

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PDD POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DI KABUPATEN KAPUAS HULU
2022
HALAMAN PENGESAHAN

PEMBUATAN SABUN CAIR DARI MINYAK KELAPA (Cocos nucifera L.)


DENGAN PENAMBAHAN BUBUK CENGKEH (Syzgium aromaticum L.)

TUGAS AKHIR
Disusun oleh:

MARDIANA
3201926057

Tugas Akhir ini telah diuji dan disahkan


sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III
pada Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan Jurusan
Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Pontianak
Pada Tanggal 06 September 2022

Ketua Jurusan Dosen Pembimbing


Teknologi Pertanian

Ledy Purwandani, S.TP.,M.Sc Vika Yudistina, SP.,MP


NIP. 1981091002003122001 NIDN. 0012018701

Mengetahui,
Derektur Politeknik Negeri Pontianak

Dr. Ir. H. Muhammad Toasin Asha, M.Si


NIP. 1961122519901110001

ii
LEMBAR PERNYATAAN TUGAS AKHIR

Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknologi Pertanian Program Studi


Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan menyatakan bahwa:

Nama : MARDIANA
Nim : 3201926057

Judul PKL : Pembuatan Sabun Cair Dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera
L.) Dengan Penambahan Bubuk Cengkeh (Syzgium
aromaticum L.)

Telah disidangkan dan telah dinyatakan LULUS dalam Sidang Tugas Akhir
pada Tanggal 06 September 2022

Tim Penguji Dosen Penguji Tugas Akhir Tanda Tangan

Penguji I (satu) : Paskarada Juanti, S.Si.,MP ........................


NIDN. 0021098902

Penguji II (dua) : Hety Yulianti, SP ........................

Pembimbing : Vika Yudistina, SP.,MP ........................


NIDN. 0012018701

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Mardiana
Nim : 3201926057
Program Studi : Teknologi penolahan Hasil Perkebunan
Jurusan : Teknologi Pertanian
Judul Tugas Akhir : Pembuatan Sabun Cair Dari Minyak Kelapa (Cocos
nucifera L.). Dengan Penambahan Bubuk Cengkeh
(Syzgium aromaticum L.)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam penulisan tugas akhir ini


tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang
saya akui seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau
keseluruhan tulisan yang disalin, ditiru, atau yang diambil dari tulisan orang lain
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja ataupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik Tugas Akhir yang saya ajukan sebagai hasil
tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan
tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah – olah hasil pemikiran
saya sendiri, berarti gelar ijazah yang telah diberikan Politeknik Negeri Pontianak
batal saya terima.

Putussibau, 2022

Mardiana
3201926057

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat – Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Adapun judul
Tugas Akhir ini “Pembuatan Sabun Cair Dari Minyak Kelapa (Cocos nucifera
L.) Dengan Penambahan Bubuk Cengkeh (Syzgium aromaticum L.)”. Maka
dengan itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasihnya atas
segala petunjuk, bimbingan dan bantuannya kepada:
1. Orang Tua, Saudara – saudara ku yang selalu memberikan semangat,
motivasi serta dukungan moral maupun material.
2. Bapak Dr. Ir. H. Muhammad Toasin Asha, M.Si selaku Direktur
Politeknik Negeri Pontianak.
3. Ibu Ledy Purwandani, S.TP., M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pertanian.
4. Ibu Paskarada Juanti, S.Si.,MP selaku Ketua Program Studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perkebunan sekaligus dosen penguji I (satu) Tugas
Akhir.
5. Bapak Muhammad Syafi’ie, S.TP.,M.Sc selaku koordinator Tugas Akhir.
6. Ibu Vika Yudistina, SP.,MP selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
banyak membantu dan memberikan bimbingan selama penulisan laporan
Tugas Akhir hingga saat ini.
7. Ibu Hety Yulianti, SP selaku dosen penguji II (dua) Tugas Akhir.
8. Rekan-rekan yang telah membantu dalam kelancaran penulisan laporan
ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


Laporan Tugas Akhir. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
masukan dari semua pihak yang telah berkenan membaca laporan ini. Mudah –
mudahan Laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan berfikir serta
menambah referensi dan informasi bagi pengetahuan, khususnya di bidang
Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan. Akhir kata penulis ucapakan terima
kasih.

v
Putussibau,.......2021

penulis

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan kasih sayang nya, kesehatan dan nikmat iman sehingga penulis diberikan
kemudahan, ketenangan dan kekuatan dalam menyelesaikan penulisan Tugas
Akhir ini.
Rasa syukur dan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada
kedua orang tua saya yang telah memberikan segala perhatian, kasih sayang,
pengorbanan, motivasi, kerja keras, keteladanan, nasehat dan doa kepada anak-
anaknya. Terimakasih juga kepada saudara-saudariku yang selalu memberi
semangat dan dukungannya.
Rasa terimakasih yang sebesar – besarnya penulis sampaikan kepada Ibu
Vika Yudistina, SP.,MP atas bimbingan, kebaikan, dan motivasi yang luar biasa,
serta kesediaan dalam meluangkan waktu, memberikan masukan dan saran – saran
yang sangat bermanfaat kepada penulis selama ini.
Ucapan terimakasih dan hormat kepada seluruh Bapak Ibu Dosen Program
Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan yang telah memberikan ilmu,
mengajarkan keteladanan, membimbing mahasiswa dengan ketulusan dan
kebaikan.
Terimakasih teman – teman angkatan 2019 yang telah banyak memberikan
kebersamaan yang luar biasa serta persahabatan yang luar biasa yang membuat
hari – hari indah dan menyenangkan.

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN TUGAS AKHIR ............................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
ABSTRAK................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 2
1.3. Batasan Masalah .................................................................... 2
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian ................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3
2.1. Bahan Dasar ........................................................................... 3
2.1.1. Kelapa .......................................................................... 3
2.1.2. Morfologi Kelapa ......................................................... 4
2.1.3. Minyak Kelapa ............................................................. 5
2.1.4. Cengkeh ....................................................................... 7
2.1.5. Sabun ........................................................................... 9
2.2. Bahan Tambahan.................................................................... 11
2.1.1. Kalium Hidroksida (KOH ............................................. 11
2.2.2. Aquades ....................................................................... 12
2.2.3. Mes .............................................................................. 13
2.2.4. Garam .......................................................................... 14

viii
2.2.5. Foam Booster ............................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 15
3.1. Waktu dan tempat penelitian .................................................. 15
3.2. Alat Dan Bahan ...................................................................... 15
3.3. Prosedur Kerja ....................................................................... 15
3.3.1. Pembuatan Serbuk Cengkeh ......................................... 15
3.3.2. Pembuatan Sabun Cair .................................................. 16
3.3.3. Uji Kadar Alkali Bebas ................................................. 18
3.3.4. Uji PH .......................................................................... 19
3.3.5. Uji Bobot Jenis ............................................................. 19
3.3.6. Uji Viskositas.............................................................. .. 19
3.3.7. Uji Iritasi ...................................................................... 20
3.4. Tabel Rencana Penelitian ....................................................... 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 21
4.1. Hasil ...................................................................................... 21
4.2. Pembahasan ........................................................................... 22
4.2.1. Uji PH .......................................................................... 22
4.2.2. Bobot Jenis ................................................................... 23
4.2.3. Uji Viskositas ............................................................... 24
4.2.4. Uji Kadar Alkali Bebas ................................................. 25
4.2.5. Uji Iritasi ...................................................................... 26
BAB V PENUTUP...................................................................................... 27
5.1. Kesimpulan .............................................................................. 27
5.2. Saran ....................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 28
LAMPIRAN ................................................................................................ 30

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kelapa ........................................................................................ 3


Gambar 2. Minyak Kelapa........ ................................................................... 5
Gambar 3. Cengkeh ..................................................................................... 7
Gambar 4. KOH .......................................................................................... 11
Gambar 5. Mes ............................................................................................ 13
Gambar 6. Garam ........................................................................................ 14
Gambar 7. Foam Booster ............................................................................. 14
Gambar 8. Diagram Alir Pembuatan Serbuk Cengkeh ................................. 15
Gambar 9. Diagram alir pembuatan sabun cair............................................. 17
Gambar 10. Hasil produk sabun cair dengan penambahan serbuk cengkeh... 21
Gambar 11. Diagram Batang Uji PH............................................................ 22
Gambar 12. Diagram Batang Uji Bobot Jenis .............................................. 23
Gambar 13. Diagarm batang Uji Viskositas ................................................. 24
Gambar 14. Diagram Batang Uji Kadar Alkali Bebas .................................. 25

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Klasifikasi tanaman kelapa ............................................................. 4


Tabel 2. Standar mutu minyak kelapa ........................................................... 7
Tabel 3. Formulasi sabun cair minyak kelapa ............................................... 18
Tabel 4. Hasil Pengujian............................................................................... 21
Tabel 5. Hasil Uji Daya Iritasi ...................................................................... 26

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Uji PH ..................................................................................... 30
Lampiran 2. Bobot Jenis .............................................................................. 31
Lampiran 3. Uji Viskositas .......................................................................... 33
Lampiran 4. Uji Kadar Alkali Bebas............................................................ 37
Lampiran 5.Uji Daya Iritasi ......................................................................... 39
Lampiran 6. Dokumentasi Proses Pengolahan & Pengujian Di Laboratorium
Kimia ..................................................................................... 40

xii
PEMBUATAN SABUN CAIR DARI MINYAK KELAPA (Cocos
nucifera L.) DENGAN PENAMBAHAN BUBUK CENGKEH
(Syzgium aromaticum L.)

MARDIANA
3201926057

Jurusan teknologi pertanian, program studi teknologi pengolahan hasil


perkebunan, PDD Polnep Kabupaten Kapuas Hulu

ABSTRAK

Sabun cair memiliki keunggulan dari sabun bentuk lain seperti mudah dibawa
bepergian dan lebih hegienis karena disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Minyak kelapa terdiri dari susunan asam lemak dimana asam lemak yang paling
dominan pada minyak kelapa adalah asam laurat. Oleh karena itu, minyak kelapa
baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun karena kandungan asam
lauratnya yang tinggi dan mampu memberikan sifat pembusaan yang baik untuk
produk sabun juga memiliki kemampuan sebagai antimikroba alami. Sabun yang
dibuat dalam penelitian ini menggunakan penambahan bubuk cengkeh. Cengkeh
merupakan tanaman yang memiliki kandungan eugenol, saponin, flavonoid dan
tannin yang bersifat antibakteri. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui
karakteristik fisik sabun cair (viskositas dan daya iritasi) dan karakteristik kimia
(PH, kadar alkali bebas, dan bobot jenis). Pada penelitian ini perlakuan terbaik
didapatkan pada sampel S0 dengan hasil uji PH 9, kadar alkali bebas 0,007%,
bobot jenis 1,0647 gram, dan viskositas 1,2965 N/m2. Hasil analisis menunjukkan
bahwa sabun cair memenuhi persyaratan berdasarkan SNI sabun cair 06 – 4085 –
1996.

Kata Kunci : Sabun Cair, Cengkeh, Minyak Kelapa

xiii
THE MANUFACTURE OF LIQUID SOAP MADE FROM
COCONUT OIL (COCOS NUCIFERA L.) WITH A ADDITION OF
CLOVE POWDER (SYZGIUM AROMATICUM L.)

MARDIANA
3201926057

Jurusan Teknologi Pertanian, Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil


Perkebunan, PDD Polnep Kabupaten Kapuas Hulu

ABSTRACT

Liquid soap has the advantage of such other forms of soap as it is easy to travel
and is cleaner because it is stored in a well-sealed container. Coconut oil is
composed of a complex of fatty acids in which the fatty acids dominant in coconut
oil are the uric acid. Therefore, coconut oil is good used asa raw ingredient in
soaps because of the high concentration of citric acid and the ability to contribute
to good production of soap products and also has the ability to be a natural
antimicrobial. Soap produced in the study used additives of clove powder. Cloves
contain the properties of eugenol, saponin, flavonoid, and antibacterial tannin. As
for the purpose of this study, it is to know the physical characteristics of liquid
soap (viscosity and irritability) and chemical characteristics (PH, free alkaline
levels, and kind of weight). In this study the best treatment was obtained on S0
samples with results of PH 9, alkali levels were free 0.007%, strain 1,0647 grams,
and viscoity 1.2965 N/m2. Analysis shows that liquid soap meets requirements
based on liquid soap 06-4085-1996.

Keywords : Liquid Soap, Cloves, Coconut Oil

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Minyak kelapa merupakan salah satu bahan baku yang dapat digunakan
dalam pembuatan sabun cair. Menurut Kementrian Perkebunan (2017), Indonesia
merupakan negara dengan jumlah produksi kelapa terbesar di dunia dengan total
luas areal kebun sebesar 3,5 juta hektar dan jumlah produksi berwujud kopra
mencapai 2,8 juta ton (produksi tahun 2015-2017). Minyak kelapa terdiri dari
susunan asam lemak dimana asam lemak yang paling dominan pada minyak
kelapa adalah asam laurat. Kandungan asam laurat di dalam minyak kelapa
mencapai 44-52%. Oleh karena itu, minyak kelapa baik digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun karena kandungan asam lauratnya yang tinggi dan mampu
memberikan sifat pembusaan yang baik untuk produk sabun juga memiliki
kemampuan sebagai antimikroba alami. (Uswah dkk, 2019).
Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan tanaman asli Maluku yang
merupakan tanaman herbal yang telah lama digunakan di negara-negara Timur
Tengah dan Asia. Cengkeh digunakan sebagai obat tradisional dalam
penyembuhan berbagai macam penyakit, dan juga penyedap masakan. Cengkeh
memiliki beberapa manfaat sebagai analgesik, antiemetik, antijamur, antiseptik,
antiinflamasi dan antibakteri. Kemampuan bunga cengkeh sebagai antibakteri
karena cengkeh memiliki minyak atsiri yang mengandung eugenol. Mekanisme
antibakteri pada bunga cengkeh yaitu menyebabkan perubahan pada komponen
makromolekul dari bakteri seperti merusak membran sel, membran protein inaktif
secara irreversible dan menyebabkan kerusakan asam nukleat (Kusmawardani
dkk, 2017).
Sabun cair memiliki keunggulan dari sabun bentuk lain seperti mudah
dibawa bepergian dan lebih hegienis karena disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang tinggi sehingga bagus
digunanakan sebagai bahan baku pembuatan sabun. Dan cengkeh merupakan
tanaman yang memiliki kandungan eugenol, saponin, flavonoid dan tannin yang
bersifat antibakteri.

1
2

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik sabun dari segi fisik seperti uji viskositas dan uji
iritasi ?
2. Bagaimana karakteristik sabun dari segi kimia yaitu pH, kadar alkali bebas,
dan bobot jenis?
1.3. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Serbuk cengkeh yang digunakan: S1 = 0%, S2 = 10%, S3 = 15%, S4 = 20%.
(S0 = 0 gram, S1= 6 gram, S2 = 9 gram, dan S3= 12 gram).
2. Untuk mengetahui pengaruh serbuk cengkeh terhadap karakteristik sabun
minyak kelapa dari segi kimia dan fisik dengan pengujian kualitas yaitu uji
alkali bebas, uji pH, uji viskositas dan uji iritasi.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik sabun minyak kelapa dari segi fisik uji
viskositas dan uji iritasi ?
2. Untuk mengetahui karakteristik sabun minyak kelapa dari segi kimia yaitu
pH, kadar alkali bebas, dan bobot jenis?

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian sabun ini adalah:
1. Untuk memberikan informasi dan menambah wawasan bagi mahasiswa
maupun masyarakat umum tentang pembuatan sabun cair dari minyak
kelapa dengan variasi serbuk cengkeh yang ramah lingkungan. Dimana
minyak kelapa dan cengkeh tidak hanya sebagai minyak goreng dan
rempah-rempah untuk dikonsumsi saja tetapi juga bisa diolah menjadi
berbagai macam produk seperti produk sabun.
2. Pembutan sabun cair dari minyak kelapa dengan variasi serbuk cengkeh
ini diharapakan dapat diterapkan dimasyarakat sebagai salah satu peluang
usaha yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bahan Dasar
2.1.1. Kelapa

Gambar 1. Tanaman Kelapa (Sumber :Dokumentasi Pribadi)

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki
nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat Indonesia, bahkan termasuk komoditas
sosial, produknya merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok masyarakat.
Salah satu produk kelapa yang saat ini berkembang dan diminati adalah virgin
coconut oil (VCO). Minyak kelapa murni atau VCO menarik perhatian para
peneliti karena diyakini berkhasiat untuk kesehatan diantaranya menurunkan
resiko kanker, membantu mencegah infeksi virus, mendukung system kekebalan
tubuh, membantu kulit tetap lembut dan halus, tidak mengandung kolesterol dan
tidak menyebabkan kegemukan (Pulung dkk, 2016).
Kelapa merupakan tanaman tropis yang telah lama dikenal masyarakat
Indonesia, hal ini terlihat dari penyebarannya hampir di seluruh wilayah
Nusantara. Pada tahun 2010 luas areal tanaman kelapa tercatat 3739.35 ribu ha,
didominasi oleh perkebunan rakyat seluas 3697.03 ribu ha (98.87%), perkebunan
besar negara seluas 4.29 ribu ha (0.11%) dan perkebunan besar swasta seluas
38.02 ribu ha (1.02%), dengan total produksi sebesar 3166.6 ribu ton setara kopra,
yaitu perkebunan rakyat sebesar 3.126 ribu ton (98.73%), perkebunan besar
negara sebesar 1.8 ribu ton (0.06%) dan perkebunan besar swasta sebesar 38,47
ribu ton (1.22%). Tanaman kelapa merupakan tanaman sosial karena lebih 98%
diusahakan oleh petani sehingga perkebunan kelapa banyak didominasi
perkebunan rakyat dibandingkan perkebunan negara ataupun swasta. Selama ini

3
4

komoditas kelapa hanya dimanfaatkan produk primernya saja, baik dalam bentuk
kelapa segar maupun kopra untuk bahan baku minyak goreng. Pengembangan dan
pemanfaatan produk hilir kelapa belum banyak dilakukan, tanaman kelapa
merupakan tanaman sosial karena lebih 98% diusahakan oleh petani sehingga
perkebunan kelapa banyak didominasi perkebunan rakyat dibandingkan
perkebunan negara ataupun swasta (Ariyanti dkk, 2018)

Tabel 1. Klasifikasi tanaman kelapa


Kingdom Plantae
Subkingdom Tracheobionta
Super divisi Spermatophyta
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Subkelas Arecidae
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Sumber :Kurniawan, 2015

2.1.2. Morfologi Kelapa


Akar seperti tumbuhan monokotil lainnya, tanaman kelapa mempunyai
sistem perakaran serabut. Akar memiliki fungsi utama untuk menyerap air dan
unsur hara dari dalam tanah, serta untuk menunjang berdirinya batang kelapa agar
tetap tegak ditempatnya. Tanaman kelapa memiliki susunan perakaran yang kuat.
Pada ujung pangkal akar serabut tidak terdapat rambut-rambut akar. Fungsi akar
rambut digantikan oleh bagian akar yang berdinding lunak seperti gelembung-
gelembung yang terdapat pada permukaan akar, dibelakang tudung akar.
Batang kelapa tidak memiliki kambium, sehingga tidak memiliki
pertumbuhan sekunder. Jika terjadi luka pada batang, batang tidak akan pulih
seperti semula, karena tidak terbentuk kalus. Oleh sebab itu, batang akan selalu
bertambah panjang dan meninggi. Dengan pertumbuhan yang normal, setiap
tahun tanaman kelapa akan bertambah panjang antara 1 m- 1,5 m untuk tanaman
muda, 0,5 untuk tanaman dewasa dan 10 cm-15 cm untuk pohon yang sudah tua.
5

Daun tersusun saling membalut satu sama lain, sehingga merupakan


selubung yang runcing pada ujungnya. Susunan yang demikian diperlukan untuk
memudahkan menembus lapisan sabut pada pangkal buah. Bunga tanaman kelapa
genjah mulai berbunga pada umur antara 3-4 tahun, sedangkan kelapa dalam pada
umur 4-8 tahun. Karangan bunga selalu tumbuh dari ketiak daun yang pada
bagian luarnya diselubungi oleh seludang atau mancung (spatha).
Bunga kelapa merupakan bunga berkarang yang dikenal dengan istilah
inflorescentia atau mayang atau manggar (Jw). Manggar mempunyai induk
tangkai bercabang-cabang sebanyak 30-40 helai. Pada pangkal cabang akan
terletak bunga betina, disusul bunga-bungan jantan ke arah ujung cabang. Baik
bunga betina maupun bunga jantan melekat pada cabang (duduk) tanpa tangkai
bunga.
Buah betina yang telah dibuahi akan mulai tumbuh menjadi buah sekitar
3-4 minggu setelah manggar terbuka. Namun, tidak semua buah yang telah
terbentuk akan tumbuh menjadi buah yang dapat dipetik. Diperkirakan ½-2/3
buah muda (bluluk) akan berguguran, karena pohon kelapa (Cocos nucifera) tidak
sanggup membesarkannya, sedangkan sisanya akan terus tumbuh. Rontoknya
buah muda ini biasanya berlangsung selama dua bulan.
Pertumbuhan buah kelapa terjadi melalui tiga fase. Fase pertama yakini
fase pembesaran sabut, tempurung dan lubang embrio, berlangsung selama 4-5
bulan. Pada fase ini, ruangan selama dua bulan, yaitu fase penebalan tempurung,
tetapi tempurung belum mengeras. Fase ketiga merupakan fase pembentukkan
putih lembaga atau endosperm, dimulai dari bagian pangkal buah menuju ke
bagian ujung. (Siagian, 2016).

2.1.3. Minyak Kelapa

Gambar 2. Minyak kelapa (sumber : dokumentasi pribadi)


6

Buah kelapa (Cocos nucifera L.) telah menjadi salah satu sumber makanan
sejak jaman dahulu. Buah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat Indonesia. Minyak kelapa merupakan minyak yang
diperoleh dari kopra (daging buah kelapa yang dikeringkan) atau dari perasan
santannya. Minyak kelapa penting bagi metabolisme tubuh karena mengandung
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K serta
provitamin A (karoten). (Efendi dkk, 2012).
Minyak kelapa adalah salah satu produk olahan yang berkembang di
masyarakat setempat. Sekitar 60% dari hasil kelapa dijual dalam bentuk minyak
kelapa. Pengolahan minyak kelapa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
pengolahan basah dan pengolahan kering, pengolahan cara basah, dengan kelapa
segar sebagai bahan baku yang biasa dilakukan pabrik skala industri kecil dan
rumah tangga. Pengolahan cara kering dengan kopra sebagai bahan baku yang
biasa digunakan oleh pabrik skala industri menengah dan besar.
Teknologi pengolahan minyak kelapa yang berkembang di petani adalah
dengan cara basah. Bahan baku yang digunakan berasal dari buah kelapa yang
tidak sama tingkat kematangannya. Proses pengolahannya dimulai dari
pembelahan buah kelapa, kemudian diparut dan diperas untuk diambil santannya.
Pemarutan dilakukan dengan mesin pemarut, tetapi ada juga yang secara manual.
Hasil parutan tidak langsung diperas, penundaan pemerasan kadang-kadang lebih
dari satu jam. Kemudian dilakukan pemanasan santan sampai diperoleh minyak
kelapa. Pemanasan langsung dengan suhu yang tinggi selama lebih dari 4 jam.
Disamping itu dalam proses pengolahannya sering dilakukan penambahan asam
cuka, dengan harapan minyak berwarna putih dan tidak cepat tengik. Cara ini
menghasilkan minyak kelapa dengan kualitas rendah, karena tingkat kandungan
air dan asam lemak bebas tinggi, berwarna putih keruh atau kuning kecoklatan
keruh, tidak tahan disimpan (<30 hari), dan lebih cepat menjadi tengik.
Pemerintah telah menetapkan SNI- Minyak Kelapa 01-2902-1992. Minyak kelapa
yang bermutu tinggi harus memenuhi persyaratan teknis atau kriteria yang telah
ditentukan oleh SNI. ( Asni dan Yanti, 2014).
7

Tabel 2. Standar Mutu minyak kelapa (SNI 01-3741-2002)


Persyaratan
NO Kriteria uji Satuan Mutu I Mutu II

1 Keadaan
2 Bau - Normal
3 Rasa - Normal

4 Warna Putih, kuning pucat sampai kuning


5 Kadar air % b/b Maks 0,1 Maks 0,3
6 Bilangan asam Mg Maks 0.6 Maks 2
KOH/gr
7 Asam lenoleat % Maks 2 Maks 2
dalam komposisi
asam lemak
minyak
8 Cemaran logam Mg/kg Maks 0,1 Maks 0,1
9 Timbal (pb) Mg/kg Maks 40,0*/250 Maks 40,0*/250
10 Raksa (hg) Mg/kg Maks 0.05 Maks 0,05

11 Tembaga (cu) Mg/kg Maks 0,1 Maks 0,1


12 Cemaran arsen Mg/kg Maks 0,1 Maks 0,1
(as)
13 Minyak pelikan** negatif Negatif

(Sumber : Asni, 2014)

2.1.4. Cengkeh

Gambar 3. Cengkeh (sumber :Hernani dkk, 2015 )


8

Tanaman cengkeh (Eugenia aromaticum) merupakan tanaman


perkebunan/industri yang banyak ditemukan di kawasan timur Indonesia misalnya
di Sulawesi Utara. Tanaman yang termasuk dalam famili Myrtaceae ini banyak
ditemukan di dataran rendah dengan ketinggian (200–900 ) m di atas permukaan
laut. Tinggi dari tanaman cengkeh dapat mencapai (5–10) m. Daun dari tanaman
tersebut berbentuk bundar telur atau oval sedangkan warnanya adalah kehijauan
dan kemerah-merahan (Hernani dkk, 2015).
Klasifikasi cengkeh Menurut Suwarto, dkk. (2014), klasifikasi ilmiah
cengkeh adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Marga : Syzygium
Spesies : Syzygium aromaticum L.
Bunga cengkeh muncul pada ujung ranting daun (flos terminalis) dengan
tangkai pendek dan bertandan (bunga bertangkai nyata duduk pada ibu tangkai
bunga). Bunga cengkeh termasuk bunga majemuk yang berbatas karena ujung ibu
tangkainya selalu ditutup bunga. Bunga terdiri dari tangkai (pedicellus), ibu
tangkai (pedunculus), dan dasar bunga (repectaculum). Bunga cengkeh adalah
bunga tunggal (unisexualis) jadi masih dapat dibedakan menjadi bunga jantan
(flos masculus) dan betina (flos femineus). Dasar bunganya (repectaculum)
menjadi pendukung benang sari dan putik (andoginofor).
Cengkeh memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan
saat sudah mekar berwarna merah.Buahnya termasuk buah semu karena ada
bagian bunga yang ikut ambil bagian dalam pembentukan buah. Buah cengkeh
memiliki tangkai buah yang pada masa awal berwarna hijau dan sudah mekar
berwarna merah. Buahnya secara umum tersusun atas bagian-bagian secara umum
pada kulit buah anatara lain epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium selain
itu ada septum dan ovariumi (Sutriyono, 2017).
9

Cengkeh sendiri merupakan tanaman rempah yang termasuk dalam


komoditas sektor perkebunan yang mempunyai peranan cukup penting antara lain
sebagai penyumbang pendapatan petani dan sebagai sarana untuk pemerataan
wilayah pembangunan serta turut serta dalam pelestarian sumber daya alam dan
lingkungan. Pada mulanya bagian dari tanaman cengkeh yaitu bunga cengkeh
hanya digunakan sebagai obat terutama untuk kesehatan gizi. Adapun bagian
utama cengkeh yang sering dijadikan sebagai bahan obat-obatan maupun rempah-
rempah adalah bagian bunganya disebabkan adanya terdapat kandungan minyak
atsiri sebesar 10-20%, sedangkan tangkainya sebesar 5-10% dan 1-4% pada
bagian daunnya. Secara tradisional bunga cengkeh banyak digunakan dalam dunia
kedokteran karena berfungsi sebagai fungisidal, bakterisidal, analgesik,
antioksidan dan anti inflamasi.
Dalam penelitian yang telah dilakukan bunga cengkeh kering mengandung
minyak atsiri, fixed oil (lemak), resin, tanin, protein, cellulosa, pentosan dan
mineral. Karbohidrat terdapat dalam jumlah dua per tiga dari berat bunga.
Komponen lain yang paling banyak adalah minyak atsiri yang jumlahnya
bervariasi tergantung dari banyak faktor diantaranya jenis tanaman, tempat
tumbuh dan cara pengolahan. Telah dilakukan pemisahan kandungan kimia dari
serbuk bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh hingga didapatkan hasil bahwa
serbuk bunga dan daun cengkeh mengandung saponin, tanin, alkaloid, glikosida
dan flavonoid, sedangkan tangkai bunga cengkeh mengandung saponin, tannin
glikosida dan flavonoid. Tanin diketahui merupakan senyawa aktif metabolit
sekunder yang mempunyai beberapa khasiat yaitu sebagai astringen, anti diare,
anti bakteri dan antioksidan. Tanin merupakan komponen zat organik yang sangat
kompleks, terdiri dari senyawa fenolik yang sukar dipisahkan dan sukar
mengkristal, mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan
protein tersebut (Pratama dkk, 2019).

2.1.5. Sabun
Sabun merupakan salah satu produk yang cukup penting dalam kehidupan
manusia dengan adanya kebutuhan manusia untuk membersihkan diri. Produk
sabun mandi telah berkembang menjadi kebutuhan primer di seluruh lapisan
10

masyarakat. Sabun dapat digunakan untuk mengobati penyakit, seperti mengobati


penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Dengan kata lain sabun
dapat digunakan sebagai obat yaitu dengan membersihkan tubuh sehingga
kemungkinan terserang penyakit akan berkurang. Berbagai jenis sabun yang
beredar di pasaran pun kini sangat bervariasi. Keberagaman sabun yang
dipasarkan terlihat pada warna, jenis, manfaat dan wangi yang ditawarkan. Salah
satu jenis sabun yang saat ini banyak diproduksi karena penggunaanya lebih
praktis dan bentuk yang menarik dibandingkan bentuk sabun lain adalah sabun
cair. Kelebihan sabun cair jika dibandingkan dengan sabun mandi padat yaitu
sabun mandi cair mudah dibawa, mudah disimpan, tidak mudah rusak atau kotor,
dan penampilan kemasan yang eksklusif.
Syarat mutu sabun mandi cair yang ditetapkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) untuk sabun yang mencakup sifat kimiawi dari sabun mandi, yaitu pH,
alkali bebas dihitung sebagai KOH, bahan aktif, dan bobot jenis. Sementara sifat
fisik sabun seperti bentuk, bau, dan warna (SNI,1996). (Widyasanti dkk, 2017).
Menurut Badan Standarisasi Nasional (1996), sabun mandi cair
merupakan sediaan yang digunakan untuk membersihkan kulit berbentuk cair
yang dibuat dari bahan dasar sabun atau deterjen dengan penambahan bahan lain
yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan adanya iritasi pada
kulit. Sabun merupakan olahan hasil hidrolisis asam lemak dan basa yang sering
disebut dengan saponifikasi. Proses saponifikasi pada sabun melibatkan hidrolisis
ikatan trigliserida yang membebaskan asam lemak dalam bentuk garam dan
gliserol, juga asam lemak bebas akan terpisahkan dengan minyak atau lemak
dengan cara mereaksikan asam lemak bebas tersebut dengan pereaksi berupa basa
sehingga membentuk sabun. Komponen utama penyusun sabun adalah asam
lemak dan alkali. Asam lemak yang digunakan akan menentukan karakteristik
dari sabun yang dihasilkan.
Minyak kelapa merupakan salah satu bahan baku yang dapat digunakan
dalam pembuatan sabun cair. Menurut Kementrian Perkebunan (2017), Indonesia
merupakan negara dengan jumlah produksi kelapa terbesar di dunia dengan total
luas areal kebun sebesar 3,5 juta hektar dan jumlah produksi berwujud kopra
mencapai 2,8 juta ton (produksi tahun 2015-2017). Minyak kelapa terdiri dari
11

susunan asam lemak dimana asam lemak yang paling dominan pada minyak
kelapa adalah asam laurat. Kandungan asam laurat di dalam minyak kelapa
mencapai 44-52%. Oleh karena itu, minyak kelapa baik digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun karena kandungan asam lauratnya yang tinggi dan mampu
memberikan sifat pembusaan yang baik untuk produk sabun juga memiliki
kemampuan sebagai antimikroba alami ( Uswah dkk, 2019).

2.2 Bahan Tambahan


2.2.1. Kalium Hidroksida (KOH)

Gambar 4. KOH (sumber: Jagad kimia,2017)


KOH adalah singkatan dari potassium, oksigen, dan hidrogen yang
akhirnya membentuk unsur kalium hidroksida. Kalium hidroksida adalah bahan
kimia yang berbentuk bubuk atau serpihan.Dalam dunia kosmetik, KOH berperan
sebagai bahan alkali atau kalium yang digunakan dalam jumlah kecil untuk
memproses perubahan kandungan pH produk perawatan kulit.Sementara di dunia
medis, kalium hidroksida berfungsi sebagai tes infeksi kulit. KOH atau Kalium
Hidroksida adalah basa kuat yang terbuat dari logam alkali kalium yang bernomor
atom 19 pada tabel periodik. Kalium Hidroksida adalah senyawa berbentuk
Kristal dengan warna putih yang higroskopis. Untuk mendapatkan larutan KOH
10%, Kristal KOH atau Kalium Hidroksida harus di larutakan terlebih dahulu.
Kalium hidroksida adalah senyawa yang sangat berbahaya. Dapat menyebabkan
luka bakar kimia parah dan kebutaan, untuk itu semua peralatan keselamatan
yang tepat, terutama pelindung mata harus digunakan (Adlina,2021).
12

Sifat fisika KOH

Rumus molekul : KOH


Berat molekul : 56,10564 gr/mol
Titik lebur : 360°C
Titik didih : 1320oC
Densitas : 2,044 gr/cm 3 ΔHf o
Kristal : -114,96 kj/kmol
Kapasitas panas °C : 0,75 J/kmol
Kelarutan (air) : 1109 g/L
Bentuk : Padat tetapi dapat dibentuk menjadi butir,stick, gumpalan
dan serpih.
Warna : Tidak berwarna (putih)
Bau : Tak Berbau
Kelarutan : Larut dalam alkohol, gliserol, larut dalameter, cairan
Amonia

Sifat Kimia KOH


1. Termasuk dalam golongan basa kuat
2. Reaktivitas: Hidroskopis, menyerap karbondioksida
3. Korosi : Dapat merusak logam-logam

4. Bereaksi dengan CO2 di udara membentuk K2CO3 dan air


5. Bereaksi dengan asam membentuk garam
6. Bereaksi dengan Al2O3 membentuk AlO2- yang larut dalam air
7. Bereaksi dengan halida (X) menghasilkan KOX dan asam halida

8. Bereaksi dengan trigliserida membentuk sabun dan gliserol


9. Bereaksi dengan ester membentuk garam dan senyawa alcohol

2.2.2. Aquades
Akuades merupakan air hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat
pengotor sehingga bersifat murni. Akuades biasa digunakan sebagai pelarut dan
untuk membersihkan alat-alat laboratorium dari zat pengotor. Air murni diperoleh
dengan cara destilasi, tujuan dari destilasi yaitu memperoleh cairan murni dari
13

cairan yang telah tercemari zat terlarut atau bercampur dengan cairan lain yang
berbeda titik didihnya. Proses pembuatan akuades di awali ketika air baku
dididihkan pada suhu sekitar 100 oC (titik didih air) menggunakan
boiler/pemanas. Ketika suhu air mencapai titik didih maka air akan menguap.
Ketika uap air bersentuhan dengan bidang yang suhunya rendah maka uap air
akan terkondensasi dan jatuh menjadi titiktitik air. Titik-titik air ini kemudian
ditampung menjadi akuades. Akuades merupakan bahan vital dalam sebuah
laboratorium. Menurut Adani and Pujiastuti (2018) kebutuhan akuades sangat
besar karena akuades merupakan bahan pelarut utama dalam kegiatan praktikum
di laboratorium. Akuades umumnya digunakan sebagai pengencer ataupun
sebagai pelarut dalam kegiatan praktikum dan penelitian, walaupun dalam
penelitian tertentu akuades masih dapat diganti dengan jenis air yang lain
(Marjuni dkk, 2021).

2.2.3. Mes

Gambar 5. Mes (sumber: chemical.id, 2021)


Mes merupakan bahan utama diterjen cair premium yang paling
bersahabat dengan lingkungan (ramah lingkungan) dari surfaktan anionik yang
ada dalam diterjen. Mess terbuat dari turunan minyak kelapa.
14

2.2.4. Garam

Gambar 6. Garam (sumber: dokumentasi pribadi,2022)

Garam adalah mineral yang terdiri atas natrium dan khlor, yang
membentuk kristal dan bersenyawa menjadi natrium klorida (NaCl). Garam
memiliki banyak manfaat selain sebagai bumbu dapur garam juga dapat
digunakan untuk membersihkan noda kotoran. Manfaat garam untuk kecantikan
antara lain, merawat kulit berminyak, mengatasi mata lelah dan eksofiliator (
mengangkat kulit mati). (Sumaryani N, 2019)

2..2.5. Foam Booster

Gambar 7. Foam Booster (sumber: Jujura, 2022)

Foam booster merupakan penambah busa atau foaming agent, pengemulsi


dan pengental. Foam booster berbentuk cairan kental berwarna kekuningan. Foam
booster bersifat memperbanyak busa yang terbentuk dari sabun.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 14 Maret 2022 di Laboratorium Kimia


Jurusan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan PDD Polnep Kapuas Hulu.

3.2. Alat dan Bahan Penelitian


3.2.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
gelas ukur, beaker glass, spatula, timbangan analitik, thermometer, batang
pengaduk, buret, dan hotplate.

3.2.2. Bahan
Adapun bahannya yaitu: minyak kelapa, serbuk cengkeh, KOH, Aquades,
mess, foam boster, garam dan asam sitrat.

3.3. Prosedur Kerja


3.3.1 Pembuatan serbuk cengkeh
1. Cengkeh dibersihkan terlebih dahulu.
2. Selanjutnya cengkeh disangrai selama 5 menit.
3. Kemudian cengekeh diblender kering hingga menjadi bubuk.
4. Bubuk diayak pada saringan 80 mesh.

Cengkeh

Disangrai (5 menit)
Diayak pada
Diblender saringan 80 mesh

Bubuk cengkeh

Gambar 8. Diagram alir pembuatan serbuk cengkeh (Modifikasi, Utami dkk


2010)

15
16

3.3.2. Pembuatan sabun cair

1. Panaskan aquades 200 ml selama 30 menit pada suhu 70oC


2. Masukkan minyak kelapa 70 ml, KOH 15 gr, mess 200 gr, asam sitrat 25 gr,
garam 100 gram, dan foam boster 25 gram ke dalam beaker glass, aduk selama
10 menit.
3. Turunkan suhu menjadi 40 oC.
4. Selanjutnya masukkan serbuk cengkeh (Perlakuan S0 = 0 gr, S1 = 6 gr, S2 = 9 gr,
S3 = 12 gr).

5. Aduk hingga homogen


17

.
Siapkan alat dan bahan

Aquades 200 ml Pemanasan selama 30 menit


(suhu 70o)

Minyak kelapa : 70 ml
KOH : 15 gram Pengadukan dan pencampuran
Mess : 200 gram
selama 10 menit
Asam sitrat : 25 gram
Garam : 100 gram
Foam boster : 25 gram

Pengadukan dan pencampuran


(suhu 40oC)

Bubuk cengkeh:
S0 = 0 gram Tuangkan kedalam wadah sesuai
S1 = 6 gram masing-masing perlakuan
S2 = 9 gram
S3 = 12 gram
- Uji pH

Sabun cair

- Uji pH
- Uji Kadar Alkali Bebas
- Uji Viskositas
- Uji Bobot Jenis
- Uji Iritasi

Gambar 9. Diagram alir proses pembuatan sabun cair (Modifikasi, Widyasanti


dkk, 2019)
18

Tabel 3. Formulasi sabun cair minyak kelapa dengan penambahan serbuk


cengkeh

Perlakuan

Bahan S0 S1 S2 S3

0% 10% 15% 20%

Serbuk cengkeh 0g 6g 9g 12 g
Minyak kelapa 70 ml 70 ml 70 ml 70 ml
Garam 100 gr 100 gr 100 gr 100 gr

KOH 15 gr 15 gr 15 gr 15 gr
Aquades 200 ml 200 ml 200 ml 200 ml
Mess 200 gr 200 gr 200 gr 200 gr
Foam boster 25 gr 25 gr 25 gr 25 gr
Asam sitrat 25 gr 25 gr 25 gr 25 gr

Sumber: (Modifikasi Widyasanti dkk, 2016)

3.3.3. Uji Kadar Alkali Bebas (sumber: Salim dkk, 2021)

Langkah kerja pada uji kadar alkali bebas yaitu:

1. Lakukan penimbangan sampel (sabun) sebanyak 3 gram.


2. Kemudian memasukkan sampel ke dalam erlenmeyer dan menambahkan
25 ml alkohol dan dipanaskan selama ± 5 menit.
3. Selanjutnya menambahkan indikator Phenolptalein (pp) 3 tetes.
4. Dan melakukan tiitrasi dengan KOH standar.
5. Titik akhir titrasi ditandai dengan terjadinya perubahan warna merah
muda yang tetap (tidak berubah warna selama 15 detik).

𝑉 ×𝑁 ×0,0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = × 100%
𝑊

Keterangan: V = volume KOH yang digunakan (ml)

N = Normalitas KOH yang digunakan, W = Berat sampel (g)


19

3.3.4. Uji pH (sumber: Salim dkk, 2021)

1. Disiapkan sampel (sabun) 2 ml.


2. Dicelupakan dengan kertas lakmus.
3. Kemudian ukur pH dengan melihat pada kertas indikator Ph.

3.3.5. Bobot Jenis (sumber: Widyasanti dkk, 2017)


Pada penelitian ini, pengukuran bobot jenis sabun cair menggunakan
piknometer.

𝑊2 –𝑊1
Rumus: Bobot Jenis =
𝑉

W1 = Berat piknometer kosong (gram)


W2 = berat piknometer + minyak (gram)
V = Volume sampel (ml)

3.3.6. Uji Viskositas

1. Masukkan 3 ml sampel kedalam pipet ukur

2. Masukkan sampel tersebut ke viskometer ostwald

3. Hisap cairan sampel dalam viskometer ostwald dengan pushball sampai


melewati dua batas.

3. Siapkan stopwatch, kendurkan cairan hingga batas pertama dan hitung


waktunya

4. Hitunglah angka yang didapat dengan rumus viskositas.

Rumus penentuan densitas:

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = × Ƞair
𝑚 𝑎𝑖𝑟

Rumus penentuan viskositas:

d𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × t𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ƞsampel = ×
d𝑎𝑖𝑟 × t𝑎𝑖𝑟
Ƞair
20

3.6.7. Uji iritasi

Percobaan dilakukan pada 3 orang sukarelawan dengan cara sediaan sabun


di oleskan pada bagian belakang telinga sukarelawan kemudian dibiarkan selama
24 jam dan dilihat perubahan yang terjadi, berupa iritasi pada kulit, gatal dan
perkasaran.

3.4. Tabel Rencana Penelitian

Keterangan Bulan

Des Feb April Juni Juli Agst Sep


Penulisan Proposal

Konsultasi Proposal

Seminar Proposal

Penelitian

Pengolahan Data

Ujian TA

Sumber: data diolah oleh penulis


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

S3 S2 S1 S0

Gambar 10. Hasil Produk Sabun Cair Dengan Penambahan Serbuk Cengkeh

Berikut tabel hasil pengujian PH, Bobot Jenis, Viskositas, Kadar alkali
bebas, dan Daya iritasi sabun. cair minyak kelapa dengan penambahan serbuk
cegkeh.
Tabel 4. Hasil Uji
Uji Kimia Uji Fisik

Perlakuan PH Bobot Jenis Kadar Viskositas Daya


(gram) Alkali (N/m2) Iritasi
Bebas (%)

S0 9 1,0647 gr 0,007 % 1,2965 N/m2 -


S1 4 1,0858 gr 0,035 % 6,9920 N/m2 -
S2 4 1,0913 gr 0,059 % 24,2936 N/m2 -
S3 4 1,1016 gr 0,063 % 40,8173 N/m2 -

Sumber: Data diolah panelis, 2022

Keterangan:
S0 : sabun cair minyak kelapa tanpa serbuk cengkeh
S1 : sabun cair minyak kelapa dengan jumlah serbuk cengkeh 6 gram
S2 : sabun cair minyak kelapa dengan jumlah serbuk cengkeh 9 gram
S3 : sabun cair minyak kelapa dengan jumlah serbuk cengkeh 12 gram

21
22

4.2. Pembahasan
4.2.1. Uji PH

Derajat keasaman atau PH merupakan salah satu parameter penting untuk


mengetahui sabun yang dihasilkan bersifat asam atau basa. Sabun yang memiliki
nilai PH yang sangat tinggi dapat atau sangat rendah dapat meningkatkan daya
absorbansi kulit sehingga menyebabkan iritasi kulit seperti luka, gatal atau
mengelupas. (Widyasanti A, 2017). Berikut hasil uji PH sabun cair minyak kelapa
dengan penambahan serbuk cengkeh dilihat pada gambar 11.

PH
10
9
9
8
7
Nilai PH

6
5 4 4 4
4
3
2
1
0
S0 S1 S2 S3
Perlakuan

Gambar 11. Diagram batang uji PH

Nilai PH yang diperoleh pada sabun perlakuan S 0 adalah 9. Menurut SNI


06-4085-1996 nilai PH sabun yang baik berkisaran antara 8 - 11, sehingga hasil
analisis terhadap nilai PH untuk sabun yang dihasilkan pada penelitian ini sudah
memenuhi standar mutu. Sedangkan nilai PH yang diperoleh pada sabun
perlakuan S1, S2 dan S3 adalah 4. Penurunan nilai PH tersebut disebabkan oleh
bahan penyusun sabun cair yaitu serbuk cengkeh. Menurut (Berahun,2022) serbuk
cengkeh mengandung senyawa antibakteri yaitu euganol dan flavonoid. Euganol
merupakan senyawa asam lemah dan flavonoid termasuk senyawa fenol yang
23

bersifat asam sehingga PH sabun cair minyak kelapa dengan penambahan serbuk
cengkeh menjadi turun dan lebih bersifat asam.

4.2.2 Uji Bobot Jenis


Bobot jenis merupakan perbandingan bobot sabun cair dengan bobot air
pada volume dan suhu yang sama. Berikut hasil uji Bobot jenis sabun cair minyak
kelapa dengan penambahan serbuk cengkeh dilihat pada gambar 12.

Bobot Jenis
1.11
1,1016
1.1
1,0913
Nilai Bobot Jenis

1.09 1,0858

1.08

1.07 1,0647

1.06

1.05

1.04
S0 S1 S2 S3
Perlakuan

Gambar 12. Diagram batang Uji Bobot Jenis

Nilai bobot jenis yang dihasilkan pada perlakuan S 0 = 1,0647 gram, S1=
1,0858 gram, S2 =1,0913 gram dan S3 = 1,1016 gram. Nilai bobot jenis sabun cair
pada setiap perlakuan sudah memenuhi standar SNI sabun cair 06-40850-1996
yaitu bobot jenis berkisar dari 1,01 – 1,10 g/g.
Hasil pengukuran menunjukkan bobot jenis sabun cair dari setiap
perlakuan memiliki nilai yang meningkat. Nilai bobot jenis sabun cair diatas
cenderung meningkat, hal ini dapat disebabkan karena bahan pengisi yang
dicampurkan pada proses pembuatan sabun cair karena setiap bahan yang
ditambahkan pada pembuatan sabun cair memiliki nilai bobot jenis masing-
24

masing dan dapat berpengaruh pada nilai bobot jenis yang dihasilkan. (Widyasanti
A, 2019).

4.2.3. Uji Viskositas

Pengujian viskositas bertujuan untuk menentukan nilai resistensi zat cair


untuk mengalir. Zat cair yang mudah mengalir sangat penting dalam sediaan
sabun cair agar memudahkan sediaan apabila digunakan. Berikut hasil uji
viskositas sabun cair minyak kelapa dengan penambahan serbuk cengkeh dapat
dilihat pada gambar 13.

Viskositas
45
40,8173
40
35
Nilai Viskositas

30
24,2936
25
20
15
10 6,9920
5 1,2965
0
1,2965
S0 S1 S2 S3

Perlakuan

Gambar 13. Diagram Batang Uji Viskositas

Berdasarkan hasil pengujian viskositas sabun cair minyak kelapa dengan


penambahan serbuk cengkeh dilihat pada gambar di atas menunjukkan hasil
perlakuan S0 = 1,2965, S1 = 6,9920, S2 = 24,2936, S3 = 40,8173 memiliki
perbedaan nilai masing – masing viskositas. Perlakuan S3 dengan penambahan
serbuk cengkeh 12 gram memiliki nilai viskositas tertinggi sedangkan S 0 tanpa
penambahan serbuk cengkeh memiliki nilai terendah. Hal ini menunjukkan bahwa
perlakuan S3 memilik kadar air sedikit dibandingkan dengan perlakuan S 0 tanpa
penambahan serbuk cengkeh. Menurut (Rosmainar L, 2021), semakin sedikit
25

kadar air dalam sabun maka viskositas semakin tinggi, dan sebaliknya semakin
tinggi kadar air semakin rendah viskositasnya.

4.2.4. Uji Kadar Alkali Bebas


Pengujian alkali bebas merupakan pengukuran alkali dalam sabun yang
tidak tersafonikasi atau tidak bereaksi dengan asam lemak. Nilai alkali bebas yang
tinggi mengidikasikan bahwa sabun tersebut bisa menyebabkan iritasi. Adapun
hasil nilai Kadar Alkali Bebas pada sabun cair dapat dilihat pada gambar 14.

Kadar Alkali Bebas


0.07
0,059 0,063
0.06
Nilai Kadar Alkali Bebas

0.05

0.04 0,035
0.03

0.02

0.01 0,007

0
S0 S1 S2 S3
Perlakuan

Gambar 14. Diagram Batang Uji Kadar Alkali Bebas

Hasil analisis alkali bebas pada sabun cair bahwa setiap perlakuan
memiliki perbedaan antara satu dan lainnya, baik pada perlakuan S0 = 0,007, S1
= 0,035, S2 = 0,059, dan S3 = 0,063. Berdasarkan gambar diatas terlihat semakin
besar konsentrasi penambahan serbuk cengkeh maka kadar alkali bebas akan
semakin naik. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan serbuk cengkeh pada
sabun berpengaruh terhadap kenaikan kadar alkali bebas pada sabun cair karena
bubuk cengkeh mangandung alkali yang dapat menyebabkan kadar alkali bebas
pada sabun meningkat. Menurut SNI 06-40850-1996 nilai kadar alkali bebas
26

sabun cair maksimal 0,14%. Dari hasil analisis yang dilakukan diperoleh alkali
bebas berkisar 0,007% - 0,063%. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa alkali
bebas pada produk sabun ini sudah memenuhi standar mutu sabun cair.

4.2.5. Uji Daya Iritasi

Tabel 5. Hasil Uji Daya Iritasi

Perlakuan Pernyataan
Kulit kemerahan Kulit gatal Kulit kasar

S0 - - -
S1 - - -
S2 - - -
S3 - - -

Penggunaan sabun yang tidak baik pada kulit dapat menyebabkan berbagai
reaksi (efek samping). Untuk mengetahui ada tidaknya efek samping tersebut
maka dilakukan uji daya iritasi dari sediaan sabun. Uji iritasi kulit mengetahui
ada atau tidaknya efek samping berupa kemerahan, gatal dan pengasaran pada
kulit, dilakukan dengan cara dioleskan di belakang telinga kemudian dibiarkan
selama 24 jam. Dari data tabel diatas tidak terlihat adanya efek samping berupa
kemerahan, gatal dan pengasaran pada kulit yang ditimbulkan pada sabun.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian pembuatan sabun cair dari minyak kelapa dengan
penambahan bubuk cengkeh dapat disimpulkan bahwa :

1. Pengaruh penambahan bubuk cengkeh terhadap karakteristik fisik sabun yaitu


uji viskositas berkisaran antara 1,2965 N/m2 – 40,8173 N/m2. Serta uji daya
iritasi tidak ada reaksi terhadap kulit.

2. Pengaruh penambahan bubuk cengkeh terhadap karakteristik kimia sabun yaitu


PH berkisaran 4 – 9, kadar alkali bebas berkisaran 0,007% - 0,063%, dan
bobot jenis 1,0647 gram – 1,1016 gram sudah memenuhi SNI 06-40850-1996.

5.2.Saran

Adapun saran yang perlu diperhatikan bagi peneliti selanjutnya yang


tertarik meneliti tentang pengolahan sabun cair dengan penambahan serbuk
cengkeh adalah peneliti diharapkan lebih mempersiapakan diri dalam proses
pengambilan dan pengumpulan dan segala sesuatunya sehingga penelitian dapat
dilaksanakan dengan baik. Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan
pengujian secara lengkap.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti M, Cucu S, dan Santi S. 2018. Pertumbuhan Tanaman Kelapa (Cocos


Nucifera L.) Dengan Pemberian Air Kelapa. Fakultas Pertanian,
Universitas Padjadjaran. Bandung.
Effendi A. M, Winarni, dan Sumarni W. 2012. Optimalisasi Penggunaan Enzim
Bromelin Dari Sari Bonggol Nanas Dalam Pembuatan Minyak Kelapa.
Jurusan Kimia Fmipa Universitas Negeri Semarang.
Fitri A S, dan Yolla A N. 2019. Analisis Angka Asam pada Minyak Goreng dan
Minyak Zaitun. Teknologi Pangan.Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,
Indonesia.
Kusumawardani I M, Muhammad R, Luthfi M, dan Kun H. 2017. Pembuatan
Sabun Padat Antibakteri Dari Ekstrak Daun Stevia (Stevia Rebaudiana
Bertoni) Dan Bunga Cengkeh. Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Lomboan E R, Paulina V Y, Yamlean, dan Elly J. 2021. Uji Aktivitas Antibakteri
Sediaan Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun Cengkeh (Syzygium
Aromaticum) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Program Studi
Farmasi FMIPA UNSRAT Manado.
Marjuni, Ori M, dan Wahyono S C. 2021. Modifikasi Sirkulasi Air Pendingin Alat
Destilasi pada Proses Pembuatan Akuades. Program Studi S1 Fisika
FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.
Pembuatan Sabun Padat Antibakteri Dari Ekstrak Daun Stevia (Stevia
Rebaudiana Bertoni) Dan Bunga Cengkeh. Teknik Kimia, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Pertumbuhan Tanaman Kelapa (Cocos
nucifera L.) dengan Pemberian Air Kelapa.
Pratama M, Raiz R, dan Vivien S. 2019. Analisis Kadar Tanin Total Ekstrak
Etanol Bunga Cengkeh (Syzygium Aromaticum L.) Menggunakan Metode
Spektrofotometri Uv-Vis. Fakultas Farmasi, Universitas Muslim
Indonesia.
Pulung M L, Radite Y, dan Fajar R, Sianipar. 2016. Potensi Antioksidan Dan
Antibakteri Virgin Coconut Oil Dari Tanaman Kelapa Asal Papua. Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Papua.
Rita W S, Ni P, I W. 2018. Formulasi Sediaan Sabun Padat Minyak Atsiri Serai
Dapur (Cymbopogon Citratus Dc.) Sebagai Antibakteri Terhadap
Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus. Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali.
Sutriyono. 2021. Budidaya Tanaman Cengkeh. Universitas Merdeka Surabaya.
Uswah U N, Widyasanti A, dan Rosalinda S. 2019. Perlakuan Bahan Baku
Minyak Kelapa (Coconut Oil) dengan Variasi Konsentrasi Infused Oil Teh

28
29

Putih (Camellia Sinensis) pada Pembuatan Sabun Cair. Fakultas Teknologi


Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.
Utami R, Ir. Kawiji, dan Shintanova P. 2010. Pengaruh Bubuk Cengkeh
(Syzygium Aromaticum) Terhadap Selai Nanas Sebagai Antimikroba
Alami Dan Antioksidan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian UNS Surakarta.
Widiyati D W, dan Wahyuningtias D. 2020. Optimasi Pemanfaatan Minyak Serai
(Cyimbopongancitrates Dc) Sebagai Zat Anti Septik Pada Pembuatan
Sabun Lunak Herbal. Jurusan Teknik Kimia, Institut Sains Dan Teknologi
Yogyakarta.
Widyasanti A, Anisa Y R, Sudaryanto Z. 2017. Pembuatan Sabun Cair Berbasis
Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Penambahan Minyak Melati
(Jasminum Sambac) Sebagai Essential Oil. Departemen Teknik Pertanian
dan Biosistem, FTIP, Universitas Padjadjaran. Bandung.
Widyasanti A, Asep S, dan Rosalinda S. 2019. Pembuatan Sabun Cair Dengan
Menggunakan Bahan Baku Minyak Jarak (Castor Oil) Dengan Variasi
Konsentrasi Infused Oil Teh Putih (Camelia Sinensis). Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Jawa
Barat.
Widyasanti A, dan Jayanti M R. 2017. Pembuatan Sabun Padat Transparan
Berbasis Minyak Zaitun Dengan Penambahan Ekstrak Teh Putih. Fakultas
Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji PH

I. Tabel Data Hasil Pengamatan Uji pH

Perlakuan pH

S0 9

S1 4

S2 4

S3 4

30
31

Lampiran 2. Uji Bobot Jenis

II. Tabel Data Hasil Uji Bobot Jenis


Wadah kosong Wadah + Sampel Volume Sampel

(gram) (gram) (ml)

29, 6424 gram 79,6697 gram 50 ml

Perlakuan Wadah kosong Wadah + Sampel Volume Sampel

(gram) (gram) (ml)

Sampel Kontrol 30,2898 gram 83,5293 gram 50 ml

S1 30,2894 gram 84,5800 gram 50 ml

S2 30,4559 gram 85,0255 gram 50 ml

S3 30,4520 gram 85,5329 gram 50 ml

Perhitungan bobot jenis

𝑤2−𝑤1
Bobot jenis =
𝑉

W1 = Berat piknometer kosong (gram)


W2 = berat piknometer + minyak (gram)
V = Volume sampel (ml)

1. Sampel I (S0)

𝑤2−𝑤1
Bobot jenis =
𝑉

83,5293 𝑔𝑟𝑎𝑚 −30,2898 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
50 𝑚𝑙
32

= 1,0647 gram

2. Sampel II (S1)

𝑤2−𝑤1
Bobot jenis =
𝑉

84,5800 𝑔𝑟𝑎𝑚 −30,2894 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
50 𝑚𝑙

= 1,0858 gram

3. Sampel III (S2)

𝑤2−𝑤1
Bobot jenis =
𝑉

85,0255 𝑔𝑟𝑎𝑚 −30,4559 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
50 𝑚𝑙

= 1,0913 gram

4. Sampel IV (S3)

𝑤2−𝑤1
Bobot jenis =
𝑉

85,5329 𝑔𝑟𝑎𝑚 − 30,4520 𝑔𝑟𝑎𝑚


=
50 𝑚𝑙

=1,1016 gram
33

Lampiran 3. Uji Viskositas

III. Tabel Data Uji Viskositas

S0 S1 S2 S3

29,8612
Bobot piknometer kosong (A)

Bobot piknometer + air (B) 80,0145

Bobot piknometer + sampel 83,0163 83,8293 84,5138 85,3082


(C)

Bobot air (B-A) 50,1533

Bobot Sampel (C-A) 53,1551 53,9681 54,6576 55,4470

Suhu air suling (oC) 27oC

dtaq 0,9965

Viskositas air 0,8509

Data Waktu aliran air dan sampel

Waktu alir air Standar ( S0 S1 S2 S3


(detik) air suling)

7.11 12.16 1,12.12 4,27.95 6,29.10


Pengulangan 1

Pengulangan 2 7.46 12.35 1,06.75 3,47.00 6,72.03

Pengulangan 3 7.50 12.62 1,02.00 3,56.70 5,65.27

Rata-rata 7.35 12.376 1,09.50 3,77.21 6,22.13


(0,12.25) (0,20.62)

Perhitungan:

Rumus penentuan densitas

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = × Ƞair
𝑚 𝑎𝑖𝑟
34

1. Sampel I (S0)

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = × Ƞair
𝑚 𝑎𝑖𝑟

53,1551
dsampel = × 0,8509
50,1533

dsampel = 0,9018

2. sampel I (S1)

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = × Ƞair
𝑚 𝑎𝑖𝑟

53,9681
dsampel = × 0,8509
50,1533

dsampel = 0,9156

3. sampel II (S2)

𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = × Ƞair
𝑚 𝑎𝑖𝑟

54,6526
dsampel = × 0,8509
50,1533

dsampel = 0,9272

4. sampel III (S3)


𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
dsampel = × Ƞair
𝑚 𝑎𝑖𝑟

55,4470
dsampel = × 0,8509
50,1533

dsampel = 0,9407
35

Rumus penentuan viskositas

d𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × t𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ƞsampel = × Ƞair
d𝑎𝑖𝑟 × t𝑎𝑖𝑟

1. Sampel kontrol
d𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × t𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ƞsampel = × Ƞair
d𝑎𝑖𝑟 × t𝑎𝑖𝑟

0,9018 × 0,2062
Ƞsampel = × 0,8509
0,9965 × 0,1225
0,1859
Ƞsampel = × 0,8509
0,1220

Ƞsampel = 1,2965

2. Sampel I (S1)
d𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × t𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ƞsampel = × Ƞair
d𝑎𝑖𝑟 × t𝑎𝑖𝑟

0,9156 × 1,0950
Ƞsampel = × 0,8509
0,9965 × 0,1225
1.0025
Ƞsampel = × 0,8509
0,1220

Ƞsampel = 6,9920

3. Sampel II (S2)

d𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × t𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ƞsampel = × Ƞair
d𝑎𝑖𝑟 × t𝑎𝑖𝑟

0,9272 × 3,7721
Ƞsampel = × 0,8509
0,9965 × 0,1225
3,4974
Ƞsampel = × 0,8509
0,1220

Ƞsampel = 24,2936
36

4. Sampel III (S3)

d𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × t𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ƞsampel = × Ƞair
d𝑎𝑖𝑟 × t𝑎𝑖𝑟

0,9407 × 6,2213
Ƞsampel = × 0,8509
0,9965 × 0,1225
5,8523
Ƞsampel = × 0,8509
0,1220

Ƞsampel = 40,8173
37

Lampiran 4. Uji Kadar Alkali Bebas

IV. Tabel Data Hasil Pengamatan Uji Kadar Alkali Bebas

Sampel S1 S2 S3
kontrol

Jumlah titrasi Jumlah titrasi Jumlah titrasi Jumlah titrasi

Pengulangan 1,5 ml 7,8 ml 12,4 ml 17,5 ml


1

Pengulangan 1,3 ml 5,6 ml 10,9 ml 9,3 ml


2

Pengulangan 1,1 ml 5,6 ml 5,2 ml 6,9 ml


3

Rata-rata 3,9 ml 19 ml 28,5 ml 33,7 ml

Perhitungan :

𝑉 ×𝑁 ×0,0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = × 100%
𝑊

Keterangan: V = volume KOH yang digunakan (ml)

N = Normalitas KOH yang digunakan

W = Berat sampel (g)

1. Sampel I (S0)

𝑉 × 𝑁 × 0,0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = × 100%
𝑊
3,9 𝑚𝑙 × 0,1 × 0,0561
= × 100%
3𝑔

= 0,007 %
38

2. sampel I (S1)

𝑉 × 𝑁 × 0,0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = × 100%
𝑊
19 𝑚𝑙 × 0,1 ×0,0561
= × 100%
3𝑔

= 0,035%

3. Sampel II (S2)

𝑉 ×𝑁 ×0,0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = × 100%
𝑊
28,5 𝑚𝑙 × 0,1 ×0,0561
= × 100%
3𝑔

= 0,059%

4. Sampel III (S3)

𝑉 ×𝑁 ×0,0561
Kadar alkali bebas dihitung KOH = × 100%
𝑊
33,7 𝑚𝑙 × 0,1 ×0,0561
= × 100%
3𝑔

= 0,063%
39

Lampiran 5. Uji Daya Iritasi

Hasil data uji daya iritasi

Perlakuan Pernyataan

Kulit kemerahan Kulit gatal Kulit kasar

S0 - - -

S1 - - -

S2 - - -

S3 - - -
40

Lampiran 6. Dokumentasi Proses Pengolahan & Pengujian

Gambar Proses Pengolahan Sabun Cair Minyak Kelapa Dengan


Penambahan Serbuk Cengkeh

Pemanasan aquades Penambahan mess

Penambahan garam Penambahan minyak kelapa

Penambahan foam boster Penambahan serbuk cengkeh


41

Gambar hasil uji PH

S0 S1

S2 S3

Gambar hasil uji bobot jenis

S0 S1

S2 S3
42

Gambar Pengujian kadar alkali bebas

Gambar Pengujian Viskositas


43

Anda mungkin juga menyukai