Anda di halaman 1dari 17

Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

BELENGGU PATRIARKI TOKOH UTAMA DALAM FILM MARLINA SI PEMBUNUH DALAM


EMPAT BABAK KARYA MOULY SURYA
(KAJIAN FEMINISME RADIKAL KATE MILLETT)
Siroojuddin Al Bahy
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
siroojuddin.18122@mhs.unesa.ac.id

Tengsoe Tjahjono
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
tengsoetjahjono@unesa.ac.id

Abstrak

Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak mengandung feminisme radikal yang
diwujudkan dalam bentuk penindasan, ketidakadilan gender, dan perjuangan hidup tokoh utama
dalam film. Penelitian ini bertujuan pertama untuk merepresentasi bentuk belenggu dari budaya
patriarki yang dialami oleh tokoh utama, mendeskripsikan kondisi biologis dan psikologis tokoh
utama, dan memaparkan upaya perlawanan tokoh utama atas opresi yang dilakukan laki-laki
dalam film. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan sosiologis. Data
dan sumber data penelitian adalah film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya Mouly
Surya. Penelitian ini menggunakan teknik simak catat untuk pengumpulan dan pemerolehan
data. Untuk analisis data menggunakan metode deskriptif komparatif dan hermeneutika dengan
hasil penafsiran data untuk dideskripsikan. Hasil penelitian ini menunjukkan 1) Kehidupan
Marlina yang terpinggirkan akibat ulah perampok yang merenggut semua kehidupannya
sehingga menimbulkan opresi besar-besaran terhadap seorang perempuan. 2) Kondisi biologis
atau tubuh perempuan teraniaya atas dominasi laki-laki. 3) Kondisi psikologis perempuan
terancam, tidak memiliki ruang, dan tidak memiliki rasa aman. 4) Tokoh Perempuan melakukan
perlawanan masif untuk mempertahankan hak dan menjunjung tinggi nilai perempuan.

Kata Kunci: Feminisme Radikal, Budaya Patriarki, dan Film.

Abstract

Film Marlina The Murderer in Four Acts contains radical feminism which is manifested in the
form of oppression, gender injustice, and the life struggle of the main character in the film. This
study aims to firstly represent the form of shackles from the patriarchal culture experienced by
the main character, describe the biological and psychological conditions of the main character,
and describe the main character's resistance to oppression by men in the film. This type of
research is descriptive qualitative using a sociological approach. The data and the source of the
research data are the film Marlina The Murderer in Four Acts by Mouly Surya. This study uses a
note-taking technique for data collection and acquisition. For data analysis using comparative
descriptive methods and hermeneutics with the results of the interpretation of the data to be
described. The results of this study show 1) Marlina's life is marginalized due to robbers who
took all her life, causing massive oppression of a woman. 2) Biological conditions or women's
bodies are persecuted over male domination. 3) The psychological condition of women is
threatened, has no space, and does not have a sense of security. 4) Female leaders carry out
massive resistance to defend women's rights and uphold the values of women.

Key words: Radical Feminism, Patriarchal Culture, and Film.


Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

PENDAHULUAN yang tak berdaya. Perempuan dianggap lebih cocok


Perempuan dan gender tidak pernah terpisahkan berperan sebagai pembantu majikan dan pekerjaan-
karena pembahasan gender lebih general mengarah pekerjaan yang ringan, juga perempuan dijadikan
pada sosok keistimewaan perempuan. Akan tetapi, sebagai tokoh pelacur atau objek pemuas laki-laki atau
gender ialah gagasan konstruksi sosial tentang korban pelecehan. Sedangkan laki-laki selalu
kesempatan dan perbedaan peran antara seorang laki- dikategorikan sebagai manusia yang kuat, berani, dan
laki dan perempuan. Perbedaan itu muncul baik di tegas (maskulin). Anggapan ini menjadi sebuah
dalam kehidupan bermasyarakat ataupun ruang privasi stereotipe gender yang mempercayaai bahwa
(keluarga), yang dikarenakan perempuan dan laki-laki perbedaan ciri-ciri atau kepemilikan yang melekat
sudah dicitrakan sedemikian rupa pada peradaban. yang dimiliki laki-laki atau perempuan sangat berbeda.
Acap kali perempuan disebut sebagai makhluk yang Laki-laki jauh diatas perempuan. Fenomena tersebut
keibuan (feminine), emosional, cantik, pasif, lemah merugikan posisi perempuan dalam masyarakat.
lembut, dan rapuh. Sementara laki-laki sering Sehingga pembagian peran antara tugas laki-laki dan
dianggap sebagai makhluk yang suka mendominasi, perempuan dalam kehidupan masyarakat banyak
perkasa (maskulin), dan kuat. Sehingga selalu saja menghasilkan praktik marginalisasi perempuan yang
pencitraan itu dapat menghasilkan marginalisasi dan mana hal tersebut sangat menyudutkan perempuan.
diskriminasi terhadap perempuan. Feminisme radikal dengan pemikiran Kate Millet
Praktik mengenai marginalisasi perempuan cocok untuk mengkaji film Marlina si Pembunuh
sering kali ada di kehidupan nyata, misalnya anggapan dalam Empat Babak karya Mouly Surya ini karena
kemampuan laki-laki lebih baik ketimbang dalam pemikirannya Kate Millet berpendapat bahwa
kemampuan perempuan. Pekerjaan yang sifatnya seks adalah politis, terutama karena hubungan laki-laki
reproduktif untuk perempuan sedangkan pekerjaan dan perempuan merupakan paradigma bagi semua
yang sifatnya produktif hanya bisa dilakukan oleh laki- hubungan kekuasaan. Untuk meruntuhkan penguasaan
laki. Penampakan tersebut merepresentasikan bahwa oleh laki-laki, perempuan dan laki-laki dituntut
citra perempuan lemah, selalu dibawah dan tidak menghapuskan gender terutama peran, status, dan
mampu melampaui laki-laki. Perkembangan stereotipe tempramen seksual sebagaimana hal tersebut dibangun
gender di masyarakat saat ini memandang bahwa figur dibawah patriarki. Sesuai dengan pemikiran Kate
perempuan ialah sosok yang tidak berdaya dan lemah Millet, film ini mengandung feminisme radikal yang
(inferior) dibandingkan dengan laki-laki yang diwujudkan dalam bentuk penindasan, ketidakadilan
memiliki wewenang, perkasa dan kuat (superior). Oleh gender, dan perjuangan hidup tokoh utama dalam film.
karena hal itu, stereotipe ini banyak menggebrak Berdasarkan hal di atas, terdapat beberapa
kaum-kaum atau tokoh yang berpendapat untuk rumusan dalam penelitian ini, yakni Pertama,
menormalisasi atau memperjuangkan perempuan bagaimana mendeskripsikan representasi budaya
sehingga muncul gerakan feminisme yang semakin patriarki dalam film Marlina si Pembunuh dalam
lama semakin berkembang pesat dari masa gelombang Empat Babak. Kedua, bagaimana penjelasan tentang
pertama ke masa gelombang berikutnya. kondisi biologis tokoh utama terhadap opresi laki-laki
Film memiliki peran penting yakni sebagai media dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak
penyuara, penyampai pesan dalam sebuah opini yang karya Mouly Surya. Ketiga, bagaimana penjelasan
ada di masyarakat dan hadir dalam bentuk relevansi tentang kondisi psikologis tokoh utama terhadap
antara cerita dalam film dengan realitas kehidupan opresi laki-laki dalam film Marlina si Pembunuh
yang nyata. Karakteristik film seringkali mengandung dalam Empat Babak karya Mouly Surya. Serta
sebuah gagasan pikiran (ideologi), memberikan keempat, memaparkan upaya tokoh utama melawan
pandangan bahwa film tersebut bisa dipergunakan belenggu-belenggu patriarki dalam film Marlina Si
sebagai alat penyuara atau propaganda massa sesuai Pembunuh dalam Empat Babak karya Mouly Surya.
dengan ideologi yang dibawanya. Film juga sering kali Pada akhirnya, penelitian ini kemudian
menciptakan koneksi atau relasi tertentu mengenai diharapkan dapat memberikan kontribusi dan
realitas gender, misalnya tokoh perempuan pada posisi khazanah ilmu penelitian di bidang sastra, khususnya
melalui pendekatan feminisme radikal. Diharapkan
74
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

juga dalam penelitian ini dapat menjadi sumber dan bahan dalam mempelajari atau menganalisis film
Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak ataupun penelitian yang berjudul Supremasi Perempuan Dalam
mempelajari feminisme radikal. Dan manfaat lainnya Novel Renjana Dyana Karya Adimodel: Kajian
Bagi pengajar dapat mengetahui bagaimana cara Feminisme Radikal. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis karya sastra dengan menggunakan teori memaparkan wujud supremasi perempuan dan faktor-
feminisme radikal. Bagi pembaca diharapkan dapat faktor penyebab tokoh perempuan tersebut menjadi
menambah wawasan dan pengetahuan tentang nilai- radikal. Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa
nilai karya sastra, khususnya dalam pengkajian Pertama, wujud supremasi perempuan yakni upaya
feminisime radikal yang diharapkan mampu tokoh Dyana melakukan sebuah reformasi di
memberikan manfaat dan pengetahuan tentang masyarakat untuk meruntuhkan segala kekuasaan dan
pembebasan perempuan dari belenggu-belenggu yang dominasi kaum laki-laki yang direpresentasikan dalam
ada dalam menghadapi dan menyikapi konflik-konflik bentuk kebebasan bertindak, bersikap, serta keberanian
yang ada dalam kehidupan. Dan bagi peneliti, Dyana bertindak untuk melawan kaum laki-laki dari
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan atau aspek seksualitas. Kedua, ada beberapa faktor yang
kontribusi ilmiah sehingga para peneliti selanjutnya menyebabkan tokoh perempuan dalam novel Renjana
dapat menggali dan menambah informasi untuk Dyana karya Adimodel menjadi radikal, pemicunya
keperluan tulisannya, khususnya dalam kajian adalah agama, kondisi ekonomi, dan sistem patriarki.
feminisme radikal. Menilik pada rujukan penelitian terdahulu
yang sudah ada dalam usaha pencarian pustaka yang
KAJIAN PUSTAKA relevan, bahwa ditemukan kesamaan dari segi kajian
Penelitian terdahulu yang mirip atau relevan yang diangkat sebagai dasar penelitian mengenai
dengan pengkajian penelitian kali ini adalah pertama Feminisme radikal. Kembali ke penelitian ini,
yakni dari karya Fajar Shodiq (2015), yang berjudul kebaruan yang ada pada penelitian ini adalah objek
Analisis Feminisme Radikal dalam Novel Perempuan kajian berupa karya sastra berbentuk film, bukan novel
di Titik Nol karya Nawal el-Saadawi. Pada penelitian seperti penelitian relevan terdahulu. Oleh karena itu
ini penulis bertujuan mendeskripsikan atau penelitian ini sebagai pembaruan penelitian feminisme
merepresentasikan aspek feminisme radikal yang radikal yang menganalisis sebuah film, yakni film
terkandung dalam novel Perempuan di Titik Nol yang Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya
berisi diskriminasi terhadap perempuan, meliputi Mouly Surya. Pada kajian pustaka kali ini juga lebih
eksploitasi, kekerasan, dan peran seksualitas mengerucutkan pada feminisme radikal pandangan
perempuan. Dari analisis tersebut, penulis dapat Kate Millet.
menafsirkan bahwa perempuan sebagai korban atau Secara etimologis, feminisme berasal dari
objek dalam budaya patriarki yang dilakukan oleh kata fame (woman) berarti perempuan (tunggal) yang
kaum laki-laki. berjuang untuk memperjuangkan hak-hak kaum
Kedua dari penelitian Emi Asmida (2020), perempuan (jamak). Dalam hubungan ini terdapat
dengan judul Perlawanan Terhadap Dominasi perbedaaan male dan female (sebagai aspek perbedaan
Patriarki dalam Novel Nyai Gowok dan Kembang Turi biologis, sebagai hakikat alamiah), maskulin dan
Karya Budi Sardjono: Kajian Feminis Radikal. feminism (sebagai aspek perbedaan psikologis dan
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan paparan kultural). Dengan kalimat lain, male-female mengacu
bentuk pelecehan seksual dan upaya perlawanan pada seks atau biologis, sedangkan maskulin-feminim
perempuan yang digambarkan dalam novel Nyai mengacu pada jenis kelamin atau gender, sebagai he
Gowok dan Kembang Turi karya Budi Sardjono. dan she (Selden, 1986:132). Jadi, dapat ditarik bahwa
Penelitian ini berfokus pada kekerasan seksual dan feminisme adalah keseimbangan dan relasi gender
kekuasaan kaum laki-laki, dan perjuangan masyarakat menuju kesetaraan, tanpa ada yang tersurbodinasi.
setempat untuk membebaskan perempuan dari Feminisme lahir sebagai respon dari
dominasi kaum laki-laki. kehidupan perempuan yang merasa bahwa keadaannya
Penelitian selanjutnya yakni dari Fadhlur selalu termarginalkan dalam masyarakat. Struktur
Rahman, Juanda, dan Suarni Syam Saguni dengan masyarakat dan budaya memang seringkali
75
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

memposisikan perempuan pada tempat yang kurang warga kelas yang ada di bawah kekuasaan laki-laki
terhormat, sehingga perempuan dianggap sebagai dalam masyarakat. Pandangan atau opini publik yang
mengartikan bahwa seorang perempuan merupakan paling dasar, dan penindasan berganda seperti rasisme
makhluk yang lemah cukup mendasar dalam muncul secara signifikan dalam hubungannya dengan
memperkuat posisi marginal perempuan. Akibatnya, penindasan secara patriarki.
perempuan benar-benar tidak pernah diberikan tempat Dalam bukunya Sexual Politics (1970), Millet
atau posisi yang layak dalam kehidupan. berpendapat bahwa seks ialah politik, karena
Dalam artian yang luas, feminisme hubungan antara hubungan laki-laki dan perempuan
merupakan gerakan masyarakat perempuan untuk adalah gambaran paradigma dari seluruh relasi
menghilangkan segala bentuk marginalisasi, kekuasaan: “kasta sosial mendahului semua bentuk
subordinasi, dan budaya patriarki oleh kekuasaan inegaliterianrisme; ras, politik, ekonomi, dan jika
dominan (laki-laki), baik dari segi politik dan penerimaan terhadap supremasi laki-laki sebagai hak
ekonomi. Dalam budaya sastra, feminis ini sejak lahir tidak dihilangkan, semua sistem opresi akan
diaktualisasikan dengan cara-cara memahami karya terus berlangsung hanya atas mandat logis dan
sastra tertentu baik kaitannya dengan proses produksi emosional dalam situasi manusia yang primer.”
ataupun resepsi sehingga memunculkan dobrakan Karena kendaki laki-laki di kalangan umum dan privat
emansipasi wanita. Emansipasi wanita ialah salah satu membentuk patriarki, dominasi kaum dominan harus
aspek sebagai penyelarasan atas persamaan hak. segera diruntuhkan jika perempuan ingin menjunjung
Dalam konteks sosial, feminis lebih dekat atau dikenal tinggi kebebasannya.
sebagai gerakan kesetaraan gender. Ideologi patriarkal, menurut Millet, ialah
Feminisme radikal menganggap sistem mengagung-agungkan perbedaan biologis antara
patrialianisme terbentuk oleh kekuasaan, dominasi, perempuan dengan laki-laki, dan memastikan bahwa
hierarki, dan kompetisi. Namun hal tersebut tidak bisa perempuan selalu dibawah laki-laki karena hanya
direformasi dan bahkan pemikirannya harus dirubah. memiliki peran yang tersubordinasi, atau feminim.
Feminisme radikal fokus kepada jenis kelamin, gender, Sedangkan laki-laki selalu memiliki peran yang
dan reproduksi sebagai tempat untuk mengembangkan dominan dan maskulin, sehingga berkuasa. Ideologi
pemikiran feminisme mereka (Tong, 2010:2). ini sangat mengakar, pada akhirnya laki-laki selalu
Kate Millet merupakan seorang penulis yang mampu mendapatkan hak pengendalian dari
beraliran feminis yang muncul pada tahun 1970-an. perempuan yang mereka opresi dalam bentuk apapun.
Pandangan feminis ini bersuara pada periode Belenggu itu selalu ada dimana saja yang masing-
feminisme gelombang kedua yaitu pada tahun 1963 masingnya selalu tegas dan membenarkan subordinasi
hingga 1975. Ia menyuarakan pandangan perempuan terhadap interioritas laki-laki, sehingga
feminismenya melalui beberapa artikel-artikel luar dan akibatnya banyak perempuan yang akhirnya
bukunya melalui tulisan. menginternalisasi rasa inferioritas diri dan tunduk
Kate Millet ini termasuk dalam tokoh feminis terhadap laki-laki.
aliran radikal (penganut feminisme radikal). Hal Terdapat delapan konsep yang dipaparkan
tersebut dibuktikan oleh usahanya yang secara terang oleh Kate Millet dalam teorinya antara lain sebagai
menuntut persamaan kedudukan perempuan atas laki- berikut: (1) Biologis, (2) Ideologis, (3) Sosiologis, (4)
laki. Menurutnya, perempuan harus menyatakan Psikologis, (5) Kelas, (6) Ekonomi dan Pendidikan, (7)
dengan tegas bahwa perempuan memiliki kemampuan Paksaan, dan (8) Antropologis (mitos dan
yang setara dengan laki-laki. Perempuan juga harus kepercayaan).
angkat bicara untuk menggaungkan pengalaman dan Akan tetapi hanya sebagian yang dipakai
permasalahan hidup perempuan, mementingkan diri untuk menganalisis film ini, karena hanya tiga yang
pada reproduksi, menetralisir gejala kekerasan seksual, mendominasi untuk menganalisis film tersebut yakni
domestisitas, dan pengasuhan anak. Biologis, Psikologis, dan Paksaan (representasi bentuk
Perspektif feminisme Millet, menggambarkan budaya patriarki).
bahwa sistem-sistem sosial patriarki telah menindas
perempuan, yakni dari penindasan-penindasan yang 1) Biologis
76
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

Berdasarkan ilmu pengetahuan dan analisis kepercayaan patriarki, perilaku populer dan derajat
dari psikoanalisis, ada perbedaan biologis diantara atau kedudukan. Oleh karena itu dalam mengakui
kedua jenis kelamin, misalnya pandangan dalam
pembentukan perilaku tidak ada yang lebih baik dari subordinasi dimanapun tetap sama. Dapat disimpulkan
yang dilakukan oleh alam. bahwa sistem patriarki merupakan senjata psikologis
Kurangnya bukti tentang adanya perbedaan yang luar biasa yang mampu memberikan belenggu
sosial dari patriarki (status, peranan, dan emosi) dalah dan memengaruhi psikis baik secara langsung maupun
keaslian psikis seorang, tetapi kita juga kesulitan tidak langsung bagi pihak yang dirugikan
dalam menilai perbedaan itu. (perempuan).
Seks memang berbeda dengan gender. Secara
biologis seks secara kasat mata dapat dilihat karena 3) Paksaan
perbedaan bentuk atau jenis kelamin laki-laki dengan Millet berkata dalam bukunya (1970:43), kita
perempuan. Sedangkan gender secara konteks dapat tidak membiasakan diri untuk mengasosiasi patriarki
dilihat dari situasi kultural yang terbentuk melalui dengan paksaan. Sebenarnya yang sempurna adalah
sosialisasi (maskulin dan feminim). sistem patriarki, persetujuan yang lengkap untuk nilai
ini sangat lama dan terlalu lama dan terlalu luas
2) Psikologis apabila diberlakukan pada sosial kemanusiaan. Hal itu
Aspek-aspek telah dideskripsikan dengan menakutkan dan sepertinya membutuhkan
jelas dalam bentuk pengaruh psikologis dari jenis implementasi yang bengis dan tegas.
kelamin laki-laki dan perempuan. Interioritasi ideologi Historis sistem patriarki ini terdapat instusi
patriarki muncul secara prinsipal. Pada akhirnya penekanan melalui sistem legal yang sudah menjadi
peranan, status, dan emosi adalah sistem nilai dengan ketetapan mereka. misalnya, pada sistem patriarki
percabangan psikologis yang tak habis-habis untuk yang ada dalam ajaran islam, telah mempraktikkan
suatu jenis kelamin. Perkawinan yang diatur oleh larangan melawan legimitasi atau ekonomi seksual
persetujuan patriarki, laki-laki memiliki bagian-bagian dengan penetapan penuh tafsir. “Bahwa seorang
yang besar dalam penyelenggaraannya. Laki-laki perempuan (istri) harus tunduk dan patuh seutuhnya
menguasai ekonomi dengan posisi yang superior dan kepada laki-laki (suami) dengan catatan ia adalah
memegang kendali kekuasaan sedangkan perempuan suami yang taat”.
sebagai kaum inferior yang tunduk dan impiannya Paksaan patriarki ini juga menjadika seolah-
terkubur. olah perempuan sebagai sarana kekerasan seksual yang
Perempuan selalu menyangkal bahwa istimewa dan menyadari sebagai objek dalam aksi
pemeriksaan biologis dan kebebasan seksual pada pemerkosaan. Hal ini karena kaum dominan selalu
tubuh perempuan melalui cara memuja hasil memandang perempuan sebagai kaum yang lemah,
perawatan, larangan aborsi ataupun larangan karena secara kekuatan fisik mereka (laki-laki) jauh
penggunaan alat kontrasepsi secara fisik tidak lebih kuat dari perempuan.
diperbolehkan untuknya. Perenggutan beberapa hak
tersebut para perempuan menginginkan keadilan. Bagi Feminisme radikal banyak menuai kritikan
kaum superior, hal tersebut adalah sebuah kesalahan karena dianggap terlalu ekstrim. Teori feminis ini
yang besar menanggapi seksualitas dalam patriarki. terlalu terpusat pada keperluan biologis dan seksualitas
Pemberian wewenang dan tempat yang sebebas- semata hingga lupa bahwa terdapat kultur yang
bebasnya pada perempuan adalah hal yang tidak memengaruhinya dalam membentuk konsep
masuk akal dan tidak layak. kesetaraan gender. Hal demikia n kurang tepat dengan
Sebagai perempuan dalam patriarki, atau realitas yang ada karena keberadaan kaum superior
kelompok yang terpinggirkan, hingga sering kali tetap dibutuhkan dalam segala lini kehidupan atau
disebut kaum atau kelompok minoritas. Anggapan itu aspek-aspek tertentu untuk menyeimbangkan
tidak lepas dari fisik atau karakteristik budaya mereka kehidupan sosial.
setempat yang mungkin sedikit berbeda. Walau begitu Menurut Millet dalam feminisme radikal
kaum superior menyamaratakan semua bahwa terdapat konsep yang tentunya berkaitan dengan
77
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

kemandirian dan perjuangan dalam rangka menuntut kasta yang dipertahankan melalui paksaan atau
hak asasi dan harkat-martabat perempuan yang penanaman ideologi. Paksaan tersebut memaksakan
berkaitan dengan kekerasan yang dialami tokoh. Millet perempuan untuk tetap pada tempatnya, termasuk
melihat perempuan di program dalam kasus seperti kekejaman aneh yang mengikat seperti kerudung,
perkosaan, sadistis atau yang Millet sebut sebagai
homoseks jahat. Proses pengumpulan atau pemerolehan data
dalam penelitian ini menggunakan teknik simak catat
METODE yang digunakan sebagai pemerolehan data dari sumber
data berupa film. Menurut Sudaryanto (dalam Faruk,
Dalam artikel ilmiah ini, penelitian ini 2012:24), teknik simak adalah cara terbaik untuk
merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis memperoleh data verbal dengan cara menyimak
penelitian ini memfokuskan pada hasil data yang sumber data, mencatat, dan menyusunnya menjadi
berupa deskripsi dalam bentuk kata-kata yang dapat sebuah transkripsi film. Setelah proses transkripsi
menjadi acuan menunjukkan makna terhadap objek selesai, dilanjutkan dengan mentranslitrasi atau
yang dikaji oleh peneliti lalu digali hingga menemukan menerjemahkan data tersebut sesuai kebutuhan.
informasi yang akurat. Penelitian deskriptif kualitatif
ini digunakan untuk mengolah data yang ditemukan Sesuai dengan teknik pengumpulan data, maka
dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak prosedur penelitian untuk memperoleh data di jelaskan
yakni berupa data-data deskriptif yang menjelaskan sebagai berikut. 1) Menonton dan mencermati film
budaya patriarki, kondisi biologis dan psikologis Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya
tokoh, dan perlawanan terhadap opresi laki-laki dalam Mouly Surya secara berulang agar mendapatkan
film yang ditinjau melalui kajian feminisme radikal pemahaman yang maksimal dan data yang diperlukan
kate millet. dapat ditemukan secara maksimal. 2) Mentranskripsi
film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya
Pendekatan pada penelitian ini yang digunakan Mouly Surya dalam bentuk dokumen dan
merupakan pendekatan sosiologis. Pendekatan menerjemahkannya untuk memudahkan peneliti
sosiologis ialah pendekatan atau suatu metode yang menemukan masalah penelitian. 3) Menyusun unsur-
membahas suatu objek yang berlandaskan pada unsur pembangun cerita film melalui kerja struktural
masyarakat yang ada dalam objek tersebut. Penelitian dengan memberi tanda pada dokumen transkripsi yang
ini berfokus pada masalah feminisme radikal dalam telah diterjemahkan dari film Marlina Si Pembunuh
film. Pendekatan sosiologis ini digunakan untuk Dalam Empat Babak karya Mouly Surya agar data
mengkaji belenggu patriarki tokoh utama dalam film sesuai dengan masalah penelitian. 4) Memberikan
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak dengan kode data sesuai rumusan masalah penelitian yang
beberapa masalah yakni, bentuk budaya dibuat untuk memudahkan klasifikasi data yang
penindasan/patriarki, kondisi biologis dan kondisi dibutuhkan. 5) Menyeleksi dan mengklasifikasi data
psikologis tokoh utama atas opresi laki-laki, dan upaya yang sudah dikumpulkan dari film Marlina Si
perlawanan untuk melepas budaya patriarki tersebut. Pembunuh Dalam Empat Babak karya Mouly Surya
sesuai dengan rumusan masalah dalam tabel
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini klasifikasi.
adalah film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak
karya Mouly Surya. Data dalam penelitian ini berupa Setelah melakukan pengumpulan data, langkah
satuan atau kumpulan kalimat dalam dialog film serta selanjutnya ialah menganalisis data yang ada. Analisis
ekspresi tokoh dalam film yang menunjukkan keadaan data digunakan sebagai kegiatan pemaparan dalam
atau belenggu patriarki yang dialami Marlina sebagai bentuk deskriptif terhadap masing-masing data secara
tokoh utama dalam film. Data penelitian ini diperoleh fungsional dan rasional (Siswantoro, 2010: 80-81).
dari hasil kerja struktural berdasarkan transkrip dialog Data yang sudah dikumpulkan dipaparkan dalam
yang ada dalam film Marlina si Pembunuh dalam bentuk deskriptif secara utuh sesuai rumusan dan
Empat Babak karya Mouly Surya. tujuan. Teknik analisis data penelitian ini
78
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

menggunakan metode deskriptif komparatif dan adalah proses penafsiran karya sastra sesuai dengan
metode hermeneutika. Metode deskriptif merupakan teori yang digunakan (Ratna, 2006: 44-46). Analisis
metode dengan proses menguraikan fakta-fakta yang data penelitian ini dimulai dengan mentranskrip film
terdapat dalam data untuk kemudian dilakukan Marlina Si Pemunuh dalam Empat Babak secara
pemahaman (Ratna, 2006: 53). Metode hermeneutika keseluruhan yang kemudian dilanjutkan analisis data
dan menyudutkan ruang yang semakin sempit bagi
dalam bentuk deskripsi. Tahapan analisis data perempuan.
penelitian ini sebagai berikut: 1) Mendeskripsikan data Seperti pada film Marlina Si Pembunuh Dalam
penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan teori Empat Babak karya Mouly surya ini terdapat beberapa
feminisme radikal Kate Millet. 2) Mengulas data adegan yang mengindikasi hal tersebut:
penelitian sesuai rumusan masalah dan teori feminisme
radikal Kate Millet. 3) Menyatukan hasil analisis Markus : “Mau ambil semua uangmu, semua
dengan pernyataan untuk memperoleh pemaparan data hewan ternakmu, kalau masih ada waktu tidur
yang telah dikumpulkan sesuai dengan tujuan dengan kau, kita bertujuh. Saya sudah sering
penelitian yang ditentukan. 4) Membuat simpulan lihat kau, gagah tapi selalu sendiri. Malam ini
berdasarkan rumusan masalah. 5) Menyajikan hasil kau dapat bonus, tujuh laki-laki memang.”
penelitian dalam bentuk laporan penelitian. Markus : “Hei… sudah berapa laki-laki yang
kau tiduri? Hanya dia? Malam ini kau adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN perempuan yang paling beruntung.”
4.1 Representasi Budaya Patriarki dalam Film (MSPDEB, menit ke 00:07:35 – 00:08:20)
Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak
karya Mouly Surya Deskripsi percakapan dalam adegan tersebut
memperlihatkan bahwa di ruang tengah rumah
Kata “patriarki” secara harfiah memiliki arti marlina, markus mengutarakan niatnya untuk
kekuasaan bapak atau “patriarch”. awalnya patriarki mengambil semua harta milik marlina (uang dan
digunakan untuk menyebut suatu jenis “keluarga yang hewan ternaknya). Markus juga mengatakan bahwa
dikuasai oleh kaum laki-laki”, yaitu rumah tangga sebentar lagi rombongan perampok lain akan datang
besar patriarki yang terdiri dari kaum perempuan, laki- kemari. Kedatangan Markus dan kawan-kawannya
laki muda, anak-anak, budak, dan pelayan rumah tersebut benar-benar berniat ingin merampas semua
tangga yang semuanya berada di bawah kekuasaan si hak Marlina serta merenggut kehormatan Marlina.
laki-laki penguasa itu. Sekarang istilah ini digunakan Markus mengatakan seperti itu juga seakan-akan
secara lebih umum untuk menyebut kekuasaan laki- Marlina harus patuh dan tunduk kepadanya. Marlina
laki, hubungan kuasa dengan apa laki-laki menguasai harus menuruti semua kehendaknya apabila ia ingin
perempuan, dan untuk menyebut sistem yang membuat berdamai dan selamat.
perempuan tetap dikuasai melalui bermacam-macam Dialog tersebut merupakan bentuk dari gambaran
cara (Bhasin, 1996:1). patriarki yang bengis dan tidak berperasaan sama
Salah satu cara adalah melihat dari dominasi sekali. Mereka (para perampok) hanya menjadikan
diskriminasi, kekerasan, dan seksualitasnya. Marlina sebagai objek atau alat yang bisa
Perempuan diwajibkan dengan paksa melayani seks digunakannya semaunya. Mereka tidak pernah melihat
sesuai hasrat dan keinginan laki-laki. Disamping itu, hak dan kebebasan serta harkat martabat yang ada
maraknya ancaman pemerkosaan adalah cara lain pada diri perempuan. Mereka berpikir kekuasaan
dominasi kaum superior terhadap kaum subordinat (dominasi) laki-laki lah yang merupakan hal ynag
melalui klaim gagasan tentang “kehormatan” dan mutlak wajar-wajar saja terjadi.
“malu”. Untuk mengendalikan seksualitas, perempuan,
pakaian, tindakan, dan tubuh mereka selalu berada (para perampok lain sedang mabuk-mabukan
pada belenggu pengawasan aturan-aturan yang ada diruang tengah sambil membicarakan hal,
dalam lingkungan pribadi, sosial, budaya, bahkan mereka ingin meniduri dan memperkosanya
agama. Penggambaran ini menghasilkan keterpurukan
79
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

beramai-ramai yang membuat marlina sangat Sama seperti keterangan pada adegan tersebut.
takut. Sementara marlina yang ada di dapur Situasi Marlina tersebut sangat amat mendesak. Ia
ketakutan dan mencari cara agar bisa lepas dari merasa ketakutan dengan hal yang akan menimpanya
para perampok). nanti. Para perampok sangat tidak memiliki moral
(MSPDEB, menit ke 00:10:35 – 00:11:47) sama sekali. Mereka bersahut-sahutan membicarakan
pengalamannya saat merampok, membunuh, serta
memperkosa orang. Marlina yang mendengar semua
itu merasa sangat tertekan dan tersudut. Marlina hanya dominasi laki-laki. Pemaksaan yang dilakukan markus
berusaha berpikir untuk menyelamatkan dirinya. ini merenggut citra perempuan. Marlina hanya bisa
Dapat disimpulkan bahwa marlina atau tunduk dan membiarkan Markus memperkosanya
perempuan dalam kondisi yang sama seperti itu benar- karena ia merasa terancam.
benar tidak memiliki ruang sama sekali. Bahkan rasa
aman pada dirinya pun terancam. Ia terpaksa harus (Franz dan Niko berhasil membunuh si sopir,
menekankan pada dirinya dan berpikir untuk berani Paulus. Dan mereka menguburkannya di
mengambil keputusan dalam situasi tersebut apabila ia sabana. Sementara yang lainnya, Novi, Yohana,
tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya. dan Ian masih menjadi sandera. Sementara
Franz dengan asyik menyanyi melihat
Raja : “Kenapa lama? Kau tunggu apa?” ketakutan para sanderanya).
(MSPDEB, menit ke 00:17:14 – 00:17:17) (MSPDEB, menit ke 01:02:25 – 01:03:40)

Raja disini sangat seenaknya sendiri membentak Adegan tersebut terjadi di sabana yang luas,
Marlina karena masakan untuk makan malam mereka Franz dan Niko dengan kejamnya membunuh Paulus si
(para perampok) belum jadi. Sementara Marlina hanya sopir truk angkot yang telah membawa Marlina dan
bisa menunduk dan meminta maaf. Novi. Mereka berdua benar-benar ingin mencari tahu
Dapat disimpulkan dari dialog singkat oleh tokoh marlina karena telah membawa kepala markus pergi.
yang bernama Raja ini menggambarkan otoritas laki- Bahkan Paulus terbunuh oleh mereka berdua, mereka
laki sebagai tuan rumah atas perempuan dimanapun ia tak segan-segan membunuh siapapun yang
berada. Raja dengan seenaknya sendiri memarahi menghalangi atau membantu marlina pergi dengan
marlina sebagai pemilik rumah yang rela dan terpaksa selamat.
melayaninya dan para perampok itu. Budaya patriarki tersebut mengarah pada
pemerasan dan sandera para korban. Mereka
Markus : “Tunggu. kau duduk, kau duduk! menguasai bahkan mengintimidasi korbannya untuk
Buka. Buka, buka!” mendapatkan keuntungannya sendiri. Mereka
(marlina membuka bajunya dan markus mulai mengancam para korbannya jika tidak menuruti apa
meremas dan menciumi marlina. Marlina tidak perkataannya. Terbukti, Franz dan Niko membunuh
bisa mengelak). Paulus si Sopir yang tidak mau bicara dan
(MSPDEB, menit ke 00:21:51 – 00:22:50) menyembunyikan Marlina. Kini para sanderanya yang
akan menjadi sasaran berikutnya.
Di jelaskan bahwa di kamar tidur, saat marlina
mengantarkan makan malam untuk markus. Marlina Franz : “Hei umbu, kau masih sudah dia bisa
dilarang keluar dan dipaksa duduk diatas ranjang omong lagi, ku telpon saja nanti ya. masa novi
dengannya dengan menarik paksa. Marlina dengan tidak pernah cerita. Ini franz dia kawan baik.
tanpa daya harus menuruti apa yang dikatakan markus. Dia datang saya rumah siang tadi. Dia tadi
Membuka bajunya untuk markus. Jika marlina selingkuhi kau.”
membantah dan menolak permintaannya, markus (tertawa).
benar-benar akan membunuhnya. (MSPDEB, menit ke 01:04:17 – 01:04:32)
Dialog ini merepresentasikan bahwa kehormatan
seorang perempuan tidak ada harganya dibandingkan
80
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

Kutipan dialog tersebut menjelaskan bahwa mengintimidasi Novi. Ia merampas kebebasan dan
Franz sangat busuk dan kurang ajar. Ia merebut bahkan merusak rumah tangga mereka. Novi merasa
telepon dari Novi dan memfitnah dengan bercerita haknya terampas sebagai manusia. Ia menjadi semakin
kepada suaminya (Umbu) bahwa novi sudah didominasi dan lemah.
berselingkuh dengannya. Novi hanya menangis dan Kutipan dialog berikutnya adalah beberapa dialog
berusaha merebut teleponnya untuk menjelaskan lanjutan dari tindakan Franz yang mencampuri urusan
kepada umbu bahwa itu adalah kebohongan yang di rumah tangga Novi:
buat Franz. Dapat dilihat bahwa Franz sangat
Franz : “Kau masak makan malam dulu. Yang
Umbu : “Anak kau sungsang, makanya tidak bunting, saya mau coba kau punya masakan. Si
mau lahir dia. itu sudah ada orang omong.” pembunuh, kau temani saya saja.”
Umbu : “Saya capek cari uang novi. Kau tidak (MSPDEB, menit ke 01:22:33 – 01:22:49)
tahan dengan nafsumu. Bikin tidur dengan
orang lain!” Franz tanpa ampun tidak membiarkan mereka
Umbu : “Kau berani ya, berani kau? Kalau berdua (Marlina dan Novi) pergi meninggalkan
begitu kau kasih lahir itu anak sekarang! rumahnya. Franz menyuruh Novi untuk membuatkan
Sekarang!” makan malam untuknya. Sementara marlina disuruh
(setelah itu menampar novi dengan keras untuk menemaninya di kamar dengan maksud untuk
berulangkali). menyetubuhinya juga.
(MSPDEB, menit ke 01:08:39 – 01:09:13) Dominasi Franz terhadap dua perempuan ini
masih sangat kuat. Franz dengan seenaknya menyuruh
Umbu marah-marah karena Novi, istrinya sudah Novi yang sudah bunting besar memasak makan
hampir sepuluh bulan mengandung dan belum malam untuknya. Sementara Marlina merasa terancam
melahirkan. Ia gerah kenapa demikian. Hingga Umbu karena ia tahu bahwa dirinya akan diperlakukan tidak
berpikir bahwa anaknya sungsang karena tidak senonoh oleh Franz.
kunjung lahir. Ditambah pikiran umbu yang di hasut
oleh Franz dan ia masih percaya bahwa Novi telah Franz : “Kau suka kan?”
menyelingkuhinya dengan franz. Umbu merasa (saat itu novi menyiapkan makan malam
usahanya mencari nafkah dikhianati oleh nafsu novi didapur, marlina menjerit kesakitan dari dalam
yang tak bisa dibendung. Seakan-akan Novi tidak kamar karena dipukuli dan disetubuhi oleh
menghargai jerih payahnya. Umbu sudah sangat marah franz. Mendengar suara marlina, novi segera
dan akhirnya memaksa novi untuk melahirkan anaknya pergi menuju kamar tidur).
dengan paksa. Novi menolaknya, ia tidak mau karena (MSPDEB, menit ke 01:23:44 – 01:24:52)
takut akan keselamatannya. Sementara emosi Umbu
yang semakin menjadi akhirnya Novi ditampar Franz benar-benar menyetubuhi marlina. Ia
berulangkali oleh Umbu hingga tersungkur. menyetubuhi dengan paksa dan memukulnya. Marlina
Pengaruh Franz sangat merugikan bagi Novi. hanya menjerit kesakitan tak bisa melawan upaya
Novi yang semula menantikan pertemuannya bersama Franz.
suaminya dengan segala kebahagiaannya, luntur akibat Kutipan dialog dan ekspresi tersebut adalah
fitnah Franz. Lagi-lagi perempuan disini tidak ada bentuk atau representasi budaya patriarki yang sangat
harganya. Umbu akhirnya percaya yang dikatakan mendominasi. Seksualitas perempuan dapat diraih oleh
Franz hingga melakukan kekerasan pada istrinya. superior laki-laki dalam keadaan apapun dengan
Superior kedua laki-laki ini (Franz dan Umbu) sangat paksaan. Perempuan yang tersurbodinasi tidak bisa
mendominasi Novi. Novi tidak bisa berbuat apa-apa. memiliki gerak untuk melawan. Karena dari segi
Ia hanya menangis dan mencoba membela dirinya kekuatan para kaum dominasi atau laki-laki lebih
walau tak pernah didengarkan. unggul. Itulah yang membuat dominasi semakin
semena-mena dan tidak sehat untuk mereka yang

81
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

lemah atau perempuan. Marlina hanya bisa menjerit bahwa marginalisasi terhadap perempuan terjadi akibat
kesakitan dan menangis berharap bantuan akan datang. sistem patriarki (sistem penguasaan pada laki-laki).
Pada pokoknya, paham ini berupaya menggulingkan
4.2 Kondisi Biologis Pada Tokoh Utama dalam sistem patriarki, yang fokusnya terkait pada fungsi
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat biologis tubuh perempuan.
Babak karya Mouly Surya Biologis perempuan merujuk pada seksualitas
perempuan dan tubuh perempuan. Perempuan tidak
Feminis radikal ingin menciptakan feminis yang lagi hadir dalam bentuk subyek, melainkan menjadi
lebih merdeka dan nyata seutuhnya agar dapat obyek yang bisa dipakai pada dominasi kekuasaan
mencegah praktik dominasi yang memojokkan maupun kekerasan sekalipun. Pemaknaan obyek
perempuan. Paham ini berlandas pada pandangan
sendiri dalam aertian yakni tubuh perempuan akhirnya perlakuan laki-laki. Ada contoh lain selain adegan
menjadi ranah eksploitatif yang bisa dijangkau bagi tersebut, antara lain sebagai berikut:
laki-laki manapun. Seks akhirnya menjadi kebutuhan
naluriah dari kaum superior yang membutuhkan itu Novi : “Bodoh mati lah nanti umbu!” (jatuh
dan menjadikannya alat sebagai pemuas nafsu dan tersungkur).
kepemilikan. Ada beberapa contoh adegan yang (Franz datang. Novi lalu mendorong franz
menjelaskan tentang kondisi biologis yang dikuasai hingga hampir jatuh. Tapi Franz membalasnya
laki-laki dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam dengan amat tega hingga ia tersungkur dan
Empat Babak, diantaranya sebagai berikut: perutnya kesakitan).
(MSPDEB, menit ke 01:09:13 – 01:10:06)
Marlina : “Tidak, tidak! Ja..ngan!”
(kemudian Markus memukulnya). Adegan pada dialog tersebut memperlihatkan
(MSPDEB, menit ke 00:23:58 – 00:24:04) bahwa Novi ditampar dan dipukul berulangkali oleh
umbu (suaminya) hingga terjatuh karena membantah
Pada kutipan dialog singkat pada adegan tersebut ucapannya. Karena Umbu mulai memaksa keadaan
terjadi di rumah Marlina tepatnya di ruang tidur. Novi untuk melahirkan anaknya sekarang juga.
Adegan tersebut memperlihatkan Markus yang akan Menanggapi itu Novi mulai membela dirinya dan
menyetubuhi Marlina. Marlina tidak dapat melawan merasa kesal. Novi sudah berusaha sabar dengan
Markus. Markus dengan semuanya caranya, secara waktu untuk menunggu anaknya lahir. Ia juga
paksa menarik tubuh marlina dan ia membaringkannya mengharapkan Umbu untuk ikut memberi dukungan
di atas ranjang. Setelah itu satu-persatu pakaian dan kasih sayang karena Novi telah mengandung
marlina dilucuti. Markus sudah tidak bisa menahan hampir sepuluh bulan lamanya. akan tetapi umbu
berahinya. Marlina sangat tertekan disituasi tersebut. memikirkan itu dan secara paksa memaksanya untuk
Gemetaran dan takut. Saat Marlina ingin lahir. Novi menangis kesakitan. Ia terpukul hatinya
memberontak, ia malah dibanting dan kepalanya di setelah suaminya meninggalkannya pergi.
pukul keras oleh Markus dengan tanpa ampun hingga Setelah Umbu pergi, franz datang menemui Novi.
terbaring dan pasrah disetubuhi dengan gagah. Novi melawan dengan ingin menyingkirkannya, akan
Perlakuan ini berdampak pada biologis Marlina tetapi Franz malah mendorong Novi hingga terjatuh.
(kelamin perempuan) sebagai objek kepuasan Markus. Novi merasa kesakitan dan memegangi perutnya.
Superioritas dan kekuasaan Markus menciutkan usaha Perlakuan Franz sangat kejam. Sedangkan novi secara
marlina untuk berani bertindak melawan Markus. fisik sangat terintimidasi oleh dua laki-laki tersebut.
Dengan begitu, Markus dapat dikatakan memperoleh Kedudukan laki-laki disini sama sekali tidak
kepuasan seksual atas pemaksaan dan pemerkosaan memperhatikan perempuan dari biologisnya yang
terhadap Marlina. Di lain pihak, pihak yang lemah, tertindas, dan terluka, bahkan kesakitan.
tersurbordinasi merasa dirinya tak berdaya, lemah,
tidak memiliki kekuatan dan merasa dirugikan atas (saat itu novi menyiapkan makan malam
didapur, ia nampak kesakitan dengan perutnya,
82
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

marlina juga menjerit kesakitan dari dalam Menilik kondisi biologis keduanya, pertama pada
kamar karena dipukuli dan disetubuhi oleh si Novi. Kondisi biologis Novi sangat
franz. Mendengar suara marlina, novi segera memprihatinkan. Disamping keadaannya yang sedang
pergi menuju kamar tidur). mengandung sepuluh bulan lamanya. ia sudah dipukul,
(MSPDEB, menit ke 01:23:44 – 01:24:52) ditampar, bahkan pernah didorong oleh kekejaman
laki-laki. Bahkan pada saat didapur ingin menyiapkan
Kondisi deskripsi adegan tersebut dapat makan malam untuk Franz. Ia sudah tak kuasa
menjelaskan bahwa kedua perempuan (marlina dan menahan sakit yang menjalar dari kandungannya.
Novi) sama-sama kesakitan. Pada waktu ingin Sedangkan Marlina, itu kali kedua ia diperkosa oleh
memasak makan malam untuk franz didapur. Novi laki-laki (markus dan franz) yang membuat
merasa kesakitan dan merasa bayinya akan segera biologisnya sudah lemah dan tak berdaya. Kedua
keluar. Sementara marlina tidak kuasa menahan perempuan itu benar-benar sudah merasakan belenggu
kebejatan Franz yang sedang menyetubuhinya.
patriarki yang sangat kuat yang menjerat kehidupan
mereka. Ia merasa tersurbordinasi, teraniaya, berada Dari kutipan dialog tersebut, Marlina terlihat
dalam cengkraman kekerasan, dan menjadi objek sangat tertekan setelah mendengar kabar sekawanan
seksual. teman markus yang hendak merampas semua harta dan
memperkosanya. Marlina dengan raut wajah yang
4.3 Kondisi Psikologis Pada Tokoh Utama dalam ketakutan berusaha mencoba mencari cara agar bisa
Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat mengatasi keadaannya.
Babak karya Mouly Surya Tindakan Markus yang sedari awal berniat buruk
kepada marlina jelas menghasilkan respon yang buruk
Ada dua kemungkinan penjelasan mengenai bagi pikiran marlina. Perasaan tidak aman mulai
dominasi laki-laki atas perempuan. Yaitu, rasa takut menghantuinya. Sementara markus memang sudah
pada kematian dan lingkungan sosioemosional tempat tidak peduli dengan kondisi fisik, pikiran, atau apapun
terbentuknya kepribadian anak muda (Ritzer dan mengenai marlina. Hal ini menjadi traumatik pertama
Goodman, 2004: 428). Menduduki garis subordinat bagi marlina. Perasaan tidak aman muncul saat dirinya
dalam masyarakat, perempuan dipaksa hidup dengan merasa terancam. Ia merasa terdiskriminasi dan
berbagai norma serta nilai-nilai yang telah diciptakan dijadikan objek dalam sistem dominasi markus.
oleh laki-laki sebagai elemen mayoritas yang dominan.
Konsekuensi ini membuat perempuan tersudut, tidak Marlina : “Belum masak. “
bisa mengubah pola kehidupan, serta tidak memiliki (ia ketakutan karena franz berada tepat
ruang gerak yang bebas. dibelakang dan membisikkan ketelinganya).
Kaum dominasi memberikan traumatik dengan (MSPDEB, menit ke 00:16:50 – 00:16:51)
mengekalkan rasa takut dan mengendurkan upaya-
upaya pemberontakan atas paksaan. Psikologis Marlina terlihat sangat ketakutan dan waspada
menjadi serangan yang cukup brutal untuk saat franz datang membelakanginya dengan geliat
mengabadikan tindakan superior laki-laki dan selalu mesumnya. Franz melihat dengan tatapan yang
menempatkan perempuan ke titik yang paling bawah. mencurigakan. Terlihat dari wajah marlina yang mulai
Perempuan dipaksa merasakan rasa sakit, diskriminasi, tak tahan dengan perlakuan franz. Franz pun bisa
marginalisasi, perampasan dan pemaksaan, atau jika melakukan apapun dengan tubuh marlina pada saat itu.
tidak demikian akan mendapat ancaman. Seperti Dominasi para perampok semakin menjadi-jadi
contoh beberapa adegan dalam film Marlina Si setelah setengah hari mereka tinggal di rumah marlina.
Pembunuh Dalam Empat Babak berikut ini: Tidak hanya rasa tidak aman yang dirasakan marlina,
ia juga merasa akan adanya ancaman jika ia tidak
Marlina : “Saya perempuan paling sial sudah menuruti semua yang mereka mau. Ketegangan dari
malam ini.” seluruh biologis marlina menjadikan ia seperti
(MSPDEB, menit ke 00:08:23 – 00:08:28) layaknya boneka bagi markus dan teman-temannya.
83
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

marlina merasa ketakutan dan tak memiliki nafsunya. Seksisme ini didapatkan secara paksa dan
perlindungan sama sekali. Kemudian rasa ketegangan tidak atas izin dan kemauan marlina sendiri. Markus
Marlina memuncak pada dialog berikutnya: sungguh menunjukkan superioritasnya dihadapan
marlina yang tertegun tak bisa berbuat apa-apa. Dan
Marlina : “Saya sudah lama tidak…” pada akhirnya kebutuhan seksual markus terpenuhi
(markus mulai memaksa marlina memberi dengan hancurnya martabat marlina sebagai
rangsangan pada kemaluannya). perempuan.
(MSPDEB, menit ke 00:22:52 – 00:23:26)
(marlina kemudian merasa dihantui oleh bunyi
Marlina dihadapkan dengan perasaan yang gitar markus yang memekikkan telinganya,
sangat tidak diinginkannya. Ia merasa tak berkutik dan kemudian ia membakarnya dan setelah itu suara
takut. Ia tak bisa bergerak sesuai dengan keinginannya gitar itu menghilang).
sendiri. Ia tidak mau berhubungan dengan markus.
Markus benar-benar melangkah lebih jauh.
Marlina pada kutipan dialog ini benar-benar menjadi
objek seksualitas bagi para laki-laki untuk memuaskan
Perasaan marlina bercampur aduk. Ia juga
(MSPDEB, menit ke 00:25:35 – 00:26:40) merindukan sosok suaminya yang sudah meninggal
itu. Dalam budaya masyarakat setempat (sumba),
Keterangan adegan tersebut memperlihatkan biaya penguburan disana sangat mahal. Oleh karena itu
keadaan setelah markus meninggal. Marlina masih sebagian besar masyarakat menengah disana lebih
trauma dengan bayang-bayang suara bunyian gitar memilih mengawetkan dulu sembari mengumpulkan
markus. Ia merasa dihantui hingga ia memutuskan biaya penguburan, termasuk marlina. Disamping
untuk membakar gitar markus. mayat suaminya ia menangis meratapi nasibnya
Pada fase ini, bukan perasaan terancam yang sendiri.
menyelubungi marlina. Akan tetapi perasaan ketakutan
akan sosok markus yang telah menghantuinya dan (ketika marlina menemani novi yang sedang
memberika rasa trauma. Sehingga emosi marlina buang air di bebatuan sabana. Tiba-tiba ia
sendiri tidak stabil. Setelah kematian markus. Ia terbayang sosok markus tanpa kepala yang
merasa dihantui oleh kebiasaan markus yang suka sedang memainkan gitar pada bebatuan tepat
memainkan gitarnya. Marlina merasa gitar itu masih didepannya. Ia kemudian ketakutan dan lari).
berbunyi dan memeningkan seisi kepalanya. Untuk (MSPDEB, menit ke 00:41:50 – 00:42:08)
menghilangkan bayangan yang menghantuinya itu,
marlina memutuskan untuk membakar gitar supaya Adegan tersebut terlihat Marlina lagi-lagi
pikiran dan perasaannya tidak terganggu. dihantui oleh sosok markus tanpa kepala yang duduk
dibebatuan memainkan gitar. Ia masih dihantui oleh
(marlina menangis disamping mayat suaminya kejadian terbunuhnya markus. Ia sempat merasa
yang sedang duduk di pojok dinding ruang bersalah karena membela dirinya terlalu berlebihan
tengah). hingga membunuh orang. Namun, baginya tak ada
(MSPDEB, menit ke 00:27:00 – 00:27:24) jalan lain selain melakukan demikian. Marlina tidak
mau belenggu patriarki terus-terusan menjerat
Berbeda dari yang sebelumnya. Keadaan pada kehidupannya. Makanya ia secara tegas dan melawan
adegan ini menjelaskan bahwa Marlina sangat terpukul dominasi itu. walau dengan membunuh hatinya pun
atas kejadian malam itu. Itu menjadi trauma tersendiri masih belum bisa menerimanya.
untuknya. Ia sangat bersedih melihat kehidupannya
hancur direnggut oleh para perampok yang datang ke Marlina : “Saya tidak merasa berdosa.”
rumahnya. Ia hanya bisa bersandar pada mayat (MSPDEB, menit ke 00:43:04 – 00:43:05)
suaminya yang ia awetkan dirumahnya.
84
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

Dialog pada adegan tersebut menjelaskan dan masih terpukul karena terbayang-bayang apa yang
Marlina sempat diajak Novi ke gereja untuk meminta telah terjadi malam itu.
pengampunan atas pembunuhannya terhadap para
perampok di rumahnya. Tapi ia tak mau, marlina tidak (marlina duduk dan tiba-tiba menangis)
merasa berdosa karena ia hanya membela diri. Entah Topan : “Mama jangan menangis.”
apa dihadapan Tuhan, keputusannya cukup menjadi (kemudian topan memeluk marlina).
pertimbangan yang terbaik untuk membunuh para (MSPDEB, menit ke 00:57:56 – 00:57:57)
perampok itu. sebelum budaya dan dominasi patriarki
semakin berkuasa. Marlina tidak kuasa menahan kesedihannya.
Setibanya dari kantor polisi. Polisi masih belum mau
(Di kantor polisi. Marlina dengan raut wajah bertindak. Hatinya sangat hancur karena kehidupannya
yang tak karuan menunggu giliran diproses. yang sangat hancur karena direnggut oleh para
Sementara para polisi sedang asyik main tenis perampok itu. Ia mencari keadilan akan tetapi tidak
meja). ada yang membalasnya. Topan si anak penjaga warung
(MSPDEB, menit ke 00:53:10 – 00:53:13) menenangkannya.

Saat sedang menunggu polisi yang sedang asyik


bermain tenis meja Marlina melamun. Ia sangat trauma
Dapat disimpulkan pada gambaran adegan 4.4 Upaya Perlawanan Atas Opresi Pada Tokoh
tersebut bahwa dampak belenggu atau sistem patriarki Utama dalam Film Marlina Si Pembunuh
sangat begitu membekas dalam diri perempuan. Dalam Empat Babak karya Mouly Surya
Perempuan yang tersurbodinat pada akhirnya akan
kehilangan arah, tujuan hidup, dan tidak memiliki Penindasan atau diskriminasi yang dialami oleh
semangat hidup. perempuan membuat kaum perempuan menjadi kaum
yang kehilangan ruang gerak untuk berbicara
Novi : “Bangsat sekali kau. Sial kau!” mengenai hak-hak (perlawanan) dan keadilannya.
(umbu meninggalkan novi). Gayatri Spivak mengatakan hal tersebut dengan
(MSPDEB, menit ke 01:09:31 – 01:09:34) konsep subaltern, yang merujuk pada orang atau
kelompok yang lebih rendah. Dalam tulisannya,
Serangan psikologis bukan hanya dirasakan oleh Spivak mengungkapkan bahwa subaltern merupakan
marlina seorang, akan tetapi juga dialami oleh kelompok yang terpinggirkan dan pihak yang
sahabatnya, Novi. Novi sangat kecewa dan menangis dieksploitasi. Perempuan subaltern merujuk pada
atas perlakuan suaminya. Ia tidak menyangka bahwa ketiadaan identitas dan status sosial, pembungkaman
suaminya telah berbuat kasar padanya akibat ulah suara serta terputusnya ruang gerak. Menanggapi
franz yang telah memfitnah umbu bahwa novi telah penjabaran tersebut, terbentuk budaya patriarki yang
tidur dengannya. membelenggu perempuan sebagai makhluk yang harus
Dominasi dan hubungan laki-laki disini bahkan tunduk seutuhnya kepada laki-laki.
lebih dominan. Umbu, yang sebagai suami novi malah Adanya tindakan diskriminasi pada perempuan,
lebih mempercayai temannya yakni Franz ketimbang maka yang diperlukan ialah melawan balik dan
istrinya sendiri. Sistem patriarki bahkan tidak melihat kembali berdiri atau menyetarakan status perempuan
identitas warga atau sebuah pertalian hubungan. dan laki-laki serta menghapus budaya sosial yang
Perempuan di berbagai aspek manapun seolah dituduh masih menjunjung tinggi dominasi. Ada beberapa
sebagai kaum yang harus disalahkan. Dengan adegan atau dialog yang mana kali ini perempuan
pemikiran seperti ini, belenggu patriarki yang ada secara radikal ingin melepas bahkan memberi
sangat menghancurkan Novi. Ia hanya bisa percaya perlawanan balik terhadap sistem patriarki yang
dengan sesama kaum lemah yakni, Marlina yang menghancurkannya. Seperti berikut:
sama-sama perempuan.

85
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

(Ketika sedang asyik menikmati makanannya, Marlina hanya ingin melepas semua belenggu
mereka kemudian terdiam, sesak napas, dan kekuasaan laki-laki agar ia bisa bebas dan merasa
akhirnya jatuh satu persatu. Racun yang aman.
marlina tuangkan dalam masakannya berhasil
membunuh mereka semua yang ada diruang (marlina mulai mengambil golok milik markus
tengah). yang ada disamping tempat tidurnya kemudian
(MSPDEB, menit ke 00:20:05 – 00:20:23) berhasil memenggal kepala markus. Setelah itu
ia menghubungi polisi lewat telepon, akan
Keterangan diatas menjelaskan bahwa pada tetapi tidak bisa).
adegan tersebut dengan segenap upaya Marlina (MSPDEB, menit ke 00:24:22 – 00:24:56)
berhasil membunuh para perampok itu dengan
meracuni makanan mereka. Keputusan Marlina sudah Perlawanan Marlina berlanjut pada keterangan
bulat. Sebelum mereka merenggut semuanya (Rumah, adegan diatas. Ia berhasil membunuh markus dengan
harta, hewan ternak, bahkan tubuhnya), Marlina harus sadis. Karena itulah jalan satu-satunya. Ia
mulai bertindak lebih awal agar semua itu tidak terjadi. memanfaatkan kecerobohan markus yang menaruh
Perlawanan yang sangat radikal atas opresi laki-laki ini goloknya dipinggir tempat tidur Marlina, alhasil saat
muncul akibat marlina tidak memiliki ruang gerak markus terbuai dengan berahi dan kenikmatannya
sama sekali. Ia merasa ketakutan, terancam, bahkan menyetubuhi marlina, ia tak menyangka marlina
tidak memiliki kuasa sama sekali pada kejadian itu. mengambil goloknya dan memenggal kepalanya.
Perlakuan itu diluar kuasa marlina. Marlina Marlina : “Saya mau ke kantor polisi, masuk
dengan instingnya menolak keras perbuatan markus sudah!”
dan ingin mencari rasa aman. Ia berpikir bahwa (menodongkan golok ke arah Paulus supaya
ancaman akan berakhir jika ia membunuh kekuasaan mau jalan).
tertinggi walau sangat bertentangan dengan hati (MSPDEB, menit ke 00:31:33 – 00:31:39)
nuraninya. Setelah itu marlina segera mencari bantuan
dengan menelpon polisi, tapi tak ada jawaban. Upaya yang sama dengan deskripsi sebelumnya.
Marlina menodongkan golok ke arah Paulus si sopir
Marlina : “Saya mau bawa ke kantor polisi.” truk angkutan supaya truknya mau mengantarkan ia ke
(dengan menenteng kepala Markus). kantor polisi dan tidak ada maksud mengancamnya.
(MSPDEB, menit ke 00:29:07 – 00:29:13) Marlina menginginkan keadilan. Ia merasa lelah atas
kejahatan yang telah menghancurkan kehidupannya.
Dialog pada adegan tersebut memperlihatkan
Esok paginya dengan menenteng kepala Markus (ketua Marlina : “Itu orang mau perkosa saya.”
perampok yang memperkosanya) dijalan, Marlina Marlina : “Jadi, markus.”
bertemu dengan sahabatnya, Novi. Novi ketakutan Marlina : “Dia naik motor, umurnya sudah lima
melihat Marlina membawa kepala orang. Akan tetapi puluh, sudah bisa jadi kakek, dan berambut
Marlina kemudian menjelaskan semua kejadian itu dan panjang, beruban, krempeng bertato.”
ia berniat membawa kepala itu ke kantor polisi. (MSPDEB, menit ke 00:54:45 – 00:55:09)
Marlina membawa kepala markus bukan tanpa
suatu alasan. Ia ingin mendapatkan keadilan Pembelaan selanjutnya dilakukan marlina di
sepenuhnya. Kepala markus ingin ia serahkan ke kantor polisi. Marlina mengadu pada polisi. Ia
kantor polisi sebagai bukti bahwa ia telah melalui menginginkan agar para perampok tersebut
kejadian yang buruk karena telah dirampok, diancam mendapatkan proses hukum yang sepadan atas
dibunuh, dan diperkosa. Marlina tidak mau ia tindakan mereka. Marlina tidak ingin kehidupannya
sepenuhnya terinjak-injak oleh kekuasan laki-laki yang direnggut begitu saja. ia menjelaskan dengan rinci
sangat merugikannya. Marlina ingin tetap melawan kepada polisi setiap kejadian demi kejadian yang
dan menuntut. menimpanya, dan menjelaskan ciri-ciri para pelaku
perampokan. Marlina dengan penuh pengharapan yang
86
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

tinggi supaya polisi bisa membantu menuntaskan Novi : “Tidak sungsang. Jangan kau berpikir
aduannya. Selanjutnya ada perlawanan lain dari Novi, begitu!”
Ian, dan yohana: Novi : “Kau masih pikir begitu? Kau masih
percaya umbu? Jangan bodoh umbu!”
(novi merebut kembali teleponnya. Lalu Ian Novi : “Heh umbu! Saya itu tadi cuma ditawan
menendang Franz hingga tersungkur. Akhirnya saja. Sumpah demi tuhan saya tidak tidur
mereka bertiga berhasil kabur dan membawa dengan laki-laki lain!”
truk angkot itu). (MSPDEB, menit ke 01:08:45 – 01:09:09)
(MSPDEB, menit ke 01:04:33 – 01:04:38)
Konflik pada adegan tersebut adalah pertikaian
Keterangan adegan tersebut terjadi saat Novi, ian, Novi dan Umbu. Novi membela dirinya. Ia tak mau
dan yohana ditawan oleh Franz dan Niko karena disebut bayinya sungsang. Ia percaya bahwa bayinya
mereka telah membantu marlina kabur dari baik-baik saja dan kelak akan lahir dengan normal.
pengejarannya. Saat itu franz mulai lengah, pada Novi juga memperingatkan kepada umbu bahwa ia
akhirnya ian berhasil memanfaatkan kesempatan untuk benar-benar tidak tidur dengan laki-laki lain, bahkan ia
menolong novi dan yohana. Dan pada akhirnya mereka berani bersumpah.
berhasil lepas dari tawanan franz dan niko. Itu akibat Upaya perlawanan novi atas kekakuan umbu
kelengahan franz dan niko yang sibuk menguburkan karena lebih percaya franz daripada istrinya membuat
mayat Paulus yang telah dibunuhnya. novi sedikit lebih tinggi. Novi ingin sekali menjunjung
tinggi pendapatnya bahwa semua yang dikatakan oleh
suaminya tidak benar. Ia berusaha meyakinkan Perjuangan yang keras kedua perempuan itu
suaminya dengan segala yang ia usahakan. Akan tetapi untuk melawan opresi laki-laki sangat patut dilakukan.
umbu lebih berpihak temannya dan masih merundung Mereka sebagai perempuan tak ingin selamanya
novi. budaya atau sistem patriarki membelenggu kehidupan
mereka. Mereka berusaha keras meruntuhkan dominasi
(saat itu novi menyiapkan makan malam laki-laki agar kaum inferior seperti perempuan tidak
didapur, marlina menjerit kesakitan dari dalam termarginalisasi lagi dan memiliki ruang gerak atas
kamar karena dipukuli dan disetubuhi oleh kehidupannya sendiri.
franz. Mendengar suara marlina, novi segera
pergi menuju kamar tidur. novi mendobrak PENUTUP
pintu kamar, menjerit, dan kemudian Simpulan
memenggal kepala franz. Franz sempat Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
kesakitan sebelum kepalanya putus dan film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya
akhirnya mati). Mouly Surya pada bab empat, peneliti dapat menarik
(MSPDEB, menit ke 01:23:44 – 01:25:23) kesimpulan beberapa isi antara lain sebagai berikut.
1) Representasi budaya patriarki dalam film
Pada keterangan adegan diatas memperlihatkan Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya
bahwa Novi merasa kesakitan karena bayinya yang Mouly Surya dapat disimpulkan bahwa sistem
dirasa akan segera lahir. Disamping itu, ia berusaha budaya patriarki masih mendominasi dan
berjuang untuk menolong marlina melawan franz yang menjerat para tokoh-tokoh perempuan. Dalam
sedang menyetubuhi Marlina. Novi mengambil golok film itu, praktek marginalisasi dan diskriminasi
dan pergi dari dapur dan mendobrak pintu kamar masih menjadi budaya yang lekat dalam
marlina. Dengan sisa-sisa tenaganya akhirnya ia kehidupan sehari-hari. Seperti contoh kehidupan
mampu memenggal kepala franz. Setelah itu novi jatuh Marlina yang terpinggirkan akibat ulah perampok
dan merasa ingin melahirkan. Marlina membantunya yang merenggut semua kehidupannya sehingga
mengeluarkan bayi dari kandungannya dan pada menimbulkan opresi besar-besaran terhadap
penghujung cerita akhirnya bayi dalam kandungan seorang perempuan. Para perampok dengan
Novi berhasil keluar dengan selamat. kuasa merampok, membunuh, menganiaya,
87
Belenggu Patriarki Tokoh Utama Dalam Film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak Karya Mouly Surya

memperkosa dan mengambil semua hak hidup 3) Kondisi psikologis tokoh utama dalam film
perempuan. Dalam gambaran tersebut tidak ada Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak karya
ruang pembelaan bagi perempuan baik salah Mouly Surya dapat dijelaskan bahwa tokoh
maupun tidak. Perempuan dihadapkan dengan utama perempuan terutama Marlina dan Novi
kenyataan bahwa ia merupakan manusia di titik juga mengalami banyak tekanan dari sisi
paling rendah. psikologis. Dari sisi psikologis mereka merasa
2) Kondisi biologis dan psikologis tokoh utama belum atau tidak sama sekali memiliki rasa aman,
dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat damai, dan tentram. Mereka bungkam dan
Babak karya Mouly Surya dapat dijelaskan merasa terancam sehingga menimbulkan rasa
bahwa tokoh utama perempuan terutama Marlina traumatik yang mendalam bagi mereka.
dan Novi mengalami banyak tekanan dari segi 4) Upaya perlawanan perempuan atas opresi
biologis. Biologis mereka cenderung pada (belenggu-belenggu patriarki) laki-laki dalam
seksualitas mereka yang direnggut secara paksa film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak
oleh kekuasaan laki-laki serta beberapa kekerasan karya Mouly Surya dapat disimpulkan bahwa
yang mungkin tidak selayaknya dilakukan demi secara radikal dan tegas para perempuan dalam
kebutuhan dominasi semata. Seperti contoh, film ini melakukan perlawanan yang masif
Marlina diperkosa oleh beberapa orang perampok karena mereka sadar akan pentingnya
serta dipukul dan dianiaya. Novi yang secara menjunjung tinggi nilai-nilai mereka menjadi
biologis sedang mengandung tidak dapat perempuan yang seutuhnya dan ingin memiliki
perlakuan yang baik akan tetapi mendapatkan kehidupan normal kembali. Dengan adanya
kekerasan, dipukuli dan dianiaya. perasaan terancam, didiskriminasi, dan
dimarginalisasikan, perempuan mendobrak 2. Bagi Pelajar, penelitian ini dapat digunakan
dengan keras usaha untuk melepaskan belenggu sebagai sumber belajar dan dasar pengetahuan
patriarki tersebut. Terbukti pada beberapa adegan untuk memahami suatu karya sastra, baik dari
marlina berhasil membunuh para perampok yang novel, cerpen, maupun pada film yang mampu
telah merenggut semua kehidupannya dan merepresentasikan dan memahami budaya atau
mencari cara untuk mendapatkan keadilan sistem patriarki yang menjerat kehidupan sosial
kembali. Sedangkan novi dengan segala setempat, khususnya bagi perempuan sebagai
usahanya, ia melewati banyak lika-liku kekerasan kaum yang didiskriminasi dan
dalam rumah tangga dan memperjuangkan termaginalisasikan. Serta memberikan
haknya untuk bicara didepan superioritas kaum pengetahuan lebih mengenai apa itu feminisme
dominasi. radikal.
3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini diharapkan
Saran mampu membantu khususnya pembaca atau
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang pegiat feminis untuk memahami perkembangan
sudah dipaparkan diatas, terdapat beberapa saran yang feminisme di berbagai daerah serta meningkatkan
dapat disimpulkan, antara lain sebagai berikut: wawasan dan minat baca. Membangun rasa cinta
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan bisa terhadap budaya Indonesia dan mengetahui
memberikan informasi bagi penelitian yang sedikit banyak tentang kearifan lokal yang
relevan berikutnya. Dalam penelitian ini terdapat di Sumba.
diharapkan juga menjadi acuan dan pembelajaran
bagi para peneliti tentang pandangan feminisme
radikal serta referensi teori untuk menganalisis
suatu karya sastra terutama film. Feminisime DAFTAR PUSTAKA
radikal dalam kajian ini tidak hanya menjelaskan
mengenai belenggu patriarki yang menjerat Agustina, Devi. (2015). Perjuangan Hidup Tokoh
perempuan saja, tetapi juga membahas tentang Dewi dalam Melawan Ketidakadilan Gender pada
sosiologis terjadinya sistem patriarki. Novel Bandar (Keluarga, Darah, dan Dosa yang
88
Bapala Volume 9, Nomor 10 Tahun 2022, hlm. 73-89

Diwariskan) Karya Zaky Yamani (Kajian (https://publication.petra.ac.id/index.php/ilmukomu


Feminisme Radikal). Skripsi: Universitas Negeri nikasi/article/view/4875). Diakses pada tanggal 2
Surabaya. Januari 2022.
Asmida, Emi. (2020). Perlawanan Terhadap Dominasi Hasanah, Feftiyatul. (2016). Tokoh Diar dalam Novel
Patriarki dalam Novel Nyai Gowok dan Kembang Rembang Jingga Karya TJ Oetoro dan Dwiyana
Turi Karya Budi Sardjono: Kajian Feminis Premadi (Kajian Feminisme Radikal Kate Millett).
Radikal. Jurnal Kajian Sastra dan Budaya. Vol. 9 Skripsi: Universitas Negeri Surabaya.
(2), No. 71-92. Karim, Abdul. (2014). Feminisme: Sebuah Model
(https://ejournal.unair.ac.id/LAKON/article/view/2 Penelitian Kualitatif. Sawwa: Jurnal Studi Gender.
0175). Diakses pada tanggal 28 Desember 2021. Volume 10, Nomor 1.
Bhasin, K. (1996). Menggugat Patriarki : Pengantar (https://journal.walisongo.ac.id/index.php/sawwa/a
Tentang Persoalan Dominasi Terhadap Kaum rticle/view/643). Diakses 13 Februari 2022.
Perempuan. Yogyakarta: Yayasan Bentang Muashomah. (2010). Analisis Labelling Perempuan
Budaya. Dengan Teori Feminisme Psikoanalisis: Studi
Dina, Farah. Nuryatin, Agus dan Suseno. (2013). Kasus Majalah Remaja Olga. Jurnal Komunitas.
Representasi Ideologi Patriarki dalam Novel Tanah Vol. 2, No. 2.
Tabu Kajian Feminisme Radikal. Jurnal Sastra (https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunita
Indonesia. Vol. 2, No. 1. s/article/view/2284). Diakses 2 Januari 2022.
(https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/ Nurgiantoro, Burhan. (2000). Teori Pengkajian Fiksi.
view/2424). Diakses pada tanggal 2 Januari 2022. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Gabriella, Fanny. (2016). Representasi Patriarki dalam Rahman, Fadhlur., Juanda., dan Saguni, Suarni Syam.
Film “Batas”. Jurnal E-Komunikasi. Vol. 4, No. 1. (2021). Supremasi Perempuan Dalam Novel
Renjana Dyana Karya Adimodel: Kajian UNESA. 2000. Pedoman Penulisan Artikel Jurnal,
Feminisme Radikal. Journal of Language, Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Negeri
Literature, and Linguistics. Vol. 2, No. 2. Surabaya.
(https://ojs.unm.ac.id/INTERFERENCE/article/vie
w/20795). Diakses 2 Januari 2022.
Shodiq, Fajar. (2015). Analisis Feminisme Radikal
dalam Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal
el-Saadawi. Skripsi: Universitas Jember.
Surya , Mouly. (2017). Marlina si Pembunuh dalam
Empat Babak. Indonesia: Cinesurya, Kaninga
Pictures.
Spivak, Gayatri Chakravorty. (2020). Subaltren
Studies: Deconstructing Historiography. E-book:
In Other Worlds.
Susilo, Daniel dan Abdul Kodir. (2016). Politik Tubuh
Perempuan: Bumi, Kuasa, dan Perlawanan. Jurnal
Politik. Vol. 1, No. 2.
(https://www.researchgate.net/publication/3093583
21_Politik_Tubuh_Perempuan_Bumi_Kuasa_dan_
Perlawanan). Diakses pada tanggal 17 Maret 2022.
Tong, Rosemarie. (1998). Feminist Thought:
Pengantar paling Komprehensif Kepada Arus
Utama Pemikiran Feminis. Yogyakarta: Jalasutra
(Edisi Cetakan 2017).

89

Anda mungkin juga menyukai