Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH HARGA, PENDAPATAN, DAN HALAL

AWARENESS TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK IMPOR PADA
KONSUMEN PENGGUNA E-COMMERCE
SOCIOLLA
(STUDI PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS
BRAWIJAYA)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Rosalina Noor Rizky


165020501111061

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :


PENGARUH HARGA, PENDAPATAN, DAN HALAL AWARENESS
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK IMPOR
PADA KONSUMEN PENGGUNA E-COMMERCE SOCIOLLA
(STUDI PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA)

Yang disusun oleh :


Nama : Rosalina Noor Rizky
NIM : 165020501111061
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 23 November 2020

Malang, 23November 2020


Dosen Pembimbing,

Dr. Iswan Noor, SE., ME.


NIP. 195907101983031004
PENGARUH HARGA, PENDAPATAN, DAN HALAL AWARENESS TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK IMPOR PADA KONSUMEN
PENGGUNA E-COMMERCE SOCIOLLA
(STUDI PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA)

Rosalina Noor Rizky


Dr. Iswan Noor, SE., ME.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang


Email: rosalinanoorrizky@student.ub.ac.id

ABSTRAK

Kemajuan teknologi mempengaruhi sistem ekonomi di bidang perdangangan dan


perindustrian salah satunya yaitu dengan adanya sistem ekonomi digital seperti e-commerce dan
e-bussines.perubahan sistem ekonomi memberikan dampak semakin bergamnya barang impor
yang masuk ke indonesia salah satunya adalah kosmetik. Namun, tidak semua produk kosmetik
impor terjamin kehalalalnya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh tingkat kesadaran halal (halal awareness) dalam memutuskan untuk
membeli kosmetik impor di e-commerce Sociolla. Selain faktor halal awareness, faktor yang lain
yang berperan penting dalam menentukan keputusan pembelian pada produk kosmetik impor di e-
commerce Sociolla yaitu faktor harga dan pendapatan. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Data yang
diperoleh merupakan data primer yang bersumber dari hasil kuisioner yang sudah disebarkan
kepada responden yaitu 100 orang mahasiswa aktif Universitas Brawijaya. Tujuan dilakukannya
penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel harga, pendapatan, dan halal
awareness terhadap keputusan pembelian produk kosmetik impor pada e-commerce Sociolla
Berdasarkan hasil dari analisis regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 21,
menunjukkan bahwa secara serentak maupun parsial variabel bebas dalam penelitian ini (harga,
pendapatan, dan halal awareness) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap keputusan
pembelian produk kosmetik impor pada e-commerce Sociolla.

Kata kunci: Harga, pendapatan, halal awareness, keputusan pembelian, Sociolla.

A. Latar Belakang
Kemajuan di bidang teknologi merupakan salah satu dampak dari arus globalisasi.
Perkembangan ekonomi dalam bidang industri dan perdagangan tidak bisa terlepas dari akibat
yang ditimbulkan dari perkembangan arus teknologi dimana sistem ekonomi bergerak menuju arah
yang baru dimana dengan konsumen sebagai titik sentral dalam produksi. Selain itu, perdagangan
seolah-olah tidak mengenal ruang dan waktu, karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
(Adhikara, 2005). Sistem perekonomian baru tersebut berdampak pada perusahaan, konsumen,
peraturan yang ada, pada teknologi dan bahkan pada perekonomian setiap negara. Menurut
(Adhikara, 2005) beberapa ekonom biasanya menyebut dengan istilah Ekonomi Baru (New
Economy). Adapula ekonom yang menyebutnya dengan istilah Ekonomi Digital (Digital
Economy), Ekonomi Internet (Intermet Economy), atau Ekonomi Jaringan (Web Economy).
(Febriani dan Dewi, 2019) menyebutkan, ekonomi digital mempunyai ciri khas yaitu
semakin berkembangnya bisnis dan perdagangan yang memanfaatkan internet sebagai media
komunikasi antar individu maupun antar perusahaan. Terlihat dari banyaknya perusahaan baru
ataupun perusahaan lama yang kini mulai merambah ke dalam bisnis dengan format elektronik
seperti e-bussines atau e-commerce. E-commerce merupakan suatu proses dari transaksi barang
ataupun jasa yang dilakukan melalui sistem informasi dengan memanfaatkan teknologi serta
informasi yang berkembang saat ini (Sidharta and Boy Suzanto, 2015). E-commerce menyediakan
berbagai barang dan jasa mulai dari pakaian, kebutuhan rumah tangga, makanan,barang elektronik,
dan lain-lain. Salah satu e-commerce dalam bidang kosmetik yang populer saat ini adalah Sociolla.
Sociolla merupakan salah satu platform belanja online untuk produk kosmetik di Indonesia yang
terpercaya dan terlengkap. Kosmetik merupakan produk yang digunakan sehari-hari oleh
konsumen untuk menunjang penampilan fisik mereka agar terlihat lebih menarik.
Permasalahan yang sekarang di hadapi oleh konsumen muslim yaitu sebagian besar produk
pada Sociolla adalah produk yang berasal dari luar negeri. Berbagai kosmetik yang ada di pasaran
tidak semua mengandung bahan dan komposisi yang baik. Meski telah mengantongi sertifikat dari
BPOM, kehalalan suatu produk masih belum bisa dipastikan, karena sejatinya halal atau tidak
suatu barang, merupakan wewenang Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta dibantu oleh Lembaga
Pengkajian Pangan Obat-obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
Dalam agama Islam, menggunakan barang yang halal merupakan suatu kewajiban yang
mutlak, terlebih perihal konsumsi sebab hal tersebut menjadi penentuan apakah amal ibadah yang
kita lakukan bakal diterima atau ditolak Allah Swt. Jika barang yang dikonsumsi suci dan halal
maka amal ibadahnya akan diterima Allah SWT, dan sebaliknya jika barang yang dikonsumsi
mengandung sesuatu yang najis dan haram, maka amal ibadahnya akan ditolah oleh Allah SWT.
Selain kesadaran terhadap produk halal, faktor lain yang dapat mempengaruhi preferensi
konsumen dalam keputusan pembelian terhadap produk kosmetik impor diantaranya pendapatan
dan harga produk (Mujiono, 2018). Menurut ridwan dalam (Mujiono, 2018) pendapatan adalah
hasil yang diterima, baik berbentuk uang ataupun dalam bentuk yang lainnya atas pemanfaatan
kekayaan (jasa manusia). Tingkat pendapatan memiliki pengaruh terhadap preferensi keputusan
pembelian konsumen. Semakin besar tingkatan pendapatan seseorang, biasanya diikuti dengan
pengeluran yang semakin besar. Sedangkan harga adalah jumlah uang yang harus dibayar
pelanggan untuk memperoleh suatu produk mandey dalam (Mujiono, 2018). Konsumen dalam
memilih barang sudah pasti akan mencari produk mana yang paling sesuai dengan preferensinya,
dalam harga konsumen akan mempertimbangkan faktor harga produk sejenis yang dijual disaat
akan mengambil keputusan pembelian.
Penelitian tentang perilaku konsumen yang menggunakan variabel kesadaran halal masih
terbatas, sebaliknya penelitian dengan menggunakan variabel harga dan pendapatan dapat
dikatakan sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Oleh karena itu, penelitian ini
akan menggunakan variabel kesadaran halal (halal awareness), harga, dan pendapatan untuk
menguji pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen muslim terhadap kosmetik impor
di e-commerce Sociolla. Alasan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah
faktor harga dan pendapatan menjadi faktor yang masih dipertimbangkan konsumen pada saat
melakukan pembelian kosmetik impor di e-commerse Sociolla. Kemudian untuk menganailis
apakah konsumen dalam melakukan pembelian selalu mempertimbangkan faktor halal dari produk
kosmetik impor di di e-commerse Sociolla.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis bermaksud untuk
melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH HARGA, PENDAPATAN, DAN HALAL
AWARENESS TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK IMPOR
PADA KONSUMEN PENGGUNA E-COMMERCE SOCIOLLA (STUDI PADA
MAHASISWA DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA)”.
B. Landasan teori
Perilaku konsumen
Menurut Engel et al dalam (Sangaji, 2013), perilaku konsumen adalah tindakan langsung
dalam memperoleh, megonsumsi, dan menghabiskan produk/jasa, termasuk proses yang
mendahului serta menyusul tindakan ini. Menurut Mowen dan Minor dalam (Sangaji, 2013),
perilaku konsumen merupakan studi mengenai proses pembuatan keputusan yang terlibat dalam
penerimaan, pemakaian dan pembelian, serta penentuan barang, jasa, maupun ide. Sebaliknya
Griffin dalam (Sangaji, 2013), mengemukakan perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan, serta proses psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal diatas
ataupun aktivitas mengevaluasi. Lamb et al dalam (Sangaji, 2013) mendefinisikan perilaku
konsumen sebagai proses seorang pelanggan untuk membuat keputusan pembelian, penggunaan
dan embuang barang atau jasa yang dibeli, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian dan penggunaan produk. Dari penafsiran yang dikemukakan oleh para pakar di atas
(Sangaji, 2013) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan
konsumen guna mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik untuk menggunakan, mengonsumsi,
maupun menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang
menyusul.
Faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli menurut (Kotler, 2008) yaitu:
1. Kebudayaan
2. Sosial
3. Faktor pribadi
4. Faktor psikologi
Priyadana dalam (Febriani dan Dewi, 2019) mengatakan konsumen Indonesia didominasi oleh
masyarakat yang usianya masih muda dan melek internet. Hal tersebut telah mengubah pola
perilaku konsumsi mereka seiring dengan kenaikan tingkat pendapatannya. Berbeda dengan
generasi sebelumnya yang lebih menggunakan pendapatannya untuk membeli barang yang tahan
lama seperti mebel, pakaian, atau pakaian dan lebih memilih mengalokasikannya untuk
mendapatkan pengalama-pengalaman terkait gaya hidup seperti berlibur (Febriani dan Dewi,
2019).
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Fatimah, 2017), terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian di era ekonomi digital sebagai berikut:
1. Harga
2. Iklan
3. Lifestyle
4. Lokasi
Perilaku Konsumen muslim
Perilaku konsumen muslim harus mencerminkan hubungan antara dirinya dengan sang
pencipta yaitu Allah SWT. Pembelian bahan belanja sehari-hari dari konsumen muslim adalah
bentuk menjalankan perintah Allah SWT dengan tidak memilih produk yang terdapat unsur haram
dan tidak baik, tidak berlebihan ketika berbelanja, serta sering bersedekah supaya mendapatkan
keselamatan di dunia dan akhirat Muflih dalam (Paramitha and Hasib, 2014). Konsumsi yang
dilakukan oleh seorang muslim, erat kaitannya dengan etika dan norma dari konsumsi itu sendiri.
Lebih lanjut, Manan dalam (Sumar‟in, 2013) menjelaskan etika-etika konsumsi dalam ekonomi
islam dikenal dengan 5 prinsip dasar meliputi:
1. Prinsip keadilan
2. Prinsip keadilanPrinsip kesederhanaan
3. Prinsip kemurahan hati
4. Prinsip moralitas
Tujuan utama berkonsumsi dalam islam ialah untuk mencapai maslahah, maka konsumsi yang
dilakukan oleh seorang muslim seharusnya berorientasi untuk memberikan maslahah seoptima
mungkin. Selain daripada itu kegiatan mengkonsumsi barang dan jasa yang halal namun
bermanfaat juga dapat membawa kebajikan yang dapat memberikan berkah bagi konsumen.
Berkah akan diterima jikalau seluruh hal berikut dilakukan dalam konsumsi:
1. Mengkonsumsi barang yang halal.
2. Tidak berlebihan dalm mengkonsumsi suatu barang.
3. Berkonsumsi hanya untuk mendapatkan ridho Allah SWT.
Keputusan pembelian konsumen
(Schiffman, 2000) mendefinisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua
pilihan alternatif atau lebih. Selanjutnya (Juli Setiadi, 2003) mendefinisikan bahwa inti dari
pengambilan keputusan konsumen adalah proses penggabungan yang mengombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu
diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginan berperilaku. Keputusan pembelian menurut (Kotler, 2002) adalah suatu
tindakan yang diambil oleh konsumen untuk membentuk sebuah referensi diantara berbagai merek
dan membeli produk yang paling disukai. Proses yang digunakan konsumen untuk mengambil
keputusan membeli terdiri dari lima tahap menururt (Kotler, 2001) yaitu:
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber: diolah penulis, 2020


1. Pengenalan masalah
Pengenalan masalah : tahap awal dari proses pengambilan keputusan pembelian dimana
konsumen sedang mengenali masalahnya atau kebutuhannya.
2. Pencarian informasi
Konsumen yang telah tertarik kemungkinan akan mencari informasi sebanyak mungkin.
Apabila dorongan konsumen kuat dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan,
kemungkinan besar konsumen akan tetap membelinya. Sebaliknya, jika produk yang
diinginkan berada di luar jangkauan, meskipun konsumen mempunyai dorongan yang kuat,
konsumen mungkin akan menyimpannya dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber misalnya:
a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga
b. Sumber komersial: iklan
c. Sumber publik: media massa, organisasi
d. Sumber pengalaman: menggunakan produk
3. Evaluasi berbagai alternatif
Evaluasi berbagai alternatif yaitu tahap dimana konsumen menggunakan informasi untuk
mengevaluasi merk-merk alternatif dalam satu susunan pilihan.
4. Keputusan pembelian
Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian
sampai konsumen benar-benar membeli produk.
5. Perilaku pasca pembelian
Perilaku pasca pembelian merupakan tahap di mana konsumen mengambil tindakan lebih
lanjut setelah membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
Teori permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah komoditi yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan
tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu (Sugiarto.dkk,
2010). Faktor yang mempengaruhi permintaan seorang individu atau masyarakat terhadap suatu
komoditi yaitu:
a. Harga
b. Pendapatan
c. Harga barang lain yang berkaitan
d. Selera
e. Ekspektasi atau perkiraan mengenai masa mendatang
f. Jumlah penduduk
g. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
Hukum permintaan (The law of Demand) menyatakan “jika harga suatu barang naik, maka
jumlah output yang diminta akan turun, demikian pula sebaliknya jika harga suatu barang turun,
maka jumlah output yang diminta akan naik”. Dapat disimpulkan bahwa ketika harga suatu barang
naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti barang
tersebut (Barang subtitusi), dan sebaliknya ketika barang tersebut turun, maka konsumen akan
menambah jumlah pembelian pada barang tersebut. Hal ini sesuai dengan asumsi cateris paribus
(semua faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga dianggap konstan).
Gambar 2.1 Kurva permintaan

Dimana:
P: Harga
Q: Jumlah barang yang diminta
D: Permintaan
A: Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P1 dan Q1
B: Permintaan yang terbentuk dari pertemuan P2 dan Q2
Sumber: Diolah penulis, 2020
Teori Halal awareness
Kesadaran halal adalah tingkat pemahaman yang dimiliki umat Islam dalam mengetahui isu-isu
yang berkaitan dengan konsep Halal. Pengetahuan tersebut termasuk memahami tindakan apa saja
yang sah untuk dilakukan dan bagaimana proses produksi suatu produk menurut standar halal
Islam (Shaari, J.A.N., and Mohd Arifin, 2010). Dengan mengutamakan konsep halal dalam
mengkonsumsi makanan dan minuman halal, konsumen cenderung akan lebih teliti dalam
pemilihan produk artinya umat muslim telah paham tentang apa itu halal, proses halal, dan prinsip
halal.
Indikator dari halal awareness menurut (Shaari dan Arifin, 2010, Serta Yunuz dkk, 2014 )
adalah sebagai berikut:
1. Bahan baku halal
2. Kewajiban agama
3. Proses produksi
4. Kebersihan produk
5. Pengetahuan produk halal internasional
Definisi E-commerce
E-commerce menurut pendapat (Kotler, 2012) adalah saluran online yang bisa dijangkau
penggunanya melalui media komputer, atau saluran yang digunakan oeh pebisnis dalam
melakukan aktifitas bisnisnya dan saluran yang digunakan oleh konsumen dalam rangka untuk
mendapatkan informasi melalui bantuan komputer yang dalam prosesnya diawali dengan
pememberian jasa informasi kepada konsumen dalam menentukan pilihan. Menurut (Kotler, 2012)
jenis e-commerce berdasarkan karakteristinya yaitu:
1. Business to business (B2B)
2. Business to consumer (B2C)
3. Consumer to Consumer (C2C)
4. Consumer to Business (C2B)
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik hipotesis sementara yaitu:
H1: Variabel harga (X1) diduga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
kosmetik impor di sociolla pada mahasiswa Universitas Brawijaya.
H2: Variabel pendapatan (X2) diduga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian
kosmetik impor di sociolla pada mahasiswa Universitas Brawijaya.
H3: Variabel halal awareness (X3) diduga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan
pembelian kosmetik impor di sociolla pada mahasiswa Universitas Brawijaya.

C. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian
Menurut pendekatannya, penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Pendekatan
kuantitatif merupakan pendekatan yang menguji antara teori objektif dengan hubungan antar
variabel (Creswell, 2014). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2013), pendekatan kuantitatif adalah
penelitian dengan memngumpulkan data yang berbentuk angka atau mengolah data kualitatif
menjadi berbentuk angkak. Analisis data pada penelitian ini bersifat kuantitatif atau statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Hasil penelitian diperoleh dari hasil
perhitungan indikator variabel penelitian untuk selanjutnya dapat diuraikan secara tertulis
(Mardalis, 2014). Hal tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap keputusan konsumen dalam membeli
kosmetik impor dalam e-commerse Sociolla.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Universitas Brawijaya. Pemilihan Universitas
Brawijaya sebagai tempat penelitian karena jumlah mahasiswa Universitas Brawijaya yang terus
bertambah karena adanya penambahan mahasiswa setiap tahunnya. Hal ini memungkinkan
masuknya pengaruh gaya hidup atau budaya baru sehingga mempengaruhi berbagai aspek salah
satunya konsumsi kosmetik dikarenakan penduduk wanita lebih banyak dan adanya jumlah toko
khusus kosmetik yang menyediakan brand lokal dan asing. Waktu Penelitian dimulai pada bulan
Juli 2020 sampai dengan terpenuhinya jumlah sampel yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
penelitian.
Jenis dan sumber data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Menurut
(Sugiyono, 2016) data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau
lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data primer dengan memberikan kuesioner
kepada Mahasiswa aktif Universitas Brawijaya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur
kepustakaan seperti buku, artikel, serta sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data
sekunder di penelitian ini bersifat sebagai data pendukung. Sumber data primer dalam penelitian
ini diperoleh dari jawaban responden yang membeli kosmetik impor maupun pernah mengakses
situs resmi e-commerse Sociolla. Data sekunder dari penelitian berasal dari situs web dan
penelitian terdahulu. Sumber data lain diperoleh dari pengkajian pustaka, dan informasi
pendukung seperti media cetak dan elektronik.
Instrumen Penelitian
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menyebarkan kuesioner
secara langsung kepada responden untuk memperoleh data primer. Menurut (Arikunto, 2002),
kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah disusun berdasarkan indikator yang
digunakan untuk mendapatkan sejumlah informasi dari responden. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan presepsi seseorang mengenai fenomena sosial. Dalam skala likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan dalam bentuk indikator variabel. Peneliti menggunakan jenis instrument angket atau
kuesioner dengan pemberian skor pada masing-masing indikator setiap variabel yang digunakan.
Selanjutnya, kuesioner dibagikan kepada 100 mahasiswa Universitas Brawijaya yang pernah
mengakses situs resmi e-commerse Sociolla maupun yang pernah melakukan pembelian kosmetik
di e-commerse Sociolla. Penelitian ini seluruh variabelnya dinyatakan dalam bentuk angka dengan
indikator penilaiannya sebagai berikut:
Tabel 1. Model Skala Likert
Simbol Alternatif jawaban Nilai
SS Sangat sejutu 4
S Setuju 3
TS Tidak setuju 2
STS Sangat tidak setuju 1
Sumber: Sugiyono, 2016
Populasi dan sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Universitas Brawijaya
yang berjumlah 60.492 orang. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel yang diambil dari sebagian populasi yang telah ditentukan, yaitu sebagian Mahasiswa
Universitas Brawijaya yang pada tahun 2020 masih berstatus sebagai mahasiswa aktif. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah sistem non-probability sampling, yaitu voluntary
sampling yang merupakan teknik atau bentuk baru dari sistem non-probability sampling dimana
pengambilan sampel ini terdiri dari responden yang secara sukarela bersedia serta memenuhi
syarat untuk memberikan pendapat berdasarkan topik yang disukai dalam sebuah penelitian
(Murairwa, 2020).
Metode Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis regresi logistik. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan program pengolah data IBM SPSS Statistics 24. Uji intrumen penelitian yang akan
dilakukan melalui program SPSS sebagai berikut:
1) Uji Instumen data
1. Uji Validitas : Uji validitas digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Kuisioner
dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu menggambarkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Bawono, 2006). Dikatakan valid apabila r hitung ≥ r
tabel (signifikansi : 5%).
2. Uji Reliabilitas : Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur pada
kuesioner. Uji reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach‟s Alpha, jika nilai Cronbach‟s Alpha ≥
0,6 maka hasil kuesioner tersebut reliabel (konsisten). (Bawono, 2006).
2) Method Of Successive Interval (MSI)
Pada penelitian ini data variabel independen dalam bentuk skala ordinal, agar analisa dapat
dilaksanakan, maka data tersebut harus ditransformasikan menjadi skala interval menggunakan
method of successive interval (MSI).
3) Analisis Regresi Logit
Regresi logit adalah teknik statistika yang digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk
menguji hubungan antar variabel yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen)
dimana variabel dependen berupa variabel kategorikal sedangkan variabel independen dapat
bersifat kontinyus maupun kategorikal (Gudono, 2012).
Model logit dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Gundono, 2012):
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + μi
Dimana:
Y = keputusan pembelian produk kosmetik impor pada e-commerse Sosiolla
Y = 0 untuk konsumen yang tidak membeli produk kosmetik impor pada e-commerse Sociolla
Y = 1 untuk konsumen yang membeli produk kosmetik impor pada e-commerse Sociolla
α = Konstanta
β1 - β4 = Koefisien regresi
X1 = Faktor harga
X2 = Faktor Pendapatan
X3 = Faktor Halal Awareness
μi = Galat stokastik.
1. Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemoshow’s Goodness of Fit Test)
Model ini digunakan untuk menguji hipotesis nol dari data empiris apakah sudah cocok
atau sesuai dengan model artinya, tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model
dapat dikatakan fit dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow‟s Goodness of Fit Test.. Model
dikatakan sesuai apabila nilai signifikansi Hosmer and Lemeshow < α, artinya terdapat perbedaan
signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena
model tidak dapat memperbaiki nilai observasinya.
2. Uji Keseluruh Model (Overall Model Fit)
Uji Keseluruh Model dapat dilihat dari hasil perbandingan antara -2LL awal dengan -2LL
akhir. Jika hasil -2LL awal dengan -2LL akhir terjadi penurunan berarti model regresi lebih baik
atau model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2007).
3. Goodness of Fit (R2)
Uji goodness of fit dilakukan untuk mengukur tingkat ketepatan atau kecocokan dari regresi
yang dipakai atau untuk mengetahui kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel
terikat. Besar nilai R2 diketahui melalui nilai “Negelkerke R Square” pada tabel Model Summary.
4. Uji Signfikansi Simultan
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seluruh variabel independen yang ada di dalam regresi
logit dapat berpengaruh secara simultan dalam mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai
signifikansi Chi Square < nilai signifikansi, maka variabel independen secara simultan dapat
mempengaruhi variabel dependen.
5. Uji Signifikansi Individual
Digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat secara parsial dengan cara membandingkan nilai signifikansi (p-value) dengan α = 5%. Jika
p-value < α, artinya hipotesis diterima atau secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil Analisis Data
1. Uji Kelayakan Model Regresi
Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 2 Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,049 7 0,957
Sumber: data primer diolah, 2020
Berdasarkan hasil pada Tabel 2 di atas, pengujian menunjukkan nilai Chi-square sebesar
2,049 dengan signifikansi (p) sebesar 0,957 sehingga menerima H0. Berdasarkan hasil tersebut, nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa uji regresi logistik dapat diterima
dan pengujian hipotesis dapat menjelaskan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen.
2. Uji “Log Likelihood” (Overall Model Fit)
Tabel berikut menunjukkan hasil perbandingan antara -2LL awal dengan - 2LL akhir.
Tabel 3 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan Nilai -2LL Akhir
-2LL Nilai
Awal (blok 0) 87,934
Akhir (blok 1) 41,375
Sumber: data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 3 di atas, terjadi penurunan likelihood (-2LL) yang menunjukkan model
regresi yang dihipotesiskan fit dengan data.
Adapun hasil probabilitas masing-masing responden dan distribusi hasil peluang untuk
menunjukan kecenderungan variabel sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Probabilitas Variabel
Classification Tablea
Predicted
Observed Y
Percentage Correct
Tidak Membeli Membeli
Y Tidak Membeli 12 4 75
Step 1 Membeli 6 78 92,9
Overall Percentage 90
b. The cut value is .500
Sumber: data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 100 sampel, terdapat 16 responden yang memilih
tidak membeli, setelah diprediksi menggunakan analisis regresi logistik terdapat 4 responden yang
berpindah menjadi membeli atau sebesar 75%. Kemudian dari 84 responden yang membeli setelah
diprediksi terdapat 6 responden yang memutuskan beralih menjadi tidak membeli atau sebesar
92,9%. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka secara umum model yang diperoleh dapat
diandalkan dalam memprediksi para responden sebesar 90%.
3. Koefisien Determinasi R2
Nilai koefesien determinasi pada model regresi logistik besarannya ditunjukkan oleh nilai
Nagelkerke R Square.
Tabel 5 Nagelkerke R Square
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 41,375 0,372 0,636
Sumber: data primer diolah, 2020
Berdasarkan hasil tabel 5 diperoleh nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,636 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 63,6%,
sedangkan sisanya sebesar 36,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel bebas memberikan banyak pengaruh terhadap variabel terikat.
4. Uji Hipotesis
Adapun hasil pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan nilai Omnibus Test
of Model Coefficients yaitu nilai peluang chi square hitung dengan nilai alpha 5% (0,05).
Tabel 6 Hasil Uji Simultan
Chi-square Df Sig.
Step 46,559 3 0,000
Step 1
Block 46,559 3 0,000
Model 46,559 3 0,000
Sumber: data primer diolah, 2020

Pada tabel 6 diperoleh nilai peluang chi square 0,000 ≤ α 0,05 perhitungan ini menunjukkan
bahwa variabel harga, pendapatan, dan halal awareness berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap preferennsi konsumen dalam keputusan pembelian produk kosmetik impor atau hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini terbukti diterima.
5. Uji Wald
Tabel 7 Hasil Uji Wald
Variabel bebas B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
X1 1,456 0,502 8,403 1 0,004 4,287
X2 2,429 0,917 7,018 1 0,008 11,347
X3 3,096 1,018 9,252 1 0,002 22,115
Constant -23,172 7,171 10,441 1 0,001 0,000
Sumber: data primer diolah, 2020
Berdasarkan tabel 7 di atas, hasil pengujian menghasilkan model regresi sebagai berikut:
Y= -23,172+ 1,456 X1 + 2,429 X2 + 3,096 X3
Berdasarkan model regresi yang terbentuk, maka hasil pengujian terhadap hipotesis yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel harga (X1) menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 1,456 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,004. Signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 artinya menolak
H0. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel harga
terhadap keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerse Sociolla.
2. Variabel pendapatan (X2) menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 2,429 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,008. Signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 artinya menolak
H0. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
pendapatan terhadap keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerse Sociolla.
3. Variabel halal awareness (X3) menghasilkan koefisien regresi positif sebesar 3,096 dengan
nilai signifikansi sebesar 0,002. Signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 artinya
menolak H0. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
halal awareness terhadap keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerse Sociolla.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat dikatakan bahwa variabel
harga (X1), variabel pendapatan (X2), dan Variabel halal awareness (X3) berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerce Sociolla. Kemampuan
variabel harga (X1), variabel pendapatan (X2), dan Variabel halal awareness (X3) dalam
menjelaskan keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerce Sociolla adalah 63,6%.
Sedangkan 36,4% sisanya adalah faktor lainnya yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerce Sociolla yang tidak disebutkan dalam
penelitian ini.
Sedangkan pengaruh variabel bebas terhadap keputusan pembelian kosmetik impor pada e-
commerse Sociolla adalah:
1. Pengaruh Harga (X1) Terhadap Keputusan Pembelian Kosumen dalam Keputusan
Pembelian Produk Kosmetik Impor pada E-commerse Sociolla (Y)
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh suatu produk
(Mandey, 2013). Hasil uji variabel harga produk menghasilkan koefisien regresi sebesar 1,456
dengan signifikansi (p) sebesar 0,004 dimana nilai tersebut lebih keil dari α = 5% maka hal ini
berarti bahwa hipotesis H0 ditolak. Artinya variabel harga produk memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik impor pada e-commerse Sociolla. Variabel harga
(X1) berpengaruh secara positif, maksudnya adalah semakin sesuai harga yang diberikan pada
produk kosmetik impor, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian yang akan diambil
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Fatimah,
2017), yang menelititi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di
era digital yaitu harga, iklan, lifestyle, dan lokasi. Di dalam penelitian tersebut faktor harga, iklan,
lifestyle, dan lokasi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputuan pembelian konsumen di
Era Digital. Dalam hal harga konsumen cenderung menjadikannya sebagai patokan dalam mengukur
kualitas suatu barang, artinya dengan harga yang sesuai dengan kualitas maka produk tersebut dapat
bersaing dan produk yang memberikan harga sesuai dengan harga pasar maka kemungkinan besar
akan diterima oleh konsumen sehingga berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen di era
digital.
Bersumber hasil penelitian dan penelitian terdahulu, maka dapat diambil garis besar
bahwasannya harga yang dicantumkan atau harga yang tertera pada produk dapat mempengaruhi
konsumen dalam menentukan keputusan membeli produk kosmetik impor. Sebagaima pemaparan
pada teori permintaan dimana hukum permintaan berbunyi “jika harga barang mengalami kenaikan
maka, jumlah barang yang diminta secara tidak langsung akan mengalami penurunan. Sebaliknya,
jika harga suatu barang mengalami penurunan, maka jumlah barang yang diminta secara tidak
langsung akan mengalami penambahan” (Sukirno, 2009). Maka faktor harga mempunyai peranan
yang cukup kuat sebagai tolak ukur permintaan terhadap suatu produk bagi konsumen dimana
konsumen cenderung memilih membeli produk yang dirasa mempunyai harga yang paling ekonomis
sesuai dengan preferensinya
2. Pengaruh Pendapatan (X2) Terhadap Keputusan Pembelian Kosumen dalam Keputusan
Pembelian Produk Kosmetik Impor pada E-commerse Sociolla (Y)
Menurut ridwan (2004) Pendapatan dalam ilmu ekonomi adalah hasil yang diterima, baik berupa
uang maupun yang lainnya atas penggunaan kekayaan (jasa manusia). Hasil uji variabel
pendapatan menghasilkan koefisien regresi sebesar 2,429 dengan signifikansi (p) sebesar 0,008
dimana nilai tersebut lebih keil dari α = 5% maka hal ini berarti bahwa hipotesis H0 ditolak. Artinya
variabel pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik
impor pada e-ommerse Sociolla. Variabel pendapatan (X2) berpengaruh secara positif, maksudnya
adalah semakin tinggi pendapatan yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan
pembelian yang akan diambil konsumen dalam mengambil keputusan pembelian pada produk
kosmetik impor.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Sitama and
Cahyono, 2019) yang menelititi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian kosmetik halal. Dalam penelitian tersebut, faktor yang
diteliti antara lain adalah faltor harga, pendapatan, halal, manfaat, skala prioritas, dan persepsi
perasaan boros, secara parsial berpengaruh terhadap penilaian dalam memutuskan melakukan
pembelian kosmetik halal. Dalam hal pendapatan, konsumen mempertimbangkan dalam membeli
produk kosmetik lebih banyak ketikan mempunyai pendapatan yang lebih tinggi.
Bersumber hasil penelitian dan penelitian terdahulu, maka dapat diambil garis besar
bahwasannya pendapatan yang diterima konsumen mempengaruhi perilaku konsumen dalam
menentukan keputusan pembelian produk kosmetik impor. Besar kecilnya pendapatan sangat
mempengaruhi jumlah pengeluaran dan pola konsumsi sesorang. Sesorang yang memiliki
pendapatan yang tinggi maka pola konsumsi menjadi tinggi juga, dan sebaliknya seseorang yang
tingkat pendapatannya rendah biasanya pola konsumsinya juga rendah.
3. Pengaruh Halal Awareness (X3) Terhadap Keputusan Pembelian Kosumen dalam
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Impor pada E-commerse Sociolla (Y)
Kesadaran halal adalah besarnya pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen Muslim untuk
menemukan serta mengkonsumsi produk halal sesuai dengan syariat Islam (Shaari & Arifin, 2010).
Hasil uji variabel halal awareness menghasilkan koefisien regresi sebesar 3,096 dengan besar
signifikansi (p) sebesar 0,002 dimana nilai tersebut lebih keil dari α = 5% maka dapat dikatakan
bahwa hipotesis H0 ditolak. Artinya variabel halal awareness memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan membeli produk kosmetik impor pada e-commerse Sociolla. Variabel halal
awareness (X3) berpengaruh secara positif, maksudnya adalah semakin halal produk kosmetik impor
yang dijual, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian yang akan diambil konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Mohamad
Parhan and Risyawati, 2015), yang menelititi tentang tingkat kesadaran halal pada konsumen
muslim dan konsumen non muslim di Malaysia. Dalam penelitian ini tujuan utama yang inigin
diketahui adalah seberapa besar pemahaman remaja di Malaysia memahami konsep dan teori
tentang halal. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel halal awareness memiliki
hasil yang cukup tinggi dilihat berdasarkan rata-ratanya yaitu sebesar 4,66. Kemudian penelitian
yang dilakukan oleh (Yunus et al., 2014), yang berjudul Muslim's Purchase Intention towards Non-
Muslim's Halal Packaged Food Manufacturer. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil bahwa
variabel kesadaran halal dan bahan produk berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan untuk
membeli produk makanan kemasan halal non-muslim. Sedangkan variabel merk muslim tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap keinginan untuk membeli produk makanan kemasan halal
non-muslim.
Bersumber hasil penelitian dan penelitian terdahulu, maka dapat diambil garis besar
bahwasannya halal awareness dapat mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan
pembelian produk kosmetik impor. Seorang konsumen tentunya selain menginginkan produk
kosmetik yang aman dan baik untuk kulit terntunya mengaharapkan produk yang halal untuk
dikonsumsi. Bagi seorang muslim mengkonsumsi barang yang halal adalah suatu kewajiban.
Sehingga konsumen diharuskan untuk mempunyai kesadaran halal yang tinggi mengenai produk
apapun yang akan dikonsumsi. Maka, ketika kesadaran mengkonsumsi produk halal seseorang
tinggi, konsumen cenderung lebih selektif dan berhati-hati ketika memilih produk dengan memilih
produk yang sudah terjamin halalnya (di Indonesia produk yang sudah dijamin halal mempunyai
label halal yang sudah diberikan oleh lembaga resmi yaitu MUI).

E. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
logistik, maka dapat diketahui bahwa:
1. Secara simultan maupun parsial variabel harga, pendapatan dan hahal awareness mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian kosmetik impor di e-commerce
Sociolla pada mahasiswa Universitas Brawijaya.
2. Variabel harga produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
kosmetik impor pada e-commerse Sociolla dengan signifikansi (p) sebesar 0,004 artinya,
semakin sesuai harga yang diberikan pada produk kosmetik impor, maka semakin besar tingkat
keputusan pembelian yang akan diambil konsumen.
3. Variabel pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian
kosmetik impor pada e-commerse Sociolla dengan signifikansi (p) sebesar 0,008. Variabel
pendapatan (X2) berpengaruh secara positif, maksudnya adalah semakin tinggi pendapatan
yang diperoleh, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian yang akan diambil
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian pada produk kosmetik impor.
4. Variabel halal awareness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan membeli
produk kosmetik impor pada e-commerse Sociolla dengan besar signifikansi (p) sebesar 0,002.
Variabel halal awareness (X3) berpengaruh secara positif, maksudnya adalah semakin halal
produk kosmetik impor yang dijual, maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian
yang akan diambil konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Untuk konsumen hendaknya dalam melakukan keputusan pembelian selalu
mempertimbangkan faktor-faktor pada penelitian ini. Seperti kesusain harga produk dengan
kualitas dan manfaat yang akan diterima, kesesuaian harga produk dengan besarnya
pendapatan yang dimiliki serta kesesuain antara unsur dari produk tersebut dengan prinsip
konsumsi dalam islam.
2. Untuk perusahaan atau importir sebaiknya mempertimbangkan faktor yang telah diteliti dalam
penelitian ini, khususnya faktor halal awareness karena saat ini konsumen muslim cenderung
mempertimbangkan aspek halal dalam melakukan konsumsi.
3. Selain itu untuk perusahaan atau importir sebaiknya sebelum memasarkan produknya
hendaknya mendaftarkan produknya di lembaga yang menjamin kehalalan produk tersebut
seperti lembaga MUI atau lembaga terkait yang dikelola pemerintah.
4. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya menoba menggunakan variabel pendapatan berupa
jumlah pendapatan yang diperoleh responden setiap bulannya agar dapat mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh jumlah pendapatan dengan keputusan pembelian produk kosmetik impor
secara lebih baik lagi.
5. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan sampel dengan indikator dan karakteristik yang lebih luas seperti
membandingkan pola perilaku konsumsi pada responden berdasarkan tempat tinggal ataupun
lingkungan seperti lingkungan umum dengan pondok pesantren.

Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2002) Metodologi Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Bawono, A. (2006) Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN. Salatiga Press.
Creswell, J. W. (2014) Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Fatimah, F. (2017) „Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di era
digital ( Studi Kasus pada Ritel Tradisional di Desa Balung Lor Balung Jember )‟, 3(1),
pp. 31–46.
Febriani dan Dewi (2019) Perilaku Konsumen di Era Digital (Beserta Studi kasus). pertama.
Malang: UB PRESS.
Ghozali, I. (2007) Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Keti. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Juli Setiadi, N. (2003) Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Kencana Prenanda Media.
Kotler, philip (2002) Manajemen Pemasaran. Edisi Mill. Jakarta: PT Prenhallindo.
Kotler, P. (2008) Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. and G. A. (2001) Prinsip-prinsip pemasaran. Edisi kedu. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P. and G. A. (2012) Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13 j. Jakarta: Erlangga.
Murairwa, S. (2020) „ISSN : 2278-6236‟, (February 2015).
Paramitha, M. P. and Hasib, F. F. (2014) „JESTT Vol. 1 No. 6 Juni 2014‟, 1(6), pp. 379–392.
Sangaji, E. mamangi and S. (2013) Perilaku konsumen Pendekatan praktis disertai himpunan
jurnal penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Schiffman, L. dan L. L. K. (2000) Perilaku Konsumen. Edisi ke T. Jakarta: PT. Indeks.
Shaari, J.A.N., and Mohd Arifin, N. S. (2010) „Dimension of halal purchase intention:
Apreliminary study‟, International Review of Business Research Papers, Vol. 6, No, pp.
444–456.
Sugiarto.dkk (2010) Ekonomi Mikro : Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiyono (2013) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono (2016) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.
Sumar‟in (2013) Ekonomi Islam : Sebuah pendekatan ekonomi mikro perspektif Islam.
Yogyakarta.: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai