Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH GAYA HIDUP KONSUMEN DAN PENDAPATAN DALAM

KEPUTUSAN PEMBELIAN DI UD. AL AMIN JAYA PALENGAAN PAMAKASAN

PROPOSAL

OLEH :
MATNISAM

2017210018

PRODI STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masyarakat Indonesia mulai bangkit seiring dengan dunia globalisasi. Menjamurnya
berbagai macam peralatan bangunan baik di dunia marketplace dan di toko offline
menjadikan barang bangunan menjadi salah satu barang yang cari masyarakat. Mudahnya
persedian barang bangunan menjadikan masyarakat disuguhkan semuanya dengan mudah dan
hanya mempertimbangkan pendapatannya. Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan
ekonomi maka harus dilakukan melalui pembangunan menyeluruh, maka akan mewujudkan
masyarakat yang sejahtera dan berimbang.
Apabila ditarik melalui sudut pandang para pebisnis atau pelaku usaha adanya
perubahan gaya hidup tersebut merupakan suatu hal yang potensial. Menurut Wibowo &
Riyadi (2017), Apalagi senantiasa memilikihubungan timbal-balik dengan orang lain. Begitu
pula seorang konsumen dalam kegiatan konsumsi, pola konsumsi seseorang sedikit banyak
dipengaruhi oleh lingkungan pergaulan atau circle pertemanannya karena seringnya
berkumpul atau aktivitas bersama. gaya hidup merupakan refleksi atas cara individu dalam
segala aktivitasnya yang berkaitan dengan kegemaran, ketertarikan, pendapat khususnya citra
diri yang semakin dinamis mengikuti berkembangnya zaman. Ini berarti seseorang berhak
mengatur segala sesuatu dalam hidup sesuai dengan rencananya, baik dengan mengikuti arus
atau trend yang ada maupun disesuaikan kapasitas dirinya. Dampak dari perubahan cara
hidup, pola konsumsi dan caranya berinteraksi dengan sekitar menjadi fenomena menarik
terhadap seseorang dalam memilih toko bangunan untuk kebutuhan membangun (Pratama &
Salim, 2017). Sehingga tergantung pada pilihan dan selera masing-masing individu. Terlepas
dari perubahan perilaku konsumen terkait gaya hidup karena padatnya jadwal aktivitas yang
ada, hal yang mendasar adalah konsep dari gaya hidup itu sendiri. Cara individu untuk hidup,
menghabiskan uang, serta mengatur waktu dalam hidupnya (Wibowo & Riyadi, 2017)
Menurut Novia (2010) mengungkapkan bahwa dalam kehidupan sehari hari kita dapat
menerapkan gaya hidup tanpa harus menjelaskan apa yang kita maksud, dan mungkin sulit
untuk menemukan gambaran mengenai hal-hal tentang gaya hidup. Oleh karena itu, gaya
hidup membantu dan memahami apa yang orang lain lakukan dan alasan mereka
melakukannya. Gaya hidup memiliki keterkaitan dengan membentuk citra (image) di mata
orang lain tentang dirinya, berkaitan dengan status sosial yang dimilikinya (Sunastiko, 2013).
Gaya hidup seseorang saat ini sedang mengalami perubahan, seperti meningkatnya aktivitas
kehidupan sosial, sehingga sering kali menghabiskan waktu diluar bersama anggota dan
komunitas sosial mereka.
Kejelian konsumen dalam memilih beragam produk yang ditawarkan
dimana perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat
keputusan pembelian serta bagaimana konsumen menggunakan dan membuang
barang dan jasa yang dibeli yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian dan penggunaaan produk, informasi yang diperoleh
mengenai suatu produk digunakan konsumen untuk memilih berbagai alternatif
produk yang ada. Konsumen selalu menentukan pilihan berdasarkan
pertimbangan tertentu sehingga antara konsumen yang satu dan konsumen yang
lainnya belum tentu akan memilih produk yang sama, disinilah dibutuhkan
kejelian konsumen dalam penentuan keputusan produk mana yang akan dipilih
dengan tetap mempertimbangkan manfaat yang akan diperoleh dari produk
tersebut sehingga keputusan yang diambil konsumen merupakan proses
pembelian dimana individu menentukan keputusan untuk melanjutkan atau
tidak melanjutkan pembelian suatu barang atau jasa (Kotler, 2002:234).
Melihat fakta lapangan UD. Al Amin Jaya Palengaan Pamakasan banyak pembeli
yang membeli di took banguna al amin jaya itu orang yan kelas ekonomi diatas rata rata dan
jarang menjumpai kalangan bahwa sehingga belanja di toko Al Amin jaya itu menjadi
pembelanja yang suatu tren yang hebat karna belanja ditoko yanv elit meski hanya belanja
peralatan poembangunan rumah yang di took mana pun sama tapi yang menjadi pembeda
adalah tempat dan pelayanan yang memuaskan terhadap konsumin sedangakan barang yang
ada di took Al Amin Jaya barang- barang yang bagus dan berkualitas sehingga pendapatan
seseorang menjadi tolak ukur dalam pembelian ditoko tersebut karna terkenal took yang
kualitasnya bagus dan barang bangunannya banguna nelit.

Hasil penelitian Media Mahardhika (2020) “Analisis Faktor Pendapatan Dan Gaya
Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Barang Elektronik Pada Ud. Dewi Sri Elektronik
Lamongan” Yang mengahsilkan bahwa variabel pendapatan dan gaya hidup secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian elektronik di UD. Dewi Sri Lamongan.
Secara parsial baik variabel pendapatan maupun gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan
pembelian barang elektronik di UD. Dewi Sri Lamongan.
Hasil penelitian Meilawati Indra Pratiwi dan Finisica Dwijayati Patrikha (2021)
“Pengaruh Gaya Hidup, Harga Dan Influencer Terhadap Keputusan Pembelian Di Rumah
Makan Se’i Sapiku Surabaya” menghasilkan bahwa variabel Gaya hidup mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian di rumah makan Se’i Sapiku
Surabaya. Dan jugak hasil penelitian variabel Gaya hidup, harga, dan influencer mempunyai
pengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian di rumah makan Se’i Sapiku
Surabaya. Dari penelitian Relefan diatas maka peneliti akan menelti pula tentanag gaya hidup
dan pendapatan dalam keputusan pembeli.

UD. Al Amin Jaya Palengaan Pamakasan merupakan perusahaan yang bergerak


dibidang toko dan lain-lainya. Dalam mendapatkan konsumen UD. Al Amin Jaya Palengaan
Pamakasan memebrikan kualitas dengan harga yang terjangkau sehingga bisa bersaing
dengan took bangunan yang. Namun berdasarkan surve peneliti menemukan adanya indikasi
kurang maksimal dalam hal gaya hidup konsumen dan pendapatan, Berdasarkan hasil survey
yang dilakukan peneliti menemukan kolompok gaya hidup dan pendapatan terhadap
keputusan pembeli.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Gaya Hidup Konsumen Dan Pendapatan Dalam Keputusan Pembelian Di UD. Al
Amin Jaya Palengaan Pamakasan”

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah gaya hidup Konsumen berpengaruh terhadap dalam keputusan pembelian?
2. Apakah pendapatan berpengaruh berhadap dalam keputusan pembelian?
3. apakah gaya hidup dan pendapatan berpengaruh secara simultan terhadap keputusan
pemebelian.
3. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian.
2. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan terhadap keputusan pembelian
3. Untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan pendapatan secara simultan terhadap
keputusan pembelian
4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktek, adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sabagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian dapat memberikan refrensi dan sumbangsi pemikiran bagi
semua pihak yang berkepentingan dalam rangka mengembangkan ilmu dibidang
manajemen pada umumnya serta manajemen SDM khususnya Pengaruh Gaya Hidup
Konsumen Dan Pendapatan Dalam Keputusan Pembelian.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi UD. Al Amin Jaya
Palengaan Pamakasan dalam meningkatkan keputusan pembeli melalui Gaya Hidup
Konsumen Dan Pendapatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENELITIAN TERDAHULU
a. Maryati (2011), dalam penelitian mengenai Pengaruh pendapatan, gaya hidup dan konsep
diri terhadap keputusan pembelian produk prabayar simpati di Kebumen. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti empiris pengaruh pendapatan,
gaya hidup dan konsep diri terhadap keputusan pembelian produk prabayar simPATI di
kebumen. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna produk prabayar simPATI di
Kebumen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
Purposive Sampling dengan sampel sebanyak 100 orang. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan menggunakan SPSS versi 16 diketahui bahwa Pendapatan secara signifikan
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian dengan taraf signifikasi P value
0.006 < 0.05. Gaya hidup secara signifikan berpengaruh secara positif terhadap keputusan
pembelian dengan taraf signifikasi P value 0.004 < 0.05. Konsep diri secara signifikan
berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian dengan taraf signifikasi P value
0.000 < 0.05. Sehingga penelitian ini memberikan hasil yang mendukung hipotesis.
b. Penelitian Anissa Budi Utami & Fortuna Zain Hamid dan Mawarta O.S (2015) “Pengaruh
Harga, Pendapatan Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Di D’kranji
Residence Tahap Ii Bekasi Barat “ dengan hasil penelitian Bahwa Keputusan pembelian
dipengaruhi variabel pendapatan dengan diperoleh koefiensi variabel sebesar 0,289 yang
menunjukkan pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,019. Dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa responden menilai pendapatan mereka adalah cukup baik. Hal tersebut
berarti pendapatan adalah salah satu faktor untuk terciptanya keputusan pembelian rumah
D’Kranji Residence Tahap II.
c. Penelitian Izzatul Ulyah (2019) “Pengaruh Gaya Hidup Dan Kelompok Acuan Terhadap
Keputusan Pembelian Dengan Pendapatan Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Konsumen
Warkop Radja Di Kabupaten Gowa” Dengan hasil penelitian bahwa sanya gaya hidup
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen sedangan
pendapatan dapat memoderasi pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian
konsumen, artinya semakin tinggi pendapatan maka semakin tinggi pula tingkat gaya
hidup dan keputusan pembelian konsumen juga akan semakin meningkat.
d. Penelitian Laily Muzdalifah, S.Pd., M.M & Moch. Imam Syafi’I (2020 ) “Pengaruh
Pendapatan Dan Motivasi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pkl Di Jalan
Gading Fajar Pada Masa Pandemi Covid-19” Dengan hasil penelitian variabel pendapatan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Untuk variabel motivasi konsumen
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Untuk pengujian
secara simultan diketahui bahwa pendapatan dan motivasi konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian.
e. Penelitian Imam Tresno & Edy Kemal Farouq dkk (2020) “Analisis Faktor Pendapatan
Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Barang Elektronik Pada Ud. Dewi Sri
Elektronik Lamongan” Dengan hasil penelitian bahwa secara parsial tingkat gaya hidup
berpengaruh secara produktivitas terhadap keputusan pembelian,.Gaya hidup merupakan
aktivitas seperti hal nya orang bekerja, dan gaya hidup seseorang juga akan mempengaruhi
pilihan terhadap suatu barang yang akan di beli, sehinggah konsumen akan melakukan
keputusan pembelian barang yang di butuhkan oleh konsumen UD.Dewi Sri Elektronik
Lamongan
f. Penelitian Darma Manalu & Johanna Roshinta (2021) “Pengaruh Gaya Hidup Dan
Pendapatan Terhadap Keputusan Pembelian Starbucks Coffee Di Center Point Medan”
Dengan hasil penelitian pengaruh positif dan signifikan pada variabel pendapatan terhadap
keputusan pembelian Starbucks Coffee di Center Point Medan. Hal ini dapat dilihat dari
hasil pengujian diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05 atau t hitung 5,718 > t tabel 1,661.
Dan Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara simultan pada variabel gaya hidup
dan pendapatan terhadap keputusan pembelian Starbucks Coffee di Center Point Medan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikan X1 dan X2 0,000 < 0,05
dan nilai F hitung 83,605 > F tabel 3,09. Sedangkan nilai Koefisien Determinasi (R)
sebesar 0,635 menunjukan bahwa variable keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh
variabel gaya hidup dan pendapatan sebesar 63,5%. Sedangkan sisanya sebesar 36,5%
dijelaskan oleh variabel lain seperti variabel harga, citra merek, dll.
2. LANDASAN TEORI
Teori itu sebagai rujukan yang bisa mendukung terhadap pengembangan pada
peneliti, dengan sebab ini peneliti memberikan teori dari setiap vareabel yang sudah ada
menurut para ahli.
2.1 GAYA HIDUP
Konsep mengenai gaya hidup pertama kali diperkenalkan oleh Adler. Adler
mengatakan bahwa gaya hidup merupakan prinsip-prinsip idiografik yang dapat
digunakan seseorang sebagai landasan untuk memahami tingkah laku dan keunikan
individu yang akan melatar belakangi sifat khas yang dimilikinya. Gaya hidup
didefinisikan bagaimana seseorang hidup, termasuk bagaimana seseorang menggunakan
uang, waktunya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat dan pendapat (Prasetijo
dan Ihalauw, 2005; Kasali, 2001; Habibi, 2007; Mandey, 2009).
Gaya Hidup merupakan perilaku yang mencerminkan masalah apa yang
sebenarnya ada di dalam alam pikir seseorang yang cenderung berbaur dengan berbagai
hal terkait dengan masalah emosi dan psikologis. Gaya hidup berperan penting dalam
melakukan suatu pembelian. Menurut Kotler (2011) mengungkapkan bahwa gaya hidup
seseorang merupakan pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang
dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Oleh karena
itu, gaya hidup dapat membantu dan memahami apa yang orang lain lakukan, dan
mengapa mereka melakukannya. Gaya hidup memiliki keterkaitan dengan membentuk
image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk
membentuk image dibutuhkan simbolsimbol tertentu yang sangat berperan dalam
mempengaruh perilaku konsumsinya.Simbol yang dimaksud adalah jenis benda yang
dimilikinya dan yang lebih penting lagi adalah mereknya.
Setiadi (2010:389) mengemukakan gaya hidup sebagai minat manusia dalam
berbagai barang dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan barang yang mereka beli
mencerminkan gaya hidup tersebut. Kotler dan Keller (2009:224) menyatakan gaya
hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan
opininya. Indikator variabel gaya hidup Kotler dan Keller (2009:224);1.Aktivitas 2.
Minat 3. Opini.
Menurut Setiadi (2003:80) “Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara
hidup yang didentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka angsap penting dalam lingkunganya (ketertarikan), dan apa
yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya
(pendapat).” Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengen masyarakat yang
lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat
tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah
sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. Gaya hidup secara luas
didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan
juga dunia di sekitarnya. Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat
yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok
masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat
berubah, sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen, aktor-faktor
yang mempengaruhi gaya hidup seseorang adalah sikap, pengalaman dan pengamatan,
kepribadian, konsep diri, motif, persepsi, kelompok referensi, kelas sosial, keluarga dan
kebudayaan. Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor yang mempengaruhi gaya
hidup adalah,Sikap,Pengalaman dan pengamatan,Kepribadian,Konsep
Diri,Motif,Persepsi.
Berdasarkan dari teori Mandey (2009) yang mengartikan bahwa gaya hidup
dinilai sebagai sebuah kegiatan, minat dan opini. Gaya hidup konsumsi sudah menjadi
kegiatan bagi mayoritas masyarakat Surabaya untuk mengisi waktu luang serta
menjadikan kegiatan konsumsi sebagai suatu tujuan kebahagiaan hidup yang
menumbuhkan minat dan opini atau pandangan masyarakat. Hal ini yang menjadi
strategi bagi Se’i Sapiku dalam menyediakan tempat sebagai tujuan untuk masyarakat
Surabaya dalam memenuhi kebutuhan emosional.
Menurut pendapat Sunarto, terdapat beberapa indeks gaya hidup individu adalah
sebagai berikut (Mandey, 2009) :
a. Kegiatan (Activity), suatu pekerjaan ataupun kegiatan konsumen, tentang produk
apa yang konsumsi dan digunakaan konsumen saat ini dan aktivitas apa yang
dilakukan pembeli pada saat meluangkan kesehariannya.
b. Minat (Interest), suatu lifestyle yang dijadikan kesenangan untuk sasaran kegiatan
konsumen yang dikerjakan agar tercapai tujuan kebahagiaan untuk hidup.
c. Opini (Opinion), suatu ideologi seorang pembeli saat menerima dan memahami
suatu berita, peralatan, bermasyarakat dan perniagaan. Ideologi ataupun pendapat
berguna dalam mengartikan informasi sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi.
2.2 PENDAPATAN
Pengertian pendapatan dikemukakan oleh Dyckman (2002:234) bahwa
pendapatan adalah “arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau
penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari
pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan
operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung” Sudono Sukirno (2005)
menulis bahwa pendapatan merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi
sebuah permintaan, pada hakikatnya merupakan hpotesis yang menyatakan bahwa
makin tinggi pendapatan maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.
Sukirno menggambarkan hubungan antara pendapatan, konsumsi, dan tabungan
menjadi 3 yaitu: Pertama, pada pendapatan yang rendah rumah tangga harus
menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran
konsumsinya. Kedua, kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi, biasanya
pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi. Ketiga,
pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung, disebabkan pertambahan
pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah
tangga tidak “Mengorek Tabungan” lagi.
Pendapatan adalah nilai maksimum yang dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu
periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan
semula. Pendapatan adalah arus kas masuk aktiva dan/atau penyelesaian kewajiban dari
penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, dan aktivitas pencarian laba lainnya
yang merupakan operasi yang utama atau besar yang berkesinambungan selama suatu
periode. Pendapatan juga dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh pada
periode tertentu. Pendapatan mengacu kepada aliran upah, pembayaran bunga,
keuntungan saham, dan hal-hal lain mengenai pertambahan nilai selama periode waktu
tertentu (biasanya satu tahun). Pendapatan menunjukan jumlah seluruh uang yang
diterima oleh seseorang atau rumah tangga. Pendapatan terdiri dari upah, atau
penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan seperti sewa, bunga, dan deviden.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha dan
sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamusmanajemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji,
sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan merupakan nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang
sama pada akhir periode seperti keadaan semula (Bui, 2005) Menurut Bramastuti dalam
Dopas (2020:3) indikator pendapatan antara lain:
1) Pendapatan yang diterima perbulan
2) Pekerjaan
3) Anggaran biaya sekolah
4) Beban keluarga yang ditanggung
Selain pendapatan, peningkatan keinginan juga dapat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial dimana merupakan lingkungan kemasyarakatan yang mempunyai
kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Setiadi dan Kolip yang dimaksud
dengan lingkungan sosial adalah Tempat atau suasana dimana sekelompok orang
merasa sebagai anggotanya, seperti lingkungan kerja, lingkungan RT, lingkungan
pendidikan, lingkungan pesantren, dan sebagainya. Jadi lingkungan sosial adalah
semua orang dan suasana tempat yang dapat mempengaruhi kita baik secara langsung
maupun tidak langsung.
2.3 KEPUTUSAN
Perkembangan gaya hidup dan tingkat pendapatan pendapatan seseorang sangat
mempengaruhi keputusan seseorang sebelum membeli barang yang diinginkan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Fautngiljanan et al (2014), Kotler dan Keller (2009:208)
mengatakan, pemasar harus mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan
keputusan pelanggan mulai dari pengalaman pelanggan dalam belajar, memilih,
menggunakan dan mendisposisikan produk. Proses pengambilan keputusan melewati
lima tahap yaitu, 1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian Konsumen 3. Evaluasi
Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku pasca pembelian.
Keputusan pembelian adalah suatu bentuk pikiran yang nyata dari rencana
pembeli untuk membeli produk atau jasa yang tersedia dalam periode waktu tertentu
(Schiffman dan Kanuk, 2008). Menurut Kotler dan Keller (2016), proses keputusan
pembelian diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan (problem
recognition), dimana pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dan kondisi yang diinginkannya. Setelah itu seorang konsumen yang
mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak sehingga
mendapatkan koleksi produk dengan berbagai fiturnya (information search). Sumber
utama yang menjadi tempat konsumen untuk mendapatkan informasi dapat
digolongkan kedalam tiga kelompok yaitu:
1. Sumber pribadi, keluarga, teman, tetangga, dan kenalan
2. Sumber komersial, iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran.
3. Sumber publik, media massa dan organisasi konsumen.
Menurut Kotler Dan Armstrong (2001, 197) da beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya adalah : faktor
1. Faktor budaya,
2. faktor sosial,
3. faktor pribadi
4. faktor psikologi.
Sebuah keputusan yang diambil oleh pembeli, hakekatnya adalah rangkaian dari
sejumlah keputusan yang dibuat sebelumnya. Setiap keputusan pembelian memiliki
struktur atas variabel-variabel keputusan diantaranya adalah metode pembayaran.
Konsumen harus mengambil keputusan tentang cara pembayaran produk yang dibeli,
apakah secara tunai, kredit atau cara yang lainnya. Keputusan pembelian itu tindakan dari
konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya
konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal
oleh masyarakat.
Menurut Swastha dan Irawan (2005) setiap keputusan membeli mempunyai
struktur Indikator sebanyak tujuh komponen, yaitu:
1. Keputusan tentang jenis produk, konsumen dapat mengambil keputusan untuk
membeli sebuah produk yang diinginkan atau menggunakan uangnya untuk tujuan
lain.
2. Keputusan tentang bentuk produk, konsumen dapat mengambil keputusan untuk
membeli sebuah produk dengan bentuk tertentu.
3. Keputusan tentang merek, konsumen dapat mempengaruhi keputusan tentang merek
mana yang akan dibeli.
4. Keputusan tentang penjualan, konsumen harus mengambil keputusan dimana produk
tersebut akan dibeli, apakah di toko khusus atau di pengecer.
5. Keputusan tentang jumlah produk, konsumen dapat mengambil keputusan tentang
seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat.
6. Keputusan tentang waktu pembelian, perusahaan harus mengetahui faktor faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam menentukan waktu pembelian.
7. Keputusan tentang cara pembayaran, konsumen harus mengambil keputusan tentang
metode atau cara membayar produk yang akan dibeli, apakah secara tunai atau dengan
cicilan.
Menurut Kotler dalam Sumarwan (2011:186), terdapat lima tahap proses
pembelian. Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan
memiliki dampak yang lama setelah itu.1. Pengenalan masalah,Proses pembelian dimulai
saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat
dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. 2. Pencarian informasi,Konsumen
yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
Pencarian informasi dibagi menjadi du tingkat, yaitu situasi pencarian informasi yang
lebih ringan dinamakan perhatian yang menguat dan pencarian aktif informasi (mencari
bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk).
Sumber informasi konsumen adalah sumber pribadi (keluarga, teman,ttagga,kenalan),
sumberkomersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan pajangan di toko), sumber
publik (media massa dan organisasi penentu peringkat konsumen) dan sumber pengalaman
(penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk). 3. Evaluasi altematif,Tidak ada proses
evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau satu konsumen
dalam semua situasi pembelian. Konsep dasar memahami proses evaluasi konsumen
adalah konsumen berusaha memenuhi suatu kebutuhan dan mencari manfaat dari solusi
produk serta memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut. 4.
Keputusan pembelian,Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam
kumpulan pilihan dan konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai. Saat melaksanakan pembelian, konsumen dipengaruhi faktor sikap orang lain dan
faktor situasi yang tidak terantisipasi serta dapat mengubah niat pembelian. 5. Perilaku
pasca pembelian,Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan
berlanjut hingga periode pasca pembelian.
Maryati (2013) mengatakan bahwa gaya hidup secara signifikan berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian. Dalam gaya hidup penampilan adalah segalanya.
Saat ini dengan menggunakan barang elektronik yang kekinian dan terbaru menjadikan
masyarakat lebih percaya diri dan bangga. Gaya hidup menurut women dalam Huriyati,
2010 menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya
dan bagaimana mereka mengalokasikan untuk mereka, gaya hidup sangat berkaitan erat
dengan pendapatan konsumen, karena semakin besar. Apabila pendapatan konsumen
semakin meningkat gaya hidup konsumen juga meningkat begitu pula sebaliknya. Terkait
dengan usaha bidang pemasaran barang elektronik dinilai dapat meningkatkan sebuah
kompetisi yang ketat dimana strategi pemasaran barang elektronik yang tepat dan akurat
kemudian akan terjadi tingkat pesaingan yang semakin tinggi kemungkinan suatu
perusahaan melaksanakan suatu kegiatan dalam hal melaksanakan rencana memasaran dan
kemungkinan juga perusahaan akan bertambah maju bila dalam persaingan pasar yang
semakin tinggi mampu menyusun rencana yang baik.
2.4 KERANGKA PIKIR
Kerangka pemikir ini disajikan untuk melihat pengaruh dari konsep konsep atau
yang menggabungkan dari varebel ke vareabel yang lain, Menurut (Ahyar et al. 2020)
dalam Buku Sugiyono (2017:60) kerangka pikir adalah sebuah teori yang menghungan
dengan faktor faktor yang telah diidentifikasi menjadi sebuah masalah.
Sedangkan kerangka yang di gunakan dalam penelitian ini adalah beban kerja
(X1), Gaya hidup. ( X2) pendapatan, Sedangakan keputusan pembilian ( Y ) menjadi
vareabel terikat dari vareabel yang dua.

Tabel: 1.1 karangka pemiran

Gaya Hidup. H1
(X1)
Keputusan pembeli
(Y)
Pendapatan.
H2
(X2)

H3

: Pengaruh secara simultan

: Pengaruh secara parsial

Dari karangka pikir di atas dapat di ketahui bahwa gaya hidup (X1),
Pendapatan (X2), berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan
(Y).
2.5 HIPOTESIS
a. Pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian.
Menurut penelitian yang di lakukna Imam Tresno Edy dkk (2020) Secara
parsial variabel gaya hidup berpengaruh terhadap keputusan pembelian barang
elektronik di UD. Dewi Sri Lamongan, Dari hasil penelitian di atas dapat di ambil
hipotesis sebagai berikut:

H1: Gaya Hidup Berpengaruh Secara Parsial Terhadap Terhadap Keputusan


Pembelian.
b. Menurut penelitian yang di lakukna Laily Muzdalifah dkk (2020) Secara parsial
variabel Pendapatan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan
pembelian, Dari hasil penelitian di atas dapat di ambil hipotesis sebagai berikut:
H2: Pendapatan Berpengaruh Secara Parsial Terhadap Terhadap Keputusan
Pembelian.
c. Menurut penelitian yang di lakukna Imam Tresno Edy dkk (2020) Secara simultan
variabel gaya hidup dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian barang elektronik di UD. Dewi Sri Lamongan, Dari hasil penelitian di
atas dapat di ambil hipotesis sebagai berikut:
H3: Gaya Hidup Dan Pendapatan Berpengaruh Secara Simultan Terhadap
Terhadap Keputusan Pembelian.
BAB III
JENIS PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Menurut Iii and M. Penelitian (2017) mengatakan bahwa tempat penelitian adalah
sebuah tempat dimana peneliti akan melaukuan penelitian untuk mendapatkan data yang
akurat dan terpecata sehingga bisa dijadiakan sebuah jawaban yang terjadi ditemapat
penelitiannya, dengan kata lain bahwa tempat penelitian adalah sebuah tempat dimana
peneliti akan melakukan penelitian yang akan mencari kebenran atas isu yang dianggat
sehingga menghasilkan, hasil yang objektif dan akurat. Dalam penelitian ini peneliti
menjadikan objek penelitian di UD. Al Amin Jaya Palengaan Pamakasan, dimana toko
UD. Al Amin Jaya ini salah took bangunan yang berada di kecamatan pelengaan, yang
berada di jalan raya pasar pelenagan yang beralamat di desa pengegan daya kec. Pelengaan
Kab, Pamkasan, alasan peneliti memilih objek disana adalah untuk mengetahui gaya
hidupa dan pendapatan konsumen dalam memutuskan pembelian barang bagunan,
sehingga perlu adanya penelitian terhadap kinerja karyawan.

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif,
dimana jenis penelitian kuantitaf menurut (Suryawan and Suaryana 2018) adalah
penelitian yang lebih menekankan terhadap pengujian teori terhadap vareabel dengan
mengunakan angka angka yang di dapatkan dari responden, lalu di uji atau di analisis
dengan mengunakan statistik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis
keterkaitan dan pengaruh antar variabel terhadap objek yang telah ditentukan dalam
penelitian ini.
3. Devinisi Oprasional Variabel

Menurut Sugiyono (2018) Oprasional variabel adalah sebuah kerakter atau sifat, suatu
objek atau kegiatan yang mempunyai beragam vareasi arti yang dibuat oleh peneliti untuk
dipelajari dan di Tarik kesimpulanya dari variasi variable tersebut, dengan arti lain bahwa
oprasional variable adalah sebuah pengertian dari penelitian yang harus di cari
pengertiannya lalu disimpulkan, sedangkan oprasional variable dalam penelitian ini antra
lain:
1) Gaya Hidup (X1)
Gaya hidup (X1) dalam penelitian ini dijadikan varianel independen, Menurut
Kotler (2011) mengungkapkan bahwa gaya hidup seseorang merupakan pola hidup
seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapat (opini) yang bersangkutan, Menurut pendapat Sunarto, terdapat beberapa
indeks gaya hidup individu adalah sebagai berikut (Mandey, 2009):
A. Kegiatan (Activity.
B. Minat (Interest).
C. Opini (Opinion).
2) Pendapatan (X2)
Pendapatan dalam penelitian ini dijadikan varianel independen, Sudono Sukirno
(2005) pendapatan adalah merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi
sebuah permintaan, pada hakikatnya merupakan hpotesis yang menyatakan bahwa
makin tinggi pendapatan maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut,
Menurut Bramastuti dalam Dopas (2020:3) indikator pendapatan antara lain:
5) Pendapatan yang diterima perbulan
6) Pekerjaan
7) Anggaran biaya sekolah
8) Beban keluarga yang ditanggung
3) Keputusan Pembeli
Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable
Keputusan Pembeli, Menurut Kotler dan Keller (2016), proses keputusan pembelian
diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan (problem recognition),
dimana pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan
kondisi yang diinginkannya, Menurut Kotler Dan Armstrong (2001, 197) da beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian diantaranya adalah : faktor
5. Faktor budaya,
6. faktor sosial,
7. faktor pribadi
8. faktor psikologi.
4. Populasi Dan Sampel
a. Populasi

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2017:80) populasi adalah suatu wilayah yang


terdiri dari subjek dan objek yang berkualitas dan memiliki karakteristik tertentu yang
digunakan peneliti untuk dipelajari lebih lanjut dalam melakukan penelitian.

Sedangkan populasi tidak harus berupa manusia akantetapi bisa benda lain baik
makluk hidup atau tidak, dan populasi itu bukan hanya sekedar jumlah objek/subjek untuk
dipelajari atau diteliti melainkan, seluruh karakteristik sifat yang ada dalam subjek atau
objek yang diteliti atau dipelajari. Adapun populasi dalam penelitian ini seluruh konsumin
UD. Al Amin Jaya Palengaan Pamakasan. Yang berjumlah 567 konsumen selama
penelitian dengan waktu penelitian 30 hari.

b. Sampel

Menurut (Hayati et al. 2020) sampel adalah Sebagian jumlah dari karakteristik
yang diambil dari pupolasi untuk dijadikan objek/ subjek penelitian atau di pelajari,
atau dengan bahasa lain bahwa sampel adalah jumlah dari bagian pupolasi yang akan
mewakili untuk mendapatkan jumlah lebih sedikit dari pupolasi yang ada, sehingga
sampel yang mewakili pupolasi harus bener – bener representative ( mewakili )
terhadap pupolasi. Sedangkan untuk menentukan sampel harus dengan jumlah pupolasi
yang telah ada sehingga dalam penelitian ini menetukan sampel harus dengan semua
jumlah populasi yang ada.

Menurut Arikunto (2012) jika jumlah pupolasi lebih dari 100 pegawai, maka bisa
di ambil 10-15% atau 20-25% dari jumlah populasinya, sedangkan jika populasi kurang
dari 100 karyawan, maka jumlah sampel yang harus diambil secara keseluruhan.
Berdasarkan dari jumlah Konsumen UD. Al Amin Jaya Palengaan Pamakasan,
Sebagian konsumen 65, sehingga penelitian ini difokuskan pada 65 konsumen secara
acak untuk dijadikan sampel.

5. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis data subjek.
Data subjek adalah jenis data yang menjelaskan berupa pendapat, sikap, opini
ataupun pengalaman seseoramg (responden) yang menjadi subjek pada penelitian ini.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini terdapat dua sumber data yang digunakan, antara lain
a. Data primer
Data primer merupakan data yang langsung dari informan, metode
pengambilan data primer pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuisioner terhadap seluruh karyawan RSUD Muhammad Zyn Kab. Sampang.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung yang telah tercatat atau dilaporkan
yang dapat diakses melalui internet, jurnal, buku dan lain sebagainya.
6. Teknik Pengumpulan Data
Salah satu langkah dalam melakukan penelitian yaitu mendapatkan data yang
relevan sehingga setiap penelitian yang dilakukan membutuhkan teknik pengumpulan
data. Pada penelitian ini terdapat dua teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu:
1. Kuisioner
Kuisioner merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang
dilakukan secara tidak langsung. Pada kuisioner alat untuk mengumpulkan datanya
disebut angket, dimana angket sendiri merupakan formulir yang berisi pertanyaan
yang berkaitan dengan penelitian dan masing-masing pertanyaan diberikan nilai dan
harus dijawab oleh responden. Angket pada penelitian ini diberikan pada bagian
administrasi RSUD Muhammad Zyan selaku respondennya. Angket yang telah
disebarkan dan sudah diisi nantinya akan dilakukan analisa lebih lanjut oleh peneliti
yang mana setiap pemberian nilai pada jawaban angket tersebut akan diberikan
sesuai dengan skala instrumen seperti pada.tabel 3.2.
Tabel 3.3 Skala Instrumen

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Data Sekunde


7. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

1. Analisis Data

Uji Regresi Linier Berganda

Menurut (Rusydi and Fadhli 2018) Analisis linier berganda adalah uji dimana
untuk melihat hubungan secara linier antra dua variable atau lebih ( Gaya hidup (X1),
pendapatan (X2), keputusan Pembeli sebagai (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing
masing variabel independen berhubungan positif atau tidak berhungan, dan apakah
variabel independen secara bersama sama (simultan) dengan dependen, apabila nilai
dari variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Data yang digunakan
biasanya bersekala interval atau rasio.

Analisis linier berganda merupakan teknik statistik yang di gunakan untuk


meramal begaimana keadaan atau pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen Sugiono (2012). Persamaan linier berganda sebaga berikut:

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+c

Keterangan:
Y: Keputusan Pembeli
X1: Gaya Hidup
X2: Pendapatan
a: konstanta
b: koefiensi regresi
c: eror atau faktor pengganggu.

2. Uji validitas

Uji validitas (Iii and Penelitian 2017) adalah Alat yang digunakan untuk
mengukur terhadap hasil penelitian yang dilakukan dengan kejadian yang terjadi
sebenarnya di objek penelitian, atau bisa dikatakan bahwa uji validitas adalah
sebuah alat untuk mengukur kebenran antara hal pamdanag dengan hasil quesonir
yang di berikan terhadap sampel penelitian. Menurut, (Ghozali, 2009) Quesonir
dapat diakatan valid jika hasil dalam pernyataan kuesioner bernilai Rhitung
(Corected ItemTtotal Correlation)> Rtabel atau tingkat signifikan <0,05. Bisa
diartikan jika nilai Rtabel lebih besar dari 0.05, maka hasil quesionir dikatan valid
atau baik.

3. Uji reliabilita

Uji reabilitas (Sugiyono 2018:126) adalah sebuah alat untuk mengukur sejauh
mana ke validtan data yang di uji sehingga bisa dikatan sah atau tidak, Uji
Reliabilitas ini di gunakan untuk mengukur konsistensi hasil dari pernyataan pada
kuesioner dalam hal ini jika kuesioner yang digunakan berulang. Suatu kuesioner
di katakan reliabilitas atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
konsisten atau stabil. (Ghozali, 2009) Uji reliabilitas mengidentifikasikan
mengenai stabil dan konsisitensi di mana instrumen mengukur konsep dan
membantu penilaian ketetapan sebuah pengukuran. Dalam hal ini pernyataan
kuesioner di nyatakan stabil apabila r hitung memiliki Cronbach Alpha ≥ 0,6.

4. Uji normalsi

Uji normalis menurut Ghazali (2018,161) adalah uji untuk mengetahui


terhadap data variable bebas (X) dan variable terkait (Y) pada persamaan regresi yang
di hasilkan, apakah berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal dengan hasil
nilai di atas 5% dari hasil uji. Apabila data mengikuti garis diagonal maka penelitian
ini layak untuk di teliti dan jika tidak mengikuti pada garis diagonal maka tidak bisa
di lanjutkan untuk diteliti.

5. Uji Moltikolinearitas

Uji Moltikolinearitas menurut (Iii and Penelitian 2017) adalah sebuah alat uji
untuk menguji apakah pada model regresi di temukan adanya korelasi antara variabel
independen. Jika adanya korelasi berarti terdapat masalah multikolinieritas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antara variabel independ sama dengan
nol Sakaran (2006). Cara untuk menditeksi ada atau tidaknya multikolieritas adalah
dengan nilai (1) nilai tolerance (2) nilai VIF (Varianve Inflation Factor). Kedua
ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dapat menjelaskan
variabel independen lainya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen
menjadi variabel dependen dan regresi terhadap variabel independen lainya.
Torelance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainya.

Jika nilan tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/torelance). Nilai cutoffyang dipakai untuk menunjukan adanya multikolinieritas
adalah nilai tolerance <0,010 atau sama dengan nilai VIF >10.

2. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu
sebagai berikut:
a. Uji persial (T)
Uji persial menurut (Ghazali, 2018:98) adalah alat Uji yang digunakan
untuk melihat seberapa pengaruhnya variable Independen terhadapa variable
dependen, atau dalam kata lain apakah terdapat pengaruh parsial terhadap
variabel terkait, formula yang di gunakan untuk menguji hipotesis tersebut,
a. Jika t hitung > t tabel dan sig <0,05 maka Hipotesis diterima
b. Jika t hitung < t tabel dan sig >0.05 maka Hipotesis ditolak
c. Taraf signifikan = 5% atau 0,05
b. Uji pengaruh simultan (Uji F)

Uji ini di lakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara


simultan terhadap variabel independent pada variabel dependentdan apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel independentpada variabel dependent secara
bersama sama dengan variabel moderasi (Rusydi and Fadhli 2018).
DAFTAR PUSTAKA

Ahid Mudayana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Ahmad, and Universitas Ahmad Dahlan.
2010. “Kes Mas.” Kesmas.

Sutriati, Sutriati, Sri Kartikowati, and RM Riadi RM Riadi. "Pengaruh pendapatan dan gaya
hidup terhadap perilaku konsumtif pada mahasiswa jurusan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial fkip universitas riau." Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang
Keguruan dan Ilmu Pendidikan 5.1 (2018): 57-66.

Gozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Mutivariete dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8)
cetakan ke VIII. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Budiani, S, R dan Agus, W. 2017. Kajian Karakteristik Dan Faktor Pemilihan


Lokasipedagang Kaki Lima Di Kota Yogyakarta. Jurnal Bumi Indonesia. Universitas
Gdajah Mada.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian. Cetakan ke 22. Alfa beta. Bandung

Wijayanti, Trisna, Lamun Bathara, and Eni Yulinda. "Pengaruh Perilaku Konsumen
Terhadap Keputusan Pembelian Pecel Lele di Sepanjang Jalan Riau Kota Pekanbaru."
Jurnal Sosial Ekonomi Pesisir 3.2 (2020): 34-44.

M. ROFIK, (2022). PENGARUH BEBAN KERJA DAN KEMAMPUAN SERTA INSENTIF


SEBAGAI VARIABEL MEDIASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Study Pada RSUD
Dr. Mohammad Zyn KAB. SAMPANG) (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Malang).

Sugiyono. (2012). Metode penelitian. Alfa beta. Bandung.

Fautngiljanan, V. V., Soegoto, A. S., & Uhing, Y. (2014). Gaya Hidup dan Tingkat
Pendapatan Pengaruhnya terhadap Keputusan Menggunakan Produk Asuransi Prudential
di Kota Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 2(3).

Laksono, D. D., & Iskandar, D. A. (2018). Pengaruh gaya hidup dan pendapatan terhadap
keputusan pembelian Helm Kbc. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas
Ekonomi UNIAT, 3(2), 145-154.
Pratiwi, Meilawati Indra. "Pengaruh gaya hidup, harga dan influencer terhadap keputusan
pembelian di rumah makan se’i sapiku Surabaya." Jurnal Pendidikan Tata Niaga
(JPTN) 9.3 (2021): 1417-1427.

Utami, Anissa Budi, Fortuna Zain Hamid, and Mawarta Onida. "Pengaruh Harga, Pendapatan
Dan Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Rumah Di D’kranji Residence Tahap Ii
Bekasi Barat." EPIGRAM (e-journal) 12.2 (2015).

Muzdalifah, Laily. "Pengaruh Pendapatan Dan Motivasi Konsumen Terhadap Keputusan


Pembelian Pada Pkl Di Jalan Gading Fajar Pada Masa Pandemi Covid-19."
GREENOMIKA 2.1 (2020).

Edy, Imam Tresno, Kemal Farouq Mauladi, and Yuhronur Efendi. "Analisis Faktor
Pendapatan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Barang Elektronik Pada
Ud. Dewi Sri Elektronik Lamongan." Media Mahardhika 19.1 (2020): 124-129.

Mahendra, Made Mahesa, and I. Gusti AKS Ardani. "Pengaruh Umur, Pendidikan Dan
Pendapatan Terhadap Niat Beli Konsumen Pada Produk Kosmetik The Body Shop Di
Kota Denpasar." E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana 4.2 (2015): 442-456.

Widyastuti, Ni Putu Ayu dan I.G.N Jaya Agung Widagda K. 2012. Pengaruh Faktor
Demografi Dan Lingkungan Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Dimediasi Oleh
Perilaku Membaca Atribut Label. Jurnal Ekonomi, pp: 1398-1411.

Sugiyono, (2016), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai