SKRIPSI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU PENGOLAHAN
CRUMB RUBBER (KARET REMAH) PADA PT. XYZ
D1B018109
SKRIPSI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
AB
STRAK
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Medan pada tanggal 10 Oktober 2000 dengan nama
Oktania Islami Putri. Penulis merupakan anak pertama dari 2 bersaudara dari
pasangan Bapak Azrul dan Ibu Irma Agustina. Penulis menyelesaikan Pendidikan
Sekolah Dasar di SD Negeri 66/II Desa Rantau Ikil pada Tahun 2012 dan dilanjutkan
Muara Bungo pada Tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan dan
Pada Tahun 2018 penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Jambi dan
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada bulan September Sampai November di
PT. Star Rubber Desa Sirih Sekapur Kecematan Jujuhan Kabupaten Bungo. Pada
tanggal 07 Oktober 2022 penulis melaksanakan ujian skripsi yang berjudul “Analisis
Persedian Bahan Baku Pengolahan Crumb Rubber (Karet Remah) Pada PT. XYZ”
yang dibimbing oleh Bapak Ir.Elwamendri, M.Si dan Ibu Riri Oktari Ulma, S.P.,
M.Si. C.EIA dan dinyatakan lulus ujian serta memperoleh gelar Sarjana Pertanian
(S.P).
UCAPAN TERIMAKASIH
Penullis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan
bimbingan, dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehingga dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan terimakasih banyak kepada :
1. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepada kedua orang tuaku tercinta, Bapak Azrul dan Ibu Irma Agustina yang
tidak pernah berhenti memberikan semangat, dukungan, dan doa serta cinta
kasih sayang yang diberikan kepadaku. Persembahan ini belum cukup
terbayarkan dengan segala kasih sayang dan pengorbanan kalian. Terimakasih
banyak Papa dan Mama, aku sangat menyayangi kalian dari apapun yang
kumiliki
3. Kepada Ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M.Si selaku pembimbing akademik
yang telah sabar membimbing, memberikan motivasi dan dukungan selama
proses perkuliahan sehingga penulis dinyatakan lulus sebagai Sarjana Pertanian.
4. Kepada Bapak Ir. Elwamendri, M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Riri Okta
Ulma, S.P., M.Si, C.EIA selaku pembimbing skripsi II terimakasih banyak
karena sudah sangat peduli dengan anak bimbingannya, telah sabar
membimbing, memberikan motivasi, memberikan arahan dan dukungan kepada
penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Bimbingan
serta arahan dari Bapak dan Ibu sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi ini.
Terimakasih banyak Bapak dan Ibu semoga Tuhan membalas kebaikan Bapak
dan Ibu.
5. Dosen penguji Ibu Dr. Rozaina Ningsih, S.P., M.Si selaku penguji utama,
Bapak Dr. Ir. H. Edison, M.Sc selaku penguji anggota I dan Ibu Gina Fauziah,
S.P., M.Si selaku penguji anggota II yang telah membantu dalam mengkritik
dan memberikan saran yang membangun dalam menyelesaikan skripsi ini
sehingga menjadi lebih baik dan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.
6. Perusahaan PT. XYZ khusus nya Bapak Nandang, Bapak Eko, Bapak Roki
selaku pihak HRD dan Ibu Nanang selaku pihak RW Material Data, Mbak Putri
selaku pihak Accounting yang sudah banyak memberikan kemudahan kepada
penulis dalam pengambilan data dan membebaskan penulis belajar sebanyak-
banyaknya di perusahaan Bapak dan Ibu.
7. Kepada kak anna dan kak ratih yang selalu peduli dan sangat perhatian dengan
penulis selama kegiatan penelitian di perusahaan dan kegiatan PKL selama 2
bulan. Semoga kelak kita bisa dipertemukan kembali dalam keadaan sehat.
8. Kepada Pakcik Irwan Gusnadi S.E, Bunda Ira Santhi S.TP, dan Om Rahmat
Kamaruddin S.TP, yang sudah memberikan support, perhatian, baik dalam
materi, nasehat, dan dukungan kepada penulis semoga Tuhan membalas
kebaikan kalian semua.
9. Kepada adik-adik saya tersayang Muhammad Rizki, Syifa Sauqia, Farhan, Abil,
Aris, Hamizan dan Ibnu yang sudah meramaikan kehidupan saya, semoga kita
semua bisa menjadi anak yang sukses dan bermanfaat bagi orang lain.
10. Kepada sahabat-sahabat saya yang tersayang Eza Almika Sari, Anatia
Pubawarni, Dian Fitria, Eka Delima, yang sudah selalu siap siaga dalam
membantu saya dalam hal apapun sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
11. Kepada Sahabat-sahabat tercintaku Maya Dwi Putri S.Psi, Siti Aisha S,Ked,
Iren Apriliani S.Pd, Imam Rosyadi S.IP, Dicky Darmawan, Fabil Alfarabi dan
Very Muzadi yang selalu setia untuk diajak healing ketika saya lagi butuh
liburan.
12. Kepada sahabat-sahabat ku Kelas G Agribisnis Angkatan 2018 yang sama-sama
berjuangan untuk mendapatkan gelar Sarjan Pertanian sudah mau berpartisipasi
dalam kegiatan seminar saya dimulai seminar proposal, seminar hasil dan ikut
merayan ujian kelulusan saya, semangat terus semoga kita dipertemukan
kembali dalam keadaan yang jauh lebih baik.
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT karena berkah rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul
kasih kepada Bapak Ir. Elwamendri M.Si selaku dosen pembimbing skripsi 1 dan
Ibu Riri Oktari Ulma, S.P., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi 2 yang telah
memberikan bimbingan, arahan, kritik, dan saran kepada penulis selama menyusun
skripsi ini. Penulis juga berterima kasih kepada kedua Orang tua tercinta yang telah
memberikan dukungan, semangat serta doa dan kepada pihak yang telah membantu
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
kesempurnaan dalam penulisan. Maka dari itu penulis membutuhkan kritik dan
saran yang membangun dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang membaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………................ i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... ii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... iv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….. v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. vi
I. PENDAHULUAN……………………………………………................. 1
1.1 Latar Belakang………………………………….............................. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………......................... 8
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….. 10
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………… 11
11. TINJAUAN PUSTAKA………………………………............................ 12
2.1 Teori Persediaan………………………………………………........ 12
2.2 Biaya………………………………………………………………. 18
2.3 Bahan Baku………………………………………………………... 20
2.4 EOQ (Economic Order Quantity)…………………………………. 21
2.5 Re Order Point…………………………………………………….. 22
2.6 Safety Stock………………………………………………………... 22
2.7 Keunggulan EOQ………………………………………………….. 23
2.8 Penelitian Terdahulu………………………………………………. 24
2.9 Kerangka Pemikiran……………………………………………….. 29
III. METODE PENELITIAN………………………………………………. 32
3.1 Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………. 32
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data…………………………... 33
3.2.1 Sumber Data…………………………………………........ 33
3.2.2 Metode Pengumpulan Data………………………………. 33
3.3 Metode Analisis Data…………………………………………........ 34
3.3.1 EOQ (Economic Order Quantity)………………………... 34
3.3.2 Total Biaya Persediaan………………………………........ 35
3.3.3 Perhitungan Safety Stock…………………………………. 35
3.3.4 Perhitungan Re Order Point…………………………........ 36
3.4 Konsepsi Pengukuran…………………………………………........ 36
IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………. 39
4.1 Gambaran Umum Perusahaan……………………………………... 39
4.1.1 Profil dan Sejarah Singkat PT. XYZ……………………... 39
4.1.2 Visi dan Misi……………………………………………... 41
ii
4.1.3 Kegiatan Perusahaan……………………………………... 41
4.2 Gambaran Pengadaan Bahan Baku PT. XYZ……………………... 50
4.2.1 Jenis Persediaan Bahan Baku…………………………….. 50
4.2.2 Pengadaan Bahan Baku…………………………………... 50
4.2.3 Karakteristik Bahan Baku………………………………... 52
4.2.4 Metode Persediaan Bahan Baku………………………….. 53
4.3 Persediaan Bahan Baku (Bokar)…………………………………... 53
4.3.1 Perkiraan Bahan Baku……………………………………. 53
4.3.2 Jumlah Bahan Baku…..…………………………………... 55
4.3.3 Biaya Persediaan Bahan Baku…………………………… 56
4.3.4 Kebijakan Persedian Bahan Baku Perusahaan…………… 58
4.4 Analisis Metode EOQ (Economic Order Quantity)……………….. 60
4.5 Perhitungan Safety Stock…………………………………………... 63
4.6 Perhitungan Re Order Point……………………………………….. 65
4.7 Pembahasan Hasil Analisis ……………………………………….. 66
4.8 Implikasi Penelitian………………………………………………... 68
V PENUTUP…………………………………………………….................. 71
5.1 Kesimpulan……………………………………………………....... 71
5.2 Saran……………………………………………………………….. 72
DAFFAR PUSTAKA…………………………………………………………. 73
LAMPIRAN……………………………………………………….................... 76
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Luas Lahan Tanamana Perkebunan Karet Menurut Pulau di Sumatera
2017-2021 (Ha)………………………………………........................... 2
2. Produksi Karet Menurut Pulau di Sumatera 2017-2021 (Ha)
………….. 3
3. Industri Karet Menurut (Crumb Rubber) Provinsi Jambi…………
…… 4
4. Data Terget Produksi dan Produksi PT. XYZ Tahun
2021……………. 6
5. Biaya Pengiriman Bokar dari Station ke
Pabrik…………………........... 51
6. Kebutuhan Bahan Baku dan Target Produksi PT. XYZ Tahun
2021....... 54
7. Biaya Sekali Pemesanan Bahan Baku PT. XYZ pada Tahun
2021…...... 57
8. Biaya Penyimpanan Bahan Baku PT. XYZ pada Tahun
2021…………. 58
9. Jumlah Kebutuhan Bahan Baku PT. XYZ Tahun
2021……................... 58
10. Perhitungan Biaya Penyimpanan Bahan Baku Bokar PT. XYZ pada
Tahun
2021…………………………………………………………….. 59
11. Total Biaya Persediaan Bahan Baku Bokar PT. XYZ Tahun
2021……………………………………………………………………
. 60
12. Frekuensi Pembelian yang
Optimal……………………………………. 61
13. Total Biaya Persedian Bahan Baku Bokar PT. XYZ Tahun 2021
Dengan Metode EOQ………………………………………………….. 62
iv
14. Perhitungan Standar Deviasi…………………………………………... 64
15. Perbandingan Persediaan Bahan Baku Antara Skem PT. XYZ dan
Metode EOQ Tahun
2021……………………........................................ 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
v
DAFTRA LAMPIRAN
Lampira Halaman
n
vi
2021…………………………………….
vii
I. PENDAHULUAN
yang hasilnya tidak berbentuk buah melainkan getah karet yang keluar dari batang
setelah disadap, bagian utama dari tumbuhan karet adalah batang nya, batang setinggi
2,5 sampai 3 meter yang terdapat pembuluh lateks, sehingga petani harus berfokus
menghasilkan selama lima tahun dan bisa di sadap di awal tahun ke enam, secara
ekonomis tanaman karet dapat meghasilkan selama 15 sampai 20 tahun. Produk dari
bongkahan (kotak), atau karet remah (crumb rubber) yang merupakan bahan baku
industri karet. Ekspor karet dari Indonesia dalam berbagai bentuk, yaitu dalam bentuk
bahan baku industri (sheet, crumb rubber, SIR) dan produk turunannya seperti ban,
Thailand, tanaman karet sangat cocok dengan keadaan Indonesia yang memiliki iklim
tropis dengan sinar matahari dan hujan yang merata sepanjang tahun dan Indonesia
masih memiliki areal lahan yang bisa dijadikan perkebunan karet, dengan beberapa
karet masih trendi dikalangan masyarakat, dikarenakan untuk merawat tanaman karet
tidak ekstrim seperti tanaman perkebunan lainnya, sehingga banyak petani yang
memiliki modal untuk membuka lahan tanaman karet ini, dikarenakan tanaman karet
1
2
karet di Sumatera menurut Provinsi tepat nya pada Provinsi Jambi dari tahun ketahun
mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan data
pada Tabel 1.
Provinsi Jambi terus mengalami peningkatan luas areal tananaman perkebunan karet
yang siginifikan pada Tahun 2017 luas areal tanaman perkebunan karet sebesar
377.984 Ha dan mengalami peningkatan 3,11% pada Tahun 2018 yaitu sebesar
389.753 Ha. Kemudian pada Tahun 2019 mengalami peningkatan sebesar 0,62%
yaitu sebesar 392.150 Ha dan diprediksi akan terus mengalami peningkatan kembali
pada Tahun 2021 sebesar 1,50% yaitu sebesar 398.036 Ha. Dibandingkan dengan
pertumbuhan luas areal lahan tanaman karet yang mengalami peningkatan berbeda
dengan hasil produksi yang terus mengalami penurunan dapat dilihat pada Tabel 2.
3
Jambi pada Tahun 2018 hingga 2020 mengalami penurunan produksi, dan pada tahun
2021 estimasi naik 6% dibandingkan dengan tahun 2020. Banyak faktor yang
mengakibatkan turun nya produksi karet dikalangan petani mulai dari cuaca, harga
pasar karet yang tidak stabil, banyaknya petani mengalih fungsikan perkebunan karet
menjadi perkebunan sawit akibat harga sawit yang terus melambung tinggi. Dengan
berkembang pesatnya industri olahan karet yang ada di Provinsi Jambi melihat
kembali pada produksi karet yang terus mengalami penurunan sehingga menimbulkan
kecemasan untuk tidak dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan pabrik yang ada
di Provinsi Jambi. Dengan banyak nya industri pengolahan crumb rubber di Provinsi
namun dilihat dari produksi karet yang terdapat pada Provinsi Jambi masih jauh dari
kapasitas produksi yang ada yaitu 320.980 ton menjadi kekhawatiran untuk
4
perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan buyer karena keterbatasan bahan baku.
(BPS, 2020).
Menurut BPS Provinsi Jambi (2020) ada 10 industri pengolah crumb rubber
(karet remah) aktif yang ada di Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Jambi.
Karet biasanya dimanfaatkan atau diolah menjadi beberapa produk antara lain
adalah : RSS I, RSS II, RSS III, Crumb Rubber, Lump, dan Lateks. Hasil utama dari
pohon karet adalah lateks yang dapat dijual atau diperdagangkan di masyarakat
berupa lateks segar, slab/koagulasi, ataupun sit asap/sit angin. Selanjutnya produk-
produk tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik crumb rubber?karet
remah, yang menghasilkan berbagai bahan baku untuk berbagai industri hilir seperti
ban, bola, sepatu, karet, sarung tangan, baju renang, karet gelang, mainan dari karet,
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan asing yang menghasilkan crumb
rubber (karet remah) di Provinsi Jambi dengan spesifikasi teknis SIR 20 dan SIR 10
tergantung permintaan konsumen dengan bahan baku utamanya adalah bokar. Untuk
5
jenis bokar yang diterima pabrik dalam bentuk slab dan lump. Produk yang
dihasilkan adalah barang setengah jadi yang ditunjukkan untuk penjualan luar negeri
(ekspor) dan juga ada untuk dalam negeri. Hasil ouput crumb rubber ini akan
Pada PT. XYZ pengolahan karet menjadi crumb rubber (karet remah) terdiri
dari dua proses pengolahan, yaitu produksi basah (wet process) dan proses produksi
kering (dry process). Untuk mencapai tahap proses pengolahan memerlukan bahan
baku. Bahan baku merupakan faktor utama dalam memproduksi output, perusahaan
memperoleh bahan baku crumb rubber (karet remah) seluruhnya dipasok oleh
PT. XYZ didirikan pada tahun 2015 yang berfokus pada bidang industri
pengolahan karet remah (crumb rubber). PT. XYZ memiliki tanda pengenal produsen
yaitu SGW dimana perusahaan memiliki kapasitas produksi sebesar 4.000 ton/bln
atau 4.000.00 kg/bln dengan jumlah tenaga kerja ± 261 orang. Kepuasan pelanggan
merupakan prioritas perusahaan, untuk itu perusahaan selalu menjaga kualitas produk
Produksi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena sangat
berpengaruh dengan laba yang akan didapatkan oleh perusahaan. Jika kegiatan
produksi berjalan dengan lancar maka target dan tujuan perusahaan tercapai,
perusahaan tidak mendapatkan laba. Dan untuk melancarkan kegiatan produksi itu
6
sendiri sangat dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku yang akan diolah
menjadi output. Bahan baku adalah salah satu faktor utama agar produksi tetap
berjalan. Maka dari itu, perlu adanya persediaan bahan baku yang baik di perusahaan.
Persediaan adalah bahan baku yang disimpan sebagai stok perusahaan yang
mengantisipasi kekurangan bahan baku yang ada di Provinsi Jambi maka Gapkindo
Tabel 4 untuk kegiatan produksi pada bulai April dan Mei mencapai target produksi
sedangkan pada bulan lainnya produksi tidak pernah mencapai target produksi yang
sudah direncanakan, PT. XYZ setiap bulannya memiliki target produksi yaitu
3.400.000 kg perbulannya. Target produksi ini diputuskan oleh direksi, target dibuat
dengan pertimbangan yang realistis, target juga harus sejalan dengan prediksi
7
pertumbuhan pasar yang ada sebelum-sebelum nya dan rencana pengembangan bisnis
kedepan. Tetapi dilihat dari produksi crumb rubber cendrung sering tidak mencapai
target yang sudah dibuat, ada beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan
penurunan produksi, mulai dari kurangnya bahan baku yang tersedia, harga bahan
PT. XYZ tidak membatasi bahan baku yang masuk dari pemasok, berapapun
jumlah bahan baku yang masuk akan tetap diterima oleh perusahaan, perusahaan
bahan baku saat produksi dan standar kualitas bokar tidak sesuai dengan yang telah
Setiap bokar yang masuk memiliki harga yang berbeda-beda sesuai dengan
KKK dari bokar tersebut. PT. XYZ dalam persediaan bahan baku belum memilki
metode yang digunakan untuk mengoptimalkan bahan baku agar tidak terjadi stock
out ataupun over stock dikarenakan PT. XYZ beranggapan bahwa bahan baku olahan
karet (bokar) akan tetap tersedia, tetapi perusahaan tidak memperhatikan untuk biaya
baku.
Dalam persediaan bahan baku, bahan baku yang tersedia haruslah cukup agar
biaya penyimpanan serta biaya pemesanan dan resiko kerusakan barang yang lebih
kekurangan persediaan (stock out) karena seringkali bahan atau barang tidak dapat
(Eddy, 2018).
Oleh karena itu setiap perusahaan industri harus tepat dalam hal persediaan
agar persediaan bahan baku selalu ada dan tidak mengalami kekosongan serta dapat
proses produksi dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang
dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Selain itu, penerapan metode EOQ pada
sehingga mengurangi risiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang.
bahan baku yang harus dimanage dengan baik, maka peneliti menarik untuk
mengangkat topic dalam skripsi mengenai bahan baku perusahaan tersebut dengan
judul “Analisis Persediaan Bahan Baku Pengolahan Crumb Rubber (Karet Remah)
ketika buyer melakukan pemesanan dalam jumlah tertentu maka pihak produksi harus
menyanggupi permintaan buyer tersebut dengan waktu yang telah di tentukan antara
marketing dan buyer. Maka dari itu untuk persediaan bahan baku harus ada
pengendalian bahan baku agar tidak mengalami stock out ataupun over stock supaya
crumb rubber (karet remah) yang bahan bakunya adalah olahan karet (bokar) dalam
bentuk jenis slab dan lump, untuk pembeliaan bahan baku PT. XYZ memiliki Grade
yang dijadikan landasan untuk menentukan harga dan kualitas kadar keret kering
(KKK), bokar yang kadar karet kering nya (KKK) di bawah 48% akan dikembalikan
kembali kepada agen begitu juga dengan bokar yang terkontaminasi seperti terdapat
tatal, kayu, dan plastik sehingga bahan baku yang masuk tidak bisa langsung diterima
tujuh hari didalam gudang penyimpanan, bokar yang semakin lama di simpan
persentase kadar getahnya bisa mendekati 90% sehingga perusahaan tidak perlu
khawatir dengan bahan baku yang sudah lama dibeli namun belum diproduksi,
melihat dari persentase kadar getah yang semakin tinggi jika disimpan lama. Dilihat
dari aspek pengertian singkat diatas jika bokar yang masuk hanya yang lulus dari
pemeriksaan Kadar Karet Kering (KKK) menandakan tidak semua bahan baku yang
masuk dari agen akan diterima, bisa mengakibatkan perusahaan kekurangan stock
10
bokar yang memenuhi persyaratan, kemudian untuk bokar yang disimpan semakin
lama akan membuat presentase getah mencapai 90% sedangkan bokar masuk setiap
harinya bisa mengalami kelebihan stock yang mengakibatkan biaya pemesanan dan
Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian untuk persediaan bahan baku
supaya perusahaan tidak mengalami stock out atau kelebihan bahan baku dengan
proses persediaan bahan baku dengan biaya yang optimal. Dari uraian sebelumnya
pemesanan bokar yang optimal pada PT. XYZ bila menetapkan Metode EOQ?
2. Berapa total biaya persediaan bahan baku PT.XYZ dengan metode EOQ ?
Berdasarkan dari latar belakang dan rumusan masalah maka diperoleh tujuan
penelitian yaitu :
frekuensi pemesanan bokar yang optimal pada PT. XYZ dengan metode EOQ.
EOQ.
diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak, berikut kegunaan dari
oleh peniliti serta teori tentang pengolahan crumb rubber dari hulu hingga
hilir.
Universitas Jambi.
dengan meminimalisirkan total biaya persediaan bahan baku pada PT. XYZ.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Persediaan
suku cadang dari mesin atau suatu peralatan (Eddy,2018). Secara keseluruhan,
dan akan dijual kembali atau dipakai untuk menghasilkan barang-barang yang
hendak dijual.
dimiliki oleh perusahaan yang nantinya akan dijual selama satu periode usaha
yang normal. Ataupun persediaan barang baku dalam suatu proses produksi
1. Persediaan bahan mentah (raw materials), adalah persediaan bahan dalam bentuk
bahan mentah biasanya didapatkan secara alami, bisa juga dijual langsung oleh
12
13
supplier ataupun perusahaan sendiri yang membuat bahan baku secara langsung
dalam bentuk suku cadang yang didapatkan dari perusahaan lainnya, sediaan
tersebut nantinya akan dijadikan produk atau bisa menjadi suatu alat untuk
sudah ada dan digunakan dalam kegiatan produksi dan bukan sebagai bentuk
merupakan hasil dari setiap proses dan sudah berbentuk, tetapi masih harus
masuk kedalam proses produksi lanjutan agar menjadi barang yang diinginkan
perusahaan.
diproduksi atau barang yang telah selesai diproses oleh pabrik serta telah dikirim
apabila akan membeli bahan baku. Hal tersebut bisa dilaksanakan dengan
14
hendak dibeli oleh perusahaan dapat dilakukan melalui banyaknya bahan baku
akhir dari bahan baku tersebut, dan kemudian dikurangi dengan persediaan awal
Salah satu Faktor penentu besaran dana yang harus disiapkan oleh
perusahaan adalah harga bahan baku, jika perusahaan tersebut akan menyediakan
bahan baku dalam taraf unit tertentu. Apabila harga bahan baku yang digunakan
perusahaan semakin tinggi, akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan
3. Biaya-biaya persediaan
biaya persediaan yakni biaya pemesanan, biaya penyimpanan, serta biaya tetap
jumlahnya jika semakin tinggi jumlah unit bahan yang disimpan oleh perusahaan.
Biaya pemesanan adalah biaya yang akan semakin besar jumlahnya jika semakin
Biaya tetap persediaan adalah biaya yang besarannya tak terpengaruh dengan
frekuensi bahan baku yang dipesan ataupun banyaknya unit yang disimpan oleh
perusahaan.
4. Kebijakan pembelanjaan
15
dana yang bisa dipakai dalam kegiatan investasi persediaan bahan baku juga
berdasarkan kebijakan yang diberikan oleh perusahaan, dana bahan baku yang
ada apakah bisa mendapatkan prioritas pertama, atau kedua, dan mungkin saja
bisa yang terakhir untuk perusahaan yang terlibat. Selain itu, kemampuan
penyelenggaraan kegiatan produksi akan lebih baik jika dilakukan analisis yang
lebih teratur, diharapkan nantinya bentuk penyerapan bahan baku bisa diketahui.
Menggunakan analisis perkiraan ini bisa dipahami jenis peramalan yang dipakai
senyatanya atau tidak. Perbaikan dari model yang dipakai pastinya lebih baik
dilakukan terhadap sampainya bahan baku yang telah dipesan dinamakan dengan
pemesanan bahan baku yang akan dipakai, maka akan terjadi kekurangan bahan
16
baku (walaupun sudah dipesan), karena bahan baku tersebut belum datang ke
dipengaruhi oleh Model pembelian bahan yang digunakan. Hasil dari jumlah
model atau jenis pembelian yang dipakai pada sebuah perusahaan akan
dicocokkan dengan kondisi serta situasi persediaan bahan baku untuk setiap
perusahaan yang terkait. Ciri khas setiap bahan baku yang dipakai pada suatu
model pembelian yang tepat dengan setiap bahan baku yang ada pada
perusahaan. Hingga saat ini, model atau jenis pembelian dengan kuantitas atau
jmlah pembelian yang optimal (EOQ) merupakan model pembeliang yang paling
8. Persediaan pengaman
oleh perusahaan jika ada kendala berupa bahan baku yang berkurang, atau bahan
baku yang dibeli oleh perusahaan terlambat datang. Adanya safety stock akan
habis, meskipun terjadi keterlambatan bahan baku yang dibeli oleh perusahaan
17
dari waktu yang diperkirakan. Persediaan safety stock dilaksanakan dalam batas
tertentu, yang mana jumlah tersebut adalah jumlah tetap yang digunakan dalam
9. Pembelian kembali
akan memikirkan lamanya waktu tunggu yang dibutuhkan saat membeli bahan
baku yang dimaksud. Dengan begitu pelaksanaan pembelian kembali akan dapat
membawa bahan baku pada waktu yang tepat ke dalam gudang, yang
bahan baku didalam gudang akibat bahan baku yang dipesan lebih awal
kedatangannya.
yaitu:
1. Fluctuation stock, adalah sediaan yang fungsinya sebagai penjaga apabila terjadi
pengiriman barang.
tinggi, akan tetapi kemampuan produksi yang ada tak memadai untuk mencukupi
baku yang sulit didapatkan supaya tidak terjadi kondisi terhentinya proses
produksi.
dari tempat awal mula menuju tempat barang tersebut akan dipakai disebut
dengan pipeline inventory. Contohnya, barang yang dikirim dari pabrik pada
tempat jualnya, dimana bisa menghabiskan waktu beberapa hari hingga minggu.
yaitu :
1. Menghindari resiko pengiriman bahan baku yang terlambat atau barang yang
2. Menghilangkan resiko apabila material yang dipesan jelek atau tidak baik
perusahaan tidak kesulitan jika tidak ada bahan yang tersedia dipasaran.
19
yang dibutuhkan.
2.2 Biaya
yaitu :
dengan barang yang ada digudang yaitu barang using, ataupun biaya yang
depresiasi daya dan peralatan), biaya perumahan (sewa atau depresiasi pajak,
asuransi, dan gedung,), biaya investasi (biaya pajak, asuransi, dan peminjaman,
penyerobotan, sisa, dan barang usang (semakin tinggi jika produk yang dihasilkan
dan sebagainya yang meliputi proses sekitar pemesanan disebut sebagai biaya
pemesanan.
Biaya yang berasal dari kegiatan dalam mempersiapkan proses ataupun mesin
agar bisa memproduksi pesanan dinamakan dengan biaya pemasangan. Waktu dan
tenaga keja juga disertakan didalam biaya ini agar dapat mengganti dan
membersihkan peralatan.
yang akan diolah itu dari impor, pembelian lokal, ataupun diolah secara
Krismiaji (2011), mengemukakan bahwa terdapat dua jenis bahan baku, yaitu :
sebagai bahan integral dari sebuah produk jadi secara fisik dan diyakinkan bisa
2. Indirect material (Bahan baku tidak langsung) merupakan bahan atau material
yang secara fisik tidak bisa dicari eksistensinya pada suatu produk jadi.
1. Waktu yang diperlukan mulai saat waktu pemesanan hingga saat diterimanya
bahan (lead time). Lead time harus dipertimbangkan dengan baik agar
21
waktu tenggang pada saat pemesanan dengan saat diterimanya barang. Hal ini
2. Jumlah pemakaian banyaknya bahan yang dipakai pada sebuah kegiatan produksi
diperlukan perusahaan.
proses produksi sudah dapat dipastikan dengan adanya pemesanan bahan mentah
dengan jumlah besar secara periodik. Akan tetapi berkebalikan dari itu, bahan-
bahan mentah yang harganya mahal, maka frekuensi pemakaian dan kantor lead
time sebaiknya diberikan perhatian yang lebih besar dikarenakan besaran modal
besar.
4. Karakteristik fisik dari bahan mentah yang dibutuhkan Kriteria fisik bahan
mentah contohnya kondisi jelek atau baik, ukuran kecil atau besar. Bahan mentah
yang kondisinya cepat rusak sebaiknya tidak dipesan dalam jumlah besar
murah.
adalah banyaknya unit bahan/barang yang dipesan pada saat pemesanan supaya
22
atau jumlah unit pembelian yang paling optimal. Selain itu, Heizer dan Render
merupakan cara untuk mengontrol persediaan agar biaya total dari penyimpanan dan
EOQ adalah kuantitas atau volume pembelian yang sangat ekonomis disetiap
dimasukkan oleh perusahaan ke inventaris saat proses order. Hal tersebut diterapkan
agar total biaya persediaan bahan baku dapat diminimalkan, contohnya pada biaya
kuantitas bahan baku yang optimal pada setiap kali pemesanan bahan baku yang
a) EOQ bisa mengurangi kejadian stock out yang mengakibatkan kegiatan produksi
penyimpanan.
penerimaan atau kedatangan material yang dipesan bisa tepat waktu yang mana jika
persediaannya diatas dari safety stock itu dinyatakan sebagai nol. Margaretha (2011),
ppemesanan lagi agar persediaan dapat terisi. Re Orriyantider Point merupakan titik
atau saat suatu institusi bisnis atau perusahaan melakukan pemesanan bahan atau
Waktu yang dibutuhkan untuk memesan barang hingga barang itu datang perlu
jangka tertentu, hal itu bervariasi mulai dari jam hingga bulan. Perbedaan waktu
tersebut disebut dengan istilah lead time (waktu tenggang). Jarak lokasi antara
bagi kebutuhan selama menunggu kedatangan barang, hal itu dinamakan dengan
stock adalah unit persediaan wajib selalu ada pada sebuah perusahaan agar dapat
pengaman (safety stock) merupakan persediaan tambahan yang ada guna untuk
mengantisipasi adanya tingkat penjualan yang berubah ataupun proses produksi dan
mengetahui jumlah persediaan yang hendak dipesan serta kapan waktu sebaiknya
24
permasalahan akibat permintaan yang tidak pasti, aplikasinya lebih mudah dilakukan
d) Sistem EOQ bisa aplikasikan untuk perusahaan yang tidak stabil permintaan
produksinya.
e) EOQ juga bisa diaplikasikan pada perusahaan besar maupun perusaahn kecil.
terganggu.
h) Dengan sistem EOQ perusahaan dapat mengetahui berapa total jumlah biaya
Bahan Baku pada PT. Aceh Rubber Industries Kabupaten Aceh Tamiang. Metode
analisis data yang digunakan oleh penulis pada penelitian tersebuat adalah metode
Economic Order Quantity (EOQ) yang tujuannya agar dapat ditentukan pemesanan
25
yang paling bersifat ekonomis, Re Order Point (ROP), Total Inventory Cost (TIC),
serta safety Stock (SS). Didapatkan hasil akhir penelitian ini adalah sebesar 113.631
frekuensi pemesanannya mencapai 48 kali dalam kurun waktu satu tahun, lain halnya
dengan metode EOQ dimana didapatkan hasil sebanyak 346.588 kg dan sebanyak 16
berdasarkan kebijakan perusahaan sebanyak Rp. 4.097.678, lalu dilihat dari metode
kebijakan perusahaan itu tidak ada namun berdasarkan metode EOQ sebanyak
200.693 kg. tidak terdapat titik pemesanan ulang berdasarkan kebijakan perusahaan,
banyaknya persediaan safety stock, serta diketahui jumlah yang tepat untuk
pemesanan bokar kembali (Re order point). Metode pengolahan data yang
dipakai pada penelitian ini yaitu metode EOQ (Economic Order Quantity)
serta perhitungan TIC. Penelitian Ini Mendapatkan Hasil sebanyak 8.244 ton
baku yang sifatnya optimum dalam kurun waktu satu tahun. Didapatkan
Metoode EOQ, dan sebanyak 297 ton safety stock, serta perusahaan
EOQ hasil perhitungan bahan baku crumb rubber pada PT.Golden Energi
diketahui lebih sedikit dari pada keseluruhan biaya sediaan bahan baku dari
tahunnya. Pada penelitian ini yang ditentukan hanya total biaya persediaan
atau TIC yang disiapkan oleh persahaan saja, sedangkan untuk safety stock
yang dilihat pada penelitian ini adalah bagaimana agar persediaan bahan baku
menjadi meningkat, dan juga bagaimana sediaan bahan baku yang ada
meningkat. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini
adalah metode EOQ dan Analisa trend yang berguna dalam menentukan mana
safety stock yang mampu memaksimalkan proses produksi. Pada penelitian ini
Persediaan Bahan Baku Karet Mentah (Lateks) Dengan Metode Lot Sizing
teratur, sehingga menyebabkan kelebihan stock (over stock) dan pada suatu
lateks 12 selama kurun waktu kedepan (tahun 2012), perhitungan safety stock,
Silver Meal, Metode LUC (Least Unit Cost), serta perhitungan standar deviasi
sizing didaptkan hasil bahan baku lateks yang optimal sama dengan demand
pada setiap periode (yaitu mesanan yang laksanakan tiap periodenya) karena
tingkat safety stock yang sebaiknya disiapkan oleh gdang penyimpanan agar
Quantity (EOQ) Pada Proses Produksi Karet Pada Rubber Factory PT.
terlaksana dengan lancar tujuan yang diinginkan oleh perusahaan pun bisa
29
sumber daya bahan baku langka yang ada pada perusahaan. Bebrapa
pemerintah, serta biaya bahan bakar. Analisis yang digunakan oleh peneliti
pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yang tujuannya agar
bahan baku berfungsi agar melancarkan kegiatan produksi perusahaan, guna untuk
tidak terjadinya bahan baku yang kurang (stock out) ataupun bahan baku yang
pengeluaran yang akan ditanggung perusahaan, apabila persediaan bahan baku yang
dibeli atau diperlukan perusahaan semakin tinggi maka akan menyebabkan semakin
tinggi pula biaya pengeluaran oleh perusahaan. Agar keputusan saat pembelian
30
bahan baku bisa lebih efisien serta mengurangi biaya untuk sediaan bahan baku
produksi crumb rubber (karet remah). PT. XYZ adalah salah satu perusahaan
remah) dengan spesifikasi teknik SIR 10 dan SIR 20. PT. XYZ membeli
bahan baku dari supplier yang sebelumnya sudah dicek karakteristik bokar
tabel 2 bisa dilihat bahwa produksi karet di Provinsi Jambi terus mengalami
penurunan dengan itu Gapkindo jambi sudah melarang untuk tidak akan lagi
mengizinkan industri crumb rubber berdiri lagi melihat kondisi produksi yang
sering terjadi dalam pembelian bahan baku, seperti menurunnya harga karet
mentah pada pasar global yang menyebabkan petani menahan pasokan karet
getah hingga harga stabil dan ketidakpastian jumlah pasokan dari petani
akibat faktor cuaca dan fluktuasi serta adanya bokar yang tak cocok dengan
banyaknya bahan baku yang akan dipesan atau yang nantinya diperlukan
berdasarkan pemakaian yang ada, supaya taka da bahan baku yang berlebih
(over stock) atau bahan baku yang kurang (stock out) yang mengakibatkan
dalam analisis ini adalah agar dapat diketahui total biaya sediaan bahan baku
PT. XYZ
(Pengolahan Crumb Rubber)
32
di Jl. Lintas Sumatera KM.54 RT.05 Desa Sirih Sekapur Kec. Jujuhan, Kab.
berpusat di Negara Thailand didirikan pada tahun 2015 salah satu cabang ke 5
yang ada di Indonesia. Bahan baku merupakan salah satu faktor utama dalam
proses berjalannya suatu perusahaan, semua bahan baku bokar yang diperoleh
oleh PT. XYZ berasal dari perkebunan rakyat, karena perusahaan ini hanya
sengaja (purposive) oleh penulis atas dasar pertimbangan bahwa PT. XYZ
4. Biaya pemesanan yang dikeluarkan oleh PT.XYZ untuk perediaan bahan baku
(Rp)
5. Biaya penyimpanan yang dikeluarkan PT. XYZ untuk persediaan bahan baku
(Rp)
32
33
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data runtut
waktu (cross section) yaitu data yang secara kronologis disusun menurut
waktu pada suatu variabel tertentu. Data dalam penelitian ini merupakan data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan
dan diperoleh langsung dari sumber asli untuk kepentingan studi yang
pengguna data atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Data
penelitian ini diperoleh dari Instansi Resmi PT. XYZ, dan juga situs resmi
mengumpul data dengan cara filed research atau penelitian lapangan yang
dalam penelitian ini adalah metode observasi dan interview. Interview yaitu
untuk kepentingan penelitian ini juga digali berbagai data, informasi dan
mengitung safety stock dan re order point, dan menghitung total inventory
cost. Berikut ini berbagai metode yang digunakan untuk analisis kuantitatif
bahan baku yang ekonomis dan frekuensi waktu pembelian bahan baku yang
optimal serta total biaya persediaan menjadi ekonomis pada PT. XYZ
√ 2 DS
H
Keterangan :
sebagai berikut
Q D
Total Biaya Persediaan (TIC) = H +S
2 Q
Keterangan :
pembelian)
SD = √ ¿ ¿ ¿
Keterangan :
n = Jumlah data
SS = Z x SD
Keterangan:
Z = Service Level %
SD = Standar deviasi
Point yaitu :
ROP = (d.Lt) x SS
Keterangan :
Lt = Lead time
1. Persediaan adalah stock yang disimpan oleh perusahaan agar dapat memenuhi
tujuan tertentu dalam bentuk barang setenagh jadi atau bahan olaha karet
2. Kebutuhan bahan baku adalah jumlah pembelian bahan baku yang harus dibeli
sesuai dengan yang telah ditetapkan, dalam penentuan kebutuhan bahan baku
dilihat pada target produksi yang direncanakan dan stock persediaan digudang.
(kg/bln)
3. Target Produksi adalah jumlah produksi yang ingin dicapai atau yang
(kg/bln)
5. Jumlah bokar adalah stock bokar yang tersisa digudang setelah pemakaian
pasokan bokar yang baik, petani yang sudah menjalin kerja sama dengan
7. Perusahaan memiliki 3 station pembelian yaitu tebo, bangko dan muara beliti,
petani sekitar menjual bokar ke setiap station perusahaan dan bokar yang sudah
38
8. Biaya Pemesanan yang terdiri atas Biaya Telepon dan Biaya Pengiriman
(Rp/sekali pesan)
9. Biaya Telpon adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang diberikan kepada
kecurangan (Rp)
10. Biaya Pengiriman adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menyewa
mobil truk guna mengangkut bokar dari station pembeliaan ke pabrik (Rp/kg)
11. PT. XYZ memiliki 3 station pembelian yaitu di Tebo, Bangko dan Muara Beliti
12. Biaya penyimpanan terdiri atas Biaya Listrik, Biaya Buruh Gudang, dan Biaya
Keamanan (Rp/thn)
13. Biaya Listrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan terkait listrik yang ada
digudang penyimpanan, seperti biaya lampu gudang, lampu sorot untuk malam
14. Biaya Buruh Gudang adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada 26
orang buruh yang bertugas dalam bongkat muat bokar, penyortiran, dan
15. Biaya Keamanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada 2
16. Persediaan Pengaman (safety stock) adalah persediaan bokar yang harus selalu
17. ROP (Re Order Point) adalah kondisi dimana perusahaan harus melakukan
18. Pembeliaan bahan baku adalah bokar yang dibeli perusahaan sesuai dengan
PT. XYZ didirikan pada tahun 2015 yang berfokus pada bidang
karet remah berupa SIR 10 dan SIR 20. PT. XYZ berlokasi di Jln. Lintas
Sumatera KM.54 RT.05 Desa Sirih Sekapur Kec. Jujuhan, Kab. Muara Bungo
PT. XYZ mulai berdiri pada tahun 2015, merupakan cabang ke 5 dari
sritrang group yang ada di indonesia, PT. XYZ hanya memfokuskan pada
bidang industry pengolahan karet remah dan tidak ada memiliki perkebunan
sendiri khususnya untuk cabang yang ada di Indonesia. Sri trang group
39
40
dengan pangsa pasar 8% dari konsumsi karet alam global dan 8% dari
industri karet alam, mulai dari perkebunan karet dan pengolahan karet hingga
produksi sarung tangan. Di hulu, sritrang group memiliki sekitar 7.200 hektar
Rubber (TSR) dan Ribbed Smoked Sheets (RSS) hingga Concentrated Latex
dan memiliki total kapasitas produksi sebesar 2,81 juta ton per tahun.
Songkhla, Di hilir, anak perusahaan Sri Trang Gloves (Thailand) Ltd., adalah
miliar lembar sarung tangan per tahun dan memproduksi sarung tangan karet
alam dan nitril bubuk dan bebas bubuk yang memiliki beragam aplikasi, dari
medis hingga gaya hidup. Selain itu, kami juga telah mendirikan perusahaan
terdaftar ganda di Bursa Efek Thailand (SET) dan Bursa Singapura (SGX).
minimizing the social and environmental impact of our operations and to the
purchasing dan HR, sedangkan kegiatan pabrik terdiri dari pembelian bahan
42
1) Kegiatan Kantor
berikut:
bahan dasar yang di beli oleh perusahaan untuk diolah, sehingga bahan
tersebut nantinya akan menjadi barang jadi yang merupakan produk dari
2) Kegiatan pabrik
remah) adalah bahan olahan karet (bokar) yang berasal dari perkebunan karet
kebun, sit (sheet) angin, slab dan lump segar. Bahan baku yang digunakan
oleh PT. XYZ dalam proses pengolahan crumb rubber (karet remah) adalah
bokar dengan jenis slab dan cup lumb. Pembeliaan bahan baku PT. XYZ ini
hasil jumlah/kuantitas dari suatu agen. Pada saat bongkar muat bokar dapat
dilihat karakteristik setiap bahan baku yang masuk dari setiap agen.
merupakan berat kotor dari total berat truck dan berat bahan baku. Setelah
oleh buruh dari agen tersebut. Bokar yang datang akan dibelah menjadi dua
bagian guna untuk memudahkan pencacahan dan pemelihan bokar yang bersih
dari tatal atau bokar yang terkontaminasi, bokar yang reject akan dipisahkan
dari bokar yang bersih disebut juga dengan penyortiran. Selanjutnya akan
B. Produksi
Proses produksi terbagi menjadi dua tahap yaitu proses basah (wet
process) dan proses kering (dry process). Proses basah berawal dari
karet. Proses produksi basah akan selalu di aliri air bersih guna untuk
membersihkan kontaminasi dari karet, seperti batu, kayu kecil, dan pasir.
Pelaksanaan proses produksi basah bokar yang memiliki Kadar Karet Kering
(KKK) yang rendah akan digabungkan dengan bokar yang memiliki Kadar
Karet Kering (KKK) yang bagus, guna agar karet lebih lengket. Setelah
masuk kedalam mesin pencacah pertama yaitu slab cutter dengan ukuran
kontaminasi pertama yang terdapat pada hasil cacahan oleh tenaga kerja
manusia secara manual yang berjalan di setiap belt conveyor dan lanjut ke
pool 3.
menuju mesin pencacah ketiga yaitu hammermill dengan hasil cacahan ukuran
2cm x 2,5cm x 2cm kemudian akan masuk kembali ke pencucian atau pool 4.
Kapasitas produksi wet process pada bulan November dapat dilihat pada
kembali ke mesin creeper dengan hasil akhir blanket, Ketika masuk kedalam
mesin crepeer pertama dan kedua, selanjutnya akan dimasukkan kedalam bak
pencucian pool 5 selanjutnya akan masuk ke mesin creeper tiga dan empat
dan dilanjutkan ke pool 6, dan masuk ke akhir creeper lima, enam dan tujuh
dahulu.
produksi basah dan sudah dijemur (hanging) selama 18 hari hingga 25 hari,
kamar jemur blanket memiliki 5 lantai dan setiap lantai memiliki 32 slop/po
dengan ketebalan 16ml lebar 60ml – 67ml dan panjang 35 meter. Proses
produksi kering dimulai dari penurunan blanket yang sudah telah disusun
46
dilanjutkan memasukki mesin pencucian pool 7, dan akan di bawa oleh belt
penggilingan creeper dilakukan sebanyak dua kali hingga berakhir pada bak
pencucian pool 9, kemudian akan di bawa oleh belt confayor kedalam mesin
shreeder yang nanti akan disaring kemudian masuk kedalam pipa penyedot
sebanyak 1250 kg. kapasitas produksi dry process pada bulan November
dengan lama 4 jam. Selanjutnya akan memasuki mesin press yang mana setiap
ball karet memiliki berat 35kg kemudian akan memasuki cek white spot
secara manual oleh tenaga kerja manusia, selanjut nya akan dibawa
kemudian akan memasuki metal detector yang mana jika ball karet yang
secara manual oleh tenaga kerja manusia, akan di ambil sample guna untuk
kegiatan laboratorium dan untuk tahap akhir ball karet yang sudah lulus QC
check maka akan dimasukkan kedalam plastik sealing polybag setelah itu
permintaan konsumen (seperti plastik, kayu, dan besi). Setiap pallet berisi 36
ball, dimana 1 ball memiliki berat 35 kg berarti 1 pallet berisi 1260 ton ball
karet.
C. Laboratorium
c) Pengujian SIR (Standart Indonesian Rubber) yaitu, Dirt max 0.20% (kadar
kotor), Ash max 1.0% (kadar abu), VM max 0.8% (kadar zat menguap), N2
D. Qualty Control
dari bahan baku, produksi dan mengontrol bagian barang jadi yang akan siap
petunjuk kerja sesuai referensi yang ditetapkan pada proses pekerjaan untuk
dapat memenuhi persyaratan sebagai hasil akhir kerja. Ada beberapa tujuan
kegiata Quality control yaitu membuat hasil produksi dapat mencapai standart
a) Seiri / Memilih
Pilih dan Pisahkan barang yang perlu dan tidak perlu di tempat kerja
b) Seiton / Menyusun
untuk digunakan
c) Seiso / Membersihkan
Bersihkan tempat kerja anda supaya tidak ada debu dan kotoran diatas lantai,
d) Seiketsu / Menyeragam
e) Shitsuke / Membiasakan
Melatih diri untuk selalu mematuhi peraturan kebersihan dan kerapian agar
limbah, yang mana limbah tersebut tidak boleh keluar dari pabrik dan harus
49
sebagai berikut :
b. Limbah padat, jenis limbah yang berupa padatan seperti tatal dan pasir yang
lingkungan.
Kepala bagian gudang bahan baku bertanggung jawab dalam tata letak
gudang bahan baku yang nantinya akan dijadikan tempat penyimpanan bahan
bokar yang masuk setiap harinya dan jumlah bokar yang akan diproduksi,
serta bekerja sama dengan bagian produksi untuk menentukan jumlah bokar
Gudang barang jadi adalah tempat penyimpanan ball SIR yang siap
marking dan wrapping. Dalam kegiatan marking yaitu memberi label sesuai
dengan nama konsumen dan kepala gudang barang jadi bertanggung jawab
50
dalam penanganan hasil produksi akhir dan mengatur pengiriman barang yang
H. Teknik
Teknik bertugas dalam mengontrol fungsi alat dalam proses produksi dari wet
line hingga dry line. Bagian tekni yang ada terdiri dari beberapa sub bagian,
yaitu :
- Maintenance line
- Maintenance general
- Maintenance electrical
I. Boiler
Boiler adalah sumber energi panas yang akan digunakan pada proses
dry process yang mana bahan baku bakar nya berasal dari cangkang sawit dan
batu bara. Bahan baku tersebut akan memanaskan oli yang akan kemudian
Bahan baku yang digunakan oleh PT. XYZ berasal dari perkebunan
rakyat dikarenakan PT. XYZ hanya berfokus pada bidang industry dan tidak
bentuk mentah (raw material) yang dipasok oleh supplier yang sudah
milik perusahaan. Bahan baku mentah ini yang akan diolah menjadi bahan
setengah jadi yaitu crumb rubber, PT. XYZ hanya menerima bokar dalam
bentuk slab dan cup lump dengan kadar karet kering (KKK) minimal 48%.
pemilihan supplier. Supplier yang diterima di PT. XYZ adalah supplier yang
memenuhi persyaratan yaitu memiliki (KKK) minimal 48%, PT. XYZ akan
dilaboratorium, jika tidak ditemukan KKK dibawah 48% maka akan diterima
sebagai supplier PT. XYZ. Kegiatan ini dilakukan sebelum supplier dan
dan Muara Beliti untuk mengantar bokar dari station pembelian perusahaan
dan untuk daftar supplier/pemasokan bokar pada PT. XYZ dapat dilihat pada
Lampira 1.
bokar dari station tebo kepabrik sebesar Rp. 100/kg bokar, dari station bangko
kepabrik sebesar Rp. 110/kg bokar dan untuk biaya pengiriman dari station
muara beliti kepabrik sebesar Rp. 280/kg bokar kemudian dikalikan dengan
bokar untuk 3 station pembelian bokar pada Tahun 2021 dapat dilihat pada
dengan menyewa mobil angkut ke pabrik dengan biaya yang telah ditetapkan
karet lebih keras dan padat tidak mengandung air yang berlebihan dan karet
yang bersih tanpa terkontaminasi dengan Kadar Karet Kering minimal 48%.
Karet yang tidak dibutuhkan oleh PT. XYZ yaitu karet yang mengandung
kontaminan seperti kayu, pasir, tanah, batu dan pupuk yang berlebihan dan
juga yang mengandung karet mati tidak akan diterima oleh pabrik. Dalam
dengan bokar yang memiliki kualitas baik sehingga hasil dari produksi
seimbang (balance).
metode FIFO (First In First Out). Metode FIFO merupakan metode dimana
barang pertama yang masuk berarti barang tersebutlah yang pertama keluar.
Sistem penyimpanan bahan baku PT. XYZ adalah dengan system partai.
Sistem ini yaitu setiap bahan baku yang datang dimasukkan kedalam partai-
partai yang sudah tersedia sebelumnya dengan maksimal jumlah bahan baku
500 ton per partai. Blok partai ada 15, yaitu blok 1A01, blok 1A02, blok
1A03, blok 1A04, blok 1A05, blok 1A06, blok 1A07 yang berada di bawah
54
atap dan ada blok 1Z01, blok 1Z02, blok 1Z03, blok 1Z04, blok 1Z05, blok
perencanaan laba, persedian (stock) bokar yag ada digudang dan dapat juga
jumlah pemintaan buyer pihak raw materil dapat mengetahui nya dari bagian
marketing karena pihak ini langsung yang terhubung dengan buyer. Jika sudah
diketahui. Untuk menghindarai terjadi nya kekurangan bahan baku (stok out)
dan kelebihan bahan baku bokar (over stock) ketika terjadinya fluktuasi pada
permintaan crumb rubber, berikut data target pembelian bahan baku bokar
Oktober 3.200.000
November 3.200.000
Desember 3.200.000
Total 45.000.000
Rata-rata 3.750.000
Sumber : Data Perusahaan yang diolah Tahun 2021
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwasanya total kebutuhan bahan
baku PT. XYZ untuk Tahun 2021 yaitu sebanyak 45.000.000 kg/tahun dengan
produksi yang telah ditetapkan. Dari tabel dapat kita lihat bahwasanya di
bulan Januari kebutuhan bahan baku lebih kecil dibandingkan dengan target
2020 dan ditambahkan dengan pembeliaan bokar pada bulan Januari sebesar
yang diinginkan dan untuk pemakaian bokar yang sesungguhnya pun hanya
kebutuhan bahan baku juga lebih kecil dibandingkan dengan target produksi
supplier maupun dari station pembeliaan bahan baku bokar, maka dari itu
56
perusahaan dapat mengalami over stock jika persediaan yang ada tidak sesuai
8,000,000
7,000,000
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
0
ri ri et il ei ni li s
be
r er be
r
be
r
nua rua ar pr M Ju Ju s tu ob
Ja eb M A gu tem kt em em
F A p O ov es
Se N D
baku tertinggi terdapat pada bulan Maret dan pembelian terendah terjadi pada
penghujan sehingga banyak petani yang tidak bisa menyadap karet meraka
dan bokar yang masukpun banyak yang tisak sesuai dengan karakteristik
perusahaan dikarenakan KKK dibawah 48%. Dan kemudian dapat kita lihat
kondisi tersebut, dapat kita lihat juga pada grafik untuk garis persediaan bokar
dimulai pada bulan July selalu berada di atas garis pemakaian bokar yang
stock.
pembelian bahan baku kepada supplier mencangkupi biaya telpon dan biaya
untuk tempat penyimpanan bahan baku setelah dibeli dari supplier. Berikut
data rincian besarnya masing-masing biaya setiap kali pesamesana bokar PT.
Tabel 7. Biaya Sekali Pemesanan Bahan Baku PT. XYZ Tahun 2021
Jenis Biaya Biaya Pengiriman (Rp)/Sekali
58
beda tergantung dengan biaya per kg bokar yang sudah ditetapkan (Tabel 5).
Untuk total biaya sekali pemesanan pada PT. XYZ yaitu sebesar Rp.
nego harga setelah pengecekan KKK, kerusakan dan jika ada terjadi
berisi batu untuk menambah berat pada bokar dibagian bawah. Kemudian ada
bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan yang terletak di Tebo, Bangko dan
Muara Beliti. Perusahaan menyewa mobil angkut untuk membawa bokar dari
station ke pabrik dengan biaya per kg nya dapat dilihat pada Tabel 5. Rincian
perhitungan biaya pemesana dapat dilihat pada (Lampiran 6,7 dan 8). Berikut
penyimpanan bokar PT. XYZ pada Tahun 2021 yaitu sebesar Rp. 708.000.000
ada 3 jenis biaya penyimpanan pada PT. XYZ yang mencakupi biaya listrik
gudang, biaya buruh gudang, dan biaya pengamanan. Biaya listrik gudang
seperti timbangan digital, lampu gudang, lampu sorot, dan mesin air. Untuk
biaya buruh gudang adalah biaya yang diberikan kepada buruh yang
penyusan, dan biaya keamanan adalah biaya yang dikeluarkan untuk dua
orang penjaga gudang dibagi menjadi shift malam dan shift pagi secara
bergantian.
bahan baku PT. XYZ dapat dilihat pada Tabel 6. Bahan baku yang dibutuhkan
PT. XYZ ini adalah bokar dengan jenis slab dan lump.
Untuk kegiatan pembelian bokar dilakukan setiap hari kerja, maka dari
itu kita asumsikan bahwa bokar yang masuk itu dalam 1 bulan sebanyak 26
hari dikarenakan hari kerja perusahaan adalah 26 hari dan untuk 1 tahun
sebanyak 312 hari kerja. Dari tabel dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan
bahan baku yang ditetapkan perusahaan untuk Tahun 2021 yaitu sebanyak
setiap harinya yaitu sebanyak 144.230 kg/hari, lebih tepatnya adalah jumlah
bokar yang harus dibeli perusahaan setiap harinya untuk dapat memenuhi
Tabel 10. Perhitungan Biaya Penyimpanan Bokar PT. XYZ Tahun 2021
Total Biaya Penyimpana = Kebutuhan Bahan Biaya H/Q (Rp/Q)
H (Rp/tahun) Baku per hari = Q (kg)
Rp. 708.000.000 144.230 Rp. 4.908
Sumber : PT. XYZ diolah (2021)
Dari perhitungan diatas dapat dlihat bahwa biaya penyimpanan bokar
pada Tahun 2021 sebesar Rp. 708.000.000 dengan kebutuhan bahan baku
perusahaan satu bulan sekali yang akan dibayarkan langsung dari pihak
kg yang proper dan yang non proper sebanyak 3.500.000 kg, gudang proper
61
adalah gudang yang berada dibawah atap dan sudah memenuhi kriteria
sedangkan gudang non proper adalah gudang yang berada diluar atap yang
Tabel 11. Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC) PT. XYZ Tahun 2021
Q D
D (kg/thn) Q (kg/hari) S (Rp/hari) H (Rp/Q) TIC = H +S
2 Q
45.000.00 144.230 Rp. 9.819.000 Rp. 4.908/Q Rp. 3.417.484.758
0
Sumber : PT. XYZ diolah (2021)
Dari perhitungan diatas dapat diketahui besar total biaya persediaan bokar PT.
XYZ pada Tahun 2021 adalah sebesar Rp. 3.417.484.758 dengan kebutuhan bahan
baku (D) sebanyak 45.000.000 kg dengan rata-rata kebutuhan bahan baku setiap
harinya (Q) sebesar 144.230 kg serta biaya sekali pembeliaan sebesar Rp. 9.819.000
dan biaya penyimpanan Rp. 4.908/Q, sehingga diketahui total biaya persediaan bahan
baku sesuai kebijakan PT. XYZ pada Tahun 2021 adalah sebesar Rp. 3.417.484.758
bahan baku yang ekonomis dengan harapan dapat mengurangi total biaya persediaan
bahan baku (bokar) dengan Metode EOQ perusahaan dapat mengetahui seberapa
sehingga tidak terjadi pengeluaran biaya yang besar namun tetap dapat memenuhi
62
kebutuhan bahan baku. Berikut perhitungan kebutuhan bahan PT. XYZ Tahun 2021
D = 45.000.000 kg/tahun
H = Rp. 4.908/ Q
EOQ =
√ 2 DS
H
EOQ =
√ 2. x 45.000 .000 x 9.819 .000
4.908
Q* = 424.328 kg
Metode EOQ PT.XYZ dapat mengetahui jumlah bahan baku yang ekonomis
pembelian bokar. Untuk memenuhi kebutuhan bokar pada Tahun 2021 yaitu
yang telah dihitung yaitu sebanyak 107 hari dalam setahun, yang mana
63
312 hari dalam setahun dengan kebutuhan bahan baku perharinya sebanyak
Quantity PT. XYZ dapat mengurangi frekuensi pembelian pada bahan baku
sebanyak 206 hari sehingga PT. XYZ dapat mengolah bokar lebih banyak
Tabel 13. Total Biaya Persediaan Bahan Baku (TIC) PT. XYZ Metode EOQ
Q D
D (kg/thn) Q* (kg) S (Rp/hari) H (Rp/kg) TIC = H +S
2 Q
45.000.00 424.328 Rp. 9.819.000 Rp. 4.908/kg Rp. 2.082.606.222
0
Sumber : PT. XYZ diolah (2021)
Dari tabel diatas dapat diketahui untuk total biaya persediaan bahan
baku bila menggunakan metode EOQ yaitu sebesar Rp. 2.082.606.222 dengan
pembelian sebanyak 107 hari dalam setahun dengan total biaya penyimpanan
kuantitas pembeliaan yang ekonomis itu terjadi ketika biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan bertemu atau sama. Penelitian ini sejalan dengan Dewi
bahan baku serta frerekuensi pemesanan dalam satu tahun guna untuk
terjadinya kekurangan bahan baku dalam kegiatan produksi yang terjadi dari
beberapa faktor seperti musim hujan, fluktuasi harga bokar, dan waktu tunggu
pemesanan bokar diantar agen/supplier dan dari station pembelian, maka dari
itu perlu adanya persediaan pengaman agar kegiatan produksi berjalan dengan
Hal ini sering disebut dengan lead time yaitu jangka waktu yang diperlukan
sejak dilakukan pemesanan sampai saat datangnya bahan baku yang dipesan.
Untuk mengetahui seberapa lamanya lead time biasanya diketahui dari lead
membeli bokar disetiap hari kerjanya maka diketahu lead time pada PT. XYZ
65
Standar Deviasi =
√ 9.274 .585 .000.000
12
= 879.137 kg/bln
66
dengan mengetahui standar deviasi, lead time dan service level (Z).
= 1,64(1) x 879.137
= 1.441.784 kg/bln
sebesar 1,64 (Lampiran 10). Dari perhitungan safety stock diatas dapat
harus selalu ada digudang persediaan bahan baku. Dengan kebutuhan rata-rata
kg/bln maka dari itu perusahaan harus memiliki persediaan pengaman (safety
Persediaan bahan baku harus terkontrol dengan baik agar tidak terjadinya
stock out maupun over stock, agar kegiatan produksi tetap berjalan dan dana
tepat dan jelas. Berikut perhitungan titik pemesanan kembali (re order point)
Lt = 1 hari
SS = 1.441.784 kg/bln
38.883.000
d = Pemakaian rata-rata = 124.455 kg/hari
312
= 1.566.239 kg/bln
safety stock atau persediaan bokar yang harus ada digudang sebanyak
dari jumlah pembelian, frekuensi pembelian, dan total biaya persediaan bahan
Tabel 15. Perbandingan Persediaan Bahan Bakau (TIC) Antara Skema PT.
XYZ dan Metode EOQ Tahun 2021
Keterangan Kebijakan perusahaan Metode EOQ
Kuantitas pembeliaan 144.230 kg 424.328 kg
Frekuensi pembeliaan 312/hari 107/kali
TIC Rp. 3.417.484.758 /tahun Rp. 2.082.606.222 /tahun
Safety Stock - 1.441.789 kg/bln
ROP - 1.566.239 kg/bln
Sumber : Hasil Penelitian (data diolah tahun 2021)
disetiap hari nya yaitu sebesar 144.230 kg untuk frekuensi pembelian bahan
baku bokar selama 312 hari dengan total biaya persediaan sebesar Rp.
Ketika persediaan bokar pada gudang berada pada titik ROP yaitu sebesar
pertama tersedia 548.778 dan pemakaian satu hari sebesar 124.455 kg/hari
kali produksi lagi yaitu sebesar 124.455 kg/hari dengan sisa persediaan yang
ada sebesar 175.413 kg dan ditambahkam dengan jumlah safety stock yang
PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan karet remah
dengan Teknik SIR 10 dan 20 ygng didirikan pada Tahun 2015, merupakan cabang
ke 5 yang ada diindonesia yang berpusat di Thailand. PT. XYZ hanya memfokuskan
pada bidang industry pengolahan karet remah dan tidak memiliki perkebunan sendiri
khususnya untuk ccabang yang ada diindonesia. Maka dari itu perusahaan sangat
bergantung kepada petani karet dalam memenuhi kebutuhan bahan baku mereka. PT.
XYZ memiliki 20 supplier dan 3 unit station pembeliaan bahan baku yang ada di
bangko, tebo, dan muara beliti dikarenakan perusahaan tidak memiliki mobil angkut
maka perusahaan harus sewa mobil angkut untuk membawa bokar dari station ke
bahan baku dilakukan setiap hari kerja perusahaan yang mana setiap bulan
perusahaan bekerja selama 26 hari dan dalam setahun sebanyak 312 hari dengan
kebutuhan bokar pada Tahun 2021 yaitu sebanyak 45.000.000 kg dengan rata-rata
kebutuhan bahan baku PT. XYZ untuk Tahun 2021 sebanyak 45.000.000
kg/hari dengan frekuensi pembelian setiap hari kerja yaitu selama 312 hari
sebesar Rp. 4.908/Q bokar yang mencangkupi biaya listrik, buruh gudang dan
keamanan. Dengan total biaya persediaan bokar pada PT. XYZ untuk Tahun
kebutuhan bahan baku yang diperlukan perusahaan untuk Tahun 2021 yaitu sebesar
setahun dan total biaya persediaan bahan baku yang lebih kecil dibandingkan dengan
perusahaan mengalami penghematan pada total biaya persediaan bahan baku sebesar
Kemudian pada titik persediaan berada pada nilai ROP yaitu sebesar
kebutuhan bahan baku dengan total biaya persediaan yang ekonomis dan
bahan baku dan over stock sehingga dengan metode Economic Order
warning stock pada persediaan dengan adanya perhitungan ROP (Re Order
Point).
berdampak kepada supplier perusahaan, dimana supplier tidak akan dapat memasok
bokar ke perusahaan setiap hari seperti yang sebelumnya, dan akan terjadinya
baku sendiri. PT. XYZ mengambil supplier dari petani karet didaerah sekitar
perusahaan tersebut jika tidak ada jalinan kerja sama antara perusahaan dengan petani
karet sekitar bisa terjadi hal yang tidak diinginkan. Untuk menghindari hal tersebut
alangkah baiknya perusahaan mengurangi station pembelian bahan baku dilihat dari
penghasil bokar terbanyak dan station terdekat itulah yang akan dipertahankan
dengan mengurangi station pembelian bahan baku maka dapat mengurangi biaya
pengiriman dan perusahaan juga harus menetapkan kuantitas bokar yang harus
5.1 Kesimpulan
sebanyak 107 hari dalam satu tahun, dibandingkan dengan skema perusahaan
2. Pada kebijakan perusahaan untuk total biaya persediaan bahan baku (bokar)
metode EOQ total biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp. 2.082.606.222
1.334.878.536
3. Pada perhitungan safety stock dan ROP dijelaskan Apabila persediaan bahan
baku digudang berada pada titik ROP yaitu sebesar 1.566.239 kg maka
71
72
5.2 Saran
perusahaan dapat memesan bahan baku dalam jumlah yang sesuai dengan
baku.
Arif, 2009. Outlook Karet Desember Final 2020. Jakarta : Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian, Kementrian Pertanian .
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2019. Provinsi Jambi dalam angka 2019. BPS
Provinsi Jambi: Jambi.
Dewi, Rosa I. 2018. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pasa PT. Aceh
Rubber Industries Kabupaten Aceh Temiang. Jurnal. Fakultas Ekonomi.
Universitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sabang.
Dina, Rahmayanti. 2013. Optimalisasi Sistem Persediaan Bahan Baku Karet Mentah
(Lateks) Dengan Metode Lot Sizing (Studi Pustaka: PT.Abasiat Raya). Jurnal
Teknik Industri. Universitas Andalas.
73
74
Heizer, jay dan Barry Render. 2014. Manajemen Operasi: Manajemen Persediaan.
Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.
Herjanto, Eddy. 2018. Manajemen Operasi. Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia.
Imam, Febrian. 2019. Analisis Persediaan Bahan Baku Dalam Upaya Meningkatkan
Proses Produksi Pada PT.Jhonlin Agro Mandiri Crumb Rubber Factory)
Batulicin. Jurnal Managemen. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad
Al Banjari (UNISKA).
Maulida, Z. (2018). “Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada PT. Aceh Rubber
Industries Kabupaten Aceh Tamiang”, Vol 7 No. 2 Hal. 157.
Mulyadi. 2012. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetkan sebelas. Yogyakarta : STIE YKPN
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. 2020. Outlook Karet Desember Final
2020. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral –
Kementerian Pertanian.
Sudana, I Mad. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Suharyadi, P.S. 2016. Statistika : Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Salemba
Empat
LAMPIRAN
SPV of RM Receiving
RM Data Officer
Head of RM Receiving
RM Digital Weighing Operator RM Data
RM Forklift Driver
RM Receiving Worker
RM Weighing Operator
RM Test DRC
78
Pencatatan
Penimbangan pembelian dan
Pemasok
digital bokar penyusunan bahan
baku
penimbangan
pabrik Nego harga
digital mobil keluar
Lampiran 6. Jumlah Bokar dan Biaya Pengiriman Bokar Dari Station Tebo
menuju PT. XYZ Tahun 2021
Bulan Jumlah Bokar Biaya Pengiriman (100/kg)
Januari 312.000 31.200.000
Februari 579.000 57.900.000
Maret 831.000 83.100.000
April 862.000 86.200.000
Mei 649.000 64.900.000
Juni 918.000 91.800.000
Juli 924.000 92.400.000
Agustus 394.000 39.400.000
September 1.194.000 119.400.000
Oktober 751.000 75.100.000
November 195.000 19.500.000
Desember 89.000 8.900.000
Total 7.698.000 769.800.000
Sumber : Data Perusahaan diolah (2021)
82
Lampiran 7. Jumlah Bokar dan Biaya Pengiriman Bokar Dari Station Bangko
Menuju PT. XYZ Tahun 2021
Bulan Jumlah Bokar Biaya Pengiriman (110/kg)
Januari 217.000 23.870.000
Februari 797.000 87.670.000
Maret 1.211.000 133.210.000
April 441.000 48.510.000
Mei 257.000 28.270.000
Juni 301.000 33.110.000
Juli 229.000 25.190.000
Agustus 85.000 9.350.000
September 317.000 34.870.000
Oktober 209.000 22.990.000
November 220.000 24.200.000
Desember 434.000 47.740.000
Total 4.718.000 518.980.000
Sumber : Data Perusahaan diolah (2021)
83
Lampiran 8. Jumlah Bokar dan Biaya Pengiriman Bokar Dari Station Muara
Beliti Menuju PT. XYZ Tahun 2021
Bulan Jumlah Bokar Biaya Pengiriman (110/kg)
Januari 548.000 153.440.000
Februari 1.131.000 316.680.000
Maret 1.241.000 347.480.000
April 529.000 165.760.000
Mei 338.000 94.640.000
Juni 354.000 99.120.000
Juli 420.000 117.600.000
Agustus 262.000 73.360.000
September 315.000 88.200.000
Oktober 0 0
November 21.000 5.880.000
Desember 0 0
Total 5.159.000 1.462.160.000
Sumber : Data Perusahaan diolah (2021)
84
Lampiran 9. Harga Bahan Baku (Bokar) sesuai Kadar Karet Kering (KKK)
pada bulan November Tahun 2021
Grade Kadar Karet Kering Harga Pabrik
(KKK)
A ≥ 60% Rp 13.560
B 55-59% Rp 12.000 – Rp 12.656
C 54-48% Rp 10.848 – Rp 12. 204
Sumber : Data Perusahaan saat Pengamatan Tahun 2021
85
Keterangan :
Dari deretan tabel Z carilah nilai yang paling mendekati dengan nila a
yaitu 0,05 dan didapatkann lah nilai yang paling mendekati yaitu
0,049985 yang berada pada kolom 0,045 dan dibarisan 1,6 maka dapat
dihutngan menjadi : 1,6 + 0,045 = 1,64
86
Menjual
Menjual
Pengiriman (Rp/kg)
Station Pembeliaan
Pengiriman (Rp/kg) PT. XYZ (Bangko)
Pabrik
Pengiriman (Rp/kg)
Pabrik
Pabrik