Anda di halaman 1dari 15

CONCEPTUAL PAPER

ANALISIS CO-CREATION EXPERIENCE SERTA DAMPAKNYA


DALAM KONTEKS PARIWISATA

Cahya Nova Kurniawan1, Andriani Kusumawati2, Mohammad Iqbal3


Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia123
Email: cahyanova281194@gmail.com1, andriani_kusuma@ub.ac.id2, iqbal07@ub.ac.id3

ABSTRACT

This literature review was aimed to determine what kind of antecedent factors that formed tourism
experience through co-creation activities. Our research was also aimed to find out what kind of
outcomes that generated after a tourist gained their experience from the co-creation processes. This
research were utilized from various books and also several numbers of reputed indexed journals. From
this literature review, researcher found that there were four factors that formed tourist’s experience by
co-creation that called by interaction, participation, sharing and customization. Next, researcher found
that there were four impacts that raised from the process of co-creation experiences, such as
satisfaction, feelings of proportion between expenditures and experiences that gained by tourists,
happiness, and also memorable experiences. These literature review concluded some implications for
tourism providers to applied the concept of co-creation in case of how to made an unique tourism
experiences, so it can provided added values for both parties.

Keywords: Co-Creation, Tourist’s Experience, Tourism

ABSTRAK

Kajian literatur ini bertujuan untuk menyelidiki faktor anteseden apa sajakah yang mendasari
terbentuknya pengalaman wisata melalui kegiatan co-creation. Kajian ini juga bertujuan untuk
mengetahui dampak apa sajakah yang ditimbulkan setelah wisatawan mendapatkan pengalaman
wisata dari proses co-creation. Kajian ini dilakukan dengan memanfaatkan berbagai buku serta
sejumlah jurnal terindeks bereputasi. Berdasarkan hasil dari kajian literatur ini, penulis menemukan
bahwa terdapat empat faktor yang mendasari terjadinya proses co-creation experience yakni interaksi,
partisipasi, sharing dan kustomisasi. temuan selanjutnya adalah terdapat empat dampak yang
dihasilkan dari proses co-creation experience antara lain rasa puas, perasaan sebanding antara
pengeluaran dengan pengalaman yang diperoleh, rasa bahagia, dan pengalaman yang berkesan.
Kajian literatur ini menyimpulkan beberapa implikasi bagi penyedia jasa dibidang pariwisata untuk
menerapkan konsep co-creation dalam membentuk pengalaman wisata supaya dapat memberikan
nilai tambah bagi wisatawan dan bagi penyedia jasa pariwisata.

Kata kunci: Co-Creation, Pengalaman Turis, Pariwisata

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 24
https://profit.ub.ac.id
PENDAHULUAN creation" (Prebensen et al., 2014). Tourism
Wisatawan merupakan faktor kunci providers saat ini telah mulai mendorong
bagi perusahaan penyedia layanan jasa dalam kolaborasi konsumen dalam penciptaan
rangka memenangkan persaingan usaha bersama pengalaman mereka sendiri untuk
khususnya dalam bidang pariwisata (Sørensen memastikan pengalaman pribadi dan interaktif
& Jensen, 2015). Hal ini menjadi beralasan yang lebih terkait dengan kebutuhan subjek
karena dalam konteks pariwisata, terdapat dua pelanggan (Campos et al., 2015). Konsep co-
kegiatan utama yang dilakukan dari segi creation muncul seiring dengan perkembangan
konsumen yakni kegiatan berkunjung ke tempat dunia telekomunikasi khususnya internet
wisata, dan aktif berpartisipasi dalam sehingga sejumlah besar informasi kini dapat
membentuk pengalaman-pengalaman baru/ diakses dengan mudah. Co-creation tercipta
tourism experience (McLeay et al., 2019). Dari dari hasil interaksi antara pelanggan dan
dua kegiatan tersebut, pengalaman dalam penyedia layanan jasa dalam rangka untuk
melakukan kunjungan wisata menjadi sebuah menciptakan nilai tambah. Dampak dari co-
fokus bagi para peneliti sejak tahun 1960-an dan creation telah membuat organisasi tergerak
sampai saat ini masih menjadi issue penting untuk memikirkan kembali fokus mereka pada
dalam dunia pariwisata.Namun, dalam kajian layanan dan produk dan memandang untuk
ini juga masih menyisakan berbagai research melibatkan pelanggan mereka dalam
gap yang sangat relevan untuk diteliti (Zatori et membentuk pengalaman dan bukan hanya
al., 2018). memandang konsumen sebatas objek penjualan
Experience selalu menjadi bagian saja (Harkison, 2018). Co-creation mengacu
utama dari sebuah bisnis pariwisata. Saat ini pada proses interaktif yang melibatkan
turis memiliki kecenderungan untuk mencari setidaknya dua aktor yang terlibat dalam bentuk
suatu pengalaman yang menarik, unik dan spesifik dari kolaborasi yang saling
berkesan yang didasari oleh adanya motivasi, menguntungkan dan menghasilkan penciptaan
pengalaman perjalanan wisata sebelumnya, nilai bagi para aktor tersebut (Frow et al., 2015).
persepsi dan perilaku individu serta oleh Para peneliti telah menyatakan banyak
konteks spesifik lainnya (Loureiro, 2014). alasan mengapa co-creation harus diteliti, serta
Dalam dunia pariwisata, proses pembentukan alasan mengapa itu belum diteliti. Buonincontri
pengalaman merupakan kegiatan yang et al. (2017) menyatakan bahwa banyak peneliti
kompleks yang tidak bisa disamakan dengan menyatakan bahwa, sampai saat ini, relatif
pembentukan pengalaman ketika menggunakan sedikit yang diketahui tentang proses co-
sebuah produk (Campos et al., 2015). Hal ini creation, terutama bagaimana pelanggan dan
menjadi beralasan karena tourism provider produsen terlibat dalam membentuk
dalam membentuk pengalaman wisata pengalaman / nilai tambah. Oleh karena itu,
melibatkan hospitality factor dan tidak bisa jika menciptakan pengalaman pelanggan yang
hanya dilakukan oleh salah satu pihak berkesan muncul sebagai tujuan penting bagi
(Prebensen et al., 2014). sehingga dalam perusahaan di industri pariwisata. Namun,
membentuk pengalaman, khususnya hanya sejumlah kecil penelitian dalam bidang
pengalaman dalam bidang pariwisata sangat pariwisata yang secara sistematis memeriksa
membutuhkan kerjasama yang disebut sebagai peran pelanggan dalam proses co-creation
co-creation experience. experience. Mengingat bahwa perusahaan
Pengalaman dalam bidang pariwisata semakin menyadari peran penting dari proses
secara mendasar sangat terkait dengan proses co-creation dalam membentuk pengalaman
co-creating value (Zhang et al., 2019). Banyak pelanggan, peneliti mencoba untuk
dari wisatawan melakukan perjalanan jauh dari mengungkap hubungan teoritis dan empiris
lingkungan rumah mereka dan berinteraksi antara co-creation pelanggan dan pengalaman
dengan berbagai stakeholders pariwisata untuk pariwisata (Sugathan & Ranjan, 2019).
menciptakan pengalaman yang unik dan pribadi
(Binkhorst & Dekker, 2009). Oleh karena itu, KAJIAN PUSTAKA
dalam proses menciptakan pengalaman Co-Creation
pariwisata harus fokus pada peran wisatawan Co-creation merupakan sebuah proses
sebagai konsumen dan perusahaan jasa sebagai yang berbasis dari konsep service-dominant
produsen atau penyedia dalam proses co- logic (SDL) yang memberikan penekanan

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 25
https://profit.ub.ac.id
bahwa seorang konsumen bukanlah dipandang negara.
sebagai obyek strategi saja, namun seorang Kemudian terdapat penelitian yang
konsumen merupakan sumber daya potensial dilakukan oleh Loureiro (2014) yang bertujuan
yang harus dilibatkan dalam sebuah proses untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pertambahan nilai (Vargo & Lusch, 2004). antara variabel experience economy terhadap
Konsumen dapat berkontribusi bersama-sama variabel place attachment dan variabel
dengan perusahaan dalam penciptaan sebuah behavioral intention melalui variabel mediasi
inovasi terhadap produk dan jasa yang nantinya emotions dan memory . Studi ini dilakukan di
berdampak pada pembentukan pengalaman Portugal, serta hasil dari penelitian ini
yang berkesan (Chathoth et al., 2016). Kegiatan mengungkapkan bahwa variabel emotions dan
co-creation dimulai dengan adanya pergeseran variabel memory mampu memediasi hubungan
pandangan terhadap konsumen yang pada antara variabel experience economy dan
awalnya berorientasi pada product sentric variabel behavioral intentions. Wisatawan yang
menjadi berorientasi pada experience centric senang akan cenderung mengingat pengalaman
(Ramaswamy & Ozcan, 2018). Maka dari itu berkunjungnya. Namun variabel kebahagiaan
organisasi usaha harus mempertimbangkan wisatawan dan variabel memory tidak terbukti
kembali peran konsumen untuk terlibat dalam berpengaruh terhadap variabel place
membentuk sebuah pengalaman demi kepuasan attachment. Selanjutnya yakni penelitian yang
dan harapan keduanya (Chathoth et al. 2016). dilakukan oleh Zhang et al., (2019), penelitian
Dalam menganalisis proses co-creation ini bertujuan untuk mengetahui dimensi apa
experience dapat dilakukan melalui pendekatan sajakah yang dapat membentuk proses co-
kualitatif. Dalam penelitian yang dikemukakan creation. Penelitian ini juga bertujuan untuk
oleh Sørensen dan Jensen ( 2015), dikemukakan menguji apakah hasil co-creation dapat
bahwa proses co-creation dalam memberikan membentuk behavioral intention pada calon
nilai tambah bagi pengunjung hotel di wisatawan, khususnya dalam menghadiri
Copenhagen Denmark dilakukan dengan cara sebuah festival Macao International Parade.
seperti pemangkasan birokrasi hotel, penerapan Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
work tasks harian serta mengakomodir saran place dependence dan variabel festival
konsumen secara real time. Hasil penelitian satisfaction mampu memediasi hubungan
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan antara variabel co-creation experience terhadap
kepuasan pengunjung hotel. Hal ini dapat variabel minat berkunjung ulang pada sebuah
diketahui berdasarkan banyaknya ulasan positif festival. Pada penelitian ini ditemukan hasil
yang diberikan pengunjung hotel (hotel bahwa jika dalam penyelenggaraan festival
reviews) dalam situs pemesanan hotel seperti terdapat sejumlah konsumsi, maka pengunjung
book.com dan tripadvisor.com. Selanjutnya, festival akan lebih termotivasi untuk
Altinay, Sigala, dan Waligo (2016) melakukan berkunjung ulang pada festival tersebut.
penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki Selanjutnya terdapat penelitian yang membahas
faktor-faktor apa sajakah yang dapat co-creation yang dilakukan oleh McLeay et al.,
mempengaruhi terbentuknya tourism social (2019). Penelitian ini bertujuan untuk
enterprise dan sekaligus mengevaluasi mengetahui bagaimana proses co-creation
bagaimana sumber daya ini dapat dimobilisasi antara komunitas ski dengan penyedia jasa
melalui kerjasama dengan stakeholder lokal wisata ski dalam pembentukan pengalaman
dalam membangun kualitas pariwisata di berwisata. Terdapat lima kegiatan co-creation
sebuah Negara. Hasil penelitian yang dapat menciptakan motivasi dan
mengungkapkan bahwa terdapat beberapa pengalaman untuk terlibat pada kegiatan ski
faktor penting dalam membentuk social value antara lain proses sosialisasi,proses negosiasi
creation dalam bidang pariwisata antara lain paket wisata, faktor lokasi, serta faktor kegiatan
faktor alam, finansial, kondisi politik, ski itu sendiri, Namun seiring dengan proses
pemerintah, dan faktor Sumber Daya Manusia. pembentukan pengalaman melalui co-creation,
Integrasi, kolaborasi, dan pemberdayaan antar terdapat perubahan tren pada komunitas ski
sumber daya ini memungkinkan pembentukan tersebut yakni menggunakan media augmented
social value creation pada tiga tingkat dengan community. Media ini memungkinkan
saling terkait: pada tingkat stakeholder; di terjadinya komunikasi antar komunitas dengan
tingkat meso dan di tingkat makro dalam sebuah penyedia jasa wisata secara online sehingga

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 26
https://profit.ub.ac.id
memunculkan proses co-creation yang konsep co-creation dapat digunakan untuk
berdampak pada munculnya pengalaman baru. memperluas layanan wisata, baik secara social,
Selain menggunakan pendekatan cultural dan fisik.
kualitatif, co-creation juga dapat dianalisis
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Co-Creation Experience
Zatori et al.( 2018) dalam penelitiannya yang Interaksi (Interaction)
berjudulExperience-involvement, memorability Dalam konteks pariwisata, interaksi
and authenticity: The service provider's effect antara penyedia layanan jasa wisata dengan
on tourist experience mengungkapkan bahwa konsumen memiliki dua tingkatan: interaksi
penelitian ini memiliki tujuan untuk yang terkait dengan elemen-elemen desain
menyelidiki bagaimana badan usaha penyedia kegiatan wisata, dan interaksi yang terkait
layanan pariwisata di Kota Budapest Hungaria, dengan kinerja tourism professionals. Kinerja
dapat meningkatkan kualitas pengalaman bagi pemandu wisata sebagai karyawan diasumsikan
wisatawan supaya berkesan dan otentik ketika sebagai faktor penentu penciptaan pengalaman
mengunjungi dan berkeliling di tempat wisata. wisata karena menentukan kualitas dialog
Hasil model struktural PLS –SEM bersama wisatawan selama kegiatan wisata
menunjukkan bahwa variabel Interactive berlangsung. Di sisi lain, interaksi antara
Service dan variabel Customization penyedia wisata dan wisatawan juga penting
berpengaruh signifikan dalam membentuk seperti interaksi yang membahas tentang
variabel experience involvement, variabel informasi destinasi wisata serta informasi
experience memorability dan variabel transparansi keuangan perjalanan wisata
experience authenticity; sedangkan variabel (Prahalad & Ramaswamy, 2004). Untuk
Organizational Experience Environment tidak penyedia layanan wisata, membangun interaksi
berpengaruh signifikan terhadap variabel langsung dengan wisatawan sangat penting
Experience Involvement. Hasil temuan ini dapat dengan cara memahami kebutuhan dan harapan
memberikan perspektif baru dalam membentuk wisatawan, melibatkan mereka dalam proses
pelayanan dalam bidang tourism yang penciptaan pengalaman, dan mewujudkan
berorientasi pada kepuasan turis dan sekaligus penawaran kegiatan wisata yang dapat di
berimplikasi pada tingkat memorabillity turis kustomisasi. Selain itu, tanpa adanya interaksi
wisata. Selanjutnya, terdapat sebuah penelitian dari penyedia layanan jasa wisata akan
yang dilakukan oleh Buonincontri et al. (2017) menyebabkan tidak adanya nilai tambah dari
yang berjudul Managing the experience co- segi perusahaan dan wisatawan tidak akan
creation process in tourism destinations: mendapatkan pengalaman yang berkesan
Empirical findings from Naples. Penelitian ini (Chathoth et al., 2016). Oleh karena itu,
bertujuan untuk menyelidiki variabel anteseden interaksi dianggap sebagai anteseden penting
apa sajakah yang dapat membentuk proses co- dari kegiatan pembentukan pengalaman karena
creation dalam konteks pengembangan perusahaan dapat mencapai keunggulan
pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan kompetitif dengan memunculkan ruang dialog
bahwa path analysis menunjukkan bahwa dengan pelanggan di semua segi (Prahalad &
terdapat interaksi antara turis dengan penyedia Ramaswamy, 2004).
layanan jasa pariwisata. Dalam konteks Grissemann dan Stokburger-Sauer
pariwisata, proses co-creation experience (2012) mengemukakan bahwa terdapat tiga hal
didukung oleh adanya partisipasi aktif dari turis yang menandakan bahwa proses interaksi yang
dengan penyedia jasa wisata. Studi ini terjadi antara wisatawan dengan dengan tourism
menemukan bahwa variabel Experience co- provider dalam membentuk pengalaman
creation berpengaruh signifikan terhadap melalui proses co-creation yaitu:
variabel kepuasan turis, variabel pengeluaran 1) Dalam merancang dan mengorganisir
turis, dan variabel tingkat kebahagiaan turis kegiatan wisata, saya selalu melakukan
Namun hasil studi menunjukkan bahwa turis korespondensi kepada tourism professional
cenderung untuk tidak terpengaruh oleh proses melalui media komunikasi seperti email dan
co-creation dalam kegiatan berbagi telepon.
pengalaman wisata. Sebagai tambahan, terdapat 2) Saya diberi arahan dan motivasi oleh
penelitian yang dilakukan oleh Suntikul and tourism professional dalam menyusun
Jachna (2015) yang mengemukakan bahwa agenda wisata.

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 27
https://profit.ub.ac.id
3) Saya merasa percaya diri untuk bisa Wisatawan harus dilibatkan dalam kegiatan
berkolaborasi dengan tourism professional yang berorientasi untuk menggabungkan tidak
dalam co-creation experience. hanya sumber daya dasar perjalanan wisata
tetapi juga sumber daya yang bersifat pribadi
Pernyataan ini dikuatkan oleh dan unik. Oleh karena itu, peran aktif wisatawan
penelitian yang dilakukan oleh Buonincontri et dapat dianggap sebagai anteseden penting dari
al.( 2017) yang menyatakan bahwa interaksi proses co-creation dalam membentuk
dapat berpengaruh signifikan dalam pengalaman wisata (Buonincontri et al., 2017).
membentuk pengalaman melalui proses co- Peterson, Park, dan Seligman (2005)
creation. Mengacu kepada teori yang telah mengemukakan bahwa terdapat tiga hal yang
dihimpun mengenai interaksi dalam bidang menandakan terjadinya partisipasi aktif dari
pariwisata, maka penulis mengajukan sebuah wisatawan dalam membentuk pengalaman
proposisi yakni: wisata melalui proses co-creation antara lain:
(P1): Interaksi yang dilakukan oleh 1. Pengalaman saya dalam bidang pariwisata
Pengunjung dengan Penyedia mengalami peningkatan karena sebagai
Layanan Jasa Wisata dapat wisatawan saya turut berpartisipasi dalam
membentuk Pengalaman Wisata kegiatan yang bersifat wisata dan kegiatan
(Co-Creation Experience). kultural
2. Saya sangat menyukai jika dapat terlibat
Partisipasi (Participation) langsung dalam kegiatan yang dapat
Prahalad and Ramaswamy (2004) membentuk pengalaman wisata saya .
dalam penelitiannya mengemukakan 3. Dalam membentuk pengalaman wisata, saya
bagaimana pelanggan memengaruhi proses co- suka untuk terlibat dalam kegiatan yang
creation experience secara aktif dengan menguji keterampilan dan kemampuan.
menggabungkan beberapa sumber daya.
Sebagai contoh, ditegaskan bahwa co-creation Pernyataan ini dikuatkan oleh
experience dipengaruhi oleh keterlibatan aktif penelitian yang dilakukan oleh Buonincontri et
wisatawan ketika sebelum melakukan wisata, al.( 2017) yang menyatakan bahwa partisipasi
selama kegiatan wisata berlangsung, dan dapat berpengaruh signifikan dalam
setelah melakukan kegiatan wisata. Tantangan membentuk pengalaman melalui proses co-
bagi tourism professionals adalah mampu untuk creation. Mengacu kepada teori yang telah
aktif melibatkan wisatawan dengan memberi dihimpun mengenai partisipasi wisatawan
mereka ruang di mana mereka dapat dalam hal pariwisata, maka penulis mengajukan
berpartisipasi dengan menggabungkan sumber sebuah proposisi yakni:
daya mereka dan dengan demikian (P2): Jika Pengunjung Turut
menghasilkan berbagai potensi pengalaman berpartisipasi aktif dengan Penyedia
yang diciptakan bersama. Vivek et al. (2012) Layanan Jasa Wisata, maka hal
menganggap partisipasi aktif pelanggan sebagai tersebut dapat membentuk
anteseden untuk mempengaruhi keterlibatan Pengalaman Wisata (Co-Creation
pelanggan dalam membentuk kreasi inovasi Experience).
sebuah produk atau layanan. Demikian pula
dalam industri pariwisata, partisipasi aktif Berbagi Pengalaman (Sharing)
wisatawan memiliki efek langsung pada hasil Kegiatan sharing merupakan kegiatan
co-creation experience (Grissemann & membagikan pengalaman wisatawan dengan
Stokburger-Sauer, 2012). Peran aktif wisatawan jaringan kerabat dan teman-teman mereka dan
sangat penting dalam penciptaan pengalaman dengan pengguna internet yang tidak dikenal
wisata karena pengalaman yang sukses sebelum, selama, dan setelah proses
memerlukan intervensi langsung dari pembentukan pengalaman berlangsung
wisatawan dengan sumber daya yang mereka (Buonincontri et al., 2017). Praktik berbagi
miliki (Chathoth et al., 2016). Penyedia layanan pengalaman ini melibatkan wisatawan, tourism
wisata harus mampu melibatkan wisatawan provider, dengan keluarga dan kelompok
dalam proses co-creation jika mereka ingin pertemanan, sehingga menghasilkan persepsi
menghasilkan pengalaman yang dapat terhadap destinasi wisata serta dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan wisatawan. menimbulkan ikatan interpersonal yang lebih

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 28
https://profit.ub.ac.id
kuat (Rihova et al., 2018). Dalam sebuah mempengaruhi proses co-creation dalam
penelitian yang dilakukan oleh Chathoth et al. membentuk pengalaman yang berkesan.
(2016) menemukan bahwa kurangnya Kemudian, Zatori et al. (2018)
kesadaran akan peran dan kegunaan teknologi mengemukakan bahwa terdapat lima hal yang
komunikasi adalah salah satu hambatan utama menandakan terjadinya sebuah kustomisasi
untuk proses co-creation experience. Sehingga dalam membentuk pengalaman wisata melalui
sangat perlu ditekankan betapa pentingnya proses co-creation, antara lain:
teknologi bagi penyedia layanan pariwisata 1. Tourism Proffesional menyisakan cukup
dalam tujuan untuk mengenali peran teknologi waktu bagi saya ketika saya meminta untuk
dalam menciptakan pengalaman layanan yang berhenti di tempat wisata tertentu.
unggul bagi wisatawan melalui proses sharing 2. Kegiatan tur wisata dapat diubah agar sesuai
yang efektif. Sikap berbagi pengalaman dengan kebutuhan saya.
pariwisata melalui teknologi dapat 3. Kegiatan wisata memuat agenda-agenda
meningkatkan peran wisatawan sebagai co- yang ditentukan secara spontan.
creator experience, sehingga kegiatan ini 4. Saya memiliki kesempatan untuk memilih
memungkinkan wisatawan untuk berkontribusi kegiatan apa saja yang saya jalani ketika
pada proses pembentukan pengalaman wisata demi terbentuknya pengalaman yang
pariwisata (Buonincontri et al., 2017). Wang berkesan.
(2014) mengemukakan bahwa terdapat tiga hal Pernyataan ini dikuatkan dengan hasil
yang menandakan bahwa terjadi proses berbagi penelitian yang dilakukan oleh Zatori et al.
informasi antar sesama wisatawan dalam (2018) yang menyatakan bahwa customization
membentuk pengalaman wisata melalui proses dapat berpengaruh signifikan dalam
co-creation antara lain: membentuk pengalaman melalui proses co-
1. Saya akan berbagi pengalaman dengan creation. Mengacu kepada teori yang telah
sesama wisatawan ketika perjalanan wisata dihimpun mengenai kegiatan kustomisasi yang
sedang berlangsung. dilakukan wisatawan dalam membentuk
2. Saya akan bercerita kepada kepada rekan- pengalaman wisata, maka penulis mengajukan
rekan tentang pengalaman wisata yang telah sebuah proposisi yakni:
saya alami. (P4): Jika pengunjung melakukan
3. Saya merasa senang ketika saya mampu kustomisasi program wisata
membagikan pengalaman wisata melalui bersama penyedia layanan jasa
media sosial. wisata, maka hal tersebut dapat
membentuk Pengalaman Wisata
Mengacu kepada teori yang telah dihimpun (Co-Creation Experience).
mengenai kegiatan wisatawan dalam berbagi
pengalaman wisata, maka penulis mengajukan Dampak Co-Creation Experience
sebuah proposisi yakni: Kepuasan Wisata (Tourists Satisfaction)
(P3): Jika pengunjung bercerita kepada Dalam bidang usaha yang bergerak
rekan-rekan sejawatnya tentang dalam bidang jasa khususnya jasa pariwisata,
kegiatan yang dilakukan bersama kepuasan pelanggan ketika melakukan kegiatan
penyedia layanan jasa wisata, maka wisata menjadi faktor kunci yang dapat
hal tersebut dapat membentuk menentukan masa depan perusahaan penyedia
Pengalaman Wisata (Co-Creation jasa (Neal et al., 2007). Faktor kepuasan
Experience). merupakan faktor yang menjadi fokus utama
Kustomisasi (Customization) dalam proses co-creation (Zhang et al., 2019).
Zatori et al. (2018) mendefinisikan Lebih lanjut, beliau mengemukakan bahwa
kustomisasi sebagai sebuah usaha lobi yang terdapat beberapa hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh wisatawan kepada tourism membuktikan bahwa kepuasan konsumen dapat
professionals agar dapat memenuhi agenda- berpengaruh terhadap konsumsi wisatawan dan
agenda diluar jadwal wisata untuk memenuhi future intention (Prebensen et al., 2014).
keinginan wisatawan dalam membentuk Kemudian juga terdapat studi yang
pengalaman yang berkesan. Lebih lanjut, zatori dikemukakan oleh Campos et al.( 2015) yang
mengungkapkan bahwa kegiatan kustomisasi menyatakan bahwa konsumen memiliki
merupakan salah satu faktor yang dapat kecenderungan untuk merasa puas dengan

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 29
https://profit.ub.ac.id
pelayanan yang dimunculkan melalui konsep rasa bahagia pada wisatawan. Ketiga dampak
co-creation. Proses co-creation memberikan tersebut merupakan tolok ukur kesuksesan
berbagai macam manfaat yang dapat dirasakan proses co-creation antara wisatawan dengan
oleh konsumen. Konsumen dapat penyedia layanan jasa wisata ketika berada
meningkatkan status sosial karena terlibat didalam objek destinasi wisata (Buonincontri et
kegiatan bersama dengan stakeholders dalam al., 2017). Lebih lanjut, Grissemann and
membentuk sebuah pengalaman. Selain itu, Stokburger-Sauer (2012) menyatakan bahwa
dengan adanya partisipasi aktif konsumen sebandingnya jumlah total pengeluaran yang
dengan stakeholders dalam proses berbagi dikeluarkan dengan kepuasan yang dialami oleh
ionformasi mengenai apa yang disukai dapat wisatawan merupakan sebuah tolok ukur
meningkatkan kemampuan komunikasi, suksesnya sebuah kegiatan wisata.
membentuk kontak social dan membentuk Terdapat sebuah penelitian yang
kepuasan diri (Etgar, 2008). dilakukan oleh Carter and Gilovich (2010) yang
Grissemann dan Stokburger-Sauer menyatakan bahwa konsumen akan cenderung
(2012) mengemukakan bahwa terdapat empat mengeluarkan uang untuk “membeli sebuah
hal yang dapat menggambarkan bahwa seorang pengalaman” daripada “membeli sejumlah
wisatawan dinyatakan puas dengan pengalaman barang”. Lebih lanjut, kegiatan membeli
wisata yang terbentuk dari proses co-creation pengalaman tersebut didasari oleh adanya motif
yaitu: pribadi untuk menambah pengalaman dalam
1. Saya merasa bahagia dapat turut serta dalam hidup yang berorientasi pada emosi positif dan
mengikuti kegiatan wisata ini karena dapat kesenangan. Namun tidak hanya itu, konsumen
meningkatkan pengalaman hidup saya juga akan cenderung untuk mengeluarkan uang
2. Secara garis besar, saya sangat puas dengan untuk produk barang / jasa yang dihasilkan
kunjungan pada tempat wisata ini. melalui proses co-creation daripada
3. Saya dalam mengunjungi tempat wisata ini mengeluarkan uang untuk membeli barang-
mendapatkan pengalaman yang sesuai barang yang rata-rata berkualitas standar
dengan ekspektasi. (Franke & T. Piller, 2004). Dengan konsep ini
4. Jika saya ingin menambah pengalaman maka dapat dijelaskan bahwa pengalaman yang
wisata, saya akan tetap menggunakan bersifat personal merupakan sebuah outcome
tourism provider yang sudah terpercaya. dari proses co-creation yang mencerminkan
Pernyataan ini dikuatkan oleh penelitian kebutuhan dan keinginan konsumen.
yang dilakukan oleh Buonincontri et al.( 2017) Howell dan Hillk (2009)
yang menyatakan bahwa proses co-creation mengemukakan bahwa terdapat dua hal yang
experience dapat berpengaruh signifikan dalam dapat menggambarkan tentang kepuasan level
membentuk kepuasan bagi wisatawan. expenditure seorang wisatawan terkait dengan
Mengacu kepada teori yang telah dihimpun kegiatan membentuk pengalaman wisata
mengenai kepuasan atas pengalaman wisata, melalui proses co-creation antara lain:
maka penulis mengajukan sebuah proposisi (1) Ketika saya memiliki uang lebih, saya
yakni: cenderung menggunakannya untuk
(P5): Jika pengalaman wisata yang pengalaman wisata.
terbentuk melalui proses co-creation (2) Saya bersedia untuk mengeluarkan biaya
telah sesuai dengan ekspektasi lebih agar mendapatkan pengalaman
pengunjung, maka pengunjung wisata yang berkesan.
wisata akan mendapat kepuasan.
Pernyataan ini dikuatkan oleh penelitian
Pengeluaran yang sebanding (Level of yang dilakukan oleh Buonincontri et al.( 2017)
expenditures) yang menyatakan bahwa proses co-creation
Dampak positif lain dari kegiatan experience dapat berpengaruh signifikan dalam
pembentukan pengalaman melalui proses co- memunculkan perasaan sepadan antara
creation dalam konteks pariwisata adalah pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan
dengan munculnya kepuasan dalam diri dengan pengalaman wisata yang diperolehnya.
wisatawan, kepuasan ketika pengeluaran yang Mengacu kepada teori yang telah dihimpun
dikeluarkan oleh wisatawan sebanding dengan mengenai pengalaman wisata terkait dengan
pengalaman yang diperolehnya, dan munculnya level of expenditures, maka penulis mengajukan

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 30
https://profit.ub.ac.id
sebuah proposisi yakni: menggambarkan kebahagiaan yang dialami
(P6): Jika pengalaman wisata terbentuk oleh seorang wisatawan terkait dengan
melalui proses co-creation, maka membentuk pengalaman wisata melalui proses
pengunjung wisata akan bersedia co-creation antara lain:
mengeluarkan biaya lebih untuk 1) Dalam memilih kegiatan apa yang harus
memperoleh kepuasan. dilakukan pada perjalanan wisata ini, saya
sebagai wisatawan telah
Kebahagiaan (Happiness) mempertimbangkan apakah kegiatan itu
Emosi merupakan sebuah crucial bermanfaat bagi saya.
determinant dalam dunia pariwisata, karena 2) Saya mendapat banyak manfaat dari
emosi adalah respon dari sebuah stimulus yang kegiatan wisata ini dan saya merasa jauh
diberikan kepada seseorang (Gohary et al., lebih baik serta lebih memahami diri sendiri
2016). Lebih lanjut, emosi seseorang dapat setelah perjalanan ini.
berupa emosi positif, namun bisa pula emosi 3) Saya mengambil paket perjalanan wisata
yang bersifat negative. Emosi positif bisa untuk mencari kesenangan pribadi.
berupa happiness (kesenangan), love (rasa 4) Saya suka memiliki pengalaman pariwisata
cinta) and pride (kebanggaan) sedangkan emosi yang dapat menstimulus kebahagiaan saya.
negative bisa berupa sadness (kesedihan), 5) Waktu sangat cepat berlalu ketika saya
anger (marah), shame (malu) dan fear (rasa mengikuti perjalanan wisata ini.
takut) (Kuo & Wu, 2012). Kebahagiaan 6) Dalam membentuk pengalaman wisata,
konsumen diasumsikan sebagai kebahagiaan saya cenderung memilih kegiatan yang
umum yang memiliki kecenderungan untuk dapat membuat saya lupa diri.
lebih sering mengalami hal positif daripada Pernyataan ini dikuatkan oleh
mengalami hal negative terkait dengan proses penelitian yang dilakukan oleh Buonincontri et
pembentukan pengalaman (Buonincontri et al., al.( 2017) yang menyatakan bahwa proses co-
2017). Rasa bahagia tersebut menekankan creation experience dapat berpengaruh
ketika bagaimana sebuah kegiatan dan signifikan dalam membentuk kebahagiaan bagi
pengalaman dapat menghasilkan sebuah wisatawan. Mengacu kepada teori yang telah
perasaan yang ditandai seperti waktu yang cepat dihimpun mengenai pengalaman wisata terkait
berlalu, hilangnya self control, dan perasaan dengan kebahagiaan pengunjung, maka penulis
semangat yang tinggi (Peterson et al., 2005). mengajukan sebuah proposisi yakni:
Terdapat beberapa hasil studi yang (P7): Jika sebuah pengalaman wisata
menyatakan bahwa pengalaman dapat terbentuk melalui proses co-creation,
berkontribusi terhadap peningkatan tingkat maka pengunjung akan
kebahagiaan konsumen. (King, 2017). mendapatkan kebahagiaan.
Contohnya seperti dalam sebuah penelitian
yang menyatakan bahwa jika seseorang Pengalaman yang Berkesan (Memorability)
melakukan sebuah pembelian dengan motif Pengalaman yang berkesan merupakan
pengalaman (experiential purchase) akan sebuah kondisi dimana wisatawan merasa
cenderung untuk lebih bahagia daripada tertarik memiliki keterikatan emosi dengan sebuah
untuk melakukan sebuah pembelian hanya layanan yang diberikan kemudian wisatawan
karena kualitas fisik produk (Carter & Gilovich, tersebut mengingatnya (Kim, 2014). Lebih
2010). Berdasarkan hasil penelitian tersebut lanjut, memories didefinisikan sebagai ingatan
maka dapat diambil kesimpulan bahwa terhadap sebuah peristiwa yang dapat terbentuk
merasakan pengalaman kepuasan dapat berdasarkan pengalaman positif ataupun
meningkatkan rasa bahagia bagi seorang pengalaman negative yang dialami ketika
pelanggan. Dalam konteks penelitian ini, maka memperoleh barang ataupun jasa di sebuah
kebahagiaan customer didasarkan pada tempat (Joseph Pine & H. Gilmore, 2002).
kebahagiaan yang dirasakan ketika customer Ingatan tersebut dapat mengarahkan seseorang
dapat membentuk pengalaman dalam berwisata untuk bersikap seperti melakukan kunjungan
melalui proses co-creation dengan penyedia kembali atau merekomendasikan pengalaman
layanan jasa wisata (Buonincontri et al., 2017). yang dimiliki kepada orang lain (Oh et al.,
Peterson et al. (2005) mengemukakan 2007). Kemudian, pengalaman yang berkesan
bahwa terdapat enam hal yang dapat diasosiasikan dengan emosi yang kuat yang

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 31
https://profit.ub.ac.id
terjadi pada saat terjadi sebuah peristiwa Anteseden Luaran (Outcomes)
(Anderson & Shimizu, 2007). Pendapat senada
juga dikemukakan oleh Kim (2014) yang Interaksi
(Interaction)
menyatakan bahwa turis menggunakan Kepuasan
(Satisfaction)
pengalaman berkesan yang mereka miliki untuk P1
menentukan keputusan dalam memilih sebuah
Partisipasi P5
tempat sebagai destinasi wisata. (Participation) Kesesuaian
P2 Pengeluaran
Menurut Zatori et al. (2018) terdapat dengan
tiga hal yang menandakan seorang wisatawan Co-Creation Fasilitas
(Level of
Experience
memiliki pengalaman yang berkesan setelah dalam wisata P6 Expenditures)
Berbagi
melalui proses co-creation experience antara Pengalaman P3
(Sharing) P7
lain: Kebahagiaan
1. Saya memiliki kenangan yang tidak (Happiness)
P4
terlupakan dengan tour ini. Kustomisasi
2. Saya akan selalu mengingat hal positif (Customizatio
n) P8 Memori
tentang tour ini. Berkesan
(Memorability
3. Saya tidak akan melupakan pengalaman )
yang saya peroleh dalam tour ini.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Pernyataan ini dikuatkan oleh penelitian Sumber: Diolah Penulis, 2019
yang dilakukan oleh Zatori et al. (2018) yang
menyatakan bahwa proses co-creation METODE PENELITIAN
experience dapat berpengaruh signifikan dalam Briner & Denyer (2012)
membentuk pengalaman yang berkesan bagi mengemukakan bahwa terdapat beberapa
wisatawan. Pendapat serupa juga dikemukakan langkah yang harus ditempuh oleh seorang
oleh Kim (2014) yang menyatakan bahwa penulis dalam menyusun sebuah kajian
pengalaman yang berkesan dapat diperoleh dari literatur. Langkah tersebut dijelaskan dalam
adhere feelings yang berasal dari proses co- bagan alur berikut:
creation. Selain itu, Coelho, Gosling, and
Almeida (2018) juga mengungkapkan bahwa Identifikasi Permasalahan
memorable experience juga bisa dihasilkan
melalui proses co-creation yang meliputi tiga
tahap seperti ambiance, socialization dan Menentukan Jenis Studi
emotion. Mengacu kepada teori yang telah
dihimpun mengenai pengalaman wisata terkait
dengan pembentukan memori yang berkesan, Mencari Artikel
maka penulis mengajukan sebuah proposisi
yakni:
(P8): Jika sebuah pengalaman wisata Menyaring Artikel yang Relevan
terbentuk melalui proses co-creation,
maka pengunjung akan
Mengevaluasi Konten Artikel
mendapatkan memori / pengalaman Disesuaikan dengan Permasalahan
yang berkesan (memorable
experience).
Berdasarkan seluruh teori yang telah di- Menyusun Temuan Studi
review, maka penulis bermaksud untuk
mengajukan kerangka pemikiran sebagai
berikut: Mengemukakan Limitasi Studi

Mempublikasi Temuan Studi


Gambar 2. Tahapan Kajian Literatur
Sumber : Briner & Denyer (2012)

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 32
https://profit.ub.ac.id
Berdasarkan tahapan tersebut, penulis berbagai jenis kegiatan wisata dan industri
berusaha untuk mengidentifikasi permasalahan hospitality.
yakni faktor anteseden apa sajakah yang dapat Berdasarkan penelusuran penulis di
membentuk pengalaman wisata melalui proses situs database journal, ditemukan sejumlah
co-creation, serta apa sajakah dampak yang artikel dalam jurnal internasional yang sesuai
dihasilkan dari proses co-creation experience dan relevan dengan topik permasalahan. Hasil
tersebut. Kemudian langkah selanjutnya adalah tersebut disajikan pada Tabel 2. berikut:
penulis menentukan jenis studi yang akan
dijelaskan sesuai dengan format tabel yang Tabel 2.
dikemukakan oleh Loureiro et al., (2019) antara Rekapitulasi Bahan Artikel
lain sebagai berikut:
Nama Jurnal Jml
Tabel 1. Artikel
Kriteria Dalam Kajian Literatur Tourism Management 10
International Journal of Hospitality 3
Kriteria Keterangan Management
Bidang Studi Bisnis, Manajemen dan Journal of Business Research 3
Pariwisata. International Journal of 2
Jenis Studi Kajian Literatur. Contemporary Hospitality
Management
Current Issues in Tourism 1
Bahasa Indonesia dan Inggris.
Journal of Hospitality and Tourism 1
Management
Lingkup Literatur Psikologi Konsumen dan Journal of Academic Marketing 1
Industri Pariwisata. Science
Batasan Tahun Hingga tahun 2019 Journal of Product Innovation 1
Literatur Management
Relevansi a. Menjelaskan faktor British Journal of Management 1
anteseden yang membentuk Journal of Retailing and Consumer 1
pengalaman wisata serta Services
dampak dari proses co- Journal of Positive Psychology 1
creation experience. Journal of Information 1
b. Level Analisis : dapat
Management
memberikan kontribusi
tambahan terhadap Journal of Travel Research 1
perkembangan bidang Journal of Happiness Studies 1
pariwisata khususnya dalam Journal of Strategy and Leadership 1
hal co-creation tourists Journal of Marketing 1
expriences. Journal of Marketing Theory and 1
Sumber: Diolah Penulis, 2019 Practices
Jumlah Artikel 31
Penelitian ini dilakukan dengan Sumber: Diolah Penulis, 2019
memanfaatkan literatur jurnal bereputasi yang
berasal dari database Science Direct, Emerald KESIMPULAN DAN KESIMPULAN
Insight, dan ProQuest. Dalam melakukan Kesimpulan
pencarian literatur, peneliti memanfaatkan Pembuatan kajian literatur merupakan
berbagai macam kata kunci “co-creation” serta sebuah tahap awal bagi para akademisi dan
kata kunci lain yang serupa dengan topik praktisi agar dapat mengaplikasikan berbagai
penelitian yang akan dibahas seperti “value co- teori dan pengetahuan sebelum terjun kedalam
creation” dan “co-creation experience in sebuah penelitian (Pahlevan-Sharif et al., 2019).
tourism”. Peneliti membatasi tema publikasi Dalam kajian literatur ini, peneliti bertujuan
yang hanya berkaitan dengan pembentukan untuk mengkaji tentang faktor apa sajakah yang
pengalaman (experience) melalui proses co- dapat mempengaruhi terbentuknya pengalaman
creation. Penulis menemukan sejumlah jurnal wisata melalui proses co-creation beserta
internasional dan buku referensi yang telah dampak yang dihasilkannya. Tahapan dalam
dikumpulkan. Salah satu temuan yang penting menyusun kajian literatur terdiri dari
adalah konsep co-creation yang diadopsi dalam identifikasi permasalahan, selanjutnya

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 33
https://profit.ub.ac.id
dilanjutkan dengan pencarian dan penyaringan proses yang berbasis dari konsep service-
literatur, serta kemudian berlanjut pada dominant logic (SDL), perusahaan diharapkan
penyajian teori-teori yang relevan dengan topik memberikan atensi khusus terhadap wisatawan
penelitian, kemudian dilanjutkan menyajikan agar tidak dipandang sebagai obyek kegiatan
kerangka berpikir disertai dengan menguraikan wisata, namun wisatawan juga merupakan
implikasi dan limitasi penelitian (Loureiro et subyek yang harus dilibatkan dalam sebuah
al., 2019). Penulis melakukan kajian literatur proses pertambahan nilai (Vargo & Lusch,
dengan mengumpulkan dan menyaring teori- 2004). Wisatawan dapat diajak untuk
teori yang berasal dari 31 artikel dan bersumber berkontribusi bersama-sama dengan
dari 16 Jurnal Internasional bereputasi. perusahaan dalam penciptaan sebuah inovasi
Berdasarkan kajian literatur yang telah terhadap produk dan jasa yang nantinya
dilakukan, penulis mengemukakan proposisi berdampak pada pembentukan pengalaman
bahwa dalam membentuk pengalaman yang berkesan (Chathoth et al., 2016).
wisatawan melalui proses co-creation dapat Kemudian, implikasi praktikal lainnya adalah
dilakukan melalui interaksi, partisipasi, sebagai provider jasa wisata, untuk tidak
sharing, dan kustomisasi. Selain itu, penulis melupakan faktor kunci bagi kesuksesan dalam
juga menemukan bahwa ketika wisatawan telah rangka memenangkan persaingan usaha
mendapatkan pengalaman melalui proses co- khususnya dalam bidang pariwisata (Sørensen
creation, maka dampak yang ditimbulkan & Jensen, 2015) dengan memperhatikan
adalah terbentuknya berbagai macam perasaan keempat faktor anteseden pembentuk
seperti kepuasan wisata (tourist satisfaction), pengalaman wisata melalui kegiatan co-
perasaan sepadan antara pengeluaran yang creation.
dikeluarkan oleh wisatawan dengan Hasil dan pembahasan dalam kajian
pengalaman yang diterimanya (level of literatur ini dapat membantu para akademisi dan
expenditures), perasaan bahagia (happiness), para pelaku usaha untuk mengetahui model
dan kesan mendalam atas pengalaman wisata konsep baru mengenai faktor anteseden yang
(memorable experience). Beberapa literatur mendasari terbentuknya proses co-creation
yang telah dipelajari, berkontribusi dalam experience seperti interaction, participation,
menyediakan pemahaman yang jelas mengenai sharing dan customization; serta beberapa
proses co-creation experience yang akan dampak yang dihasilkan dari co-creation
disajikan dalam implikasi praktis dan implikasi experience seperti satisfaction, level of
teoritis berikut. expenditures, happiness, dan memorability.
Kajian literatur ini berusaha untuk Letak inovasi dalam penelitian ini yakni peneliti
memberikan uraian tentang bagaimana sebuah mencoba untuk meneliti seluruh faktor
pengalaman wisata terbentuk melalui proses co- anteseden dan dampak yang dihasilkan ke
creation. Dalam sudut pandang manajerial, dalam satu bentuk model penelitian.
kajian ini menyediakan empat faktor anteseden Diharapkan pengembangan model konseptual
yang dapat dijadikan sebagai rujukan untuk tersebut dapat memperkaya khazanah penelitian
membangun pengalaman wisata bersama khususnya dalam bidang pariwisata yang
wisatawan. Penggunaan faktor-faktor tersebut berkaitan dengan pembentukan pengalaman
harus disesuaikan dengan kultur organisasi yang berorientasi pada konsumen serta
yang berlaku di sebuah badan usaha jasa berimplikasi pada positive-behavioral
pariwisata terkait dengan kegiatan-kegiatan co- intention.
creation experience (Loureiro et al., 2019). Dalam kajian ini disertakan
Sebagai penyedia jasa wisata juga tidak boleh rekomendasi indikator dan item yang suitable
luput dengan berkembangnya teknologi untuk digunakan dalam penelitian serupa yang
komunikasi dan kebutuhan konsumen menggunakan objek wisata alam yang
khususnya dalam bidang pariwisata. Adanya membutuhkan pendampingan khusus (seperti
perkembangan tersebut menyebabkan penyedia kebun binatang, seaworld dan wisata alam
layanan jasa wisata diharuskan untuk buatan). Selain itu rekomendasi ini juga dapat
mengadopsi konsep co-creation dalam suitable untuk digunakan pada obyek wisata
membentuk pengalaman wisata yang berkesan kota yang belum pernah dimengerti
(Sugathan & Ranjan, 2019). Selain itu sebelumnya, sehingga dalam melakukan
dikarenakan Co-creation merupakan sebuah kegiatan wisata harus menggunakan jasa tour

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 34
https://profit.ub.ac.id
and travel atau tour guide sehingga tercipta (Loureiro, 2014). Kemudian saran yang ketiga
interaksi dan partisipasi antara tourism adalah agar peneliti selanjutnya dapat
proffesionals dengan pengunjung untuk mengakomodir variabel authenticity dalam
menciptakan pengalaman yang berkesan meneliti co-creation experience. Pengalaman
(Buonincontri et al., 2017). autentik pengunjung tersebut sangat dibutuhkan
Sebuah kajian literatur tentunya bagi provider layanan jasa wisata karena atas
memiliki keterbatasan khususnya tentang dasar persepsi itulah provider bisa memperbaiki
variabel yang diajukan dalam penelitian. kualitas layanan melalui proses co-creation
Keterbatasan yang pertama adalah variabel dalam membentuk pengalaman yang berkesan.
penelitian cenderung berfokus pada wisatawan Namun perlu digaris-bawahi bahwa variabel
dan kurang berfokus pada penyedia layanan authenticity merupakan variabel yang bersifat
jasa wisata sebagai elemen co-creator genuine, kualitatif dan personal, sehingga
experience. sangat sulit jika digeneralisasi dalam bentuk
Selanjutnya keterbatasan yang kedua kuesioner yang terukur (Ram et al., 2016).
adalah dalam penelitian ini belum berusaha Kedepannya diharapkan peneliti selanjutnya
untuk membandingkan outcome dari proses co- dapat memberikan proposisi tentang
creation antara pengalaman wisata yang authenticity yang mampu diukur dengan
bersifat positif (positive experience) dengan menggunakan kuesioner sehingga didapatkan
pengalaman yang bersifat negatif (negative gambaran yang lebih holistik mengenai
experience). Seorang individu memiliki konsekuensi yang dihasilkan dari proses co-
kecenderungan untuk hanya mengingat creation experience.
pengalaman yang bersifat positif daripada
pengalaman yang bersifat negatif (Kim, 2014). DAFTAR PUSTAKA
Kemudian keterbatasan yang ketiga Altinay, L., Sigala, M., & Waligo, V. (2016).
adalah dalam penelitian ini belum memasukkan Social value creation through tourism
elemen authenticity ke dalam konsep penelitian. enterprise. Tourism Management, 54,
Dalam penelitian yang dikemukakan oleh 404–417.
Zatori et al. (2018) dijelaskan bahwa https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.1
pengalaman yang diperoleh oleh seorang 2.011
wisatawan ketika sedang mengunjungi lokasi Anderson, D., & Shimizu, H. (2007). Factors
wisata (on-going experience) atau setelah shaping vividness of memory episodes :
melakukan kunjungan (past experience) dapat Visitors ’ long-term memories of the 1970
mencerminkan persepsi personal yang dapat Japan World Exposition Factors shaping
memberikan pola perasaan otentik bagi vividness of memory episodes : Visitors ’
wisatawan tersebut. long-term memories of the 1970 Japan
World Exposition. Memory,
Saran 15(November 2014), 177–191.
Berdasarkan kajian literatur yang telah https://doi.org/10.1080/09658210701201
disusun, maka peneliti memberikan saran 312
terhadap peneliti selanjutnya agar bisa lebih Binkhorst, E., & Dekker, T. Den. (2009).
mengungkap secara detail tentang peran Journal of Hospitality Marketing &
stakeholder dalam proses co-creation Agenda for Co-Creation Tourism
experience supaya dapat memperoleh Experience Research Agenda for Co-
pemahaman dan pandangan yang lengkap Creation Tourism. August 2013, 37–41.
mengenai proses co-creation dalam membentuk https://doi.org/10.1080/19368620802594
pengalaman kolektif (Carù et al., 2015). 193
Selanjutnya saran yang kedua adalah Briner, R. B., & Denyer, D. (2012). Systematic
diharapkan peneliti selanjutnya mampu Review and Evidence Synthesis as a
mengakomodir aspek pengalaman wisata yang Practice and Scholarship Tool. In The
bersifat negatif dari konsumen. Aspek ini Oxford Handbook of Evidence-Based
penting untuk dianalisis bagi penyedia layanan Management (Issue January, pp. 112–
jasa wisata sebagai bahan yang dapat digunakan 129). University of London press.
untuk memperbaiki kualitas servis layanan https://doi.org/10.1093/oxfordhb/978019
wisata dalam usaha co-creating experience 9763986.013.0007

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 35
https://profit.ub.ac.id
A Strategic Approach to Innovation.
Buonincontri, P., Morvillo, A., Okumus, F., & British Journal of Management, 26(3),
van Niekerk, M. (2017). Managing the 463–483. https://doi.org/10.1111/1467-
experience co-creation process in tourism 8551.12087
destinations: Empirical findings from Gohary, A., Hamzelu, B., Pourazizi, L., &
Naples. Tourism Management, 62, 264– Hanzaee, K. H. (2016). Understanding
277. effects of co-creation on cognitive,
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2017.0 affective and behavioral evaluations in
4.014 service recovery: An ethnocultural
Campos, A. C., Mendes, J., do Valle, P. O., & analysis. Journal of Retailing and
Scott, N. (2015). Co-creation of tourist Consumer Services, 31, 182–198.
experiences: A literature review. Current https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2016.
Issues in Tourism, 21(4), 369–400. 03.016
https://doi.org/10.1080/13683500.2015.1 Grissemann, U. S., & Stokburger-Sauer, N. E.
081158 (2012). Customer co-creation of travel
Carter, T. J., & Gilovich, T. (2010). The services: The role of company support and
Relative Relativity of Material and customer satisfaction with the co-creation
Experiential Purchases. 98(1), 146–159. performance. Tourism Management,
https://doi.org/10.1037/a0017145 33(6), 1483–1492.
Carù, A., Cova, B., & Carù, A. (2015). Co- https://doi.org/10.1016/j.tourman.2012.0
creating the collective service experience. 2.002
https://doi.org/10.1108/JOSM-07-2014- Harkison, T. (2018). The use of co-creation
0170 within the luxury accommodation
Chathoth, P. K., Ungson, G. R., Harrington, R. experience – myth or reality?
J., & Chan, E. S. W. (2016). Co-creation International Journal of Hospitality
and higher order customer engagement in Management, 71(August 2017), 11–18.
hospitality and tourism services: A critical https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2017.11.00
review. International Journal of 6
Contemporary Hospitality Management, Howell, R. T., & Hill, G. (2009). The mediators
28(2), 222–245. of experiential purchases : Determining
https://doi.org/10.1108/IJCHM-10-2014- the impact of psychological needs
0526 satisfaction and social comparison.
Coelho, M. de F., Gosling, M. de S., & Journal of Positive Psychology, 4(6),
Almeida, A. S. A. de. (2018). Tourism 511–522.
experiences: Core processes of https://doi.org/10.1080/17439760903270
memorable trips. Journal of Hospitality 993
and Tourism Management, 37(August), Joseph Pine, B., & H. Gilmore, J. (2002).
11–22. Differentiating Hospitality Operations via
https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2018.08.00 Experiences : why selling services is not
4 enough. The Cornell Hotel and Restaurant
Etgar, M. (2008). A descriptive model of the Administration Quarterly, 43(3), 87–96.
consumer co-production process. Journal https://doi.org/10.1016/s0010-
of Academic Marketing Science, 36(1), 8804(02)80022-2
97–108. https://doi.org/10.1007/s11747- Kim, J. (2014). The antecedents of memorable
007-0061-1 tourism experiences : The development of
Franke, N., & T. Piller, F. (2004). Value a scale to measure the destination
Creation by Toolkits for User Innovation attributes associated with memorable
and Design: The Case of the Watch experiences. Tourism Management, 44,
Market. Journal of Product Innovation 34–45.
Management, 21(6), 401–415. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2014.0
https://doi.org/10.1111/j.0737- 2.007
6782.2004.00094.x King, C. (2017). for hospitality management
Frow, P., Nenonen, S., Payne, A., & Storbacka, Brand management – standing out from
K. (2015). Managing Co-creation Design : the crowd A review and research agenda

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 36
https://profit.ub.ac.id
for hospitality management. International 1
Journal of Contemporary Hospitality Peterson, C., Park, N., & Seligman, M. E. P.
Management, 29(1), 115–140. (2005). Orientations to Happiness and
https://doi.org/10.1108/IJCHM-12-2015- Life Satisfaction : The Full Life Versus
0711 the Empty Life. Journal of Happiness
Kuo, Y., & Wu, C. (2012). International Journal Studies, 6(1), 161–173.
of Information Management Satisfaction https://doi.org/10.1007/978-94-007-5702-
and post-purchase intentions with service 8
recovery of online shopping websites : Prahalad, C. K., & Ramaswamy, V. (2004). Co-
Perspectives on perceived justice and creating unique value with customers.
emotions. International Journal of Journal of Strategy and Leadership,
Information Management, 32(2), 127– 32(3), 4–9.
138. https://doi.org/10.1108/10878570410699
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2011.0 249
9.001 Prebensen, N., Chen, J., & Uysal, M. (2014).
Loureiro, S. M. C. (2014). The role of the rural Creating Tourist Experience Value in
tourism experience economy in place Tourist.
attachment and behavioral intentions. Ram, Y., Bjork, P., & Weidenfeld, A. (2016).
International Journal of Hospitality Authenticity and place attachment of
Management, 40, 1–9. major visitor attractions. Tourism
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2014.02.01 Management, 52, 110–122.
0 https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.0
Loureiro, S. M. C., Romero, J., & Bilro, R. G. 6.010
(2019). Stakeholder engagement in co- Ramaswamy, V., & Ozcan, K. (2018). What is
creation processes for innovation: A co-creation? An interactional creation
systematic literature review and case stud. framework and its implications for value
Journal of Business Research, February creation. Journal of Business Research,
2018, 1–22. 84(September 2016), 196–205.
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.09. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2017.11.
038 027
McLeay, F., Lichy, J., & Major, B. (2019). Co- Rihova, I., Buhalis, D., Gouthro, M. B., &
creation of the ski-chalet community Moital, M. (2018). Customer-to-customer
experiencescape. Tourism Management, co-creation practices in tourism: Lessons
74(April), 413–424. from Customer-Dominant logic. Tourism
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2019.0 Management, 67, 362–375.
4.018 https://doi.org/10.1016/j.tourman.2018.0
Neal, J. D., Uysal, M., & Sirgy, M. J. (2007). 2.010
The Effect of Tourism Services on Sørensen, F., & Jensen, J. F. (2015). Value
Travelers ’ Quality of Life. Journal of creation and knowledge development in
Travel Research, 46(2), 154–163. tourism experience encounters. Tourism
https://doi.org/10.1177/00472875073039 Management, 46, 336–346.
77 https://doi.org/10.1016/j.tourman.2014.0
Oh, H., Fiore, A. M., & Jeong, M. (2007). 7.009
Measuring Experience Economy Sugathan, P., & Ranjan, K. R. (2019). Co-
Concepts : Tourism Applications. Journal creating the tourism experience. Journal
of Travel Research, 46, 119– of Business Research, 100(April), 207–
132.https://doi.org/10.1177/00472875073 217.
04039 https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2019.03.
Pahlevan-Sharif, S., Mura, P., & Wijesinghe, S. 032
N. R. (2019). A systematic review of Suntikul, W., & Jachna, T. (2015). The co-
systematic reviews in tourism. Journal of creation/place attachment nexus. Tourism
Hospitality and Tourism Management, Management, 52, 276–286.
39(April), 158–165. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.0
https://doi.org/10.1016/j.jhtm.2019.04.00 6.026

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 37
https://profit.ub.ac.id
Vargo, S. L., & Lusch, R. F. (2004). Evolving Conference on Information Systems, 1–11.
to a New Dominant Logic. Journal of Zatori, A., Smith, M. K., & Puczko, L. (2018).
Marketing, 68(January), 1–17. Experience-involvement, memorability
https://doi.org/DOI: and authenticity: The service provider’s
10.1509/jmkg.68.1.1.24036 effect on tourist experience. Tourism
Vivek, S. D., Beatty, S. E., & Morgan, R. M. Management, 67, 111–126.
(2012). Customer engagement: Exploring https://doi.org/10.1016/j.tourman.2017.1
customer relationships beyond purchase. 2.013
Journal of Marketing Theory and Zhang, C. X., Fong, L. H. N., & Li, S. N. (2019).
Practice, 20(2), 127–145. Co-creation experience and place
https://doi.org/10.2753/MTP1069- attachment: Festival evaluation.
6679200201 International Journal of Hospitality
Wang, X. (2014). Intention of Sharing Travel Management, 81(September 2018), 193–
Experiences on Social Media : 204.
Motivations and the Moderating Effects of https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2019.04.013
Face Orientation. Australasian

Profit: Jurnal Administrasi Bisnis| Special Issue (Ekosistem Start Up) 2020| 38
https://profit.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai