1. Apa hubungan antara klasifikasi tanah, klasifikasi kemampuan tanah dan klasifikasi
kesesuaian lahan? Jelaskan.
JAWAB :
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tanah adalah salah satu elemen penting dalam
kehidupan kita. Tanah digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari tempat tinggal,
pertanian, industri, hingga pariwisata. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk
memahami bagaimana cara mengklasifikasikan tanah, mengukur kemampuan tanah
dan menentukan kesesuaian lahan.
a. Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah adalah proses identifikasi, kategorisasi, dan grup tanah yang
berdasarkan pada sifat fisika, kimia, dan morfologi tanah. Klasifikasi tanah
sebenarnya tidak hanya sekadar memberikan nama pada tanah tersebut.
Melainkan, juga memberikan informasi tentang ciri-ciri fisik, kimia, dan
morfologi yang dapat membantu kita memahami berbagai aspek tanah. Ada
beberapa tipe klasifikasi tanah yang digunakan saat ini. Di antaranya adalah
Sistem Klasifikasi Tanah Amerika Serikat (Soil Taxonomy), Sistem Klasifikasi
Tanah FAO, dan Sistem Klasifikasi Tanah USDA.
Ketiga jenis klasifikasi tersebut saling terkait. Klasifikasi tanah bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengekategorikan sifat fisik dan kimia tanah. Kemudian
klasifikasi kemampuan tanah akan membantu kita memahami kemungkinan kondisi
tanah dalam menghasilkan sesuatu. Terakhir, klasifikasi kesesuaian lahan akan
menggambarkan apakah tujuan penggunaan lahan tersebut cocok atau tidak cocok
secara keseluruhan.
2. Persyaratan apa yang harus dipenuhi agar lahan dinyatakan sesuai untuk ditanami
tanaman padi? Jelaskan alasannya.
JAWAB :
Padi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di dunia. Untuk
mendukung produksinya, diperlukan lahan yang sesuai dan memenuhi persyaratan
khusus agar mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
Ketersediaan Air Tanaman padi membutuhkan banyak air untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Itu sebabnya lahan untuk menanam padi harus
mempunyai ketersediaan air yang cukup. Pada umumnya, kebutuhan air tanaman
padi sekitar 2.000-2.500 mm/tahun, dengan distribusi sekitar 125-250 mm/bulan.
Lahan yang cepat kering atau memiliki tingkat kelembaban tanah yang rendah kurang
cocok untuk menanam padi.
Jenis Tanah Jenis tanah juga mempengaruhi pertumbuhan padi. Padi tumbuh dengan
baik pada tanah yang gembur dan mudah diproses sehingga dapat meresap udara
dan air dengan baik. Beberapa jenis tanah yang sering dijadikan lahan untuk
menanam padi adalah tanah alluvial, andosol, dan histosol. Tanah laterit, tanah
podsolik merah kuning, dan tanah andosol kompos sangat cocok untuk menanam
padi.
Kandungan Hara Kecukupan unsur hara di dalam tanah juga sangat penting untuk
menunjang pertumbuhan tanaman padi. Unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan
kalium dibutuhkan dalam jumlah yang cukup oleh tanaman padi. Kurangnya unsur
hara tersebut bisa menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen
yang dihasilkan. Lahan dengan kandungan unsur hara yang rendah bisa dioptimalkan
dengan penambahan pupuk.
Drainase Karena tanaman padi membutuhkan air, drainase juga penting untuk
dipertimbangkan saat membuat lahan menanam padi. Lahan yang tidak memiliki
sistem drainase yang baik bisa menimbulkan masalah pada tanaman padi, seperti
perendaman atau kelebihan air yang bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman.
Tanaman padi merupakan tanaman dengan pola pertumbuhan khusus, di mana fase
vegetatif dan fase generatifnya memiliki kebutuhan air yang berbeda. Jadi salah satu
persyaratan utama dalam menentukan lahan untuk menanam padi adalah
ketersediaan air yang cukup, baik selama fase vegetatif maupun fase generatif. Di
samping itu, tanah yang digunakan untuk tanaman padi harus cocok dengan jenis
tanah yang digunakan sehingga pertumbuhan tanaman dan hasil panen dapat
maksimal.
3. Persyaratan apa yang harus dipenuhi agar lahan dinyatakan sesuai untuk ditanami
tanaman semusim? Jelaskan alasannya.
JAWAB :
Tanaman semusim adalah tanaman yang hidupnya hanya selama satu musim tumbuh
saja, mulai dari penanaman hingga panen. Tanaman semusim memiliki peran yang
sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, tidak
semua tanah cocok untuk menanam tanaman semusim. Ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi agar lahan dinyatakan sesuai untuk menanam tanaman
semusim.
Ketersediaan Air Ketersediaan air adalah faktor penting dalam memilih lahan untuk
menanam tanaman semusim. Tanaman semusim membutuhkan air yang cukup
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada umumnya, tanaman semusim
membutuhkan 500-700 mm air selama masa vegetatifnya dan 600-1000 mm air
selama masa generatifnya. Tanah yang kekurangan air bisa menyebabkan tanaman
semusim tumbuh dengan buruk dan menghasilkan produk yang buruk pula.
Kandungan Hara Tanaman semusim memerlukan jumlah hara yang cukup, baik unsur
hara makro maupun mikro. Ketersediaan unsur hara yang cukup di dalam tanah
membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar menjadi optimal. Oleh
karena itu, lahan yang akan digunakan untuk menanam tanaman semusim harus
diperhatikan kadar kandungan haranya.
pH Tanah Ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan tanaman semusim sangat
dipengaruhi oleh pH tanah. Tanaman semusim membutuhkan pH tanah antara 5,6
hingga 7,5. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa bisa memengaruhi
ketersediaan nutrisi dan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, tanah yang akan
digunakan untuk menanam tanaman semusim harus memiliki pH tanah yang sesuai
dengan kondisi serta standar yang dibutuhkan.
Jenis Tanah Jenis tanah juga sangat penting dalam memilih lahan untuk menanam
tanaman semusim. Setiap tanaman semusim memiliki jenis tanah yang sesuai
dengan karakteristik pertumbuhan tanaman. Misalnya saja, jenis tanah liat yang
memiliki pori sempit cenderung kurang cocok untuk menanam tanaman semusim.
Sebaliknya, jenis tanah pasir yang memiliki pori lebih besar sangat cocok untuk
menanam tanaman semusim karena memiliki sirkulasi udara dan air yang baik.
Memilih lahan yang sesuai sangat penting dalam menentukan jenis tanaman
semusim yang akan ditanam. Faktor-faktor seperti ketersediaan air, kandungan hara,
pH tanah, dan jenis tanah harus diperhatikan dengan baik. Perlu diingat, bahwa
setiap jenis tanaman semusim memerlukan persyaratan yang berbeda-beda terkait
dengan persyaratan lingkungan yang digunakan. Persyaratan lingkungan yang tidak
dipenuhi akan berdampak pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Oleh karena
itu, pemahaman dan pengaplikasian persyaratan tersebut sangat diperlukan dalam
menentukan lahan yang sesuai untuk menanam tanaman semusim.
4. Pada lahan yang seperti apa sebaiknya tidak dijadikan lahan pertanian?
JAWAB :
Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia akan pangan dan bahan baku. Sebagai pelaku di bidang pertanian, penting
bagi kita untuk mengetahui jenis lahan mana yang cocok dan mana yang tidak cocok
untuk dijadikan lahan pertanian.
Lahan yang kurang mendukung untuk dijadikan lahan pertanian adalah lahan yang
tidak stabil, misalnya yang mengalami erosi dan lahan yang memiliki pH yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Lahan yang tergenang air juga kurang cocok untuk
dijadikan lahan pertanian. Sebaliknya, lahan yang memiliki sirkulasi udara dan air
yang baik dan memiliki cukup nutrisi tanah akan mendukung produktivitas lahan.