Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 3

DASAR-DASAR ILMU TANAH/LUHT4212

NAMA : FAHRI HAMDANI NUR AMALUL HADY PUTRA


NIM : 042243313
ASAL : UPBJJ-UT JEMBER

1. Apa hubungan antara klasifikasi tanah, klasifikasi kemampuan tanah dan klasifikasi
kesesuaian lahan? Jelaskan.
JAWAB :
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tanah adalah salah satu elemen penting dalam
kehidupan kita. Tanah digunakan untuk berbagai keperluan mulai dari tempat tinggal,
pertanian, industri, hingga pariwisata. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk
memahami bagaimana cara mengklasifikasikan tanah, mengukur kemampuan tanah
dan menentukan kesesuaian lahan.

a. Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah adalah proses identifikasi, kategorisasi, dan grup tanah yang
berdasarkan pada sifat fisika, kimia, dan morfologi tanah. Klasifikasi tanah
sebenarnya tidak hanya sekadar memberikan nama pada tanah tersebut.
Melainkan, juga memberikan informasi tentang ciri-ciri fisik, kimia, dan
morfologi yang dapat membantu kita memahami berbagai aspek tanah. Ada
beberapa tipe klasifikasi tanah yang digunakan saat ini. Di antaranya adalah
Sistem Klasifikasi Tanah Amerika Serikat (Soil Taxonomy), Sistem Klasifikasi
Tanah FAO, dan Sistem Klasifikasi Tanah USDA.

b. Klasifikasi Kemampuan Tanah


Klasifikasi kemampuan tanah adalah proses untuk mengukur potensi tanah
dalam menghasilkan, menopang, dan mempertahankan tanaman. Klasifikasi
kemampuan tanah berbeda dengan klasifikasi pada umumnya, karena fokus
pada kapasitas tanah untuk menghasilkan sesuatu. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan tanah adalah struktur tanah, tekstur tanah,
kedalaman tanah, pH tanah, ketersediaan hara, dan drainase tanah. Klasifikasi
kemampuan tanah biasanya digunakan untuk menentukan jenis tanaman apa
yang sesuai dengan suatu lahan.

c. Klasifikasi Kesesuaian Lahan


Sedangkan klasifikasi kesesuaian lahan adalah proses untuk menilai sejauh
mana suatu lahan cocok atau tidak cocok untuk digunakan sesuai dengan
tujuannya. Klasifikasi kesesuaian lahan sangat diperlukan dalam perencanaan
dan pengembangan lahan. Tujuan akhir dari klasifikasi kesesuaian lahan
adalah untuk menemukan lahan yang tepat untuk jenis penggunaan tertentu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kesesuaian lahan adalah kondisi
topografi, kelembaban tanah, erosi, infiltrasi, dan kemampuan tanah.

Ketiga jenis klasifikasi tersebut saling terkait. Klasifikasi tanah bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengekategorikan sifat fisik dan kimia tanah. Kemudian
klasifikasi kemampuan tanah akan membantu kita memahami kemungkinan kondisi
tanah dalam menghasilkan sesuatu. Terakhir, klasifikasi kesesuaian lahan akan
menggambarkan apakah tujuan penggunaan lahan tersebut cocok atau tidak cocok
secara keseluruhan.

Dalam kesimpulannya, mengetahui hubungan antara klasifikasi tanah, kemampuan


tanah, dan kesesuaian lahan sangat penting dalam memahami karakteristik dan
kemampuan tanah. Kemudian, pengetahuan itu bisa diaplikasikan dengan baik dalam
menjaga keberlanjutan dan meningkatkan produktivitas tanah. Melalui penelitian
dan pengembangan, mungkin saja di masa depan akan ditemukan begitu banyak hal
penting yang dapat dibuat berdasarkan keragaman dan kemampuan tanah kita.

2. Persyaratan apa yang harus dipenuhi agar lahan dinyatakan sesuai untuk ditanami
tanaman padi? Jelaskan alasannya.
JAWAB :
Padi merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk di dunia. Untuk
mendukung produksinya, diperlukan lahan yang sesuai dan memenuhi persyaratan
khusus agar mampu mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
Ketersediaan Air Tanaman padi membutuhkan banyak air untuk tumbuh dan
berkembang dengan baik. Itu sebabnya lahan untuk menanam padi harus
mempunyai ketersediaan air yang cukup. Pada umumnya, kebutuhan air tanaman
padi sekitar 2.000-2.500 mm/tahun, dengan distribusi sekitar 125-250 mm/bulan.
Lahan yang cepat kering atau memiliki tingkat kelembaban tanah yang rendah kurang
cocok untuk menanam padi.

Jenis Tanah Jenis tanah juga mempengaruhi pertumbuhan padi. Padi tumbuh dengan
baik pada tanah yang gembur dan mudah diproses sehingga dapat meresap udara
dan air dengan baik. Beberapa jenis tanah yang sering dijadikan lahan untuk
menanam padi adalah tanah alluvial, andosol, dan histosol. Tanah laterit, tanah
podsolik merah kuning, dan tanah andosol kompos sangat cocok untuk menanam
padi.

Kandungan Hara Kecukupan unsur hara di dalam tanah juga sangat penting untuk
menunjang pertumbuhan tanaman padi. Unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan
kalium dibutuhkan dalam jumlah yang cukup oleh tanaman padi. Kurangnya unsur
hara tersebut bisa menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil panen
yang dihasilkan. Lahan dengan kandungan unsur hara yang rendah bisa dioptimalkan
dengan penambahan pupuk.

Drainase Karena tanaman padi membutuhkan air, drainase juga penting untuk
dipertimbangkan saat membuat lahan menanam padi. Lahan yang tidak memiliki
sistem drainase yang baik bisa menimbulkan masalah pada tanaman padi, seperti
perendaman atau kelebihan air yang bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman.

Tanaman padi merupakan tanaman dengan pola pertumbuhan khusus, di mana fase
vegetatif dan fase generatifnya memiliki kebutuhan air yang berbeda. Jadi salah satu
persyaratan utama dalam menentukan lahan untuk menanam padi adalah
ketersediaan air yang cukup, baik selama fase vegetatif maupun fase generatif. Di
samping itu, tanah yang digunakan untuk tanaman padi harus cocok dengan jenis
tanah yang digunakan sehingga pertumbuhan tanaman dan hasil panen dapat
maksimal.

Dalam rangka mengoptimalkan produksi padi, kepatuhan terhadap persyaratan yang


sebelumnya dijelaskan harus diutamakan. Terlebih, pengetahuan dasar tentang
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sangat penting untuk diaplikasikan dalam praktik pertanian.

3. Persyaratan apa yang harus dipenuhi agar lahan dinyatakan sesuai untuk ditanami
tanaman semusim? Jelaskan alasannya.
JAWAB :
Tanaman semusim adalah tanaman yang hidupnya hanya selama satu musim tumbuh
saja, mulai dari penanaman hingga panen. Tanaman semusim memiliki peran yang
sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun, tidak
semua tanah cocok untuk menanam tanaman semusim. Ada beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi agar lahan dinyatakan sesuai untuk menanam tanaman
semusim.

Ketersediaan Air Ketersediaan air adalah faktor penting dalam memilih lahan untuk
menanam tanaman semusim. Tanaman semusim membutuhkan air yang cukup
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada umumnya, tanaman semusim
membutuhkan 500-700 mm air selama masa vegetatifnya dan 600-1000 mm air
selama masa generatifnya. Tanah yang kekurangan air bisa menyebabkan tanaman
semusim tumbuh dengan buruk dan menghasilkan produk yang buruk pula.

Kandungan Hara Tanaman semusim memerlukan jumlah hara yang cukup, baik unsur
hara makro maupun mikro. Ketersediaan unsur hara yang cukup di dalam tanah
membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar menjadi optimal. Oleh
karena itu, lahan yang akan digunakan untuk menanam tanaman semusim harus
diperhatikan kadar kandungan haranya.
pH Tanah Ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan tanaman semusim sangat
dipengaruhi oleh pH tanah. Tanaman semusim membutuhkan pH tanah antara 5,6
hingga 7,5. Tanah yang terlalu asam atau terlalu basa bisa memengaruhi
ketersediaan nutrisi dan pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu, tanah yang akan
digunakan untuk menanam tanaman semusim harus memiliki pH tanah yang sesuai
dengan kondisi serta standar yang dibutuhkan.

Jenis Tanah Jenis tanah juga sangat penting dalam memilih lahan untuk menanam
tanaman semusim. Setiap tanaman semusim memiliki jenis tanah yang sesuai
dengan karakteristik pertumbuhan tanaman. Misalnya saja, jenis tanah liat yang
memiliki pori sempit cenderung kurang cocok untuk menanam tanaman semusim.
Sebaliknya, jenis tanah pasir yang memiliki pori lebih besar sangat cocok untuk
menanam tanaman semusim karena memiliki sirkulasi udara dan air yang baik.

Memilih lahan yang sesuai sangat penting dalam menentukan jenis tanaman
semusim yang akan ditanam. Faktor-faktor seperti ketersediaan air, kandungan hara,
pH tanah, dan jenis tanah harus diperhatikan dengan baik. Perlu diingat, bahwa
setiap jenis tanaman semusim memerlukan persyaratan yang berbeda-beda terkait
dengan persyaratan lingkungan yang digunakan. Persyaratan lingkungan yang tidak
dipenuhi akan berdampak pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Oleh karena
itu, pemahaman dan pengaplikasian persyaratan tersebut sangat diperlukan dalam
menentukan lahan yang sesuai untuk menanam tanaman semusim.

Dalam rangka memproduksi hasil pertanian yang optimal, pemenuhan persyaratan


yang memadai, termasuk di antaranya persyaratan lingkungan untuk menanam
tanaman semusim perlu diperhatikan dan dipelajari dengan baik.

4. Pada lahan yang seperti apa sebaiknya tidak dijadikan lahan pertanian?
JAWAB :
Pertanian adalah salah satu sektor yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
manusia akan pangan dan bahan baku. Sebagai pelaku di bidang pertanian, penting
bagi kita untuk mengetahui jenis lahan mana yang cocok dan mana yang tidak cocok
untuk dijadikan lahan pertanian.

a. Lahan yang erosi


Lahan erosi adalah lahan yang kondisinya tidak stabil karena tekanan air yang
terus menerus, sehingga tanah mudah tererosi atau terkikis. Lahan yang
mengalami erosi berdampak buruk pada produktivitas tanah, karena nutrisi
tanah terbawa air dan tanah menjadi tidak subur. Lahan erosi kurang cocok
untuk dijadikan lahan pertanian karena produktivitasnya rendah.

b. Tanah yang terlalu asam


Tanah yang terlalu asam memiliki pH yang rendah yang membuat nutrisi
dalam tanah menjadi tidak tersedia untuk tanaman. Hal ini akan
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan pada akhirnya
berdampak pada hasil panen yang didapat. Tanah yang terlalu asam kurang
cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena tanaman tidak dapat tumbuh
secara maksimal.

c. Tanah yang terlalu basa


Seperti halnya tanah yang terlalu asam, tanah yang terlalu basa juga kurang
cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Hal ini karena tanah yang terlalu basa
memiliki pH yang tinggi dan menghambat tersedianya nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang.

d. Lahan yang tergenang air


Lahan yang tergenang air tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian karena
tekanan air yang tinggi dan menghambat pertumbuhan tanaman. Lahan yang
tergenang air juga rentan terhadap perkembangan gulma dan serangga yang
dapat menaikkan biaya pengendalian hama dan penyulit penanaman dan
panen.

Lahan yang kurang mendukung untuk dijadikan lahan pertanian adalah lahan yang
tidak stabil, misalnya yang mengalami erosi dan lahan yang memiliki pH yang terlalu
rendah atau terlalu tinggi. Lahan yang tergenang air juga kurang cocok untuk
dijadikan lahan pertanian. Sebaliknya, lahan yang memiliki sirkulasi udara dan air
yang baik dan memiliki cukup nutrisi tanah akan mendukung produktivitas lahan.

Dalam rangka mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman, penting untuk


memilih jenis lahan pertanian yang sesuai. Kriteria utama lahan yang ideal untuk
pertanian adalah memiliki sirkulasi udara dan air yang baik, kandungan nutrisi yang
cukup, dan kesuburan tanah yang optimal. Dengan memahami jenis lahan mana yang
kurang cocok untuk dijadikan lahan pertanian, diharapkan dapat meningkatkan
produktivitas lahan pertanian dan mendukung ketersediaan pangan bagi masyarakat.

SUMBER : BMP LUHT4212

Anda mungkin juga menyukai