Anda di halaman 1dari 2

PELAKSANAAN ANESTESI UMUM DENGAN

PASIEN OPERASI CITO

No. Dokumen
RSUD REDA BOLO No. Revisi Halaman
SPO.PAB-21/R5317002/
SUMBA BARAT DAYA 0 2
I/2023

Ditetapkan :
Direktur RSUD Reda Bolo
Sumba Barat Daya
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIAONAL 2 Januari 2023

dr.Theresia Citra Mila Mesa


NIP.19880915 201502 2 003
PENGERTIAN Tindakan meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya
kesadaran dan bersifat pulih kembali pada pasien yang tidak
direncanaan dilakukan operasi (operasi cito)
TUJUAN Sebagai acuan langkah – langkah dalam pelaksanaan anestesi
umum pasien yang segera/cito
KEBIJAKAN 1. SK Direktur No. 445.002/KEP.DIR/R5317002/I/2003 Tentang
Kebijakan Umum RSUD Reda Bolo
2. SK Direktur No. Tentang Pedoman Pelayanan Di
Kamar Operasi

PELAKSANA Tim Anestesi


PENANGGUNG Dokter Spesialis Anestesi
JAWAB
PROSEDUR 1. Siapkan alat yang sesuai dengan anestesi umum.
2. Siapkan pasien apakah status hemodinamik stabil dengan
atau tanpa inotropik.
3. Urine output minimal 1 cc/kg/BB/jam.
4. Sebelum melaksanakan anestesi. Dokter spesialis dan
perawat anestesi mengevaluasi keadaan umum
pasien seperti : pernafasan, tanda – tanda vital,
rontgen, laboratorium dan EKG.
5. Bila lambung pasien dalam keadaan penuh/tidak
puasa dilakukan pengasaman lambung dengan cara
dipasang selang lambung lali dihisap dengan suction.
6. Persiapan alat dan obat anestesi, alat dan obat resusitasi,
alat monitoring, dan tenaga terlatih harus siap dan
dipastikan dapat bekerja baik.
7. Premedikasi yang digunakan adalah sulfas atropin,
PELAKSANAAN ANESTESI UMUM DENGAN
PASIEN OPERASI CITO

No. Dokumen
RSUD REDA BOLO No. Revisi Halaman
SPO.PAB-21/R5317002/
SUMBA BARAT DAYA 0 2
I/2023

sedative dan narkotik :


- Pemberian premedikasi memperhatikan keadaan
umum pasien.
8. Induksi dilakukan dengan tehnik crush intubation.
9. Rumatan anestesi :
- Maintenance dengan enflurane/isoflurane + O2 +
N2O. - Kedalaman anestesi harus dipantau dengan
memperhatikan tahapan anestesi yang cukup selama
pembedahan. - Monitoring tanda – tanda vital, cairan
infus dan mesin anestesi.
10. Pengakhiran anestesi :
- Anestesi dihentikan tepat waktu agar pasien segera
sadar - kembali, sehingga refleks dan fungsi vitalnya
kembali normal dengan efek analgesia yang terkendali.
- Oksigenasi dan nafas buatan tetap diberikan dan
pasien tetap di jaga dengan kewaspadaan.
11. Masa akhir anestesi :
- Pasien ditempatkan di ruang pemulihan di
bawah pengawasan perawatt anestesi.
- O2 tetap diberika dan di jagakesadaran, tanda – tanda
vital.
12. Pemindahan pasien ke ruangan ditentukan dengan aldrete
score
- Jika aldrete score ≥ 8, pasien dipindahkan ke ruangan
rawat inap. - Jika aldrete score ˂ 8, pasien dirawat di
ICU.
13. Dalam serah terima pasien, tanda – tanda vital
terakhir dituliskan dalam status pasien dan ditandatangani
oleh perawat nestesi dan perawat ruangan yang
menjemput.

UNIT TERKAIT OK, KEBIDANAN, UGD, RANAP

Anda mungkin juga menyukai