Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI

INDUSTRI PENISILIN

Dosen Pembimbing
Ir. Faizah Hadi, M.T.

Disusun oleh :
1. Muti Ahnaf Widyaningrum 121220024
2. Ilman Jamal Nasser 121220092
3. Khatrin Nada Arika 121220103
4. Muhammad Fauzan Adhima 121220139
5. Jehosea Andito Penna 121220166

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA
2023
LEMBAR PENGESAHAN
MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI
INDUSTRI PENISILIN

Disusun oleh :
1. Muti Ahnaf Widyaningrum 121220024
2. Ilman Jamal Nasser 121220092
3. Khatrin Nada Arika 121220103
4. Muhammad Fauzan Adhima 121220139
5. Jehosea Andito Penna 121220166

Yogyakarta, 22 November 2023

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Ir. Faizah Hadi, M.T.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah Mikrobiologi Industri yang berjudul “Industri Penisilin”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu memenuhi tugas pada mata kuliah
Mikrobiologi Industri. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang industri penisilin.
Terima kasih kepada Ibu Ir. Faizah Hadi, M.T. yang telah membantu penulis baik secara
formal maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
mendukung sehingga bisa menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Dalam penyusunan Makalah Mikrobiologi Industri “Industri Penisilin” ini, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan dan menghargai semua kritik serta saran sebagai acuan untuk
memperbaiki dan mengoreksi diri dalam hal penyempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 22 November 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi atau bakteri, yang memiliki
khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, sedangkan
toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat yang dibuat secara semi sintesis tersebut
juga termasuk kelompok antibiotik, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri.
Antibiotik sebagai obat untuk menanggulangi penyakit infeksi, penggunaannya harus rasional,
tepat dan aman. Penggunaan antibiotik yang tidsk rasional akan menimbulkan dampak negatif,
seperti terjadinya kekebalan mikroorganisme terhadap beberapa antibiotik, meningkatnya efek
samping obat dan bahkan berdampak kematian.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengobatan saat ini, perkembangan antibiotik untuk
mengontrol pertumbuhan mikroorganisme patogen juga semakin berkembang. Penisilin
merupakan antibiotik pertama yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada penelitiannya.
Dengan menggunakan kultur Staphylococcus aureus didapatkan adanya jamur Penicillium yang
mempunyai kenampakan bahwa di sekitarnya terdapat zona jernih yang tidak dapat ditumbuhi
bakteri. Inilah yang menyebabkan penelitian mengenai penisilin terus berlanjut. Penisilin
merupakan senyawa metabolit sekunder yang disintesis oleh mikroorganisme pada fase
stasioner. Pada fase ini penisilin diproduksi dan diproses lebih kompleks oleh jamur Penicillium.
Penisilin merupakan golongan antibiotika β-laktam yang memiliki nilai komersial tinggi
karena digunakan secara luas untuk memproduksi antibiotik semisintetik lain (amoksilin,
ampisilin) serta mempunyai kemampuan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Proses
produksi penisilin pada skala industri dilakukan dalam skala besar memerlukan kondisi agitasi
optimum.
Pada dasarnya, jamur bersifat heterotrof, yang membutuhkan cahaya organik untuk
digunakan di dalam kehidupannya. Pertumbuhan Penicillium untuk menghasilkan penisilin
memerlukan medium yang terdiri dari sumber karbon, nitrogen, mineral, dan prekursor. Jamur
tidak mampu melakukan fiksasi CO2 seperti bakteri, sehingga sumber karbon harus tersedia dari
luar tubuhnya, seperti dari glukosa atau sukrosa. Pemilihan medium yang murah dan berkualitas
bagi industri sangat penting karena dapat menekan biaya produksi yang dikeluarkan.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari antibiotik?
2. Apa itu penisilin?
3. Apa jenis mikroorganisme penghasil penisilin?
4. Bagaimana proses produksi penisilin?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi proses pembuatan penisilin?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari antibiotik
2. Untuk mengetahui apa itu penisilin
3. Untuk mengetahui jenis mikroorganisme sebagai penghasil penisilin
4. Untuk mengetahui proses produksi penisilin
5. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi proses pembuatan penisilin
1.4. Manfaat
Manfaat dari makalah ini bagi mahasiswa adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai industri penisilin dengan skala industri beserta alat-alat proses pembuatan penisilin.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Antibiotik
Antibiotik berasal dari Bahasa Yunani yang berasal dari kata “anti” yang artinya
melawan dan “bios” yang artinya hidup. Istilah antibiotik diperkenalkan oleh Dr. Selman AW.
seorang mikrobiolog pada tahun 1947 (Aditya et al., 2016) . Antibiotik adalah zat yang secara
alami dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat pertumbuhan yang tidak baik
dari mikroorganisme lain yang bersifat patogen. (Pratomo et al., 2018)
Antibiotik awalnya dikenal dengan antibiosis, yang memiliki arti materi yang dapat menghambat
pertumbuhan dari organisme lain, dimana materi ini berasal dari mikroorganisme. Namun,
seiring berkembangnya penelitian, antibiosis ini dikenal dengan sebutan antibiotik. Istilah
antibiotik tidak hanya dipakai untuk materi yang berasal dari mikroorganisme, akan tetapi
mencakup semua materi atau substansi yang memiliki kemampuan untuk mencegah
pertumbuhan dari mikroorganisme lain. (Pratomo et al., 2018)
Menurut (Ghasem, 2007) adapun cara untuk mengklasifikasikan antibiotik dapat
dilakukan berdasarkan pada cara kerja antibiotik ketika berinteraksi dengan antigen. Berdasarkan
hal tersebut, diklasifikasikan antibiotik ke dalam empat cara kerjanya terhadap antigen, yaitu:
1. Penghambat sintesis dinding sel
2. Sintesis dinding sel
3. Kerusakan membran sel yang dikelilingi oleh sitoplasma
4. Penghambat sistem enzim tertentu
Penisilin, sefalosporin, sitoserin, vankomisin, dan bacitracin merupakan contoh
antiobiotik yang bertindak sebagai penghambat sintesis dinding sel atau biosintesis struktur
peptidoglikan dinsing sel. Antibiotik ini menghabat pembentukan polimer pepidoglikan,
sehingga pembentukan dinding sel untuk sintesis sel mejadi terhambat. (Ghasem, 2007)

2.2. Penisilin
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang masuk ke dalam golongan antibiotika β-
laktam yang memiliki harga jual yang tinggi. Penisilin banyak digunakan secara luas untuk
bahan produksi antibiotik semisintetik lain (amoksilin, ampisilin). Selain itu, penisilin memiliki
kemampuan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme khususnya bakteri.
(Rachman et al., 2016)
Penisilin dihasilkan dari mikroorgansime dimana salah satu jamur yang dikenal luas
dapat mengahsilkan pensilin yaitu Penicillium chrysogenum (Kardos & Deamain, 2011).
Penicillium chrysogenum diisolasi oleh Alexander Fleming pada tahun 1926 sebagai kontaminan
yang tidak sengaja ketika sedang membiakkan rganisme lain. (Ghasem, 2007)

2.3. Produksi Penisilin


Proses produksi penisilin pada skala industri dilakukan dalam skala besar memerlukan
kondisi agitasi optimum. Produksi penisilin dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oksigen
terlarut, karbondioksida terlarut, glukosa, serta variasi fraksi volume fase abiotik dan biotik.

(Rachman et al., 2016) aerasi dan agitasi merupakan salah satu parameter penting yang diterapkan dalam sebagia

Menurut (Ghasem, 2007) langkah-langkah utama dalam produksi komersial penisilin


adalah sebagai berikut:
1. Persiapan inokulum.
2. Persiapan dan sterilisasi media.
3. Inokulasi medium dalam fermentor.
4. Aerasi paksa dengan udara steril selama inkubasi.
5. Penghapusan miselium jamur setelah fermentasi.
6. Ekstraksi dan pemurnian penisilin.
Pada awalnya jenis penisilin yang pertama kali yaitu Penisilin-G, dimana Penisilin-G saat
ini diproduksi melalui proses fermentasi pengangkutan udara dalam kondisi aerasi. Namun,
Penisilin-G bukanlah penisilin yang difermentasi secara umum, dimana penisilin-G dibuat oleh
Penicillium chrysogenum. Jumlah antibiotik dari sumber jamur hanya sedikit, termasuk penisilin
G, penisilin V, dan sefalosporin C. Ketiga antibiotik ini adalah bahan awal utama untuk
antibiotik β-laktam semisintetik. (Ghasem, 2007)
Produksi penisilin terjadi secara fermentasi batch, dimana sejumlah medium steril dalam
sebuah bejana diinokulasi. Hasil inokulasi difermentasi dalam jangka waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.

2.4. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Penisilin


a. Temperatur
Fermentasi untuk pembuatan Penisilin akan menghasilkan produk yang
maksimum apabila temperatur operasi dijaga pada 24°C. Temperatur berkaitan erat
dengan pertumbuhan mikroorganisme, karena kenaikan temperatur dapat meningkatkan
jumlah sel mikroorganisme baru. Apabila temperatur sistem meningkat melebihi
temperatur optimumnya, maka produk yang dihasilkan akan berkurang, karena sebagian
dari media fermentasi akan digunakan oleh mikroorganisme untuk mempertahankan
hidupnya.
b. pH
Pengaturan pH dilakukan untuk mencegah terjadinya fluktuasi pH sistem.
Menurut Moyet dan Coghill kehilangan Penisilin dapat terjadi pada pH dibawah 5 atau
pH diatas 7.5. PH medium dipengaruhi oleh jenis dan jumlah karbohidrat (glukosa atau
laktosa) dan buffer. Karbohidrat akart difermentasi menjadi asam-asam organik,
Fermentasi glukosa yang berlangsung cepat akan menurunkan pH, sedangkan laktosa
terfermentasi dengan sangat lambat sehingga perubahan pH berlangsung lambat pula.
Konsentrasi gula hasil fermentasi ini berfungsi mempertahankan kenaikan pH agar tetap
lambat. Larutan buffer dapat digunakan untuk mempertahankan pH sistem. Kalsium
karbonat merupakan senyawa yang sering digunakan untuk tujuan ini. Kalsium karbonat
mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pH sistem saat ditambahkan media
fermentasi.

c. Aerasi
Aerasi yang cukup merupakan hal penting untuk memaksimalkan Penisilin, sebab
aerasi dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan oleh kapang Penicillum chrysogenum
untuk metabolismenya. Acrasi pada fermentol diberikan melalui proses pengadukan atau
dengan tekanan sebesar 20 lb/in akan mengurangi Penisilin yang dihasilkan.

d. Pengadukan
Pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengadukan yang sesuai akan
memperbaiki hasil Penisilin ketika laju aerasi konstan. Kecepatan pengadukan proses
fermentasi umumnya berkisar pada range 250-500 cm/detik. Pembentukan busa yang
berlebihan selama proses fermentasi dapat dieliminasi dengan penambahan tributinit
sutrat. Secara umum, busa akan menurunkan pH apabila konsentrasinya terus bertambah.

e. Sterilisasi
Kontaminasi dapat dihindarkan dengan cara sterilisasi sistem perpipaan,
fermentol, dan peralatan lain yang kontak langsung dengan Penisilin. Uap panas
umumnya digunakan untuk sterilisasi media fermentasi dan peralatan tersebut. Zat anti
busa dan udara untuk aerasi juga hasus disterilkan terlebih dahulu sebelum diumpankan
kedalam media fermentasi (Maya, 2002).
Diagram Alir Alat

Sumber. http://dx.doi.org/10.1016/j.sajce.2016.10.002

2.5. Alat-Alat dalam Proses Pembuatan Penisilin


1. Biorekator
Bioreaktor adalah bejana reaksi di mana suatu organisme dibudidayakan dalam
cara yang terkontrol untuk menghasilkan badan sel dan / atau produk. Jika bioreaktor
atau bejana reaksi beroperasi di bawah kondisi agitasi, sistem ini disebut bioreaktor
anerobik.
2. Alat Pemurnian
a. Heat Sterilization
Sterilisasi panas kering pada suatu benda adalah salah satu bentuk sterilisasi yang
paling awal dilakukan. Sterilisasi ini menggunakan udara panas yang bebas dari uap air
atau hanya sedikit mengandung uap air, di mana uap air ini berperan minimal atau tidak
berperan sama sekali dalam proses sterilisasi.

Gambar 4.1 Alat Heat Sterilization


Proses sterilisasi panas kering dilakukan dengan konduksi yaitu di mana panas
diserap oleh permukaan luar suatu benda dan kemudian diteruskan ke dalam ke lapisan
berikutnya. Pada akhirnya, seluruh benda mencapai suhu yang tepat yang diperlukan
untuk mencapai sterilisasi. Waktu dan suhu yang tepat untuk sterilisasi panas kering
adalah 160°C (320°F) selama 2 jam atau 170°C (340°F) selama 1 jam, dan untuk
sterilisasi Udara Panas Berkecepatan Tinggi, 190°C (375°F) selama 6 hingga 12 menit.
b. Centrifugal Extraction
Ekstraktor sentrifugal juga dikenal sebagai kontaktor sentrifugal atau kontaktor
sentrifugal annular-menggunakan rotasi rotor di dalam sentrifus untuk mencampur dua
cairan yang tidak dapat bercampur di luar rotor dan untuk memisahkan cairan di bidang
gravitasi di dalam rotor. Dengan cara ini, ekstraktor sentrifugal menghasilkan ekstraksi
kontinu dari satu fase cair ke fase cair lainnya.

Gambar 4.2 Alat entrifugal


c. Rotary Drum Vacum Filter
Rotary Drum Vacum Filter terdiri dari membran filter silinder yang sebagian
dicampurkan ke dalam bubur yang akan disaring. Bagian dalam drum ditahan lebih
rendah dari tekanan sekitar. Saat drum berputar melalui bubur, cairan tersedot melalui
membran, meninggalkan padatan pada permukaan membran sementara drum terendam.
Pisau atau pisau diposisikan untuk mengikis produk dari permukaan

Gambar 4.3 Alat Rotary Drum Vacum Filter

3. Reaktor Kimia
Digunakan untuk reaksi kimiawi tertentu dalam proses produksi, terutama pada
tahap-tahap tertentu dalam sintetis pnisilin

Gambar 4.4 Alat Reaktor Kimia

4. Biosintetis dan Ekstraksi


Perlatan untuk memfasilitasi produksi senyawa penisilin oleh mikroogranisme
selama fermentasi. Metode ekstraksi untuk mengambil penisilin dari hasil fermentasi.
Gambar 4.5 Alat Sintetis Gambar 4.6 Alat Ekstraksi
EasySyn adalah sistem reaktor untuk sintetis organik atau sintetis cair.
Sedangkan, alat ekstraksi digunakan untuk memisahkan dua larutan dengan perbedaan
fasa.

5. Sistem kontrol proses


Sensor dan instrumen untuk memonitor dan mengontrol suhu, pH, konsentrasi
oksigen, dan parameter penting lainnya selama fermentasi. Sistem otomatisasi untuk
meningkatkan efisiensi dan konsistensi proses.

Gambar 4.7 Alat Sistem Kontrol Proses


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia didalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri.
2. Penisilin merupakan campuran asam organik berstruktur komplek yang diisolasi sebagai
garam-garam natrium, kalium dan kalsium. Pensilin dihasilkan selama pertumbuhan dan
metabolisme kapang Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum.
3. Proses pembuatan Penisilin dilakukukan dengan fermentasi yang diawali dengan
sterilisasi, pendinginan, pengadukan, ekstraksi dan kristalisasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan Penisilin yaitu temperatur, pH,
aerasi, pengadukan, dan sterilisasi.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa proses pengerjaan makalah ini belum lengkap dan masih jauh
dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki saat
ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki makalah
ini di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R., Kestriani, N. D., & Maskoen, T. T. (2016). Antibiotik Empirik di Intensive Care Unit (ICU). In
Anesthesia & Critical Caree (Vol. 34, Issue 1).

Ghasem, D Najafpour. (2007). Biochemical Engineering and Biothechnology 2nd Edition. Iran:
Elsevier.
Kardos, Nelson & Demain, Arnold. (2011). Penicillin: The medicine with the greatest impact on
therapeutic outcomes. Applied microbiology and biotechnology. 92. 677-87.
10.1007/s00253-011-3587-6.
Pratomo, G. S., Nuria, ), Dewi, A., Program, D. P., Farmasi, S. D.-I., & Kesehatan, I. (2018).
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Tengah Terhadap Penggunaan
Antibiotik. In Jurnal Surya Medika (Vol. 4, Issue 1).
Rachman, S. D., Safari, A., Fazl, F., Kamara, D. S., Sidik, A., Udin, L. Z., & Ishmayana, S.
(2016). Produksi Penisilin Oleh Penicillium Chrysogenum L112 Dengan Variasi Kecepatan
Agitasi Pada Fermentor 1 L. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(2).
https://doi.org/10.26874/kjif.v4i2.59
Sarah, Maya. (2002). Parameter Metabolik dalam pembuatan Penisilin. Digitized by USU
digital Library. Medan.

Anda mungkin juga menyukai