Dapus
Dapus
INDUSTRI PENISILIN
Dosen Pembimbing
Ir. Faizah Hadi, M.T.
Disusun oleh :
1. Muti Ahnaf Widyaningrum 121220024
2. Ilman Jamal Nasser 121220092
3. Khatrin Nada Arika 121220103
4. Muhammad Fauzan Adhima 121220139
5. Jehosea Andito Penna 121220166
Disusun oleh :
1. Muti Ahnaf Widyaningrum 121220024
2. Ilman Jamal Nasser 121220092
3. Khatrin Nada Arika 121220103
4. Muhammad Fauzan Adhima 121220139
5. Jehosea Andito Penna 121220166
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan Makalah Mikrobiologi Industri yang berjudul “Industri Penisilin”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu memenuhi tugas pada mata kuliah
Mikrobiologi Industri. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang industri penisilin.
Terima kasih kepada Ibu Ir. Faizah Hadi, M.T. yang telah membantu penulis baik secara
formal maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah
mendukung sehingga bisa menyelesaikan laporan ini tepat waktu.
Dalam penyusunan Makalah Mikrobiologi Industri “Industri Penisilin” ini, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu, penulis mengharapkan dan menghargai semua kritik serta saran sebagai acuan untuk
memperbaiki dan mengoreksi diri dalam hal penyempurnaan laporan ini. Semoga makalah ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Antibiotik
Antibiotik berasal dari Bahasa Yunani yang berasal dari kata “anti” yang artinya
melawan dan “bios” yang artinya hidup. Istilah antibiotik diperkenalkan oleh Dr. Selman AW.
seorang mikrobiolog pada tahun 1947 (Aditya et al., 2016) . Antibiotik adalah zat yang secara
alami dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat pertumbuhan yang tidak baik
dari mikroorganisme lain yang bersifat patogen. (Pratomo et al., 2018)
Antibiotik awalnya dikenal dengan antibiosis, yang memiliki arti materi yang dapat menghambat
pertumbuhan dari organisme lain, dimana materi ini berasal dari mikroorganisme. Namun,
seiring berkembangnya penelitian, antibiosis ini dikenal dengan sebutan antibiotik. Istilah
antibiotik tidak hanya dipakai untuk materi yang berasal dari mikroorganisme, akan tetapi
mencakup semua materi atau substansi yang memiliki kemampuan untuk mencegah
pertumbuhan dari mikroorganisme lain. (Pratomo et al., 2018)
Menurut (Ghasem, 2007) adapun cara untuk mengklasifikasikan antibiotik dapat
dilakukan berdasarkan pada cara kerja antibiotik ketika berinteraksi dengan antigen. Berdasarkan
hal tersebut, diklasifikasikan antibiotik ke dalam empat cara kerjanya terhadap antigen, yaitu:
1. Penghambat sintesis dinding sel
2. Sintesis dinding sel
3. Kerusakan membran sel yang dikelilingi oleh sitoplasma
4. Penghambat sistem enzim tertentu
Penisilin, sefalosporin, sitoserin, vankomisin, dan bacitracin merupakan contoh
antiobiotik yang bertindak sebagai penghambat sintesis dinding sel atau biosintesis struktur
peptidoglikan dinsing sel. Antibiotik ini menghabat pembentukan polimer pepidoglikan,
sehingga pembentukan dinding sel untuk sintesis sel mejadi terhambat. (Ghasem, 2007)
2.2. Penisilin
Penisilin merupakan salah satu antibiotik yang masuk ke dalam golongan antibiotika β-
laktam yang memiliki harga jual yang tinggi. Penisilin banyak digunakan secara luas untuk
bahan produksi antibiotik semisintetik lain (amoksilin, ampisilin). Selain itu, penisilin memiliki
kemampuan untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme khususnya bakteri.
(Rachman et al., 2016)
Penisilin dihasilkan dari mikroorgansime dimana salah satu jamur yang dikenal luas
dapat mengahsilkan pensilin yaitu Penicillium chrysogenum (Kardos & Deamain, 2011).
Penicillium chrysogenum diisolasi oleh Alexander Fleming pada tahun 1926 sebagai kontaminan
yang tidak sengaja ketika sedang membiakkan rganisme lain. (Ghasem, 2007)
(Rachman et al., 2016) aerasi dan agitasi merupakan salah satu parameter penting yang diterapkan dalam sebagia
c. Aerasi
Aerasi yang cukup merupakan hal penting untuk memaksimalkan Penisilin, sebab
aerasi dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan oleh kapang Penicillum chrysogenum
untuk metabolismenya. Acrasi pada fermentol diberikan melalui proses pengadukan atau
dengan tekanan sebesar 20 lb/in akan mengurangi Penisilin yang dihasilkan.
d. Pengadukan
Pemilihan jenis pengaduk dan kecepatan pengadukan yang sesuai akan
memperbaiki hasil Penisilin ketika laju aerasi konstan. Kecepatan pengadukan proses
fermentasi umumnya berkisar pada range 250-500 cm/detik. Pembentukan busa yang
berlebihan selama proses fermentasi dapat dieliminasi dengan penambahan tributinit
sutrat. Secara umum, busa akan menurunkan pH apabila konsentrasinya terus bertambah.
e. Sterilisasi
Kontaminasi dapat dihindarkan dengan cara sterilisasi sistem perpipaan,
fermentol, dan peralatan lain yang kontak langsung dengan Penisilin. Uap panas
umumnya digunakan untuk sterilisasi media fermentasi dan peralatan tersebut. Zat anti
busa dan udara untuk aerasi juga hasus disterilkan terlebih dahulu sebelum diumpankan
kedalam media fermentasi (Maya, 2002).
Diagram Alir Alat
Sumber. http://dx.doi.org/10.1016/j.sajce.2016.10.002
3. Reaktor Kimia
Digunakan untuk reaksi kimiawi tertentu dalam proses produksi, terutama pada
tahap-tahap tertentu dalam sintetis pnisilin
3.1. Kesimpulan
1. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai
efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia didalam organisme, khususnya
dalam proses infeksi oleh bakteri.
2. Penisilin merupakan campuran asam organik berstruktur komplek yang diisolasi sebagai
garam-garam natrium, kalium dan kalsium. Pensilin dihasilkan selama pertumbuhan dan
metabolisme kapang Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum.
3. Proses pembuatan Penisilin dilakukukan dengan fermentasi yang diawali dengan
sterilisasi, pendinginan, pengadukan, ekstraksi dan kristalisasi.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan Penisilin yaitu temperatur, pH,
aerasi, pengadukan, dan sterilisasi.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa proses pengerjaan makalah ini belum lengkap dan masih jauh
dari kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki saat
ini. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki makalah
ini di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, R., Kestriani, N. D., & Maskoen, T. T. (2016). Antibiotik Empirik di Intensive Care Unit (ICU). In
Anesthesia & Critical Caree (Vol. 34, Issue 1).
Ghasem, D Najafpour. (2007). Biochemical Engineering and Biothechnology 2nd Edition. Iran:
Elsevier.
Kardos, Nelson & Demain, Arnold. (2011). Penicillin: The medicine with the greatest impact on
therapeutic outcomes. Applied microbiology and biotechnology. 92. 677-87.
10.1007/s00253-011-3587-6.
Pratomo, G. S., Nuria, ), Dewi, A., Program, D. P., Farmasi, S. D.-I., & Kesehatan, I. (2018).
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir Mambulau Tengah Terhadap Penggunaan
Antibiotik. In Jurnal Surya Medika (Vol. 4, Issue 1).
Rachman, S. D., Safari, A., Fazl, F., Kamara, D. S., Sidik, A., Udin, L. Z., & Ishmayana, S.
(2016). Produksi Penisilin Oleh Penicillium Chrysogenum L112 Dengan Variasi Kecepatan
Agitasi Pada Fermentor 1 L. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(2).
https://doi.org/10.26874/kjif.v4i2.59
Sarah, Maya. (2002). Parameter Metabolik dalam pembuatan Penisilin. Digitized by USU
digital Library. Medan.