Kode 2537
Kode 2537
USULAN PENELITIAN
Oleh:
Silviyani Wijaya
193020027
USULAN PENELITIAN
Oleh:
Silviyani Wijaya
193020027
Menyetujui:
Pembimbing :
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
cooling satu siklus terhadap karakteristik tepung hanjeli (Coix lacryma-jobi L).
Berkat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak dalam
1. Dr. Ir. Hervelly, MP., selaku pembimbing utama, yang telah memberikan
2. Dr. Yelliantty, S.Si., M.Si., selaku Koordinator Kerja Praktek dan Tugas
3. Kedua orang tua tercinta yakni Papah dan Mamah yang selama ini tidak
henti- henti memberikan doa, restu, nasihat, perhatian, semangat dan kasih
4. Kakak dan adik tersayang yang selama ini tidak henti-hentinya selalu
5. Keluarga besar yang selama ini tidak henti-hentinya memberikan doa, restu,
i
6. Teman seperjuangan disaat kuliah yaitu Amanda Vonny Lestari, Delila Putri
Andriana, Daniar Fathia Rahmi, Brandley Revaldo yang telah berbagi ilmu,
7. Sahabat - sahabat saya yaitu Rahma Nur Alifa, Puja Lestari yang selalu
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dan yang telah
dengan balasan yang lebih baik, Aamiiiin. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Usulan Penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kata kesempurnaan. Untuk itu penulis membuka diri terhadap kritik dan saran-
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
2.3 Autoclaving-cooling................................................................................11
2.4.3 Kelarutan...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Biaya Bahan Baku Pada Pembuatan Tepung Biji Hanjeli Alami Tanpa
Modifikasi
...............................................................................................................................
29
Tabel 4. Biaya Bahan Baku Pada Pembuatan Tepung Biji Hanjeli Termodifikasi
Autoclaving Cooling..............................................................................................29
v
DAFTAR GAMBAR
Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
Hanjeli (Coix lacryma-jobi L.) atau umumnya dikenal sebagai jali dalam
bahasa Indonesia, merupakan salah satu jenis tanaman serealia dari famili Poaceae
dikenal dengan nama lokal yang berbeda-beda diantarnya adalah hanjeli (Jawa
Barat), jelai (Kalimantan Timur), anjalai (Sumatera Barat), dan jelim (Aceh)
Di Cina, hanjeli telah digunakan sebagai bahan makanan (Liu et al., 2018).
Biji hanjeli var. ma-yuen dapat diolah menjadi beras hanjeli dan dikonsumsi
dibandingkan serealia lainnya jika dilihat dari kandungan gizinya. Penelitian yang
dilakukan oleh Qosim dan Nurmala (2011), menyatakan bahwa biji hanjeli
mengandung protein,
1
2
lemak, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibandingkan beras, jagung, milet, dan
Tepung hanjeli merupakan salah satu jenis tepung umbi-umbian yang kaya
akan serat, vitamin, dan mineral. Namun, tepung hanjeli memiliki sifat fungsional
yang kurang baik jika dibandingkan dengan tepung terigu, seperti rendahnya daya
serap air dan kemampuan pengikatan gluten. Oleh karena itu, perlu dilakukan
digunakan secara fisik, kimia, biologis dan enzimatis (Miyazaki dkk, 2006).
tepung hanjeli dalam kondisi tertutup pada suhu dan tekanan tertentu, kemudian
cooling dapat meningkatkan sifat fungsional tepung hanjeli seperti daya serap air,
tepung hanjeli, perlu dilakukan analisis sifat fisik seperti kadar air, kadar abu,
ukuran partikel, dan warna. Dengan mengetahui sifat fisik tepung hanjeli setelah
proses autoclaving cooling, dapat diketahui apakah proses tersebut efektif dalam
3
meningkatkan sifat fungsional tepung hanjeli dan dapat digunakan sebagai bahan
sebagai berikut:
perlakuan pada sifat fisikokimia dan fungsional tepung hanjeli alami yang telah
Tujuan penelitian ini : (1) untuk mendapatkan waktu autoclaving dan (2)
waktu cooling serta (3) interaksi waktu autoclaving dan waktu cooling yang tepat
komoditas petani.
Hanjeli atau jali-jali (Coix lacryma-jobi L). Merupakan tanaman serelia dari
famili germineae yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dan pakan,
beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber
Menurut Nurmala, (1998) kandungan gizi hanjeli hampir setara dengan beras,
yakni dalam 100 gram bahan terdapat karbohidrat (76,4%), protein (14%),
bahkan kaya dengan kandungan lemak nabati (7,9%) dan kalsium yang tinggi
(2009), 100 gram hanjeli mengandung energi 289 kalori, protein 11 gram,
lemak
4 gram, karbohidrat 61 gram, kalsium 213 mg, fosfor 176 mg, besi 11 mg,
thiamin 0,14 mg, serta air 23 gram. Data-data diatas menunjukkan hanjeli
lebih banyak mengandung protein dan zat gizi lainnya, sehingga diharapkan
Salah satu sumber tepung pati lokal yang terdapat di Indonesia dan belum
lama tersebar di Asia Selatan dan Asia Timur. Tanaman ini dapat tumbuh di
Hanjeli juga dapat beradaptasi pada daerah tropis dan juga daerah kering yang
5
bersuhu sekitar 9,6-27,8 0C. Kandungan gizi dalam biji hanjeli juga cukup
kandungan protein, lemak, dan mineral relatif lebih tinggi bila dibandingkan
dengan biji-bijian dari tanaman serelia lainnya. Biji hanjeli juga memiliki
amilopektin yang berakibat pada pengutan ikatan pada pati (Shin 2004).
retrogradasi.
2. Satu silus waktu cooling dalam modifikasi pati tepung berbeda pengaruhnya
3. Satu siklus interaksi waktu autoclaving dengan cooling dalam modifikasi pati
dihasilkan.
Universitas Pasundan Jalan Setiabudi No. 193 Bandung dengan waktu penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Tanaman Hanjeli, (2) Tepung Hanjeli,
Hanjeli adalah nama popular di daerah Sunda (Jawa Barat) untuk tanaman
bernama ilmiah Coix lacryma-jobi L yang termasuk jenis rumputan marga Coix.
Poceae. Asalnya adalah Asia Timur dan Malaysia namun sekarang telah tersebar
yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan obat (Nurmala,Tati
2003). Biji tanaman hanjeli ini dapat digunakan atau diolah menjadi tepung
karena biji hanjeli mengandung pati yang tinggi sekitar 52% dibandingkan
dibandingkan dengan tumbuhan serealia lainnya yaitu sekitar 15,18%. Selain itu
tepung hanjeli juga memiliki kandungan amilosa yang cukup tinggi sekitar 8,36%
Nama popular di Indonesia adalah jali atau jali-jali. Dalam bahasa Inggris
disebut Job’s tears, di Filipina dikenal sebagai adlay, kadang-kadang biji hanjeli
Poceae) terdiri dari 9 spesies yang dibedakan dengan kriteria morfologi dan
kromosom. Salah satu spesies yang telah dikenal adalah C. lacrymajobi atau
7
8
g. Ordo : Poales
i. Genus : Coix
Secara umum tanaman ini ada dua macam, yaitu varietas yang
penting sebagai sumber pangan, dengan ciri memiliki cangkang yang tipis dan
bahan makanan. Sedangkan variasi hanjeli jenis yang liar seringkali dianggap
sebagai gulma, karena mudah sekali tumbuh secara liar. Jenis ini memiliki
cangkang yang sangat keras bagaikan batu, sulit dipecahkan. Biji-bijian ini sering
dan besar, tinggi 1-3 m, akarnya kasar dan sulit dicabut. Letak daunnya berseling,
helaian daun berbentuk pita, ukuran daun 8-100 x 1,5 cm, ujung daun runcing,
pangkalnya memeluk batang, tepinya rata, permukaan kasar, ibu tulang daun
menonjol di punggung daun, berbentuk bulir , bunga keluar dari ketiak dan ujung
belum banyak digali, padahal tanaman ini berpotensi untuk dapat diolah menjadi
berbagai produk makanan, obat-obatan atau bahan baku industri. Para petani
hanya memanfaatkan hanjeli sebagai tanaman sela atau tanaman pagar, padahal
banyak manfaat yang bisa diperoleh dari tanaman hanjeli. Hanjeli berdasarkan
terkandung dalam beras yang dapat menjadi sumber energi bagi tubuh (Hidayat,
2013).
Data ini menunjukkan hanjeli lebih banyak mengandung protein dan zat
dan
10
protein. Manfaat lain dari tanaman hanjeli adalah kegunaanya sebagai obat
berbagai penyakit. Bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah
biji dan akar hanjeli. Beberapa penyakit yang dapat dibantu kesembuhannya
antara lain sakit usus buntu, radang usus (enteritis) kronis, infeksi dan batu saluran
kencing, kencing bernanah, sakit kuning, cacingan, sakit otot, keputihan, kanker
mulut rahim, kutil, radang paru, demam, dan batuk sesak (Hidayat, 2013).
mudah dicampur, ditambah zat gizi, dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai
dengan kehidupan modern yang serba praktis (Winarno, 2000). Kekuatan tepung
2012). Selain itu, kandungan pada tepung hanjeli secara umum telah memenuhi
Kandungan lemak dan kalsium pada tepung hanjeli cukup tinggi, yakni 4,6
gram lemak dan 54 mg kalsium per 100 gram tepung hanjeli (Kurniasih, 2016).
Secara umum, tepung lokal alami tanpa modifikasi pada prosesnya, memiliki sifat
fungsional yang lebih rendah dibanding terigu. Salah satu cara mengatasi hal
pangan yang
11
berasal dari bahan baku lokal biji hanjeli yang diberikan modifikasi proses secara
fisik atau kimiawi atau enzimatis atau penambahan bahan tambahan pangan 02
Jurnal Sains Terapan : Wahana Informasi dan Alih Teknologi Pertanian Vol. 12
(1)
2.3 Autoclaving-cooling
dalam pengolahan bahan pangan. Teknologi tersebut masih tergolong baru dan
termasuk dalam metode E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 1025 P-ISSN:
2620-8512
fisik yang melibatkan prinsip pengaturan suhu, tekanan, dan kadar air.
suatu bahan. Produk yang dihasilkan juga memiliki komponen gizi yang kadarnya
Produk pangan yang mengandung pati resisten sangat baik bagi kesehatan
karena dapat berpotensi untuk mengurangi kadar gula darah yang terlalu tinggi
dalam tubuh, menekan lemak berlebih dan trigliserida, serta mencegah obesitas
(Wariyah et al., 2019; Si et al., 2017; Sullivan et al., 2017; Matsuda et al., 2016;
Sajilata et al., 2006). Aneka jenis bahan berkarbohidrat telah diolah menggunakan
metode autoclavingcooling untuk meningkatkan kadar gizi, serat pangan, dan pati
resistennya.
air tepung hanjeli yang dihasilkan dengan variasi waktu autoclaving cooling satu
siklus. Kadar air tertinggi diperoleh pada waktu autoclaving cooling 20 menit
dengan nilai 14,52%, sedangkan kadar air terendah diperoleh pada waktu
autoclaving cooling satu siklus, maka kadar air tepung hanjeli yang dihasilkan
akan semakin rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh terjadinya denaturasi pada
Namun, perlu diperhatikan bahwa faktor lain seperti jenis serat kasar yang
serap air tepung hanjeli yang dihasilkan dengan variasi waktu autoclaving cooling
satu siklus. Daya serap air tertinggi diperoleh pada waktu autoclaving cooling 40
menit dengan nilai 4,41 g/g, sedangkan daya serap air terendah diperoleh pada
autoclaving cooling satu siklus, maka daya serap air tepung hanjeli yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan struktur
amilosa dan amilopektin pada tepung hanjeli yang lebih kuat terikat dengan
2.4.3 Kelarutan
cooling satu siklus. Kelarutan tertinggi diperoleh pada waktu autoclaving cooling
autoclaving cooling satu siklus, maka kelarutan tepung hanjeli yang dihasilkan
akan semakin rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan struktur amilosa
dan amilopektin pada tepung hanjeli yang lebih sulit larut dalam air
partikel tepung hanjeli yang dihasilkan dengan variasi waktu autoclaving cooling
satu siklus. Ukuran partikel tertinggi diperoleh pada waktu autoclaving cooling 20
menit dengan nilai 34,18 µm, sedangkan ukuran partikel terendah diperoleh pada
autoclaving cooling satu siklus, maka ukuran partikel tepung hanjeli yang
15
dihasilkan akan semakin kecil. Hal ini dapat disebabkan oleh proses gelatinisasi
yang lebih baik pada tepung hanjeli selama waktu autoclaving cooling yang lebih
lama, sehingga dapat menghasilkan partikel tepung yang lebih halus. Selain itu,
penambahan serat kasar juga dapat mempengaruhi ukuran partikel tepung hanjeli
yang dihasilkan.
waktu autoclaving cooling satu siklus untuk memproduksi tepung hanjeli dengan
serat kasar. Waktu autoclaving cooling satu siklus yang digunakan adalah 20, 30,
dan 40 menit, sementara serat kasar yang ditambahkan adalah 0%, 5%, dan 10%.
sifat amilografi tepung hanjeli yang dihasilkan dengan variasi waktu autoclaving
cooling satu siklus. Nilai viskositas puncak (peak viscosity) tertinggi diperoleh
pada waktu autoclaving cooling 20 menit dengan nilai 3490 RVU, sedangkan
autoclaving cooling satu siklus, maka nilai viskositas setback dari tepung hanjeli
16
yang dihasilkan akan semakin tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
cooling yang lebih lama. Amilosa memiliki afinitas yang lebih tinggi untuk
membentuk rantai amilosa terkait yang lebih banyak selama proses retrogradasi,
mengurangi nilai viskositas peak dan setback pada tepung hanjeli, karena serat
hanjeli.
17
Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2)
Bahan-bahan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu biji hanjeli
termodifikasi meliputi disc mill, ayakan 100 mesh, autoclave, tunnel dryer, oven,
tabung reaksi merek pyrex, Rapid Visco Analyzer instrument dan timbangan
analitis, kulkas.
di laboratorium dan dibagi dalam dua tahap, yaitu : (1) Pembuatan tepung hanjeli
tanpa modifikasi dan (2) Pembuatan tepung hanjeli termodifikasi dengan cara
dihasilkan. Bagan alir pembuatan tepung hanjeli tanpa modifikasi dapat dilihat
pada Gambar 1. Tahap- tahap pembuatan tepung biji hanjeli yang dilakukan pada
:
18
Biji
Sortasi
Biji Afkir
Penggilingan
(2) Kapasitas penyerapan air dengan menggunakan metode Chandra et al., (2015),
(3) Kelarutan tepung dalam air menggunakan metode Pranoto et al., (2014),
terdiri dari dua faktor yaitu waktu autoclaving (A) dan waktu cooling (B) dan
Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari dua faktor, yaitu : lama waktu
autoclaving (A) yang terdiri dari 3 (tiga) taraf dan lama waktu cooling (B) yang
Acak Kelompok pola faktorial 3 x 3 yang terdiri dari perlakuan waktu autoclaving
(A) dan waktu cooling (B) dan masing-masing faktor terdiri dari 3 taraf.
respon yang diuji dilakukan analisis data dengan model linier (Gasperzs, 1995)
sebagai
berikut :
Yijk = nilai pengamatan (respons) dari kelompok ke-k yang memperoleh taraf
Y = + Kk + Ti + Cj + (TC)ij + ijk
ke- i dari faktor Tijk(waktu autoclaving) dan taraf ke-j dari faktor C (waktu
cooling).
ijk = pengaruh galat percobaan pada ulangan fermentasi ke-k yang memperoleh
taraf ke-i faktor waktu autoclaving (T), taraf ke-j faktor waktu cooling
(C).
i = Taraf waktu autoclaving (1, 2, 3), j = Taraf waktu cooling (1, 2, 3), k =
Banyaknya ulangan (3 kali).
21
Kelompok Ulangan 1
a1b3 a1b3 a3b2 a2b2 a3b3 a1b2 a2b1 a3b1 a1b1
Kelompok Ulangan 2
a1b3 a1b1 a3b2 a1b2 a3b1 a2b2 a2b3 a3b3 a2b1
Kelompok Ulangan 3
a2b1 a3b2 a3b3 a2b3 a2b2 a1b3 a3b1 a1b2 a1b1
perlakuan yang dicobakan terhadap respon yang diuji. Model linier dari rancangan
di atas disusun ke dalam tabel sidik ragam seperti dapat dilihat pada Tabel 2
(Gaspersz, 1995).
Tabel 2. Sidik Ragam Pengaruh Waktu Autoclaving dan Waktu Cooling Terhadap
Karakteristik Tepung Hanjeli Termodifikasi
Jumlah Kuadrat Sig
Sumber Derajat Bebas
Kuadrat Tengah FHitung
Keragaman (DB) 0.05
(JK) (KT)
Kelompok r–1 JK (K) KT (K) KT K/KT G
Perlakuan tc – 1 JK (P) KT (P) KT P/KT G
T t–1 JK (T) KT (T) KT T/KT G
C c–1 JK (C) KT (C) KT C/KT G
TC (t – 1) (c – 1) JK (TC) KT (TC) KT TC/KT G
Galat (r – 1) (tc – 1) JK (G) KT (G) -
Total rtc – 1 JK (T) - -
Sumber : Gasperz, 1995.
1) Jika F hitung ≥ F tabel pada taraf 5% maka terdapat pengaruh yang nyata
2) Jika F hitung < F tabel pada taraf 5% maka tidak terdapat pengaruh yang
nyata antara rata-rata dari setiap perlakuan, artinya perlakuan yang diberikan
(b) Kapasitas penyerapan air dengan menggunakan metode Chandra et al., (2015),
(c) Kelarutan tepung dalam air menggunakan metode Pranoto et al., (2014),
(d) Ukuran partikel tepung menggunakan metode Laser diffraction (Zhang.j, 2018)
1. Autoclave
- Masukkan tepung hanjeli ke dalam wadah yang tahan panas dan aman
- Atur suhu dan tekanan yang dibutuhkan sesuai dengan standar yang
digunakan
- Mulai proses autoclaving dan atur timer atau stopwatch untuk mengukur
waktu autoclaving.
2.Cooling
Tepung Hanjeli
(Autoclace)
Suhu = 121°C, Waktu = 20 Menit, 30 Menit, 40
Menit
Tepung Hanjeli Modifikasi
Autoclaving Cooling
Pendinginan pada suhu
ruang 4-5 jam
Pendinginan
Suhu = 4°C, Waktu = 60, 90, 120
menit
Pengeringan
Gambar 3. Diagram Alir Pembuatan
sampaiTepung Hanjeli Termodifikasi
kadar air ≤ 12%
Suhu = 80°C
BAB IV
Pengayakan (100 mesh)
HASIL PENELITIAN
1 16,98%
2 16,05%
25
3 15,75%
kadar air tepung hanjeli yang dihasilkan dengan variasi waktu autoclaving
cooling satu siklus. Kadar air tertinggi diperoleh pada waktu autoclaving
Dari hasil uji lab yang telah di lakukan menghasilkan hasil sebagai
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 14,52 14,45 14,3
20mnt 2 14,49 14,41 14,32
3 14,46 14,43 14,32
1 14,05 14,01 13,85
30mnt 2 14,07 14,05 13,97
3 13,98 13,88 13,88
1 13,43 13,38 13,34
40mnt 2 13,42 13,44 13,35
3 13,42 13,39 13,33
26
Type III
Mean
Source Sum of df F Sig.
Square
Squares
Corrected Model 4.819a 8 0.602 325.959 0
Intercept 5234.48 1 5234.48 2832282.24 0
AUTOCLAVE 4.733 2 2.366 1280.353 0
COOLING 0.08 2 0.04 21.651 0
AUTOCLAVE *
0.007 4 0.002 0.916 0.476
COOLING
Error 0.033 18 0.002
Total 5239.33 27
Corrected Total 4.853 26
a. R Squared = .993 (Adjusted R Squared = .990)
bahwa sig lebih dari 0.05 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan
dari proses autoclaving dan cooling terhadap kadar air dari tepung hanzeli.
cooling maka akan semakin kecil kadar airnya. Hal ini diduga karena pada
bahan selama perlakuan pemberian waktu dan tekanan uap air oleh
penyerapan air yang lebih cepat karena adanya waktu dan tekanan yang
hasil bahwa tepung hanzeli sebelum modifikasi memiliki kadar air 16,41%
sedangkan hasil modifikasi memiliki kadar air sebesar 14,23%. Hal ini
tidak larut.
1 2,10 g/g
2 2,85 g/g
3 2,40 g/g
signifikan dalam daya serap air tepung hanjeli yang dihasilkan dengan
variasi waktu autoclaving cooling satu siklus. Daya serap air tertinggi
diperoleh pada waktu autoclaving cooling 40 menit dengan nilai 4,41 g/g,
cooling 20 menit dengan nilai 3,95 g/g. Dari hasil uji lab yang telah
Tabel 4.2 Hasil Uji Autoclaving Cooling Terhadap Daya Serap Air
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 3,94 4,01 4,11
20mnt 2 3,95 3,99 4,09
3 3,94 4,17 4,09
1 4,25 4,25 4,35
30mnt 2 4,22 4,28 4,44
3 4,24 4,26 4,53
1 4,42 4,53 4,56
40mnt 2 4,44 4,48 4,52
3 4,43 4,52 4,60
Tabel 4.4 Hasil Uji F Autoclaving Cooling Terhadap Daya Serap Air
bahwa sig 0.143 > 0.05 yang berarti proses autoclaving dengan cooling
pula daya serap air dari tepung hanzeli. Dan hal tersebut sejalan dengan
29
sifat pertama yakni kadar air. Daya serap dan kadar air memiliki
hubungan yang berbalik sehingga benar jika semakin lama waktu proses
hasil bahwa tepung hanzeli sebelum modifikasi memiliki daya serap 2,45
g/g sedangkan hasil modifikasi memiliki daya serap sebesar 4,25 g/g. Hal
terluar bahan mampu menyerap air. Artinya tepung hasil modifikasi lebih
4.1.3 KELARUTAN
Pada pembuatan tepung hanzeli alami, dilakukan proses
No Sampel Kelarutan
1 15,80%
2 15,54%
3 16,21%
maka semakin sukar untuk larut. Dari hasil uji lab yang telah dilakukan di
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 96,29 96,37 96,23
20mnt 2 96,38 96,43 96,27
3 96,28 96,42 96,24
1 95,32 95,05 95,04
30mnt 2 95,29 95,15 95,05
3 95,33 95,15 94,98
40mnt 1 93,95 93,83 93,75
2 93,99 93,85 93,79
3 93,94 93,88 93,74
COOLING 0
Error 0.023 1 0.001
8
Total 244271.06 2
2 7
Corrected Total 27.631 2
6
a. R Squared = .999
(Adjusted R Squared
= .999)
Dari hasil perhitungan uji F pada tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa
sig < 0,05 , yang mengartika bahwa proses waktu autoclaving dengan
cooling tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kelarutan hanjeli.
struktur kuat sehingga molekul akan semakin padat dan tidak mudah larut.
1 28,80 µm
2 27,95 µm
3 28,10 µm
autoclaving cooling 40 menit dengan nilai 22,60 µm. Dari hasil uji lab
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 34,22 34,21 34,22
20mnt 2 34,25 34,25 34,28
3 34,23 34,22 34,23
1 28,68 28,55 28,64
30mnt 2 28,78 28,62 28,66
3 28,72 28,59 28,58
1 22,61 22,61 22,72
40mnt 2 22,78 22,59 22,65
3 22,52 22,66 22,59
bahwa 0.248 > 0.05 , yang berarti proses autoclaving dengan cooling
partikel.
4.1.5 AMILOGRAFI
Pada pembuatan tepung hanzeli alami, dilakukan proses
No Sampel Amilografi
1 611
2 675
34
3 640
cooling satu siklus yang digunakan adalah 20, 30, dan 40 menit, dari
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 3450 3405 3398
20mnt 2 3451 3410 3401
3 3455 3411 3394
1 2052 2012 1989
30mnt 2 2122 2052 1997
3 2095 2009 1991
1 1504 1450 1421
40mnt 2 1510 1472 1412
3 1508 1443 1436
of Squares
Corrected Model 18261616.667a 8 2282702.083 9110.563 0.000
Intercept 143520833.33 1 143520833.333 572810.421 0.000
3
AUTOCLAVE 18231024.667 2 9115512.333 36381.202 0.000
COOLING 29080.667 2 14540.333 58.032 0.000
AUTOCLAVE * 1511.333 4 377.833 1.508 0.242
COOLING
Error 4510.000 18 250.556
Total 161786960.00 27
0
Corrected Total 18266126.667 26
a. R Squared =
1.000 (Adjusted
R Squared =
1.000)
bahwa sig 0.242 > 0.05 sehingga proses autoclaving dengan cooling
ammilosa dengan bobot molekul rendah pada tepung hanzeli alami memiliki
rantai lurus yang pendek sehingga cenderung lebih mudah larut dalam air.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
dengan menggunakan oven selama 15 menit pada suhu 100-105 OC, cawan yang
Cawan kosong ditimbang sebagai berat cawan (A). sampel ditimbang sebanyak 2
g ke dalam cawan yang telah dikeringkan, dan berat bahan dicatat dalam kurs (B).
kembali sebagai bobot akhir sampel (C). kadar air bahan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan :
28
metode yang dijelaskan oleh Chandra et al., (2015). Menimbang tabung sentrifuge
yang berisi sampel tepung. Campuran diaduk selama 30 detik dan dibiarkan
kecepatan 5500 rpm selama 15 menit. Supernatan atau air yang terdapat pada
bagian atas endapan padatan dibuang. Selanjutnya tabung dan residu padatan
Menimbang sampel tepung ubi jalar ungu dengan teliti sebanyak 0,5 0,1 g
30 menit tanpa pengadukan. Selanjutnya sampel tepung biji hanjeli yang sudah
dimasukkan ke dalam cawan petri yang terlebih dahulu telah diketahui berat
29
dalam oven pada suhu 105C sampai seluruh bahan cair menguap, kemudian
cawan petri didinginkan di dalam desikator. Setelah cawan petri dingin kemudian
ditimbang dan berat cawan beserta isinya dicatat kemudian dihitung kelarutan
ditambahkan aqua pro injeksi sampai 2,5 mg. Kuvet dimasukkan ke dalam holder
alat PSA.
adalah pati. Sebagian besar sifat fisiko-kimia dan fungsional komoditas tersebut
ditentukan oleh struktur molekuler pati dan berkaitan langsung dengan rantai
fungsional bahan.
pengaduk (spindle) pada alat pengaduk yang terpasang di alat utama (DV-II Pro)
lalu hubungkan kabel pemantau panas dari alat utama (DV-II Pro) viskometer ke
sample chamber. Dihidupkan alat pengendali sirkulasi panas (TC-112P), atur suhu
pemanasan dari alat tersebut sampai dengan 300C dengan cara menekan dan
keypad menu program yang ada di alat utama tersebut. Atau dihidupkan
perangkat komputer dengan “Main Menu” program viskometer, lalu isikan semua
parameter operasional alat dan analisis. Isian parameter yang perlu dimasukkan ke
dalam menu program antara lain kecepatan putaran spindle yang digunakan,
waktu graduate atau interval waktu pemanasan, model dan nomor spindle yang
Selanjutnya ditekan tombol tanda start (ON) dan alat utama viskometer
akan bekerja sesuai parameter atau program yang telah diisi. Selanjutnya dengan
segera diatur suhu alat sirkulasi panas ke suhu 950C. Setelah seluruh tahapan
chamber) viskometer dari alat sirkulasi pemanas, dan pasta tepung yang terbentuk
= 9000 gram
100
× 9000 = 12000 gram
75%
Untuk menghasilkan tepung biji hanjeli sebanyak 9000 gram, maka
Tabel 2. Biaya Bahan Baku Pada Pembuatan Tepung Biji Hanjeli Alami Tanpa
Modifikasi
= 9000 gram
100
× 9000 = 12000 gram
75%
Untuk menghasilkan tepung biji hanjeli sebanyak 9000 gram, maka
Rp. 5000,- x 27
Kadar Air 3 x 9 = 27
= Rp. 135.000,-
Rp. 12.500,- x 27
Kelarutan 3 x 9 = 27
= Rp. 337.500,-
Rp. 200.000,- x 27
Ukuran Partikel 3 x 9 = 27
= Rp. 135.000,-
Rp. 12.500,- x 27
Sifat Amilografi 3 x 9 = 27
= Rp. 337.500,-
Keterangan Harga
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 14,52 14,45 14,3
20mnt 2 14,49 14,41 14,32
3 14,46 14,43 14,32
1 14,05 14,01 13,85
30mnt 2 14,07 14,05 13,97
3 13,98 13,88 13,88
1 13,43 13,38 13,34
40mnt 2 13,42 13,44 13,35
3 13,42 13,39 13,33
36
Tabel 4.2 Hasil Uji F Autoclaving Cooling Terhadap Kadar Air
Type III
Mean
Source Sum of df F Sig.
Square
Squares
Corrected Model 4.819a 8 0.602 325.959 0
Intercept 5234.48 1 5234.48 2832282.24 0
AUTOCLAVE 4.733 2 2.366 1280.353 0
COOLING 0.08 2 0.04 21.651 0
AUTOCLAVE *
0.007 4 0.002 0.916 0.476
COOLING
Error 0.033 18 0.002
Total 5239.33 27
Corrected Total 4.853 26
a. R Squared = .993 (Adjusted R Squared = .990)
Tabel 4.2 Hasil Uji Autoclaving Cooling Terhadap Daya Serap Air
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 3,94 4,01 4,11
20mnt 2 3,95 3,99 4,09
3 3,94 4,17 4,09
1 4,25 4,25 4,35
30mnt 2 4,22 4,28 4,44
3 4,24 4,26 4,53
1 4,42 4,53 4,56
40mnt 2 4,44 4,48 4,52
3 4,43 4,52 4,60
Tabel 4.4 Hasil Uji F Autoclaving Cooling Terhadap Daya Serap Air
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 96,29 96,37 96,23
20mnt 2 96,38 96,43 96,27
3 96,28 96,42 96,24
1 95,32 95,05 95,04
30mnt 2 95,29 95,15 95,05
3 95,33 95,15 94,98
40mnt 1 93,95 93,83 93,75
2 93,99 93,85 93,79
3 93,94 93,88 93,74
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 34,22 34,21 34,22
20mnt 2 34,25 34,25 34,28
3 34,23 34,22 34,23
1 28,68 28,55 28,64
30mnt 2 28,78 28,62 28,66
3 28,72 28,59 28,58
38
1 22,61 22,61 22,72
40mnt 2 22,78 22,59 22,65
3 22,52 22,66 22,59
FAKTOR B
FAKTOR A r
60mnt 90mnt 120mnt
1 3450 3405 3398
20mnt 2 3451 3410 3401
3 3455 3411 3394
1 2052 2012 1989
30mnt 2 2122 2052 1997
3 2095 2009 1991
1 1504 1450 1421
40mnt 2 1510 1472 1412
3 1508 1443 1436
39