Anda di halaman 1dari 16

lOMoARcPSD|33447698

01 Putu Duta Dananta Bisnis Internasional

Pengantar Ekonomi Makro (Universitas Udayana)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)
lOMoARcPSD|33447698

MAKALAH
KEKUATAN POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL

Disusun Oleh:
Nama : Putu Duta Dananta
No / NIM : 01 / 1902612010443
Kelas : SDM C MALAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2022

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kekuatan
Politik dalam Bisnis Internasional ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Bisnis Internasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kekuatan Politik dalam Bisnis Internasional bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bisnis
Internasional yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 15 November 2022

Penulis

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Kekuatan Ideologi...........................................................................................................3
2.2 Badan Usaha Milik Negara.............................................................................................5
2.3 Privatisasi........................................................................................................................6
2.4 Nasionalisme...................................................................................................................7
2.5 Perlindungan pemerintah................................................................................................8
2.6 Stabilitas Pemerintah.......................................................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

ii

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap negara memiliki permasalahan yang kompleks. Mereka harus bisa
menyelesaikan masalah tersebut dengan baik.Salah satu masalah kompleks tersebut
adalah mengenai permintaan masyarakat akan kebutuhan yang mereka inginkan yang
tidak sesuai dengan persediaan yang ada di negara/wilayah negara tersebut. Mereka
harus mencari cara agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi dan dapat memberikan
kepuasan bagi masyarakat dan penduduknya.Salah satunya adalah dengan melakukan
kerjasama dengan negara lain melalui perdagangan internasional atau bisnis
internasional.
Kekuatan politik dalam bisnis internasional dalam suatu negara yang membuat
negara dapat melakukan monopoli ataupun dimonopoli oleh negara lain. Bisnis
internasional memang mempunyai pengaruh besar pada perubahan suatu negara. Dengan
bisnis internasional suatu negara dapat mengetahui apakah negara mereka termasuk
negara berkembang ataukah negara maju. Dalam bisnis internasional tentunya terjadi
perbedaan-perbedaan dalam ekonomi, politik dan hukum. Sistem ekonomi dalam bisnis
internasional tentunya sangat berdampak pada industrialisasi. Ketika suatu Negara
melakukan perdagangan internasional tentunya akan menambah pendapatan kas Negara.
Sistem ekonomi dalam perdagangan internasional yang saat ini terjadi lebih
bersifat independensi. Selain ekonomi dan politik dalam bisnis internasional tentunya
sangat berpengaruh pada para investor untuk menanamkan modalnya kepada para
pengusaha. Dan yang terakhir adalah mengenai hukum dalam bisnis internasional. Setiap
Negara tentunya mempunyai aturan hokum yang berbeda-beda, dalam menentukan
aturan hokum mengenai perdagangan internasional di negaranya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kekuatan ideologi dalam bisnis internasional?
2. Apa itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bisnis internasional?
3. Apa itu privatisasi dalam bisnis internasional?
1

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

4. Bagaimana nasionalisme dalam bisnis internasional?


5. Apa saja perlindungan pemerintah dalam bisnis internasional?
6. Bagaimana stabilitas pemerintah dalam bisnis internasional?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar mengetahui kekuatan ideologi dalam bisnis internasional
2. Agar mengetahui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bisnis internasional
3. Agar mengetahui privatisasi dalam bisnis internasional
4. Agar mengetahui nasionalisme dalam bisnis internasional
5. Agar mengetahui perlindungan pemerintah dalam bisnis internasional
6. Agar mengetahui stabilitas pemerintah dalam bisnis internasional

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kekuatan Ideologi


Setiap negara memerlukan ideologi agar dapat berdiri dengan kokoh dan
mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang ingin dicapai. Ideologi adalah gagasan
yang disusun secara sistematis dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam
kehidupan. Sebagai upaya pemersatu bangsa dengan keragaman suku, budaya, bahasa,
dan agama. Indonesia menetapkan Pancasila sebagai ideologi negara. Keampuhan suatu
ideologi bergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi serta
menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia, baik sebagai perseorangan
maupun sebagai anggota masyarakat. Kekuatan ideologi tergantung kepada kualitas tiga
dimensi yang terdapat dalam ideologi tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Dimensi Realita. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalarn ideologi tersebut secara riil
hidup di dalam dan bersumber dari budaya dan pengalaman sejarah masyarakat atau
bangsanya.
2. Dimensi Idealisme. Nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme yang
memberikan harapan masa depan yang lebih baik melalui pengalaman di dalam
praktik kebidupan sehari-hari secara bersama-sama.
3. Dimensi Fleksibllitas (Pengembangan). Ideologi tersebut mempunyai keluwesan
yang merangsang pengembangan pemikiran-pemikiran baru yang relevan dengan
ideologi yang bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari jati diri yang
tenkandung pada nilai-niai dasar tersebut.
Berikut ini adalah beberapa Ideologi suatu negara yang dapat mempengaruhi
kegiatan Bisnis internasional, yaitu:
1. Komunisme
Komunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx. Komunisme adalah suatu
sistem di mana peran pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber-sumber kegiatan
perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki kekayaan pribadi,
sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis mulai
dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan
ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem
komunisme tersebut.
2. Kapitalisme
Kapitalisme Adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran
dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap
warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang
bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang
bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai
cara.
3. Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup
besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan
campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk
mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Dalam sistem ekonomi sosialisme atau
sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan
kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat. Dalam pelaksanaannya, pemerintah
sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan doktrin.
4. Konservatif atau Liberal
Konservatif biasa dapat diartikan sesuatu yang dianggap sayap kanan. Contoh
negara yang mempraktekan konsep konservatif adalah Inggris dan Amerika Serikat.
Di Inggris partai konservatif diartikan dengan sayap kanan. Orang yang ingin
meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kepemilikan swasta dan
bisnis sayap kanan merupakan golongan posisi konservatif yang lebih ekstrem.
Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang mencoba merintangi dan bahkan
menghentikan kegiatan yang dilakukan pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di
Amerika dan Inggris kelompok konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah
sekecil mungkin. Liberal biasanya di asosiasikan dengan sayap kiri. Di Amerika
4

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

Serikat pada abad ke 20, seseorang yang menghendaki pemerintah lebih banyak
terlibat dalam sebagian besar aspek kegiatan manusia termasuk didalamnya adalah
pengaturan kepemilikan dan usaha dibidang ekonomi. Liberal sama dengan sayap
kiri, tetapi yang terakhir ini pada umumnya cenderung menunjukkan posisi yang
lebih ekstrim dan lebih dekat kepada sosialisme dan komunisme.

2.2 Badan Usaha Milik Negara


BUMN adalah salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam
perekonomian nasional. Perusahaan BUMN bersama pelaku ekonomi lain yaitu swasta
dan koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi ekonomi yang
akan terus dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Pengertian BUMN Secara
sederhana, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan. Pada awalnya, BUMN adalah Perusahaan Negara (PN). Namun
seiring berjalannya waktu, namanya berganti menjadi Badan Usaha Milik Negara atau
BUMN.
Pada dasarnya, BUMN adalah didirikan untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera di berbagai bidang. Dengan demikian, BUMN adalah diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan rakyat di segala lini. Berbagai kebutuhan yang pemenuhannya
dikelola oleh perusahaan BUMN adalah meliputi kesehatan, transportasi, konstruksi,
energi, pertambangan dan mineral, pertanian, perikanan, perkebunan, keuangan, dan lain-
lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut kemudian dikelola secara profesional dan
dikomersialkan kepada publik. Dari usaha yang dilakukan tersebutlah, BUMN
mendapatkan keuntungan. BUMN yang berbentuk PT dan memiliki saham paling sedikit
51 persen disebut Persero atau Perusahaan Perseroan serta lembaga ini ditujukan untuk
mengejar keuntungan. Sementara itu, jika seluruh modalnya dimiliki oleh BUMN, maka
disebut Perum atau perusahaan umum. Berdasarkan tujuannya, BUMN adalah ada yang
bertujuan untuk mencari keuntungan dan ada juga yang nirlaba.
1. Perusahaan Dinasionalisasi
Banyak alasan mungkin tumpang tindih, pemerintah menguasai perusahaan.
Alasan tersebut antara lain : (1) menarik uang lebih banyak karena perusahaan
dimaksud diperkirakan menyembunyikan laba, (2) kelanjutan dari alasan pertama,
pemerintah yakin mampu menjalankan perusahaan dimaksud dengan lebih efisien dan

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

menghasilkan yang lebih banyak, (3) untuk tujuan ideology, khususnya apabila sayap
kiri pemerintah memenangkan pemilihan biasanya mereka menasionalisasi
perusahaan, seperti yang terjadi di Inggris, Prancis dan Kanada, (4) untuk
memperoleh dukungan suara karena para politisi beranggapan dapat menyelamatkan
PHK tenaga kerja, dengan membantu perusahaan yang hampir runtuh untuk tetap
dapat bertahan hidup, dan bantuan tersebut dihentikan setelah pemilihan, (5) karena
pemerintah telah menyuntikkan dana ke perusahaan atau industri, dan yang biasanya
diikuti oleh pengendalian, dan (6) kebetulan setelah Perang Dunia II terjadi
nasionalisasi perusahaan miliki Jerman di seluruh daratan Eropa. Semua pemerintah
sedikit banyak melakukan bisnis. Dalam perkembangannya BUMN terdapat beberapa
kondisi yang harus dihadapinya, diantaranya:
2. Persaingan Tidak Sehat
Bila terjadi persaingan antara perusahaan milik Negara dengan perusahaan
swasta, perusahaan swasta kerap mengeluh bahwa perusahaan pemerintah memiliki
keinggulan yang tidak wajar. Hal ini disebabkan : (1) perusahaan milik Negara dapat
menurunkan harga secara tidak wajar karena tidak berorientasi mencari laba, (2)
perusahaan milik Negara dapat memperoleh dana/modal lebih murah, (3) perusahaan
milik Negara memperoleh kontrak kerja dari pemerintah, (4) perusahaan milik
Negara memperoleh kemudahan ekspor, (5) perusahaan milik Negara dapat menekan
upah kerja dengan bantuan pemerintah.

2.3 Privatisasi
Privatisasi adalah pemindahan aset sektor publik kepada sektor swasta,
pemindahan manajemen kegiatan negara melalui kontrak-kontrak dan leasing, dan
mengontrakkan kepada pihak luar kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan oleh
negara. Perlu dicatat bahwa privatisasi tidak selalu berarti pemindahan kepemilikan dari
pemerintah ke swasta. Privatisasi dapat berupa kontrak dengan swasta untuk kegiatan
yang semula dilaksanakan oleh pemerintah. Privatisasi juga dapat dilaksanakan dengan
usaha patungan, kerjasama dalam mengoperasikan usaha yang semula sepenuhnya
dikelola oleh pemerintah. Margareth Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris, adalah
tokoh yang terkenal dalam gerakan privatisasi. Diawali dengan privatisasi perusahaan
telekomunikasi British Telecom.

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

Privatisasi sering diasosiasikan dengan perusahaan berorientasi jasa atau industri,


seperti pertambangan, manufaktur atau energi, meski dapat pula diterapkan pada aset apa
saja, seperti tanah, jalan, atau bahkan air. Secara teori, privatisasi membantu
terbentuknya pasar bebas, mengembangnya kompetisi kapitalis, yang oleh para
pendukungnya dianggap akan memberikan harga yang lebih kompetitif kepada publik.
Sebaliknya, para sosialis menganggap privatisasi sebagai hal yang negatif, karena
memberikan layanan penting untuk publik kepada sektor privat akan menghilangkan
kontrol publik dan mengakibatkan kualitas layanan yang buruk, akibat penghematan-
penghematan yang dilakukan oleh perusahaan dalam mendapatkan profit.

2.4 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik
dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Para nasionalis menganggap negara
adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari
teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap
kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan
dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah
dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman
pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila
suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah
kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang
dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka
kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan
sebagainya. Dampak nasionalisme terhadap perusahaan internasional antara lain:
1. Permintaan lokal terhadap produk perakitan atau pabrikasi sangat minim.
2. Reservasi industri tertentu khususnya perusahaan lokal.
3. Pemerintah lebih suka menggunakan jasa pemasok lokal.

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

4. Pembatasan jumlah dan jenis tenaga asing.


5. Proteksi dengan menggunakan tarif, kuota dan lainnya.
6. Mengusahakan “Solusi Prancis” daripada pengambilalihan asing terhadap perusahaan
lokal.
7. Yang paling ekstrim terjadinya pengambilalihan atau penyitaan.
a. Pengambilalihan (expropriation). Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam
batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi
yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya.
b. Penyitaan (confiscation). Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas
negaranya sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa pembayaran kepada
mereka.

2.5 Perlindungan pemerintah


Berdasarkan fakta sejarah, fungsi pemerintah, apapun ideologinya, pasti
melakukan proteksi atas kegiatan ekonomi, pertanian, pertambangan dan sebagainya
dalam wilayah kekuasaannya. Proteksi ini dilakukan bila ada serangan, kerusakan
perampokkan oleh teroris, bandit atau gerakan revolusioner serta penyerbuan dari negara
lain. Hukum yang dianut pemerintah nasional dapat mempengaruhi pasar global dalam
banyak hal. Suatu Negara dapat menerapkan pembatasan atas kemampuan perusahaan
menjalankan bisnis internasional dan dapat secara tidak langsung mempengaruhi daya
saingnya dengan menaikkan biaya dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang ingin
masuk ke pasar baru sering menghadapi berbagai masalah besar, seperti persaingan yang
ketat dan peraturan pemerintah yang tidak mendukung.
Bekerja sama dengan perusahaan lokal sering dapat membantu perusahaan untuk
mengatasi hambatan-hambatan seperti itu. Untuk menciptakan keunggulan kompetitif
berkelanjutan diperlukan kerja sama yang harmonis antara pemerintah dan sektor swasta.
Hubungan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk kebijakan industri yang bertujuan
untuk menyediakan insentif yang dapat mendorong bisnis untuk berperilaku yang
mengarah pada peningkatan daya saing dan menyingkirkan rintangan-rintangan yang
mengurangi daya saing. Komponen-komponen yang diperlukan dalam kebijakan industri
tersebut meliputi:
1. Investasi dalam penelitian dan pengembangan
2. Perluasan sektor industri

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

3. Pemantauan praktik-praktik pemanufakturan terbaik


4. Investasi dalam infrastruktur teknologi tinggi
5. Alih teknologi
6. Ekspor industri
7. Reformasi dan investasi pendidikan
8. Insentif pajak
Adapun perlindungan pemerintah dalam bisnis / kerja sama internasional, lebih lanjut
meliputi:
1. Mengutamakan sistem nasionalisasi
2. Pembatasan atas kepemilikan asing. Banyak pemerintah membatasi kepemilikan
asing terhadap perusahaanperusahaan dalam negeri untuk menghindari perekonomian
dan industri-industri utamanya dikendalikan pihak asing.
3. Menaikkan standar lokal dan memperkenalkan produk dan jasa baru yang
sebelumnya tidak tersedia.

2.6 Stabilitas Pemerintah


Pemerintah dapat dikatakan stabil apabila ia dapat mempertahankan
kekuasaannya sendiri dan jika kebijaksanaan fiskal, moneter dan politik dapat
diramalkan dan tidak terkena perubahan-perubahan radikal dan tiba-tiba. Stabilitas
pemerintahan dapat dilakukan melalui dua pendekatan.
1. Memelihara kemampuan untuk tetap memerintah
2. Membuat kebijaksanaan pemerintah yang stabil dan permanen.
Dengan terciptanya kestabilan, kebijaksanaan pemerintah atau bila ada perubahan secara
bertahap, dapat meningkatkan dan menstabilkan dunia usaha (kegiatan perdagangan dan
keuangan). Berikut merupakan beberapa keadaan yang mungkin terjadi dalam stabilitas
pemerintah:
1. Instabilitas
Instabilitas pemerintah yang tidak stabil adalah kebalikan dari yang stabil; ia
tidak dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri atau melakukan perubahan-
perubahan kebijaksanaan yang tiba-tiba, tidak dapat diprediksi dan tiba-tiba.
2. Terorisme.
Tindakan kekerasan melawan hukum yang diikatkan untuk bermacam-macam
alasan, termasuk menggulingkan pemerintahan, memperoleh pembebasan

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

rekanrekannya yang dipenjara, pembalasan yang pasti untuk kesalahan-kesalahan


nyata maupun khayalan, dan menghukum orang-orang yang tidak mempercayai
agama teroris tersebut. Sejak tahun 1970-an, dunia dikejutkan dengan terorisme.
Beberapa kelompok telah melakukan pembajakan pesawat, penembakan dan
penculikan orang, dan pengeboman orang dan benda lainnya. Kelompok teroris tidak
suka dengan keteraturan masyarakat, ekonomi dan politik.
Teroris di Eropa Timur dan Uni Soviet telah kehilangan apa yang menjadi
haknya, seperti pekerjaan dan mengikuti pendidikan. Beberapa kegiatan teroris telah
menghancurkan kejayaan soviet. Kelompok teroris yang dibentuk berdasarkan suku
seperti yang terjadi di Eropa, berjuang untuk kepentingan sukunya termasuk tanah
untuk rakyatnya.
3. Penculikan untuk Mendapatkan Uang Tebusan
Penculikan merupakan senjata lain yang digunakan teroris. Korban disandera
untuk memperoleh uang tebusan yang jumlahnya cukup besar dan dapat dijadikan
sumber pendapatan penting bagi teroris. Penculikan para pelaku bisnis dan keluarga
mereka adalah bentuk terorisme yang hampir bisa dipastikan akan mempengaruhi
dunia usaha secara langsung. Bukan hanya industri Italia yang menjadi sasaran
penculikan, tetapi juga industri lainnya seperti Argentina yang harus membayar
ratusan miliar dolar untuk membebaskan eksekutif perusahaan yang diculik.

10

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kekuatan ideologi tergantung kepada kualitas tiga dimensi yang terdapat dalam
ideologi tersebut, yaitu dimensi realita, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibllitas
(pengembangan). BUMN adalah salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di
dalam perekonomian nasional. Perusahaan BUMN bersama pelaku ekonomi lain yaitu
swasta dan koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi
ekonomi yang akan terus dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Privatisasi
adalah pemindahan aset sektor publik kepada sektor swasta, pemindahan manajemen
kegiatan negara melalui kontrak-kontrak dan leasing, dan mengontrakkan kepada pihak
luar kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan oleh negara. Privatisasi dapat
berupa kontrak dengan swasta untuk kegiatan yang semula dilaksanakan oleh
pemerintah.
Nasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik
dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Dalam zaman modern ini,
nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan
nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Suatu
Negara dapat menerapkan pembatasan atas kemampuan perusahaan menjalankan bisnis
internasional dan dapat secara tidak langsung mempengaruhi daya saingnya dengan
menaikkan biaya dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang ingin masuk ke pasar
baru sering menghadapi berbagai masalah besar, seperti persaingan yang ketat dan
peraturan pemerintah yang tidak mendukung. Pemerintah dapat dikatakan stabil apabila
ia dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri dan jika kebijaksanaan fiskal, moneter
dan politik dapat diramalkan dan tidak terkena perubahan-perubahan radikal dan tiba-
tiba.

4.

11

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)


lOMoARcPSD|33447698

DAFTAR PUSTAKA

Charles W. L., Hill. (2007). International Business. Mc Graw Hill. 6th edition.
Donald, A., Ball., Geringer., dkk. (2010). International Business. Mc Graw Hill 12th
edition.
Rusdin. (2000). Bisnis Internasional. Jakarta: Alfabeta.

12

Downloaded by Keu A_05_Ni Komang L (komanglisnawati2@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai