CPMK 9
CPMK 9
MAKALAH
KEKUATAN POLITIK DALAM BISNIS INTERNASIONAL
Disusun Oleh:
Nama : Putu Duta Dananta
No / NIM : 01 / 1902612010443
Kelas : SDM C MALAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kekuatan
Politik dalam Bisnis Internasional ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Bisnis Internasional. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Kekuatan Politik dalam Bisnis Internasional bagi para pembaca
dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Bisnis
Internasional yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Kekuatan Ideologi...........................................................................................................3
2.2 Badan Usaha Milik Negara.............................................................................................5
2.3 Privatisasi........................................................................................................................6
2.4 Nasionalisme...................................................................................................................7
2.5 Perlindungan pemerintah................................................................................................8
2.6 Stabilitas Pemerintah.......................................................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
sampai ke tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem
komunisme tersebut.
2. Kapitalisme
Kapitalisme Adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya.
Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran
dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga
pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi. Dalam perekonomian kapitalis setiap
warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang
bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Semua orang
bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai
cara.
3. Sosialisme
Sosialisme adalah suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup
besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan
campur tangan pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk
mengatur tata kehidupan perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara seperti air, listrik,
telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya. Dalam sistem ekonomi sosialisme atau
sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran terhadap harga dan
kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat. Dalam pelaksanaannya, pemerintah
sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan doktrin.
4. Konservatif atau Liberal
Konservatif biasa dapat diartikan sesuatu yang dianggap sayap kanan. Contoh
negara yang mempraktekan konsep konservatif adalah Inggris dan Amerika Serikat.
Di Inggris partai konservatif diartikan dengan sayap kanan. Orang yang ingin
meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kepemilikan swasta dan
bisnis sayap kanan merupakan golongan posisi konservatif yang lebih ekstrem.
Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang mencoba merintangi dan bahkan
menghentikan kegiatan yang dilakukan pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di
Amerika dan Inggris kelompok konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah
sekecil mungkin. Liberal biasanya di asosiasikan dengan sayap kiri. Di Amerika
4
Serikat pada abad ke 20, seseorang yang menghendaki pemerintah lebih banyak
terlibat dalam sebagian besar aspek kegiatan manusia termasuk didalamnya adalah
pengaturan kepemilikan dan usaha dibidang ekonomi. Liberal sama dengan sayap
kiri, tetapi yang terakhir ini pada umumnya cenderung menunjukkan posisi yang
lebih ekstrim dan lebih dekat kepada sosialisme dan komunisme.
menghasilkan yang lebih banyak, (3) untuk tujuan ideology, khususnya apabila sayap
kiri pemerintah memenangkan pemilihan biasanya mereka menasionalisasi
perusahaan, seperti yang terjadi di Inggris, Prancis dan Kanada, (4) untuk
memperoleh dukungan suara karena para politisi beranggapan dapat menyelamatkan
PHK tenaga kerja, dengan membantu perusahaan yang hampir runtuh untuk tetap
dapat bertahan hidup, dan bantuan tersebut dihentikan setelah pemilihan, (5) karena
pemerintah telah menyuntikkan dana ke perusahaan atau industri, dan yang biasanya
diikuti oleh pengendalian, dan (6) kebetulan setelah Perang Dunia II terjadi
nasionalisasi perusahaan miliki Jerman di seluruh daratan Eropa. Semua pemerintah
sedikit banyak melakukan bisnis. Dalam perkembangannya BUMN terdapat beberapa
kondisi yang harus dihadapinya, diantaranya:
2. Persaingan Tidak Sehat
Bila terjadi persaingan antara perusahaan milik Negara dengan perusahaan
swasta, perusahaan swasta kerap mengeluh bahwa perusahaan pemerintah memiliki
keinggulan yang tidak wajar. Hal ini disebabkan : (1) perusahaan milik Negara dapat
menurunkan harga secara tidak wajar karena tidak berorientasi mencari laba, (2)
perusahaan milik Negara dapat memperoleh dana/modal lebih murah, (3) perusahaan
milik Negara memperoleh kontrak kerja dari pemerintah, (4) perusahaan milik
Negara memperoleh kemudahan ekspor, (5) perusahaan milik Negara dapat menekan
upah kerja dengan bantuan pemerintah.
2.3 Privatisasi
Privatisasi adalah pemindahan aset sektor publik kepada sektor swasta,
pemindahan manajemen kegiatan negara melalui kontrak-kontrak dan leasing, dan
mengontrakkan kepada pihak luar kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan oleh
negara. Perlu dicatat bahwa privatisasi tidak selalu berarti pemindahan kepemilikan dari
pemerintah ke swasta. Privatisasi dapat berupa kontrak dengan swasta untuk kegiatan
yang semula dilaksanakan oleh pemerintah. Privatisasi juga dapat dilaksanakan dengan
usaha patungan, kerjasama dalam mengoperasikan usaha yang semula sepenuhnya
dikelola oleh pemerintah. Margareth Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggris, adalah
tokoh yang terkenal dalam gerakan privatisasi. Diawali dengan privatisasi perusahaan
telekomunikasi British Telecom.
2.4 Nasionalisme
Nasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik
dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Para nasionalis menganggap negara
adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari
teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap
kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan
dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan
menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah
dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman
pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila
suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah
kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan
ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang
dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka
kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan
sebagainya. Dampak nasionalisme terhadap perusahaan internasional antara lain:
1. Permintaan lokal terhadap produk perakitan atau pabrikasi sangat minim.
2. Reservasi industri tertentu khususnya perusahaan lokal.
3. Pemerintah lebih suka menggunakan jasa pemasok lokal.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kekuatan ideologi tergantung kepada kualitas tiga dimensi yang terdapat dalam
ideologi tersebut, yaitu dimensi realita, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibllitas
(pengembangan). BUMN adalah salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di
dalam perekonomian nasional. Perusahaan BUMN bersama pelaku ekonomi lain yaitu
swasta dan koperasi, merupakan pengejawantahan dari bentuk bangun demokrasi
ekonomi yang akan terus dikembangkan secara bertahap dan berkelanjutan. Privatisasi
adalah pemindahan aset sektor publik kepada sektor swasta, pemindahan manajemen
kegiatan negara melalui kontrak-kontrak dan leasing, dan mengontrakkan kepada pihak
luar kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan oleh negara. Privatisasi dapat
berupa kontrak dengan swasta untuk kegiatan yang semula dilaksanakan oleh
pemerintah.
Nasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik
dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Dalam zaman modern ini,
nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan
nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Suatu
Negara dapat menerapkan pembatasan atas kemampuan perusahaan menjalankan bisnis
internasional dan dapat secara tidak langsung mempengaruhi daya saingnya dengan
menaikkan biaya dalam menjalankan bisnisnya. Perusahaan yang ingin masuk ke pasar
baru sering menghadapi berbagai masalah besar, seperti persaingan yang ketat dan
peraturan pemerintah yang tidak mendukung. Pemerintah dapat dikatakan stabil apabila
ia dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri dan jika kebijaksanaan fiskal, moneter
dan politik dapat diramalkan dan tidak terkena perubahan-perubahan radikal dan tiba-
tiba.
4.
11
DAFTAR PUSTAKA
Charles W. L., Hill. (2007). International Business. Mc Graw Hill. 6th edition.
Donald, A., Ball., Geringer., dkk. (2010). International Business. Mc Graw Hill 12th
edition.
Rusdin. (2000). Bisnis Internasional. Jakarta: Alfabeta.
12