Anda di halaman 1dari 17

MENGELOLA USAHA

Diajukan untuk memenuhu salah satu tugas mata kuliah Interpreneurship

Dosen Pengampu : Dr. H. Ilyas Rifa’i, MA

Disusun Oleh:
Kelompok 2 PBA 7/C

Rahman Nulhakim 1172030111


Rika Indri Cahyani 1172030117
Rima Yahdiyani 1172030118

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam semoga tercurah
limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para
pengikutnya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Interpreunership.

Penulis menyadari memiliki banyak hambatan, namun hambatan itu terasa ringan
dengan adanya ni’mat Allah SWT yang tiada terkira, serta dukungan dan do’a yang selalu
mengalir dari kedua orang tua. Serta berkat dukungan dan dorongan dari orang-orang yang
berada di sekeliling dan pihak yang terkait, laporan ini Alhamdulillah dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa terlimpah
kepada kita semua. Aamiin.

Bandung, 25 Oktober 2020

Penulis

i
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
Latar Belakang........................................................................................................................................1
Rumusan Masalah...................................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
Pengertian Mental dan Karakteristik.......................................................................................................3
Pentingnya Karakter dan Mental.............................................................................................................4
Menumbuhkan Mental Wirausaha...........................................................................................................5
Mental dan Karakteristik Wirausaha.......................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................9
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sejarah membuktikan, keberhasilan pembangunan yang diraih oleh negara-


negara maju di kawasan Eropa dan Amerika karena negara tersebut didukung oleh
sejumlah entrepreneurs yang tangguh. Amerika telah menempatkan entrepreneurs
sebagai cornerstone dalam pelaksanaan pembangunan ekonominya (Kuratko dan
Hodgetts 1989). Tokoh, seperti Ezra Cornell pendiri Comell University yang sangat
populer, Nolan Bushnell pencipta Nintendo dalam industri videogame, Bill Gates
yang sukses melalui kreativitasnya dalam industri Microsoft Software, mereka adalah
sebagian contoh wirausahawan yang telah ikut membangun pilar ekonomi Amerika
Serikat.

Patut disyukuri bahwa di negara kita pula telah lahir sejumlah wirausahawan
di berbagai sektor ekonomi, seperti Willy Sidharta sebagai komandan minuman Aqua,
Budi Yuwono yang berhasil menjual “misteri” minuman Cap Kaki Tiga, Ir. H.
Aburizal Bakrie yang sukses dalam mengelola grup perusahaan Bakrie & Brothers
bersama dua saudaranya Nirwan Dermawan Bakrie, MBA, dan Indra Usmansyah
Bakrie, BBA (Indra), dan masih banyak lagi. Walaupun, pada umumnya para
wirausahawan tersebut masih dominan bermain di pasar lokal, tetapi kehadiran
mereka telah ikut mewarnai dunia usaha kita dan patut dijadikan teladan dalam
pengembangan kewirausahaan nasional.

Dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional ini telah banyak upaya


yang dilakukan baik oleh instansi-instansi pemerintah di bawah naungan Instruksi
Presiden Nomor 4 Tahun 1995 maupun oleh organisasi-organisasi yang tumbuh dari
kalangan masyarakat termasuk lembaga pendidikan formal dan nonformal. Berbagai
upaya dan strategi ditempuh secara terkoordinasi dengan satu maksud untuk
meningkatkan peran masyarakat serta menciptakan suasana yang menunjang untuk
terus menumbuhkembangkan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
kewirausahaan SDM Indonesia. Salah satu cara yang ditempuh oleh pendidikan
formal pada jenjang pendidikan tinggi adalah dengan menyajikan materi
kewirausahaan tersebut dalam mata kuliah pendidikan kewirausahaan.
BAB I
PEMBAHASAN

Apabila seseorang ingin mendirikan usaha sendiri, maka orang tersebut


merupakan satu-satunya pemilik, sehingga konsekuensinya jika perusahaan tersebut
rugi harus ditanggung sendiri. Begitu pula sebaliknya, jika mengalami keuntungan
maka keuntungan tersebut menjadi hak milik sendiri. Sistem ini juga berlaku dalam
mengelola dan mengembangkan usaha yang dijalankannya.

Menetapkan Sasaran dan Merumuskan Strategi

Langkah awal dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan


sasaran (goal). Sasaran merupakan tujuan yang diharapkan dan direnanakan untuk
dicapai suatu bisnis. Pada sebagian besar perusahaan, program dengan cakupan luas
mendasari keputusan itu. Program tersebut disebut strategi, yang merupakan
perangkat luas rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang
diambil demi mencapai tujuan bersama.

Berikut adalah jenis-jenis strategi:

a. Strategi perusahaan (corpoorate strategy)

Taitu strategi yang bertujuan untuk menetapkan keseluruhan sikap perusahaan


terhadap pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya.

b. Strategi bisnis (strategi persaingan)

Yaitu strategi yang berlangsung pada tingkat unit bisnis atau lini produk, yang
berfokus pada posisi kompetitif perusahaan.

c. Strategi fungsional

Yaitu strategi yang digunakan manajer di bidang khusus untuk memutuskan cara
terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan melalui produktifitas.

Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis untuk mengevaluasi


faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha mencapai tujuan, yaitu
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Metode analisis ini tujuannya adalah untuk menggambarkan situasi dan
kondisi yang sedang dihadapi dan bukan merupakan alat analisis yang dapat
memberikan solusi terhadap masalah yang tengah dihadapi. Secara garis besar
terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi analisa SWOT, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Berikut penjelasan singkatnya:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam suatu perusahaan,
yaitu kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu sendiri. Adapun beberapa hal
yang merupakan bagian dari faktor internal adalah;

 Sumber daya keuangan yang memadai

 Sumber daya manusia yang kompeten

 Properti teknologi terkini

 Kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

 Kemampuan pemasaran yang baik

 Kemampuan distribusi yang baik

 Dan lain-lain

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah semua faktor yang berasal dari luar perusahaan
(ancaman dan peluang) dan berpengaruh terhadap performa perusahaan tersebut.
Adapun beberapa hal yang merupakan bagian faktor eksternal adalah;

 Tren bisnis

 Budaya masyarakat

 Sosial politik dan ideologi

 Kondisi perekonomian suatu negara

 Peraturan dan kebijakan pemerintah

 Perkembangan teknologi

 Dan lain-lain
Manganalisis dan Meyesuaikan Organisasi dan Lingkungannya

Istilah analisis lingkungan mencangkup pengamatan dan penilaian


lingkungan terhadap segala ancaman dan peluang. Selain analisis lingkungan, ada
juga analisis organisasi yaitu proses menganalisis kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Tujuan proses analisis organisasi adalah untuk lebih memahami kekuatan
dan kelemahan perusahaan. Faktor-faktor kekuatan meliputi: surplus uang tunai,
angkatan kerja yang terdedikasi, cukup tersedianya bakat manajerial, keahlian teknis,
atau sedikitya pesaing.

Langkah terakhir dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman


dan peluang dari lngkungan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Menyesuaiakan perusahaan dengan lingkungannya adalah dasar keberhasilan
perencanaan dan pelaksanaan bisnis. Proses ini menentukan apakah suatu perusahaan
biasanya mengambil resiko atau berperilaku lebih konservatif.

Hierarki Perencanaan

Perencanaan dapat dilihat pada tiga tingkatan: Strategis, taktis, dan operasional.

a. Rencana strategis

Merupakan rencana yang mencerminkan keputusan mengenai alokasi sumber daya,


prioritas perusahaan, dan tahap-tahap yang di butuhkan untuk mencapai sasaran
strategis.

b. Rencana taktis

Merupakan rencana jangka pendek yang berhubungan dengan penerapan aspek


spesifik dari rencana strategis perusahaan.

c. Rencana operasional

Merupakan rencana yang menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian,
mingguan ,dan bulanan.

Perencanaan Kontingensi dan Manajemen Krisis

Lingkungan bisnis sering kali sukar diprediksi dan karena kejadian yang
tidak diharapkan dapat menimbulkan masalah besat, manajer mengetahui bahwa
rencana yang telah disusunnya pun terkadang berantakan. Karena manajer mengetahui
bahwa hal itu dapat terjadi, mereka mengembangkan rencana alternatif untuk
mengantisipasi terjadinya hal-hal yang idak diinginkan. Dua alternatif tersebut
adalah :

a. Rencana kontingensi

Rencana kontingensi (contingency planning) adalah perencanaan terhadap


perubahan. rencana itu berusaha mengidentifikasi dari awal apa saja aspek-aspek yang
penting bagi bisnis atau pasarnya yang mungkin berubah. Rencana itu juga
mengidentifikasi cara-cara yang akan digunakan perusahaan dalam menghadapi
perubahan yang terjadi.

b. Manajemen krisis

Krisis adalah keadaan darurat yang tidak diharapkan yang memerlukan


tanggapan secepatnya. Manajemen krisis merupakan metode organisasi dalam
menghadapi keadaan daruat.

Proses Manajemen

a. Manajemen 

Merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,dan pengawasan


sumber daya finansial, manusia serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai
sasarannya. Seluruh aspek pekerjaan seorang manajer saling berkaitan.

b. Perencanaan

Perencanaan memiliki tiga komponen yaitu menetapkan sasaran perusahaan,


mengembangkan strategi agar dapat mencapai sasaran tersebut, dan merancang
rencana-rencana taksis dan operasional untuk menjalankan strateginya.

c. Pengorganisasian (organizing )

Merupakan proses manajemen dalam menetapkan cara terbaik dalam mengatur


sumber daya dan aktifitas organisasi menjadi struktur yang logis.

d. Pengarahan ( directing )

Pengarahan merupakan proses manajemen dalam memandu dan memotifasi


karyawan untuk mencapai sasaran organisasi.
e. Pengawasan ( controlling )

Merupakan proses manajemen yang memonitor kinerja organisasi untuk


memastikan bahwa sasarannya dapat tercapai.

Tipe-tipe manajer

Ada tiga tingkatan dasar manajemen yaitu :

a. Manajer puncak

Manajer yang bertanggung jawab kepada dewan direksi dan pemegang saham atas
keseluruhan kinerja dan efektifitas perusahaan.

b. Manajer menengah

Manajer yang bertanggung jawab mengimplementasikan strategi, kebijakan, dan


keputusan yang dibuat oleh manajer puncak.

c. Manajer lini personalia

Manajer yang bertanggung jawab dalam mengawasi pekerjaan karyawan.

Bidang-bidang Manajemen

a. Manajer sumber daya manusia

Sebagian besar perusahaan memilii manajer sumber daya manusis untuk merekrut,
menerima, dan melatiih aryawan, mengevaluasi kinerja dan menentukan besarnya
komppensasi.

b. Manajer operasi

Manajer operasi bertanggung jawab padaproduksi, inventori, dan pengawasan


kualitas.

c. Manajer pemasaran

Pemasaran mencangkup pengembangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi


barang dan jasa. Manajer pemasaran bertanggung jawab menyampaikan produk-
produk dari produsen ke konsumen.

d. Manajer infofrmasi
Manajer informasi merancang dan menerapkan sistem untuk enggabungkan,
mengorganisasi dan mendistribusikan informasi.

e. Manajer keuangan

Manajer yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengawasan fungsi


akuntansi dan sumber-sumber keuangan.

f. Manajer-manajer lain

Beberapa perusahaan memiliki para manajer khusus. Kisaran kemungkinannya


sangat luas , dan bidang-bidang manajemen dibatasi hanya oleh kebutuhan dan
imajinasi perusahaan.

Berikut juga merupakan langkah strategis dalam mengelola suatu usaha, yaitu:

Menyeleksi dan Mengelola Karyawan

Karyawan dalam perusahaan memegang peranan yang sangat vital, karena


tanpa adanya karyawan maka proses produksi tidak akan bisa berjalan dengan optimal
sesuai dengan rencana. Sekalipun alat produksi yang dimiliki oleh perusahaan sangat
canggih dan mutakhir tetapi kalau tidak dibarengi oleh ketersediaan karyawan sebagai
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi yang memadai, maka alat
secanggih apapun tidak memiliki makna apapun.

SDM sebagai aset perusahaan agar bisa berfungsi sesuai kebutuhan diperlukan
berbagai persyaratan kompetensi seiring dengan perkembangan jaman. Oleh karena
perkembangan zaman dewasa ini terlampau cepat, maka perusahaan juga harus
menyesuaikan dengan lingkungan bisnis yang ada. Perusahaan sejak awal operasinya
dituntut untuk bisa merencanakan secara tepat kebutuhan SDM sesuai kebutuhan
terutama untuk kebutuhan jangka panjang. Perusahaan yang salah dalam membuat
perencanaan kebutuhan SDM untuk jangka panjang akan mengalami masalah serius
dikemudian hari banyak lembur dan terporsir dalam menyelesaikan pekerjaan
seringkali karyawan mengalami jatuh sakit.

Sistem mana yang akan digunakan dalam menjaga kelangsungan perusahaan,


tergantung pimpinan perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang hanya berpihak kepada
kepentingan karyawan saja, resikonya keuntungan yang diperoleh tidak bisa optimal.
Sementara pimpinan yang hanya mementingkan bagaimana mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya untuk perusahaan dan kurang memperhatikan nasib karyawan, maka
hal itu akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan dimasa datang.

Mengelola Uang

Dalam perusahaan, uang sebagai bagian dari sumber daya perusahaan


memiliki fungsi sentral yang sulit digantikan oleh sumber daya yang lain. Uang
sebagai modal perusahaan, dapat berasal dari dua sember yakni modal sendiri dan
modal pinjaman. Uang-uang tersebut seringkali digunakan untuk pembiayaan
perusahaan dalam memproses barang mentah menjadi barang setengah jadi, dan
barang setengah jadi menjadi barang jadi. Disamping itu juga digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran seperti gaji karyawan, upah tenaga kerja, listrik,
telepon, air, asuransi, transportasi, sewa tempat, iklan, dan sebagainya.

Jenis-jenis pengeluaran tersebut dapat digolongkan menjadi dua yakni biaya


tetap (fixed cast) dan biaya tidak tetap {vareabel cost). Biaya tetap merupakan biaya
yang harus dikeluarkan setiap bulannya, terlepas dari perusahaan tersebut berproduksi
atau tidak. Sedangkan biaya tidak tetap adalah pengeluaran yang harus dibayar oleh
perusahaan jika melakukan aktivitas usaha dalam setiap bulannya. Agar dalam
praktek pembiayaan perusahaan tidak mengalami kerugian, maka barang yang
dihasilkan harus ditentukan Harga Pokok Produksinya (HPP).

Berikut adalah cara pengelolaan keuangan usaha yang efektif, yaitu :

a. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Perusahaan


Kesalahan utama yang sering dilakukan oleh pemilik bisnis terutama
usaha kecil menengah atau jenis usaha kecil lainnya dimana mereka
menganggap uang usaha tidak berbeda denga keuangan pribati sehingga selalu
dijadikan satu. Hal ini akan berakibat pada kesulitan membedakan mana
keuangan usaha dan pribadi dikala sedang dilakukan audit. Tak jarang hal ini
juga akan mengerogoti kas uang usaha Anda perlahan demi perlahan.
Jadi, langkah awal Anda adalah memisahkan secara fisik uang usaha
dan uang pribadi Anda. Jika perlu siapkan dua metode penyimpanan uang
yang berbeda. Poin penting dalam metode ini adalah kedisplinan dan
komitmen.
b. Gunakan Pembukuan Keuangan
Pengelola sebuah usaha tidak hanya cukup dikelola dengan ingatan,
melainkan harus dilakukan dokumentasi dengan lengkap. Cara mengelola
keuangan usaha yang wajib Anda terapkan minimal adalah Buku Kas Masuk
(BKM) dan Buku Kas Keluar (BKK).
Hal selanjutnya yang Anda lakukan adalah selalu mencocokkan setiap hari
saldo uang secara fisik dengan catatan Anda. Hal ini dilakukan guna
mengontrol transaksi uang dan memastikan tidak ada uang yang terselip.
Selanjutnya Anda tingkatkan kemampuan administrasi anda untuk mencatat
penjualan dan biaya-biaya, lalu mencatat saldo-saldo hutang piutang,
persediaan dan aset tetap Anda. Untuk lebih memudahkan, Anda dapat
menggunakan sistem computer untuk memudahkan proses pencatatan. Nilai
tambah jika dapat menerapkan sistem akuntansi yang memadai sehingga
mampu menampilkan laporan keuangan usaha setidaknya dalam bentuk neraca
dan laba/rugi.
c. Rencanakan dengan Baik Penggunaan Uang
Meskipun saldo berlebih dalam bisnis Anda jangan asal
menghamburkan uang. Tanpa adanya perencanaan yang matang, Anda akan
berada pada posisi kekurangan uang dalam waktu yang cepat.
Usahakan untuk menyesuaikan rencana pengeluaran dengan target
penjualan dan penerimaan kas. Sebaiknya Anda menunda rencana belanja
modal jika tidak memberikan manfaat dalam meningkatkan penjualan atau
menurunkan biaya. Jangan lupa selalu lakukan analisa “cost and benefit”
untuk menyakinkan bahwa penggunaan uang tidak bakal sia-sia dan
memberikan return (hasil) yang menguntungkan dan meningkatkan profit
usaha.
d. Lakukan Perputaran Kas Secara Efektif
Banyak bisnis yang mengalami kesulitan meskipun secara pencatatan
akuntansi hasilnya baik. Coba Anda perhatikan lagi perputaran kas. Apabila
perputaran kas melambat jika waktu penjualan kredit Anda lebih lama
dibandingkan pembelian dalam jumlah besar, atau jika Anda harus
menyimpan persediaan barang dagangan.
Anda harus mengusahakan waktu penjualan kredit sama dengan
pembelian kredit Anda. Anda harus mampu menekan tingkat persediaan
sedemikian rupa agar memenuhi order namun tanpa membebani keuangan.
e. Pastikan Perhitungkan Profit yang benar
Bagian paling kritis dalam menghitung profit adalah menghitung
biaya-biaya. Sebagian besar biaya meliputi pembayaran secara tunai dan ada
sebagian bukan uang kas namun seperti penyusutan dan amortisasi lalu
sebagian lagi belum terjadi namun perlu dicadangkan untuk pengeluaran di
masa mendatang seperti pajak dan bunga pinjaman.
f. Kontrol Aset, Hutang dan Kondisi Modal
Anda perlu memeriksa secara berkala persediaan di gudang dan
memastikan semuanya dalam keadaan lengkap dan baik. Namun, sebelum
Anda dapat melakukan hal itu, Anda perlu administrasi yang memadai untuk
mengontrol semuanya.
Hal yang sama perlu Anda lakukan terhadap piutang-piutang kepada
pembeli dan tagihan dari supplier agar tidak ada tagihan macet atau dobel
pembayaran kepada supplier.
g. Perencanaan pengembangan Usaha dari Hasil Profit
Salah satu tugas penting manajemen keuangan adalah menjaga
kelangsungan hidup bisnis dengan mendorong dan mengarahkan investasi ke
bidang-bidang lain yang juga menguntungkan.
Semakin besar usaha Anda, semakin kompleks pula cara mengelola
keuangan usaha Anda. Ketika usaha Anda melibatkan kreditur dan investor,
maka semakkin tinggi tuntutan untuk mempunyai sistem pencatatan keuangan
yang baik.

Memasarkan Barang

Proses pemasaran suatu barang yang akan dihasilkan oleh perusahaan sebenarnya
telah dimulai sejak sebelum barang-barang tersebut diproduksi. Proses pemasaran
bahkan secara nyata telah dilakukan bersamaan saat melakukan survei pasar di
sejumlah tempat. Seseorang yang menjadi pengusaha dalam menjalankan bisnisnya,
mulai dari bagaimana menentukan jenis usaha dan bentuk usaha tersebut, berapa
modal yang dibutuhkan, dari mana modal diperoleh, dimana perusahaan akan
didirikan, maka tahap selanjutnya adalah bagaimana cara mempromosikan barang
terserbut agar laku terjual.
Mempromosikan barang yang kita produksi sebenarnya jauh lebih sulit
daripada memproduksi barang itu sendiri. Proses promosi merupakan tahapan yang
dilakukan setelah aktivitas pemasaran dan produksi telah dijalankan. Promosi yang
baik secara langsung atau tidak langsung akan menunjang keberhasilan perusahaan
dalam jangka panjang.

Barang yang dihasilkan oleh perusahaan mungkin bermanfaat bagi masyarakat


tetapi jika tidak terinformasikan dan tersosialisasikan dengan baik dan tepat, maka
barang tersebut tidak akan bisa sampai kepada konsumen. Ketepatan dalam
penggunaan media yang digunakan sangat menentukan efektif tidaknya informasi
tentang barang yang kita hasilkan. Dalam promosi penjuaian barang banyak dikenal
bagaimana cara memasarkan barang yang efektif dan efisien. Beberapa alat promosi
yang umum digunakan antara lain media sosial, surat kabar, majalah, selebaran, radio,
televisi dan lain-lain. Ketepatan penggunaan media harus diikuti ketepatan dalam hal
menentukan desain dan bentuk yang ditawarkan. Beberapa syarat dalam
mempromosikan barang melalui iklan seharusnya mencolok, menarik, dan memikat
hati calon konsumen.

Tips mengontrol usaha :

1. Menyusun insentif yang baik untuk karyawan buatlah system insentif yang
mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat
2. Melakukan rapat dengan karyawan secara rutin untuk mengevaluasi jalannya
rencana kegiatan usaha
3. Menggunakan teknologi misalnya mesin absensi agar system control terhadap
absen karyawan lebih akurat
4. Membuat laporan keuangan yang baik dan mudah anda control
5. Membuat standar produksi dan pelayanan sehingga antara karywan bisa saling
mengingatkan
6. Melakukan infeksi mendadak
7. Melakukan control terhdap bahan baku dan penjualan1

Cara mendelegasikan karyawan


1
Ilyas, Rifa’I, 2006. Cara praktis menjadi pebisnis. Bandung: fajar Media.
Delegasi yang efektif adalah bagian dari sikap seorang pemimpin
banyak pengusaha khawatir mendidik dan mendelegasikan tugas akan
membuat karyawan yang pintar segera pindah ke perusahaan yang lain atau
mendirikan usaha yang bersaing dengan perusahaannya. Buanglah jauh-jauh
pikiran seperti itu ingatlah bahwa dalam bisnis atau usaha persaingan adalah
olaraga yang akan menyegarkan dan menyehatkan perusahaan
Hal-hal yang harus didelegasikan kepada karyawan adalah sebagai berikut :
1. Semua tugas yang bisa dikerjakan dengan muda dan cepat atau pekerjaan2
rutin yang sederhana,
2. Pekerjaan yang enak senang anda kerjakan tetapi karyawan bisa
mengerjakannya
3. Pekerjaan2 teknis administrasi dan pekerjaan rutin yang bisa dikerjakan
dengan keahlian tertentu
4. Pekerjaan yang memang merupakan tugas kakryawan dilihat dari
dekskripsi tugas karyawan
5. Pekerjaan proyek atau aktifitas lainnya yang bisa memberikan kontribusi
mengembangkan SDM
PENUTUP

Dalam rangka pengembangan kewirausahaan nasional ini telah banyak upaya


yang dilakukan baik oleh instansi-instansi pemerintah di bawah naungan Instruksi
Presiden Nomor 4 Tahun 1995 maupun oleh organisasi-organisasi yang tumbuh dari
kalangan masyarakat termasuk lembaga pendidikan formal dan nonformal

Tips mengontrol usaha :

1. Menyusun insentif yang baik untuk karyawan buatlah system insentif yang
mampu memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat
2. Melakukan rapat dengan karyawan secara rutin untuk mengevaluasi jalannya
rencana kegiatan usaha
3. Menggunakan teknologi misalnya mesin absensi agar system control terhadap
absen karyawan lebih akurat
4. Membuat laporan keuangan yang baik dan mudah anda control
5. Membuat standar produksi dan pelayanan sehingga antara karywan bisa saling
mengingatkan
6. Melakukan infeksi mendadak
7. Melakukan control terhdap bahan baku dan penjualan
DAFTAR PUSTAKA

https://glcworld.co.id/cara-mengelola-keuangan-usaha/

Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert. 2006. Bisnis Edisi Kedelapan Jilid 1, Erlangga :
Jakarta

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-analisis-swot.html

M Suyanto,2A04. Smart in Entrepreneurs (Belajar dari Kesuksesan Pengusaha Top


Dunia). Yogyakarta

Andi Offset. Sutanto, Adi (2002). Kewirausahaan, Jakarta: Ghalia Indonesia

Suryana (2003). Kewirausahaan (Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses).
Edisi Revisi. Jakarta : Salemba Empat

Prinsip Jitu untuk Pengelolaan Bisnis Global. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.,)

Ojat Darojat dan Sri Sumiyati. 2008. Modul Pendidikan Kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai