Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TALAGA JAYA
Jl. Musa KalukuHutadaa Kecamatan Talaga Jaya KodePos : 96184
Email :talagajaya.puskesmas@yahoo.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


FOLLOW UP PADA PENDERITA ODHA DI PUSKESMAS TALAGA JAYA

A. LATAR BELAKANG
Penggunaan obat Antiretroviral (ARV) kombinasi pada tahun 1996 mendorong revolusi
dalam pengobatan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) seluruh dunia. Meskipun belum
mampu menyembuhkan HIV secara menyeluruh dan menambah tantangan dalam hal efek
samping serta resistan sikronis terhadap obat, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan
angka kematian dan kesakitan, meningkatkan kualitas hidup ODHA, dan meningkatkan harapan
masyarakat, sehingga pada saat ini HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat
dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan.
Indonesia, sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah ODHA pada kelompok
orang berperilaku Risiko tinggi tertular HIV yaitu para Pekerja Seks (PS) dan pengguna
NAPZA suntikan (penasun), kemudian diikuti dengan peningkatan pada kelompok lelaki yang
berhubungan seks dengan lelaki (LSL) dan perempuan berisiko rendah.
Untuk mempercepat tujuan tercapainya getting 3 zeroes, maka dikembangkan Layanan
Komprehensif Berkesinambungan (LKB) dengan melibatkan peran aktif komunitas dengan
pendekatan strategi pemberian obat ARV/Strategic Use Of Antiretroviral (SUFA) sebagai
pencegahan dan pengobatan infeksi HIV. Pedoman ini merupakan pembaharuan atas
perkembangan pengobatan HIV dan AIDS dan menyelaraskan terapi ARV pada dewasa,
remaja, dan anak serta ibu hamil.
B. TUJUAN
Tidak terjadi putus obat ARV pada penderita ODHA
C. DASAR HUKUM.
a. Permenkes RI No 87 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral
b. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 52
c. Tahun 2017 tentang Eliminasi Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis dan
Hepatitis B dari Ibu ke Anak.
D. SASARAN
Adapun sasaran pada kegiatan ini adalah semua penderita ODHA yang baru memulai
ARV dan yang telah memulai ARV
E. KEGIATAN POKOK DAN DAN RINCIAN KEGIATAN.
a. Setelah diagnosis HIV dinyatakan positif, pasien diberikan konseling pasca-diagnosis untuk
meningkatkan pengetahuannya mengenai HIV termasuk pencegahan, pengobatan dan
pelayanan,
b. Orang dengan HIV harus mendapatkan informasi dan konseling yang benar dan cukup
tentang terapi ARV sebelum memulainya.
F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan ini di Lakukan dengan cara
- Memberikan informasi dan konseling yang benar dan cukup tentang terapi ARV sebelum
memulainya
- Menyediakan media Baik itu media cetak maupun media elektronik).
- Isi dari konseling terapi ini termasuk: kepatuhan minum obat, potensi/kemungkinan
risiko efek samping atau efek yang tidak diharapkan, atau terjadinya sindrom inflamasi
rekonstitusi imun (immune reconstitution inflammatory syndrome/IRIS) setelah memulai
terapi ARV,
- Setelah dilakukan konseling terapi, pasien diminta membuat persetujuan
tertulis/informed consent untuk memulai terapi ARV jangka panjang
- Melakukan pencatatan dan Pelaporan
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN.
Adapun Jadwal Kegiatan ini sebagai berikut :

JENIS BULAN
NO
KEGIATAN JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI JULI AGST SEP OKT V DES
Perdis Dalam
Daerah Dalam
√ √ √
Rangka follow
penderita ODHA
H. KELUARAN ATAU OUTPUT
Untuk terapi ARV, kepatuhan yang tinggi sangat diperlukan untuk menurunkan replikasi
virus dan memperbaiki kondisi klinis dan imunologis; menurunkan risiko timbulnya
resistensi ARV; dan menurunkan risiko transmisi HIV. Salah satu yang perlu dilakukan
adalah dukungan kepatuhan terhadap pengobatan,
I. PEMBIAYAAN.
Sumber Pembiayaan pada Kegiatan ini yaitu mengunakan Dana Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
Adapun Pembiayaan kegiatan yaitu :
2 org x 8 kasus x 3 kli x 100 = Rp. 4.800.000

Kepala Puskesmas Talaga Jaya

RIMA MELATI MOHAMAD, S.Tr.Keb


NIP. 19780125 200604 2 017

Anda mungkin juga menyukai