Anda di halaman 1dari 3

Pemeran:

Dina (Dokter)
Inori (Apoteker Jahat)
Yapi (Pelanggan 1)
Anisa (Teman Yapi)
Wahyu (Pelanggan 2)
- CS
- Cameo Apoteker1

Adegan 1: Di Apotek

Latar: Suasana apotek yang ramai dengan berbagai macam obat-


obatan.

Yapi memasuki apotek dengan wajah kesakitan yang terlihat


sangat menderita.
Yapi: (merintih) "Aduh, perutku sakit sekali."

Inori, sang apoteker, menghampiri Yapi.


Inori: "Ada yang bisa saya bantu, Pak?"

Yapi: "Saya butuh obat, cepat."

Inori melakukan penilaian singkat terhadap Yapi.


Inori: "Sepertinya ini hanya masalah perut kembung. Ini obat
yang cocok." (menyodorkan obat)

Yapi: "Berapa harganya?"

Inori: "Hanya 200 ribu, Pak."

Yapi terkejut dengan harga yang terlalu tinggi.


Yapi: "Baiklah, saya beli."

Adegan 2: Di Kosan Yapi

Latar: Yapi duduk di kamar kosnya sambil minum obat yang


diberikan oleh Inori, tetapi sakitnya tidak kunjung hilang.
Anisa tiba-tiba datang ke kamar Yapi.*

Anisa: "Yapi, apa yang terjadi padamu? Kenapa kau terlihat


sangat kesakitan?"

Yapi: (merintih) "Saya sudah minum obat dari apotek tadi, tapi
sakitnya masih parah."

Anisa: "Obat itu butuh resep dokter, Yapi! Ini sangat serius.
Ayo, kita harus ke klinik sekarang juga."
Adegan 3: Di Klinik
Latar: Yapi dan Anisa tiba di klinik. Mereka mendaftar sebagai
pasien umum dan semuanya berjalan lancar. Mereka duduk
sebentar menunggu obat yang diresepkan oleh Dokter Dina. Di
belakang mereka, Wahyu, seorang pasien BPJS, tampak dilayani
dengan kurang baik oleh petugas CS.

Anisa: (berdiri) "Maafkan saya, Dokter. Tampaknya ada


kesalahan dalam pelayanan kepada pasien ini. Harap perbaiki
segera."

Dokter Dina: (sadar) "Tentu, kami akan segera menanganinya


dengan baik."

Petugas CS meminta maaf dan melayani Wahyu dengan penuh


perhatian. Namun, ketika Nisa berusaha meninggalkan adegan,
Apoteker Jahat, yang duduk di dekat sana, memanggilnya.
Apoteker Jahat: (sinis) "Kamu seorang mahasiswa farmasi,
bukan? Apa urusanmu di sini?"

Nisa: (tanpa rasa takut) "Saya di sini untuk memastikan bahwa


semua pasien mendapatkan perlakuan yang adil dan berkualitas,
seperti yang seharusnya mereka dapatkan."

Apoteker Jahat: "Kamu seorang mahasiswa, jangan mengatur-atur


kami. Kamu tidak tahu apa-apa tentang dunia nyata ini."

Nisa merasa marah dan frustrasi oleh sikap Apoteker Jahat yang
merendahkan peran dan pengetahuannya sebagai mahasiswa
farmasi.
Nisa: "Saya mungkin seorang mahasiswa, tetapi saya tahu bahwa
setiap pasien berhak mendapatkan pelayanan yang setara,
terlepas dari status sosial atau jenis asuransi mereka. Ini
adalah prinsip etika dasar dalam dunia kesehatan."

Apoteker Jahat: (tertawa merendahkan) "Etika? Apa etika bisa


membayar gaji saya?"

Nisa: (berani) "Etika adalah hal yang menjaga martabat profesi


kita, dan jika Anda tidak memahami itu, mungkin Anda harus
mengingat kembali mengapa Anda menjadi apoteker."

Adegan 4: Di Apotek (Lagi)

Latar: Yapi dan Anisa kembali ke apotek untuk mengambil obat


yang diresepkan. Mereka keluar dari apotek dengan senyum lega
setelah mendapatkan obat yang tepat. Di belakang mereka, Wahyu
menunggu giliran untuk mendapatkan obatnya.

Apoteker Jahat: "Obat ini sedang kosong, Pak. Anda mungkin


harus mencari di tempat lain."
Wahyu memperhatikan adegan sebelumnya dengan Yapi dan Anisa
dan menyadari kecurangan yang terjadi.
Wahyu: (tajam) "Tunggu sebentar, ini sama seperti yang
diberikan kepada pasien sebelumnya. Ada apa dengan ini?"

Apoteker Jahat: (berusaha bersikap tenang) "Kami tidak


memiliki persediaan yang cukup saat ini, Pak. Anda harus
mencari alternatif."

Wahyu tidak puas dengan penjelasan itu dan memutuskan untuk


menyelidiki lebih lanjut. Dia mencatat nomor resep yang
diberikan kepada Yapi.
Wahyu: (berpikir) "Hmm baiklah klo begitu."

Hal ini berarti bahwa peran mahasiswa untuk menghentikan


penyalahgunaan wewenang belum sepenuhnya selesai.

Anda mungkin juga menyukai