Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Gambar Teknik dan Fungsinya

• Gambar teknik
• Gambar teknik merupakan hal atau cara yang digunakan untuk menuangkan
ide perencanaan dan pelaksanaan oleh pihak terkait .
• Gambar teknik dapat disebut juga bahasa teknik yaitu sebagai media
informasi berupa gambar, notasi, simbol, serta keterangan-keterangan secara
akurat.
• Syarat utama dari gambar teknik adalah presisi, skalatis, rapi, terstruktur, dan
harus berdasarkan standardisasi gambar teknik yang berlaku.
.
Fungsi-gambar teknik
• a. Penyampai informasi gambar teknik, meneruskan maksud desainer atau
perencana kepada orang yang bersangkutan dengan proses pembuatan,
pemeriksaan perakitan, dan lain-Iainnya secara tepat.
• b. Bahan referensi dan informasi Gambar teknik yang sudah diarsip
kemungkinan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk rencana
pengembangan atau modifikasi di kemudian hari, sehingga diperlukan
penomoran arsip dan diperhatikan cara penyimpanannya.
• c. Peningkatan daya berpikir,
Konsep awal yang telah dituangkan dalam bentuk gambar kemudian
dievaluasi dan diteliti lagi. Proses ini dilakukan berulang-ulang agar
diperoleh konsep atau gambar teknik sempurna.
Standardisasi Gambar Teknik
• Gambar teknik memerlukan standardisasi, artinya bahasa teknik
harus sama aturannya antar pihak pelaku konstruksi yang satu dengan
yang lain sehingga dapat dimengerti oleh pihak terkait.
• Standardisasi gambar teknik merupakan penyatuan lambang simbol
secara nasianal maupun internasianal.
• Secara nasional, standar yang digunakan adalah SNI (Standar
Nasional lndonesia),
• Sedangkan standar yang digunakan secara internasianal adalah ISO
(lntemational Standard Organization)
Perencanaan Gambar.
Hal –hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan :
a. Fungsi bangunan
Dalam merancang suatu bangunan, tentu saja tidak akan
terlepas dari fungsi bangunan itu sendiri, Penampilan dan
karakter antara bangunan satu dengan lainnya tentu berbeda,
karena setiap bangunan mempunyai persyaratan masing masing.
,
b. Kekuatan konstruksi
Yang paling utama dalam bangunan adalah harus kuat atau tidak
mudah roboh. Adapun pemakaian sistem strukturnya tergantung
juga dari perancang itu sendiri..
.
c. Keindahan (estetika) dan bentuk bangunan
Estetika menyangkut segi arsitektur, sehingga keindahan harus
menyesuaikan dengan tujuan / fungsi disamping konstruksinya.
Keindahan tidak boleh berdiri sendiri tanpa mengindahkan atau
mempertimbangkan faktor faktor lainnya.
Hasil akhir dari penggambaran bangunan tidak hanya indah
dipandang, tetapi apakah bangunan tersebut kalau digunakan
bertungsi sesuai dengan tujuan dan harapan penghuninya
Pelaksanaan gambar
a. Akurat
Setiap ukuran/dimensi harus akurat.
Minimal ukuran dalam bilangan bulat, minimal- angka desimal
dua angka di belakang koma.
Skala harus disesuaikan dengan ketentuan gambar teknik serta
bila menggunakan peralatan manual, gunakan peralatan yang
baik, misalnya dari segi kelurusan permukaan
.
• b. Jelas
Dalam menggambar, arsiran, notasi, simbol, dan legenda dengan
metode konvensional /manual, tebal tipis garis, arsiran, atau
bentuk bentuk simbol material harus jelas.
Setiap akan menggambar, periksa kelengkapan dan kondisi alat
bila sudah kurang layak, sebaiknya diganti, atau perbaiki lebih
dahulu jika masih dapat dapat diperbaiki.
• c. Rapi dan bersih
Hasil gambar yang bersih dan rapi dapat berpengaruh terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
Bila gambar tidak bersih, akan sulit membaca notasi, simbol,
skala, dan keterangan gambar lainnya.
Normalisasi

•Standar Garis
Dalam gambar teknik digunakan beberapa jenis
garis, yang `masing-masing mempunyai arti dan
penggunaannya sendiri.
Oleh karena itu, penggunaannya harus sesuai
dengan maksud dan tujuannya.
Jenis garis gambar
• 1. Garis benda
Garis ini digunakan untuk membuat batas dari bentuk suatu benda
dalam gambar dengan ketebalan 1 x .
• 2. Garis bayangan
Garis ini berupa garis putus-putus dengan ketebalan ½ tebal garis
biasa.
Garis ini digunakan untuk membuat batas suatu benda yang tidak
tampak langsung oleh mata.terhalang oleh benda di depannya
• 3. Garis titik strip
Garis ini berupa garis "strip, titik, strip, titik" dengan ketebalan ½
garis garis benda. Garis ini digunakan misalnya untuk menunjukkan
sumbu suatu benda yang digambar. ( sumbu tembok, sumbu jalan )
.
• 4. Garis ukuran
Berupa garis tipis dengan ketebalan ½ dari tebal garis benda .
Garis ini digunakan untuk menunjukkan ukuran suatu benda atau ruang.
Garis ukuran terdiri dari garis petunjuk batas ukuran dan garis petunjuk
ukuran.
Garis petunjuk batas ukuran dibuat terpisah dari garis batas benda
sehingga tidak mengacaukan pembaca gambar, sedangkan garis petunjuk
ukuran dibuat dengan ujung pangkalnya diberi anak panah tepat pada garis
petunjuk batas ukuran.
Semua gambar teknik yang dikehendaki dengan pemotongan, batas
potongan harus digaris dengan garis potong ini.
• 5.Garis potong
Garis ini berupa garis"strip, titik, strip" dengan ketebalan 2 x tebal
garis benda . Pada umumnya, tebal garis adalah 0,5 atau 0,7.
(contoh potangan bangunan dan di beri arah untuk melihat potangan
bangunan tsb
.

Garis gambar/benda

Garis bayangan

Garis strip –titik-strip


/sumbu

Garis ukuran

Garis potong
.
• Skala
Setiap jenis gambar mempunyai ukuran yang berbeda-beda, ada
yang kecil dan ada yang besar. Untuk itu, ukuran gambar harus
diperkecil jika bendanya besar, dan harus diperbesar jika
bendanya terlalu kecil.
Pengecilan atau pembesaran gambar dilakukan dengan skala
tertentu.
Skala adalah perbandingan ukuran linear pada gambar terhadap
ukuran linear dari benda sebenarnya.
Ada tiga jenis skala
• 1. Skala pembesaran
Pembesaran digunakan jika gambarnya dibuat lebih besar dari
pada benda sebenarya.
Misalnya, jika bendanya kecil dan rumit seperti pada rangkaian
kontrol pada lampu jalan, maka harus menggunakan skala
pembesaran untuk menggambarkan rangkaian.
Penunjukan untuk skala perbesaran adalah x : 1, sedangkan
ukuran lengkap yang dianjurkan adalah :
50:1 ; 20:1 ; 10:1 ; 5:1, 2: 1
.
• 2. Skala penuh
Skala penuh digunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar
dengan benda sebenamya.
Skala ini dianjurkan untuk sedapat mungkin dipergunakan
supaya dapat membayangkan benda yang sebenarnya, atau
untuk memudahkan pemeriksaan.
Penunjukan skala penuh adalah 1:1
• 3. Skala pengecilan
Skala pengecilan digunakan bilamana gambar yang dibuat lebih
kecil daripada gambar yang sebenarnya,
Penunjukkannya adalah 1: x.
Berikut ini daftar penunjukkan skala pengecilan yang
dianjurkan :
• 1: 2
.
• 1: 5
• 1: 10
• 1: 20
• 1: 50
• 1: 100
• 1: 200
• 1: 500
• 1: 1000
• 1: 2000
• 1: 5000
• 1: 10000
• Bila dibuat pada skala besar, pada saat gambar diperkecil dianjurkan untuk
mengacu ke format DIN (Deutsche Industrie Norma/norma industri Jerman)
sehingga detail-detail akan tampak jelas.
• Contoh penggunaan: bangunan dengan ukuran 10 m x 20 m akan digambar
dengan ukuran 10 cm x 20 cm apabila menggunakan skala 1 :100.
.
• Jenis Skala
• Skala mendatar (horizontal)
Skala yang menyatakan arah perbandingan ukuran secara mendatar,
mtsatnya seperti ukuran panjang balok as ke as, jarak kolom as ke as, dan
ukuran struktur tampak atas.

• Skala tegak (vertikal)


Skala yang menyatakan arah perhitungan perbandingan ukuran secara
tegak. Penggambaran ini biasanya digunakan untuk menyatakan ketinggian
bangunan, yaitu yang terlihat dalam gambar potongan, biasanya dinyatakan
dalam ukuran angka atau keterangan ketinggian elevasi dari muka tanah
atau muka lantai rumah (±O,OO).
. • Skala kemiringan
Skala yang menyatakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar,
sehingga mendapatkan hasil kemiringan suatu lereng atau kemiringan
dataran.
Cara penulisannya, angka depan perbandingan menunjukkan sisi tegak dan
angka belakangnya menunjukkan sisi mendatar.

• Skala balak/skala grafik atau skala balak/bar scale


Skala yang penulisannya berbentuk balok yang diarsir dengan ukuran yang
sudah ditetapkan.
Penggunaan skala lni biasanya pada peta dan berfungsi mengkonversikan
jarak pada peta ke jarak sesungguhnya
.
• Beberapa ketentuan dalam menggambar bahan bangunan·:

1. Gambar irisan diarsir dengan satu arah saja.


2. Semua garis arsir digambar miring 45 derajat dengan tebal
sama.
3. Jarak antara garis arsir berbanding dengan luas bagian yang
hendak diarsir.
Semakin luas bidang yang akan diarsir, semakin jauh/renggang
jarak garis dibanding bidang arsir lain yang lebih sempit.
5. Bidang miring diarsir dengan cara membuat sudut 45 derajat
terhadap sumbu panjang bidang yang diiris.
.Simbol Material
Dalam menggambar teknik konstruksi, sebelunya harus dipahami
terlebih dahulu beberapa notasi bahan bangunan konstruksi
beserta notasi kondisi sekitar bangunan yang sering digunakan
dalam gambar konstruksi,
Bahan bangunan yang sering digunakan struktural adalah, beton,
beton bertulang, baja/besi, kayu, pasangan batu kali (pondasi),
sedangkan untuk arsitektural adalah kaca, pasangan batu bata,
batu tempel, dan lainnya,
Untuk kondisi sekitar, misal seperti muka air, muka tanah asli,
dan permukaan batu keras.
.
.

Anda mungkin juga menyukai