Anda di halaman 1dari 3

JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Ira Kusno Kusuma Anggrainy

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 050564773

Kode/Nama Mata Kuliah : ASIP4101/Pengantar Ilmu Kearsipan

Kode/Nama UPBJJ : 16/UPBJJ-UT Pekanbaru

MasaUjian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Hasil pengukuran pH arsip kertas menunjukkan bahwa arsip tersebut memiliki
tingkat keasaman yang tinggi. Tingkat pH normal untuk kertas adalah antara 7 dan
8,5. Arsip kertas dengan pH di bawah 7 dianggap asam dan lebih rentan terhadap
kerusakan.
Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah melakukan
deasidifikasi arsip. Deasidifikasi adalah proses menghilangkan asam dari kertas.
Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:

• Penggunaan kertas penyerap asam. Kertas penyerap asam adalah kertas yang
dilapisi dengan bahan yang dapat menyerap asam. Kertas ini dapat diletakkan di
antara lembaran arsip untuk membantu menyerap asam.

• Penggunaan bahan kimia deasidifikasi. Bahan kimia deasidifikasi adalah bahan


kimia yang dapat menetralkan asam. Bahan kimia ini dapat disemprotkan atau
dioleskan ke permukaan kertas.

• Penggunaan sinar ultraviolet. Sinar ultraviolet dapat digunakan untuk


menghancurkan asam pada kertas.

Pilihan metode deasidifikasi yang tepat tergantung pada tingkat keasaman arsip
dan kondisi penyimpanan arsip.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah kerusakan arsip kertas:

1. Simpan arsip di tempat yang kering dan bersih.


2. Hindari paparan sinar matahari langsung.
3. Jaga suhu dan kelembapan ruangan penyimpanan arsip tetap stabil.
4. Lakukan pengukuran pH arsip secara berkala.

Dengan melakukan tindakan pencegahan dan perawatan yang tepat, kita dapat
membantu menjaga arsip kertas agar tetap awet dan dapat diakses untuk generasi
mendatang.

2. Lembaga Kearsipan UT menerapkan prinsip provenans, karena mereka


memutuskan untuk mengolah arsip Pusat Produksi Multi Media sesuai dengan
kondisi dan konteks saat arsip tersebut diciptakan. Ini berarti mempertahankan
urutan dan struktur arsip sebagaimana aslinya, sesuai dengan jejak rekam dan
keberadaannya dalam konteks organisasional yang telah berubah seiring waktu.

3 Dalam menyusun garis haluan akses arsip, beberapa komponen yang perlu
dipertimbangkan meliputi:

1. Ketentuan Hukum: Menyesuaikan dengan regulasi dan undang-undang terkait,


seperti batasan waktu akses yang telah ditentukan oleh hukum.
2. Keamanan dan Kerahasiaan: Memastikan bahwa akses terhadap arsip
memperhatikan keamanan dan kerahasiaan informasi yang sensitif atau rahasia.
3. Klasifikasi Arsip: Menetapkan tingkat akses berdasarkan klasifikasi arsip,
mempertimbangkan tingkat sensitivitas atau nilai historisnya.
4. Tujuan Penggunaan: Memahami tujuan penggunaan arsip, apakah untuk tujuan
penelitian, pendidikan, atau kepentingan lainnya.
5. Konteks Sejarah dan Budaya: Mempertimbangkan konteks sejarah dan budaya
yang dapat memengaruhi keputusan terkait akses arsip.
6. Teknologi dan Infrastruktur: Menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan
infrastruktur yang dapat mendukung penyediaan akses arsip secara efektif.
7. Kepentingan Publik: Menilai kepentingan publik terkait dengan informasi yang
disimpan dalam arsip dan mengakomodasi akses yang diperlukan untuk
kepentingan tersebut.
8. Perubahan Kondisi Sosial: Memperhatikan perubahan kondisi sosial yang dapat
memengaruhi persepsi terhadap akses arsip seiring waktu.
9. Partisipasi Stakeholder: Melibatkan stakeholder terkait, seperti peneliti,
akademisi, dan masyarakat umum, dalam proses penyusunan garis haluan.
10. Evaluasi dan Revisi Berkala: Menetapkan mekanisme evaluasi dan revisi garis
haluan secara berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan perubahan
yang terjadi.

4. Tindakan yang dilakukan Ahmad melanggar kode etik arsiparis. Meskipun


sebagai sarjana arsiparis memiliki hak untuk melakukan penelitian dan
mempublikasikan tulisannya, penggunaan materi arsip lembaga tempat ia bekerja
untuk keuntungan pribadi tanpa izin pimpinan dan tanpa memberitahukan kepada
pemakai lain merupakan pelanggaran kode etik. Kode etik menekankan pentingnya
transparansi, izin, dan tanggung jawab dalam penggunaan sumber-sumber arsip.

Anda mungkin juga menyukai