Anda di halaman 1dari 4

YAMAN

A. Sejarah dan Sistem Pemerintahan Yaman

Yaman biasa dikenal dengan istilah Republik Yaman, adalah sebuah negaraArabyang terletak di Asia
Barat, yan menempati daerah barat daya sampai ujungselatan Semenanjung Arab. Yaman berbatasan
denganSaudi Arabiadi sebelahutara, Laut Merah di sebelah barat, Teluk Aden dan Laut Arab di sebelah
selatan,dan Oman di sebelah timur.

Yaman berasal dari kata yamin, yang berarti "sisi sebelah kanan",sebagaimana selatan yang berada pada
bagian kanan ketika matahari terbit.Definisi lainnya mengatakan Yaman berasal dari kata yumn, yang
berarti"Kebahagiaan (felicity)", sebagai salah satu wilayah yang subur. Bangsa Romawimenjuluki Yaman
dengan istilah Arabian Felix (Arab yang Bahagia) yangmerupakan kata yang berlawanan dengan Arabian
Deserta (Arab yangditinggalkan) yang merupakan julukan bagi negara Arab yang ada di bagian
utara.Istilah Yaman disebutkan dalam manuskrip Arab Selatan kuno sebagai Yamnat terutama unifikasi
empat kerajaan Yaman Kuno oleh Kerajaan Himyar dan katatersebut berarti "Tanah Selatan".

Yaman adalah salah satu pusat peradaban tertua kawasan timur tengah. Ibukota dan kota terbesarnya
adalahSana'a.Wilayah Yaman mencakup lebih dari200 pulau, pulau terbesarnya adalahSocotra, yang
berada 354 km (220 mi) disebelah selatan pulau utama Yaman. Ia merupakan satu-satunya negara
disemenanjung Arabia to yang murni menjalankan sistem republik. Yaman adalahnegara pertama di
Semenanjung Arab yang memberikan perempuan hak untukmemilih. Unifikasi Yaman terjadi pada
tanggal 22 May 1990, yaitu ketikaYaman Utara bersatu dengan YamanSelatan, membentuk Republik
Yaman.

Mayoritas populasi Yaman terbagi menjadi beberapa suku besar, khususnya di kawasan utara
Yaman, di mana 85% penduduk lokalnya merupakan penduduk asli beberapa suku besar di
Yaman. Selain itu ada juga beberapa kelompok kecil keturunan Turki yang tinggal di beberapa
daerah perkotaan. Yaman adalah salah satu negara anggota PBB, Liga Arab, dan OKI. Ali
Abdullah Saleh adalah presiden terpilih pertama pasca-unifikasi Yaman. Sepanjang sejarah
modern negara ini, diwarnai dengan periode panjang konflik dan perang sipil, yang terakhir
adalah pemberontakan yang terjadi pada tahun 2011. Sejak era 1990-an, Houth (sebuah tentara
suku Syiah Zaidiyah) telah melancarkan beberapa kali pemberontakan melawan pemerintah dan
memiliki keterkaitan dengan jaringan terorisme Al-Qaeda.

Sebagaimana diketahui konstitusi yang digunakan di Yaman sampai saat ini adalah UUD
Republik Yaman tahun 1994. Dalam pasal 1 UUD Yaman dijelaskan bahwa Republik Yaman
adalah sebuah negara Arab, dan negara Islam serta pemerintahannya bersifat independen. Dalam
pasal 2 kemudian dijelaskan bahwa agama negara adalah Islam dan bahasa negara adalah bahasa
Arab. Posisi Islam dalam negara Yaman begitu kuat baik dalam kehidupan sehari-hari maupun
dalam sistem hukum yang berlaku di negara tersebut. Peranan dalam sistem hukum Islam di
negara ini semakin dipertegas dengan ketentuan yang dimuat dalam pasal 3 yang menyatakan
bahwa Syariat Islam adalah sumber dari seluruh peraturan perundang-undangan. Peranan Islam
dalam negara ini tidak menjadikan negara ini sebagai negara yang tertutup dan tidak bisa
menerima sistem demokrasi. Sebagaimana diketahui negara Yaman adalah negara yang
berbentuk republik dan hak-hak warganegara juga dipelihara oleh konstitusi negara ini.

Dalam sistem pemerintahannya, Yaman menganut sistem trias politica, Yaman membagi
kewenangan pemerintahan menjadi tiga bagian; lembaga eksekutif yang dipegang oleh dewan
kabinet, lembaga legislatif yang dipegang oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan lembaga yudikatif
yang dipegang oleh Mahkamah Agung.

Selain menganut sistem trias politica Yaman juga menganut sistem semi presidensil, di mana
kepala negara dan kepala pemerintahan dipimpin oleh dua orang yang berbeda. Kepala negara
Yaman dipimpin oleh presiden yang dipilih oleh rakyat. Presiden Yaman haruslah beragama
Islam dan dikenal taat menjalankan syariat Islam. kewenangan presiden Yaman hanya meliputi
kewenangan kepala negara. Presiden Yaman tidak memegang kewenangan di bidang
pemerintahan, hak dan kewajiban presiden Yaman secara lebih rinci dimuat dalam pasal 118
UUD Yaman. Kendatipun demikian presiden Yaman merupakan satu-satunya orang yang berhak
menunjuk perdana menteri, serta merupakan simbol negara.

Selain menganut sistem trias politica Yaman juga menganut sistem semi presidensil, di mana kepala
negara dan kepala pemerintahan dipimpin oleh dua orang yang berbeda. Kepala negara Yaman dipimpin
oleh presiden yang dipilih oleh rakyat. Presiden Yaman haruslah beragama Islam dan dikenal taat
menjalankan syariat Islam. kewenangan presiden Yaman hanya meliputi kewenangan kepala negara.
Presiden Yaman tidak memegang kewenangan di bidang pemerintahan, hak dan kewajiban presiden
Yaman secara lebih rinci dimuat dalam pasal 118 UUD Yaman. Kendatipun demikian presiden Yaman
merupakan satu-satunya orang yang berhak menunjuk perdana menteri, serta merupakan simbol
negara.

B. Konflik Di Yaman

Konflik Yaman bukan hanya sekadar konflik bagi negara dan kekuatan internalnya sendiri, akan tetapi
juga menjadi masalah besar bagi kawasan Timur Tengah dan bahkan sistem internasional. Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, konflik Yaman telah disebut sebagai "krisis kemanusiaan terburuk" oleh
PBB, baik pada saat ini ataupun sepanjang waktu. Pernyataan dan pemikiran itu sendiri, telah menarik
perhatian besar dari komunitas internasional sehingga mendorong pihak eksternal untuk hadir dalam
upaya memecahka konflik tersebut. Bagaimanapun, kenyataannya berbeda. Ketika melakukan analisa
eksplanatif terhadap suatu kasus, kita harus mampu menjelaskan motivasi dibalik kepentingan-
kepentingan negara, terutama pada konflik besar seperti konflik Yaman. Hal ini dikarenakan intervensi
dari negara lain dapat semata-mata dimotivasi oleh agenda tersembunyi mereka sendiri, baik hal
tersebut bertujuan untuk keuntungan negara pribadi atau untuk tujuan yang lebih besar. Kehadiran dan
keterlibatan dunia internasional serta berbagai aktor eksternal dapat berkontribusi dalam memperburuk
situasi. Hal tersebut pun terjadi pada konflik Yaman.

Salah satu keterlibatan yang sangat jelas dan dapat ditemukan saat ini adalah intervensi militer yang
dilakukan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi. Sejak permintaan Presiden Hadi akan bantuan luar negeri,
Arab Saudi berupaya untuk menangani situasi melalui pembentukan koalisi dengan negara-negara lain.
Koalisi tersebut telah berkontribusi dan bertanggung jawab atas berbagai tindakan berbeda yang
mempengaruhi konflik Yaman hingga saat ini. Motif utama dari koalisi, atau sebaiknya disebut sebagai
motif yang dinyatakan, adalah untuk membantu Presiden Hadi dalam mempertahankan kedaulatannya
yang sah. Sedangkan terdapat juga motif Arab Saudi yang dikemas yaitu untuk mengungguli pengaruh
Iran pada wilayah tersebut. Arab Saudi dan sekutunya telah mengerahkan tentara, jet tempur, dan juga
unit pesawat dan angkatan laut lainnya dalam memerangi kelompok Houthi. Akan tetapi dari seluruh
bentuk operasi mereka, tindakan yang paling dikenal dan bersifat kontroversial yang hingga saat ini
masih terjadi merupakan banyaknya serangan udara yang ditetapkan dalam mengusir atau bahkan
untuk ‘memusnahkan’ para pemberontak Houthi. Sejak mulai operasinya, koalisi yang dipimpin oleh
Arab Saudi mulai membom wilayah yang didominasi oleh para Houthi di seluruh peta Yaman pada tahun
2015. Serangan udara tersebut awalnya ditujukan untuk menargetkan pangkalan udara, situs rudal, dan
kamp-kamp Houthi lainnya. Akan tetapi operasi tersebut telah menimbulkan collateral damage dengan
puluhan ribu korban massal yang notabene merupakan warga sipil. Serangan udara tersebut telah
menghancurkan pasar, sekolah, rumah sakit, dan bahkan pemakaman. Diperkirakan jumlah korban yang
disebabkan oleh serangan ini mencapai sekitar 17.062 dengan rincian 6.592 tewas dan 10.470 terluka
berdasarkan data yang diberikan oleh Komisaris Tinggi OHCHR pada tahun 2018.

Pada rincian korban tersebut, serangan udara yang melanda pasar Dahyan juga termasuk hingga
menewaskan lebih dari 40 orang dan melukai 60 orang termasuk anakanak di bus. Koalisi juga
bertanggung jawab atas berbagai serangan terhadap kota pelabuhan Hudaydah, yang mengakibatkan
setidaknya 41 warga sipil tewas, termasuk anak-anak dan perempuan, dan 111 lainnya terluka. Hingga
saat konflik yang sedang berlangsung, koalisi masih meluncurkan serangan udara yang ditujukan untuk
menargetkan pemberontak Houthi, dengan peristiwa-peristiwa baru setiap hari, termasuk serangan
udara yang diluncurkan ke ibukota Sana'a pada 20 Januari 2019.

DAFTAR PUSTAKA

Abou Elqalam. "Yaman – Fakta dan Sejarah: Pemerintahan Yaman". About.com. "Women

Suffrage". Ipu.org.

Alvis Rahman Bhasuki. (2019). Perang Saudara di Yaman: Analisis Kepentingan Negara
Interventif dan Prospek Resolusi Konflik. Jurnal Politik dan Komunikasi. Vol. IX, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai