Anda di halaman 1dari 17

Respon Pemerintah Yaman Terhadap Intervensi Arab Saudi Dalam

Gerakan Perlawanan Al-Houthi

Oleh:
Arshi Jaya Linggar Jati
Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62, Gomong, Selaparang, NTB. 83115

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Respon pemerintah
Yaman terhadap intervensi dari Arab Saudi. Yaman merupakan negara yang terletak di
kawasan Timur Tengah, lebih tepatnya di sebelah selatan Arab Saudi. Yaman merupakan
negara yang penuh dengan konflik. Konflik internal di Yaman melibatkan banyak pihak,
namun terdapat dua kelompok yang menjadi dua kekuatan besar dalam konflik tersebut,
yaitu pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Houthi. Konflik di Yaman yang
berkepanjangan menyebabkan timbulnya kekhawatiran negara-negara tetangga akan
terganggunya stabulitas keamanan terutama keamanan di kawasan Timur Tengah. Salah
satu negara yang terlibat dalam konflik di Yaman adalah Arab Saudi. Dalam konflik
Yaman terdapat satu hal yang menarik, yaitu intensitas keterlibatan Arab Saudi dalam
konflik tersebut. Arab saudi dikenal cukup pasif dalam menanggapi isu-isu konflik di
Timur Tengah. Namun ketika Yaman dilanda konflik perang saudara, Arab Saudi llangsung
merespon dengan cepat dan bahkan Arab Saudi mengambil peran sebagai pemimpin koalisi
anti pemberontak serta mengajak negara-negara kawasan Teluk dan dunia internasional
untuk turut andil untuk menyelesaikan konflik di Yaman.

Kata Kunci: Pemerintah Yaman, Pemberontak Houthi, Arab Saudi, Intervensi


PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui perang Yaman adalah konflik berkelanjutan yang pertama


terjadi pada 2015, perang yang disebut Perang Saudara Yaman ini melibatkan dua kubu:
yang pertama kubu Abd Rabbuh Mansur Hadi selaku Pemimpin pemerintahan Yaman dan
gerakan bersenjata Houthi, bersama dengan para pendukung dan sekutu mereka, Keduanya
mengklaim bahwa mereka adalah Pemerintah resmi Yaman. Abd Rabbuh Mansur Hadi
selaku Presiden Yaman yang menjabat kala itu mengundurkan diri dari kursi pemerintahan.
Yang akhirnya, momentum tersebut dimanfaatkan kelompok Houthi untuk menguasai
Yaman. Namun, pada tanggal 24 Februari 2015, Presiden Hadi menarik kembali surat
pengunduran dirinya, Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi meminta bantuan militer kepada
Arab Saudi dan Negara koalisinya, yang kemudian ditindaklanjuti dengan mengirim surat
kepada dewan keamanan PBB untuk melakukan intervensi militer atas dasar self-defences.
Setelah dikirimnya surat tersebut, Arab Saudi seegera membentuk koalisi dan melakukan
serangan udara ke basis pertahanan Houthi di Yaman.

Yaman di bawah kepemimpinan Abd Rabbuh Mansur Hadi bekerja sama dengan
Arab Saudi untuk memulihkan keadaan di Yaman yang hampir diambil alih oleh kelompok
pemberontak Houthi. Pada tanggal 26 Maret 2015, Arab Saudi melakukan serangan yang
disebut Operation Decisice Storm (ODS). Penyerangan ini bertujuan untuk melawan kudeta
Houthi di Yaman dan mendukung pemerintahan Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur
Hadi secara sah. Kebijakan luar negeri Arab Saudi yang kental dengan upaya-upaya
perdamaian menunjukkan sikap yang berbeda dalam konflik yang terjadi di Yaman, dilihat
dari Arab Saudi yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Yaman, Arab
Saudi mengkhawatirkan pemberontakan tersebut akan mengganggu wilayahnya. Hal
tersebut juga yang mendasari Arab Saudi melakukan inetervensi terhadap konflik di
Yaman.

Intervensi militer Arab Saudi yang disebut dengan (ODC) itu ditandai ketika Houthi
ingin menguasai wilayah Aden yang pada saat itu menjadi pusat pemerintahan Yaman.
Operasi ini berjalan selama satu bulan. Hasil dari operasi ini adalah kembalinya beberapa
wilayah yang telah dikuasai oleh houthi seperti di Taiz, dan Aden. Konflik Yaman yang
sudah terjadi saat ini merupakan puncak dari gejolak yang yang telah terjadi selama
bertahun-tahun. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menjelaskan Respontibilitas dari
Pemerintah Yaman terhadap intervensi Arab Saudi dalam gerakan perlawanan Al-Houthi
yang ingin merebut kekuasaan tertinggi di Yaman.

Rumusan Masalah

Melalui penjelasan singkat dari latar belakang, maka pertanyaan yang akan
dirumuskan dalam pembahasan penelitian ini adalah:

”Bagaimana Respon Pemerintah Yaman Terhadap Intervensi Dari Arab Saudi


Dalam Gerakan Perlawanan Al-Houthi?”

Kerangka Teori

Politik luar negeri yaitu sebuah strategi untuk mencapai tujuan dalam negeri maupun
luar negeri dan juga menentukan keterlibatan suatu Negara pada isu-isu internasional atau
lingkungan sekitarnya. Setiap Negara memiliki politik luar negeri yang tentunya berbeda-
beda tergantung dari tujuan Negara tersebut, penulis disini menggunakan teori pengambilan
keputusan luar negeri menurut Richard Snyder untuk menjelaskan apa yang telah
melatarbelakangi dari kebijakan yang telah dibuat. Richard Snyder adalah seorang teoritisi
yang telah mempelopori pendekatan pembuatan keputusan dalam analisis politik luar
negeri. 1

Menurut Richard Snyder (1960), proses pengambilan keputusan luar negeri dapat
dipengaruhi oleh external dan internal setting dalam mempengaruhi perilaku politik luar
negeri suatu Negara. Selain itu, penelitian Richard Snyder juga mempertimbangkan
karakteristik situasional ketika mengambil keptusan sedang berlangsung, contohnya apakah
proses pengambilan keputusan itu dibuat dalam situasi tertekan, krisis atau beresiko.

Dalam tulisannya, Snyder mengatakan bahwa untuk mempelajari politik


imternasional, yang seharusnya menjadi pusat perhatian adalah aksi, reaksi, dan interaksi,
sehingga politik internasional sebenarnya adalah kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Mekanismenya bisa dijelaskan sebagai berikut: aksi negara A akan menstimulus negara B

1
Mohtar Mas’oed, 1989, studi hubungan internasional:Tingkat Analisis dan Teorisasi, Yogyakarta, Rancang
Sampul, hal. 116
memberikan respon. Reaksi negara B ini akan menstimulus negara A memberikan respon
sebaliknya. Begitu seterusnya sehingga aksi timbal balik ini membentuk pola interaksi antar
negara.2

Snyder memberikan dua faktor utama yang mempengaruhi proses pengambilan


keputusan yaitu faktor subyektif dan sumber-sumber potensial. Faktor subyektif adalah
persepsi aktor dalam mendefinisikan situasi. Persepsi berpengaruh cukup besar sebab
dalam situasi apapun, bagaimana aktor menginterpretasikan kondisi tersebut akan sangat
menetukan hasil dari proses pengambilan keputusan. Selain faktor Subyektif, sumber-
sumber potensial menurut Snyder bisa berasal dari dalam negeri (internal setting) maupun
luar negeri (eksternal setting). Internal setting adalah politik domestik termasuk opini
publik, sedangkan Eksternal setting misalnya fakttor-faktor non pemerintah dan interaksi
antar negara seperti budaya, masyarakat, perdagangan, dan lain-lain.3

Dalam tulisan ini penulis akan menjelaskan tentang mengapa pemerintah Yaman
meminta Arab Saudi untuk mengintervensi konflik internal yang sedang terjadi di Yaman.
Maka dari itu, penulis akan menggunakan teori Richard Snyder karena teori ini
menjelaskan suatu Negara dalam memberikan kebijakannya akan dipengaruhi oleh
pengambilan keputusan berdasarkan exsternal dan internal setting.

PEMBAHASAN

Sejarah Yaman

Yaman adalah negara yang berada di kawasan negara Teluk Arab, berbatasan
langsung dengan Arab Saudi, di sebelah utara, Oman di sebelah timur, Teluk Aden di
sebelah selatan, Laut Merah dan Bab Al-Mandab di sebelah barat. Republik Yamanberdiri
pada 22 Mei 1990, menyatukan dua negara yaitu Yemen Arab Republic (Yaman Utara) dan
Peoples Democratic Republic of Yemen (Yaman Selatan). Sejak penyatuan tersebut
2
Richard C. Snyder, H.W. Bruck dan Burton Sapin, “The Decision Making Approach to the study of
International Politics”, dalam International Politics dan Foreign Policy, James N. Rosenau (ed.) (New York:
Free Press, 1969), hlm 199.
3
Paul R, Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism, and Globalism (New
York: Macmillan, 1990), hlm. 199.
Jenderal Ali Abdullah Saleh menjadi Preside Republik Yaman yang pertama serta menjadi
perwakilan dari Yaman Utara. Sedangkan jabatan Perdana Menteri oleh Ali Salim Al-Beidh
yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri Republik Yaman Selatan.4

Pada tahun 1993, tiga tahun setelah penyatuan Republik Yaman konflik nasional
berkembang. Ali Salim Al-beidh menyatakan Yaman bagian selatan menyatakan berpisah
dari Republik Yaman. Ali Salim Al-Beidh merasa Yaman Selatan termarjinalkan oleh
kekuasaan Republik Yaman , kesenjangan dan status sosial masyarakat selatan berbanding
terbalik dengan masyarakat di Utara. Pernyataan ini ditentang oleh kelompok pro unifikasi
Yaman dan Ali Abdullah Saleh. Untuk menghentikan konflik ini, maka banyak agenda
untuk menyelamatkan Republik Yaman, seperti perjanjian perdamaian antara Ali Abdullah
Saleh dan kelompok Yaman Selatan di Amman, Yordania. Dilain sisi, usaha pendirian
Republik Yaman Selatan juga tidak mendapatkan dukungan dari dunia internasional.
Pemimpin Partai Sosialis Arab Yaman serta Perdana Menteri Yaman Selatan Ali Nassir
Muhammad ditangkap oleh militer Yaman

Pada tahun 1994, setelah berhasilmenguasai kembali seluruh wilayah Yaman


Selatan dan memenjarakan beberapatokoh pemberontak, maka dilakukan amandemen
konstitusi dengan salah satu poin adalah kekuasaan presiden yang diberikan jabatan selama
5 tahun selama 2 periode. Pada tahun 2003, menjelang berakhirnya kekuasaan Ali
Abdullah Saleh dilakukan amandemen konstitusi salah satu poinnya adalah kekuasaan
Presiden, yang memangku jabatan selama 6 tahun dengan sistem dominant party sistem
yang membuat Ali Abdullah Saleh dan partai General Peoples Congress terus mengemban
kekuasaan hingga konflik Yaman tahun 2011 dan mundurnya Ali Abdullah Saleh pada 24
Februari 201256

Pada tahun 2003 demonstrasi anti pemerintahan Amerika Serikat atas invasi mereka
ke Iraq serta masuknya Reoublik Yaman dalam kelompok Pro Amerika Serikat dalam

4
“Country Profile: Yemen”, pada https://www.loc.gov/rr/frd/cs/profiles/yemen-new.pdf, diakses pada 10
desember 2019
5
Dominant Party Sistem adalah sistem politik ketika terdapat partai yang memenangkan pemilu secara
terus-menerus dan tampaknya tidak akan kalah dalam tahun-tahun berikutnya
6
General Peoples Congress adalah partai po;itik di Yaman. Partai ini didominasi oleh garis nasionalis, dan
ideologi resminya adalah nasionalisme Arab, mencari kesatuan arab. Partai ini adalah partai pendukung Ali
Abdullah Saleh
menangani teror, kelompok yang dipimpin oleh Husein Badroudin Al-Houthi menamakan
diri “As-Shabab Al-Mukminin” kelompok ini semakin membesar hingga hampir
keseluruhan wilayah Sa`adah. Semenjak itu kelompok As-Shabab Al-Mukminin terus
menyerang pemerintah Yaman. Hingga pada tahun 2004 pemimpin mereka Husein
Badroudin Al-Houthi tewas pada salah satu operasi Militer. Meninggalnya Husein Al-
Badroudin Al-Houthi tidak menjadikan kelompok ini semakin mengecil, justru sebaliknya
kelompok ini meluas dan membesar beranak pinak, Abdul Malik Al-Houthi adik dari
Husein Badroudin Al-Houthi mengambil kekuasaan kelompok As-Shabab Al-Mukminin.
Semenjak tahun 2004 Abdul Malik Al-Houthi mulai mengenalkan kelompok As-shabab Al-
Mukmini menjadi kelompok Al-Houthi.7

Semenjak 2004 Abdul Malik Al-Houthi mulai menyerang pemerintah, menjadi


kelompok oposisi yang sering menyerang pemerintah Ali Abdullah Saleh. Kelompok Al-
Houti semakin memiliki banyak simpatisan. Tercatat terdapat salah satu partai parlemen di
Yaman yang memiliki afiliasi dengan Houthi, partai tersebut adalah partai Al-haq.
8
Kekuasaan Ali Abdullah Saleh tidak terlalu menguntungkan banyak pihak. Rakyat Yaman
Utara menyebut pemerintahan Ali Abdullah Saleh adalah pemerontah korupsi,
pemerintahan boneka Arab Saudi dan Amerika Serikat, serta kolusi, dan banyak konflik
sosial seperti minimnya lapangan pekerjaan, sedangkan di wilayah selatan pemerintahan
Ali Abdullah Saleh dituding sebagai pemerintah yang mengeksploitasi wilayah selatan,
perbedaan pembangunan dan status ekonomi yang berbeda.

Pemerintahan Ali Abdullah Saleh juga tergolong responsif, menjadi pemimpin


Republik Yaman tentunya membutuhkan banyak hal harus diantisipasi dari kehancuran
negara. setelah konflik di di masa 1993-1994, pemerintahan Ali Abdullah Saleh
menggaungkan semangat nasional “Persatuan atau Mati” propaganda ini dilancarkan oelh
Ali Abdullah Saleh sebagai bentuk pemertahankan kekuasaan dan kesatuan Republik
Yaman. Propaganda ini juga berimplikasi dengan tertangkapnya sejumlah orang yang
menginginkan kehancuran Yaman, seperti Badroudin Houthi, Salim Al-beidh, serta Khalid
7
Asad Hashim, “Timeline: War, famine and failed talks in Yemen”, diakses dari
https://www.aljazeera.com/news/2017/12/timeline-war-famine-failed-talks-yemen-
171204155426740.html, pada 12 Desember 2019.
8
Cameron Glenn, “Who Are Yemen`s Houthis?”, dari https://www.wilsoncenter.org/article/who-are-yemens-
Houthis. Diakses pada 12 Desember 2019
Batarfi.9 Terbukti konflik yang bermunculan yang terutamanya konflik yang mengancam
kesatuan Yaman bisa diselesaikan, kecuali konflik 2011 yang membuatnya harus mundur
dari kekuasaan Presiden pada tahun 2012.

Konflik Yaman Pada Masa Ali Abdullah Saleh (2011-2012)

Konflik Yaman yang dimulai pada tahum 2011 hingga tahun 2018 adalah salah satu
konflik yang terlama semenjak unifikasi Yaman pada tahun 1990. Konflik yang dimulai
pada tahun 2011 merupakan konflik yang juga dipengaruhi oleh salah satu fenomena Arab
Spring. Demonstrasi ini bermula di ibu Kota Sana`a lalu menyebar ke beberapa kota seperti
Aden, Saa`da. Mereka memprotes pemerintah Yaman yang lemah, korupsi, kolusi serta
tidak bisa membawa masyarakat Yaman lebih baik. Pada 27 Januari 2011menjadi demo
terbesar yang terjadi selama Ali Abdullah Saleh menjabat, demonstran meneriakkan kata
“fuck off” atau “Pergi”.10 Ditunjukkan kepada Ali Abdullah Saleh untuk pergi dari istana
kepresidenan serta menaruh jabatannya. Pada 2 Februari 2011, untuk menjawab protes
yang ada Ali Abdullah Saleh menyatakan untuk tidak ikut dalam pemilu yang akan
diadakan pada tahun 2013, serta berjanji tidak akan memberikan kekuasaannya kepada
anaknya.

Pada 3 Februari 2011 sebagai bentuk kekecewaan demonstran terhadap Ali


Abdullah Saleh yang masih menginginkan menjabat hingga dua tahun (hingga pemilu
tahun 2013), demonstran terus bertambah, titik demo bertambah, bahkan keluar dari ibu
kota Yaman, seperti Aden, Taiz, Mukalla, Hudaidah, dan Saa`da. Pemerintah Yaman
mengumumkan kondisi bahaya negara, hingga 18 maret 2011. Selama masa darurat pada
saat itu, dilaporkan telah memakan korban jiwa sebanyak 52 orang. Padaa bulan April
11

2011, GCC (Gulf Cooperation Council) mengupayakan mediasi antara pemerintah dan
oposisi, tetapi Ali Abdullah Saleh membatalkan sebanyak 3 kali, hingga pada 22 Mei 2011
9
Bacroudin Al-Houthi adalah pemimpin Houthi. Salim Al-Beidh adalah mantan perdana menteri Yaman
selatan serta wakil presiden Republik Yaman pasca unifikasi Yaman, pada tah0un 1993.
10
Katherine Zimmerman, :Yemen situation Report”, dari https://www.criticalthreats.org/briefs/yemen-
situation-report/2018-yemen-crisis-situation-report-march-27. diakses pada 12 Desember 2019.
11
Noel Brehony, “The current situation in Yemen: causes and consequences:, pada
https://www.opendemocracy,net/north-africa-west-asia/noel-brehony/current-situation-in-yemen-causes.
diakses pada 12 Desember 2019
GCC sebagai mediator menyatakan pembatalan usaha mediasi antara pemerintah Yaman
dengan Oposisi.

GCC menyatakan akan mengupayakan jalan lain untuk menyelesaikan konflik ini,
sedangkan kelompok oposisi semakin kuat berkat dukungan dan sokongan dari beberapa
suku Yaman. Kekuatan oposisi Yang bertambah membuat konflik ini semakin intens
terjadi, hingga tanggal 26 Mei 2011, terdapat 12 negara menutup kedutaannya di Yaman.
12
Pada 28 Mei 2011 terjadi terjadi bentrokan yang menurut laporan telah menimbulkan
korban jiwa sebanyak 155 korban jiwa dalam 10 hari bentrokan. Pada 3 Juni 2011
kelompok oposisi dan militer mengalami bentrokan. Pada tanggal yang sama di kediaman
Presiden mendapatkan serangan bom dan melukai beberapa penjabat penting Yaman serta
melukai Ali Abdullah Saleh sendiri. Ali Abdullah Saleh sendiripun dilarikan ke Riyadh,
arab Saudi untuk mendapatkan pertolongan. Menurut laporan pada berita tahun 2011 Ali
Abdullah Saleh mendapatkan sejumlah luka serius di tangan, pundak serta bagian tubuh
lainnya13

Konflik yaman tak kunjung meredup, banyak pertempuran antara militer pemerintah
dengan kelompok oposisi, baik di Yaman Utara maupun di Yaman selatan. Buruknya
situasi nasional Yaman pada saat itu, membuat Arab Saudi dan GCC menginisiasi upaya
percepatan pemindahan kekuasaan dari Ali Abdullah Saleh kepada Abdurrabu Mansyur
Hadi. Untuk kesekian kalinya Ali Abdullah Saleh menandatangani pemindahan kekuasaan
kepada Abdurrabu Mansyur Hadi. Tepat pada 23 November 2011, Ali Abdullah Saleh
menyetujui pemindahan kekuasaan kepada wakilnya Abdurrabu Mansyur Hadi bertempat
di Riyadh, Arab Saudi. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh perwakilan PBB untuk
konflik Yaman Jamal Ben Omar di salah satu istana Kerajaan Arab Saudi dan juga
disaksikan oleh beberapa keluarga kerajaan Arab Saudi.

Pada saat yang sama, Ali Abdullah Saleh menyatakan permohonan maafnya kepada
Rakyat Yaman Atas konflik yang terjadi, dan Ali Abdullah Saleh juga berkomitmen untuk
mendukung sepenuhnya pemerintahan yang baru untuk mewujudkan keamanan bagi

12
Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Japan, Korea Selatan, Saudi Arabia, Spanyol, Turki< Uni Emirat Arab, Inggris,
Amerika Serikat. Kedutaan tersebut ditutup sejak 20 mei 2011 hingga 26 mei 2011
13
Zachary Laub, “Yemen in Crisis”, dalam https://www.cfr.org/backgrounder/yemen-crisis, diakses pada 12
Desember 2019
Yaman. Ali Abdullah Saleh dan Abdurrabu Mansyur Hadi diberikan waktu selama 3 bulan
untuk mempersiapkan pemerintahan Yaman yang baru. Proses transisi kekuasaan Presiden
Yaman berjalan dengan baik, 24 Februari 2012 Ali Abdullah Saleh mengumumkan
kemunduran dirinya sebagai presiden Yaman, dan digantikan oleh Abdurrabu Mansyur
Hadi. Sehingga Abdurrabu Mansyur Hadi resmi menjadi Presiden Yaman sejak tanggal 25
Februari 2012.

Konflik Yaman dibawah kekuasaan Abdurrabu Mansyur Hadi (2012-2017)

Setelah penandatanganan pemindahan kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh


kepada Abdurrabu Mansyur Hadi, pemerintah Yaman menyiapkan proses pemilihan umum,
dengan calon tunggal Abdurrabu Mansyur Hadi. Pada tanggal 21 Januari 2012, legislatif
Yaman memberikan hak imunitas kepada Ali Abdullah Saleh, dan menyetujui Abdurrabu
Mansyur Hadi sebagai calon tunggal. Pada hari yamg sama juga terjadi demonstrasi yang
menentang pemberian hak imunitas kepada Ali Abdullah Saleh, massa yang berkumpul
meminta Ali Abdullah Saleh untuk segera dihukum. Abdurrabu Mansyru Hadi terpilih
menjadi Presiden Yaman dan dilakukan pelantikan pada 27 Februari 2012, Ali Abdullah
Saleh juga turut datang dan memberikan dukungannya kepada Abdurrabu Mansyur Hadi
sendiri.14

Pasca kemunduran Ali Abdullah Saleh, pemerintahan Abdurrabu Mansyur Hadi


tidak memiliki banyak legitimasi dari rakyatnya. Banyak kelompok yang sebelumnya
mendukung pemerintahan Yaman dibawah kekuasaan Ali Abdullah Saleh menarik
dukungan ke Pemerintahan Abdurrabu Mansyur Hadi. Mereka dikenal dengan kelompok
yang pro terhadap Ali Abdullah Saleh. Ali Abdullah Saleh dikenal memiliki banyak
simpatisan di Utara dan selatan Yaman, mundurnya Ali Abdullah saleh menimbulkan satu
Aktor baru dalam Konflik ini.

Kekuatan Houthi semakin besar ketikaa Ali Abdullah Saleh dan simpatisannya
masuk kedalam gerakan menentang pemerintah Yaman. Pada 9 juli 2014, pemerintah
Yaman diberikan saran oleh IMF untuk memotong subsidi BBM. Membuat harga BBM

14
Steven A. Cook dkk, “Global Conflict Tracker: War in Yemen”, pada
https://www.cfr.org/interactives/global-conflict-tracker#!/conflict/war-in-yemen. diakses pada 13
Desember 2019
dipasaran Yaman menjadi Naik dan berimbas kepada biaya hidup yang semakin tinggi. 18
Agustus 2014, para demonstran dan kelompok Houthi berunjuk rasa atas pemotongan
subsidi BBm.15 Keikutsertaan Houthi membuatnya memiliki banyak simpatisan. Houthi
yang telah memiliki banyak simpatisan di Sana`a lalu mengubah isu demo mengenai
subsidi BBM menjadi Reformasi Pemerintahan.

Houthi yang telah banyak memiliki simpatisan di Sana`a, mulai menguasai


beberapa titik di Sana`a. Agustus – september 2014, pemerintah Yaman banyak
mendapatkan serangan dari Houthi. Houthi terus menerus mendapatkan banyak dukungan
dari masyarakat Sana`a dengan membawa isu kemiskinan, pendidikan, ekonomi, dan
reformasi Pemerintahan. Januari 2015 Houthi menyatakan telah menguasai ibu kota Sana`a,
Houthi banyak mendapatkan perlawanan dari pemerintah Yaman. Hingga puncaknya, 20
Januari 2015 Houthi telah mengepung istana kepresidenan Yaman. Pada saat itu, Houthi
dan pemerintah Yaman melakukan genjatan senjata. Pada 22 januari 2015, pemerintah
Yaman mengajukan kompromi terhadap Houthi dengan menawarkan bentuk pemerintahan
baru dan amandemen. Pihak Houthi menolak tawaran tersebut dan terus menerus
menyerang gedung pemerintahan ddan menguasai Sana`a.

Presiden Abdurrabu Mansyur Hadi beserta menterinya mengundurkan diri, Houthi


yang telah menguasai Sana`a mendeklarasikan pemerintahan baru dengan nama komite
Revolusioner, Muhammad Ali Al-Houthi sebagai pemimpin, Houthi menyatakan
pemerintahanYaman berada dibawah kekuasaan Houthi, dan pemerintahan Abdurrabu
Mansyur Hadi telah selesai pada 23 Januari 2015.

Abdurrabu Mansyur Hadi dan sejumlah petinggi Yaman terbang menuju Arab Saudi
pada tanggal 23 Januari 2015. Kekosongan pemerintahan Yaman dan deklarasi Houthi
mendapatkan banyak penolakan di wilayah Yaman Selatan, AQAP dan STC menolak
pemerintahan Houthi. Pada 24 Februari 2015, Abdurrabu Mansyur Hadi dan sejumlah
menteri lainnya kembali ke Aden, dan menarik pernyataan kemunduran dirinya dan
menyatakan pemerintahan Yaman yang sah berpusat di Aden.16

15
Mark Corcoran, “Timeline: A centuryof conflictin Yemen”, pada https://www.abc.net.au/news/2015-04-
15/yemen-a-century-of-conflict. diakses pada 13 Desember 2019
16
Aden adalah salah satu kota di Yamen selatan, kota terbesar kedua di Yaman dan pernah menjadi pusat
pemerintahan Republik Yaman Selatan (1967-1990).
Konflik di Yaman semakin parah dan telah merambah kepada Konflik regional,
Houthi di utara menyerang daratan dan perbatasan Arab Saudi. Pada bagian Yaman selatan
AQAP juga melancarkan serangan ke pemerintah dan Houthi. STC yang memiliki banyak
pendukung di Aden, merasa tidak satu arah dengan pemerintah Yaman sementara di Aden.
PBB mengupayakan jalan damai antara pemerintah Yaman dibawah kekuasaan Abdurrabu
Mansyur Hadi dengan Kelompok Houthi. Tetapi kedua belah pihak tidak menyatakan
setuju. Pemerintahan Abdurrabu Mansyur Hadi dituduh tunduk pada Arab Saudi, negara
teluk dan Amerika Serikat oleh Houthi. Pemerintahan Yaman dibawah kekuasaan
Abdurrabu Mansyur Hadi menuduh Houthi mendapatkan dukungan dari Iran dan Hezbollah
dari Iraq dan Lebanon.

Konflik yang telah berjalan hampir 10 tahun, tentu memiliki beberapa dampak,
yang pertama dampak konflik pada tingkat Domestik dan kedua dampak Sosial.

 Dampak domestik
Yaman yang tak kungjung menemukan titik damai ini tentu memiliki damapak
bagi kehidupan masyarakat sipil Yaman, dimana masyarakat sipil yang menjadi
korban utama konflik ini. Sosial, kesehatan, ekonomi juga menjadi bagian yang
paling parah yang dialami masyarakat Yaman akibat perang.
 Dampak Sosial
Sebagai negara dengan jumlah penduduk 27 juta jiwa, tentunya dampak dari
konflik ini juga tinggi. Tiga juta masyarakat Yaman menjadi terlantar, karena
rumah yang mereka miliki telah hancur akibat perang selama ini. Empat juta
masyarakat Yaman tinggal didalam rumah yang tidak layak huni. Selain itu, mereka
harus hidup dibawah garis kemiskinan17 Dua Puluh Juta rakyat Yaman
membutuhkan bantuan kemanusiaa, baik dari segi ekonomi, pangan, kesehatan dan
edukasi. Sekitar 2,7% umur sekolah tidak bisa mendapatkan akses pendidikan. 2,3
juta masyarakat Yaman dibawah umur 17 tahun membutuhkan edukasi dasar
pendidikan, mayoritas adalah mereka yang lahir pasca konflik 2011.

17
“Yemen conflict: How bad is the humanitarian crisis?”, pada https://www.bbc.com/news/world-middle-
east. diakses pada 13 Desember 2019
Dukumgan Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman

Arab Saudi menyatakan bahwa mereka memiliki kepentingan untuk melindungi


pemerintahan yang sah di Yaman. Raja Salman kemudian menggalang operasi gabungan
bersama 10 negara Timur Tengah lainnya. Meski begitu, serangan ini dikabarkan mendapat
restu dari Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Hal lain yang mendasari Arab Saudi
dalam melakukan intervensi dalam perang Yaman ini akibat adanya surat resmi yang
dikirimkan oleh Presiden Yaman Mansour Hadi yang ditujukan kepada kepala-kepala
negara teluk untuk meminta bantuan militer dalam membantu menyelesaikan konflik yang
terjadi antara Pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Syiah Houthi. Berdasarkan
surat inilah Arab Saudi bersama negara teluk lainnya memberikan bantuan dalam bentuk
keamanan terhadap pemerintahan Yaman untuk mengatasi konflik yang sedang genting di
Yaman.

Arab Saudi mulai dari mengirimkan bantuan alat perang dan pesawat tempur,
pasukan keamanan, bantuan ekonomi, dan pertemuan konferensi Friends Of Yemen yang
diusulkan Arab Saudi dalam menghadapi konflik internal yang sedang terjadi di Yaman.

Dukungan Militer Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman

Dalam bidang militer dan keamanan, Arab Saudi telah berperan dalam stabilitas
keamanan kawasan, dan Arab Saudi juga memiliki kekuatan militer yang cukup besar dan
teknologi militer yang didukung oleh negara-negara major power seperti Inggris dan
Amerika Serikat. Kedua negara tersebut merupakan mitra Arab Saudi, tidak hanya dalam
bidang perdagangan dan energitetapi juga dalam bidang teknologi dan militer. Kekuatan
ekonomi dan perdagangan, dan potensi militer yang dimiliki Arab Saudi telah menjadi
modal dalam pilihan politiknya yang proaktif di Timur Tengah pemerintahan Yaman yang
sama-sama berideolgi sunni dengan Arab Saudi merupakan Salah Satu alasan yang
mendorong Arab Saudi membantu Yaman dalam Konflik internal untuk melawan
pemberontak syiah Houthi yang dibantu oleh pemerintah Iran.

Bantuan Alat Perang


Arab Saudi mengirimkan senjata dan amunisi nutuk pejuang pro-pemerintah Yaman
di kota Taiz, kota yang dikepung oleh oeleh milisi Syiah Houthi. Pesawat koalisi
menerjunkan tiga paket pengiriman senjata dan amunisi termasuk peluncur RPG dan
berbagai senjata lainnya untuk membantu pejuang di barat daya kota Taiz. Airdrop
berlangsung sebelum fajar pada hari Selasa dan Rabu tanggal 24 dan 25 Maret 2015. Arab
Saudi kemudian juga mengirimkan bantuan peralatan militer baru, termasuk Tank dan
kendaraan lapis baja ke Yaman untuk menyokong para loyalis pro-pemerintah Yaman yang
sedang memerangi [emberontak Syiah Houthi.18

Operasi Militer

Pada tanggal 8 September 2015, koalisi negara teluk pimpinan Arab Saudi
menempatkan sekitar 10.000 tentara di Yaman, melalui pemberitaan Al Jazeera. Koalisi ini
mengambil kebijakan tersebut setelah pemberontak Syiah Houthi menewaskan 60 tentara
Teluk pada 6 September 2015. Selain itu, koalisi Teluk juga akan meningkatkan serangan
udara di ibukota Yaman, Sana`a yang telah dikuasai oleh pemberontak Syiah Houthi sejak
tahun 2014. Selain itu, surat kabar milik pemerintah Arab Saudi, memberitakan bahwa
sejumlah tentara dari Mesir dan 6.000 pasukan dari sudan akan segera bergabung untuk
bertempur di Yaman.

Bantuan Ekonomi Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman

Paket bantuan ini disalurkan melalui Program Pembangunan Badan PPB UNDP
(United Nations Development Program) untuk membantu daerah pertanian dan produsen
makanan di Yaman. Raja Salman juga menyetujui paket bantuan senilai 22,2 juta dolar AS
melalui badan kesehatan dunia WHO (world health organization), Arab Saudi bahkan
memberikan tiga juta barel minyak mentah dan 500.000 ton bahan bakar untuk pemerintah
Yaman pada bulan Januari dan Februari 201219. Pada 18 April 2015 lalu, Arab Saudi telah
berkomitmen untuk menyerahkan bantuan senilai 274 juta dolar AS yang dibutuhkan PBB
untuk menyediakan bantuan darurat bagi korban perang di Yaman.

18
B Kunto Wibisomo, Bantuan Militer Mengalir Ke Yaman Dari Arab Saudi,
http://www.antaranews.com/berita/511010/bantuan-militer-mengalir-ke-yaman-dari-arab-saudi. diakses
pada 13 Desember 2019
19
http://Al-Arabia.net. on jun 22, 201. Diakses pada 13 desember 2019
Dukungan Diplomatik Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman

Arab saudi yang merupakan ketua Dewan Kerjasama Teluk berinisiatif untuk
melakukan perundingan yang membahas transisi kekuasaan Ali Abdullah Saleh dengan
negara teluk lainnya dan dewan keamanan PBB. Pada tanggal 10 April 2011 perundingan
dilaksanakan dan menghasilkan sebuah proposal yang berisikan bahwa Ali Abdullah Saleh
harus menyerahkan kekuasaannya kepada wakilnya yaitu Abdurrabu Mansour Hadi, namun
sebagai imbalannya Ali Abdullah Saleh beserta kerabatnya diberikan kekebalan hukum
terhadap apa yang dilakukannya selama ini. Pada pertemuan ini sebanyak 14 negara
memberikan dukungan kecuali Rusia yang memilih untuk abstain, Resolusi ini juga
menyerukan evakuasi kepada warga asing, pekerja bantuan, dan diplomat yang tengah
berada di Yaman.20

Pada tanggal 8 Mei 2015, Arab Saudi mengusulkan genjatan senjata selama lima
hari untuk memungkinkan badan bantuan memasuki wilayah Yaman agar dapat
menyalurkan bantuan kepada warga sipil. Genjatan ini ditempuh setelah serangan udara
selama beberapa yang dilakukan oleh koalisi Arab Saudi berlangsung dengan sasaran
menyerang kelompok pemberontak Syiah Houthi. Usulan genjatan senjata ini diajukan oleh
Arab Saudi dengan syarat bahwa kelompok pemberontak Syiah Houthi sepakat untuk
meletakkan senjata, para pekerja sosial telah berulang kali memperingatkan bahwa perang
ini akan memperburuk kondisi warga sipil di Yaman. Banyak penduduk yang mengalami
kekurangan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. 21

Respon Pemerintah Yaman Terhadap Intervensi Dari Arab Saudi Dalam Konflik
Internal Di Yaman

20
Jurnal Islam.com, Kronologi Serangan Pasukan Koalisi Arab Saudi Di Yaman, pada
http://www.jurnalislam.com/topikpilihan/read/38/.html diakses pada 13 Desember 2019
21
Panji Islam, Saudi Ajukan Genjatan Senjata Guna Memudahkan Bantuan Masuk,
http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2015/05/08/69420/saudi-ajukan-genjatan-senjata-
guna-memudahkan-bantuan-masuk.html diakses pada 13 Desember 2019.
Pemerintah Yaman tentu menjadi Aktor kunci, dimana kekuasaan dan legitimasi
pemerintah Yaman menjadi Korban. Sejak revolusi tahun 2011 hingga intervensi militer
Arab Saudi dan koalisi berjalan tahun 2015, pemerintah Yaman menjadi salah satu pusat
konflik. Pemerintah yaman menghadapi Houthi, AQAP, STC yang mengancam legitimasi
pemerintah Yaman dan kesatuan Yaman. Terutama sejak Ibu kota Sana`a pada tahun 2015
dikuasai oleh Houthi, hingga mengalami kekosongan kekuasaan yang kemudian hari
beralih ke Aden. Pemerintah Yaman menjadi Aktor Utama dalam konflik Yaman, hingga
Arab Saudi dan Koalisi membantu pemerintah Yaman dalam mendapatkan legitimasi, dan
kekuasaan atas wilayah Yaman kembali.

Melihat konflik internal yang sedang terjadi di Yaman ini dan Melalui penjelasan-
penjelasan yang tertera diatas penulis berpendapat tentunya Pemerintah Yaman sangat
membutuhkan Intervensi atau Bantuan dari negara lain untuk mengatasi konflik yang tak
berujung ini agar Kapal besar bernama Yaman ini dapat berlayar kembali. Presiden
Mansour Hadi mengatakan: “Intervensi dibutuhkan untuk menghentikan pemberontak”.
Tentunya Pemerintah Yaman akan sangat mendukung sepenuhnya Intervensi dari Arab
Saudi, Bahkan Pemerintah Yaman sendiri yang mendesak Arab Saudi untuk segera
mengintervensi negaranya22. Pemerintah yaman sudah lama Rindu akan Kedamaian. Tidak
ada Satu negara pun di muka bumi ini yang ingin meilhat perang Saudara terjadi di
negaranya bahkan sang Proklamator Indonesia atau Presiden Indonesia yang pertama yakni
Ir. Soekarno Sampai mengalah dan merelakan jabatannya sebagai seorang Presiden
digantikann oleh Soeharto Agar tidak terjadi pertumpahan darah dan Perang Saudara terjadi
di Indonesia.

22
https://www.liputan6.com/global/read/4050980/presiden-yaman-minta-saudi-intervensi-negaranya-
yang-sedang-kacau diakses pada 13 Desember 2019
DAFTAR PUSTAKA

Mohtar Mas’oed, 1989, studi hubungan internasional:Tingkat Analisis dan Teorisasi,


Yogyakarta, Rancang Sampul, hal. 116

Richard C. Snyder, H.W. Bruck dan Burton Sapin, “The Decision Making Approach to the
study of International Politics”, dalam International Politics dan Foreign Policy, James N.
Rosenau (ed.) (New York: Free Press, 1969), hlm 199.

Paul R, Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism,
and Globalism (New York: Macmillan, 1990), hlm. 199.

“Country Profile: Yemen”, pada https://www.loc.gov/rr/frd/cs/profiles/yemen-new.pdf,


diakses pada 10 desember 2019

Dominant Party Sistem adalah sistem politik ketika terdapat partai yang memenangkan
pemilu secara terus-menerus dan tampaknya tidak akan kalah dalam tahun-tahun berikutnya

General Peoples Congress adalah partai po;itik di Yaman. Partai ini didominasi oleh garis
nasionalis, dan ideologi resminya adalah nasionalisme Arab, mencari kesatuan arab. Partai
ini adalah partai pendukung Ali Abdullah Saleh

Asad Hashim, “Timeline: War, famine and failed talks in Yemen”, diakses dari
https://www.aljazeera.com/news/2017/12/timeline-war-famine-failed-talks-yemen-
171204155426740.html, pada 12 Desember 2019.

Cameron Glenn, “Who Are Yemen`s Houthis?”, dari


https://www.wilsoncenter.org/article/who-are-yemens-Houthis. Diakses pada 12 Desember
2019

Bacroudin Al-Houthi adalah pemimpin Houthi. Salim Al-Beidh adalah mantan perdana
menteri Yaman selatan serta wakil presiden Republik Yaman pasca unifikasi Yaman, pada
tah0un 1993.

Katherine Zimmerman, :Yemen situation Report”, dari


https://www.criticalthreats.org/briefs/yemen-situation-report/2018-yemen-crisis-situation-
report-march-27. diakses pada 12 Desember 2019.
Noel Brehony, “The current situation in Yemen: causes and consequences:, pada
https://www.opendemocracy,net/north-africa-west-asia/noel-brehony/current-situation-in-
yemen-causes. diakses pada 12 Desember 2019

Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Japan, Korea Selatan, Saudi Arabia, Spanyol, Turki< Uni
Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat. Kedutaan tersebut ditutup sejak 20 mei 2011 hingga
26 mei 2011

Zachary Laub, “Yemen in Crisis”, dalam https://www.cfr.org/backgrounder/yemen-crisis,


diakses pada 12 Desember 2019

Steven A. Cook dkk, “Global Conflict Tracker: War in Yemen”, pada


https://www.cfr.org/interactives/global-conflict-tracker#!/conflict/war-in-yemen. diakses
pada 13 Desember 2019

Mark Corcoran, “Timeline: A centuryof conflictin Yemen”, pada


https://www.abc.net.au/news/2015-04-15/yemen-a-century-of-conflict. diakses pada 13
Desember 2019

Aden adalah salah satu kota di Yamen selatan, kota terbesar kedua di Yaman dan pernah
menjadi pusat pemerintahan Republik Yaman Selatan (1967-1990).

“Yemen conflict: How bad is the humanitarian crisis?”, pada


https://www.bbc.com/news/world-middle-east. diakses pada 13 Desember 2019

B Kunto Wibisomo, Bantuan Militer Mengalir Ke Yaman Dari Arab Saudi,


http://www.antaranews.com/berita/511010/bantuan-militer-mengalir-ke-yaman-dari-arab-
saudi. diakses pada 13 Desember 2019

http://Al-Arabia.net. on jun 22, 201. Diakses pada 13 desember 2019

Jurnal Islam.com, Kronologi Serangan Pasukan Koalisi Arab Saudi Di Yaman, pada
http://www.jurnalislam.com/topikpilihan/read/38/.html diakses pada 13 Desember 2019

Panji Islam, Saudi Ajukan Genjatan Senjata Guna Memudahkan Bantuan Masuk,
http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2015/05/08/69420/saudi-ajukan-
genjatan-senjata-guna-memudahkan-bantuan-masuk.html diakses pada 13 Desember 2019.

https://www.liputan6.com/global/read/4050980/presiden-yaman-minta-saudi-intervensi-
negaranya-yang-sedang-kacau diakses pada 13 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai