Linggar Apln
Linggar Apln
Oleh:
Arshi Jaya Linggar Jati
Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62, Gomong, Selaparang, NTB. 83115
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana Respon pemerintah
Yaman terhadap intervensi dari Arab Saudi. Yaman merupakan negara yang terletak di
kawasan Timur Tengah, lebih tepatnya di sebelah selatan Arab Saudi. Yaman merupakan
negara yang penuh dengan konflik. Konflik internal di Yaman melibatkan banyak pihak,
namun terdapat dua kelompok yang menjadi dua kekuatan besar dalam konflik tersebut,
yaitu pemerintah Yaman dan kelompok pemberontak Houthi. Konflik di Yaman yang
berkepanjangan menyebabkan timbulnya kekhawatiran negara-negara tetangga akan
terganggunya stabulitas keamanan terutama keamanan di kawasan Timur Tengah. Salah
satu negara yang terlibat dalam konflik di Yaman adalah Arab Saudi. Dalam konflik
Yaman terdapat satu hal yang menarik, yaitu intensitas keterlibatan Arab Saudi dalam
konflik tersebut. Arab saudi dikenal cukup pasif dalam menanggapi isu-isu konflik di
Timur Tengah. Namun ketika Yaman dilanda konflik perang saudara, Arab Saudi llangsung
merespon dengan cepat dan bahkan Arab Saudi mengambil peran sebagai pemimpin koalisi
anti pemberontak serta mengajak negara-negara kawasan Teluk dan dunia internasional
untuk turut andil untuk menyelesaikan konflik di Yaman.
Yaman di bawah kepemimpinan Abd Rabbuh Mansur Hadi bekerja sama dengan
Arab Saudi untuk memulihkan keadaan di Yaman yang hampir diambil alih oleh kelompok
pemberontak Houthi. Pada tanggal 26 Maret 2015, Arab Saudi melakukan serangan yang
disebut Operation Decisice Storm (ODS). Penyerangan ini bertujuan untuk melawan kudeta
Houthi di Yaman dan mendukung pemerintahan Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansur
Hadi secara sah. Kebijakan luar negeri Arab Saudi yang kental dengan upaya-upaya
perdamaian menunjukkan sikap yang berbeda dalam konflik yang terjadi di Yaman, dilihat
dari Arab Saudi yang memiliki wilayah yang berbatasan langsung dengan Yaman, Arab
Saudi mengkhawatirkan pemberontakan tersebut akan mengganggu wilayahnya. Hal
tersebut juga yang mendasari Arab Saudi melakukan inetervensi terhadap konflik di
Yaman.
Intervensi militer Arab Saudi yang disebut dengan (ODC) itu ditandai ketika Houthi
ingin menguasai wilayah Aden yang pada saat itu menjadi pusat pemerintahan Yaman.
Operasi ini berjalan selama satu bulan. Hasil dari operasi ini adalah kembalinya beberapa
wilayah yang telah dikuasai oleh houthi seperti di Taiz, dan Aden. Konflik Yaman yang
sudah terjadi saat ini merupakan puncak dari gejolak yang yang telah terjadi selama
bertahun-tahun. Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk menjelaskan Respontibilitas dari
Pemerintah Yaman terhadap intervensi Arab Saudi dalam gerakan perlawanan Al-Houthi
yang ingin merebut kekuasaan tertinggi di Yaman.
Rumusan Masalah
Melalui penjelasan singkat dari latar belakang, maka pertanyaan yang akan
dirumuskan dalam pembahasan penelitian ini adalah:
Kerangka Teori
Politik luar negeri yaitu sebuah strategi untuk mencapai tujuan dalam negeri maupun
luar negeri dan juga menentukan keterlibatan suatu Negara pada isu-isu internasional atau
lingkungan sekitarnya. Setiap Negara memiliki politik luar negeri yang tentunya berbeda-
beda tergantung dari tujuan Negara tersebut, penulis disini menggunakan teori pengambilan
keputusan luar negeri menurut Richard Snyder untuk menjelaskan apa yang telah
melatarbelakangi dari kebijakan yang telah dibuat. Richard Snyder adalah seorang teoritisi
yang telah mempelopori pendekatan pembuatan keputusan dalam analisis politik luar
negeri. 1
Menurut Richard Snyder (1960), proses pengambilan keputusan luar negeri dapat
dipengaruhi oleh external dan internal setting dalam mempengaruhi perilaku politik luar
negeri suatu Negara. Selain itu, penelitian Richard Snyder juga mempertimbangkan
karakteristik situasional ketika mengambil keptusan sedang berlangsung, contohnya apakah
proses pengambilan keputusan itu dibuat dalam situasi tertekan, krisis atau beresiko.
1
Mohtar Mas’oed, 1989, studi hubungan internasional:Tingkat Analisis dan Teorisasi, Yogyakarta, Rancang
Sampul, hal. 116
memberikan respon. Reaksi negara B ini akan menstimulus negara A memberikan respon
sebaliknya. Begitu seterusnya sehingga aksi timbal balik ini membentuk pola interaksi antar
negara.2
Dalam tulisan ini penulis akan menjelaskan tentang mengapa pemerintah Yaman
meminta Arab Saudi untuk mengintervensi konflik internal yang sedang terjadi di Yaman.
Maka dari itu, penulis akan menggunakan teori Richard Snyder karena teori ini
menjelaskan suatu Negara dalam memberikan kebijakannya akan dipengaruhi oleh
pengambilan keputusan berdasarkan exsternal dan internal setting.
PEMBAHASAN
Sejarah Yaman
Yaman adalah negara yang berada di kawasan negara Teluk Arab, berbatasan
langsung dengan Arab Saudi, di sebelah utara, Oman di sebelah timur, Teluk Aden di
sebelah selatan, Laut Merah dan Bab Al-Mandab di sebelah barat. Republik Yamanberdiri
pada 22 Mei 1990, menyatukan dua negara yaitu Yemen Arab Republic (Yaman Utara) dan
Peoples Democratic Republic of Yemen (Yaman Selatan). Sejak penyatuan tersebut
2
Richard C. Snyder, H.W. Bruck dan Burton Sapin, “The Decision Making Approach to the study of
International Politics”, dalam International Politics dan Foreign Policy, James N. Rosenau (ed.) (New York:
Free Press, 1969), hlm 199.
3
Paul R, Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism, and Globalism (New
York: Macmillan, 1990), hlm. 199.
Jenderal Ali Abdullah Saleh menjadi Preside Republik Yaman yang pertama serta menjadi
perwakilan dari Yaman Utara. Sedangkan jabatan Perdana Menteri oleh Ali Salim Al-Beidh
yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri Republik Yaman Selatan.4
Pada tahun 1993, tiga tahun setelah penyatuan Republik Yaman konflik nasional
berkembang. Ali Salim Al-beidh menyatakan Yaman bagian selatan menyatakan berpisah
dari Republik Yaman. Ali Salim Al-Beidh merasa Yaman Selatan termarjinalkan oleh
kekuasaan Republik Yaman , kesenjangan dan status sosial masyarakat selatan berbanding
terbalik dengan masyarakat di Utara. Pernyataan ini ditentang oleh kelompok pro unifikasi
Yaman dan Ali Abdullah Saleh. Untuk menghentikan konflik ini, maka banyak agenda
untuk menyelamatkan Republik Yaman, seperti perjanjian perdamaian antara Ali Abdullah
Saleh dan kelompok Yaman Selatan di Amman, Yordania. Dilain sisi, usaha pendirian
Republik Yaman Selatan juga tidak mendapatkan dukungan dari dunia internasional.
Pemimpin Partai Sosialis Arab Yaman serta Perdana Menteri Yaman Selatan Ali Nassir
Muhammad ditangkap oleh militer Yaman
Pada tahun 2003 demonstrasi anti pemerintahan Amerika Serikat atas invasi mereka
ke Iraq serta masuknya Reoublik Yaman dalam kelompok Pro Amerika Serikat dalam
4
“Country Profile: Yemen”, pada https://www.loc.gov/rr/frd/cs/profiles/yemen-new.pdf, diakses pada 10
desember 2019
5
Dominant Party Sistem adalah sistem politik ketika terdapat partai yang memenangkan pemilu secara
terus-menerus dan tampaknya tidak akan kalah dalam tahun-tahun berikutnya
6
General Peoples Congress adalah partai po;itik di Yaman. Partai ini didominasi oleh garis nasionalis, dan
ideologi resminya adalah nasionalisme Arab, mencari kesatuan arab. Partai ini adalah partai pendukung Ali
Abdullah Saleh
menangani teror, kelompok yang dipimpin oleh Husein Badroudin Al-Houthi menamakan
diri “As-Shabab Al-Mukminin” kelompok ini semakin membesar hingga hampir
keseluruhan wilayah Sa`adah. Semenjak itu kelompok As-Shabab Al-Mukminin terus
menyerang pemerintah Yaman. Hingga pada tahun 2004 pemimpin mereka Husein
Badroudin Al-Houthi tewas pada salah satu operasi Militer. Meninggalnya Husein Al-
Badroudin Al-Houthi tidak menjadikan kelompok ini semakin mengecil, justru sebaliknya
kelompok ini meluas dan membesar beranak pinak, Abdul Malik Al-Houthi adik dari
Husein Badroudin Al-Houthi mengambil kekuasaan kelompok As-Shabab Al-Mukminin.
Semenjak tahun 2004 Abdul Malik Al-Houthi mulai mengenalkan kelompok As-shabab Al-
Mukmini menjadi kelompok Al-Houthi.7
Konflik Yaman yang dimulai pada tahum 2011 hingga tahun 2018 adalah salah satu
konflik yang terlama semenjak unifikasi Yaman pada tahun 1990. Konflik yang dimulai
pada tahun 2011 merupakan konflik yang juga dipengaruhi oleh salah satu fenomena Arab
Spring. Demonstrasi ini bermula di ibu Kota Sana`a lalu menyebar ke beberapa kota seperti
Aden, Saa`da. Mereka memprotes pemerintah Yaman yang lemah, korupsi, kolusi serta
tidak bisa membawa masyarakat Yaman lebih baik. Pada 27 Januari 2011menjadi demo
terbesar yang terjadi selama Ali Abdullah Saleh menjabat, demonstran meneriakkan kata
“fuck off” atau “Pergi”.10 Ditunjukkan kepada Ali Abdullah Saleh untuk pergi dari istana
kepresidenan serta menaruh jabatannya. Pada 2 Februari 2011, untuk menjawab protes
yang ada Ali Abdullah Saleh menyatakan untuk tidak ikut dalam pemilu yang akan
diadakan pada tahun 2013, serta berjanji tidak akan memberikan kekuasaannya kepada
anaknya.
2011, GCC (Gulf Cooperation Council) mengupayakan mediasi antara pemerintah dan
oposisi, tetapi Ali Abdullah Saleh membatalkan sebanyak 3 kali, hingga pada 22 Mei 2011
9
Bacroudin Al-Houthi adalah pemimpin Houthi. Salim Al-Beidh adalah mantan perdana menteri Yaman
selatan serta wakil presiden Republik Yaman pasca unifikasi Yaman, pada tah0un 1993.
10
Katherine Zimmerman, :Yemen situation Report”, dari https://www.criticalthreats.org/briefs/yemen-
situation-report/2018-yemen-crisis-situation-report-march-27. diakses pada 12 Desember 2019.
11
Noel Brehony, “The current situation in Yemen: causes and consequences:, pada
https://www.opendemocracy,net/north-africa-west-asia/noel-brehony/current-situation-in-yemen-causes.
diakses pada 12 Desember 2019
GCC sebagai mediator menyatakan pembatalan usaha mediasi antara pemerintah Yaman
dengan Oposisi.
GCC menyatakan akan mengupayakan jalan lain untuk menyelesaikan konflik ini,
sedangkan kelompok oposisi semakin kuat berkat dukungan dan sokongan dari beberapa
suku Yaman. Kekuatan oposisi Yang bertambah membuat konflik ini semakin intens
terjadi, hingga tanggal 26 Mei 2011, terdapat 12 negara menutup kedutaannya di Yaman.
12
Pada 28 Mei 2011 terjadi terjadi bentrokan yang menurut laporan telah menimbulkan
korban jiwa sebanyak 155 korban jiwa dalam 10 hari bentrokan. Pada 3 Juni 2011
kelompok oposisi dan militer mengalami bentrokan. Pada tanggal yang sama di kediaman
Presiden mendapatkan serangan bom dan melukai beberapa penjabat penting Yaman serta
melukai Ali Abdullah Saleh sendiri. Ali Abdullah Saleh sendiripun dilarikan ke Riyadh,
arab Saudi untuk mendapatkan pertolongan. Menurut laporan pada berita tahun 2011 Ali
Abdullah Saleh mendapatkan sejumlah luka serius di tangan, pundak serta bagian tubuh
lainnya13
Konflik yaman tak kunjung meredup, banyak pertempuran antara militer pemerintah
dengan kelompok oposisi, baik di Yaman Utara maupun di Yaman selatan. Buruknya
situasi nasional Yaman pada saat itu, membuat Arab Saudi dan GCC menginisiasi upaya
percepatan pemindahan kekuasaan dari Ali Abdullah Saleh kepada Abdurrabu Mansyur
Hadi. Untuk kesekian kalinya Ali Abdullah Saleh menandatangani pemindahan kekuasaan
kepada Abdurrabu Mansyur Hadi. Tepat pada 23 November 2011, Ali Abdullah Saleh
menyetujui pemindahan kekuasaan kepada wakilnya Abdurrabu Mansyur Hadi bertempat
di Riyadh, Arab Saudi. Penandatanganan ini juga disaksikan oleh perwakilan PBB untuk
konflik Yaman Jamal Ben Omar di salah satu istana Kerajaan Arab Saudi dan juga
disaksikan oleh beberapa keluarga kerajaan Arab Saudi.
Pada saat yang sama, Ali Abdullah Saleh menyatakan permohonan maafnya kepada
Rakyat Yaman Atas konflik yang terjadi, dan Ali Abdullah Saleh juga berkomitmen untuk
mendukung sepenuhnya pemerintahan yang baru untuk mewujudkan keamanan bagi
12
Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Japan, Korea Selatan, Saudi Arabia, Spanyol, Turki< Uni Emirat Arab, Inggris,
Amerika Serikat. Kedutaan tersebut ditutup sejak 20 mei 2011 hingga 26 mei 2011
13
Zachary Laub, “Yemen in Crisis”, dalam https://www.cfr.org/backgrounder/yemen-crisis, diakses pada 12
Desember 2019
Yaman. Ali Abdullah Saleh dan Abdurrabu Mansyur Hadi diberikan waktu selama 3 bulan
untuk mempersiapkan pemerintahan Yaman yang baru. Proses transisi kekuasaan Presiden
Yaman berjalan dengan baik, 24 Februari 2012 Ali Abdullah Saleh mengumumkan
kemunduran dirinya sebagai presiden Yaman, dan digantikan oleh Abdurrabu Mansyur
Hadi. Sehingga Abdurrabu Mansyur Hadi resmi menjadi Presiden Yaman sejak tanggal 25
Februari 2012.
Kekuatan Houthi semakin besar ketikaa Ali Abdullah Saleh dan simpatisannya
masuk kedalam gerakan menentang pemerintah Yaman. Pada 9 juli 2014, pemerintah
Yaman diberikan saran oleh IMF untuk memotong subsidi BBM. Membuat harga BBM
14
Steven A. Cook dkk, “Global Conflict Tracker: War in Yemen”, pada
https://www.cfr.org/interactives/global-conflict-tracker#!/conflict/war-in-yemen. diakses pada 13
Desember 2019
dipasaran Yaman menjadi Naik dan berimbas kepada biaya hidup yang semakin tinggi. 18
Agustus 2014, para demonstran dan kelompok Houthi berunjuk rasa atas pemotongan
subsidi BBm.15 Keikutsertaan Houthi membuatnya memiliki banyak simpatisan. Houthi
yang telah memiliki banyak simpatisan di Sana`a lalu mengubah isu demo mengenai
subsidi BBM menjadi Reformasi Pemerintahan.
Abdurrabu Mansyur Hadi dan sejumlah petinggi Yaman terbang menuju Arab Saudi
pada tanggal 23 Januari 2015. Kekosongan pemerintahan Yaman dan deklarasi Houthi
mendapatkan banyak penolakan di wilayah Yaman Selatan, AQAP dan STC menolak
pemerintahan Houthi. Pada 24 Februari 2015, Abdurrabu Mansyur Hadi dan sejumlah
menteri lainnya kembali ke Aden, dan menarik pernyataan kemunduran dirinya dan
menyatakan pemerintahan Yaman yang sah berpusat di Aden.16
15
Mark Corcoran, “Timeline: A centuryof conflictin Yemen”, pada https://www.abc.net.au/news/2015-04-
15/yemen-a-century-of-conflict. diakses pada 13 Desember 2019
16
Aden adalah salah satu kota di Yamen selatan, kota terbesar kedua di Yaman dan pernah menjadi pusat
pemerintahan Republik Yaman Selatan (1967-1990).
Konflik di Yaman semakin parah dan telah merambah kepada Konflik regional,
Houthi di utara menyerang daratan dan perbatasan Arab Saudi. Pada bagian Yaman selatan
AQAP juga melancarkan serangan ke pemerintah dan Houthi. STC yang memiliki banyak
pendukung di Aden, merasa tidak satu arah dengan pemerintah Yaman sementara di Aden.
PBB mengupayakan jalan damai antara pemerintah Yaman dibawah kekuasaan Abdurrabu
Mansyur Hadi dengan Kelompok Houthi. Tetapi kedua belah pihak tidak menyatakan
setuju. Pemerintahan Abdurrabu Mansyur Hadi dituduh tunduk pada Arab Saudi, negara
teluk dan Amerika Serikat oleh Houthi. Pemerintahan Yaman dibawah kekuasaan
Abdurrabu Mansyur Hadi menuduh Houthi mendapatkan dukungan dari Iran dan Hezbollah
dari Iraq dan Lebanon.
Konflik yang telah berjalan hampir 10 tahun, tentu memiliki beberapa dampak,
yang pertama dampak konflik pada tingkat Domestik dan kedua dampak Sosial.
Dampak domestik
Yaman yang tak kungjung menemukan titik damai ini tentu memiliki damapak
bagi kehidupan masyarakat sipil Yaman, dimana masyarakat sipil yang menjadi
korban utama konflik ini. Sosial, kesehatan, ekonomi juga menjadi bagian yang
paling parah yang dialami masyarakat Yaman akibat perang.
Dampak Sosial
Sebagai negara dengan jumlah penduduk 27 juta jiwa, tentunya dampak dari
konflik ini juga tinggi. Tiga juta masyarakat Yaman menjadi terlantar, karena
rumah yang mereka miliki telah hancur akibat perang selama ini. Empat juta
masyarakat Yaman tinggal didalam rumah yang tidak layak huni. Selain itu, mereka
harus hidup dibawah garis kemiskinan17 Dua Puluh Juta rakyat Yaman
membutuhkan bantuan kemanusiaa, baik dari segi ekonomi, pangan, kesehatan dan
edukasi. Sekitar 2,7% umur sekolah tidak bisa mendapatkan akses pendidikan. 2,3
juta masyarakat Yaman dibawah umur 17 tahun membutuhkan edukasi dasar
pendidikan, mayoritas adalah mereka yang lahir pasca konflik 2011.
17
“Yemen conflict: How bad is the humanitarian crisis?”, pada https://www.bbc.com/news/world-middle-
east. diakses pada 13 Desember 2019
Dukumgan Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman
Arab Saudi mulai dari mengirimkan bantuan alat perang dan pesawat tempur,
pasukan keamanan, bantuan ekonomi, dan pertemuan konferensi Friends Of Yemen yang
diusulkan Arab Saudi dalam menghadapi konflik internal yang sedang terjadi di Yaman.
Dalam bidang militer dan keamanan, Arab Saudi telah berperan dalam stabilitas
keamanan kawasan, dan Arab Saudi juga memiliki kekuatan militer yang cukup besar dan
teknologi militer yang didukung oleh negara-negara major power seperti Inggris dan
Amerika Serikat. Kedua negara tersebut merupakan mitra Arab Saudi, tidak hanya dalam
bidang perdagangan dan energitetapi juga dalam bidang teknologi dan militer. Kekuatan
ekonomi dan perdagangan, dan potensi militer yang dimiliki Arab Saudi telah menjadi
modal dalam pilihan politiknya yang proaktif di Timur Tengah pemerintahan Yaman yang
sama-sama berideolgi sunni dengan Arab Saudi merupakan Salah Satu alasan yang
mendorong Arab Saudi membantu Yaman dalam Konflik internal untuk melawan
pemberontak syiah Houthi yang dibantu oleh pemerintah Iran.
Operasi Militer
Pada tanggal 8 September 2015, koalisi negara teluk pimpinan Arab Saudi
menempatkan sekitar 10.000 tentara di Yaman, melalui pemberitaan Al Jazeera. Koalisi ini
mengambil kebijakan tersebut setelah pemberontak Syiah Houthi menewaskan 60 tentara
Teluk pada 6 September 2015. Selain itu, koalisi Teluk juga akan meningkatkan serangan
udara di ibukota Yaman, Sana`a yang telah dikuasai oleh pemberontak Syiah Houthi sejak
tahun 2014. Selain itu, surat kabar milik pemerintah Arab Saudi, memberitakan bahwa
sejumlah tentara dari Mesir dan 6.000 pasukan dari sudan akan segera bergabung untuk
bertempur di Yaman.
Paket bantuan ini disalurkan melalui Program Pembangunan Badan PPB UNDP
(United Nations Development Program) untuk membantu daerah pertanian dan produsen
makanan di Yaman. Raja Salman juga menyetujui paket bantuan senilai 22,2 juta dolar AS
melalui badan kesehatan dunia WHO (world health organization), Arab Saudi bahkan
memberikan tiga juta barel minyak mentah dan 500.000 ton bahan bakar untuk pemerintah
Yaman pada bulan Januari dan Februari 201219. Pada 18 April 2015 lalu, Arab Saudi telah
berkomitmen untuk menyerahkan bantuan senilai 274 juta dolar AS yang dibutuhkan PBB
untuk menyediakan bantuan darurat bagi korban perang di Yaman.
18
B Kunto Wibisomo, Bantuan Militer Mengalir Ke Yaman Dari Arab Saudi,
http://www.antaranews.com/berita/511010/bantuan-militer-mengalir-ke-yaman-dari-arab-saudi. diakses
pada 13 Desember 2019
19
http://Al-Arabia.net. on jun 22, 201. Diakses pada 13 desember 2019
Dukungan Diplomatik Arab Saudi Terhadap Pemerintah Yaman
Arab saudi yang merupakan ketua Dewan Kerjasama Teluk berinisiatif untuk
melakukan perundingan yang membahas transisi kekuasaan Ali Abdullah Saleh dengan
negara teluk lainnya dan dewan keamanan PBB. Pada tanggal 10 April 2011 perundingan
dilaksanakan dan menghasilkan sebuah proposal yang berisikan bahwa Ali Abdullah Saleh
harus menyerahkan kekuasaannya kepada wakilnya yaitu Abdurrabu Mansour Hadi, namun
sebagai imbalannya Ali Abdullah Saleh beserta kerabatnya diberikan kekebalan hukum
terhadap apa yang dilakukannya selama ini. Pada pertemuan ini sebanyak 14 negara
memberikan dukungan kecuali Rusia yang memilih untuk abstain, Resolusi ini juga
menyerukan evakuasi kepada warga asing, pekerja bantuan, dan diplomat yang tengah
berada di Yaman.20
Pada tanggal 8 Mei 2015, Arab Saudi mengusulkan genjatan senjata selama lima
hari untuk memungkinkan badan bantuan memasuki wilayah Yaman agar dapat
menyalurkan bantuan kepada warga sipil. Genjatan ini ditempuh setelah serangan udara
selama beberapa yang dilakukan oleh koalisi Arab Saudi berlangsung dengan sasaran
menyerang kelompok pemberontak Syiah Houthi. Usulan genjatan senjata ini diajukan oleh
Arab Saudi dengan syarat bahwa kelompok pemberontak Syiah Houthi sepakat untuk
meletakkan senjata, para pekerja sosial telah berulang kali memperingatkan bahwa perang
ini akan memperburuk kondisi warga sipil di Yaman. Banyak penduduk yang mengalami
kekurangan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya. 21
Respon Pemerintah Yaman Terhadap Intervensi Dari Arab Saudi Dalam Konflik
Internal Di Yaman
20
Jurnal Islam.com, Kronologi Serangan Pasukan Koalisi Arab Saudi Di Yaman, pada
http://www.jurnalislam.com/topikpilihan/read/38/.html diakses pada 13 Desember 2019
21
Panji Islam, Saudi Ajukan Genjatan Senjata Guna Memudahkan Bantuan Masuk,
http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2015/05/08/69420/saudi-ajukan-genjatan-senjata-
guna-memudahkan-bantuan-masuk.html diakses pada 13 Desember 2019.
Pemerintah Yaman tentu menjadi Aktor kunci, dimana kekuasaan dan legitimasi
pemerintah Yaman menjadi Korban. Sejak revolusi tahun 2011 hingga intervensi militer
Arab Saudi dan koalisi berjalan tahun 2015, pemerintah Yaman menjadi salah satu pusat
konflik. Pemerintah yaman menghadapi Houthi, AQAP, STC yang mengancam legitimasi
pemerintah Yaman dan kesatuan Yaman. Terutama sejak Ibu kota Sana`a pada tahun 2015
dikuasai oleh Houthi, hingga mengalami kekosongan kekuasaan yang kemudian hari
beralih ke Aden. Pemerintah Yaman menjadi Aktor Utama dalam konflik Yaman, hingga
Arab Saudi dan Koalisi membantu pemerintah Yaman dalam mendapatkan legitimasi, dan
kekuasaan atas wilayah Yaman kembali.
Melihat konflik internal yang sedang terjadi di Yaman ini dan Melalui penjelasan-
penjelasan yang tertera diatas penulis berpendapat tentunya Pemerintah Yaman sangat
membutuhkan Intervensi atau Bantuan dari negara lain untuk mengatasi konflik yang tak
berujung ini agar Kapal besar bernama Yaman ini dapat berlayar kembali. Presiden
Mansour Hadi mengatakan: “Intervensi dibutuhkan untuk menghentikan pemberontak”.
Tentunya Pemerintah Yaman akan sangat mendukung sepenuhnya Intervensi dari Arab
Saudi, Bahkan Pemerintah Yaman sendiri yang mendesak Arab Saudi untuk segera
mengintervensi negaranya22. Pemerintah yaman sudah lama Rindu akan Kedamaian. Tidak
ada Satu negara pun di muka bumi ini yang ingin meilhat perang Saudara terjadi di
negaranya bahkan sang Proklamator Indonesia atau Presiden Indonesia yang pertama yakni
Ir. Soekarno Sampai mengalah dan merelakan jabatannya sebagai seorang Presiden
digantikann oleh Soeharto Agar tidak terjadi pertumpahan darah dan Perang Saudara terjadi
di Indonesia.
22
https://www.liputan6.com/global/read/4050980/presiden-yaman-minta-saudi-intervensi-negaranya-
yang-sedang-kacau diakses pada 13 Desember 2019
DAFTAR PUSTAKA
Richard C. Snyder, H.W. Bruck dan Burton Sapin, “The Decision Making Approach to the
study of International Politics”, dalam International Politics dan Foreign Policy, James N.
Rosenau (ed.) (New York: Free Press, 1969), hlm 199.
Paul R, Viotti dan Mark V. Kauppi, International Relations Theory: Realism, Pluralism,
and Globalism (New York: Macmillan, 1990), hlm. 199.
Dominant Party Sistem adalah sistem politik ketika terdapat partai yang memenangkan
pemilu secara terus-menerus dan tampaknya tidak akan kalah dalam tahun-tahun berikutnya
General Peoples Congress adalah partai po;itik di Yaman. Partai ini didominasi oleh garis
nasionalis, dan ideologi resminya adalah nasionalisme Arab, mencari kesatuan arab. Partai
ini adalah partai pendukung Ali Abdullah Saleh
Asad Hashim, “Timeline: War, famine and failed talks in Yemen”, diakses dari
https://www.aljazeera.com/news/2017/12/timeline-war-famine-failed-talks-yemen-
171204155426740.html, pada 12 Desember 2019.
Bacroudin Al-Houthi adalah pemimpin Houthi. Salim Al-Beidh adalah mantan perdana
menteri Yaman selatan serta wakil presiden Republik Yaman pasca unifikasi Yaman, pada
tah0un 1993.
Mesir, Perancis, Jerman, Italia, Japan, Korea Selatan, Saudi Arabia, Spanyol, Turki< Uni
Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat. Kedutaan tersebut ditutup sejak 20 mei 2011 hingga
26 mei 2011
Aden adalah salah satu kota di Yamen selatan, kota terbesar kedua di Yaman dan pernah
menjadi pusat pemerintahan Republik Yaman Selatan (1967-1990).
Jurnal Islam.com, Kronologi Serangan Pasukan Koalisi Arab Saudi Di Yaman, pada
http://www.jurnalislam.com/topikpilihan/read/38/.html diakses pada 13 Desember 2019
Panji Islam, Saudi Ajukan Genjatan Senjata Guna Memudahkan Bantuan Masuk,
http://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2015/05/08/69420/saudi-ajukan-
genjatan-senjata-guna-memudahkan-bantuan-masuk.html diakses pada 13 Desember 2019.
https://www.liputan6.com/global/read/4050980/presiden-yaman-minta-saudi-intervensi-
negaranya-yang-sedang-kacau diakses pada 13 Desember 2019