Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK BLOKADE PERAIRAN OLEH ARAB SAUDI TERHADAP KETAHANAN

PANGAN DI YAMAN 2015-2018

Rakryan Wijdaan Dhiya Ulhaq 20160510171

Seminar Hubungan Internasional

Dosen Pengampu:

Dr. Sugeng Riyanto, S.IP., M.Si.

PRODI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
A. Latar Belakang

Hubungan Arab Saudi dan Yaman memiliki sejarah yang kurang harmonis. Konflik

sengketa perbatasan beberapa kali terjadi di antara kedua pihak yang tidak dapat dipisah dari

faktor historis dan politis. Namun pada tahun 2000, merupakan titik balik hubungan kedua

negara tersebut.1 Sengketa perbatasan kedua negara atas wilayah dan batas-batas negara

selesai dengan adanya penandatanganan perjanjian Jeddah. Melalui kesepakatan ini,

pemerintahan Arab Saudi dan Yaman kemudian berfokus untuk memerangi kelompok

pemberontak kelompok Houthi pada konflik Yaman.

Krisis politik yang cukup kompleks dan panjang terjadi di Yaman pada Januari 2015.

Krisis ini kemudian meningkat menjadi konflik bersenjata. Pada tahun yang sama, presiden

Yaman mengundurkan diri dari kursi pemerintahan. Kondisi pemerintahan yang tidak stabil

kemudian dimanfaatkan oleh kelompok Houthi untuk melakukan kudeta dan menguasai

Yaman. Namun Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi pada 24 Februari 2015 menarik kembali

usulan pengunduran dirinya. Presiden A Mansur Hadi kemudian meminta bantuan dari Arab

Saudi beserta negara-negara koalisi Arab. Tindakan Mansur Hadi dilanjutkan dengan

mengirimkan surat ke Dewan Keamanan PBB untuk menggunakan intervensi militer dengan

alasan sebagai tindakan bertahan (self defense). Pasca surat diterima oleh DK PBB, Arab

Saudi langsung membentuk koalisi dan segera melakukan serangan udara ke pusat

pertahanan Houthi di Yaman.

Pemerintahan Abdrabbuh Mansur Hadi bekerja sama dengan Arab Saudi untuk

mengembalikan kedaulatan di Yaman yang diambil alih kelompok Houthi. Arab Saudi

melakukan serangan yang dinamakan Operation Decisive Storm (ODS) pada 26 Maret

1
Joke Buringan, Pecah-belah dan Kuasai: Yaman dan Pipa Minyak. Inodnesia Center for Middle East Studies,
diakses pada 6 April 2019 melalui: https://ic-mes.org/energy/pecah-belah-dan-kuasai-yaman-dan-pipa-
minyak/

1
2015.2 Serangan ini memiliki tujuan untuk mendukung Pemerintahan Yaman dan menekan

kelompok Houthi. Arab Saudi juga menjadi pelopor dan memimpin koalisi dari sembilan

negara, yaitu: Mesir, Yordania, Sudan, Uni Emirat Arab, Maroko, Turki, Qatar, Bahrain dan

Kuwait. Operation Decisive Storm yang diterapkan oleh Arab Saudi menimbulkan banyak

kritikan disebabkan dampak kerusakan yang dihasilkan. Dampak ODS juga semakin lama

menjadi semakin kompleks dan melibatkan banyak pihak sehingga kondisi politik di kawasan

Timur Tengah menjadi tidak stabil.

Yaman merupakan negara yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi. Secara

geografis kawasan Timur Tengah merupakan kawasan yang berbatasan dengan tujuh lautan

strategis, yaitu lautan Mediterania atau laut tengah, Laut Merah, Laut Arab, Hindia, Laut

Kaspia, Laut Mati dan Laut Hitam. Timur Tengah juga memiliki lima selat strategis yang

bernilai bagi jalur perdagangan dunia. Selat-selat tersebut adalah selat Giblatar, Selat Bab,

Selat Turki, Selat Hormuz dan Terusan Suez.3 Selat-selat ini menjadi sangat strategis karena

menjadi jalur semua pelayaran dan terkhusus menjadi jalur semua transportasi minyak.

Arab Saudi merasa khawatir dengan Pemberontak Houthi yang dapat mengganggu

kedaulatan negara dan menguasai laut yang memiliki potensi strategis. . Bahkan Arab Saudi

memberikan bantuan dana sebesar dua milyar dolar AS untuk mengamankan wilayah

perbatasan dari pergerakan kelompok Houthi.4 Pemerintahan Yaman juga menuduh ada

keterlibatan Iran dalam pemberontakan Houthi, disebabkan karena Houthi dianggap

menganut pandangan islam syiah seperti Iran.

Gerakan Houthi diambil dari nama pendirinya yaitu Hussein Al Houthi yang didirikan

pada tahun 2004 di daerah Saada Yaman Utara. Saada merupakan kawasan yang kurang
2
Irvaldu Ananda Putera, Latar Belakang Operation Decesive Strom Arab Saudi terhadap Yaman tahun 2015,
Unair: Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 7 No. 3, Desember 2018, Hlm. 227
3
Sigit Priambodo, Motif Intervensi Arab Saudi Terhadap Perang Saudara di Yaman, Unair: Jurnal Analisis
Hubungan Internasional, Vol. 6 No. 1, Januari 2017, Hlm. 206
4
Irvaldi Ananda Putera, Loc.cit.

2
terkontrol oleh Pemerintah Yaman dan menjadi kawasan terbelakang karena tidak ada

infrastruktur vital seperti sarana air dan listrik. Houthi pada awalnya merupakan gerakan

yang membela kepentingan kaum Zaidi yang tergolong menjadi kelompok minoritas di

Yaman. Kelompok ini pada awalnya mendirikan layanan pendidikan dan sosial di Saada.

Arab Saudi dalam membendung pertumbuhan Houthi kemudian melakukan blokade

udara, darat dan laut. Lingkup serangan Koalisi Arab diperluas jadi tanggal 27 Maret. Arab

Saudi dan Mesir bekerjasama dalam Naval role. Mesir mengatakan pada 27 Maret 2015, satu

kuadron kapal perang Mesir dan Arab Saudi telah menempati posisi di Selar Bab, el Mandeb.

Bahkan pada tahun 2017 Koalisi Arab menahan bantuan asing sehingga tidak dapat masuk ke

wilayah Yaman. Blokade ini dimaksudkan agar tidak ada penyeludupan senjata melalui kargo

logistik yang masuk ke dalam Yaman.5 Pada tahun 2017 Arab Saudi dan negara Koalisi juga

melakukan Blokade dengan melakukan penyerangan udara, laut dan darat sebagai balasan

serangan roket ke bandara Ibu Kota Riyadh.6

Blokade yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Koalisi Arab mendapat kecaman dari

berbagai pihak karena menyebabkan krisis kelaparan di Yaman. November 2017 juru bicara

PBB Stephane Dujarric juga menekankan bahwa tujuh juta orang sudah berada di dalam

kondisi kelaparan dan blokade hanya mengarah pada kondisi yang semakin buruk. Tercatat

setidaknya terdapat 6.660 warga sipil yang telah tewas dan 10.560 terluka akibat perang.

Blokade juga menyebabkan 22 juta orang membutuhkan distribusi bantuan makanan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis akan melakukan penelitian tentang apa

saja bentuk blokade laut yang telah dilakukan oleh Arab Saudi kepada Yaman dan juga

5
JPNN, Dua Pekan Blokade Saudi, Begini Kondisi Yaman Sekarang, diakses pada 9 April 2019 melalui:
https://www.jpnn.com/news/dua-pekan-blokade-saudi-begini-kondisi-yaman-sekarang
6
Aryo Putranti Saptohutomo, Jutaan Warga Yaman Terancam Kelaparan akibat blokade koalisi Arab Saudi,
diakses pada 9 April 2019 melalui: https://www.merdeka.com/dunia/jutaan-warga-yaman-terancam-
kelaparan-akibat-blokade-koalisi-arab-saudi.html

3
Bagaimana blokade laut Arab Saudi dan Koalisi Arab berdampak terhadap kondisi ketahanan

makanan di Yaman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijabarkan di atas maka untuk

memudahkan penulis dalam memecahkan masalah dan juga menjadi pedoman dalam

pembahasan lebih lanjut, dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu:

“Bagaimana dampak blokade laut oleh Arab Saudi terhadap kondisi ketahanan

pangan di Yaman pada tahun 2015-2018?”

C. Dasar Pemikiran

Rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas akan dijawab dengan menggunakan

bantuan teori sistem yang dipaparkan oleh James E. Dougherty. Menurut Dougherty teori

sistem adalah serangkaian pernyataan tentang hubungan antar variabel dependen dan variabel

independen yang mana jika ada perubahan pada salah satu atau lebih variabel maka akan

diikuti oleh perubahan pada variabel lainnya.

Variabel dependen merupakan suatu konsep yang akan dipaparkan dan diramalkan

kejadiannya dan yang terjadi/terlaksana sebagai akibat dari variabel lain. Sedangkan variabel

independen adalah suatu konsep yang digunakan untuk meramalkan konsep lain dan yang

terjadi sebelum variabel dependen. Secara mudah dapat dianggap bahwa variabel independen

sebagai variabel penyebab dan variabel dependen sebagai variabel akibat. 7 Penggunaan teori

sistem pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Kondisi ketahanan pangan

yang memburuk adalah bagian dari variabel akibat. Sedangkan kegiatan Blokade laut oleh

Arab Saudi adalah bagian dari variabel Independen.

7
Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, (LP3ES: Jakarta), Hlm 110.

4
Aksi blokade laut oleh Arab Saudi merupakan suatu kebijakan peran yang dilaksanakan

atas kondisi di Yaman yang bagi Arab Saudi merupakan suatu ancaman keamanan.

Kenyataannya Blokade Arab Saudi dilakukan dengan menghentikan kapal kargo berisikan

makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Pada akhir tahun 2016 kapal laut Singapura yang

berisi barang-barang berupa kertas, obat-obatan dan juga bahan makanan tidak dapat sampai

ke Pelabuhan Hodeida.8 Kejadian teresbut juga dialami oleh kapal lain yang ingin masuk ke

wilayah Yaman membawa distribusi makanan melalui Laut Merah.

Hasil dari blokade Arab Saudi terhadap Yaman menjadikan negara dengan total 28 juta

penduduk seperempatnya mengalami kelaparan dan ini merupakan laporan di tahun 2017.

Pada tahun 2018 PBB mengatakan bahwa setengah dari penduduk Yaman sangat beresiko

mengalami kelaparan. Tercatat bahkan pada tahun 2017 sekitar 130 anak sekarat akibat

kelaparan ekstrim dan penyakit.9

Selain menggunakan teori, penulis juga menggunakan beberapa konsep yang kiranya

perlu dijelaskan definisinya. Konsep tersebut adalah dampak, blokade, dan ketahanan pangan.

a. Dampak

Dampak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “dampak” berarti

pengaruh kuat yang menghasilkan akibat (baik positif maupun negatif) atau benturan

yang sangat hebat antara dua objek sehingga menyebabkan perubahan yang terlihat dan

berarti dalam momentum sistem yang mengalami benturan. Misalnya, pertama, dampak

ekonomis yakni pengaruh suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian.

Kedua, dampak negatif yakni perngaruh kuat yang mendatangkan akibat yang negatif.

8
Selam Gebrekidan dan Jonathan Saul, In Blocking Arm to Yemen, Saudi Arabia Squeezes a Starving Population,
diakses pada 1 Juni 2019 melalui: https://www.reuters.com/investigates/special-report/yemen-saudi-
blockade/
9
UN News, Half The Population of Yemen at Risk of Famine: UN Emergency Relief Chief, Diakses pada 1 Juni
2019 melalui: https://news.un.org/en/story/2018/10/1023962

5
Ketiga, dampak perlokusi yakni akibat atau peranan yang dicapai dalam bertutur.

Keempat, dampak politik yakni akibat suatu keputusan, tindakan, ataupun peristiwa

terhadap pendapat umum atau sikap masyarakat. Kelima, dampak positif yakni pengaruh

kuat yang mendatangkan akibat yang positif.

b. Blokade

Menurut Alexander Holtzoff, Blokade adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk

memutus perdagangan dan hubungan dengan pelabuhan tertentu atau dengan garis pantai

yang dimiliki oleh musuh.10 Sedangkan menurut William R. Kennedy jika dilihat dari

perspektif militer maka blokade digambarkan sebagai operasi pengepungan. Kegiatan ini

dilakukan dalam rangka mendapatkan atau mempercepat wilayah yang ditempati untuk

segera diserahkan kepihak yang melakukan blokade, baik wilayah maritim, udara maupun

darat.11 Aturan-aturan tentang blokade khususnya laut salah satunya diatur dalam

pertemuan San Remo yang kemudian aturannya dikenal sebagai San Remo Manual,

aturan-aturan tersebut berupa:

a. Blokade harus diumumkan dan diberitahukan kepada semua negara yang

berperang dan netral.

b. Deklarasi harus menentukan dimulainya, durasi, lokasi, dan luas blokade dan

periode di mana kapal Negara netral dapat meninggalkan garis pantai yang

diblokade.

c. Blokade harus efektif. Pertanyaan apakah blokade efektif adalah pertanyaan fakta.

d. Pasukan yang mempertahankan blokade dapat ditempatkan pada jarak yang

ditentukan oleh persyaratan militer.

10
Alexander Holtzoff, Some Phases of The Law of Blockade, The American International Law, Vol. 10, No. 1,
Januari 1916, Hlm. 53
11
William R. Kennedy, Some Points in The Law of Blockade, Journal of The Society of Comparative Legislation,
New Series, Vol. 9, No.2, 1908, Hlm. 239

6
e. Blokade dapat ditegakkan dan dipertahankan dengan kombinasi metode yang sah

dan sarana perang asalkan kombinasi ini tidak menghasilkan tindakan yang tidak

konsisten dengan aturan yang ditetapkan dalam dokumen ini.

f. Kapal dagang yang dipercaya dengan alasan yang masuk akal akan melanggar

blokade dapat ditangkap. Pedagang kapal yang, setelah peringatan sebelumnya,

dengan jelas menolak penangkapan dapat diserang.

g. Blokade tidak boleh menghalangi akses ke pelabuhan dan pantai negara netral.

h. Blokade harus diterapkan secara tidak memihak ke kapal-kapal semua Negara.

i. Penghentian, pengangkatan sementara, pembangunan kembali, perluasan atau

perubahan lain dari blokade harus dinyatakan dan diberitahukan

j. Deklarasi atau pembentukan blokade dilarang jika:

1. memiliki satu-satunya tujuan kelaparan penduduk sipil atau menolaknya

benda-benda lain yang penting untuk kelangsungan hidupnya; atau

2. kerusakan pada penduduk sipil, atau mungkin diharapkan, berlebihan dalam

kaitannya dengan keuntungan militer konkret dan langsung diantisipasi dari

blokade.

k. Jika penduduk sipil dari wilayah yang diblokade tidak cukup diberi makanan dan

benda-benda lain yang penting untuk kelangsungan hidupnya, pihak yang

memblokade harus menyediakan bagian makanan dan pasokan penting lainnya

secara cuma-Cuma dan tunduk pada: hak untuk menentukan pengaturan teknis,

termasuk pencarian, di mana bagian tersebut diizinkan; dan kondisi bahwa

distribusi pasokan tersebut harus dilakukan di bawah pengawasan lokal dari

Kekuatan Melindungi atau organisasi kemanusiaan yang menawarkan jaminan

ketidakberpihakan, seperti Komite Internasional Palang Merah.12

International Institute of Humanitarian Law, San Remo Manual on International Law Applicable to Armed
12

Conflicts at Sea, Disepakati pada 12 Juni 1994, San Remo Italia, Poin 93-104.

7
c. Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan merupakan peralihan atau terjemahan dari food security yang

mencakup banyak aspek dan luas. Menurut Reutlinger diungkapkan dengan banyak cara.

Namun pada tahun 1984 Food and Agriculture Organization (FAO) mencetuskan tentang

dasar-dasar ketahanan pangan yang pada intinya menjamin kecukupan dan ketersediaan

pangan bagi manusia tanpa terkecuali. Kemudian definisi ketahanan pangan

disempurnakan pada acara International Conress of Nutrition (ICN) yang dilaksankan di

Roma pada tahun 1992 dengan menjelaskan tentang ketahanan pangan rumah tangga

yaitu kemampuan rumah tangga untuk mencukupi kebutuhan pangan individu dalam

keluarga agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan.13

Namun dalam sidang Committe on Work Food Security pada tahun 1995 definisi di

atas diperluas dengan menambahkan persyaratan harus diterima oleh budaya setempat.14

Definisi tersebut dipertegas lagi pada Deklarasi Roma tentang Ketahanan Pangan Dunia

dan Rencana Tindak Lanjut Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) Pangan Dunia tahun 1996

menjadi ketahanan pangan terwujud apabila semua orang, setiap saat, memiliki akses

secara fisik maupun ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi untuk

memenuhi kebutuhan sesuai dengan seleranya bagi kehidupan yang aktif dan sehat.

D. Hipotesa

Berdasarkan penjelasan di atas maka asumsi dasar dalam menjelaskan dampak yang

ditimbulkan blokade laut Arab Saudi terhadap ketahanan pangan di Yaman adalah blokade

laut Arab Saudi menyebabkan krisis kelaparan, kekurangan gizi dan peningkatan penyakit di

penduduk Yaman. Hal ini didasari karena distribusi makanan, obat-obatan dan barang lainnya
13
Handewi P. S, Rachman dan Mewa Ariani, Ketahanan Pangan: Konsep, Pengukuran dan Strategi, FAE,
Volume 20 No.1, Juli 2002, Hlm. 14.
14
Committee on World Food Security, Coming to Term with Terminology: Food Security; Nutrision Security;
Food Security and Nutrition; Food and Nutrition Security, CFS, September 2012, hlm. 6

8
tidak dapat masuk ke Yaman sehingga distribusi di penduduk Yaman terganggu dan

menyebabkan masalah yang telah disebutkan diawal.

E. Metode Penelitian

Proses pencarian dan pengumpulan data dilakukan dengan metode penelitian kualitatif

yang bersifat deskriptif dan analitis. Penelitian ini banyak didukung oleh literasi kepustakaan

dalam teknik pengumpulan data, sehingga eksplorasi data bersifat studi kepustakaan (libary

research). Oleh karena itu, pengumpulan data akan dilakukan melalui kajian literasi seperti

media pustaka, majalah, surat kabar, jurnal dan sumber rilisan resmi pemerintah, buku,

laporan penelitian, working paper, berita, dan penelitian sebelumnya.. Sedangkan untuk

mendapatkan data yang up to date, akan banyak didukung melalui persediaan data yang ada

di internet maupun sumber lain yang diyakini masih mempunyai relevansi terhadap

permasalahan yang dikaji. Sedangkan hasil penelitian ditulis dengan metode deskriptif, yaitu

menceritakan atau mendeskripsikan kembali data-data yang diperoleh.

F. Jangkauan Penelitian

Penelitian ini memiliki fokus kajian pada dampak blokade Laut Arab Saudi terhadap

ketahanan pangan di Yaman yang menyebabkan adanya krisis kelaparan dan peningkatan

jumlah kematian. Penulis mengambil rentang waktu dari tahun 2015 sampai tahun 2018.

Tahun 2015 diambil karena menjadi tahun awal Blokade laut mulai dilakukan oleh Arab

saudi di Laut Merah. Sedangkan tahun 2018 diambil karena sampai tahun tersebut blokade

masih berjalan dan juga alasan kemudahan pencarian data yang mendukung penelitian ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan

Tulisan ini disusun dalam lima bab dan memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

9
Bab I : Pada bab ini akan diulas mengenai, latar belakang masalah, rumusan

masalah, kerangka pemikiran, hipotesa, jangkauan penelirian, metode

penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : pada bab ini akan diulas mengenai sejarah hubungan Arab Saudi dengan

Yaman dan dinamika antara kedua negara tersebut.

Bab III : Pada bab ini akan diulas mengenai Latar Belakang dan perkembangan

Blokade Laut Arab Saudi terhadap wilayah Yaman di Laut Merah.

Bab IV : Pada bab ini akan diulas mengenai dampak blokade Laut Arab saudi terhadap

kondisi Ketahanan Pangan di Yaman dan implikasi dari kondisi tersebut.

Bab V : Merupakan bab penutup yang akan mengambil poin penting dari setiap bab.

Semua bahasan yang telah dibahas sebelumnya akan dirangkum di bab ini.

Sehingga bab ini akan menjadi konklusi atau kesimpulan penulisan.

10
DAFTAR PUSTAKA

UN News. (2018, Oktober 23). Half The Population of Yemen at Risk of Famine: UN
Emergency Relief Chief. Retrieved from UN News:
https://news.un.org/en/story/2018/10/1023962

Buringa, J. (2017, Maret 9). Pecah-Belah dan Kuasai: Yaman dan Pipa Minyak. Retrieved
from Indonesia Center for Middle East Studies: https://ic-mes.org/energy/pecah-
belah-dan-kuasai-yaman-dan-pipa-minyak/

Handewi P. S, R. M. (2002). Ketahanan Pangan: Konsep, Pengukuran dan Strategi. FAE, 13.

Holtzoff, A. (Januari 1916). Some Phases of The Law of Blockade. The American
International Law, 53.

International Institute of Humanitarian Law. (1994). San Remo Manual on International Law
Applicable to Armed Conflicts at Sea. San Remo, Italia: IIHL.

JPNN. (2019, April 9). Dua Pekan Blokade Saudi, Begini Kondisi Yaman Sekarang.
Retrieved from JPNN: https://www.jpnn.com/news/dua-pekan-blokade-saudi-begini-
kondisi-yaman-sekarang

Kennedy, W. R. (1908). Some Points in The Law of Blockade. Journal of The Society of
Comparative Legislation, 239.

Mas’oed, M. (1994). Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. Jakarta:


LP3ES.

Priambodo, S. (2017). Motif Intervensi Arab Saudi Terhadap Perang Saudara di Yaman.
urnal Analisis Hubungan Internasional, 206.

Putera, I. A. (2018). atar Belakang Operation Decesive Strom Arab Saudi terhadap Yaman
tahun 2015. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, 227.

Saptohutomo, A. P. (2017, November 9). Jutaan Warga Yaman Terancam Kelaparan akibat
blokade koalisi Arab Saudi. Retrieved from Merdeka:
https://www.merdeka.com/dunia/jutaan-warga-yaman-terancam-kelaparan-akibat-
blokade-koalisi-arab-saudi.html

Saul, S. G. (2017, Oktober 11). In Blocking Arm to Yemen, Saudi Arabia Squeezes a Starving
Population. Retrieved from Reuters: https://www.reuters.com/investigates/special-
report/yemen-saudi-blockade/

Security, Committe on World Food. (2012). Coming to Terms with Terminology. Roma,
Italia: CFS.

11
12

Anda mungkin juga menyukai