Winda Auliah
(201910360311259)
Faculty of social and political science, Universitas Muhammadiyah Malang
Abstract
Penelitian ini membahas tentang motif intervensi yang dilakukan Arab Saudi terhadap
Yaman. Dimana konflik yang berlangsung di Yaman tersebut sangat kompleks sehingga
melibatkan pihak luar seperti Arab Saudi. Arab Saudi sendiri adalah salah satu negara yang
melibatkan dirinya dalam konflik internal Yaman. Kondisi Yaman pada saat itu telah menjadi
soroton internasional dikarenakan serangan udara oleh negara-negara Arab yang dipimpin oleh
Arab Saudi sendiri ke Yaman untuk mencegah milisi Syiah Houthi yang merebut dan menduduki
pemerintahan Yaman yang langsung dibawah kepemimpinan presiden Abd-Rabbu Mansour
Hadi. Disini strategi politik luar negeri Arab Saudi dalam akses Selat Bab al-Mandab dan
dipisahkan kekuatan hegemoni di Kawasan Timur Tengah, Arab Saudi mencoba memanfaatkan
intervensi militernya dengan berperang dengan pemberontak Houthi. Tindakan tersebut diambil
oleh pemerintah Saudi Arab untuk mengurangi perang saudara dan untuk menciptakan stabilisasi
di dalam kawasan tanpa menghilangkan tujuan kebijakan luar negeri sebelumnya.
This study discusses the motives for the intervention carried out by Saudi Arabia against Yemen.
Where the conflict that took place in Yemen is very complex so that it involves outside parties
such as Saudi Arabia. Saudi Arabia itself is one of the countries involved in the internal conflict
of Yemen. The condition of Yemen at that time had become an international spotlight due to air
attacks by Arab countries led by Saudi Arabia itself to prevent the Shia Houthi militia from
seizing and occupying the Yemeni government which was directly under the leadership of
president Abd-Rabbu Mansour Hadi. Here Saudi Arabia's foreign policy strategy is in accessing
the Bab al-Mandab Strait and separated by hegemonic forces in the Middle East Region, Saudi
Arabia tries to take advantage of its military intervention by fighting with the Houthi rebels. The
action was taken by the Saudi Arabian government to reduce civil war and to create stabilization
within the region without losing its former foreign policy objectives.
PENDAHULUAN
Kerajaan Arab Saudi yang dipimpin oleh Al-Saud (Keluarga Saud/Rumah Saud) dengan
menggunakan sistem pemerintahan monarki absolut sejak didirikan pada tahun 1932. Arab Saudi
menempati sebagian besar Jazirah Arab, di sebelah barat berbatasan dengan laut merah dan di
sebelah timur berbatasan dengan Teluk Persia. Arab Saudi berbatasan langsung dengan Uni
Emirat Arab, Bahrain, Qatar di Timur, Oman dan Yaman di Selatan. Negara ini memiliki luas
sekitar 2.150.000 kilometer dengan populasi 31,7 juta, ibu kotanya adalah Riyadh juga kota
terbesar di Saudi. Arab Saudi adalah negara terbesar kelima di Asia dan negara terbesar di Timur
Tengah setelah Iran. Arab Saudi adalah negara dengan penduduk 100% Muslim, Islam Sunni
konservatif bentuk 85-95% dari Muslim Sunni dan Syiah adalah 15-5%. (Dowley, 1998-2018).
Arab Saudi adalah negara Islam yang memiliki hubungan erat dengan Islam, baik di ideologi,
agama dan budaya. Meskipun Arab Saudi menggunakan pedoman agama dan bentuk
pemerintahan monarki absolut, ini tidak membuat Arab Saudi menutup mata terhadap hubungan
internasional. Arab Saudi secara aktif menjalin hubungan bilateral dengan beberapa organisasi
internasional seperti PBB, OKI, Liga Arab, GCC dan organisasi internasional lainnya. Kebijakan
luar negeri Arab Saudi dibagi menjadi beberapa fase yang sesuai denga pembangunan dan
kekuatannya. Politik luar negeri suatu negara tidak dapat dilepaskan dari situasi politik di
negaranya. Ideologi Arab Saudi yang kontra radikalisme dan kombinasi karakteristik Wahhabi
yang membuat politik luar negeri memiliki beberapa fase. Fase-fase ini memiliki hubungan dan
merupakan elemen dari kebijakan dan cita-cita Islam Saudi Arab. Diantaranya adalah: Aliansi
Dinasti (1932-1956), Perang Dingin Arab (1956-1967), dan Politik Bantuan dan Minyak (1967-
sekarang) (Ayyub, 1982).
Konflik, adalah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi yang terjadi di kawasan
Timur Tengah. Konflik yang terjadi tidak jauh dari masalah pemimpin negara yang otoriter,
pihak oposisi antara Sunni dan Syiah, terorisme dan politik minyak. Yaman, adalah salah satu
negara termiskin di Timur Tengah sejak tahun 2004, hingga saat ini sedang menghadapi konflik
internal antara pemerintah Yaman dengan kelompok pemberontak yaitu Al-Houthi (Yaman
Selatan dan Utara Yaman). Seiring berjalannya waktu, konflik ini menjadi kompleks dengan
munculnya partai-partai baru terlibat dalam konflik tersebut. Secara historis, konflik yang terjadi
di Yaman sudah terjadi sebelum adanya Musim Semi Arab. Pada tahun 1962, kudeta militer
terjadi di Yaman Utara yang mengakhiri era kerajaan dan memulai era baru yaitu republik.
Setelah pemerintah republik mendirikan yang didominasi oleh wilayah Sunni, Sa’ada yang
terletak di Yaman Utara yang merupakan markas utama kubu Syiah sudah diisolasi untuk
mencegah mereka. Yaman dipimpin oleh Presiden Ali Abdullah Saleh memang meningkatkan
hubungan mereka dengan Arab Saudi karena rezim Wahhabi dan juga karena mereka memiliki
kepentingan yang sama untuk memastikan bahwa Yaman tidak pernah diperintah oleh Syiah.
Dengan demikian Yaman dapat dikatakan sebagai negara baru yang lahir dari konflik perang
saudara dimana orang-orang di Yaman mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Pemerintah Yaman juga sekarang menghadapi konflik baru di sebelah kanan melawan
pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman Utara untuk melawan pemerintah, dan mencoba
menduduki Yaman. Arab Saudi sudah aktif berkontribusi dalam konflik Yaman, serta sekarang
berpartisipasi untuk membantu pemerintah Yaman.
Metodologi
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Metode ini dianggap
cocok digunakan untuk menjelaskan masalah tesis dan untuk memverifikasi hipotesis
berdasarkan realitas empiris. Dalam penelitian penulis menggunakan data kulitatif . Data kulitatif
adalah data yang dihasilkan dari hasil analisis pihak lain yaitu dalam bentuk buku, jurnal, koran,
dan berita. Diaman penulis tidak perlu terlibat secara langsung dengan objek atau turun
lapangan. Metode ini biasanya disebut sebagai studi pustaka dimana penulis harus
melaksanakannya di tempat yang menyediakan data yang relevan untuk penelitian. Sementara
itu, terdapat beberapa literatur dan data dari internet seperti jurnal, e-book, artikel, e-news,
laporan dan sumber terpercaya lainnya. Tingkat analisis penulisan ini adalah keadaan Yaman dan
Arab Saudi, dimana penulis akan membatasi pembahasan pada lingkup Arab Saudi intervensi
dalam perang saudara Yaman.
Display Data
Dalam penulisan penelitian ini, penulis akan membatasi ruang lingkup penelitian. Hal ini
bertujuan untuk menyederhanakan proses penelitian dan memiliki lebih banyak perhatian pada
Arab Saudi dalam Perang Saudara Yaman dan Saudi Keberadaan Arab di Jazirah Arab dan
Dunia Arab. Disisi lain, penelitian ini juga menjelaskan tentang alasan di balik intervensi Saudi
terhadap Perang Saudara Yaman, dan kebijakan yang diambil Arab Saudi terhadap intervensinya
terhadap perang saudara ini. Sementara itu, penelitian akan menggunakan data sebelumnya dari
tahun 2014-2017 untuk mengetahui seberapa besar intervensi yang dilakukan oleh Arab Saudi
dalam Perang Saudara Yaman.
Referensi
Priambodo, S. (2017). Motif Intervensi Arab Saudi Terhadap Perang Saudara di Yaman. Jurnal
Analisis Hubungan Internasional, 6(1), 205-216. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
jahi0e78990c98full.pdf
Fajri, S. (2019). Analisis Intervensi Arab Saudi dalam Operasi Decisive Storm di Yaman
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas). http://scholar.unand.ac.id/41164/
Juneau, T. 2013. Yemen and the Arab Spring: Elite Struggles, State Collapse and Regional
Security. Foreign Policy Research Institute. Elsevier Ltd.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jihi/article/viewFile/23623/21507
Bajri, H. 2017. Intervensi Arab Saudi dan Iran pada konflik antara Houthi dan Pemerintah
Yaman pada tahun 2011-2017.
https://www.researchgate.net/publication/323734332_INTERVENSI_A
RAB_SAUDI_DAN_IRAN_PADA_KONFLIK_ANTARA_HOUTHI_
DAN_PEMERINTAH_YAMAN_PADA_TAHUN_2011-2017. Diakses pada 13 Juli 2018.