Anda di halaman 1dari 31

ANALISIS KEPENTINGAN KEAMANAN NASIONAL ARAB SAUDI

PADA PEMUTUSAN HUBUNGAN DIPLOMATIK TERHADAP QATAR


TAHUN 2017

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

DWI GITA OKTAVIA MUTIARAHATI

200906010

Dosen Pembimbing :

Adil Arifin, S.Sos, MA

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN


ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

i
2024

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................

1.3 Pertanyaan Penelitian.............................................................................

1.4 Tujuan Penelitian..................................................................................

1.5 Manfaat Penelitian................................................................................

1.6 Kajian Terdahulu...................................................................................

1.7 Kerangka Teori.....................................................................................

1.7.1 Politik Luar Negeri.....................................................................

1.7.2 Kepentingan Nasional.......................................................

1.8 Metodologi Penelitian...........................................................................

1.8.1 Jenis Penelitian............................................................................

1.8.2 Teknik Pengumpulan Data..........................................................

1.8.3 Teknik Analisis Data...................................................................

1.9 Sistematika Penulisan............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Timur tengah menjadi kawasan yang sangat penting bagi sebagian besar alasan
politik, keamanan, dan ekonomi. Timur tengah merupakan lempeng engsel dari
tiga benua.1 Sejak adanya jalur sutra dan jalur perdagangan laut dan darat timur-
barat selama milenium lalu, menjadikan kawasan ini sangat penting bagi
perdagangan ekonomi dunia. Penemuan sumber daya energi di timur tengah
membuat wilayah ini menjadi tempat yang strategis dan penting. 2 Namun
kekayaan alam yang berlimpah di Timur tengah ternyata tidak menjadikan
kawasan ini menjadi kondusif. Masih banyak terjadi perang, kekacauan,
terorisme, dan konflik Antar Negara di kawasan ini. Peperangan dan konflik
bersenjata dari masa ke masa sudah merupakan hal yang selalu terjadi di setiap
peradaban manusia,3 Namun karena adanya sikap egosi dan pragmatis dari
negara-negara di Timur Tengah menjadikan kawasan tersebut terus menerus
terjadi konflik. Selain itu adanya perbedaan-perbedaan antar manusia maka
konflik tersebut akan tetap ada. Sudah banyak dilakukan upaya dalam
mewujudkan perdamaian yang sudah dilakukan oleh beberapa pihak. oleh
organisasi internasional seperti PBB dan negara superpower seperti Amerika dan
Rusia. Namun dari beberapa yang dilakukan, perang atau konflik tersebut tetap
saja menjadi salah satu ciri dalam kebudayaan dari peradaban manusia, kenapa
disebut begitu. Karena seiring berjalannya waktu dari masa ke masa konflik dan
peperangan menjadi hal selalu dilakukan, oleh karena itu dibilang peperangan
adalah salah satu ciri kebudayaan dari peradaban manusia. seperti konflik antara
1
https://haloedukasi.com/timur-tengah , diakses pada 21 agustus 2023
2
https://www.voaindonesia.com/a/timur-tengah-mulai-rangkul-energi-surya/1559446.html ,
diakses pada 21 agustus 2023
3
Teguh Sulistia. 2021. Pengaturan Perang dan Konflik Bersenjata dalam Hukum Humanitet
Internasional. Indonesian Journal of International Law. hal 526.
https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1466&context=ijil diakses pada 21
agustus 2023 21:50

4
Palestina dan Israel, konflik kedua negara ini sudah terjadi sangat lama dan sudah
dilakukan penyelesaian4, beberapa kali sudah dilakukan perundingan damai
dilakukan untuk menghentikan konflik. Pada tahun 1967, PBB mengeluarkan
Resolusi Nomor 242, yang isinya mendesak Israel untuk menarik mundur semua
pasukannya dari tanah milik Arab yang didudukinya termasuk di dalamnya
wilayah Palestina. Namun, Resolusi ini terus digagalkan oleh Israel. Bisa dilihat
sampai sekarang Israel dan Palestina masih terjadi konflik.
Masalah konflik sudah lama menjadi fokus dunia dan menjadi salah satu
kajian dari hubungan internasional dan keamanan internasional 5. Konflik yang
berkepanjangan dan latar belakang konflik yang sangat beragam dan kompleks
menjadikan beberapa negara menjadi rentan dan mudah terjadi konflik, begitu
dengan kawasan yang berada di timur tengah ini, masalah konflik yang terdapat di
timur tengah memang menjadi pusat perhatian negara dunia. Kepentingan-
kepentingan nasional yang salah bertabrakan dan adanya ikut campur tangan
negara barat di kawasan timur tengah menjadi salah satu faktor pendorong terus
terjadinya konflik di timur tengah ini.
Konflik di Timur Tengah merupakan salah satu konflik kawasan yang sifatnya
sangat berkepanjangan6. Konflik ini dikatakan berkepanjangan karena tidak ada
ujung penyelesaian. Walaupun penyelesaian sudah dilakukan juga banyak
melibatkan negara superpower ataupun organisasi Internasional, namun sikap
oportunis, egois, dan pragmatis dari penduduk Timur Tengah bahkan
pemimpinnya menyebabkan konflik tersebut seakan-akan dibiarkan dan terus
menerus.7 Tidak dapat dipungkiri bahwa kawasan lain dan negara mempunyai
peluang terjadinya konflik, begitu dengan kawasan di timur tengah ini, fenomena

4
Susan Gustina. 2012. Peran Dewan Keamanan PBB dalam Penyelesaian Konflik Israel-Palestina
(Studi Kasus Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1860 Tahun 2009). Skripsi. Hal 13.
http://scholar.unand.ac.id/6633/1/1251.pdf diakses pada 11 November 2023 22:53
5
Nyoman Sudira. 2017. Resolusi Konflik dalam Perubahan Dunia. Global: Jurnal Politik
Internasional, vol 19. hal 157. https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?
article=1053&context=global diakses pada 22 agustus 2023
6
https://internasional.republika.co.id/berita/r9hrk5320/penyebab-mengapa-timur-tengah-
rentan-konflik-menurut-petinggi-imf diakses pada 27 agusus 2023
7
Nilna Indriana, 2017. “Pemetaan Konflik di Timur Tengah (tinjauan geografi politik). Jurnal
Humanior. Vol 1, No. 2, Februari 2017, hal 22.
https://media.neliti.com/media/publications/283241-pemetaan-konflik-di-timur-tengah-
a8454a6b.pdf

5
konflik di Timur Tengah sekarang banyak melibatkan Arab Saudi. 8 Arab Saudi
dan Qatar adalah dua negara yang masuk dalam kawasan Timur Tengah, Qatar
merupakan negara kecil yang berdekatan dengan Arab Sudi sebagai negara yang
besar dan luas.
Hubungan internasional merupakan bentuk interaksi antar aktor atau anggota
masyarakat lain yang melintasi batas-batas negara. Interaksi hubungan
internasional dalam pembentukan hubungan kerja sama regional yang baik
berdasarkan kedekatan geografis maupun fungsional yang semakin meluas.
Hubungan internasional ini bisa berbentuk kerja sama antara dua negara baik
dalam menghadapi masalah ataupun hal yang menguntungkan kedua belah pihak
berbentuk kerjasama politik, ekonomi, dan sosial budaya. Hubungan internasional
adalah bagian yang terpenting dalam sebuah konflik. Dampak adanya konflik
antar negara ini adalah pemutusan hubungan antar negara yang lebih dikenal
dengan hubungan diplomatik antar negara. Pemutusan hubungan diplomatik
tersebut salah satunya ialah Arab Saudi dan Qatar. Arab saudi memutuskan
hubungan diplomatiknya dengan Qatar pada tahun 2017 lalu.

Ketegangan antara Arab Sudi dan Qatar sudah berlangsung sejak lama, yaitu
pada tahun 1970-an. yaitu saat saat kabilah Al Khalifah memimpin dan
menaklukan maka Bahrain, terjadi peralihan kekuasaan yang cukup panjang di
wilayah Qatar. Sampai pada tahun 1788, Raja Arab Saudi Saud bin Abdul Aziz
menduduki Qatar dan Teluk Persia setelah berhasil mengalahkan Bani Khalid, tapi
Saudi terpaksa mundur dari Zubarah ketika di serang oleh Dinasti Utsmaniyah
dan Mesir pada tahun 1795.9 Melihat dari sejarah hubungan antara Arab Saudi dan
Qatar selama ini, dapat bisa dikatakan bahwa hubungan keduanya selama ini
memang tidak berjalan dengan baik. Pada tahun 1995 Sheikh Hamad bin Khalifa
Al Thani melakukan kudeta damai terhadap ayahnya, Emir Khalifa bin Hamad.
Setelah Hamad bin

8
Mustahyun. 2017. Rivalitas Arab Saudi dan Iran di Timur Tengah pada Arab Spring Suriah Tahun
2011-2016. Islamic World and Politics. vol 1. hal 91.
https://journal.umy.ac.id/index.php/jiwp/article/download/3767/3147 diakses 22 agustus 2023
9
Ace Abdullah, Mengapa Qatar Berbeda dari Negara Teluk lain?, Diakses melalui
https://www.hidayatullah.com/spesial/analisis/read/2017/07/11/119643/mengapa-qatar-
berbedadari-negara-teluk-lain.html pada agustus 16 pukul 20:03 WIB

6
Khalifa naik takhta, banyak kebijakan luar negeri Qatar yang berseberangan
dengan Arab Saudi. Melihat adanya perubahan ini Saudi berusaha menggulingkan
Emir Hamad dan terlibat dalam usaha kudeta balasan pada Februari 1996 yang
dirancang untuk menggulingkan Emir Hamad dan mengembalikan Sheik Khalifa.
Namun ternyata upaya kudeta gagal dilakukan. Melihat adanya perubahan ini
Saudi berusaha menggulingkan Emir Hamad dan terlibat dalam usaha kudeta
balasan pada Februari 1996 yang dirancang untuk menggulingkan Emir Hamad
dan mengembalikan Sheik Khalifa. Namun ternyata upaya tersebut gagal
dilakukan10. salah satunya yaitu, perbatasan di sekitar Khawr al-Udayd ternyata
juga melibatkan Uni Emirat Arab. Wilayah ini merupakan wilayah yang strategis
karena sudah banyak ditemukan kandungan sumber minyak dan gas. Terkait isu
minyak dan gas dalam sengketa wilayah Khawr al – Udayd ini Arab Saudi
menentang dan melakukan protes atas pembangunan pipa minyak Dolphin antara
Qatar dengan Abu Dhabi (UEA) dan pembangunan causeway yang
menghubungkan Qatar dengan Abu Dhabi yang melewati wilayah Khawral-
Udayd pada tahun 2006. Sebelumnya pada tahun 2002 hubungan kedua negara ini
sudah memanas dikarenakan pemberitaan Al Jazeera yang dianggap menyudutkan
keluarga kerajaan yang akhirnya menyebabkan penarikan Duta Besar Saudi dari
Doha11

Dengan konflik-konflik yang pada awalnya berputar sebagian besar di sekitar


sengketa perbatasan. Hubungannya keduanya baik pada tahun 1970-an, pada masa
itu dimana Arab Saudi membantu Qatar dalam menjalankan pemerintahan,
bahkan Arab Saudi pernah menjadi pelindung bagi Qatar secara de facto. Namun,
hubungan keduanya berubah drastis. Ketegangan politik anatara Arab Saudi dan
Qatar sudah berlangsung sejak abad 20, saat itu perseteruan anatara kedua negara
terpusat pada sengketa perbatasan yang melibatkan beberapa negara teluk lainnya,
seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab. Sengketa atas wilayah Khawr al-uyayd.
Konflik antara keduanya semakin memanas setelah ditemukan minyak dan gas di
10
Yantina Debora, Rekam Jejak Retaknya Hubungan Qatar dan GCC, Diakses melalui
https://tirto.id/rekam-jejak-retaknya-hubungan-qatar-dan-gcc-cqgu pada 11 agustus 2023 pukul
4:45 WIB
11
Broto Wardoyo, Rivalitas Saudi – Qatar dan Skenario Krisis Teluk, Jurnal Hubungan
Internasional, Vol 07 No. 01, Jakarta: Universitas Indonesia, hal 1-14 diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/277009-none-952b879a.pdf

7
wilayah tersebut. adapun keterkaitan antara sengketa wilayah khawr al-yayd yang
diperebutkan Qatar dan Arab Saudi denganisi sumber daya alam yang ada
didalamnya. Seiring berjalannya waktu, ketegangan anatara kedua negara ini juga
mengalami perubahan faktor. Jika sebelumnya ketegangan antara kedua negara ini
diakibatkan oleh sengketa wilayah dan sumber daya alam, saat ini konflik
keduanya lebih mengarah kepada faktor keamanan
Pada tahun 2014 Arab Saudi, UEA, dan Bahrain menarik diplomat mereka,
karena mengklaim bahwa Qatar memiliki dukungan kepada kelompok
bersenjata.12 Qatar dianggap melanggar sebuah perjanjian yaitu Gulf Cooperation
Councill (GCC). Ketegangan ini kemudian menemukan solusi berupa negosiasi.
Pada bulan November 2014, ketiga negara tersebut sepakat menormalisasi
hubungan diplomatik mereka dengan Qatar setelah dimediasi oleh Kuwait.
beberapa hal lain yang mempengaruhi retaknya hubungan Qatar dan Saudi adalah
karena kedekatan Qatar dengan Iran, yang dimana Iran merupakan rival Arab
Saudi. Iran merupakan musuh utama dan abadi bagi Arab Saudi sehingga
kedekatan Qatar dengan Iran ini membuat Arab Saudi dan negara teluk lainnya
sempat menuju dengannya, hingga pada 5 Maret 2014 Arab Saudi, Uni Emirat
Arab dan Bahrain melakukan penarikan duta besar dari Qatar 13 Hal ini dilakukan
lantaran Qatar menerima eksil Ikhwanul Musliman diusir dari Mesir dan
melakukan peningkatan kerjasama dengan Iran setelah duta besar negara negara
teluk di tarik oleh negara asalnya14
Namun, ketegangan ini kembali muncul pada tahun 2017 dimana ketika
kantor berita Qatar yang dikelola pemerintah terdapat postingan artikel yang pada
intinya berisi dukungan Qatar terhadap Iran, Israel. Walaupun pihak Qatar sudah
memberikan bantahan bahwa ini perbuatan peretas, tapi tetap saja memicu
kemarahan dari Arab Sudi dan sekutu regional lainnya. Arab Saudi dan aliansinya
seperti UEA dan Mesir sudah bertahun-tahun mengkritik Doha karena menjada

12
adli Nur Wana Kurniawan. 2020. Analysis of International Disputes Regarding Diplomatic
Relations between Saudi Arabia and Qatar. The Digest: Journal of Jurisprudence and
Legisprudence. hal 135. https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/digest/article/download/
48627/19598 diakses pada 22 agustus 2023
13
https://kumparan.com/@kumparannews/infografis-riwayat-hubungan-arab-saudi-dan-qatar
diakses pada 22 Agustus 2023
14
https://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/14/11/18/nf7v4j29-saudiqatar-
akhiriperselisihan diakses 22 Agustus 2023

8
hubungan dengan Iran dan mendukung organisasi-organisasi islam yang
berideologi ekstremis. Selain itu Sebuah berita menuliskan bahwa adanya sebuah
tudingan kepada Qatar, yaitu dimana Qatar telah mendukung kelompok yang
dianggap sangat militan dan menyebarkan sebuah ideologi-ideologi yang sangat
simpang.15
Dampak adanya konflik antara negara ini adalah pemutusan hubungan antar
negara atau yang dikenal dengan pemutusan hubungan diplomatik antar negara.
Lalu pada tahun 2017, Arab Saudi berupaya memutuskan hubungan diplomatik
dengan Qatar, bersama dengan Uni Emirat, Bahrain, dan Mesir secara tiba-tiba.
Setelah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Arab Saudi terus
berupaya untuk menekan Qatar dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya yang
menyudutkan Qatar. Salah satu kebijakan luar negeri Arab Saudi ialah dengan
blokade Qatar dan ini cukup merugikan Qatar. Sehari setelah pengumuman
pemutusan hubungan diplomatik, Arab Saudi dan negara GCC mengajukan 13
tuntuntan kepada Qatar. Pada saat konflik terjadi pada tahun 2017, Qatar lebih
memilih untuk mempererat hubungan kerjasama dengan Iran dari pada menyetujui
13 tuntutan yang diberikan oleh Arab Saudi tersebut16. Qatar mengambil tindakan
counter atau melawan dalam merespon 13 tuntutan tersebut, bahwa tidak akan
membungkuk dan merusak kedaulatannya. Hal ini disampaikan oleh Emir Tamim
bin Hamad pada pidatonya selama 17 menit yang secara tegas yang
menyampaikan penolakannya terhadap tuntutan dan tekanan yang diberikan
tersebut.17 Menandakan hubungan Iran dan Qatar membaik ditandai dengan
pengembalian duta besar Qatar ke Teheran 18. Kemudian setelah itu Qatar terus
meningkatkan hubungan bilateralnya dengan Iran, seperti peningkatan kerja sama
ekonomi dan militer.
Keputusan Qatar menjalin kembali hubungan diplomatik dengan Iran
membuat Arab Saudi berpikir bahwa Qatar hanya lebih mengedepankan
15
Rahman, skripsi, 2022. “Hubungan Kawasan Saudi dan Qatar pada Konflik di Kawasan Timur
Tengah Tahun 2017. ( Hubungan Internasional, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya).
Hal
16
https://gulfnews.com/world/gulf/qatar/what-are-the-13-demands-given-to-qatar-1.2048118
diakses pada 12 September pukul 00:56
17
https://www.foreignpolicyjournal.com/2018/03/14/the-gulf-crisis-reassessed diakses pada 11
september pukul 1:00
18
https://www.mofa.gov.qa/en/all-mofa-news/details/2017/08/23/qatar-announces-return-of-
its-ambassador-to-tehran diakses pada 11 september 2023 pukul 1:16

9
kepentingan negaranya dari pada kepentingan GCC 19. Dengan keputusan Qatar
ini, Arab Saudi dan negara-negara lainnya semakin marah, yang kemudian
memperdalam tuduhan kepada Qatar terutama mengenai dukungan Qatar terhadap
terorisme. Selain itu, Qatar merupakan pihak yang paling merasakan dampak
negatif baik secara politik dan ekonomi dari krisis diplomatik ini. Menurut
International Trade Administration tahun 2017, mencatat bahwa terjadi
peningkatan inflasi di Qatar selama beberapa bulan yang mencapai angka 0,4
persen20. Hal ini dikarenakan terjadinya blokade ekonomi sehingga menyebabkan
nilai impor Qatar turun sebanyak 40 persen. Sanksi yang diberikan oleh Arab
Saudi seharusnya hanya berlangsung selama 6 bulan, namun sikap Qatar yang
menghiraukan tuntutan yang diajukan semakin memperkeruh hubungan Qatar dan
Arab Saudi. Pemeliharaan antara negara-negara teluk sejatinya penting bagi Qatar
yang bertujuan untuk menjaga stabilitas keamanan domestik mereka. Namun
Qatar bersikeras lebih memilih untuk bekerja sama dengan Iran.
Keamanan Negara adalah salah satu hal yang mendasar dalam rangka menjaga
dan mempertahankan kedaulatan Negara. Tujuan negara yang asli atau utama atau
langsung, ialah pemeliharaan perdamaian, ketertiban, keamanan, dan keadilan. 21
Sebuah berita menuliskan bahwa adanya sebuah tudingan kepada Qatar, yaitu
dimana Qatar telah mendukung kelompok yang dianggap sangat militan dan
menyebarkan sebuah ideologi-ideologi yang sangat simpang. Arab Saudi juga
menyebutkan bahwa Qatar telah mendukung kelompok yang dianggap militan dan
menyebarkan isi dari ideologi-ideologi yang bersifat keras, berita inilah yang
dianggap sebagai langkah Qatar untuk melakukan hegemoni dari pemberitaan di
Timur Tengah. Saudi yang pada saat itu memberikan tuduhan bahwa Qatar yang
membiayai dan mendukung kelompok terorisme. Keadaan tersebut menjadi parah
saat pemimpin Qatar, Sheikh Tamim din Hamad Al thani mengatakan bahwa Iran
merupakan sebuah kekuatan besar dalam upacara militer. Pernyataan dari

19
Ariabarzan Mohammadi, “Saudi Arabia’s and Qatar Discourse and Practices in Mideterranean,”
MedReset Working Paper, No.6. hal 3. https://www.iai.it/en/pubblicazioni/saudi-arabias-and-
qatars-discourses-and-practices-mediterranean diakses pada 11 September 2023
20
https://www.trade.gov/country-commercial-guides/qatar-market-overview diakses pada 12
september 2023 pukul 1:44
21
F. Iswara. 1982. Pengantar Ilmu Politik. Bandung:offset angkasa, hal 174

10
pemimpin Qatar tersebut membuat kemarahan Arab Saudi. 22 Selain adanya
keterikatan Qatar yang katanya mendukung kelompok teroris. Ikut campur
masalah internal Negara tetangga, Qatar juga menjalin hubungan kerja sama
dengan Iran, dan Qatar dianggap melindungi juga mendukung tokoh- tokoh
gerakan demokrasi di Arab, serta memiliki sejumlah agenda yang tidak sesuai
dengan Gulf Cooperation Council (GCC) yang merupakan alasan mengapa
akhirnya Arab Saudi mengeluarkan kebijakan blokade terhadap Qatar beserta
dengan adanya tiga belas tuntutan terhadap pemerintahan Qatar. 23 Diketahui
bahwa Iran memiliki program nuklir, tentunya hal ini akan menjadi masalah bagi
Arab Saudi, dimana arab Saudi sendiri memiliki hubungan yang tidak baik dengan
Iran. Melihat ini hal ini tentunya Qatar menjadi suatu ancaman terhadap
kepentingan keamanan nasional Arab Saudi, kerja sama Qatar dengan beberapa
kelompok Islam keras dan hubungan baik Antara Qatar dan Iran membuat arab
Saudi merasa terancam akan hal itu. Oleh karena itu adanya pemutusan hubungan
diplomasi Arab Saudi terhadap Qatar adanya kepentingan keamanan nasional
Arab Saudi di dalam konflik ini.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk menjadikan
uraian tersebut sebagai pembahasan penelitian dengan judul : “Analisis
Kepentingan Keamanan Nasional Arab Saudi pada Pemutusan Hubungan
Diplomasi terhadap Qatar Tahu

22
Harretz Reuters, “ Qatar-Iran Gas Field behind the diplomatic war in the Middle East”, Haartetz
juni 7, 2017. Diakses pada
https://www.haaretz.com/middle-east-news/2017-06-07/ty-article/the-qatar-iran-gas-field-
behind-the-diplomatic-war-in-the-middle-east/0000017f-f8ac-ddde-abff-fced36e10000
23
Patrick Wintour, “Qatar Given 10 Days to Meet 13 Sweeping Demands by Saudi Arabia,” The
Guardian, 2017, https://www.theguardian.com/world/2017/jun/23/ close-al-jazeera-saudi-
arabia-issues-qatar-with-13 demands-to-end-blockade.

11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
terdapat rumusan masalah yang menjadi objek penelitian, yakni : Apa Saja
Kepentingan Arab Saudi dalam Menjaga Keamanan Nasionalnya pada
Pemutusan hubungan Diplomatik terhadap Qatar Tahun 2017?

1.3 Pertanyaan Penelitian


1. Apa kepentingan Keamanan Nasional Arab Saudi pada Pemutusan
Hubungan Diplmotik terhadap Qatar Tahun 2017
2. Apa Upaya Arab Saudi dalam menjaga Keamanan Keamanan Nasional
Arab Saudi pada Pemutusan Hubungan Diplmotik terhadap Qatar Tahun
2017

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan kepentingan Keamanan Nasional Arab Saudi
pada Pemutusan Hubungan Diplmotik terhadap Qatar Tahun 2017
2. Untuk mendeskripsikan Upaya Arab Saudi dalam menjaga Keamanan
Keamanan Nasional Arab Saudi pada Pemutusan Hubungan Diplmotik
terhadap Qatar Tahun 2017

1.5 Manfaat Penelitian


 Secara teoritis ; penelitian ini nantinya diharapkan mampu memberikan
pemahaman dibidang keamanan nasional, khususnya pada pembahasan
keamanan nasional Arab Saudi
 Secara akademis ; penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi
maupun media informasi bagi mahasiswa/i ilmu politik, khususnya bagi

12
Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
 Secara praktis : penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan
informasi bagi masyarakat terkait pembahasan keamanan nasional

1.6 Kajian Terdahulu


Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa studi
terdahulu sebagai refrensi maupun rujukan yang digunakan sebagai bahan
pendukung penelitian.

Pertama, adalah penelitian dari Program Studi Hubungan Internasional,


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya. Adapun latar
belakang dari Skripsi ini adalah, pada tahun 2017, Donald J. Trump menduduki
jabatan Presiden Amerika Serikat secara resmi menggantikan Barack Obma.
Kebijakan luar negeri “America First” kemudian diresmikan pada bulan Januari
2017 tidak lama setelah ia menduduki jabatannya, dimana kebijakan ini sangat
berbeda dengan “coustious pragmatism” milik Obama dan ‘democracy
promotion’ milik George W. Bush. Melalui ‘America First’, Amerika Serikat
berupaya memprioritaskan kepentingan rakyatnya di atas segala-galanya dan
tidak segan bersikap tegas terhadap pihak mana pun yang menghalangi
tujuannya. Namun, di sisi lain, Amerika merasa insecure dengan adanya isu-isu
keamanan yang semakin memprihatinkan. Amerika Serikat dihadapkan pada
dengan ancaman senjata pemusnah masal yang diterbitkan oleh US National
Intelligence di tahun 2017, upaya-upaya negara lain memoderenisasi,
mengengembangkan, atau memperoleh senjata pemusnah masal, sistem
pengirimnya, atau teknologi yang mendasari senjata-senjata tersebut merupakan
ancaman besar bagi Amerika Serikat, sekutu, dan pasukannya. Melihat adanya
potensi-potensi ancaman dari aktor state maupun non-state yang semakin
meningkat terhadap wilayah Amerika Serikat, baik dalam segi keamanan
tradisional maupun cyber, dan melemahnya kapabilitas AS untuk mengantisipasi
ancaman-ancaman tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini, untuk mengetahui
dan mengindentifikasi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat dalam
pembuatan kebijakan uar negeri “America First” tahun 2017. Skripsi ini

13
merupakan bentuk penelitian deskriptif yang berupaya menjelaskan terkait
kepentingan kemanan nasional Amerika Serikat dalam kebijakan luar negeri
“American First” tahun 2017. penulis melihat adanya urgensi untuk meneliti
kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat dalam kebijakan luar negeri
America First tahun 2017 ini menggunakan teori kepentingan nasional milik.J.
Holsti.

Hasil dari penelitian ini, Amerika Serikat core values and interest dalam
kebijakan luar negeri “American First” tahun 2017, yaitu pengamanan batas
wilayah dan teritori dan mencapai prinsip Peace Through Strength. Hal ini
ditunjukan dengan prioritas pengamanan AS atas wilayahnya dari serangan state
actors khsuusnya Rusia, China, dan Korea Utara yang sedang mengembangkan
kapabilitas senjata pemusnah masalnya, sementara non-state actors yang
diutamakan adalah kelompok teroris jihadis dan kelompok kriminal
transnasional, dan pertahanan dalam ranah cybersecurity. Di isis lain, AS ingin
mencapai kepentingan dalam preserving peace through strength sebagai core
interest and values. Penulis menemukan keentingan jangka panjang (long-range
goals) dalam kebijakan luar negeri “American First”, yaitu mengembalikan
kejayaan Amerika Serikat dan menjadi negara yang dominan dalam sistem
internasional. Dengan adanya dominasi AS dalam sistem Internasional, maka
akan lebih lancar bagi AS untuk memiliki kontrol dalam tatanan dunia dan
mengutamakan kepentingan-kepentingan yang ingin di raih. Dapat disimpulkan
bahwa, Amerika Serikat memiliki kepentingan keamanan nasional dalam
Kebijakan Luar Negeri :American First” tahun 2017.

Kedua, adalah penelitian ini dari Jurnal Diplomasi Pertahanan, Soegeng


yang berjudul Studi Keamanan Nasional dalam Perspektif Diplomasi
Pertahanan Indonesia. Adapun latar belakang dari jurnal ini adalah, keamanan
negara melalui penggunaan kekuasaan ekonomi dan kekuasaan militer dan
kemampuan diplomasi pertahanan dimasa damai atau dimasa perang. Prinsip
penggunannya adalah keamanan nasional di dunia dikembangkan oleh negara
adikuasa Amerika Serikat pada tahun 1942 sampai dengan 1945 setelah perang
Dunia ke II. Sedangkan keamanan nasional Indonesia di era Presiden Susilo

14
Bambang Yudhoyono kebijakan keamanan nasional yang diambil adalah
menjalin hubungan luar negeri yang baik serta mengambil penyelesaian
masalah-masalah konflik separatisme dianataranya GAM, Bintang Kejora, RMS
serta terorisme dalam negeri secara internal dengan sebaik-baiknya dengan
memberlakukan darurat sipil dan darurat militer di Aceh hasilnya hasil nya
sangat efektif. TNI dapat melakukan tugasnya dengan baik, walaupun terdapat
tekanan Amerika Serikat dan sekutunya Inggris dengan membargo Indonesia,
sehingga Alut Sista Tank, Pesawat dan KRI buatan Amerika dan Inggris tidak
boleh digunakan dalam Darurat Militer. Tetapi TNI dengan cepat menjawab
permasalahan tersebut dengan memerintahkan TANK Amfibi buatan Rusia,
Artileri Medan dan Rgrad 70/Vampire dari Cekoslovakia dan pesawat Sukhoi
dari Rusia sanggup membantu memperkuat sistem persenjataan terpadu TNI
dalam menumpas GAM di Aceh. Definisi diplomasi pertahanan Indonesia
adalah “dalam melakukan suatu diplomasi, komunikasi dan negoisasi yang
merupakan komponen penting yang akan digunakan dalam mencapai suatu
tujuan dari diplomasi itu sendiri. Maka dari itu negoisasi dan komunikasi
merupakan dua hal yang saling terkait. Metodelogi yang digunakan pada jurnal
ini adalah dengan menggunakan pendekatan content analysist. Dalam tinjauan
pustaka pustaka yang penulis gunakan adalah teori Realisme.

Hasil dari penelitian ini adalah peran diplomasi pertahanan Indonesia


sangat penting. Tetapi diplomasi yang dilakukan TNI saat ini belum maksimal
perlu ditingkatkan ke depannya untuk memperkuat diplomasi pertahanan
disamping diplomasi umum baik terkait dengan ekonomi, politik maupun
kebudayaan. Keamanan nasional Indonesia sudah baik tetapi belum maksimal
karena masih ada ancaman dalam negeri dan uar negeri yang harus di selesaikan
dengan sebaik-baiknya. Maka perlunya kebijakan keamanan nasional yang
menyeluruh dari komponen TNI dan Rakyat sebagai unsur cadangan. TNI dan
rakyat dalam menjaga kedaulatan Negara Indonesia sebab NKRI adalah harga
mati. RUU keamanan Nasional sedang dalam proses yakni RUU No. 23 Tahun
2019 tentang PSDN yang diundangkan oleh Komnas HAM.
Ketiga, penelitian dari Jurnal Prodi Hubungan Internasional, Muh. Ghozali
Rahman dan Zaky Ismail yang berjudul Hubungan Arab Saudi dan Qatar pada

15
konflik di Kawasan Timur Tengah Tahun 2017. Adapun latar belakang dari jurnal
ini, Terdapat sebuah berita yang dirilis oleh media resmi milik Arab Saudi pada
tahun 2017. Berita tersebut membahas mengenai berita yang menyatakan adanya
tudingan kepada Qatar. Berita tersebut menyatakan bahwa Qatar telah
mendukung kelompok yang dianggap militan dan menyebarkan isi dari ideologi 24.
ideologi yang bersifat keras. Berita yang dirilis tersebut dianggap sebagai langkah
Qatar untuk melakukan hegemoni dari pemberitaan di Timur Tengah. Saudi yang
pada saat itu memberikan tuduhan bahwa Qatar membiayai dan mendukung
kelompok teroris. Kemudian keadaan tersebut menjadi parah saat pemimpin
Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengatakan bahwa Iran merupakan
sebuah kekuatan besar dalam upacara militer. Pernyataan tersebut kemudian
memicu kemarahan pihak Arab Saudi. Berita yang dirilis tersebut menimbulkan
dampak pada hubungan Qatar dan Arab Saudi, kedua negara Arab tersebut
mengalami keretakan hubungan bilateral yang berujung hingga pemutusan
hubungan diplomasi Kepentingan negara atau kepentingan nasional ada
dikarenakan kebutuhan di dalam suatu negara secara realitasnya tidak dimiliki
oleh Negara tersebut sendiri dan tidak akan tercapai apabila dilakukan atau
dijalankan sendiri. Berdasar pada Latar Belakang tersebut maka rumusan masalah
yang kemudian dibahas dalam penelitian ini, yakni: Mengapa Arab Saudi
Memutus Hubungan kerja sama Diplomatik dengan qatar?. Tujuan dari penulisan
penelitian ini adalah: Penulis ingin menjelaskan sikap dan perilaku Arab Saudi
tersebut sebagai bentuk penimbangan Kekuatan terhadap Sikap Qatar yang
melakukan aliansi dengan Iran dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan
dalam artikel ini adalah pendekatan kualitatifManfaat dari penelitian ini. dibagi
menjadi dua kategori: Manfaat secara akademis dan
Hasil dari penelitian tersebut ialah, Kerjasama Iran dan Qatar kemudian
mempengaruhi keputusan Arab Saudi dengan memunculkan respon Arab Saudi
yakni dengan memutus hubungan diplomatik dan menarik diplomatnya yang
berada di Doha Qatar.Arab Saudi didalam 13 tuntutannya memberikan syarat
agar Qatar berhenti melakukan aliansi dengan Iran.Hal tersebut merupakan

24
Muh Ghozali Rahman dan Zaky Ismail. 2022. Hubungan Arab Saudi dan Qatar pada Konflik di
Kawasan Timur Tengah Tahun 2017. Jurnal Prodi Hubungan Internasional. V0l 2. N0 1. Hal 52
https://jurnalfisip.uinsby.ac.id/index.php/siyar/article/view/257/183

16
upaya Arab Saudi untuk memberhentikan upaya perdagangan ladang gas
terbesar milik Qatar dan Iran agar tidak menggeser status Arab Saudi yang
saat ini menjadi pengekspor minyak dunia terbesar.

17
1.7 Kerangka Teori
1.7.1 Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional dalam ungkapan Prancis yaitu Raison d’ertat,
adalah tujuan dan ambisi dari negara, baik ekonomi, militer, atau budaya.
Menurut studi Hubungan Internasional, konsep ini penting sebagai dasar bagi
negara dalam melakukan hubungan internasional. Negara diturunkan dari
tatanan ilahi dan tunduk pada kebutuhan khususnya sendiri, yaitu kepentingan
nasional Kepentingan nasional sangat erat kaitannya dengan power negara
sebagai tujuan maupun instrumen, khususnya yang bersifat destruktif (hard
power). Kepentingan nasional atau national interest merupakan konsep paling
umum dalam membahas hubungan luar negeri antar negara. Konsep ini juga
dikatakan alat untuk menjelaskan perilaku sebuah negara dalam interaksinya
di dunia international. Menurut Scott Burchill, kepentingan nasional adalah
motivasi suatu Negara dalam menjalankan kebijakan politik luar negerinya.
Dalam kepentingan nasional peran negara sebagai aktor utama yang
dapat mengambil keputusan dan memainkan peranan penting dalam pergaulan
internasional, hal itu didasarkan pada kebutuhan masyarakat dalam negerinya.
Thomas Hobber menyimpulkan bahwa negara dipandang sebagai pelindung
bagi wilayahnya, rakyatnya, dan cara hidup yang memiliki khas dan berharga.
Berikut karena negara merupakan suatu yang melekat bagi kehidupan warga
negaranya. Tanpa negara dalam menjamin alat-alat maupun kondisi
keamanan ataupun dalam memajukan kesehjateraan, kehidupan masyarakat
jadi terbatasi. Sehingga ruang gerak yang dimiliki oleh suatu bangsa akan
menjadi kontrol dari sebuah negara. Inilah yang disebut tujuan negara, ialah
sebagai memelihara perdamaian, keamanan, ketertiban, dan keadilan.25
Kepentingan nasional merupakan konsep yang sering digunakan
sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku suatu negara dalam politik
internasional. Karena setiap negara memiliki arti tersendiri dalam kepentingan
nasionalnya, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor atau kondisi yang
mempengaruhinya dan pendefinisian dari pemerintah yang sedang berkuasa.
25
F. Iswara. 1982. Pengantar Ilmu Politik. Bandung:offset angkasa, hal 172

18
Konsep kepentingan nasional adalah tujuan mendasar serta faktor paling
menentukan dalam merumuskan politik luar negeri, dan merupakan unsur
kebutuhan yang sangat vital bagi negara mencakup kelangsungan hidup
bangsa dan negara.26
Kepentingan nasional adalah maksud dan tujuan yang ingin dicapai,
sehubungan dengan kebutuhan bangsa/negara serta hal yang dicita-citakan.
Kepentingan nasional merupakan konsep utama dalam hubungan
internasional51. Dimana, semua negara /bangsa selalu terlibat dalam proses
untuk memenuhi atau mengamankan tujuan kepentingan nasional mereka.
Kepentingan nasional sangat erat kaitannya dengan power negara sebagai
tujuan maupun instrumen, khususnya yang bersifat destruktif (hard power).
Ketika kepentingan nasional bertujuan untuk mengejar power dan power
dipergunakan sebagai instrumen untuk mencapai kepentingan nasional, maka
konsekuensinya dalam sistem internasional yang dipersepsikan anarki—
kecuali kekuasaannya sendiri—adalah kompetisi, kemunculan perimbangan
kekuasaan, konflik dan perang.27
Kepentingan nasional suatu negara dapat mencakup kepentingan-
kepentingan esensial untuk melindungi keamanan pertahanan militer,
melindungi kesejahteraan ekonomi negaranya, mengejar kekuasaan ataupun
ideologi dalam sistem internasional. Terdapat berbagai macam bentuk
kepentingan nasional dan dalam penelitian ini kepentingan nasional yang
ditelaah dibatasi pada bagian keamanan nasional suatu negara. Istilah
keamanan nasional mengacu pada konteks keamanan di mana negara menjadi
aktor utama yang memerlukan keamanan dan mengejar keamanan tersebut.

1.7.1.1 Kepentingan Keamanan Nasional


Kepentingan keamanan adalah perlindungan oleh negara terhadap
26
Gustira Andini. Kepentingan Nasional Iran dan Arab Saudi dalam Perang Yaman, (Indralaya:
Universitas Sriwijaya, 2021), hal 13
27
Arry Bainus & Junita Budi Rachman. 2018. Kepentingan Nasional dalam Hubungan
Internasional. Intermestic: Journal of International Studies. Intermestic: Journal of International
Studies. Pdf.Hal 109.

19
warganya dari ancaman kekerasan fisik yang diarahkan kekerasan fisik yang
diarahkan dari negara lain, dan ancaman secara eksternalitas terhadap sistem
pemerintahannya. Kepentingan nasional atau national interest merupakan
konsep paling umum dalam membahas hubungan luar negeri antar negara.
Konsep ini juga dikatakan alat untuk menjelaskan perilaku sebuah negara
dalam interaksinya di dunia internasional. Menurut Scott Burchill, kepentingan
nasional adalah motivasi suatu Negara dalam menjalankan kebijakan politik
luar negerinya.28 Setiap kebijakan dari suatu negara akan berpengaruh baik
rakyatnya. Kepentingan nasional tercipta karena adanya kebutuhan dalam
bangsa yang tidak dimiliki oleh suatu negara tersebut atau suatu hal yang tidak
bisa dicapai oleh negara tersebut sehingga hubungan internasional akan
mewujudkan hal itu.
Secara hakiki maupun menurut hukum internasional, setiap negara
memiliki hak untuk melindungi dirinya sendiri dari setiap bentuk dan jenis
ancaman dari mana pun datangnya yang nantinya akan membahayakan
keamanan warganya.29Keamanan nasional diartikan oleh negara sebagai
sesuatu yang telah dikonstruksikan termasuk di dalamnya memasukkan konsep
mengenai kepentingan politik.
Pada tahun 2017 Media resmi milik Qatar merilis sebuah berita tentang
Ikhwanul muslimin yang dianggap Saudi membela kelompok-kelompok
teroris. Qatar telah membela kelompok-kelompok teroris dan militan seperti
Ikhwanul Muslimin, ISIS, Alqaeda dan Hamas serta mempromosikan sebuah
pesan mengenai kelompok-kelompok tersebut di media resmi miliknya
tersebut.atas berita yang dirilis tersebut, Arab Saudi merasa adanya ancaman
terhada negara mereka. oleh karena itu Arab Saudi memutuskan hubungan
diplomasinya dengan Qatar. Karena merasa adanya ancaman terhadap
keamanan nasional negaranya.
1.7.1.2. Teori Balance of Power

Teori Balance of Power merupakan salah kajian teori dari sekian banyaknya
28
Arry Bainus, Kepentingan Nasional Dalam Hubungan Internasional, Intermestic:Journal of
International Studies, Vol.2, No.2, 2018, 109-115 hlm, tersedia

29
Bambang Darmono. 2010. Konsep dan Sistem Keamanan Nasional Indonesia. Jurnal Ketahanan
Nasional, XV, No. 1, hlm 14. https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22307/14890

20
teori yang digunakan dalam studi literatur hubungan internasional. Teori Balance
of Power mengatakan bahwa setiap tindakan yang diambil oleh negara itu
memiliki sebuah perlindungan terhadap keadaan internal negaranya salah satunya
ialah dengan melakukan perimbangan kekuatan dari satu atau lebih negara yang
dianggap sebagai rival dari negaranya. Teori Balance of Power merupakan sebuah
teori yang di dalamnya menjelaskan mengenai berbagai usaha yang dilakukan
oleh suatu negara untuk meningkatkan kepemilikan power atau kemampuan
sampai mereka mendapatkan apa yang mereka tuju.
Penulis memilih teori ini tersebut untuk dipakai menganalisis dikarenakan
dalam penjelasannya yang ada pada teori ini dapat membantu menjelaskan sikap
yang ditunjukkan oleh Arab Saudi dalam konfliknya dengan Qatar. Aliansi yang
dilakukan Qatar bersama Iran menjadi penyebab utama terdapat sebuah ancaman
bagi keamanan, kekuatan politik yang dimiliki Arab Saudi di dalam kawasan
hingga memunculkan sikap Arab Saudi untuk berusaha melindungi dan
mengimbangi kekuatan negaranya dengan memberikan sebuah gertakan kepada
Qatar yakni dengan cara memutuskan hubungan kerja sama diplomatik dan
memberikan 13 tuntutan yang dijadikan syarat apabila Qatar ingin melakukan
hubungan diplomatik dengan Arab Saudi lagi.
Melakukan hubungan sering kali dianggap sebagai tindakan karena adanya
sebuah ancaman, ketika memilih untuk beraliansi, negara dapat balancing. Ketika
memilih untuk beraliansi menyeimbangkan lebih sering menjadi pilihan daripada
untuk bergabung sehingga menghindarkan diri dari koalisi. Dalam bukunya yang
berjudul The Origins of War in Neorealist Theory,30 menjelaskan adanya 2 faktor
yang ada didalam sistem anarki, yang kemudian mempengaruhi kompetisi dan
konflik. Faktor pertama dikarenakan negara berada dalam tatanan sistem yang
anarki sehingga negara dituntut dapat membuat negaranya jadi aman. Faktor
kedua, yaitu dimana adanya sebuah ancaman yang muncul dan berpotensi menjadi
ancaman, jika negara memiliki power yang berpengaruh mungkin akan dapat
menangkal ancaman tersebut. dengan kolektif negara-negara yang memiliki
pilihan untuk dapat melakukan aliansi atau melakukan hubungan dengan negara

30
Kenneth N Waltz, “The Origins of War in Neorealist Theory: Journal of interdisciplinary
History 18”, 619. http://users.metu.edu.tr/utuba/Waltz.pdf

21
lain atau dapat memilih untuk melakukan gencatan senjata dengan kekuatan
militer mereka.
Teori Balance of Power pada konflik Arab Saudi dan Qatar tersebut akan
menjelaskan bahwa Saudi berstatus sebagai negara hegemoni merasa bahwa Qatar
adalah sebuah ancaman pada stabilitas politiknya, keamanan dan power Arab
Saudi di dalam kawasan karena adanya balancing forming, yaitu adanya ancaman
yang datangnya dari luar konflik. Hal tersebut terjadi karena Qatar memilih untuk
mempererat hubungan dengan Iran yang merupakan rival Arab Saudi sejak lama,
oleh karena itu Arab Saudi merasa bahwa kerja sama antara Iran dan Qatar ini
memiliki ancaman pada stabilitas power dari Arab Saudi.

1.8 Metodologi Penelitian


Pada hakikatnya, dasarnya metode penelitian ini merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data sekaligus informasi sebagaimana adanya dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Metode penelitian merupakan praktik teknis yang
digunakan untuk mengidentifikasi pertanyaan penelitian, cara mengumpulkan dan
menganalisis data dan temuan.
Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang pada dasarnya
menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berasal dari suatu
kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan
pengalamannya yang kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-
permasalahan beserta pemecahannya yang ditujukan untuk memperoleh
pembenaran dalam bentuk dukungan data empiris. 31 Dalam penelitian, peneliti
akan menjelaskan permasalahan mengenai kepentingan keamanan nasional arab
dalam krisis diplomatik antara Qatar dan Arab Saudi tahun 20

31
Kusumastuti, Adhi & K. Ahmad Mustamil. 2019. Metode Penelitian Kualitatif, pdf. Semarang.
Lembaga Pendidikan Sukamo Pressindo. hal. 12

22
1.8.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala fakta-fakta,
ataupun kejadian yang secara sistematis dan akurat. Dalam penelitian deskriptif
cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji
hipotesis. penelitian kualiatatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalan mengenai masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan
bagian permukaan dari sebuah realitas sebagaimana dilakukan penelitian
kuantitatif dengan positivismenya. Karena peneliti menginterpretasikan
bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana
makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka32
Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis dokumen, baik itu dari
dokumen resi yang validitas dan kebutuhannya terjamin seperti dokumen
perundangan dan kebijakan maupun hasil-hasil penelitian. Analisis juga dapat
dilakukan buku-buku teks, baik yang bersifat teoritis maupun empiris. Kegiatan
ini ditujukan untuk mengetahui makna, hubungan antara berbagai konsep,
kebijakan, kegiatan, program, dan peristiwa yang ada untuk selanjutnya diketahui
manfaat, hasil, atau dampak dari hal tersebut. dalam hal ini, peneliti akan
menganalisis data-data yang sesuai dengan tema penelitian baik dari buku, teks,
ebook, dan jurnal internasional,maupun dari website luar negeri.

32
Muhammad Rijal Fadli,2021. Memahami Desain Metode Penelitian Kualitatif. Jurnal UNY.
Vol.21. hal 36. https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/38075/pdf_1

23
1.8.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang
menentukan keberhasilan suatu penelitian33. Peneliti menggunakan teknik studi
pustaka, yaitu dengan menggunakan sumber data sekunder yang dikumpulkan.
Peneliti akan mengumpulkan data yang berhubungan dengan kepentingan
keamanan nasional dan data-data lain yang berhubungan dengan penelitian
melalui berbagai sumber data berbagai sumberberupa literatur buku, jurnal, lokal,
maupun internasional, serta bahan-bahan lain yang mendukung penelitian
termasuk didalamnya media massa seperti internet. Dalam penelitian ini, penulis
akan terlebih dahulu mengumpulkan data-data atau sumber yang sesuai dengan
tema penelitian, yakni kepentingan keamanan nasional Arab saudi, krisis
diplomatik antara Arab Saudi dan Qatar. Melalui beberapa sumber literatur berupa
buku, jurnal, dan internet.

1.8.3 Teknik Analisis Data


Berdasarkan jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik
analisis data yang akan peneliti gunakan adalah teknik analisis data kualitatif,
yaitu dengan menekankan analisis pada sebuah proses pengambilan kesimpulan
secara deduktif induktif serta analisis pada fenomena yang sedang diamati dengan
metode ilmiah. Dalam penelitian kualitatif, analisis data merupakan usaha peneliti
memaknai data, baik berupa teks atau gambar yang dilakukan secara menyeluruh.
Oleh karena itu, peneliti harus benar-benar mempersiapkan data tersebut agar
dapat dianalisis, dipahami, disajikan, dan diinterpretasikan. Informasi yang telah
dikumpulkan ini harus diatur dan ditafsirkan dengan benar untuk
mengekstraksikan temuan kunci untuk penelitian. Terdapat tiga macam tahapan
dalam analisis data kualitatif, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Reduksi Data : merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan,
abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan
lapangan tertulis. Reduksi data dilakukan secara terus-menerus selama proses

33
Burhan Bungin, 2007. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. pdf. Jakarta : PT. Kencana. hal. 126.

24
penelitian berlangsung
2. Penyajian Data : dimaksudkan agar lebih mempermudah bagi peneliti untuk
dapat melihat gambaran secara khusus atau bagian-bagian tertentu dari data
penelitian. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah
teks naratif.
3. Penarikan Kesimpulan: kesimpulan muncul dari data yang telah teruji
kepercayaannya, kekuatannya, konfirmabilitasnya yaitu validitasnya34.
Dalam penelitian ini, setelah mengumpulkan berbagai sumber literatur dari
teks, e-book, jurnal internasioanl maupun dari internet, peneliti akan
meyimpulkan hasil akhir dari temuan sumber literatur yang telah peneliti
kumpulkan, untuk mendapatkan keabsahan fakta dalam pembahasan analisis
kepentingan keamanan nasional Arab saudi.

34
Wekke, Ismail Suardi. dkk. 2019. Metode Penelitian Sosial. pdf. Yogyakarta : Gawe
Buku.

25
1.9 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan tulisannya ke


dalam empat (IV) bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah,


pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka
teori, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II ANALISIS KEPENTINGAN NASIONAL ARAB SAUDI


DALAM KRISIS DIPLOMATIK ANTARA ARAB SAUDI DAN
QATAR TAHUN 2017
Bab ini berisikan sekilas profil negara Arab Saudi dan Qatar,
deskripsi tentang analisis kepentingan keamanan nasional Arab Saudi,
secara umum dan bab ini juga berisikan data serta gambaran krisis
diplomatik antara Arab Saudi dan Qatar tahun 2017.

BAB III ANALISIS KEPENTINGAN NASIONAL ARAB SAUDI


DALAM KRISIS DIPLOMATIK ANTARA ARAB SAUDI DAN
QATAR TAHUN 2017
Pada bab ini akan menjelaskan bagaimana analisis kepentingan
keamanan nasional Arab Saudi, serta dampak krisis diplomatik antara Arab
Saudi dan Qatar pada kemanan nasional Arab Saudi.
BAB IV PENUTUP
Bab terakhir dari penelitian ini berisi simpulan serta pemberian
saran- saran yang diperlukan terhadap pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya.

26
27
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi pemahaman Fakta
dan Gejala Pemasalahan Sosial: Teori, Aplikasi dan pemecahannya, Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2011.HIm 345.

Kusumastuti, Adhi & K. Ahmad Mustamil. 2019. Metode Penelitian


Kualitatif, pdf. Semarang. Lembaga Pendidikan Sukamo Pressindo. hal. 12

Jurnal :
Adli Nur Wana Kurniawan. 2020. Analysis of International Disputes
Regarding Diplomatic Relations between Saudi Arabia and Qatar. The Digest:
Journal of Jurisprudence and Legisprudence. hal 135.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/digest/article/download/48627/19598 .
diakses pada 22 agustus 2023

Arry Bainus & Junita Budi Rachman. 2018. Kepentingan Nasional dalam
Hubungan Internasional. Intermestic: Journal of International Studies.
Intermestic: Journal of International Studies. Pdf.Hal 109.

Bambang Darmono. 2010. Konsep dan Sistem Keamanan Nasional


Indonesia. Jurnal Ketahanan Nasional, XV, No. 1, hlm 14.
https://jurnal.ugm.ac.id/jkn/article/view/22307/14890

Broto Wardoyo, Rivalitas Saudi – Qatar dan Skenario Krisis Teluk, Jurnal
Hubungan
Internasional, Vol 07 No. 01, Jakarta: Universitas Indonesia, hal 1-14 diakses
melalui
https://media.neliti.com/media/publications/277009-none-952b879a.pdf
Islamic World and Politics. vol 1. hal 91.

28
https://journal.umy.ac.id/index.php/jiwp/article/download/3767/3147 diakses 22
agustus 2023

Gustira Andini. Kepentingan Nasional Iran dan Arab Saudi dalam Perang
Yaman, (Indralaya: Universitas Sriwijaya, 2021), hal 13

Kenneth N Waltz, “The Origins of War in Neorealist Theory: Journal of


interdisciplinary History 18”, 619. http://users.metu.edu.tr/utuba/Waltz.pdf

Nilna Indriana, 2017. “Pemetaan Konflik di Timur Tengah (tinjauan


geografi politik). Jurnal Humanior. Vol 1, No. 2, Februari 2017, hal 22.
https://media.neliti.com/media/publications/283241-pemetaan-konflik-di-timur-
tengah-a8454a6b.pdf

Nyoman Sudira. 2017. Resolusi Konflik dalam Perubahan Dunia. Global:


Jurnal Politik Internasional, vol 19. hal 157.
https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1053&context=global
diakses pada 22 agustus 2023

Muhammad Rijal Fadli,2021. Memahami Desain Metode Penelitian


Kualitatif. Jurnal UNY. Vol.21. hal 36.
https://journal.uny.ac.id/index.php/humanika/article/download/38075/pdf_1

Rahman, skripsi, 2022. “Hubungan Kawasan Saudi dan Qatar pada


Konflik di Kawasan Timur Tengah Tahun 2017. ( Hubungan Internasional,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya).

Teguh Sulistia. 2021. Pengaturan Perang dan Konflik Bersenjata dalam


Hukum Humanitet Internasional. Indonesian Journal of International Law. hal
526. https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1466&context=ijil
diakses pada 21 agustus 2023 21:50

29
Internet :
Ace Abdullah, Mengapa Qatar Berbeda dari Negara Teluk lain?, Diakses
melalui
https://www.hidayatullah.com/spesial/analisis/read/2017/07/11/119643/mengapa-
qatar-berbedadari-negara-teluk-lain.html pada agustus 16 pukul 20:03 WIB

Harretz Reuters, “ Qatar-Iran Gas Field behind the diplomatic war in the
Middle East”, Haartetz juni 7, 2017. Diakses pada
https://www.haaretz.com/middle-east-news/2017-06-07/ty-article/the-qatar-iran-
gas-field-behind-the-diplomatic-war-in-the-middle-east/0000017f-f8ac-ddde-abff-
fced36e10000
https://www.voaindonesia.com/a/timur-tengah-mulai-rangkul-energi-surya/
1559446.html , diakses pada 21 agustus 2023

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/12/130000079/dampak-
fenomena-arab-spring diakses 21 agustus 2023

Permadi Bagus,Infografis : Riwayat Hubungan Arab Saudi dan Qatar,


diakses melalui https://kumparan.com/@kumparannews/infografis-riwayat-
hubungan-arab-saudi-dan-qatar pada 22 Agustus 2023

Patrick Wintour, “Qatar Given 10 Days to Meet 13 Sweeping Demands by


Saudi Arabia,” The Guardian, 2017,
https://www.theguardian.com/world/2017/jun/23/ close-al-jazeera-saudi-arabia-
issues-qatar-with-13 demands-to-end-blockade.

Retno Ajeng, Saudi-Qatar Akhiri Perselisihan, diakses melalui


https://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/14/11/18/nf7v4j29-
saudiqatar-akhiriperselisihan

30
Yantina Debora, Rekam Jejak Retaknya Hubungan Qatar dan GCC,
Diakses melalui https://tirto.id/rekam-jejak-retaknya-hubungan-qatar-dan-gcc-
cqgu pada 11 agustus 2023 pukul 4:45 WIB

31

Anda mungkin juga menyukai