DOSEN PEMBIMBING:
Azmi Fitrisia SS,M.HUM.,Ph.D
Firza S.Pd,M.Pd
OLEH :
Nesha Desvi Andini
23046087
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
A. Kebijakan dan Strategi Pembangunan ............................................................................................... 4
1. Kebijakan Ekonomi ....................................................................................................................... 4
2. Kebijakan Politik ........................................................................................................................... 4
3. Strategi Pembangunan Berkelanjutan ............................................................................................ 5
B. Pembangunan dan Masalah Ekonomi-Politik .................................................................................... 6
1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................................................. 6
2. Tantangan Politik ........................................................................................................................... 7
C. Pembangunan dan Masalah Sosial-Budaya serta Keamanan ............................................................ 8
1. Masalah Sosial Budaya .................................................................................................................. 8
2. Keamanan ...................................................................................................................................... 9
D. Perbedaan dan Persamaan Pola Pembangunan Indonesia dengan Negara-Negara di Asia Selatan 10
1. Persamaan ....................................................................................................................................10
2. Perbedaan.....................................................................................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Selatan, sebagai kawasan yang mempesona dengan kekayaan budaya dan
sejarahnya, berdiri di depan tantangan yang beragam dalam perjalanan pembangunannya.
Kebijakan dan strategi pembangunan menjadi landasan utama bagi negara-negara di
kawasan ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Setiap negara
memiliki pendekatan uniknya sendiri, baik dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang
menguntungkan, menjaga stabilitas politik, maupun membangun infrastruktur yang
mendukung perkembangan sosial masyarakat. Namun, kaya akan keberagaman tersebut
juga membawa tantangan yang melibatkan masalah ekonomi, politik, serta dinamika sosial
dan budaya yang memerlukan perhatian serius.
Pertumbuhan ekonomi dan kestabilan politik menjadi dua aspek utama yang saling
terkait dalam upaya pembangunan di Asia Selatan. Tantangan ketidaksetaraan ekonomi dan
distribusi kekayaan masih menjadi sorotan, sementara ketegangan politik, konflik
bersenjata, dan perubahan rezim politik dapat menghambat progres. Selain itu, masyarakat
di kawasan ini juga dihadapkan pada masalah sosial-budaya, termasuk ketidaksetaraan
gender, pelestarian budaya, dan akses terhadap pendidikan. Di tengah kompleksitas ini,
keamanan regional juga menjadi fokus penting, mengingat adanya konflik etnis, terorisme,
dan masalah perbatasan yang memerlukan sinergi antarnegara untuk mencapai stabilitas
yang berkelanjutan.
Perbandingan pola pembangunan Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Selatan
menyoroti perbedaan dan persamaan yang muncul. Meskipun terdapat kemiripan dalam
tekad mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, perbedaan sejarah,
geografi, dan kebijakan domestik menciptakan variasi pendekatan. Indonesia, sebagai
negara dengan populasi terbesar di kawasan ini, mungkin memiliki tantangan dan peluang
yang unik dalam mengelola sumber daya alam dan merancang kebijakan pembangunan
yang efektif. Dengan memahami perbedaan ini, negara-negara di Asia Selatan dapat saling
belajar dan bersinergi untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik bagi seluruh
masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara Asia Selatan
mempengaruhi upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan?
2. Apa tantangan utama dalam bidang ekonomi dan politik yang dihadapi oleh negara-
negara di Asia Selatan dalam konteks pembangunan?
3. Bagaimana dinamika sosial-budaya dan faktor keamanan regional memengaruhi
jalannya pembangunan di Asia Selatan, dan apa solusi yang diambil oleh negara-negara
tersebut untuk mengatasi tantangan tersebut?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan dan Strategi Pembangunan
1. Kebijakan Ekonomi
Di sisi lain, beberapa negara Asia Selatan lebih menekankan pengembangan sektor
industri atau pertanian sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi. Pemilihan ini didasarkan
pada pemahaman bahwa penggerak utama pembangunan ekonomi dapat berasal dari
pengembangan sektor primer atau sekunder. Pengembangan sektor industri dapat
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah produk domestik, dan
memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional.
Namun demikian, perbedaan kebijakan ini menciptakan variasi dalam hasil dan
dampak pembangunan di setiap negara. Negara yang mengandalkan model pasar bebas
mungkin mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, tetapi risiko ketidaksetaraan
ekonomi dan masalah sosial bisa muncul. Sebaliknya, negara yang lebih mengutamakan
pengembangan sektor industri atau pertanian mungkin membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai pertumbuhan yang signifikan, namun berpotensi mengurangi
ketidaksetaraan dan meningkatkan pemerataan ekonomi.
Dengan demikian, keberagaman kebijakan ekonomi di Asia Selatan menciptakan
dinamika yang menarik dan menantang dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Perbandingan dan evaluasi terus-
menerus terhadap pendekatan-pendekatan ini menjadi penting agar setiap negara dapat
menggali potensi dan mengatasi tantangan yang muncul seiring berjalannya waktu.
2. Kebijakan Politik
4
menentukan arah dan kepemimpinan politik suatu negara. Proses demokratisasi yang
melibatkan partisipasi luas masyarakat diharapkan mampu menciptakan representasi yang
akurat serta pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.
Kestabilan politik menjadi prasyarat penting dalam memastikan kelangsungan upaya
pembangunan. Negara-negara di Asia Selatan sering kali dihadapkan pada tantangan
ketidakstabilan politik, baik akibat konflik internal maupun perubahan rezim. Kondisi
politik yang tidak stabil dapat berdampak negatif terhadap iklim investasi, pertumbuhan
ekonomi, dan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan politik yang
berkelanjutan membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah,
oposisi, dan masyarakat sipil.
Selain itu, keberlanjutan pemerintahan juga menjadi faktor yang tidak kalah signifikan.
Perubahan pemerintahan yang sering dapat mengakibatkan pergeseran dalam prioritas dan
fokus kebijakan pembangunan. Membangun sistem pemerintahan yang kokoh, transparan,
dan akuntabel menjadi kunci untuk menghindari ketidakpastian dan instabilitas yang dapat
merugikan upaya pembangunan jangka panjang
Pentingnya peran politik dalam pembangunan menciptakan tuntutan untuk merancang
dan mengimplementasikan kebijakan yang tidak hanya mencakup aspek ekonomi tetapi
juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan
masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, dan media massa dapat menjadi katalisator
penting dalam membangun tata kelola politik yang lebih transparan dan berorientasi pada
kepentingan rakyat.
Dengan demikian, kebijakan politik tidak hanya memainkan peran kunci dalam
pembangunan, tetapi juga harus senantiasa dikembangkan dan disesuaikan dengan
dinamika perubahan sosial dan politik agar mampu menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat Asia Selatan.
5
mendukung pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, peningkatan efisiensi energi,
dan pelestarian biodiversitas.
Aspek sosial juga menjadi elemen integral dalam strategi pembangunan berkelanjutan.
Negara-negara di Asia Selatan memiliki populasi yang beragam dengan tantangan yang
berkaitan dengan ketidaksetaraan sosial, akses pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
Strategi ini harus memprioritaskan inklusivitas dan keadilan sosial, dengan memberikan
perhatian khusus kepada kelompok-kelompok yang rentan dan terpinggirkan.
Dalam konteks ekonomi, pembangunan berkelanjutan menuntut transformasi menuju
model ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Dukungan terhadap sektor ekonomi
yang ramah lingkungan, pemberdayaan usaha kecil dan menengah, serta pengembangan
industri berkelanjutan menjadi bagian integral dari strategi pembangunan jangka panjang.
Pentingnya kerjasama regional juga terangkat dalam strategi pembangunan
berkelanjutan. Tantangan lingkungan dan sosial seringkali tidak dapat diatasi secara efektif
oleh satu negara saja. Oleh karena itu, negara-negara di Asia Selatan diharapkan untuk
meningkatkan kerjasama regional dalam hal pertukaran pengetahuan, teknologi, dan
sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara kolektif.
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah menjadi ciri khas sebagian besar negara di
Asia Selatan, mengindikasikan kemajuan yang signifikan dalam sektor-sektor seperti
teknologi dan industri. Munculnya sektor teknologi, termasuk industri teknologi informasi
dan komunikasi, telah memberikan dorongan baru bagi ekonomi di kawasan ini. Negara-
negara seperti India dan Bangladesh, misalnya, telah menjadi pusat inovasi dan
outsourcing, yang menghasilkan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Sektor industri juga memainkan peran sentral dalam pendorong pertumbuhan ekonomi
di Asia Selatan. Negara-negara seperti India, Pakistan, dan Sri Lanka memiliki basis
industri yang berkembang pesat, termasuk manufaktur, tekstil, dan produksi otomotif.
Investasi dalam pengembangan infrastruktur dan kebijakan dukungan pemerintah telah
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor-sektor ini, menghasilkan
lapangan kerja dan meningkatkan daya saing global.
6
Meskipun pertumbuhan ekonomi yang pesat, ketidaksetaraan ekonomi tetap menjadi
masalah yang serius di Asia Selatan. Peningkatan pendapatan dan kemakmuran tidak selalu
merata di antara seluruh lapisan masyarakat. Ketidaksetaraan ini dapat tercermin dalam
akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi.
Oleh karena itu, meskipun terjadi pertumbuhan yang cepat, tantangan redistribusi kekayaan
dan pemerataan ekonomi tetap menjadi fokus penting dalam upaya pembangunan di
kawasan ini.
Distribusi kekayaan yang tidak merata juga memberikan dampak negatif terhadap
stabilitas sosial dan politik. Ketidaksetaraan ekonomi dapat menciptakan ketegangan
sosial, ketidakpuasan masyarakat, dan meningkatkan risiko ketidakstabilan politik. Oleh
karena itu, negara-negara di Asia Selatan perlu memperkuat kebijakan yang mendukung
inklusivitas ekonomi, dengan fokus pada mengurangi kesenjangan dan meningkatkan
akses kesempatan bagi seluruh warga negara.
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, penting bagi negara-negara
di Asia Selatan untuk merancang kebijakan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan
cepat tetapi juga memastikan bahwa manfaatnya tersebar merata di seluruh lapisan
masyarakat. Hanya dengan pendekatan inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi
dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pembangunan jangka panjang
di kawasan ini.
2. Tantangan Politik
7
perubahan rezim, sehingga merumitkan upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang stabil
dan berkelanjutan.
Stabilitas politik dianggap sebagai prasyarat esensial bagi pembangunan ekonomi yang
berhasil. Lingkungan politik yang stabil menciptakan kepercayaan di kalangan investor,
baik domestik maupun asing, yang dapat mendorong investasi jangka panjang. Ketika
politik terkonsolidasi dan stabil, pemerintah memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
merancang dan melaksanakan kebijakan ekonomi yang efektif.
Dalam mengatasi tantangan politik ini, langkah-langkah seperti penguatan institusi
politik, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses politik, dan promosi dialog antara
berbagai pihak menjadi krusial. Dengan menciptakan fondasi politik yang stabil, negara-
negara di Asia Selatan dapat membuka jalan bagi pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, melindungi hak-hak warga negara, dan menciptakan kondisi yang kondusif
bagi kemajuan nasional.
8
partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan adalah elemen krusial dalam
merumuskan strategi pembangunan yang inklusif
2. Keamanan
9
Kerjasama antarnegara menjadi kunci dalam mengatasi tantangan keamanan ini.
Inisiatif regional seperti South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC)
dapat menjadi forum penting untuk memfasilitasi dialog, kerjasama keamanan, dan
pertukaran informasi guna menghadapi ancaman bersama. Kolaborasi aktif dalam
membangun kapasitas militer dan penegakan hukum juga menjadi langkah penting dalam
menciptakan lingkungan yang aman dan stabil.
1. Persamaan
Semua negara di kawasan ini memiliki tekad untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang inklusif dan berkelanjutan. Mereka menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan memerlukan kebijakan yang memperhitungkan keberlanjutan
lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan ketahanan ekonomi yang dapat memberikan
manfaat jangka panjang bagi seluruh lapisan masyarakat.
10
Perbandingan ini juga memunculkan kesamaan dalam upaya mencapai pembangunan
berkelanjutan. Negara-negara di kawasan ini telah melibatkan diri dalam upaya
peningkatan infrastruktur, diversifikasi ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat untuk
mencapai pertumbuhan yang inklusif. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, inovasi
teknologi, dan pemahaman akan keberlanjutan menjadi elemen kunci dalam agenda
pembangunan mereka.
2. Perbedaan
Perbedaan yang signifikan dalam sejarah, geografi, dan kebijakan domestik menjadi
faktor utama yang menciptakan variasi dalam pola pembangunan antara Indonesia dan
negara-negara Asia Selatan. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
memiliki sejarah yang unik dan dinamika geografis yang membedakannya dari negara-
negara Asia Selatan. Selain itu, kebijakan domestik yang diambil oleh setiap negara juga
mencerminkan tantangan dan aspirasi khusus yang dihadapi masing-masing.
Secara sejarah, Indonesia telah melalui periode kolonialisme yang panjang sebelum
meraih kemerdekaannya pada tahun 1945. Pengalaman kolonialisme ini membentuk
kerangka kerja sosial, ekonomi, dan politik yang memengaruhi pola pembangunan di masa
depan. Di Asia Selatan, sejarah masing-masing negara, seperti India yang mengalami
periode kekaisaran dan Pakistan yang terbentuk sebagai negara pemisahan dari India pada
tahun 1947, memberikan landasan sejarah yang berbeda yang mempengaruhi
perkembangan mereka.
Dari segi geografi, perbedaan mencolok terlihat dalam kondisi fisik dan lingkungan
alam. Indonesia, dengan keragaman pulau-pulau dan letaknya di antara dua samudra besar,
memiliki tantangan dan peluang unik dalam mengelola sumber daya alam dan mengatasi
ketidaksetaraan regional. Sementara itu, negara-negara Asia Selatan seperti Nepal dengan
pegunungan tinggi dan India dengan subbenua yang luas, memiliki karakteristik geografis
yang menciptakan tantangan tersendiri dalam pembangunan dan pengelolaan sumber daya.
Kebijakan domestik memainkan peran kunci dalam mencerminkan prioritas dan nilai-
nilai nasional. Indonesia, sebagai negara dengan kebijakan desentralisasi yang kuat,
memberikan kebijakan yang memberikan otonomi signifikan kepada pemerintah daerah.
11
Sementara itu, negara-negara Asia Selatan dapat mengambil pendekatan berbeda dalam hal
pengaturan dan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan entitas lokal.
Salah satu perbedaan mencolok adalah dalam pengelolaan sumber daya alam.
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, telah menghadapi tantangan dalam
menjaga keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Di sisi
lain, beberapa negara Asia Selatan, seperti Bangladesh dan Nepal, mungkin menghadapi
tantangan lain dalam hal manajemen sumber daya alam mereka, yang dapat mencakup
pengelolaan air, keanekaragaman hayati, dan pertanian berkelanjutan.
Dalam hal ekonomi, perbedaan dapat terlihat dalam struktur sektor dan model
pembangunan yang diadopsi oleh setiap negara. Beberapa negara Asia Selatan mungkin
lebih mengandalkan sektor pertanian, sementara Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi
yang pesat, mungkin lebih terfokus pada pengembangan sektor industri dan jasa.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan di Asia Selatan menunjukkan tingkat kompleksitas yang tinggi,
dihadapkan pada tantangan ekonomi, politik, sosial-budaya, dan keamanan. Perencanaan
dan implementasi kebijakan yang bijaksana menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang
berkelanjutan di kawasan ini. Setiap negara di Asia Selatan harus memahami konteks
uniknya sendiri dan merumuskan strategi pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan
serta aspirasi masyarakatnya.
Kerja sama antarnegara menjadi hal yang sangat penting dalam mengatasi tantangan
kompleks pembangunan di Asia Selatan. Dengan saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan, negara-negara ini dapat memperoleh wawasan yang berharga dan belajar satu
sama lain. Forum regional seperti South Asian Association for Regional Cooperation
(SAARC) dapat menjadi platform efektif untuk mendorong kerjasama di berbagai bidang,
mulai dari ekonomi hingga pendidikan, dan membuka ruang bagi solusi bersama terhadap
masalah-masalah yang dihadapi.
Melibatkan masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga internasional juga menjadi
langkah penting dalam memastikan keberhasilan upaya pembangunan di Asia Selatan.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dapat diciptakan kemitraan yang
kokoh yang dapat mendukung pelaksanaan kebijakan dan program-program
pembangunan. Dengan kolaborasi yang efektif, negara-negara di kawasan ini dapat
membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi inklusif, pengentasan
kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Secara keseluruhan, kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci dalam menjawab
kompleksitas pembangunan di Asia Selatan. Dengan mengadopsi pendekatan yang inklusif
dan berorientasi pada solusi bersama, negara-negara di kawasan ini dapat merancang masa
depan yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Upaya pembangunan
yang terkoordinasi dan holistik akan memastikan dampak positif yang lebih besar bagi
seluruh masyarakat Asia Selatan.
B. Saran
Untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan di Asia Selatan, sangat disarankan
agar negara-negara di kawasan ini terus meningkatkan kerja sama regional dan
memperkuat forum-forum seperti SAARC sebagai platform untuk berbagi pengetahuan
dan pengalaman. Selain itu, penting untuk melibatkan aktif sektor swasta, masyarakat sipil,
dan lembaga internasional dalam perencanaan dan implementasi kebijakan pembangunan.
Adopsi pendekatan inklusif yang melibatkan semua pemangku kepentingan akan
menciptakan kemitraan yang kuat dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan.
Selain itu, negara-negara di Asia Selatan perlu menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip
demokrasi, hak asasi manusia, dan keberlanjutan lingkungan untuk memastikan bahwa
upaya pembangunan mereka benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Dreze, Jean, dan Sen, Amartya. (2013). "An Uncertain Glory: India and its
Contradictions." Princeton University Press.
Banerjee, Abhijit V., dan Duflo, Esther. (2019). "Good Economics for Hard Times."
Penguin Random House.
Thapa, Deepak. (2015). "Understanding Development in Nepal: An Overview of Political,
Economic and Social Issues." Adroit Publishers.
Gayer, Laurent. (2010). "Karachi: Ordered Disorder and the Struggle for the City." Oxford
University Press.
Malalgoda, Kitsiri. (1976). "Buddhism in Sinhalese Society 1750-1900: A Study of
Religious Revival and Change." University of California Press.
Jalal, Ayesha. (1994). "The Sole Spokesman: Jinnah, the Muslim League and the Demand
for Pakistan." Cambridge University Press.
Chatterjee, Partha. (1994). "The Nation and Its Fragments: Colonial and Postcolonial
Histories." Princeton University Press.
14