Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBANGUNAN NEGARA NEGARA ASIA SELATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

SEJARAH ASIA SELATAN

DOSEN PEMBIMBING:
Azmi Fitrisia SS,M.HUM.,Ph.D
Firza S.Pd,M.Pd

OLEH :
Nesha Desvi Andini

23046087

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................. 4
A. Kebijakan dan Strategi Pembangunan ............................................................................................... 4
1. Kebijakan Ekonomi ....................................................................................................................... 4
2. Kebijakan Politik ........................................................................................................................... 4
3. Strategi Pembangunan Berkelanjutan ............................................................................................ 5
B. Pembangunan dan Masalah Ekonomi-Politik .................................................................................... 6
1. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................................................. 6
2. Tantangan Politik ........................................................................................................................... 7
C. Pembangunan dan Masalah Sosial-Budaya serta Keamanan ............................................................ 8
1. Masalah Sosial Budaya .................................................................................................................. 8
2. Keamanan ...................................................................................................................................... 9
D. Perbedaan dan Persamaan Pola Pembangunan Indonesia dengan Negara-Negara di Asia Selatan 10
1. Persamaan ....................................................................................................................................10
2. Perbedaan.....................................................................................................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................................................13
A. Kesimpulan ......................................................................................................................................13
B. Saran ................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Selatan, sebagai kawasan yang mempesona dengan kekayaan budaya dan
sejarahnya, berdiri di depan tantangan yang beragam dalam perjalanan pembangunannya.
Kebijakan dan strategi pembangunan menjadi landasan utama bagi negara-negara di
kawasan ini untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Setiap negara
memiliki pendekatan uniknya sendiri, baik dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang
menguntungkan, menjaga stabilitas politik, maupun membangun infrastruktur yang
mendukung perkembangan sosial masyarakat. Namun, kaya akan keberagaman tersebut
juga membawa tantangan yang melibatkan masalah ekonomi, politik, serta dinamika sosial
dan budaya yang memerlukan perhatian serius.
Pertumbuhan ekonomi dan kestabilan politik menjadi dua aspek utama yang saling
terkait dalam upaya pembangunan di Asia Selatan. Tantangan ketidaksetaraan ekonomi dan
distribusi kekayaan masih menjadi sorotan, sementara ketegangan politik, konflik
bersenjata, dan perubahan rezim politik dapat menghambat progres. Selain itu, masyarakat
di kawasan ini juga dihadapkan pada masalah sosial-budaya, termasuk ketidaksetaraan
gender, pelestarian budaya, dan akses terhadap pendidikan. Di tengah kompleksitas ini,
keamanan regional juga menjadi fokus penting, mengingat adanya konflik etnis, terorisme,
dan masalah perbatasan yang memerlukan sinergi antarnegara untuk mencapai stabilitas
yang berkelanjutan.
Perbandingan pola pembangunan Indonesia dengan negara-negara lain di Asia Selatan
menyoroti perbedaan dan persamaan yang muncul. Meskipun terdapat kemiripan dalam
tekad mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, perbedaan sejarah,
geografi, dan kebijakan domestik menciptakan variasi pendekatan. Indonesia, sebagai
negara dengan populasi terbesar di kawasan ini, mungkin memiliki tantangan dan peluang
yang unik dalam mengelola sumber daya alam dan merancang kebijakan pembangunan
yang efektif. Dengan memahami perbedaan ini, negara-negara di Asia Selatan dapat saling
belajar dan bersinergi untuk mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik bagi seluruh
masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh negara-negara Asia Selatan
mempengaruhi upaya mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan?
2. Apa tantangan utama dalam bidang ekonomi dan politik yang dihadapi oleh negara-
negara di Asia Selatan dalam konteks pembangunan?
3. Bagaimana dinamika sosial-budaya dan faktor keamanan regional memengaruhi
jalannya pembangunan di Asia Selatan, dan apa solusi yang diambil oleh negara-negara
tersebut untuk mengatasi tantangan tersebut?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebijakan dan Strategi Pembangunan

1. Kebijakan Ekonomi

Kebijakan ekonomi merupakan landasan krusial dalam perencanaan dan pelaksanaan


pembangunan di Asia Selatan. Dalam kerangka ini, setiap negara di kawasan ini
memandang penting untuk merumuskan strategi yang sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan ekonominya. Sejumlah negara mungkin memilih untuk mengadopsi model
ekonomi pasar bebas sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan menarik investasi
asing. Pendekatan ini berfokus pada deregulasi, privatisasi, dan meminimalisir campur
tangan pemerintah dalam aktivitas ekonomi, dengan harapan dapat menciptakan
lingkungan bisnis yang kondusif.

Di sisi lain, beberapa negara Asia Selatan lebih menekankan pengembangan sektor
industri atau pertanian sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi. Pemilihan ini didasarkan
pada pemahaman bahwa penggerak utama pembangunan ekonomi dapat berasal dari
pengembangan sektor primer atau sekunder. Pengembangan sektor industri dapat
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah produk domestik, dan
memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan nasional.

Namun demikian, perbedaan kebijakan ini menciptakan variasi dalam hasil dan
dampak pembangunan di setiap negara. Negara yang mengandalkan model pasar bebas
mungkin mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, tetapi risiko ketidaksetaraan
ekonomi dan masalah sosial bisa muncul. Sebaliknya, negara yang lebih mengutamakan
pengembangan sektor industri atau pertanian mungkin membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai pertumbuhan yang signifikan, namun berpotensi mengurangi
ketidaksetaraan dan meningkatkan pemerataan ekonomi.
Dengan demikian, keberagaman kebijakan ekonomi di Asia Selatan menciptakan
dinamika yang menarik dan menantang dalam upaya mencapai tujuan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan di kawasan tersebut. Perbandingan dan evaluasi terus-
menerus terhadap pendekatan-pendekatan ini menjadi penting agar setiap negara dapat
menggali potensi dan mengatasi tantangan yang muncul seiring berjalannya waktu.

2. Kebijakan Politik

Politik memegang peran sentral dalam mengarahkan upaya pembangunan di negara-


negara Asia Selatan. Pemahaman akan kompleksitas interaksi antara dinamika politik dan
pembangunan ekonomi menjadi kunci utama dalam merancang kebijakan yang efektif.
Sebagai aspek fundamental, pemilihan umum menjadi mekanisme utama dalam

4
menentukan arah dan kepemimpinan politik suatu negara. Proses demokratisasi yang
melibatkan partisipasi luas masyarakat diharapkan mampu menciptakan representasi yang
akurat serta pemerintahan yang responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.
Kestabilan politik menjadi prasyarat penting dalam memastikan kelangsungan upaya
pembangunan. Negara-negara di Asia Selatan sering kali dihadapkan pada tantangan
ketidakstabilan politik, baik akibat konflik internal maupun perubahan rezim. Kondisi
politik yang tidak stabil dapat berdampak negatif terhadap iklim investasi, pertumbuhan
ekonomi, dan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan politik yang
berkelanjutan membutuhkan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah,
oposisi, dan masyarakat sipil.
Selain itu, keberlanjutan pemerintahan juga menjadi faktor yang tidak kalah signifikan.
Perubahan pemerintahan yang sering dapat mengakibatkan pergeseran dalam prioritas dan
fokus kebijakan pembangunan. Membangun sistem pemerintahan yang kokoh, transparan,
dan akuntabel menjadi kunci untuk menghindari ketidakpastian dan instabilitas yang dapat
merugikan upaya pembangunan jangka panjang
Pentingnya peran politik dalam pembangunan menciptakan tuntutan untuk merancang
dan mengimplementasikan kebijakan yang tidak hanya mencakup aspek ekonomi tetapi
juga melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan keputusan. Keterlibatan
masyarakat sipil, lembaga swadaya masyarakat, dan media massa dapat menjadi katalisator
penting dalam membangun tata kelola politik yang lebih transparan dan berorientasi pada
kepentingan rakyat.

Dengan demikian, kebijakan politik tidak hanya memainkan peran kunci dalam
pembangunan, tetapi juga harus senantiasa dikembangkan dan disesuaikan dengan
dinamika perubahan sosial dan politik agar mampu menciptakan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat Asia Selatan.

3. Strategi Pembangunan Berkelanjutan

Negara-negara di Asia Selatan semakin menekankan pentingnya pembangunan


berkelanjutan sebagai pijakan utama dalam perencanaan strategis mereka. Pembangunan
berkelanjutan menjadi konsep terpadu yang tidak hanya mempertimbangkan pertumbuhan
ekonomi, tetapi juga faktor-faktor lingkungan, sosial, dan ekonomi lainnya. Strategi
pembangunan yang berkelanjutan harus mampu mengatasi tantangan-tantangan kompleks
sekaligus memanfaatkan peluang untuk mencapai tujuan jangka panjang yang holistik.
Aspek lingkungan menjadi fokus utama dalam strategi pembangunan berkelanjutan di
Asia Selatan. Negara-negara ini menghadapi tantangan serius terkait degradasi lingkungan,
perubahan iklim, dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan. Oleh
karena itu, strategi pembangunan harus mencakup kebijakan dan tindakan yang

5
mendukung pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana, peningkatan efisiensi energi,
dan pelestarian biodiversitas.

Aspek sosial juga menjadi elemen integral dalam strategi pembangunan berkelanjutan.
Negara-negara di Asia Selatan memiliki populasi yang beragam dengan tantangan yang
berkaitan dengan ketidaksetaraan sosial, akses pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat.
Strategi ini harus memprioritaskan inklusivitas dan keadilan sosial, dengan memberikan
perhatian khusus kepada kelompok-kelompok yang rentan dan terpinggirkan.
Dalam konteks ekonomi, pembangunan berkelanjutan menuntut transformasi menuju
model ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Dukungan terhadap sektor ekonomi
yang ramah lingkungan, pemberdayaan usaha kecil dan menengah, serta pengembangan
industri berkelanjutan menjadi bagian integral dari strategi pembangunan jangka panjang.
Pentingnya kerjasama regional juga terangkat dalam strategi pembangunan
berkelanjutan. Tantangan lingkungan dan sosial seringkali tidak dapat diatasi secara efektif
oleh satu negara saja. Oleh karena itu, negara-negara di Asia Selatan diharapkan untuk
meningkatkan kerjasama regional dalam hal pertukaran pengetahuan, teknologi, dan
sumber daya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara kolektif.

Dalam kesimpulan, strategi pembangunan berkelanjutan di Asia Selatan harus menjadi


panduan holistik yang mencakup aspek ekologi, sosial, dan ekonomi. Hanya dengan
pendekatan terpadu ini, negara-negara di kawasan ini dapat membangun masyarakat yang
berkelanjutan, sejahtera, dan ramah lingkungan untuk generasi mendatang.

B. Pembangunan dan Masalah Ekonomi-Politik

1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah menjadi ciri khas sebagian besar negara di
Asia Selatan, mengindikasikan kemajuan yang signifikan dalam sektor-sektor seperti
teknologi dan industri. Munculnya sektor teknologi, termasuk industri teknologi informasi
dan komunikasi, telah memberikan dorongan baru bagi ekonomi di kawasan ini. Negara-
negara seperti India dan Bangladesh, misalnya, telah menjadi pusat inovasi dan
outsourcing, yang menghasilkan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi global.
Sektor industri juga memainkan peran sentral dalam pendorong pertumbuhan ekonomi
di Asia Selatan. Negara-negara seperti India, Pakistan, dan Sri Lanka memiliki basis
industri yang berkembang pesat, termasuk manufaktur, tekstil, dan produksi otomotif.
Investasi dalam pengembangan infrastruktur dan kebijakan dukungan pemerintah telah
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan sektor-sektor ini, menghasilkan
lapangan kerja dan meningkatkan daya saing global.

6
Meskipun pertumbuhan ekonomi yang pesat, ketidaksetaraan ekonomi tetap menjadi
masalah yang serius di Asia Selatan. Peningkatan pendapatan dan kemakmuran tidak selalu
merata di antara seluruh lapisan masyarakat. Ketidaksetaraan ini dapat tercermin dalam
akses terbatas terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi.
Oleh karena itu, meskipun terjadi pertumbuhan yang cepat, tantangan redistribusi kekayaan
dan pemerataan ekonomi tetap menjadi fokus penting dalam upaya pembangunan di
kawasan ini.
Distribusi kekayaan yang tidak merata juga memberikan dampak negatif terhadap
stabilitas sosial dan politik. Ketidaksetaraan ekonomi dapat menciptakan ketegangan
sosial, ketidakpuasan masyarakat, dan meningkatkan risiko ketidakstabilan politik. Oleh
karena itu, negara-negara di Asia Selatan perlu memperkuat kebijakan yang mendukung
inklusivitas ekonomi, dengan fokus pada mengurangi kesenjangan dan meningkatkan
akses kesempatan bagi seluruh warga negara.
Dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, penting bagi negara-negara
di Asia Selatan untuk merancang kebijakan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan
cepat tetapi juga memastikan bahwa manfaatnya tersebar merata di seluruh lapisan
masyarakat. Hanya dengan pendekatan inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan ekonomi
dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pembangunan jangka panjang
di kawasan ini.

2. Tantangan Politik

Tantangan politik menjadi elemen kritis yang dapat mempengaruhi jalannya


pembangunan di sejumlah negara di Asia Selatan. Ketegangan politik, sebagai salah satu
bentuk ketidakstabilan politik, dapat menciptakan hambatan serius bagi upaya
pembangunan. Ketegangan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti persaingan
politik yang sengit, ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan, atau
ketidaksetujuan terhadap kebijakan tertentu.
Konflik bersenjata menjadi masalah serius di beberapa negara di Asia Selatan,
merugikan tidak hanya stabilitas politik tetapi juga merugikan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat. Konflik etnis, agama, atau sebab-sebab lain dapat memicu kekerasan yang
merugikan kehidupan sehari-hari warga negara. Konsekuensi dari konflik bersenjata ini
melibatkan kerugian ekonomi yang signifikan, pengungsian massal, dan kerusakan
infrastruktur yang dapat memperlambat progres pembangunan.
Perubahan rezim politik juga merupakan tantangan yang sering muncul di Asia Selatan.
Transisi politik, baik melalui pemilihan umum atau perubahan kekuasaan yang tidak stabil,
dapat menciptakan ketidakpastian dan menghambat implementasi kebijakan pembangunan
jangka panjang. Keberlanjutan kebijakan yang konsisten sering kali terancam dalam situasi

7
perubahan rezim, sehingga merumitkan upaya menuju pertumbuhan ekonomi yang stabil
dan berkelanjutan.

Stabilitas politik dianggap sebagai prasyarat esensial bagi pembangunan ekonomi yang
berhasil. Lingkungan politik yang stabil menciptakan kepercayaan di kalangan investor,
baik domestik maupun asing, yang dapat mendorong investasi jangka panjang. Ketika
politik terkonsolidasi dan stabil, pemerintah memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
merancang dan melaksanakan kebijakan ekonomi yang efektif.
Dalam mengatasi tantangan politik ini, langkah-langkah seperti penguatan institusi
politik, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses politik, dan promosi dialog antara
berbagai pihak menjadi krusial. Dengan menciptakan fondasi politik yang stabil, negara-
negara di Asia Selatan dapat membuka jalan bagi pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, melindungi hak-hak warga negara, dan menciptakan kondisi yang kondusif
bagi kemajuan nasional.

C. Pembangunan dan Masalah Sosial-Budaya serta Keamanan

1. Masalah Sosial Budaya

Tantangan sosial-budaya di Asia Selatan menciptakan dinamika yang penting dalam


perjalanan pembangunan di kawasan ini. Salah satu tantangan utama adalah
ketidaksetaraan gender yang masih dihadapi oleh sebagian besar masyarakat. Meskipun
kemajuan telah dicapai dalam hal kesetaraan gender, perbedaan perlakuan dan akses
terhadap kesempatan antara pria dan wanita masih menjadi kendala. Pendidikan dan
peluang pekerjaan seringkali tidak merata, memperkuat ketidaksetaraan ini.
Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah ketidaksetaraan dalam akses
pendidikan. Meskipun sejumlah negara di Asia Selatan telah mengalami peningkatan
signifikan dalam hal akses pendidikan, disparitas tetap ada di beberapa daerah. Faktor-
faktor seperti ketidaksetaraan ekonomi, budaya, dan geografis dapat membatasi akses
masyarakat terhadap pendidikan berkualitas, terutama bagi kelompok yang rentan seperti
anak perempuan dan kelompok minoritas.

Pelestarian budaya tradisional menjadi tantangan tersendiri dalam konteks


modernisasi. Pesatnya perubahan sosial dan teknologi dapat mengancam keberlanjutan
warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Upaya untuk menggabungkan
nilai-nilai tradisional dengan kebutuhan pembangunan modern menjadi suatu dilema yang
memerlukan pendekatan yang hati-hati dan seimbang.
Peran perempuan dalam pelestarian budaya dan tradisi sering kali ditempatkan pada
posisi yang unik. Meskipun mereka sering menjadi penjaga nilai-nilai budaya, mereka juga
dapat menghadapi hambatan dalam memperoleh peran aktif dalam proses pembangunan
dan pelestarian budaya. Oleh karena itu, memperkuat peran perempuan dan memastikan

8
partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan adalah elemen krusial dalam
merumuskan strategi pembangunan yang inklusif

Pentingnya memasukkan aspek-aspek sosial-budaya dalam pembangunan tidak hanya


tentang memperbaiki ketidaksetaraan, tetapi juga menghormati dan memelihara
keanekaragaman kultural. Strategi pembangunan yang berfokus pada pengembangan
inklusif dan berkelanjutan harus mengakui nilai-nilai lokal dan mempromosikan budaya
sebagai sumber kekuatan bagi masyarakat.
Dengan memahami kompleksitas tantangan sosial-budaya, negara-negara di Asia
Selatan dapat merancang kebijakan dan program pembangunan yang mencakup aspek-
aspek ini secara komprehensif. Hanya dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan
memahami keunikan budaya setempat, pembangunan dapat memberikan manfaat yang
merata dan berkelanjutan bagi seluruh populasi di kawasan ini.

2. Keamanan

Tantangan keamanan di Asia Selatan mencakup sejumlah isu kompleks yang


memerlukan perhatian serius dan upaya kolaboratif. Salah satu masalah utama adalah
konflik etnis yang terus meruncing di beberapa negara. Sengketa etnis dapat memicu
ketegangan internal, konfrontasi bersenjata, dan menghambat upaya pembangunan.
Penyelesaian konflik etnis memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk dialog
antar kelompok, pengembangan kebijakan inklusif, dan pemecahan sengketa tanah yang
dapat menjadi pemicu konflik.

Terorisme merupakan ancaman serius di Asia Selatan yang dapat mempengaruhi


stabilitas keamanan dan kemajuan pembangunan. Aktivitas kelompok teroris dapat
merusak infrastruktur kritis, menghancurkan kepercayaan masyarakat, dan menghambat
investasi. Upaya untuk mengatasi terorisme melibatkan kerjasama antarnegara,
peningkatan kapasitas intelijen, dan penegakan hukum yang kuat untuk memastikan
perlindungan masyarakat dan keberlanjutan pembangunan.
Masalah perbatasan juga menjadi faktor penting dalam keamanan kawasan. Sengketa
perbatasan antar-negara di Asia Selatan, seperti yang terjadi antara India dan Pakistan,
dapat menciptakan ketidakstabilan dan menghambat kerjasama regional. Resolusi damai
untuk sengketa perbatasan memerlukan diplomasi yang kuat, dialog terbuka, dan
komitmen dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pembangunan dan kerjasama regional.
Stabilitas keamanan di Asia Selatan memiliki dampak langsung terhadap upaya
pembangunan di kawasan tersebut. Investasi dan perkembangan ekonomi seringkali
terhambat oleh ketidakpastian keamanan. Oleh karena itu, membangun kerangka kerja
keamanan regional yang kokoh dan saling menghormati menjadi esensial untuk
menciptakan landasan yang stabil bagi kemajuan ekonomi dan pembangunan sosial.

9
Kerjasama antarnegara menjadi kunci dalam mengatasi tantangan keamanan ini.
Inisiatif regional seperti South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC)
dapat menjadi forum penting untuk memfasilitasi dialog, kerjasama keamanan, dan
pertukaran informasi guna menghadapi ancaman bersama. Kolaborasi aktif dalam
membangun kapasitas militer dan penegakan hukum juga menjadi langkah penting dalam
menciptakan lingkungan yang aman dan stabil.

Dengan mengatasi tantangan keamanan ini secara efektif, negara-negara di Asia


Selatan dapat membuka jalan bagi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Keamanan yang stabil menciptakan landasan yang kokoh bagi perkembangan ekonomi,
investasi, dan kerjasama regional yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi
masyarakat di seluruh kawasan ini.

D. Perbedaan dan Persamaan Pola Pembangunan Indonesia dengan Negara-Negara di


Asia Selatan

1. Persamaan

Indonesia dan negara-negara Asia Selatan memiliki karakteristik yang serupa,


khususnya dalam hal populasi yang besar dan keanekaragaman budaya yang kaya. Sebagai
negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia mendapati dirinya berbagi
tantangan yang serupa dengan negara-negara Asia Selatan, di mana kepadatan penduduk
dan keragaman etnis menciptakan dinamika unik dalam upaya pembangunan.
Dalam hal keanekaragaman budaya, Indonesia dan negara-negara Asia Selatan
menonjol sebagai melting pot budaya yang memadukan elemen-elemen tradisional dan
modern. Kedua kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai kelompok etnis, agama, dan
bahasa, menciptakan lanskap budaya yang kaya dan kompleks. Keanekaragaman ini
mencakup warisan seni, musik, tarian, dan tradisi lokal yang memperkaya identitas
masyarakat setempat.
Meskipun kekayaan budaya yang melimpah, Indonesia dan negara-negara Asia Selatan
juga berbagi sejumlah masalah pembangunan yang serupa. Pertumbuhan ekonomi yang
pesat di tengah struktur sosial yang kompleks seringkali menyebabkan ketidaksetaraan
ekonomi dan akses terbatas terhadap sumber daya bagi sebagian masyarakat. Tantangan ini
mencakup ketidaksetaraan gender, kesenjangan pendidikan, dan pembangunan
infrastruktur yang merata

Semua negara di kawasan ini memiliki tekad untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
yang inklusif dan berkelanjutan. Mereka menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan memerlukan kebijakan yang memperhitungkan keberlanjutan
lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan ketahanan ekonomi yang dapat memberikan
manfaat jangka panjang bagi seluruh lapisan masyarakat.

10
Perbandingan ini juga memunculkan kesamaan dalam upaya mencapai pembangunan
berkelanjutan. Negara-negara di kawasan ini telah melibatkan diri dalam upaya
peningkatan infrastruktur, diversifikasi ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat untuk
mencapai pertumbuhan yang inklusif. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, inovasi
teknologi, dan pemahaman akan keberlanjutan menjadi elemen kunci dalam agenda
pembangunan mereka.

Meskipun memiliki perbedaan kontekstual dan sejarah, Indonesia dan negara-negara


Asia Selatan memiliki banyak persamaan dalam perjalanan pembangunan mereka. Mereka
bersama-sama mencari solusi untuk masalah-masalah bersama dan berbagi tekad untuk
mencapai tujuan pembangunan yang lebih baik bagi seluruh masyarakat mereka. Dalam
kerangka ini, kerjasama regional dan pertukaran pengalaman dapat menjadi sarana efektif
untuk mempercepat kemajuan dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan di Asia
Tenggara dan Asia Selatan.

2. Perbedaan

Perbedaan yang signifikan dalam sejarah, geografi, dan kebijakan domestik menjadi
faktor utama yang menciptakan variasi dalam pola pembangunan antara Indonesia dan
negara-negara Asia Selatan. Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia,
memiliki sejarah yang unik dan dinamika geografis yang membedakannya dari negara-
negara Asia Selatan. Selain itu, kebijakan domestik yang diambil oleh setiap negara juga
mencerminkan tantangan dan aspirasi khusus yang dihadapi masing-masing.

Secara sejarah, Indonesia telah melalui periode kolonialisme yang panjang sebelum
meraih kemerdekaannya pada tahun 1945. Pengalaman kolonialisme ini membentuk
kerangka kerja sosial, ekonomi, dan politik yang memengaruhi pola pembangunan di masa
depan. Di Asia Selatan, sejarah masing-masing negara, seperti India yang mengalami
periode kekaisaran dan Pakistan yang terbentuk sebagai negara pemisahan dari India pada
tahun 1947, memberikan landasan sejarah yang berbeda yang mempengaruhi
perkembangan mereka.
Dari segi geografi, perbedaan mencolok terlihat dalam kondisi fisik dan lingkungan
alam. Indonesia, dengan keragaman pulau-pulau dan letaknya di antara dua samudra besar,
memiliki tantangan dan peluang unik dalam mengelola sumber daya alam dan mengatasi
ketidaksetaraan regional. Sementara itu, negara-negara Asia Selatan seperti Nepal dengan
pegunungan tinggi dan India dengan subbenua yang luas, memiliki karakteristik geografis
yang menciptakan tantangan tersendiri dalam pembangunan dan pengelolaan sumber daya.

Kebijakan domestik memainkan peran kunci dalam mencerminkan prioritas dan nilai-
nilai nasional. Indonesia, sebagai negara dengan kebijakan desentralisasi yang kuat,
memberikan kebijakan yang memberikan otonomi signifikan kepada pemerintah daerah.

11
Sementara itu, negara-negara Asia Selatan dapat mengambil pendekatan berbeda dalam hal
pengaturan dan pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dan entitas lokal.

Salah satu perbedaan mencolok adalah dalam pengelolaan sumber daya alam.
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, telah menghadapi tantangan dalam
menjaga keseimbangan antara pemanfaatan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Di sisi
lain, beberapa negara Asia Selatan, seperti Bangladesh dan Nepal, mungkin menghadapi
tantangan lain dalam hal manajemen sumber daya alam mereka, yang dapat mencakup
pengelolaan air, keanekaragaman hayati, dan pertanian berkelanjutan.

Dalam hal ekonomi, perbedaan dapat terlihat dalam struktur sektor dan model
pembangunan yang diadopsi oleh setiap negara. Beberapa negara Asia Selatan mungkin
lebih mengandalkan sektor pertanian, sementara Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi
yang pesat, mungkin lebih terfokus pada pengembangan sektor industri dan jasa.

Pentingnya kebijakan luar negeri juga dapat memengaruhi pola pembangunan.


Indonesia, sebagai negara kepulauan, dapat memiliki fokus khusus pada kebijakan kelautan
dan hubungan bilateral dengan negara-negara tetangga maritimnya. Sebaliknya, negara-
negara Asia Selatan mungkin lebih terlibat dalam diplomasi regional yang melibatkan isu-
isu seperti keamanan perbatasan, kerjasama ekonomi regional, dan masalah energi.
Meskipun adanya perbedaan ini, penting untuk diingat bahwa setiap negara
menghadapi tantangan dan peluangnya sendiri dalam upaya mencapai pembangunan yang
berkelanjutan. Dengan memahami konteks historis, geografis, dan kebijakan domestik
masing-masing, setiap negara dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk
mengatasi tantangan khusus mereka dan merancang strategi pembangunan yang memenuhi
kebutuhan dan aspirasi unik mereka.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan di Asia Selatan menunjukkan tingkat kompleksitas yang tinggi,
dihadapkan pada tantangan ekonomi, politik, sosial-budaya, dan keamanan. Perencanaan
dan implementasi kebijakan yang bijaksana menjadi kunci untuk mencapai kemajuan yang
berkelanjutan di kawasan ini. Setiap negara di Asia Selatan harus memahami konteks
uniknya sendiri dan merumuskan strategi pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan
serta aspirasi masyarakatnya.
Kerja sama antarnegara menjadi hal yang sangat penting dalam mengatasi tantangan
kompleks pembangunan di Asia Selatan. Dengan saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan, negara-negara ini dapat memperoleh wawasan yang berharga dan belajar satu
sama lain. Forum regional seperti South Asian Association for Regional Cooperation
(SAARC) dapat menjadi platform efektif untuk mendorong kerjasama di berbagai bidang,
mulai dari ekonomi hingga pendidikan, dan membuka ruang bagi solusi bersama terhadap
masalah-masalah yang dihadapi.
Melibatkan masyarakat sipil, sektor swasta, dan lembaga internasional juga menjadi
langkah penting dalam memastikan keberhasilan upaya pembangunan di Asia Selatan.
Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dapat diciptakan kemitraan yang
kokoh yang dapat mendukung pelaksanaan kebijakan dan program-program
pembangunan. Dengan kolaborasi yang efektif, negara-negara di kawasan ini dapat
membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi inklusif, pengentasan
kemiskinan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
Secara keseluruhan, kerja sama dan kolaborasi menjadi kunci dalam menjawab
kompleksitas pembangunan di Asia Selatan. Dengan mengadopsi pendekatan yang inklusif
dan berorientasi pada solusi bersama, negara-negara di kawasan ini dapat merancang masa
depan yang lebih cerah dan berkelanjutan untuk generasi mendatang. Upaya pembangunan
yang terkoordinasi dan holistik akan memastikan dampak positif yang lebih besar bagi
seluruh masyarakat Asia Selatan.
B. Saran
Untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan di Asia Selatan, sangat disarankan
agar negara-negara di kawasan ini terus meningkatkan kerja sama regional dan
memperkuat forum-forum seperti SAARC sebagai platform untuk berbagi pengetahuan
dan pengalaman. Selain itu, penting untuk melibatkan aktif sektor swasta, masyarakat sipil,
dan lembaga internasional dalam perencanaan dan implementasi kebijakan pembangunan.
Adopsi pendekatan inklusif yang melibatkan semua pemangku kepentingan akan
menciptakan kemitraan yang kuat dan mempercepat pencapaian tujuan pembangunan.
Selain itu, negara-negara di Asia Selatan perlu menjaga komitmen terhadap prinsip-prinsip
demokrasi, hak asasi manusia, dan keberlanjutan lingkungan untuk memastikan bahwa
upaya pembangunan mereka benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dreze, Jean, dan Sen, Amartya. (2013). "An Uncertain Glory: India and its
Contradictions." Princeton University Press.
Banerjee, Abhijit V., dan Duflo, Esther. (2019). "Good Economics for Hard Times."
Penguin Random House.
Thapa, Deepak. (2015). "Understanding Development in Nepal: An Overview of Political,
Economic and Social Issues." Adroit Publishers.
Gayer, Laurent. (2010). "Karachi: Ordered Disorder and the Struggle for the City." Oxford
University Press.
Malalgoda, Kitsiri. (1976). "Buddhism in Sinhalese Society 1750-1900: A Study of
Religious Revival and Change." University of California Press.
Jalal, Ayesha. (1994). "The Sole Spokesman: Jinnah, the Muslim League and the Demand
for Pakistan." Cambridge University Press.
Chatterjee, Partha. (1994). "The Nation and Its Fragments: Colonial and Postcolonial
Histories." Princeton University Press.

14

Anda mungkin juga menyukai