Dosen Pengampu:
Drs. Maskun, M.Hum.
Myristica Imanita, S. Pd., M. Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 03
Asatullaini 2013033060
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda tercinta
kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di hari
akhir kelak.
Penyusun juga mengucapkan syukur kepada Allah SAW atas limpah nikmat
berupa sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari mata kuliah Sejarah Asia
Tenggara dengan judul “ Asia Tenggara Saat Perang Dunia II”.
Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
makalah ini, agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih
baik lagi. Kemudia apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
2.1 Letak Geografis Asia Tenggara.................................................................3
2.2 Keadaan Sosial dan Politik Asia Tenggara Saat Perang Dunia II.............6
2.3 Keadaan Ekonomi Asia Tenggara Saat Perang Dunia II..........................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..............................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Asia Tenggara merupakan salah satu bagian wilayah dari Benua Asia. Asia
Tenggara terletak pada pertemuan lempeng-lempeng geologi, dengan aktivitas
kegempaan (seismic) dan gunung berapi (vulkanik) yang tinggi. Negara-negara
Kawasan Asia Tenggara sendiri tergabung dalam suatu perhimpunan yang kita
kenal sebagai ASEAN atau Association of South Asian Nations. Wilayah daratan
Asia Tenggara memiliki total luas wilayah sekitar 4.500.000 kilometer persegi.
Sedangkan luas perairannya berkisar 5.060.100 kilometer persegi. Berdasarkan
wilayah geografisnya, kawasan Asia Tenggara dibagi menjadi dua, yakni
mainland dan insular.
1
perdagangan bebas yang dilakukan di dalam maupun di dalam atau diluar
kawasan, seperti ASEAN Free Trade Agreement (AFTA), (APEC), ASEAN-
Japan Comprehensive Economic Partnership Free Trade Agreement
(AJCEPFTA),ASEAN-Australia-NewZealand Free Trade Agreement
(AANZFTA) dan lain sebagainya.Hingga saat ini, hubungan ekonomi yang
dijalankan negara-negara ASEAN berdampak pada terjalinnya Hubungan
Internasional yang baik antar negara-negara yang terlibat dalam perjanjian
hubungan ekonomi terserbut. Hubungan ekonomi dijalankan dengan tujuan untuk
mencapai kepentingan ekonomi kawasan, salah satunya untuk penghapusan
hambatan tarif dan non-tarif perdagangan Internasional. Hal ini menunjukan
adanya peningkatan aktifitas perdagangan antar negara secara berkelanjutan yang
pada akhirnya dapat menciptakan pasar tunggal dimana masing-masing negara
anggota dapat saling berkompetisi dengan baik. Hal itu mengakibatkan kebijakan
ekonomi disuatu negara dapat meningkat secara signifikan terhadap kondisi
ekonomi negara lainnya yang terikat dalam perjanjian hubungan ekonomi yang
sama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Asia) yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, Brunei dan Singapura. Akan
tetapi, kawasan atau wilayah Asia Tenggara hampir tidak memiliki kesamaan
budaya, agama maupun sejarah yang menyatukan sehingga layak disebut sebagai
satu wilayah. Secara budaya, kawasan ini sangat beragam. Ada ribuan budaya
lokal yang tumbuh subur dan berevolusi di kawasan ini. Pengaruh budaya
Sanskerta atau India, Cina, dan Eropa juga kental di Asia Tenggara dan kerap kali
telaeh mengalami pembauran sedemikian rupa dengan elemen budaya yang lain
sehingga menciptakan kekhasan tersendiri. Rabindranath Tagore, penulis India
yang terkenal, pernah melakukan perjalanan lintas Asia Tenggara untuk
membuktikan sendiri pengaruh India atau budaya Sansekerta yang konon kuat
sekali di kawasan ini. Setelah kunjungan tersebut, Tagore berkata, “I see India
everywhere but find it nowhere” (Tagore, 2010. Lihat juga ISEAS, 2009).
Akulturasi di kawasan ini telah terjadi selama ratusan tahun. Kawasan ini juga
memiliki agama yang beragam. Indonesia merupakan negara dengan populasi
Muslim terbesar di dunia sementara Filipina merupakan masyarakat Katolik
terbesar di Asia. Thailand menjadi salah satu pusat perkembangan Therevada
Budha sementara Vietnam menganut kepercayaan Budha dengan tradisi
Mahayana (Liwe, 2019 :88).
4
alasan yang mungkin bisa dikemukakan. Pertama, usaha pengembangan identitas
kawasan atau regional melalui pembentukan ASEAN pada tahun 1967 terjadi
bersamaan dengan proses pembentukan identitas nasional semua negara di
kawasan ini yang saat itu sedang melewati tahap dekolonisasi dan gerakan
nasionalisme anti-penjajahan. Hal ini menyebabkan pengembangan dan
penyebaran identitas nasional seolah-olah menjadi prioritas utama dibandingkan
pengembangan identitas kawasan. Kedua, negara-negara di Asia Tenggara
cenderung memiliki hubungan ketergantungan dengan negara-negara di luar
kawasan sedangkan hal serupa tidak terjadi dengan negara-negara sekawasan.
Filipina, misalnya, memiliki hubungan khusus dengan Amerika Serikat dan
negara adidaya ini tetap menjadi orientasi utama masyarakat Filipina. Orientasi ini
mungkin juga bagian dari usaha perimbangan kekuasaan negara-negara kecil dan
menengah dengan kekuatan besar. Negara-negara di Asia Tenggara pada dasarnya
merupakan negara dengan kekuatan menengah bahkan kecil. Di sisi yang lain,
karena letaknya yang strategis dalam jalur perdagangan dan pelayaran dunia serta
geopolitik dunia, wilayah Asia Tenggara selalu menarik perhatian negara adidaya
atau great powers. Dinamika ini sempat menciptakan relasi ketergantungan
(dependence) antara negara-negara di Asia Tenggara dengan great powers dunia
tersebut. Ketiga, dunia pendidikan sebagai komponen utama pembentukan dan
penyebaran ilmu pengetahuan di Asia Tenggara sangat lambat dalam menanggapi
dan membangun Kajian Wilayah Asia Tenggara dari perspektif kawasan ini.
Akibatnya identitas kawasan Asia Tenggara yang terbentuk lewat ranah
pendidikan lebih banyak diasah oleh cendekiawan-cendekiawan Kajian Asia
Tenggara yang berasal dari luar kawasan ini. Selama beberapa dekade,
pemahaman mengenai Asia Tenggara sebagai sebuah kawasan terbentuk dari studi
yang dilakukan oleh berbagai pusat Kajian Asia Tenggara di Amerika Serikat
yang memang menyediakan dana cukup besar.4 Usaha ini tidak saja memperkaya
pengetahuan mengenai Asia Tenggara tetapi juga membentuk ide dan identitas
kawasan Asia Tenggara itu sendiri (Liwe, 2019 :89).
5
2.2 Keadaan Sosial dan Politik Asia Tenggara Saat Perang Dunia II
Pada saat Perang Dunia II, Jepang terlibat atau masuk di wilayah Asia –
Pasifik yang turut menimbulkan maraknya gerakan nasionalisme. Nicholas
Tarling menjelaskan tentang adanya Collaboration dan Collusion yang terjadi
pada gerakan nasionalis dan rezim kolonial dengan gerakan nasionalis lainnya.
kedatangan jepang membawa pengaruh baru dalam perubahan di wilayah jajahan
Eropa di Asia-Pasifik setelah terjadi kekalahan telak pasukan pendudukan Eropa
yaitu Inggris , Perancis, Belanda, dan Portugis. Hal ini menyebabkan adanya
kerjasama dalam mencapai kekuatan pasukan Eropa, kerjasama tersebut bersifat
semu karena masing-masing pihak sadar bahwa tujuan yang ingin dicapai berbeda
yaitu pihak lain (Jepang) menginginkan terbentuknya suatu imperialism Jepang
atas Asia-Pasifik, sementara pihak lainnya menginginkan adanya kesempatan
untuk menentukan nasib sendiri-sendiri. Kemenangan Eropa menjadi titik
kulminasi kembalinya negara imperialis pada wilayah jajahan, sengan tujuan ingin
merebut kembali dari pendudukan Jepang (Radhiansyah. 2013; 36).
6
Kedatangan Amerika Serikat dengan melibatkan kekuatan Imperialisme di
Asia Tenggara yaitu dengan menguasai Filipina yang dikecam oleh negara-negara
lain, karena telah melanggar doktrin Monroe. Dalam doktrin tersebut menyatakan
bahwa Amerika Serikat hanya beekepentingan untuk mengamankan daerah batas
wilayahnya, dan tidak memiliki semangat ekspansi wilayah apalagi hingga ke
Asia Tenggara. Hal tersebut berarti doktrin Monroe mengandung semnagat anti
imperialism dan kolonial (Sormin. 2018; 24). Adapun tekanan yang besar
dirasakan oleh Amerika Serikat atas perang Pasifik terhadap Jepang yang
membuat keadaan terbalik yaitu kemenangan Amerika Serikat terhadap Jepang
setelah peristiwa Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki. Kemenangan Amerika
Serikat disambut baik oleh Belanda, Inggris , dan Perancis untuk kembai pada
daerah jajahan. Hal ini berkaitan dengan adanya kesempatan untuk
memproklamirkan berdirinya suatu pemerintah yang sah pada negara tersebut.
Adanya kesempatan tersebut karena danya kekosongan penguasaan
sementeradalam pertempuran menghadapi pasukan sekutu dan memberi janji
mengenai kemerdekaan ((Radhiansyah. 2013; 36).
7
banyak dan bersaing dengan sumber daya manusia dari negara-negara diluar Asia
Tenggara, (Radhiansyah, E., 2013: 41).
Hal lain adalah dengan melihat sumber daya alam yang dimiliki negara-
negara Asia Tenggara maka akan terlihat adanya pembagian kelompok ekonomi
yaitu Pertanian, Perin- dustrian dan Jasa, namun ternyata perkembangan yang
terjadi adalah pada sebagian besar negara-negara Asia Tenggara seperti
Singapura, Indonesia, Malaysia dan Filipina lebih memfokuskan pertumbuhan
perekonomiannya pada perindustrian dan Jasa, (Radhiansyah, E., 2013: 42).
8
masyarakat Asia Tenggara mampu mengenyam pendidikan sampai pada tingkat
tertentu yang menjadikan mereka dieksploitasi. Kebijakan pemerintahan yang
kurang pro terhadap pertanian menyebabkan banyaknya tenaga kerja pertanian y
ang beralih profesi, hal ini dikarenakan pendapatan penghasilan yang
menggantungkan pada hasil produksi pertanian tidak lagi mencukupi
perkembangan kebutuhan yang semakin meningkat, terlebih dengan kebijakan
impor yang tidak mempertimbangkan nasib petani dalam negeri, hal ini di alami
oleh petani di Indonesia, (Radhiansyah, E., 2013: 43).
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara geografis kawasan yang disebut sebagai Asia Tenggara merupakan
wilayah yang berada di antara wilayah Asia Selatan dan Asia timur. Wilayah Asia
Tenggara dapat dibagi menjadi dua-sub wilayah yang memiliki beberapa ciri khas
geografis yang mirip. Yang pertama Asia Tenggara Daratan (Mainland Southeast
Asia) yang meliputi negara Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.
Yang kedua, Asia Tenggara kepulauan (Island or Maritime Southeast Asia) yang
meliputi Indonesia tanah Filipina, Malaysia tentang Brunei, dan Singapura.
3.2 Saran
Bagi para pembaca jadikanlah makalah “Asia Tenggara Pasca Perang Dunia
II” ini menjadi bacaan yang menambah ilmu dan wawasan kita. Dan juga dengan
adanya makalah ini, kami harap dapat membantu para pembaca untuk memahami
letak kawasan Asia Tenggara dan dapat membantu para pembaca memahami
keadaan kawasan Asia Tenggara setelah Perang Dunia II.
10
DAFTAR PUSTAKA
11
12