Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATA KULIAH PENDIDIKAN KOMUNITAS ASIA

“Gambaran Umum Kawasan Asia Timur (Kondisi Geografis) dan Konflik Yang
Pernah/Sedang Terjadi Dikawasan Tersebut”

Dosen pengampu : Sukmawati, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :

1. Ambar Ayu Pratiwi(A22120016)

2. Dinda Aprilya(A22120091)

3. Nurfatiah Pakaya(A22120018)

4. Nurul Izza (A22120053)

5. Andi Mulianti(A22120099)

PROGRAM S-1 PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas nikmat dan karuniaNYA
sehinnga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul “Gambaran Umum
Kawasan Asia Timur (Kondisi Geografis) dan Konflik Yang Pernah/Sedang Terjadi
Dikawasan Tersebut”.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Palu, 7 September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan............................................................................................................

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................1

1.3 Tujuan ..........................................................................................................................2

Bab II Pembahasan ..........................................................................................................

2.1 Gambaran Kawasan Asia Timur Berdasarkan Letak Geografisnya..............................3

2.2 Dampak Yang Ditimbulkan Di Kawasan Asia Timur Berdasarkan

Letak Geografisnya.......................................................................................................3

2.3 Konflik-Konflik Yang Pernah Dan Sedang Terjadi Di

Kawasan Asia Timur.....................................................................................................4

Bab III Penutup ................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................10

3.2 Saran...........................................................................................................................10

Daftar Pustaka...................................................................................................................11

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asia Timur merupakan kawasan yang menawarkan banyak kajian menarik dalam
studi Ilmu Hubungan Internasional. Kompleksitas hubungan antar negara menjadikan
kawasan ini kaya akantopik bahasan yang bisa memberikan pengaruh dalam dinamika system
global. Kawasan ini mengalami kemajuan pesat dalam hal ekonomi khususnya di era pasca
perang dingin. Terdapat new emerging economicsseperti China, Jepang dan Korea yang
mendukung berkembangnya perekonomian di Asia Timur. China dengan kapasitas penduduk
terbesar di dunia yakni 1.343.239.9231(tahun 2012) dan dengan peningkatan perekonomian
yang signifikan sehingga mampu mengalokasikan dana yang besar untuk pertahanan
militernya, Jepang dengan kemampuan teknologi, dan Korea utara dengan kemampuan nuklir
serta Korea selatan dengan korean wavenya membuat kawasan ini semakin menarik untuk
dikaji.

Dibalik perkembangan dan keberagaman kajian di dalamnya, kawasan ini juga


merupakan kawasan yang rentan dengan konflik. Selain warisan sejarah di masa lalu, letak
geografis dari masing-masing negara di kawasan ini juga sering menimbulkan perseteruan.
Sengketa kepulauan Senkakuantara China dan Jepang, klaim atas Pulau Dokdo
(Takeshima)yang terjadi antaraKorea Selatan dan Jepang, dan konflik China-Taiwan yang
masih berlanjut sampai saat adalah beberapa konflik yang terjadi dalam kawasan ini. Bahkan
hadirnya China dengan kapabilitas militer yang sangat tangguh juga mampu membuat
kawasan kembali bergejolak.

1.2. Rumusan Masalah.

1. Bagaimana gambaran kawasan Asia Timur berdasarkan letak geografisnya?


2. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari pengaruh letak geografis tersebut?
3. Konflik apa saja yang pernah atau sedang terjadi di kawasan Asia Timur?

1
1.3. Tujuan Penulisan.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah;

1. Agar kita dapat mengetahui bagaimana gambaran dari kawasan Asia Timur
berdasarkan letak geografisnya.
2. Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan dari letak geografis tersebut.
3. Mengetahui konflik apa saja yang pernah atau sedang terjadi di kawasan Asia Timur

1.4. Manfaat.

Dengan mengetahui gambaran, dampak dan konflik apa saja yang yyang pernah atau sedang
terjadi di kawasan Asia Timur diharapkan pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai konflik-konflik tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 GAMBARAN KAWASAN ASIA TIMUR BERDASARKAN LETAK


GEOGRAFISNYA.

Secara geografis kawasan Asia Timur atau East Asia merupakan kawasan yang sangat
luas, yang didalamnya terdiri dari Cina, Jepang, dan Korea. Asia Timur adalah salah sebuah
sub-wilayah Asia. Luasnya sekitar 11.840.000 km², atau 15 persen dari benua tersebut. Lebih
dari 1,5 milyar jiwa, atau sekitar 40 persen seluruh penduduk Asia dan seperempat penduduk
dunia tinggal di Asia Timur. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah terpadat di dunia.
Kepadatan penduduk Asia Timur, 230 per km², adalah lima kali rata-rata dunia. Sejarah Asia
Timur, dan juga beberapa bagian Asia Tenggara, banyak dipengaruhi oleh Tiongkok.
Misalnya, seluruh negara-negara Asia Timur menggunakan aksara Tionghoa pada beberapa
waktu dalam sejarah mereka. Daerah Tiongkok, Jepang, Mongolia, dan Korea memiliki
sistem tulisan yang berhubungan, dan bersama disebut CJK atau CJKV dengan pengecualian
Mikronesia, Rusia, serta negara-negara Indocina.

2.2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN DI KAWASAN ASIA TIMUR


BERDASARKAN LETAK GEOGRAFISNYA.

Secara geografis kawasan Asia Timur atau East Asia merupakan kawasan yang sangat
luas, yang didalamnya terdiri dari Cina, Jepang, dan Korea. Korea sendiri terbagi menjadi
dua bagian yaitu Korea Utara dan Korea Selatan. Terjadinya pemisahan wilayah tersebut juga
tidak terlepas dari pengaruh konflik ideologi dalam Perang Dingin pada saat itu. Nuansa yang
timbul di dalam kawasan Asia Timur yang bersifat konfliktual juga dipengaruhi oleh persepsi
yang dimiliki oleh masing-masing negara yang berada di kawasan, yang mana antara negara
satu dengan yang lainnya saling melihat keberadaan akan negara lain sebagai sebuah
ancaman. Hal ini dapat diambil contoh dari kebangkitan Cina sebagai kekuatan besar yang
ada di kawasan Asia Timur, utamanya dalam bidang perekonomian, membuat hal tersebut
dianggap sebagai ancaman oleh negara lain seperti Jepang, dan Korea Selatan, terlebih bagi
Korea Utara yang perekonomiannya dapat dikatakan jauh tertinggal dibandingkan dengan
tiga negara tersebut. Selain adanya ancaman dalam bidang ekonomi, di kawasan Asia Timur
juga didapati ancaman dari segi keamanan. Kepemilikan nuklir oleh Korea Utara menjadikan
negara lain di kawasan ini menjadi sangat waspada.

3
Kedekatan geografis merupakan tempat dimana hubungan keamanan diantara negara
terbentuk dan saling memiliki keterikatan. Ancaman akan terasa semakin besar karena faktor
kedekatan jarak tersebut. Dikawaan asia timur letak geografis Cina, Taiwan, Korea Utara,
Korea Selatan, dan Jepang sangat dekat. Posisi perbatasan ini menjadi tempat yang potensial
untuk terjadinya konflik bersenjata. Anarkisme kawasan mengakibatkan minimnya dialog
dan proses komunikasi dalam bentuk kerja sama atu perjanjian bilateral maupun multilateral
sehingga mengakibatkan tingginya kecurigaan. Anarkisme kawasan juga ditunjukkan dengan
tidak adanya otoritas yang berwenang dalam proses penyelesaian secara damai apabila terjadi
konflik diantara negara-negara kawasan Asia Timur.

Polaritas kekuatan menunjukkan distribusi kekuatan yang tidak merata diantara


negara-negara di kawasan. Polaritas di Asia Timur terlihat jelas ketika dukungan Amerika
Serikat terhadap korea selatan. Taiwan dan Jepang menjadikan Korea Utara dan Cina
berupaya mengandalkan dan meningkatkan kekuatan untuk mengimbangi mereka. Polaritas
yang tidak seimbang ini akan berimplikasi pada pembentukan poros negara militer lemah dan
negera militer kuat, dimana negara militer lemah pada akhirnya cenderung sangat rentan akan
ancaman dari negara militer kuat. Pola persahabatan dan permusuhan ini memicu keterlibatan
pihak eksternal, yakni Amerika Serikat dalam aliansi pertahanan dengan Jepang dan Korea
Selatan di kawasan Asia Timur. Hubungan antarnegara dalam kompleksitas keamanan selalu
diwarnai oleh persaingan dalam perimbangan kekuatan, aliansi keamanan serta masuknya
kekuatan eksternal. Keterlibatan pihak eksternal bisa mengambil bentuk masuknya negara
luar ke dalam wilayah kawasan ketika terjadi konflik ataupun diangunnya suatu kerja sama
atau aliansi antara negara luar dengan satu atau bebrapa negara dalam kawasan (Buzan &
Waever 2003, 47).

Munculnya rasa saling memusuhi juga dipengaruhi oleh faktor sejarah yang kental.
Faktor ini bisa membawa sentimen negatif ke arah permusuhan. Kompleksitas keamanan
merupakan sebuah fenomena empirik yang didasarkan kepada faktor sejarah. Kedekatan
kondisi geografis dan perwujudan dari hasil interaksi antarnegara. Unsur-unsur ini memiliki
posisi yang sejajar dan saling melengkapi, mereka dapat diposisikan sebagi unit penjelas bagi
hubungan yang terjad di suatu kawasan tertentu.

2.3 KONFLIK-KONFLIK YANG PERNAH DAN SEDANG TERJADI DI KAWASAN


ASIA TIMUR.

1. Perang Pasifik ( Perang Asia Timur Raya).

Perang Pasifik atau Perang Asia Pasifik, atau yang dikenal di Jepang dengan


nama Perang Asia Timur Raya (Greater East Asia War (大東亜戦争, Dai Tō-A Sensō?)) yaitu
perang yang terjadi di Samudra Pasifik, pulau-pulaunya, dan di Asia. Konflik ini terjadi
antara tahun 1937 dan 1945, namun peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7
Desember 1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat serta wilayah-wilayah yang
diduduki Britania Raya dan banyak negara lainnya.

4
Perang ini dimulai lebih awal dari Perang Alam II yaitu pada tanggal 8 Juli 1937 oleh
sebuah insiden yang disebut Insiden Jembatan Marco Polo Peristiwa tersebut menyulut
peperangan antara Tiongkok dengan Jepang. Konflik antara Jepang dan Tiongkok dan
beberapa dari peristiwa dan penyerangan negaranya yang penting juga yaitu anggota dari
perang tersebut. Perang ini terjadi antara Jepang dan pihak Sekutu (yang termasuk Tiongkok,
Amerika Serikat, Britania Raya, Filipina, Australia, Belanda dan Selandia Baru). Uni
Soviet sukses memukul mundur Jepang pada 1939, dan tetap netral sampai 1945, saat dia
memainkan pernanan penting di pihak Sekutu pada masa-masa yang belakang sekali perang.
Thailand, setelah dijajah pada 1941, dipaksa bergabung dengan pihak Jepang. Jerman
Nazi dan Italia juga yaitu sekutu Jepang, dan tingkatan laut mereka beroperasi di Samudra
Pasifik dan Hindia antara tahun 1940 dan 1945. Antara tahun 1942 dan 1945, terdapat empat
wilayah otorita Sekutu yang bertempur melawan Jepang: Tiongkok, wilayah Samudra
Pasifik, Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat Daya. Perang Pasifik habis pada 15
Agustus 1945 dan akad menyerahnya Jepang ditandatangani oleh wakil dari sekutu yaitu
Jendral Douglas McArthur dan Jepang ditukar oleh Mamoru Shigemitsu di atas kapal USS
Missouri

 Dampak Perang Pasifik

Berikut ini yaitu beberapa dampak dari Perang yang terjadi antara
tahun 1937 sampai 1945 ini:

1. Kekalahan Jepang membuatnya kehilangan wilayah yang dijajahnya


seperti Manchuria, Korea, Asia Tenggara dan kawasan mandat di kepulauan
Pasifik yang diberikan pada yang belakang sekali Perang Alam I.

2. Beberapa negara yang sebelumnya dijajah oleh negara-negara Eropa sukses mendapat


kemerdekaan seperti Indonesia.

3. Kaisar Jepang kehilangan statusnya sebagai dewa. Amerika Serikat sebagai pemenang


perang di Pasifik tidak mau mengadili Hirohito, kaisar Jepang saat itu. Amerika
Serikat membutuhkan kawasan penyangga (buffer) untuk menahan arus pengaruh
komunisme karena Rusia sudah mencapai kawasan timur Asia.

4. Jepang tidak diperbolehkan mempunyai tingkatan perang, kecuali pasukan pembela


diri.

5
2. Konflik Disemenanjung Korea.

Konflik Korea pada dasarnya merupakan perjuangan antara kedua bagian dari negara
yang terpecah. Sebelumnya Korea Selatan dan Korea Utara pernah berada dalam sebuah
kondisi dimana menjadi satu kesatuan dalam sebuah negara, yaitu dari zaman Dangun sampai
masa 3 Kerajaan (silla, koryo, dan Chosun),1 setelah Korea merdeka tahun 1945, pasukan
Amerika Serikat dan pasukan Uni Soviet mendirikan pemerintahan militer di masing-masing
wilayah yang terpisah ini, yaitu Amerika diwilayah selatan dan Uni Soviet diwilayah Utara
sehingga memicu perpecahan di Semenanjung Korea. Pada bulan November 1947, Majelis
Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), menyepakati sebuah resolusi yang meminta
diadakannya pemilihan umum di Semenanjung Korea dibawah pengawasan sebuah komisi
PBB. Pada tahun 1945 Korea terpecah menjadi dua pemerintahan dengan sistem
pemerintahan yang berbeda pula. Korea Selatan muncul dengan mengusung format sistem
pemerintahan demokrasi dan kapitalisme, sementara Korea Utara atas dukungan Uni Soviet,
menganut pemerintahan Komunis.

Pecahnya Korea menjadi dua wilayah ini dipengaruhi faktor eksternal yang menjadi
salah satu factor yang mengawali lahirnya Perang Dingin, yaitu rivalitas antara Amerika
Serikat (US) dan Uni Soviet (USSR). Rivalitas dua Negara besar (Bipolar Great Power) tidak
hanya terlihat di Eropa ketika Jerman pecah menajdi dua; Jerman Barat dan Jerman Timur,
namun juga berdampak di Asia Timur yaitu pemisahan Korea Utara dan Korea Selatan.
Korea Utara yang mendapat pengaruh besar dari kekuasaan komunis USSR dan Korea
Selatan yang mendapat pengaruh dari blok Liberalis Barat. Ketika Perang Dingin berakhir
yang ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin (Jerman) pada tahun 1989 telah menunjukan
berakhirnya pula rivalitas ideologis antara US dan USSR di daratan Eropa, tetapi gejala
tersebut tidak sampai pada kawasan Asia Timur, tepatnya di Semenanjung Korea, dimana
berakhirnya Perang Dingin tidak mengakhiri perpecahan di Semenanjung Korea, antara
Korea Selatan dan Korea Utara tidak menunjukan gejala untuk menjadi Negara Korea yang
bersatu seperti yang terjadi di Jerman.

Sampai saat ini Korea Selatan dan Korea Utara masih bertahan dengan system
pemerintahan dan ideologi negara yang sungguh bertolak belakang yang merupakan warisan
dari perang dingin. Korea Utara masih bertahan dengan system pemerintahan komunis dan
Korea Selatan telah berkembang menjadi Negara liberal demokratis dengan system ekonomi
liberal kapitalis dan masuk dalam kategori New Indutrial Coutries (NICs). Banyak faktor
yang mempengaruhi ketegangan hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan seperti;
perbedaan ideology yang merupakan akar konflik kedua Negara, ketegangan dua negara
diperparah lagi dengan sensitifitas masalah kedaulatan antara kedua Negara dan deterrence
effect yang timbul akibat pengembangan dan uji coba senjata nuklir Korea Utara di
Semenanjung Korea, serta pengaruh kehadiran AS dan China dalam masalah politik di
kawasan Asia Timur. Selain itu adanya perbedaan-perbedaan yang tajam, dari rezim dan
sistem social kedua negara yang saling mempengaruhi turut menjadi hambatan penyelesaian
konflik di Semenanjung Korea.

6
Terkait dengan perilaku Korea Utara dengan percobaan nuklirnya yang mampu
mempengaruhi tensi politik internasional ini telah terjadi sejak lama. Sejak skripsi ini ditulis,
terhitung dari 5 Juli 2006 dan 5 Oktober 2006 Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklir
di Semenanjung Korea dengan meluncurkan 7 buah rudal, yang secara langsung
mempengaruhi stabilitas politik dan keamanan kawasan, khususnya Korea Selatan yang
memiliki kedekatan geografis secara langsung dengan Korea Utara.

Kehadiran AS dan China di kawasan Asia Timur, juga ikut mempengaruhi tensi
konflik dua negara. Pasalnya, AS memiliki kedekatan hubungan, aliansi keamanan dengan
Korea Selatan dan Jepang (US Security Umbrella) dan China memiliki kedekatan hubungan
yang berlandas dari ideology yang sama dengan Korea Utara. Pada bulan November tahun
2010 Korea Selatan menggelar latihan perang dengan Amerika Serikat yang dijadwalkan
akan dilaksanakan di sekitar perairan laut kuning, namun mengalami perubahan menanggapi
protes keras dari China yang mengkhawatirkan jalur perdagangannya akan terganggu karena
adanya latihan gabungan tersebut, sehingga AS dan Korea Selatan memindahkan latihan
perang tersebut kewilayah laut utara dekat dengan perairan Jepang, rencana latihan perang
antara keduanya disambut dengan reaksi keras dari Korea Utara yang mengancam akan
menggunakann alat pertahanannya Nuklir, dalam “perang suci” sebagai balasan dari latihan
militer tersebut. Latihan perang antara Korea Selatan dengan Amerika tetap digelar walaupun
mendapat protes keras dari pihak Korea Utara, yang menganggap latihan tersebut sebagai
bentuk provokasi di Semenanjung Korea. Berjalannya latihan perang tersebut secara
langsung menimbulkan efek retaliasi dari Korea Utara, sehingga membuka kontak senjata
antara keduanya yang berlangsung kurang lebih selama dua jam. Korea Utara menyerang
salah satu pulau milik Korea Selatan (pulau Yeonpyeong) dengan puluhan hingga ratusan
artileri. Penyerangan tersebut mengakibatkan kerusakan didaerah Yeonpyeong, serta jatuhnya
korban jiwa dari Korea Selatan. Penyerangan itu dibalas oleh Korea Selatan dengan
melakukan serangan balik, ke wilayah Korea Utar

Korea Utara menembaki puluhan hingga ratusan artileri ke pulau milik Korea Selatan
dan menimbulkan tanggapan langsung dengan tembakan balasan kurang lebih 80 tembakan
artileri, serta mengirimkan satu pesawat tempur kewilayah Yeonpyeong. Insiden pemboman
tersebut mengakibatkan saling mengirimkan tembakan artileri yang berlangsung kurang lebih
dua jam. Setelah kejadian tersebut Korea Selatan dan Amerika Serikat mengadakan latihan
militer untuk mengantisipasi serangan kembali Korea Utara, dimana setelah penyerangan
dipulau Yeonpyeong latihan perang yang melibatkan kurang lebih 800 personel militer, 6
pesawat jet tempur, tank anti-misil, dan juga 100 jenis senjata, disebut-sebut juga sebagai
latihan terbesar selama latihan militer yang digelar,16 dimana pada tahun 2010 Korea Selatan
dan Amerika melakukan latihan perang sebanyak 47 kali. Presiden Lee Myung-Bak
mengeluarkan statement “Kalau saja ada serangan yang mengejutkan maka negara ini harus
melakukan serangan tanpa ampun.

3. Sengketa pulau senkaku.


Ketegangan atas sengketa Kepulauan Senkaku mulai mencuat di antara tiga negara
yaitu China, Jepang dan Taiwan pada tahun 1968 dimana United Nations Economic
Commission for Asia and the Far East (ECAFE) mengumumkan bahwa terdapat
kemungkinan cadangan minyak dan gas alam di dasar laut Kepulauan Senkaku. Pada tahun
1969, pemerintah Okinawa membangun beton sebagai tanda nasional di pulau utama
Kepulauan yang bertuliskan “Uotsuri-shima, Kepulauan Senkaku, Yaeyama” di bagian depan
dan “2392 Tonoshiro, Ishigaki-shi, Perfektur Okinawa; didirikan oleh Kota Ishigaki” di
bagian belakang beton. Ketegangan mulai meningkat ketika pemerintah China dan Jepang
saling mengklaim atas kedaulatan Kepulauan Senkaku dan hak untuk menginvestigasi potensi
minyak di sekeliling perairan.

Sengketa secara resmi muncul pada tanggal 17 Juli 1970, ketika duta besar Jepang di
Taipei mengirimkan nota kepada Kementerian Luar Negeri China menegaskan kedaulatan
Jepang atas kepulauan tersebut dan menyatakan bahwa klaim uniteral dari pemerintah China
atas kepulauan Senkaku dan landas kontinennya tidak sah menurut hukum internasional.
Kemudian pada bulan September di tahun yang sama, bendera China ditancapkan di
Kepulauan tersebut oleh kelompok pemrotes China dari Taiwan yang kemudian dicabut oleh
pemerintah Okinawa beberapa hari berikutnya. Hal ini semakin memperjelas bahwa sentimen
nasionalis Jepang dan China tidak dapat dikendalikan dan sengketa Kepulauan Senkaku yang
semakin berkembang menjadi sengketa yang sangat besar antara China dan Jepang sejak
akhir Perang Dunia II.

Sengketa ini memicu terjadinya protes anti jepang yang mendunia yang dikenal
sebagai Gerakan Penjaga Kepulauan Diaoyutai atau Gerakan Baodiao, yang menjadi
pengerah seluruh patriot China untuk memperjuangkan integritas teritorial mereka dari
gangguan negara lain. Gerakan patriotic tersebut mendapat dukungan luas di antara
masyarakat China, terutama dari kalangan intelektual dan pelajar di Taiwan, Hong Kong, dan
juga pelajar yang berada di luar negeri. Aksi tersebutn mencapai puncaknya bersamaan
dengan penyerahan Kepulauan Senkaku bersamaan dengan Kepulauan Okinawa kepada
Jepang pada 15 Mei 1972. Pada tanggal 13 Mei, ribuan pelajar China di luar negeri terutama
dari Taiwan dan Hong Kong, ikut dalam aksi protest di kota-kota utama Amerika Serikat.
Meskipun begitu, tidak dari satupun dari aksi protes yang dilakukan dapat mengubah
keputusan Amerika Serikat untuk mengembalikan Kepulauan Senkaku dibawah penguasaan
Jepang.

Krisis sengketa Kepulauan Senkaku pada tahun 1996 terjadi pada bulan Juli setelah
Jepang meratifikasi Konvensi Hukum Laut 1982, menetapkan 200 mil zona ekonomi
eksklusif dan tidak mengizinkan penangkapan ikan oleh negara lain. Pada 14 Juli, Grup sayap
kanan Jepang memasang mercusuar yang terbuat dari aluminium bertenaga matahari setinggi
lima meter di salah satu pulau yang berada di Kepulauan Senkaku dan meminta persetujuan
dari pemerintah Jepang untuk menjadikannya sebagai navigasi resmi Jepang.

Mercusuar tersebut rusak disebabkan oleh topan namun segera diperbaiki pada bulan
September. China mengganggap tindakan yang dilakukan Jepang merupakan tindakan
provokatif yang kemudian dibalas oleh kelompok sipil dari Taiwan dan Hongkong yang
berlayar ke Kepulauan Senkaku sebagai bentuk protes, namun ditarik kembali oleh penjaga
pantai Jepang. Pada tanggal 26 September, Sengketa Kepulauan Senkaku menjadi semakin
buruk ketika seorang aktivis China dari Hongkong yang berniat menancapkan bendera China
di salah satu pulau tenggelam pada saat berusaha menghindari blokade penjaga pantai
Jepang. Kejadian ini ditandai sebagai peristiwa yang pertama kali menyebabkan kehilangan
nyawa akibat dari kontroversi teritorial yang sangat sensitif. Kemarahan terhadap Jepang
segera mencuat belum lagi protes anti-Jepang yang melanda seluruh masyarakat China,
terutama di Hongkong, Taiwan dan China. Akhirnya, pada tanggal 7 Oktober, aktivis dari
China dan Hongkong sukses mendarat di Kepulauan Uotsuri/Diaoyutai dan menancapkan
bendera China dan Taiwan yang dicabut oleh oleh pemerintah Okinawa beberapa hari
kemudian. Sejak saat itu, Kepulauan Senkaku terus dikunjungi oleh kelompok politik dan
masyarakat baik dari China maupun dari Jepang dengan tujuan menunjukkan kedaulatan atas
kepulauan tersebut

Semenjak ketegangan yang terjadi pada tahun 1970-an belakangan terjadi gejolak
yang berpotensi mengarah kepada sengketa yang lebih serius, lebih lama dan dapat
mengubah status quo Kepulauan Senkaku di Laut China Timur. Pada April 2012 mantan
gubernur Shintaro Ishihara mengumumkan bahwa ia akan membeli bagian dari Kepulauan
Senkaku atas nama pemerintah kota yang semakin memperuncing dan memperburuk
sengketa antara China dan Jepang atas penguasaan administratif Kepulauan Senkaku.
Pemerintah Jepang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Yoshihiko Noda tidak punya pilihan
lain selain ikut turun tangan untuk mencegah Ishihara memperoleh pulau tersebut. Pada 10
September 2012 pemerintah pusat Jepang membeli beberapa pulau-pulau tersebut secara
resmi. Di hari yang sama, Beijing mengumumkan garis pangkal laut teritorialnya disekitar
kepulauan. Menurut hukum China, pemindahan menjadikan kepulauan yang disengketakan
berada dibawah administrasi China, hal tersebut merupakan tantangan langsung bagi
penguasaan Jepang atas kepulauan.

BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kedekatan geografis merupakan tempat dimana hubungan keamanan diantara negara


terbentuk dan saling memiliki keterikatan. Ancaman akan terasa semakin besar karena faktor
kedekatan jarak tersebut. Dikawaan asia timur letak geografis Cina, Taiwan, Korea Utara,
Korea Selatan, dan Jepang sangat dekat. Posisi perbatasan ini menjadi tempat yang potensial
untuk terjadinya konflik bersenjata. Anarkisme kawasan mengakibatkan minimnya dialog
dan proses komunikasi dalam bentuk kerja sama atu perjanjian bilateral maupun multilateral
sehingga mengakibatkan tingginya kecurigaan. Anarkisme kawasan juga ditunjukkan dengan
tidak adanya otoritas yang berwenang dalam proses penyelesaian secara damai apabila terjadi
konflik diantara negara-negara kawasan Asia Timur.

3.2. Saran

Dari berbagai penejelasan diatas penyebab utama dari konflik adalah karena adanya
rasa ingin menjadi negra no 1 di Asia Timur. Tetapi dampak dari keinginan ini tentunya
adalah timbulnya berbagai konflik yang tentu berdampak negatif bagi masyarakat seperti
halnya perang yang hanya akang menyengsarakan rakyat saja. Perlu adanya regionalisme di
kawasan Asia Timur untuk mencegah adanya konflik adalah dengan menciptakan kerjasama,
trust atau kepercayaan dan pemahaman yang sama diantara masing-masing negaranya

10

DAFTAR PUSTAKA
Husna Nuraviva Halimatus. Regionalisme di Kawasan Asia Timur: Hambatan dan Prospek
Pembentukan

Kotani, Tetsuo, The Senkaku Islands and the U.S.-Japan Alliance Future Implications for the
Asia-Pacific, Jepang: The Project 2049 Institute.

http://eprints.umm.ac.id/27828/2/jiptummpp-gdl-mustikasar-32645-2-babi.pdf

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18736/090200102.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

file:///C:/Users/user/Downloads/PKA/Buku%20Dinamika%20Keamanan%20Kawasan
%20Asia%20Timur%20PDF%20ISBN.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai