Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KEMUNCULAN GERAKAN NASIONALISME DAN PERJUANGAN


KEMERDEKAAN MASYARAKAT MUSLIM DI KAWASAN ASIA BARAT
Diajukan dalam diskusi pada kelas Sejarah Peradaban Islam III
Dosen Pengampu : Dr. Widiati Isana, M.Ag.

Disusun oleh :
Kelompok IV

Siti Nurbanita Sari NIM: 1185010134


Syaifudin Alfaiz NIM: 1185010126
Tami Nurhayati NIM: 1185010140

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang Kemundulan
Gerakan Nasionalisme dan Perjuangan Kemerdekaan di Kawasan Asia Barat. Penyusun
mengucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Dr. Widiati Isana, M.Ag. selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam III yang telah membimbing penyusun dalam
proses pembuatan makalah hingga bisa sejauh ini.
Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah penyusun buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penyusun sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandung, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

DAFTAR PETA........................................................................................................................4

BAB I PEMBUKAAN...............................................................................................................5

A. Latar Belakang...................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah...............................................................................................................5

C. Tujuan Makalah..................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................6

A. Letak Geografis Asia Barat................................................................................................6

B. Pengertian Nasionalisme dan Gerakan Nasionalisme........................................................6

C. Gerakan Nasionalisme dan Perjuang Kemerdekaan di Kawasan Asia Barat.....................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................29
DAFTAR PETA

Peta Negara Saudi Arabia...........................................................................................................7


Peta Negara Kuwait..................................................................................................................10
Peta Negara Turki.....................................................................................................................12
Peta Negara Yordania...............................................................................................................15
Peta Negara Irak........................................................................................................................17
Peta Negara Iran........................................................................................................................21
Peta Negara Suriah....................................................................................................................23
Peta Negara Libanon.................................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asian Barat adalah salah satu kawasan yang dikenal sebagai kawasan yang terdiri dari
negara-negara Timur Tengah dan Timur Dekat. Asia Barat merupakan tanah penuh dengan
sejarah peradaban manusia. Kawasan yang dilewati sungai Tigris dan Eufrat ini pernah
menjadi rumah bagi peradaban Asiria, Babilonia, Romawi, wilayah kekuasaan Kekhalifahan
Umayyah, Abbasiyah, Dinasti Safawiyah, Utsmaniyah, kemudian dengan sitemukan sumber
daya yang melimpah di sana mengundang Bangsa Eropa untuk mendirikan imperiumnya.
Imperialisme yang dilakukan Inggris dan Perancis di kawasan Asia Barat sejatinya
melahirkan kesadaran dan keinginan untuk bebas dan merdeka. Saat itu, kawasan Asia Barat
merupakan wilayah kekuasaan Kekhalifahan Utsmani sehingga keinginan mereka terbagi
menjadi du tahap yaitu ingin memerdekakan diri dari Utsmani kemudian ingin lepas dari
kekuasaan imperialisme.
Kesadaran itu melahirkan rasa nasionalisme antar individu di wilayah-wilayah kekuasaan
Inggris dan Perancis. Rasa nasionalisme itu melahirkan gerakan-gerakan berideologi
nasionalis dan gerakan-gerakan memperjuangkan kemerdekaan. Walaupun, banyak dari
perjuangan itu dibatasi dengan perjanjian dan kesepakatan alot antara negara adidaya dan
yang dikuasai. Irak, misalnya, melakukan banyak perjanjian dengan Inggris untuk
mendapatkan kemerdekaannya. Kemudisn gerakan-gerakan nasionalisme dan perjuangan
kemerdekaan lainnya di wilayah-wilayah lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana letak geografis kawasan Asia Barat?
2. Apa pengertian nasionalisme dan gerakan nasionalisme?
3. Bagaimana gerakan nasionalisme dan perjuang kemerdekaan di kawasan Asia Barat
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui letak geografis kawasan Asia Barat.
2. Untuk mengetahui pengertian nasionalisme dan gerakan nasionalisme.
3. Untuk mengetahui gerakan nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan di kawasan
Asia Barat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak Geografis Asia Barat
Letak astronomis dan geografis Asia Barat, yaitu:

Letak astronomis Asia Barat: 26oLU - 48oLU dan 67oBB - 125oBB (Pulau We di ujung
utara Pulau Sumatra terletak pada 950 -45’BT)

Letak geografis Asia Barat: Eropa Timur (bagian Selatan), Asia Tenggara dan Asia
Selatan (bagian timur), Eropa (bagian utara), Afrika (bagian barat).1

Kebanyakan sastra barat mendefinisikan Timur Tengah sebagai negara-negara di Asia


Barat Daya, dari Iran (Persia) ke Mesir. Mesir dengan semenanjung Sinainya yang berada di
Asia umumnya dianggap sebagai bagian dari Timur Tengah, walaupun sebagian besar
wilayah negara itu secara geografi berada di Afrika Utara.

Sejak pertengahan abad ke-20, Timur Tengah telah menjadi pusat terjadinya peristiwa-
peristiwa dunia, dan menjadi wilayah yang sangat sensitif, baik dari segi kestrategisan lokasi,
politik, ekonomi, kebudayaan, dan keagamaan. Timur Tengah mempunyai cadangan minyak
mentah dalam jumlah besar dan merupakan tempat kelahiran dan pusat spiritual agama
Yahudi, Kristen, dan Islam.

Istilah Timur Tengah condong mengarah kepada wilayah budaya, jadi tidak memiliki batas
tertentu. Definisi yang umum dipakai yaitu wilayah yang terdiri dari: Bahrain, Siprus, Mesir,
Turki, Iran (Persia), Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Oman, Qatar, Arab Saudi,
Suriah, Uni Emirat Arab, Yaman dan Palestina. Dan Iran merupakan batas yang paling timur,
terkadang dengan memasukkan Afganistan dan Pakistan barat karena kedekatannya (secara
suku dan agama) dengan kelompok mayoritas dari masyarakat Iran. Juga karena keterkaitan
sejarah karena pernah menjadi bagian dari kerajaan yang wilayahnya mencakup daerah-
daerah tersebut. Afganistan, Tajikistan, dan Pakistan barat memiliki hubungan budaya,
bahasa, dan sejarah dengan Iran. Sementara hubungan antara Iran dengan negara-negara Arab
karena adanya hubungan agama dan kedekatan secara geografi. Umumnya yang disebut
Timur Tengah secara harfiah adalah daerah-daerah negara berikut: Suriah, Lebanon,
Palestina, Israel, dan Mesir.2
1
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://brainly.co.id/tugas/
14628303&ved=2ahUKEwiZ25_I8cHoAhUdzTgGHTtLD4IQFjAEegQIBBAC&usg=AOvVaw0eJSODFyxvdIKDFeB3jxy
d)
2
http://istayn.staff.uns.ac.id/files/2010/09/permaslh-istilah-timur-tengah.pdf
B. Pengertian Nasionalisme dan Gerakan Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu keaaan jiwa, suatu kepercayaan yang di anut oleh sejumlah
besar manusia perseorangan sehingga membentuk suatu kebangsaan.3
Secars etimologi asal kata Nasionalisme berasal dari kata latin Natio yang berarti
kelahiran, dan suku. Dalam perkembangannya kemudian dikembangkan menjadi nation
(bahasa inggris, Jernan, dan Belanda( yang artinta adalah bangsa. Dalam pengertian
antropolohgis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan
masing-masing anggota persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah
dan adat istiadat. Sedangkan dalam pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah
yang sama, dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi
keluar dan kedalam.4
Untuk membentuk sebuah bangsa, orang-orangnya merasa diri untuk bersatu dan harus
mau bersatu. keinginan untuk bersatu itu bisa di sebabkan oleh persamaan latar belakang
sejarah, kebudayaan, tradisi dan kepentingan.5

C. Gerakan Nasionalisme dan Perjuang Kemerdekaan di Kawasan Asia Barat


a. Arab

3
https://www.academia.edu/34630744/MATERI_NASIONALISME
4
https://www.academia.edu/34630744/MATERI_NASIONALISME
5
https://www.academia.edu/34630744/MATERI_NASIONALISME
Gambar 1 Peta Saudi Arabia
(Sumber: https://www.welt-atlas.de/map_of_saudi_arabia_4-429)
Menurut letak Geografis, negara Arab terbentang dari Jabal Thursina di utara hingga
Lautan Hindia dan aliran sungai Vildi di selatan. Selanjutnya kawasan Iran dan Teluk Arab
di timur hingga Lautan Atlantik di bagian Barat. Dalam wilayah ini tercakup Iraq, Suriah,
Yordania, Libanon, Palestina, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Kuwait, Arab Saui,
Yaman, Oman, Palestina, Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko.
Dari negara-negara tersebut di atas dengan jumlah penduduk sekitar 70 juta
menganggap diri mereka adalah bangsa Arab dan dalam usahanya untuk membangun
kembali dasar-dasar kehidupan mereka setelah mengalami kemunduran berabad-abad
lamanya maka mereka memeluk nasionalisme Arab.
Dapat dirumuskan secara sederhana bahwa nasionalisme Arab adalah kesadaran yang
tinggi dari bangsa Arab untuk mengangkat citra bangsanya guna mnecapai kesempurnaan
kehidupan mereka untuk sepanjang masa.

A. Dasar, Tujuan dan Fase Nasionalisme dan perkembangannya


Pada dasarnya Nasionalisme Arab adalah mempersatukan bangsa-bangsa yang
berbahasa Arab yang mempunyai persamaan kebudayaan dan itu bukan persatuan dunia
Islam.
Gerakan ini berpangkal kepada pikiran yang berpendapat bahwa segala bangsa yang
berbahasa Arab tidak peduli apapun agamanya pada hakikatnya merupakan suatu bangsa
dan sama pula kebudayaannya.
Hazem Zaki Nusaibah mengemukakan bahwa Nasionalisme Arab bertujuan untuk
mempersatukan bangsa-bangsa yang berbahasa Arab di bawah suatu organisasi politik.
Nasionalisme Arab aalah gerakan sekuler yang di tentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor bahasa.
2. Faktor tradisi-tradisi sejarah.
3. Faktor kesamaan kepentingannya.

Tentang peran agama, Fuad al-Ahwan menjelaskan bahwa nasionalisme Arab tidak
mengingkari dan tidak menolak agama-agama bahkan menghormatinya. Kewajiban orang
yang beragama Islam menyembah Tuhannya i Masji. Demikian pula orang Arab Masehi
yang menyembah Tuhannya di Gereja. Tetapi keduanya wajib dengan sepenuh hati
membina nasionalisme Arab an bekerja sama untuk kepentingan dan ke masylahatan
bangsa Arab.
Bahkan lebih dari itu inyatakan bahwa faktor agama henaklah di kesampingkan jika
menghalangi nasionalisme Arab. Ie nasionalisme yang tidak memandang agama sebagai
faktor penting menapat tantangan ari kalangan Islam.
Selanjutnya pengertian nasionalisme inilah yang digunakan Jama Abdul Nashir untuk
memobilisasi rakyat Mesir dalam melepaskan diri dari Kolonialis dan rezim lama yang
berdasarkan aristokrasi.
a. Fase-fase Perkembangan Nasionalisme Arab
Bahwa sejak kontak pertama bangsa Arab dengan dunia Barat yaitu masuknya
Napoleon pada tahun 1789 ke Mesir. Dengan membawa paham demokrasi , persamaan,
dan ie kebangsaan. Maka dari itu, dari situlah mulai membuka mata Arab dari tidurnya
yang sangat lama dan para raja. Para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana
meningkatkan mutu dan kekuatan ummat Islam kembali.
Sejak kontak dengan dunia Barat tersebut ada lima fase perkembangan nasuonalisme,
yaitu :
1. Fase Pertama, timbulnya reaksi Arab Islam terhadap ekspansi Eropa, pada fase
ini cetusan keagamaan lebih menentukan daripada sentimen kebangsaan.
2. Fase Kedua, timbulnya kecenderungan bagi terbentuknya golongan Arab
Islam, hal ini lahir karena ketidak mampuan Turki Usmani mempertahankan daerah-daerah
Arab.
3. Fase Ketiga, timbulnya reaksi Arab terhadap gerakan nasionalisme yang lahir
di Turki.
4. Fase Keempat, merupakan persenyawaan nasionalisme Arab Islam an Arab
Kristen.
5. Fase Kelima, gagasan nasionalisme Arab menjadi suatu gerakan rakyat dan
suatu tenaga yang hidup dalam hati nurani rakyat.
Pada fase kelima ini, nampaknya nasionalisme Arab bukan hanya gagasan tetapi suah
menjadi gerakan yang bertujuan untuk melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan,
penindasan, dan kesewenangan. Nasionalisme Arab yang di bawa oleh Jamal Abdul Nashir
mempunyai cakupan yang cukup luas yaitu seluruh bangsa Arab.
Dengan demikian negeri-negeri yang pada perang dunia kedua masih berada dalam
cengkraman kaum imperialis selangkah demi selangkah berusaha untuk merdeka serta
melepaskan iri dari penjajahan. Karena menurut Abdurrahman Al- Bazzaz, nasionalisme
Arab aalah gerakan politik yang berusaha mempersatukan bangsa Arab untuk mendapatkan
pemerintahannya sendiri.
Dalam upaya mempopulerkan nasionalisme Arab di kalangan bangsa Arab, Jamal
Abdul Nashir melakukan beberapa kegiatan antara lain sebagai berikut :
1. Kampanye ke negara-negara Arab, dikirimnya utusan untuk menggalang
hubungan bilateral dengan Mesir serta negara-negara Arab lainnya, misalnya Sudan,
Suriah, Libanon, Arab Saudi, Yordania, Yaman, Iraq dan Libya.
2. Bersama dengan Suriah mendirikan Republik Persatuan Arab pada tahun 1958
dan Jamal Abdul Nashir terpilih sebagai presiden pertamanya. Konfereasi ini terjadi pada
Yaman pada tahun 1958, tanggal 5 Maret bergabung dengan Republik Persatuan Arab,
akan tetapi tanggal 26 September 1962 Yaman menarik diri.
Jamal Abdul Nashir telah berhasilmenumbangkan pemerintahan Raja Farouq yang
didominasi oleh Inggris dan ini menajdi bukti akan penolakan Nashir terhadap pengaruh
dan penjajahan kolonial Eropa. Nashir telah berhasil mengubah pemerintahan aristokrasi
kepada bentuk republik.
Demikian pula Nashir telah menumbuhkan semangat bangsa Arab untuk bersatyu
mengusir penjajah. Nasionalisme Arab hampir berhasil mendirikan suatu imperium atau
konfederasi yang sangat besar yang mencakup negara-negara Arab. Keinginan Nashir
unruk memimpin seluruh dunia Arab menjadi berantakan dan itu di tandai dengan adanya
kekalahannya pada perang Arab-Israel paa tahun 1967. Nasionalismenya tidak
menghasilkan solidaritas dan persatuan Arab an tidak mampu mengatasi keanekaragaman
kepentingan para pemimpin dan masyarakat Arab yang selalu bersaing.6
b. Kuwait

Gambar 2 Peta Kuwait


(Sumber: https://www.welt-atlas.de/map_of_kuwait_4-767)
Kuwait adalah Negara kecil yang berada di kawasan Teluk dimana posisi ini sangat
strategis di jalur lintas perdagangan minyak dan militer kawasan. Berbatasan dengan Irak
di sebelah utara dan Arab Saudi ada disebelah baratnya. Negara ini terletak di pesisir Teluk
Persia, semenanjung Arab Timur Tengah. Kuwait adalah Negara yang kaya akan minyak.
Menghasilkan minyak bumi terbesar di dunia dengan jumlah produksinya sebesar 2,562
juta barel per hari. Negara ini juga memilki cadangan minyak terbanyak di dunia yaitu 104
miliar barel. Penduduknya pada tahun 2014 sekitar 4,2 juta jiwa, 1,3 juta jiwa termasuk
Negara Kuwait dan 2,9 juta jiwa merupakan orang-orang pendatang. Karena berbatasan
langsung dengan dua wilayah yang kaya akan minyak, menjadikan Kuwait ini menjadi

6
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031-MAKHMUD_SYAFE%27I/
JAMAL_ABDUL_NASHIR_%28NASIONALISME_ARAB%29.pdf
Negara yang diperebutkan. Terdapat beberapa dinasti yang menguasai wilayah ini. Ada
dinasti Buyid dari Persia pada abad ke 10, Dinasti Seljuk dari Turki abad ke 11, Bangsa
Mongol di awal abad ke 14 dan Turki Utsmani pada abad ke 17. Negara Kuwait ini
meskipun kevil namun banyak yang ingin menetap dan bekerja disini. Kebanyakan orang
pertama dari Arab Turki menyebut wilayah ini dengan nama Kuwait atau benteng kecil
sebgai tempat berlindung dan mencari penghidupan. Negara Kuwait ini terbagi menjadi
beberapa kegurbenuran, antara lain Al Ahmadi, Al Farwaniyah, Al Asimah, Al Jahra,
Hawalli, dan Mubarak Al-Kabeer. System pemerintahan yang digunakan oleh Negara ini
adalah Monarki Konstitusional, artinya system pemerintahan yang dipimpin oleh seorang
Sultan atau Raja dan dipilih oleh anggota keluarganya. Sebagai Negara konstitusi ini
memiliki sebuah badan legislative yang disebut sebagai Majelis Nasional. Majelis Nasional
ini terdiri dari 65 kursi dan memiliki masa jabatan 4 tahun.7
 Sejarah Perang Teluk 1: Invasi Irak ke Kuwait dan kegilaan Saddam.
Hanya butuh dua hari bagi pasukan Saddam untuk menggulingkan pemerintahan resmi
Kuwait, mendirikan rezim boneka bernama Republik Kuwait, dan beberapa hari kemudian
mengumumkannya sebagai provinsi ke 19 Irak. Sejumlah sejarawan menyakini motif
invasi juga didasarkan pada klaim historis bahwa Kuwait adalah bagian alamiah Irak
sebagai hasil dari imperialism Inggris.
Musallam mencatat Kuwait pada awalnya bersikap netral di Perang Iran-Irak. Mereka
mencoba menjadi mediator di antara dua Negara. Politik netral gagal. Pada akhirnya
Kuwait mendukung Irak dan koalisi Arab. Bentuk sokongannya berupa pasukan,
perlengkapan militer, dan tak ketinggalan dana segar untuk menguatkan pertahanan Irak.
Bantuan yang diperkirakan mencapai hampir 15 miliar dolar tersebut dianggap sebagai
utang. Tapi Irak belum dalam kondisi mampu membayarnya setelah perang berakhir. Irak
meminta Kuwait melupakan soal utang dengan alasan dana dipakai untuk membiayai
kemenangan Irak dan otomatis menggagalkan hegemoni Iran atas Kuwait. Tapi Kuwait
tetap minta pelunasan. Meski terdapat pertemuan resmi maupun tidak resmi, kesepakatan
final tidak pernah tercapai. Kedua Negara sama-sama ngotot. Problem ini tetap
mengawetkan kerenggangan hubungan antara Irak dan Kuwait sepanjang akhir 1980 an.
 Arsip BBC mencatat lebih dari 100.000 tentara Irak dikerahkan dalam invasi.
Mereka terdiri dari empat divisi elite Pengawal Republik Irak beserta unit pasukan khusus

7
https://www.kompasiana.com/yesiningrum/5cd6439b3ba7f73c23087d12/sejarah-kebudayaan-islam-di-
kuwait?page=all
yang diperkuat 700 tank. Pasukan Kuwait tidak mampu berbuat banyak sebab kalah jumlah
(total sekitar 20.000). Jet-jet Irak mebom target-target di ibu kota. Unit khusus merebut
kementerian pertahanan dan istana pemerintahan. Pemimpin Kuwait, Jaber al-Ahmed al-
Sabah, sudah mengungsi bersama pengawal dan anggota keluarga sebelum ditangkap
pasukan Irak. Warga sipil tentu saja turut menjadi korban. Total yang terbunuh
diperkirakan sekitar 200 orang. Sementara itu kerusuhan dan aksi penjarahan merebak di
berbagai titk. Seluruh jaringan komunikasi diputus, baik dalam negeri maupun ke luar
negeri. Kondisi ini membuat ribuan warga Kuwait dan orang-orang asing terperangkap di
dalam kota-kota. Pada waktu itu Saddam mengkalim pemerintahan Kuwait telah
digulingkan oleh grup revolusioner dan meminta bantuan Irak. Mereka juga
memperingatkan agar jangan terjadi intervensi asing lain. Perwakilan Kuwait kemudian
menyangkal klaim tersebut. Sejumlah Negara langsung mengecam invasi Irak, dua di
antaranya Amerika Serikat dan Inggris. Sementara Uni Soviet menghentikan kiriman
perlengkapan militernya ke Irak. PBB mendesak Irak untuk angkat kaki dari Kuwait. Tapi
hingga batas waktu yang ditetapkan Irak tak mengindahkannya. Pada 9 Agustus 1990
Dewan Keamanan PBB mengambil suara 15:0 untuk menyatakan tidak berlakunya
aneksasi Irak atas Kuwait, lalu meluncurkan pasukan gabungannya. Pasukan gabungan
dipimpin Amerika Serikat dan didukung Kuwait, Inggris, Arab Saudi, Mesir dan Perancis.
Mereka diterjunkan dalam Operasi Penyelamatan Gurun selam beberapa bulan. Manuver
tersebut mengawali apa yang sejarah catat sebagai Perang Teluk 1.8
c. Turki

Gambar 3 Peta Negara Turki


(Sumber: https://www.welt-atlas.de/map_of_turkey_4-591)

8
https://tirto.id/sejarah-perang-teluk-i-invasi-irak-ke-kuwait-dan-kegilaan-saddam-eflq
Pada awal abad ke-20an, Kesultanan Utsmani dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid.
Hamid telah merasakan kekuasaannya mulai runtuh, ia menampakkan sikap defensifnya, ia
menunda konstitusi, membubarkan parlemen, dan mempekerjakan keamanan rahasia untuk
memata-matai orang-orangnya dan menghukum mereka yang tidak setuju dengan
kebijakannya. Mereka sangat ketat di Istanbul, tetapi tidak di beberapa wilayah lainnya.9
Di kota bernama Salonica (sekarang dikenal dengan nama Thessaloniki), sebuah
wilayah yang sekarang di bawah Yunani tetapi pada saat itu masuk wilayah Utsmani dan
sebagai markas besar tentara ketiga Utsmani, sebuah perkumpulan masyarakat rahasia
terbentuk di sana yang akan mengubah Turki selamanya. Komite Persatuan dan Kemajuan
(dalam bahasa inggris: the Committee of Union and Progress atau disingkat CUP),
terbentuk dalam suasana ketidakpuasan dan kekacauan di wilayah yang menjadi wilayah
penting Kesultanan Utsmani.10
Anggota dari perkumpulan baru dan rahasia ini adalah kebanyakan dari tentara, yang
bersumpah setia pada dua hal: Al-Qur’an dan senjata. Ketika semangat revolusioner
tumbuh, para prajurit muda yang telah bergabung dengan masyarakat sebagai protes
terhadap korupsi yang mereka lihat di sekitar mereka dipromosikan ke pangkat yang lebih
tinggi dalam tentara, dan segera memiliki senjata dan orang-orang di bawah komando
mereka.11
Keadaan di Salonika semakin berbahaya, mereka berjuang untuk menyatukan sisa-sisa
kekaisaran bersama dengan sedikit dukungan dari sultan. Pada kenyataannya, sultan takut
akan adanya kudeta dari tentara, akibatnya membuat mereka terus meminta peralatan dan
uang, karena tentara pergi berbulan-bulan tanpa bayaran dan menghadapi serangan yang
lebih sering dengan senjata yang ketinggalan zaman.12
Saat revolusi datang, tidak dimulai dengan kelompok tani yang tertindas, tetapi
berawal dari para elit sendiri, para kapten dan mayor muda dari tentara yang ingin tidak
menghancurkan sistem kelas tetapi lebih untuk dapat memenuhi peran kepemimpinan
mereka secara efektif dengan sebagaimana mereka telah dilatih sejak usia dini. Mereka

9
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 36)
10
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 36)
11
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 36)
12
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 36)
tidak ingin menciptakan negara baru, tetapi ingin memperbaiki negara mereka menuju
kejayaan mereka.13
Pada 1908, rumor kerusuhan telah sampai pada Sultan. Pada awalnya, dia
mengabaikannya. Seiring berjalannya waktu, sultan mengirim mata-mata untuk
menganalsa situasi, pemberontakan hanya membutuhkan percikan kecil untuk
menggerakkan revolusi dan sultan memberikannya. Seorang perwira muda bernama Enver
Bey dianggap oleh mata-mata sultan sebagai biang kerok permasalahan yang terjadi. Ia
mendapatkan surat mencurigakan dari komisaris sultan, meminta Enver Bey untuk melapor
ke ibu kota untuk melaporkan situasi dan menerima promosi. Enver Bey telah mengira apa
yang akan terjadi dalam perjalanannya ke Istanbul, sehingga ia lebih memilih melarikan
diri ke dekat bukit Resne.14
Anggota lain dari CUP, Mayor Ahmed Niyazi, mengikuti jejak Bey. Tetapi, Niyazi
melengkapi dirinya dengan persenjataan, makanan, uang, dan 200 orang. Dia tidak
memiliki niat untuk menyerah secara diam-diam, “Aku tidak akan menjelaskan panjang
lebar. Penyebabnya diketahui. Dari pada hidup dengan keji, aku lebih suka mati,” begitu
katanya dalam surat pendek yang ia tuliskan untuk kakak iparnya di malam pelarian
Niyazi.15
Dalam pelariannya, Niyazi dan pasukan revolusinya mendapatkan kekuatan dan umlah
anggota yang lebih banyak sebab berita-berita tentang pemberontakan mulai menyebar luas
di kalangan tentara. Sultan mencoba penyuap, memata-matai, dan bahkan menghukum
dengan hukuman yang keras, tetapi itu semua gagal. Pada 21 Juli 1908, telegram sampai di
kediaman sultan dari CUP. Mereka menuntut agar konstitusi diberlakukan kembalo. Jika
tidak, pewaris tahkta keturunan sultan akan diproklamirkan sebagai sultan yang baru dan
100.000 orang dalam pasukan akan berdaris di Istanbul. Setelah dua hari yang penuh
dengan keputusasaan mencari jalan keluar, sultan akhirnya menyadari tidak ada pilihan
lain. Maka, pada 24 Juli, sultan mengumumkan bahwa konstitusi telah dipulihkan. Utsmani
Muda sebagai revolusioner akhirnya memenangkan pertarungan ini.16
Gerakan nasionalisme di Turki muncul karena beberapa faktor:

13
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 37)
14
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 38)
15
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 38)
16
Heather Lehr Wagner (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea House
Publishers. (Hal. 38)
 Kekuasaan Utsmani yang semakin merosot;
 Adanya pengaruh dari Revolusi Perancis;
 Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham ide-ide Barat;
 Kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerah jajahan
utsmani dan siap menghancurkannya.
Adanya gerakan Utsmani Muda adalah salah satu respon dari factor-faktor di atas.
Gerakan Utsmani Muda bertujuan untuk:
 Menyelamatkan Turki dari keruntuhan total;
 Menanamkan semangat nasionalisme di kalangan rakyat yaitu satu negara, satu
bangsa, dan satu bahasa Turki;
 Mengadakan perbaikan sosial, ekonomi, dan politik;
 Mengadakan reorganisasi pemerintah,
d. Yordania

Gambar 4 Peta Negara Yordania


(Sumber: https://www.welt-atlas.de/map_of_jordan_4-413#)
Tahun 1920 Transyordania oleh Inggris dijadikan bufferstaat, agar ekspansi Suud
Arabia terhalang kearah utara. Transyordania sangat dibutuhkan untuk dilewati pipa-pipa
minyak dari derah Kirkuk di Irak ke daerah Haifa di Palestina, Transyordania membuat
kedudukan wilayah kepada Faisal II. Tahun 1928 Inggris dan Transyordania membuat
sebuah perjanjian yang berisi bahwa Inggris mengakui kemerdekaan Transyordania di
bawah mandate Inggris. Dalam bidang militer, Inggris akan membentuk tentara
Transyordania di bawah bimbingan opsir-opsir Inggris, tentara Transyordania bernama
Arab Legiun adalah tentara yang memilki alutista modern serta terkuat di antara tentara
Arab lainnya.
 Dalam PD II, Abdullah mendukung Inggris di karenakan Inggris berjanji
setelah perang usai, Transyordania akan diberikan kemerdekaan penuh dan menghapus
status sebagai Negara mandate Inggris. Inggris memenuhi janjinya pada tanggal 22 Maret
1945 dan Abdullah diangkat sebagai rajanya. Saat perang antara Arab-Israel, pasukan
Transyordania mendapatkan kemenangan dan menduduki Palestina Tengah dan sebagian
kota Yerusallem, daerah-daerah tersebut segera dimasukkan kedalam wilayah kekuasaan
Transyordania dan Abdullah menyebut daerah-daerah hasil kemenangan perang itu dengan
Hasyimiah Yordania. Peristiwa tersebut sebenarnya di luar dugaan bangsa-bangsa Arab
lainnya, karena bangsa-bangsa Arab sudah lepas dari jajahan Yahudi, maka akan diberikan
Negara Arab Palestina di bawah mufti Yerussalem yang bernama Muhammad Amin Al-
Museini.17
e. Irak

17
https://jejakpintarsejarahdunia.wordpress.com/2018/02/01/sejarah-nasionalisme-di-transyordania/
Gambar 5 Peta Negara Irak
(Sumber: https://ms.maps-iraq.com/iraq-geografi-peta)
Iraq adalah salah satu negara di bagian Asia Barat, merupakan negara Islam dengan
banyak sejarah yang dimiliki tanah ini. Irak juga menjadi tanah tempat lahirnya peradaban
–peradaban maju sebelum Masehi dan menjadi tanah yang dipimpin oleh pelbagai kerajaan
Islam dari masa ke masa.
Iraq memiliki luas kira-kira 168000 meter persegi. Wilayah Irak lebih kecil dari Iran,
tetapi lebih besar dari Suriah. Sungai Tigris dan Eufrat mengalir ke tenggara melewati Irak
ke Teluk Persia.18
Di sebelah barat Irak terdapat Saudi Arabia, Yordania, dan Suriah. Di sebelah timur
Irak terdapat Iran dan Turki di sebelah utaranya. Kuwait terletak di perbatasan barat daya
di Teluk Persia. Perbatasan-perbatasan timur tengah hari ini adalah hasil dari Mandat
Inggris padaa 1920 yang diikuti dengan Perang Dunia I.19
Kekayaan sumber daya di Irak adalah sebuah harta karun yang ditemukan di bawah
permukaan: galon minyak bumi yang membentuk lebih dari 95 persen ekonomi Irak
kontemporer. Pada 2000an, diperkirakan bahwa Irak mengandung lebih dari 310 miliar
barel cadangan minyak, cadangan terbesar kedua di dunia. 20 Kenyataan ini pula yang
membuat bangsa Eropa mendirikan imperiumnya di Irak.
18
Courtney Hunt (2005). The History of Iraq. California: Greenwood Press (Hal. 2)
19
Courtney Hunt (2005). The History of Iraq. California: Greenwood Press (Hal. 2)
20
Courtney Hunt (2005). The History of Iraq. California: Greenwood Press (Hal. 2)
Perjuangan kemerdekaan Irak dimulai dengan perkembangnnya yang baru di bawah
kolonialisme. Beberapa kelompok masyarakat di Irak terpengaruh oleh nasionalisme Arab;
mereka mencari kemerdekaan dari pemerintahan Utsmani terutama setelah periode
Utsmani Muda melihat kebangkitan pan-Turki. Program Utsmani Muda adalah bentukan
baru dari pemikiran yang terpengaruh ide-ide Eropa, sebuah gerakan melawan
pemerintahan Utsmani yang otokratis di bawah Sultan Abdulhamid II yang dimulai pada
akhir abad ke-19 yang memuncak dengan Revolusi 1908 yang berpusat pada pengembalian
konstitusi dan melibatkan perwira tentara nasionalis. Selama perang, hanya sedikit tetapi
intelektual berpengaruh dilatih di sekolah militer Utsmani, dan para anggota keluarga
penguasa tanah dan pedagang berusaha bekerja secara aktif untuk sebuah perubahan,
membuat jalan persekutuan dengan Inggris dan Perancis. Mereka memulai sebuah
permualaan yang pada akhirnya melahirkan gerakan persatuan untuk melepaskan diri dari
pemerintahan Utsmani. Tahu akan kelemahan dan mengandalkan kekuatan negara lain,
Suriah, Irak, dan Hijaz, bernegosiasi dengan kedua negara yaitu Inggris dan Perancis untuk
mendapatkan bala tentara, uang, dan pelatihan dalam mengalahkan Utsmani.21
Pemberontakan Arab, dipimpin oleh tokoh Hijaz, Syarif Hussein bin Ali (1855-1931),
menjadi pemimpin simbol anti-Utsmani pada 1916, yang mana tersebar dari Arab ke
Suriah. Kelompok mayoritas pendukung pergerakan Syarif Husein menentang
pemerintahan Utsmani diambil dari perwira Ottoman kelahiran Irak yang telah
memisahkan diri dari tentara untuk bergabung dengan barisannya.22
Pada 1916 juga, Irak menjadi wilayah kekuasaan Inggris atau Mandat Inggris.
Masyarakat Irak akhirnya menyadari bahwa kedatangan Inggris bukanlah untuk
memerdekakan Irak, tetapi untuk menguasai Irak. Para pemimpin menyadari bahwa
melawan kekuatan asing baru membutuhkan langkah yang baru dan lebih hebat. Salah satu
langkahnya memerlukan solidaritas yang aktif antara semua masyarakat Irak untuk
melawan negara kolonial. Maka, beberapa tahun setelah Perang Dunia I selesai, kelompok
masyaraat rahasia antikolonialis bermunculan di Najaf, Karbala, Kut, Hillah, dan, yang
paling penting, Baghdad.23
Najaf memiliki kelompok Jamiyat an-Nahda al-Islamiya (Liga Kebangkitan Islam),
dengan anggotanya antara lain para pemimpin suku, jurnalis, tuan tanah, dan ulama.
Kemudian ada al-Jamiya al-Wataniya al-Islamiya (Liga Nasional Muslim), yang bertujuan

21
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 156)
22
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 156)
23
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 160)
untuk mempersiapkan pasukan pemberontakan yang meluas. Kemudian ada The Haras al-
Istiqlal (Pengawal Kemerdekaan), sebuah organisasi koalisi Sunni-Syiah yang terdiri dari
ulama, pengajar, pegawai negeri sipil, pedagang, dan militer. Dengan demikian, ini adalah
pemberontakan yang terjadi di mana Sunni, Syiah, dan beberapa orang Kurdi, warga kota
dan petani, anggota suku, perwira militer, dan warga sipil berkumpul bersama dalam
gerakan massa bersejarah melawan pemerintahan Inggris.24
Di Irak, setidaknya, pada 1920, pemberontakan menjadi sebuah legend. Sebagai tulang
punggung pemberontakan, para mujtahid Syiah (ulama) dari kota suci Najaf dan Karbala,
terutama Ayatullah Mirza Muhammad Taqi Syirazi, yang menginspirasi suku-suku
pertengahan dan bahwah Sungai Eufrat dengan fatwa, sebagai akibatnya suku-suku Irak
bangkit. melawan Inggris, mengadu jumlah mereka yang luar biasa melawan superioritas
militer Angkatan Udara Kerajaan. Pertarungan ini sama sekali tidak seimbang. Orang-
orang Irak banyak yang terbunuh, dan dilaporkan bahwa dalam perang inilah penggunaan
gas beracun pertama kali dilakukan oleh pemerintah Inggris. Akhirnya, akibat dari
solidaritas yang tidak pernah terjadi sebelumnya antara Sunni dan Syiah yang saling
berdoa di masjid masing-masing dengan cara dan imam masing-masing di Bagdad, wacana
nasionalis menyebar cepat sekali baik di perkotaan maupun di pedesaan.25
Pada 1921, sebuah konferensi di Kairo diketuai sekretaris kolonial, Winston Churchill
dan dihadari oleh dua perwakilan Irak yaitu Jaafar al-Askari, menteri pertahanan, dan
Sasun Hasqail, menteri keuangan. Konferensi Kairo mencapai kesepakatan pada
penyerahan mahkota Irak kepada Faisal bin al-Husein (anak kedua Syarif Husein bin Ali).
Faisal bin Husein dulunya adalah Raja Suriah yang dikeluarkan oleh Perancis pada 1921.
Faisal bin Husein resmi menjadi Raja Iraq pada 23 Agustus 1921.26
Pada 10 Oktober 1922, Irak dan Inggris kembali melakukan perjanjian yang didasari
pemikiran bahwa harus ada kesepakatan baru antara kedua negara ini agar dapat bekerja
sama dengan baik, sebuah win win solution antara para aktivis kemerdekaan atas
kebebasan negerinya dan legitimasi Inggris atas Irak. Ini dari perjanjian ini tentang
kewajiban kedua negera, terutama bagi Inggris. Irak setuju untuk menghormati hak-hak
warga asing, termasuk para pendeta asing, dan akan bekerja sama dengan Liga Bangsa-
bangsa. Di pihak lain, Inggris setuju untuk menghormati kekuasaan Irak dan di waktu yang
sama berperan sebagai penasihat bidang militer, urusan luar dan dalam negeri, termasuk

24
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 160)
25
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 160)
26
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 161)
pengadilan, dan, tentunya, ekonomi. Inggris juga mempersiapka Irak untuk menjadi bagian
dari Liga Bangsa-bangsa. Perjanjian ini disepakati untuk selama 20 tahun.27
Pada April 1923, sebuah amandemen pada perjanjian 20 tahun tersebut dilakukan dan
disepakati menjadi 4 tahun. Namun, Majelis Konstituante hanya meratifikasi perjanjian
pada 11 Juni 1924, setelah Inggris mengancam untuk menempatkan masalah ini di depan
Liga Bangsa-bangsa. Majelis Konstituante hanya memerlukan satu bulan untuk
mendiskusikan draf konstitusi Irak, yang dikenal dengan nama Organic Law. Konstitusi ini
disetujui pada Juli 1924 dan ditandatangani oleh Raja Faisal I pada 21 Maret 1925.
Konstitusi tersebut menciptakan monarki konstitusional dengan bentuk pemerintahan
nasional parlementer. Lagislatif negara terdiri dari: Anggota senat adalah mereka yang
ditunjuk oleh Raja, dan dewan perwakilan dipilih setiap 4 tahun. Hak pilih hanya untuk
laki-laki. Kemudian muncullah tiga partai yan mewakili masyarakat Irak yaitu satu partai
kekuatan masyarakat Sunni Irak dan dua partai lagi sebagai oposisi yang beranggotakan
Syiah yaitu Partai Watoni dan Nahda.28
Memasuki tahun 1929, pemerintahan Irak merasa bahwa dua sistem kepemimpinan
tidak akan berjalan dan para nasionalis Irak juga tidak puas dengan apa yang telah terjadi.
Opini publik sudah mulai tidak menguntungkan Inggris dan seluruh wacana tentang
mandate ini. Akhirnya, Inggris meminta perubahan dengan perjanjian kembali.
Ditandatangani pada 30 Juni 1930, perjanjian ini mengakui kemerdekaan Irak dengan
kekuasaan mandiri atas urusan internal negara. Ketentuan ini mengakibatkan Inggris
memiliki hak untuk mengurus basis militer dekat Basra dan di sebelah barat Sungai Eufrat.
Ketentuan perjanjian itu akan berlangsung selama 25 tahun dan mulai berlaku segera
setelah Irak menjadi anggota Liga Bangsa-bangsa sebagai negera merdeka. Irak menjadi
bagian Liga Bangsa-bangsa dan merdeka pada 3 Oktober 1932.29
f. Iran

27
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 161)
28
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 162)
29
Hala Mundhir Fatah (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File (Hal. 172)
Gambar 6 Negara Iran
(Sumber: https://www.welt-atlas.de/map_of_iran_4-384)
Imam Khomeini rahimahullah aslinya adalah seorang ulama Islam, namun melalui
Republik Islam Iran yang didirikannya, ia bukan hanya membangun rasa cinta rakyat Iran
pada Islam namun juga menumbuhkan semangat nasionalisme pada bangsanya. Republic
Islam Iran berdiri lebih muda 34 tahun dari republic Indonesia, namun laju percepatannya
baik dari segi pembangunan infastruktur maupun ketangguhan ekonomi dan teknologinya
bisa dikatakan menyaingi Indonesia, belum lagi Iran sempat mengalami krisis dahsyat
akibat perang 8 tahun menghadapi arogansi Irak dibawah Saddam Husain. Di bidang
politik, di hampir 40 tahun usianya Iran telah mengalami kematangan yang mencenangkan.
Iran diakui kawan maupun lawan, memiliki pengaruh besar di Timur Tengah.
 Iran bahkan duduk sejajar dengan Negara-negara besar Eropa maupun dengan
Amerika Serikat dalam penentuan kebijakan-kebijakan internasional. Melalui langkah-
langkah diplomasi yang elegan, Iran melenggang di panggung Internasional sebagai salah
satu kekuatan dunia yang diperhitungkan. Kesemua keberhasilan itu, bermula dari Imam
Khomeini beserta murid-muridnya meramu Islam sebagai kekuatan pendobrak yang
menghancurkan arogansi asing yang mendiktekan kemauannya pada bangsa Iran. Dan
menjadi jauh lebih dahsyat setelah dicampurkan nasionalisme yang tinggi.
 Iran sejak ribuan tahun silam telah dikenal sebagai bangsa yang besar. Diantara
bangsa yang memiliki peradaban yang mempengaruhi banyak bangsa-bangsa. Meski telah
berubah menjadi Negara bersistem Republik Islam dan meninggalkan system kekaisaran,
nasionalisme bangsa Iran malah semakin menjadi-jadi. Tampak ada kecenderungan yang
berbeda dengan yang diyakini sebagian aktivis Islam di Indonesia.
 Mereka mengkampanyekan Islam dan nasionalisme berada pada kutub yang
berbeda sehingga sulit untuk disatukan. Iran membuktikan diri, semangat nasionalisme
senafas dengan pesan dan prinsip Islam. Kita bisa banyak belajar dari Iran, khususnya
metode menumbuhkan semangat patriotisme dan nasionalisme yang sedikit belakangan ini
tampak mulai memudar dikalangan generasi muda bangsa. Hal yang menakjubkan dari
Iran dan diakui oleh dunia internasional, adalah kepatuhan rakyat pada pemimpinnya.
Sejak berdirinya sampai saat ini, musuh-musuh Republik Islam Iran baik dari dalam
maupun dari luar telah menjalankan banyak agenda dan melakukan berbagai bentuk
propaganda untuk menimbulkan kebencian dan kejenuhan rakyat Iran pada pemimpinnya.
Namun kesemua langkah yang telah ditempuh tidak ada yang berhasil.
 Rakyat Iran bukan hanya patuh, namun benar-benar mencintai bahkan
mengidolakan pemimpinnya. Gambar dan foto Ayatullah Ali Khamaeni sebagai pemimpin
tertinggi di Iran saat ini bukan hanya terpasang di kantor-kantor, sekolah dan instansi-
instansi pemerintahan namun juga di rumah-rumah warga. Bahkan dengan sangat mudah
didapati poster besar Imam Khomeini yang disandingkan dengan Ayatullah Ali Khameini
di dinding-dinding kota, di tembok-tembok, di halte-halte bis dan diruang public lainnya.
 Nasionalisme dan semangat bela Negara telah dibuktikan rakyat Iran saat
perang Irak-Iran yang berlangsung selama 8 tahun. Dengan kekuatan senjata seadanya,
rakyat Iran berhasil mempertahankan wilayahnya dari ekspansi rezim Saddam Husein.
Tidak sedikit warga sipil yang turut membela Negara gugur di medan perang. Iran
menerapkan wajib militer bagi warganya selama 2 tahun. Saat pendidikan militer, peserta
didik tidak diajari tangkas dan militant, tetapi juga diberi kebangsaan secara
kompeherensif. Hal itu memberi pengaruh besar pada mindset setiap generasinya.30
g. Suriah

30
http://www.ipiiran.org/2018/11/10/belajar-nasionalisme-dari-iran/
Gambar 7. Peta Negara Suriah
(Sumber: http://www.erabaru.net/wp-content/uploads/2017/01/foto-suriah-peta.gif)
Suriah adalah daratan di pantai timur Laut Meditetania yang telah menjadi
penghubung antara Eropa, Asia, dan Afrika. Pada zaman yang lebih lalu, Suriah adalah
rumah bagi peradaban Babilonia, Mesopotamia yang datang dari Hilal Subur antara sungai
Tigris dan Eufrat. Ibu kota Suriah, Damaskus adalah salah atu kota tertua di dunia.31
Bangsa Eropa dan Asia telah banyak berdatangan melewati jalur karavan unta Suriah,
perdagangan sutra dan rempah2. Yunani, Romawi, dan Bizantium pernah menguasai
Suriah. Mesir dan Turki pernah mengusai Suriah selama ribuan tahun kemudian diikuti
oleh Inggris dan Perancis.32
Suriah adalah salah satu wilayah kekuasaan Utsmani yang melepaskan diri dan
memerdekakan wilayahnya sendiri. Setelah dikuasai Utsmani selama ribuan tahun, orang-
orang Suriah mulai merasa kecewa dengan kepemimpinan Utsmani dan keinginan untuk
memerdekaan wilayahnya sendiri mulai muncul.33 Selain itu faktor dari pengaruh Revolusi
Perancis pada 1789 juga menjadi salah satu sebabnya. Sebagaimana gelombang
nasionalisme dan revolusi menyebar dengan Napoleon Bonaparte melintasi Eropa, para
intelektual Suriah, dan Timur Tengah mulai merasakan imbasnya, juga. Bangsa Suriah
yang terpengaruh hanyalah sebagian kecil, tetapi seiring berjalannya waktu, benih-benih
nasionalisme dan kemerdekaan tertanam, dan akan terus bertumbuh pelan-pelan tapi
pasti.34

31
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.7)
32
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.7)
33
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 28)
34
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.74)
Sedangkan, Turki telah menugaskan perusahaan-perusahaan Perancis untuk
mendirikan rel kereta api dan telegrap, yang meningkatkan ekonomi dengan pesat dan
mengubah cara hidup dan bekerja. Kota-kota seperti Aleppo dan Damaskus
memperlihatkan pertumbuhan pengaruh Barat dalam hal pakaian.35
Pada Perang Dunia I, Turki bersekutu dengan Jerman, dan Suriah dan Timur Tengah
menjadi medan pertempuran antara Jerman dan Turki dengan Perancis dan Inggris.36
Terlibatnya Utsmani dalam Perang Dunia I ini memberikan harapan pada masyarakat
Suriah untuk mendapatkan kemerdekaan setelah perang usai. Britania Raya (Inggris)
menerima Suriah yang ingin merdeka dengan senang hati. Mereka menyarankan
masyarakat Suriah untuk memberontak ke pemerintahan Utsmani dan mereka juga
menjanjikan kemerdekaan untuk Suriah dan memiliki pemimpin orang Arab setelah perang
selesai, jika Inggris menang.37 Akhirnya, bangsa Suriah memutuskan untuk mendukung
Inggris dengan imbalan kemerdekaan mereka.38
Setelah perang berakhir, bangsa Suriah mengatur pemerintahan dan memilih Pangeran
Faisal bin Hussein, anak dari keluarga Arab berpengaruh dan seorang pemimpin militer,
sebagai raja negara mereka. Faisal ditunjuk menjadi Raja Suriah, dan berusaha untuk
membangun negara bersatu. Dia mengumumkan bahwa bahasa nasional mereka adalah
bahasa Arab, menggatikan bahasa Turki. Pemimpin-pemimpin Suriah mulai mengatur
sistem pendidikan dan perundang-undangan. Namun, pemerintahan mereka bertahan hanya
sementara.39
Takdir Suriah telah ditentukan bertahun-tahun lalu sebelum Perang Dunia I selesai.
Pada 1916, perjanjian Sykes-Picot dilaksanakan secara rahasia.40 Suriah Besar dibagi
menjadi empat negara oleh Liga Bangsa-bangsa, yaitu menjadi negara Libanon, Palestina,
Suriah, dan Transyordania.41 Perancis mendapatkan pengaruhnya di Suriah dan Libanon
dan Inggris memiliki hak mendominasi Irak dan Transyordania. Perjanjian ini dirahasiakan
sampai perang usai dan akhirnya Liga Bangsa-bangsa secara resmi memberikan kekuatan
kepada Perancis dan Inggris untuk mendominasi negara-negara Timur Tengah.42
Pemerintah Perancis diberikan kontrol atas Suriah. Periode ini yang dimulai pada 1920,

35
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.75)
36
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.76)
37
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 29)
38
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.76)
39
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 29)
40
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 30)
41
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.76)
42
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 30)
disebut Mandat Perancis.43 Raja Faisal bin Hussein meninggalkan Suriah ke Eropa, dan
pada 1921 dijadikan Raja Irak oleh Inggris.44
Suriah dibagi ke dalam wilayah-wilayah administratif. Alawi (salah satu aliran Syiah)
dan Druze diberikan wilayah yang terpisah. Aleppo dan Damaskus juga berada di negara
yang berbeda. Pembagian ini memisahkan Alawi dan Druze dari mayoritas Sunni.45
Perancis membantu untuk memajukan Suriah, mereka membangun jalanan dan
mendirikan Universitas Damaskus. Tetapi, mereka lamban dalam menyerahkan
kemerdekaan. Wilayah-wilayah Arab lainnya terus mendesak agar diberikan kekuasaan
sendiri atas pemerintahannya. Akhirnya sebuah perjanjian direncanakan pada 1936 antara
Suriah dengan Perancis untuk kemerdekaan Suriah. Tetapi Turki, yang tidak menginginkan
Suriah mendapatkan kontrol, membujuk Perancis untuk memberi mereka peran penting di
wilayah tersebut. Sehinggan perjanjian pada 1936 itu tidak pernah terjadi.46
Walaupun Perancis memberikan kemajuan di tanah Suriah, kehidupan tidak stabil.
Perancis, pada 1939, mengizinkan provinsi di baratlaut Alexandretta, sebuah wilayah
Suriah namun dengan mayoritas populasi orang Turki, untuk menjadi bagian dari Turki.
Suriah merasakan ketidak adilan dalam hal ini, tetapi mau tidak mau mengikuti aturan
yang telah ditetapkan.47
Pemimpin Perancis, Jenderal Charles de Gaulle, menjanjikan kemerdekaan bagi
Suriah. Namun, pada PD II 1940, Perancis kalah melawan Jerman. Pada 1941, Jerman
mengirim pesawat terbang ke Suriah. Angkatan bersenjata Inggris dan Perancis menyerbu
dan menempati Suriah dan Libanon dengan segera.48 Suriah berada di bawah sekutu selama
perang terjadi.49
Selama perang ini, Suriah memulai merancang pemerintahan mereka. Pada tahun 1943
terjadi pemilihan presiden dan pemerintahan Suriah menguasai beberapa urusan
administratif seperti pajak dan pengawasan suku.50
Perancis belum menyerah untuk melepaskan Suriah dan bertindak sejauh mengirimkan
bom untuk menghentikan protes di Damaskus dan Alepo. Pertarungan selesai setelah
Perdana Menteri Biratian Raya, Winston Churchill mengancam untuk mendukung Suriah.

43
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.77)
44
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 30)
45
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.77)
46
Margaret Beaton (1988). Enchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.77)
47
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 31)
48
Margaret Beaton (1988). Eanchanment of The World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.77)
49
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 31)
50
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nastion of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 31)
PBB menyuruh Perancis untuk meninggalkan Suriah. 51 Akhirnya angaktan senjata Perancis
yang terakhir meninggalkan Suriah dan Libanon pada 17 Mei 1946. Hari itu dikenal
dengan ‘Hari Evakuasi’, dan ditandai sebagai hari kemerdekaan Suriah. Libanon juga
mendapatkan kemerdekaannya pada 1946.52
h. Libanon

Gambar 8 Negara Libanon


(Sumber: https://www.welt-atlas.de/map_of_lebanon_4-518)
Lebanon adalah Negara yang unik di Timur Tengah. Negara ini mempunyai system
politik yang dibuat berdasarkan garis agama bahkan faham. Masayarakat Kristem Maronit,
Syiah maupun Sunni hidup berdampingan membentuk sebuah Negara. Dalam konteks
konflik regional di Timur Tengah belakangan ini, seperti Irak dan Suriah, ternyata hal itu
berimbas pada menguatnya nasionalisme agama di Lebanon, khususnya Kristen Maronit.
 Seorang Profesor Ilmu Politik di Haigazian University, Beirut, Maximilian
Felsch menjelaskan, fenomena menguatnya nasionalisme Kristen itu ditandai dengan
51
Terri Dougherty (2004). Syria: Modern Nation of the World. Farmington Hills: Lucent Books (Hal. 31)
52
Margaret Beaton (1988). Enchanment of the World Syria. Chicago: Children Press. (Hal.77)
keinginan yang kuat untuk mempertahankan status Lebanon yang didominasi Kristen
dengan identitas nasionalisme keimanan (confessional nationalism) di antara penganut
serta meningkatkan keotonomian komunitas. Hal itu diungkapkan dalam sebuah
wawancara di Religioscope, Lebanon: the rise of Christian natiolism – Interview with
Maximilian Felsch. Dia menjelaskan nasionalisme iman ini berbeda dengan Funisianisme
(phoenicianism), sebuah gerakan kesukuan ras Funisia di Lebanon saat memerdekakan diri
dari Kekhilafahan Turki. Gerakan kesukuan itu (ethno-nationalism), menurutnya,
mencakup semua agama yang ada di Lebanon dan diarahkan untuk mencapai tujuan
bersama. “Sedangkan (nasionalisme) Maronit, mempunyai kesamaan dengan nasionalisme
Kristen pada umumnya, dengan beberapa perbedaan,” jelasnya dalam wawancara pada
awal September itu. Kaum Maronit Kristen dikenal menolak terbentuknya Negara Lebanon
Raya tahun 1920 dalam kekuasaan Perancis. Sementara itu, nasionalisme Sunni maupun
Syiah di Lebanon terpengaruh dengan gerakan regional seperti nasionalisme Suriah dan
Arab dengan cirri khas menolak penjajahan.
Felsch menjelaskan, nasionalisme iman di Lebanon berbeda dengan Yugoslavia.
Kalangan mayoritas Kristen Maronit dinilai lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan
Serbia yang mampu mempertahankan negaranya dan berusaha mengikat Negara-negara
bekas Yugoslavia dalam pengaruhnya, walaupun sebagian gagal. Kata dia, Maronit lebih
diuntungkan untuk tetap mempertahankan Negara kesatuan Lebanon. Walaupun
nasionalisme iman ini telah membawa keuntungan kepada komunitas Kristen di Lebanon,
menurutnya, terdapat beberapa kelemahan dan menjadi konflik politik keseharian.
Diantaranya adalah rapuhnya parlemen, kesulitan memilih presiden dan susahnya
mencapai kesepakatan dalam pembentukan undang-undang.53

53
https://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/18/nc1yuk-nasionalisme-sunni-syiah-kristen-
dan-agama-di-lebanon
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Asia Barat merupakan tanah penuh dengan sejarah peradaban manusia. Kawasan yang
dilewati sungai Tigris dan Eufrat ini pernah menjadi rumah bagi peradaban Asiria, Babilonia,
Romawi, wilayah kekuasaan Kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah, Dinasti Safawiyah,
Utsmaniyah yang masyarakatnya banyaknua menggunakan kekayaan alam.
Jika dilihat dalam perkembangannya, kata Natio kemudian dikembangkan menjadi
nation (bahasa inggris, Jerman, dan Belanda( yang artinya adalah bangsa. Dalam pengertian
antropologis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu persekutuan hidup yang berdiri sendiri dan
masing-masing anggota persekutuan hidup merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah
dan adat istiadat. Jadi, rasa nasionalisme yang yang ada pads wilayah Asia Barat merupakan
rasa yang di landaskan dan juga di dasarkan atas kesamaan yang baik di pengaruhi oleh letak
geografis maupun sistem masyarakatnya.

DAFTAR PUSTAKA

Beaton, Margaret (1988). Enchanment of the World: Syria. Chicago: Children Press.
Dougherty, Terri (2004). Syria: Modern Nation of the World. Farmington Hills: Lucent Books
Fatah, Hala Mundhir (2009). The History of Iraq. New York: Facts on File
Hunt, Courtney (2005). The History of Iraq. California: Greenwood Press
Wagner, Heather Lehr (2003). Creation of the Modern Middle East: Turkey. Philadelphia: Chelsea
House Publishers.
https://www.academia.edu/34630744/MATERI_NASIONALISME
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031-MAKHMUD_SYAFE%27I/
JAMAL_ABDUL_NASHIR_%28NASIONALISME_ARAB%29.pdf
https://www.kompasiana.com/yesiningrum/5cd6439b3ba7f73c23087d12/sejarah-kebudayaan-islam-
di-kuwait?page=all
https://tirto.id/sejarah-perang-teluk-i-invasi-irak-ke-kuwait-dan-kegilaan-saddam-eflq
https://jejakpintarsejarahdunia.wordpress.com/2018/02/01/sejarah-nasionalisme-di-transyordania/
http://www.ipiiran.org/2018/11/10/belajar-nasionalisme-dari-iran/
https://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/18/nc1yuk-nasionalisme-sunni-syiah-
kristen-dan-agama-di-lebanon

Anda mungkin juga menyukai