Anda di halaman 1dari 13

Insignia Journal of International Relations

Vol. 5, No. 1, April 2018, 46-59


P-ISSN: 2089-1962; E-ISSN: 2597-9868

Islam dan Perilaku Politik di Timur Tengah

Arief Bakhtiar Darmawan


Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Jenderal Soedirman
Email: arief.darmawan@unsoed.ac.id

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran atau pengaruh Islam dalam aktivitas politik di kawasan Timur
Tengah terkini. Konstruktivisme merupakan kerangka pemikiran yang menyediakan jalan untuk memahami
fenomena tersebut. Konstruktivisme memberi tempat bagi pengaruh faktor-faktor non-material seperti nilai,
identitas, dan maksud dari perilaku aktor dalam dunia politik. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif-interpretatif untuk menjawab rumusan masalah. Melalui pendekatan deskriptif-interpretatif, penulis
melakukan pengaturan, penyatuan, dan pemeriksaan data dengan berupaya mencari pola dan relasi mengenai
peran atau pengaruh Islam dalam aktivitas politik di Timur Tengah. Dalam artikel ini, penulis meneliti melalui
dua level analisis, yaitu level negara dan level regional. Dalam level negara, ideologi politik Islam tumbuh dalam
negara modern dan seringkali berhadapan dengan demokrasi. Perdebatan mengenai penerapan syariat Islam,
keterlibatan dalam pemilihan umum, serta penyesuaian prinsip keadilan Islam dan prinsip persamaan hak
merupakan diskursus yang mewarnai aktivitas politik di Timur Tengah. Dalam level regional, Islam memberi
pengaruh dalam politik luar negeri di kawasan. Ketegangan regional antara kelompok Sunni dan Syiah,
perlawanan dalam konteks jihad, serta kemunculan ISIS adalah bagian dari konflik yang menyumbang
ketidakstabilan kawasan. Perilaku-perilaku politik tersebut menunjukkan bahwa Islam bukan agama dengan
makna yang tunggal.

Kata kunci: Islam, Timur Tengah, konstruktivisme, negara modern, politik luar negeri

ABSTRACT

This paper aims to analyze religion’s roles related to the political activities in the contemporary Middle East.
Constructivism is a framework that offers the way to understand the phenomenon. Constructivism provides a place
for the influence of non-material factors such as the value, identity, and purpose of actor behavior in politics. This
study used descriptive-interpretative method to acknowledge the problem formulation. Through the lenght of
descriptive-interpretative method, author carried out data management, unification, and examination by exertly
looking for patterns and relations regarding the role of Islam in political activities in Middle-East. In this article, the
author examines through two levels of analysis, ie state level and regional level. At the state level, Islamic political
ideology grows in a modern state and often confronts democracy. The debate over the application of Islamic law, the
involvement in elections, and the adaptation of Islamic justice principles and the principle of equality are the
discourses that characterize political activity in the Middle East. At the regional level, Islam exerts impact in foreign
policy in the region. The regional tensions between Sunni and Shiite groups, the resistance in the context of jihad,
and the emergence of ISIS are part of the conflict that contributes to regional instability. These political behaviors
shows that Islam is not a religion with a single interpretation.

Keywords: Islam, Middle East, constructivism, modern states, foreign policy

PENDAHULUAN negara dan aktor lain di kawasan


Sebagai agama yang dominan di Timur (Mandaville, 2016: 177). Dalam konteks
Tengah, Islam merupakan faktor yang Islam, peristiwa serangan 11 September
signifikan dalam menentukan perilaku 2011 yang terjadi di New York, Amerika

46
Serikat, telah membuat gerakan dan politik ketidakstabilan politik (BBC, 2015). Di masa
Islam menjadi sorotan dunia. Lima hari depan, bukan tidak mungkin jika peta batas
setelah peristiwa itu, 16 September, Presiden negara Timur Tengah berubah.
Amerika Serikat (AS) George W. Bush Meskipun selama ini masalah kekerasan
mendeklarasikan “perang terhadap dan peperangan di Timur Tengah memiliki
terorisme”. Menurut Bush, semua negara beragam penyebab, gerakan radikal Islam
harus turut serta dalam kampanye AS. Tidak sering kali terlibat dalam beberapa konflik
ada tempat untuk netralitas (Daalder & atau ketegangan kawasan. Kata-kata jihad
Linsday, 2003). Dalam serangan itu sendiri, yang melekat dengan Islam tidak jarang
para pembajak pesawat berasal dari Arab diartikan sebagai perang suci Islam
Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Lebanon melawan agama lain. Namun, tulisan ini
dan diduga terkait dengan Al-Qaeda. tidak berusaha untuk menemukan korelasi
Pemerintah AS menuduh Osama bin Laden atau jawaban megenai apakah perang
dan Al-Qaeda yang bermarkas di Afghanistan terhadap terorisme merupakan perang
sebagai dalang serangan itu. agama dan sebaliknya. Tulisan ini lebih
Gerakan-gerakan Islam segera mendapatkan menyoroti bagaimana Islam mempengaruhi
perhatian dalam politik global. Isu Islam aktivitas politik kontemporer di Timur
sendiri sempat menjadi diskusi hangat di Tengah dan apa
negara-negara Islam dan Eropa ketika pada konsekuensi-konsekuensinya terhadap
bulan September 2005 surat kabar Jyllands politik domestik dan regional. Dalam
Posten di Denmark mempublikasikan kartun menjawab pertanyaan tersebut, penulis
yang menggambarkan Muhammad, Nabi fokus pada pengaruh Islam pada level
umat Islam. Kartun itu menimbulkan debat negara dan level regional. Penulis
antara kebebasan berekspresi dan berargumen bahwa peran Islam hadir dalam
penghormatan terhadap budaya yang dua cara, yaitu peran Islam sebagai
berbeda (Mandaville, 2008: 100). instrumen untuk mencapai tujuan yang
Dengan melihat asal pelaku dan sasaran spesifik dan peran Islam sebagai media
target AS, Timur Tengah segera menjadi berekspresi. Relasi antara Islam dan
salah satu arena politik luar negeri AS yang demokrasi serta respon para pemimpin
terpenting. Lebih dari itu, dalam konteks Islam terhadap perkembangan negara
regional, para akademisi dan masyarakat modern merupakan poin yang perlu untuk
global juga semakin memandang Timur dianalisis lebih jauh.
Tengah sebagai tempat bagi berkembangnya
pemikiran dan kelompok radikal Islam. Kerangka Pemikiran
Timur Tengah kontemporer juga menarik Penulis menggunakan konstruktivisme
untuk diamati karena wilayah ini masih sebagai kerangka pemikiran untuk
merupakan kawasan yang rawan konflik dan memahami peran Islam sebagai faktor
kekerasan. Ketika pada abad ke-21 situasi non-material yang mempengaruhi aktivitas
politik internasional secara umum tidak lagi politik di Timur Tengah. Perspektif
banyak membicarakan invasi kedaulatan konstruktivisme bisa dilacak dari Debat
batas negara, kawasan Timur Tengah masih Ketiga antara rasionalis dan teori kritis yang
mungkin memunculkan negara baru. Sebagai mendominasi disiplin ilmu hubungan
contoh, pada tahun 2011 Sudan Selatan Internasional pada tahun 1980-an (Philips,
berdiri setelah menyatakan memisahkan diri 2007: 61). Para penganut rasionalis
dari Sudan melalui referendum. Pada tahun menggunakan pandangan realisme yang
2013, Abu Bakar Al-Baghdadi dominan pasca-Perang Dunia II
mendeklarasikan adanya Islamic State of Iraq (Sterling-Folker, 2005: 13). Perspektif
and Syria (ISIS) yang menguasai sebagian realisme memiliki dua asumsi utama, yaitu
Irak dan Suriah yang tengah berada dalam (1) aktor negara bersifat “atomic egoistic”

47
yang memiliki kepentingan, dan (2) dunia dipahami kaum realis. Artinya, tindakan
internasional merupakan dunia yang anarki. aktor dalam hubungan internasional tidak
Dalam dunia yang anarki, tidak ada satu selalu didasarkan atas kalkulasi untung rugi
kekuatan tunggal di atas negara. Dalam atas kepentingan yang bersifat materi.
situasi yang anarki tersebut, negara Konstruktivis mengubah posisi kepentingan
memperkuat persenjataan militer agar dapat nasional yang sebelumnya seolah-olah
mempertahankan keberadaannya (struggle muncul begitu saja dengan bertanya dari
for power). Hal ini tidak begitu saja mana kepentingan itu berasal, apakah dari
mengabaikan potensi kerja sama dalam norma, identitas, dan sebagainya.
perspektif realisme. Dalam pandangan realis, Efek dari pandangan utama
negara bisa membangun kerja sama di antara konstruktivis adalah adanya pemahaman
mereka berdasarkan rasionalitas, yaitu bahwa kekuasaan tidak lagi berdasarkan
kalkulasi tindakan berdasarkan untung rugi apa yang kita miliki (faktor material), tetapi
(cost and benefit atau payoff). Dengan kata sejauh mana ide-ide yang muncul (faktor
lain, rasionalis bersandar pada hal-hal non-material) bisa meyakinkan dan
material. Teori kritis menolak asumsi menggerakkan. Sebagai contoh, keruntuhan
tersebut. Menurut teori kritis, hal-hal Uni Soviet di masa lalu bukan karena
non-material penting dalam memahami kehebatan Amerika Serikat (AS), tetapi
dunia. Teori kritis seperti modernisme dari karena pemimpin Soviet saat itu, Gorbachev,
madzhab Frankfrut, misalnya, menganut mempunyai ide bahwa Uni Soviet harus
pemikiran interpretivisme kritis (critical berubah dengan ide glasnost dan perestroika.
interpretivism) untuk melihat apakah sebuah Contoh lain, realis menjelaskan alasan AS
klaim masuk akal atau tidak. Sementara itu, memusuhi Iran adalah karena Iran memiliki
posmodernisme yang dibawa Derrida nuklir. Tapi hanya sebatas itu. Realis tidak
menganut interpretavisme radikal (radical bisa menjelaskan mengapa AS memusuhi
interpretivism) yang percaya bahwa segala Iran tapi tidak memusuhi Inggris atau Israel
hal bisa sangat subyektif, dan kebebasan yang sama-sama memiliki nuklir.
pemikiran kita adalah bagian dari usaha Konstruktivis mampu menjelaskan hal itu
menangguhkan kebenaran yang bisa jadi tak dengan menarik ide demokratis atau
terbatas. pro-Barat dalam konstruksi persoalan. Dulu
Dalam perdebatan itu, konstruktivis Iran bukan musuh AS karena Iran masih
berada di tengah-tengah rasionalis dan teori pro-Barat. Oleh karena itu AS bahkan
kritis. Konstruktivis percaya adanya struktur bersedia membantu Iran membangun
material dan struktur non-material yang instalasi nuklir. Namun, saat ini, Iran
sangat berguna dalam mengkonstruksi suatu dianggap tidak demokratis dan cenderung
persoalan. Pertama, dalam pandangan anti-Barat, sehingga hal itu turut mengubah
konstruktivis, konstruksi sosial dan interaksi kebijakan maupun tindakan AS terhadap
antara agen dan struktur merupakan hal Iran.
penting dalam politik internasional. Struktur Dalam artikel ini, konstruktivis
dapat mempertajam tingkah laku sosial dan merupakan kerangka untuk membedah
politik dari aktor. Kedua, konstrutivis faktor non-material, yang berupa agama
menganggap identitas, nilai-nilai, dan Islam, dalam dunia perpolitikan di Timur
maksud, merupakan hal yang perlu Tengah. Definisi paling ringkas mengenai
dipertimbangkan dalam analisis masalah, politik Islam adalah “Islam used to political
tidak hanya kepentingan seperti yang end” (Knudsen, 2003: 2). Istilah “politik
dipercaya oleh kelompok rasionalis Islam” merupakan istilah yang dipakai oleh
(Hadiwinata, 2017: 260). Konstruktivis juga para akademisi untuk mengidentifikasi
menekankan analisis pada logika kepantasan perbedaan antara masuknya Islam ke dalam
daripada logika konsekuensi seperti yang wilayah politik atau sekuler dengan

48
praktek-praktek ajaran atau ritual individu surat Asy-Syuro (42) ayat 38 yang berbunyi,
tertentu yang lebih tepat masuk dalam “Dan (bagi) orang-orang yang menerima
kategori istilah “Islam”. Menurut Mandaville (mematuhi) seruan Tuhannya dan
(2016: 178), interaksi di antara komunitas mendirikan shalat, sedang urusan mereka
politik telah menjadi tradisi dalam Islam. (diputuskan) dengan musyawarah antara
Kitab suci agama Islam telah menyebutkan mereka, dan mereka menafkahkan sebagian
mengenai beberapa konsep dalam hubungan dari rezeki yang Kami berikan pada
internasional, seperti bangsa, kekuasaan, mereka…” Dengan yang terakhir, banyak
otoritas politik, dan juga perjanjian politik. para akademisi yang meragukan komitmen
Para pemimpin politik Islam, sejak awal gerakan-gerakan Islam terhadap ide
kemunculan agama Islam, turut aktif dalam demokrasi. Dua argumen yang mengemuka
diplomasi, negosiasi perdagangan, dan adalah, pertama, bahwa kelompok Islam
peperangan. memilih demokrasi prosedural karena tidak
Dengan latar tersebut, ada beberapa ada cara lain untuk meraih kekuasaan, dan
konsep penting yang perlu dipelajari ketika kedua, kelompok Islam terus mencari cara
mendiskusikan Islam dan politik. Pertama, mengimplementasikan syariah yang bagi
Islam mengenal penyatuan antara agama dan pihak sekuler terlalu diskriminatif terhadap
politik (Esposito, Rahim, & Ghobadzadeh, perempuan dan non-Muslim, sehingga jika
2018; Mandaville, 2016; Knudsen, 2003). berkuasa dianggap akan mengambil
Tafsir yang menyatakan bahwa syariat Islam kebijakan yang tidak demokratis.
harus dijalankan oleh pemerintahan suatu Kedua, dalam konteks perang dan
negara memiliki dasar dalam Al-Qur’an. konflik bersenjata dalam hubungan
Pertama, surat Al-Baqarah (2) ayat 208 yang internasional, penting untuk menyebut
berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, tentang gagasan dan peran jihad dalam
masuk lah kalian ke dalam Islam secara total, Islam (Mandaville, 2016; Knudsen, 2003).
dan jangan lah kalian mengikuti Jihad memiliki makna yang berbeda-beda.
langkah-langkah setan”. Kedua, surat Ada yang memahami jihad sebagai “perang
Al-Maidah (5) ayat 49 yang berbunyi, suci”. Namun, menurut Peter Mandaville
“Hendak lah kamu memutuskan perkara di (2016: 179), mengartikan jihad sebagai
antara mereka menurut apa yang telah Allah perang suci merupakan kesalahpahaman.
turunkan dan jangan lah kamu mengikuti Akar dari kata jihad adalah “berjuang
hawa nafsu mereka”. Pemahaman ini dengan segala daya dan upaya”. Dengan
kemudian dilawankan dengan pandangan demikian, jihad memiliki makna luas dan
sekuler yang menolak masuknya agama sempit. Sebagai makna yang luas, istilah
dalam politik atau pandangan demokrasi jihad secara umum dikaitkan dengan
yang memberi tempat pada hak-hak individu. perjuangan bersenjata, misalnya ketika
Dasar dari pandangan demokrasi adalah Muslim mencoba bertahan dari serangan
ayat-ayat musyawarah dalam Al-Qur’an yang negara lain. Dalilnya tertulis dalam
mengisyaratkan adanya persetujuan Al-Qur’an surat Al-Hajj (22) ayat 39: “Telah
mayoritas masyarakat dalam memilih diizinkan [berperang] bagi orang-orang
pemimpin. Pertama, surat Ali Imran (3) ayat yang diperangi, karena sesungguhnya
159 yang berbunyi, “Maka disebabkan mereka telah dianiaya.” Dalam makna yang
rahmat Allah-lah kamu berlaku lemah lembut lebih sempit, istilah jihad digunakan untuk
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap seorang Muslim yang belajar dengan
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka bersungguh-sungguh, misalnya. Jihad juga
menjauhkan diri dari sekelilingnya. Karena memiliki makna persuasif, seperti yang
itu maafkan lah mereka, mohonkan lah disebut dalam Al-Qur’an surat An-Nahl (16)
ampun bagi mereka, dan bermusyarawah lah ayat 125: “Serulah [manusia] kepada jalan
dengan mereka dalam urusan itu.” Kedua, Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang

49
baik dan debatlah mereka dengan cara Turki di sebelah utara sampai Ethiopia di
terbaik. Sesungguhnya Tuhanmu lebih sebelah selatan, dari Maroko di sebelah
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari barat sampai Afghanistan dan Pakistan di
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui sebelah timur. Meski istilah Timur Tengah
orang-orang yang mendapat petunjuk.” relatif telah banyak dipakai dalam berbagai
Konsep-konsep di atas merupakan pisau literatur internasional, baik dalam karya
analisis untuk mencari tahu jawaban ilmiah maupun berita jurnalistik, para
mengenai pengaruh Islam dalam aktivitas akademisi dan pengamat masih belum
politik di Timur Tengah. memiliki persetujuan yang sama mengenai
batas-batas wilayah Timur Tengah. Carl
Metode Penelitian Brown (2004) berpendapat bahwa Timur
Penelitian ini menggunakan pendekatan Tengah merupakan istilah yang dipakai
deskriptif-interpretatif untuk menjawab untuk menyebut seluruh dunia Arab, mulai
rumusan masalah. Melalui pendekatan dari Maroko ke kawasan Teluk, ditambah
deskriptif- interpretatif, penulis melakukan dengan daerah yang dulu berada di bawah
pengaturan, penyatuan, dan pemeriksaan Kerajaan Ottoman, seperti Turki, Israel, dan
data dengan berupaya mencari pola dan Iran. Menurut Brown, definisi Timur Tengah
relasi mengenai peran atau pengaruh Islam masih bisa diperluas dengan
dalam aktivitas politik di Timur Tengah mempertimbangkan Afghanistan dan
(Neuman, 2014: 477). Penulis menggunakan negara pecahan Uni Soviet yang dari sisi
data sekunder sebagai sumber referensi, geografis berada di Asia Tengah, seperti
yaitu jurnal akademis maupun dokumen Uzbekistan, Tajikistan, Turkmenistan,
cetak dan elektronik. Unit analisis terbagi Kirgiztan, Kazakhstan, dan Azerbaijan.
menjadi dua, yaitu analisis level negara dan Penambahan itu disebut dengan istilah
level regional. Dalam analisis tersebut, “Timur Tengah Baru”. Timur Tengah,
penulis berusaha menghubungkan data dengan kata lain, memiliki beberapa bagian
dengan konsep, mengambil generalisasi, sisi geografis, yaitu Afrika bagian utara, Asia
untuk kemudian mengidentifikasi pola dan bagian barat, serta Asia bagian tengah.
relasi antara Islam dan politik di Timur Dengan demikian, penyebutan Timur
Tengah. Dengan demikian, setelah Tengah berdasarkan peta geografis
mengumpulkan data, penulis mulai memiliki konteks yang kurang tepat.
melakukan interpretasi data (Spray & Penyebutan istilah Timur Tengah lebih
Roselle, 2012: 63). Teknik pengolahan dan tepat jika mempertimbangkan setidaknya
analisis data menggunakan metode analisis dua faktor penting, yaitu etno-kultural dan
kualitatif. Dalam analisis kualitatif, data etno-religi (Umar, Darmawan, Sufa, &
biasanya lebih banyak menggunakan Ndadari, 2014: 119). Dengan mengamati
kata-kata daripada angka dan memiliki faktor etno-kultural, bangsa Arab
makna yang bisa diinterpretasikan menjadi mendominasi populasi di negara-negara
beberapa arti berdasarkan konteks tertentu. dalam kawasan Timur Tengah. Sedangkan
Dalam analisis kualitatif, selama melakukan dalam faktor etno-religi, agama Islam
proses pengumpulan data, penulis telah merupakan keyakinan yang dominan.
memulai analisis data untuk menentukan Faktor ento-kultural dan etno-religi menjadi
arah penelitian (Neuman, 2014: 479). satu karakter yang melekat dalam definisi
mengenai kawasan Timur Tengah. Oleh
PEMBAHASAN karena itu, beberapa akademisi menyebut
Peran Islam dalam Aktivitas Politik kawasan Timur Tengah dengan “Dunia Arab
Kawasan dan Islam”. Melalui faktor etno-kultural dan
Secara umum, kita bisa mengatakan etno-religi yang dominan, istilah Timur
bahwa Timur Tengah membentang dari Tengah meliputi sebagian negara di benua

50
Afrika bagian utara, seperti Maroko, Research Center, 2015: 7-8). Dari 1,6 miliar
Mauriania, Aljazair, Sudan, Somalia, Libya, pemeluk Islam tersebut, sekitar 19,8 persen
Mesir, Tunisia, dan Djibouti. Timur Tengah atau 317 juta orang berada di kawasan
juga memasukkan negara-negara di benua Timur Tengah. Di Timur Tengah sendiri,
Asia, yang meliputi Turki, Palestina, Israel, Islam menjadi agama yang dominan. Islam
Arab Saudi, Suriah, Lebanon, Yordania, berada di tempat pertama dengan
Yaman, Qatar, Oman, U.E.A., Bahrain, Irak, mengambil 93 persen dari total penduduk.
Kuwait, dan Iran. Negara-negara yang Jika dihitung secara sederhana, 9 dari 10
disebut Carl Brown juga masuk karena penduduk Timur Tengah memeluk agama
populasinya dihuni oleh penduduk beragama Islam. Angka tersebut diperkiraan akan
Islam dan merupakan bangsa Arab. terus meningkat. Pada tahun 2050, Islam
Pada tahun 2010, Islam merupakan diproyeksikan meningkat dari 317 juta ke
populasi terbanyak kedua di dunia setelah angka 552 juta (Pew Research Center, 2015:
Kristen dengan jumlah pemeluk sekitar 1,6 154). Hal itu akan membuat Islam menjadi
miliar orang. Jumlah itu setara dengan 23,2 agama terbanyak dalam populasi penduduk
persen dari total penduduk dunia (Pew di Timur Tengah.

Tabel 1
Jumlah Populasi Berdasarkan Agama di Timur Tengah, 2010
Agama Estimasi 2010 % di 2010
Islam 317.070.000 93,0
Kristen 12.710.000 3,7
Yahudi 5.630.000 1,6
T.T. 2.100.000 0,6
Hindu 1.720.000 0,5
Kep. Rakyat 1.060.000 0,3
Buddha 500.000 0,1
Lainnya 230.000 <0,1
Sumber: Pew Research Center, 2015.

Di antara kawasan lain, menurut survei Karibia dan Amerika Latin hanya 0,1% dari
pada tahun 2010, proporsi pemeluk Islam di keseluruhan pemeluk agama di kawasan.
Timur Tengah menempati posisi tertinggi Sebagai pemeluk agama yang
(Pew Research Center, 2015: 71). Di bagian dominasinya mencapai sekitar 93% dari
Sub-sahara Afrika (selain Afrika Utara yang keseluruhan masyarakat Timur Tengah,
masuk dalam Timur Tengah), proporsi Islam memiliki kaitan yang signifikan
pemeluk Islam adalah sejumlah 30,2%. dengan bagaimana negara dan aktor lain di
Meski populasi Islam memiliki jumlah kawasan berpikir dan bertindak dalam
terbesar, yaitu sekitar 4 miliar lebih, hubungan internasional (Mandaville, 2016:
pemeluk Islam di Asia Pasifik berada di 177). Relevansi antara Islam dan hubungan
angka 24,3% dari total penduduk. Di Eropa, internasional di Timur Tengah bisa
jumlah pemeluk Islam adalah 5,9%, yang dikatakan dimulai dari munculnya sistem
angkanya diperkirakan akan terus internasional modern dan pembentukan
bertambah hampir dua kali lipat di tahun negara bangsa di kawasan. Pada tahun 1979,
2050. Di antara semua kawasan, benua hal itu masih ditambah dengan beberapa
Amerika memiliki jumlah pemeluk Islam perkembangan kawasan yang memasuki
yang paling sedikit. Di kawasan Amerika babak baru, yang mana Islam berusaha
Utara, pemeluk Islam relatif sedikit, hanya meraih momentum (Berger, 2010: 1).
sekitar 1% saja, sementara di kawasan Revolusi Islam di Iran, invasi Soviet ke
Afghanistan, hukum syariah di Pakistan, dan

51
perjanjian damai Mesir dan Israel termasuk administrasi publik dan kebijakan
memperlihatkan bahwa pada tahun itu Islam pemerintahan negara-bangsa. Westernisasi
memegang peran penting dalam perubahan dipandang sebagai ancaman terhadap
politik regional dan tatanan politik semakin merosotnya indentitas Islam di
pascakolonial. Pengaruh Islam itu terus masyarakat. Dari situ kita bisa melihat
menjadi faktor yang menentukan konstelasi bahwa kehadiran IM dalam diskursus
politik kawasan sampai saat ini. Pada bagian politik merupakan kritik terhadap
selanjutnya, penulis memaparkan peran itu pandangan nasionalis-sekularis. Tidak
dalam dua level, yaitu level negara dan level seperti ide Pan-Arabisme, sebagai gerakan
regional. politik Islam, IM terus bertahan di berbagai
periode perpolitikan Mesir. Konflik yang
Islam dan Negara Modern terjadi dalam politik domestik bukan antara
Islam memberikan pengaruh politik di ide Pan-Arabisme dengan Islam, melainkan
Timur Tengah melalui setidaknya tiga cara. antara Islam dan nasionalis (Mens, 2015:
Pertama, reformulasi antara kelompok Islam, 23). Pasca-peristiwa Musim Semi Arab (atau
kaum intelektual, serta aktor politik Muslim dikenal dengan Arab Spring dan Arab
moderat yang menekankan bahwa Uprising), IM meraih kemenangan dalam
dasar-dasar agama ada dalam nilai-nilai pemilu Mesir tahun 2012, yang membawa
demokrasi. Para aktor tersebut kemudian pemimpinnya, Mohammad Mursi, menjadi
membuat dalil bahwa, dalam tingkatan presiden Mesir. Meski demikian,
tertentu, negara sekuler demokratis ketidakmampuan IM dalam menangani
konsisten atau sesuai dengan prinsip-prinsip masalah negara dan kurangnya visi politik
Islam. Contoh yang relevan dengan ini adalah membuat IM gagal dalam mempertahankan
bagaimana Mesir, Arab Saudi, dan Iran kepemimpinannya (Al Anani, 2013). Ketika
merespon demokrasi dan Islam secara Mursi memecat 17 gubernur dan
berbeda. Mesir yang merdeka dari Inggris menggantinya dengan tujuh anggota IM dan
pada tahun 1952 dalam sebuah revolusi satu mantan anggota militan Islam dengan
berhasil membawa Gamal Abdul Nasser ke alasan mengganti rezim lama, kecurigaan
tahta kekuasaan. Sejak saat itu, Mesir dan ketidakpercayaan rakyat akan politik
merupakan representasi dari republik membuat Mursi dianggap ingin memonopoli
sekuler di Timur Tengah. Selama tahun kekuasaan (Wickham, 2013). Saat ini,
1950-an, Gamal Abdul Nasser merupakan ketegangan antara politik Islam dan
pelopor nasionalisme Arab yang terus nasionalis masih belum menemukan titik
digaungkan ke seluruh Timur Tengah. temu. Meski banyak pemimpin dan anggota
Sebagai sebuah ideologi, nasionalisme Arab, IM ditangkap dan dipenjara, gerakan IM
atau yang juga sering disebut Pan-Arabisme, tidak kemudian lenyap. Bagaimana pun,
ingin mempersatukan daya tarik sejarah dan Presiden Sisi mengatakan bahwa IM
kultural dari para pengguna bahasa Arab. merupakan bagian dari Mesir dan rakyat
Sebagai sebuah proyek politik, meskipun Mesir harus memutuskan peran apa yang
hanya berdiri selama tiga tahun (1958-1961), sebaiknya mereka lakukan (Aziz, 2015).
Nasser bahkan mewujudkannya dengan Arab Saudi merupakan contoh penting
menggabungkan Mesir dan Suriah menjadi selanjutnya mengenai relasi pengaruh Islam
Republik Arab Bersatu. Di samping itu, Mesir dalam politik domestik. Arab Saudi adalah
merupakan tempat bagi berdirinya Ikhwanul negara monarki paling besar di dunia ada di
Muslimin (IM) pada tahun 1928, yang dunia Arab (Anderson, 1991). Terbentuk
merupakan representasi dari gerakan Islam sebagai bangsa yang berdaulat pada tahun
modern (Mandaville, 2016: 181). IM adalah 1932, sistem politik Arab Saudi terdiri dari
gerakan yang percaya bahwa identitas Islam aliansi antara sebuah suku yang unggul dan
harus menyebar di segala aspek kehidupan, sekelompok akademisi Islam yang memberi

52
legitimasi agama untuk menyatukan di Tunisia. IM merupakan gerakan politik
perbedaan suku di kawasan menjadi satu yang percaya bahwa Islam adalah solusi
pemerintahan tunggal. Kerajaan itulah yang untuk berbagai macam persoalan, baik itu
mendeklarasikan diri sebagai negara Islam persoalan individu, sosial, maupun politik.
dengan syariat Islam sebagai hukum Sebagai salah satu gerakan yang paling
tertinggi. Sesuai dengan syariat Islam, Arab besar di Timur Tengah, keberhasilan IM
Saudi memberlakukan hukum pancung dan berakar dari kombinasi ideologi dan
hukum cambuk bagi para kriminal. Meski tindakan-tindakan politik dan sosial.
menjalankan syariat Islam, Arab Saudi Dengan memakai ideologi Islam, IM
memiliki relasi yang kuat dengan negara dipandang sebagai respon terhadap
berpaham sekuler dari Barat seperti Amerika hegemoni dan okupasi Barat di Timur
Serikat. Tengah. Untuk menyebarkan ideologinya,
Sementara itu, Iran merupakan negara IM aktif dalam dakwah melalui jaringan
pertama yang merepresentasikan negara masjid dan program-program kesejahteraan
Islam. Pada tahun 1979, melalui sebuah sosial, termasuk diantaranya pendidikan
revolusi yang dipimpin oleh ulama dan kesehatan. Pasca-peristiwa tumbangnya
kharismatik Ayatollah Khomeini, Iran Husni Mubarak, IM turut serta dalam
menumbangkan rezim aristokrasi Pahlevi. pemilihan umum dan menjadi pemenang,
Setelah itu, kelompok Islam yang berkuasa dengan Mursi naik sebagai presiden Mesir.
melakukan opresi terhadap faksi politik lain, Untuk bisa mengikuti pemilu, IM
termasuk liberal dan komunis yang dulunya mendaftarkan diri sebagai partai sipil
bekerja sama dalam menumbangkan Pahlevi. dengan nama Freedom and Justice Party
Di Iran, para ulama memegang kontrol (FJP). Di Tunisia, Partai Ennahda mulai lebih
langsung di semua fungsi pemerintahan. condong pada kontestasi kekuasaan
Yang membuat model Iran berbeda adalah daripada kontestasi ideologi. Artinya,
doktrin Khomeini yang disebut wilayatul kebijakan dalam pemerintahan lebih
faqih, yaitu bahwa kekuasaan politik diutamakan daripada penerapan ideologi
tertinggi dalam suatu negara harus berada di Islam dalam pemerintahan (Sadiki, 2018:
tangan orang yang paling memahami 106). Dalam kongres partai ke-10 pada
hukum-hukum Islam. Dengan demikian, bulan Mei 2016, Ennahda menyatakan
sistem politik Iran menempatkan Pemimpin komitmennya terhadap negara madani
Tertinggi, yakni Ayatollah Khomeini sendiri, ketimbang negara Islam yang menjadikan
sebagai figur yang menguasai peradilan, syariat Islam sebagai undang-undang
militer, kepolisian, dan juga media negara (Sadiki, 2018: 109). Hal ini
(Mandaville, 2016: 183). Jabatan presiden memperlihatkan bahwa Ennahda
tidak harus ulama, tapi kekuasaan presiden menempatkan dirinya sebagai aktor
sangat terbatas, seperti misalnya nasional yang ingin berbagi ruang politik
bernegosiasi dan membuat perjanjian dengan aktor politik lain. Sebagai pemangku
dengan negara lain. Meski memiliki sistem kepentingan di sebuah negara modern,
pemerintahan Republik Islam, partisipasi Ennahda fokus pada strategi politik yang
Iran dalam organisasi internasional sama efektif dan kebijakan publik yang responsif.
dengan standar negara lain di dunia. Ketiga, kepemimpinan Islam melakukan
Kedua, keterlibatan partai-partai dan penyesuaian antara prinsip keadilan dalam
gerakan Islam dalam politik dan proses Islam dengan prinsip persamaan hak
pemilihan umum. Partai dan gerakan Islam terhadap kaum perempuan, kelompok
juga berpartisipasi dalam membangun minoritas, dan non-Muslim. Sebagai contoh,
koalisi dengan partai dan aktor non-Islam. pasca-Musim Semi Arab, pemerintah Arab
Contoh partai dan gerakan Islam itu, Saudi seperti dipaksa untuk melakukan
diantaranya, IM di Mesir dan Partai Ennahda reformasi politik (Khalid, 2013: 29).

53
Sembilan bulan setelah meletusnya Musim terbesar di kawasan, yaitu antara Sunni yang
Semi Arab di Tunisia, Raja Abdullah diwakili oleh Arab Saudi dan Syiah yang
mengumumkan bahwa perempuan diwakili oleh Iran. Kontestasi itu mengarah
diperbolehkan berpartisipasi dalam politik pada koalisi antaraktor dan gerakan di
untuk pertama kalinya dalam sejarah. Selama kawasan yang menyesuaikan pertimbangan
ini, sesuai dengan ajaran syariat Islam, geopolitik dan kepentingan masing-masing
perempuan lebih banyak berkontribusi di (Luomi, 2008: 4). Mulai sekitar 1970-an,
sekitar urusan domestik rumah tangga. Arab Saudi merupakan aktor penting bagi
Laki-laki lah yang berkewajiban untuk geopolitik dalam situasi Perang Dingin.
mencari nafkah keluarga sehingga lebih Kepemilikan sumber daya minyak yang
bebas beraktivitas di luar rumah untuk besar menjadikan Arab Saudi sebagai
bekerja. Gerakan protes perempuan, meski negara besar dalam ekonomi dunia. Dengan
terbatas, mulai dilakukan, seperti di Tabuk, mengusung ajaran Wahabi, Arab Saudi
Jeddah, dan Riyadh. Diantara kampanye atau berusaha untuk menegaskan bahwa mereka
protes yang dilakukan oleh gerakan adalah pemimpin dunia Islam, terutama
perempuan itu berisi tentang tuntutan karena adanya Mekkah dan Madinah
hak-hak perempuan untuk mengemudi dan sebagai kota paling suci umat Islam di
upaya untuk meningkatkan kesadaran seluruh dunia (Mandaville, 2016: 182). Pada
mengenai hak-hak sipil dan politik era Perang Dingin, AS melihat Arab Saudi
perempuan. Di Lebanon, sektarianisme sebagai rekan untuk melawan komunisme.
merupakan elemen kunci kehidupan politik. Pada waktu yang sama, Revolusi Islam yang
Posisi tiga jabatan tertinggi birokrasi di terjadi di Iran pada tahun 1978-1979 telah
pemerintahan dibagi di antara tiga kelompok menimbulkan pengaruh yang besar di
agama terbesar. Presiden dipegang oleh kawasan. Pengaruh tersebut berupa
Kristen Maronit, juru bicara parlemen munculnya gerakan Islam yang radikal,
dipegang oleh Muslim Syiah, dan perdana militan, atau ekstrem, terutama di
menteri dipegang oleh Muslim Sunni. Dewan negara-negara yang memiliki penganut
legislatif yang berjumlah 128 kursi juga Syi’ah cukup besar, seperti Irak, Lebanon,
dibagi secara seimbang di antara Muslim dan Yaman, Bahrain, dan Arab Saudi (Sihbudi,
Kristen (The Economist, 2016). Di Mesir, 1991:191). Gerakan-gerakan itu merupakan
setelah pemilihan umum, Presiden Mursi gerakan pro-Iran yang sampai saat ini masih
melakukan penyesuaian dengan mengangkat terus bertahan. Di situ lah kemudian
dua menteri dari kalangan perempuan, yaitu Khomeini menjadi pahlawan gerakan Islam
Menteri Riset Sains Nadia Zehari dan Menteri di mana pun dan membawa Iran ke dalam
Sosial Nagwa Khalil. IM ingin membuktikan kompetisi langsung dengan Arab Saudi
bahwa pemerintahan Mursi tidak berusaha untuk posisi pemimpin Muslim di kawasan.
mendirikan negara Islam. Praktek ini Kedua negara itu kemudian terlibat dalam
terhenti ketika militer di bawah Jenderal permainan siapa yang paling suci di
Abdel Fatah As-Sisi melakukan kudeta dan kawasan dan saling berebut pengaruh
menangkap Mursi beserta ratusan pemimpin kelompok dan negara Islam dalam lingkup
IM lainnya dengan alasan pelanggaran global, misalnya dalam kasus Palestina.
hukum. Pertarungan politik itu tidak hanya terjadi
antara Iran dan Arab Saudi saja, tapi juga di
Islam dan Politik Luar Negeri negara-negara yang penduduknya
Partisipasi atau pengaruh Islam dalam menganut Sunni dan Syiah. Di Irak, rezim
politik luar negeri di Timur Tengah bisa Saddam Husein sebagai penganut Sunni
diamati dalam beberapa bentuk. Pertama, menekan dan mengawasi kelompok Syiah
ideologi Islam mempertajam kontestasi atau secara ketat. Beberapa kebijakan Saddam
konflik politik antara dua penganut aliran untuk membendung pengaruh revolusi

54
Islam Iran, misalnya, menghukum mati kelompok militan ini, Anwar Sadat telah
pemimpin Syiah Imam Ayatullah Baqir Al mengkhianati cita-cita Islam ketika
Shadr dan keluarganya pada tahun 1980 dan menandatangani perjanjian damai dengan
mendeportasi ribuam warga Iran yang Israel. Hal itu membuatnya dibunuh oleh
berada di Irak. Yang lebih besar lagi, Irak seorang fanatik jihad Islam pada tahun 1981
memulai Perang Teluk dengan melakukan (Mandaville, 2016: 185). Pada tahun
invasi ke Iran. Pasca-Musim Semi Arab, 1930-an dan 1940-an, cabang-cabang IM
konteks Syiah-Sunni mempengaruhi berdiri di negara-negara Timur Tengah
pandangan Arab Saudi terhadap situasi di lainnya, diantaranya Suriah, Yordania,
kawasan. Arab Saudi bersiap menghadapi Aljazair, Sudan, Maroko, Arab Saudi, dan
tekanan dari kelompok Syiah yang selama ini Tunisia. Hamas merupakan cabang IM di
hidup dalam diskriminasi dan politik opresif. Palestina. Secara umum, sesuai dengan
Di Arab Saudi, populasi Syiah yang pernyataan Hasan Al Banna, IM merupakan
menempati provinsi bagian timur berjumlah gerakan yang moderat dan menggunakan
sekitar 10-15% dari total penduduk pendekatan reformasi sebagai strategi
(Mathiessen, 2015: 10). Saudi turut politik (Muttaqien, 2015: 30). Meski
membantu Yaman menghadapi kelompok demikian, strategi IM di setiap negara tidak
pemberontakan Syiah Houthi. Arab Saudi sama (ITIC, 2012: 4). Di Suriah, pada tahun
juga mengirim 1000 pasukan militer untuk 1970-an dan 1980-an, IM merupakan
membantu penguasa Bahrain yang Sunni organisasi militan yang mendeklarasikan
dalam menghadapi protes dari kelompok jihad terhadap rezim Suriah yang otoriter.
mayoritas Syiah (Reuters, 2011). Mengenai Hamas di Palestina juga merupakan gerakan
perang Suriah, pemerintah Arab Saudi yang terus-menerus mengobarkan
mendukung kelompok oposisi yang semangat jihad melawan Israel yang
berideologi Sunni dalam melawan rezim Al dianggap penjajah. Dalam menjalankan
Assad yang merupakan Syiah Alawite. gerakannya, IM merupakan organisasi yang
Kedua, jihad sebagai salah satu bentuk berusaha memperkuat demokratisasi di
ajaran agama Islam memberi makna dan negara Islam dan mendorong seorang
semangat perjuangan bagi negara atau muslim menjadi warga negara yang baik di
gerakan politik Islam dalam melawan negara Barat. Namun, dalam kasus Palestina,
penjajahan atau imperialisme Barat. Di sini para aktivis IM mengobarkan perlawanan
lah jihad mendapatkan tempat dalam bersenjata sebagai jihad melawan penjajah
aktivitas politik di Timur Tengah dan sering (Muttaqien, 2015: 31). Perlawanan Hamas
dianggap sebagai sumber legitimasi ini mendapatkan dukungan dari cabang IM
kekerasan dalam Islam. Karena perbedaan di negara lain, diantaranya IM Mesir dan
ideologi, IM bersikap keras terhadap Israel Yordania. Sebaliknya, di Qatar dan Aljazair,
yang dipandang tidak memiliki hak apa pun IM bekerja sama dengan rezim yang
atas tanah Palestina. Oleh karena itu, IM berkuasa. Iran juga memakai dan memaknai
selalu mempromosikan jihad melawan Israel. jihad sebagai bentuk perlawanan terhadap
Setelah sempat dilarang oleh Nasser pada kekuatan asing yang dianggap akan
tahun 1950-an, IM kembali muncul sebagai menghancurkan Islam. Di Iran, Pemimpin
organisasi sosial dan keagamaan di bawah Tertinggi Ayatullah Ali Khamenei
Anwar Sadat. Meski demikian, IM tetap mendeklarasikan fatwa jihad melawan
dilarang untuk melakukan aktivitas politik. Amerika Serikat (Sihbudi, 1991: 168). Saat
Pada tahun 1970-an, beberapa kelompok ini, menurut Ali Khamenei, setiap muslim
militan lepas dari organisasi utama IM, yang memiliki kewajiban berjihad melawan Israel.
kemudian menjadi bagian dalam gerakan Menurut Ali Khamenei, Israel telah merebut
jihad global dalam Al-Qaeda (IM tanah-tanah orang muslim dan dengan
bertentangan dengan Al-Qaeda). Bagi demikian wajib hukumnya bagi orang-orang

55
Islam untuk melawan penjajahan Israel serta mengikuti pemilihan umum,
(Press TV, 2017). memberikan hak politik yang lebih besar
Ketiga, munculnya gerakan bersenjata pada perempuan, dan bekerja sama dengan
lintas negara berideologi Islam yang berusaha aktor non-Islam. Dengan matinya
mewujudkan satu negara Islam baru. Gerakan perjuangan syariat Islam, apakah kita bisa
radikal yang dimaksud adalah mengatakan bahwa politik Islam telah mati?
berkembangnya ISIS menjadi organisasi kuat Hal itu bisa menghasilkan jawaban yang
yang menguasai beberapa wilayah di Irak berbeda, tergantung dari berbagai sudut
dan Suriah. Dengan memanfaatkan lemahnya pandang. Jika ideologi Islam dipahami
institusi domestik di Irak dan ketidakstabilan secara ketat, politik Islam bisa jadi telah
domestik di Suriah, ISIS menaklukan kota mati. Tapi jika dipahami bahwa ide itu bisa
demi kota untuk berada di bawah kontrol elastis dan fleksibel dalam praktek, kita
ISIS. Meski ISIS menganggap AS sebagai melihat bahwa politik Islam tidak hanya
ancaman yang besar, ISIS di bawah bermakna tunggal. Jadi, ketika
kepemimpinan Abu Musab Al Zarqawi telah membicarakan politik Islam, kita sedang
mendeklarasikan bahwa Syiah merupakan membicarakan ideologi dengan banyak
target utama kelompok ISIS karena tafsir.
berpotensi mengancam kelompok Sunni Persoalan jihad juga merupakan faktor
(Esposito, 2018: 10). Tindakan ISIS yang penting dalam aktivitas politik di Timur
tidak segan membunuh dan membantai Tengah, baik dalam level negara maupun
memunculkan ketidakstabilan di kawasan. level regional. Kepemimpinan Iran di bawah
Pergeseran politik luar negeri AS menjadi Ayatullah Ali Khamenei dan Hamas
salah satu faktor pendukung berkembangnya menyatakan perjuangan bersenjata
ISIS. Setelah beberapa dekade menancapkan melawan Israel adalah jihad yang harus
hegemoninya di Timur Tengah karena alasan dilakukan oleh orang Islam. Pertanyaan
minyak, peningkatan teknologi ekstraksi yang sering muncul, apakah Islam
minyak AS membuat ketergantungan itu menyediakan justifikasi ideologi untuk
semakin berkurang (Amirahmadi, 2015: 92). kekerasan dan ekstrimisme? Jika
Sulit untuk mengharapkan AS melakukan mengamati kembali sejarah awal berdirinya,
intervensi militer demi menumpas ISIS. gerakan Islam tidak semata-mata
menggunakan kekerasan dalam aktivitas
KESIMPULAN kesehariannya. Meski tidak menolak
Peran atau pengaruh Islam dalam politik kemungkinan penggunaan cara-cara
di Timur Tengah merupakan isu yang selalu kekerasan, seperti misalnya untuk bertahan
relevan untuk melihat situasi kontemporer dari serangan musuh, kekerasan bukan
kawasan. Dalam beberapa fenomena, tujuan utama agama Islam. Dengan
pengaruh Islam sebagai sumber demikian, ide dari politik Islam bukan
pertimbangan dalam aktivitas politik masih panggilan untuk menggunakan kekerasan
terus bertahan. Sebagai contoh, perdebatan atau justifikasi terhadap kekerasan. Konsep
antara syariat Islam dan demokrasi dalam politik Islam juga bukan kategori teologis
level negara serta pertarungan politik antara turunan dari ajaran Islam itu sendiri.
Syiah dan Sunni dalam level regional. Meski Praktek-praktek ajaran Islam tidak lantas
demikian, pergeseran juga terjadi di membuat seseorang secara otomatis
beberapa poin. Sebagai contoh, keberhasilan bergabung dalam perpolitikan Islam.
Ennahda di Tunisia merupakan kemenangan Gerakan-gerakan politik Islam bisa
kelompok Islam moderat yang tidak lagi dikatakan jarang sekali dipimpin oleh ulama.
berusaha menempatkan syariat Islam Hasan Al Banna pendiri Ikhwanul Muslimin,
sebagai undang-undang tertinggi negara. misalnya, merupakan guru kaligrafi di
Partai-partai dan gerakan politik Islam turut sebuah sekolah. Campuran antara

56
perjuangan gerakan politik Islam melalui perlawanan bersenjata masih akan terus
saluran-saluran demokrasi maupun berlangsung dalam beberapa tahun ke
depan.

DAFTAR PUSTAKA Knudsen, Are. (2003). Political Islam and the


Buku dan Jurnal Middle East. Norway: Chr. Michelsen
Al Anani, Khalil. (2013). The Muslim Institute.
Brotherhood after Mursi. Arab Center for Luomi, Mari. (2008). Sectarian Identities or
Research and Policy Studies: Siyasat Geopolitics? The Regional Shia-Sunni
Arabia, 17-23. Divide in the Middle East. Helsinki: The
Amirahmadi, Hooshang. (2015). Dark Finnish Institute of International Affairs.
Geopolitics of the Middle East: How the Mandaville, Peter. (2016). Islam and
Region’s Autocrats and Foreign Intruders International Relations in the Middle
Created Growing Disorder. Cairo Review, East: From Umma to Nation States.
18, 86-94. Dalam Louise Fawcett (Ed.),
Anderson, Lisa. (1991). Absolutism and the International Relations of the Middle
Resilience of Monarchy in the Middle East (4th ed., h. 176-195). Oxford: Oxford
East. Political Science Quarterly, 106(1), University Press.
1-15. Mandaville, Peter. (2008). How do religious
Berger, Maurits. (2010). Religion and Islam in beliefs affect politics? Dalam Edkins,
Contemporary International Relations. Jenny & Zehfuss, Maja, Global Politics: A
The Hague: Netherland Institute of New Introduction (h. 97-122). Taylor &
International Relations. Francis Group. London: Routledge.
Brown, L. Carl (Ed.). (2004). Diplomacy in the Matthiesen, Toby. (2015). The domestic
Middle East: The International Relations surces of Saudi foreign policy: Islamist
of Regional and Outside Powers. London and the state in the wake of Arab
& New York: I.B. Tauris & Co Ltd. Uprisings. Washington, D.C.: Brooking
Daadler, Ivo H. & Lindsay, James M. (2003). Institute.
The Bush Revolution: The Remaking of Muttaqien, M. (2015). The Rise of Hamas:
America’s Foreign Policy. Princeton: The Hamas, Arab-Israeli Conflict and
Brookings Institute. Indonesia’s Foreign Policy. Cakra Studi
Esposito, John L., Rahim, Lily Z., & Global Strategis: Intelegensia Media.
Ghobadzadeh, Naser (Ed.). (2018). The Neuman, W. Lawrence. (2014). Social
Politics of Islamism: Diverging Visions and Research Methods: Qualitative and
Trajectories. UK: Palgrave Macmillan. Quantitative Approaches, 7th. Essex:
Hadiwinata, Bob Sugeng. (2017). Studi dan Pearson Education Limited.
Teori Hubungan Internasional: Arus Nye, J. S. & Keohane, R. O. (1971).
Utama, Alternatif, dan Reflektivis. Jakarta: Transnational Relations and World
Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Politics: An Introduction. International
Khalid, Fowziyah Abu. (2013). Is There a Organization, 25(3), 329-349.
Saudi Spring on the Sidelines of the Arab Pew Research Center. (2015). The Future of
Spring and What Place Does the World Religions: Population Growth
“Feminist Question” Occupy within the Projections, 2010-2050.
Context? Dalam Omaima Abou-Bakr. Philips, Andrew Bradley. (2007).
Feminist & Islamic Perspectives: New Constructivism. Dalam Martin Griffiths
Horizons of Knowledge And Reform (h. (Ed.), International Relations Theory for
27-42). Mohandeseen: The Women and the Twenty-First Century (h. 60-74).
Memory Forum. New York: Routledge.

57
Sadiki, Larbi. (2018). Tunisia’s Ennahda: Intelligence and Terrorism Information
Islamist Turning the Learning Cuerve of Center. (2012). “The Muslim
Democracy and Civic Habituation. Dalam Brotherhood in the Arab World and
John L. Esposito, Lily Z. Rahim, & Naser Islamic Communities in Western
Ghobadzadeh (Ed.), The Politics of Europe.” Diakses dari
Islamism: Diverging Visions and http://www.terrorism-info.org.il/Data/
Trajectories (h. 87-125). UK: Palgrave pdf/PDF_11_049_2.pdf.
Macmillan. Mens, Sander. (2015). Egypt; between state
Sihbudi, M. Riza. (1991). Islam, Dunia Arab, and Islam: The rise of Islamism in Egypt
dan Bara Timur Tengah. Bandung: during the Sadat and Mubarak regimes,
Penerbit Mizan. 1970-2011. Diakses dari
Spray, Sharon & Roselle, Laura. (2012). https://dspace.library.uu.nl/bitstream/
Research and Writing in International handle/1874/315803/Egypt%20betwe
Relations, 2nd. United States: Pearson en%20state%20and%20Islam.pdf?sequ
Education, Inc. ence=2&isAllowed=y.
Sterling-Folker, Jennifer. (2006). Realist Press TV. (2017, 26 Juni). “Ayatollah
Approaches. Dalam Jennifer Khamenei: Muslims obliged to fight
Sterling-Folker (Ed.), Making Sense of against Israel.” Diakses dari
International Relations Theory (h. 13-53). http://www.presstv.com/Detail/2017/
Boulder, London: Lynne Rienner 06/26/526548/Iran-Leader-Israel.
Publishers. Reuters. (2011, 15 Maret). “Saudi sends
Umar, A.R.M., Darmawan, A.B., Sufa, F., & troops, Bahrain Shi’ites call it “war”.”
Ndadari, G.L. (2014). Media Sosial dan Diakses dari
Revolusi Politik: Memahami Kembali https://www.reuters.com/article/us-ba
Fenomena “Arab Spring” dalam Ruang hrain-protests-forces/saudi-sends-troo
Publik Transnasional. Jurnal Ilmu Sosial ps-bahrain-shiites-call-it-war-idUSLDE7
dan Ilmu Politik, 18(2), 114-129. 2D0KH20110315.
The Economist. (2016). “Lebanon: Political
Internet structure.” Diakses dari
Aziz, Sahar. (2015, 13 November). “Egypt’s http://country.eiu.com/article.aspx?arti
Sisi signals shift towards Muslim cleid=994109283&Country=Lebanon&t
Brotherhood”. The Conversation. Diakses opic=Summary&subtopic=Political+stru
dari cture.
http://theconversation.com/egypts-sisi- Wickham, Carrie R. (2013, 11 Juli). “The
signals-shift-toward-muslim-brotherhoo Muslim Brotherhood after Morsi: Can
d-50279. the Brothers Reboot?” Foreign Affairs.
BBC. (2015, 2 Desember). “What is ‘Islamic Diakses dari
State’?” Diakses dari https://www.foreignaffairs.com/article
http://www.bbc.com/news/world-midd s/egypt/2013-07-11/muslim-brotherh
le-east-29052144. ood-after-morsi.

58

Anda mungkin juga menyukai