Instrumen Akreditasi RDOWS 2023
Instrumen Akreditasi RDOWS 2023
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 1.1
PERENCANAAN PUSKESMAS DILAKUKAN SECARA TERPADU
KRITERIA 1.1.1.
Puskesmas wajib menyediakan jenis-jenis pelayanan yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan, dan tata nilai, analisis kebutuhan dan harapan, analisis peluang pengembangan pelayanan, analisis risiko pelayanan, dan ketentua
undangan yang dituangkan dalam perencanaan. (lihat juga PMP 5.1; dan PMP 5.2 )
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) bidang kesehatan yang bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja profesional harus memiliki Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai yang mencerminkan Tugas Pokok dan
layanan UKM maupun UKPPP. (lihat PP 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah)
• Puskesmas wajib menyediakan pelayanan sesuai dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil analisis peluang pengembangan pelayanan, hasil analisis risiko pelayanan dan peratur
• Untuk mendapatkan hasil analisis kebutuhan masyarakat perlu dilakukan analisis situasi data kinerja Puskesmas, data status kesehatan masyarakat di wilayah kerja termasuk hasil pelaksanaan PIS-PK yang disusun secara terpadu
Puskesmas. (UKM : 2.1.1 dan 2.8.3)
• Agar Puskesmas dapat mengelola upaya kesehatan dengan baik dan berkesinambungan dalam mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan untuk periode 5 (lima) tahunan yang selanjutnya akan diri
tahunan Puskesmas berupa Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) sesuai siklus perencanaan anggaran daerah
• Perencanaan Puskesmas dilakukan secara terpadu baik KMP, upaya kesehatan masyarakat (UKM), Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP), Kefarmasian, dan Laboratorium & disusun bersama dengan sektorterkait dan masyarakat
• Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun secara terintegrasi melalui penetapan Tim Manajemen Puskesmas, yang akan dibahas dalam Musrenbang Desa dan Musrenbang Kecamatan untuk kemudian diusulkan ke Dinas Kesehatan
KRITERIA 1.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.1.1.1.Ditetapkan visi, misi, tujuan dan tatanilai yang menjadi SK Ka
acuan dalam penyelenggaraan Puskesmas mulai dari Puskesmas
perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja tentang Visi,
Puskesmas (R) Misi, Tujuan
dan Tatanilai
Puskesmas
EP 2 1.1.1.2.Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan SK Ka Identifikasi dan
berdasarkan hasil identifikasi dan analisis sesuai dengan yang Puskesmas ttg analisis HARBUT,
diminta dalam pokok pikiran pada paragraf terakhir. (R,D,W) Jenis2 Peluang
Pelayanan dan Penembangan &
kegiatan RISIKO
Puskesmas
EP 3 1.1.1.3.Rencana Lima Tahunan disusun dengan melibatkan Ada Relita aau Ada dokumen relita Keterlibatan LS
lintas program dan lintas sektor serta berdasarkan rencana Renstar BLUD puskesmas, ada bukti, LP dalam
strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota. ( R, D,W) Puskesmas Ada bukti penyusunan penyusunan
melibatkan LS LP Renlita
EP 4 1.1.1.4.Rencana Usulan Kegiatan (RUK) disusun dengan Ada SK Tim Ada RUK tahun N dan Keterlibatan LS
melibatkan lintas program dan lintas sektor, berdasarkan Manajemen N+1, ada bukti LP dalam
rencana strategis Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota, puskesmas penyunaan penyusunan
Rencana Lima Tahunan Puskesmas dan hasil penilaian kinerja. melibatkan LS LP RUK
(R, D, W)
EP 5 1.1.1.5.Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Puskesmas Ada DPA Ada RPK Tahunan , Proses
disusun bersama lintas program sesuai dengan alokasi Puskesmas Ada bukti penyusunan keterlibatan
anggaran yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah yang telag RPK melibatkan LP Tim
Kabupaten/ Kota. (R, D, W) disetujui Manajemen
Dinkes Pusk dan LP
dalam
penyusunan
RPK
EP 6 1.1.1.6. Rencana Pelaksanaan Kegiatan Bulanan disusun sesuai Ada DPA Ada RPK Bulanan, Proses
dengan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tahunan serta Puskesmas Ada bukti penyusunan keterlibatan
hasil pemantauan dan capaian kinerja bulanan. (R, D, yang telag RPK melibatkan LP Tim
W) disetujui Manajemen
Dinkes Pusk dan LP
dalam
penyusunan
RPK bulanan
EP 7 1.1.1.EP 7. Apabila ada perubahan kebijakan Pemerintah dan Ada dokumen rencana Kepada Tim
Pemerintah Daerah dilakukan revisi perencanaan sesuai perubahan, Ada bukti Manajemen
kebijakan yang ditetapkan (D, W) proses rencana Puskesmas,
perubahan dan LP, ttg :
Latar belakang
dan alasan
perubahan
Rencana;
Proses dan
keterlibatan
dalam
Perubahan
Rencana
Jumlah 0
KRITERIA 1.1.2
Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas serta akses te
penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2)
POKOK PIKIRAN
1.1.2 Masyarakat sebagai penerima manfaat layanan, lintas program dan lintas sektor mendapatkan kemudahan
akses informasi tentang hak dan kewajiban pasien, jenis-jenis pelayanan, dan kegiatan-kegiatan Puskesmas
serta akses terhadap pelayanan dan penyampaian umpan balik (Lihat juga UKM : 2.2.1; 2.2.2;
KRITERIA 1.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.1.2.1.Ditetapkan kebijakan tentang hak dan kewajiban SK Ka
pasien, dan jenis- jenis pelayanan serta kegiatan yang Puskesmas
disediakan oleh Puskesmas. (R) tentang Hak
dan Kewajiban
Pasien
Puskesmas…..
EP 2 1.1.2.2.Dilakukan sosialisasi tentang hak dan kewajiban pasien, Ada bukti kegiatan Wawancara
jenis-jenis pelayanan serta kegiatan yang disediakan oleh sosialisasi ttg Hak dan kepada
Puskesmas. (D,W) Kewajiban Pasien dan petugas,
Jenis2 pelayanan & pqasien dan
kegiatan-kegiatan keluarga pasien
Puskesmas melalui tentang
berbagai macam kegiatan
media, Ada media sosialisasi dan
sosialisasi dalam pengetahuan
bentuk brosur, leaflet, ttg hak n
baliho, dsb kewajiban
pasien dan
jenis2
pelayanan &
kegiatan
Puskesmas
EP 3 1.1.2.EP 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap Ada bukti kegiatan Wawancara
penyampaian informasi terkait hak dan kewajiban pasien, evaluasi ttg Hak dan kepada
jenis-jenis pelayanan dan kegiatan- kegiatan Puskesmas Kewajiban Pasien dan petugas
terhadap pengguna layanan, lintas program maupun Jenis2 pelayanan & tentang
lintas sektor serta pemanfaatan pelayanan dan kesesuaian Kegiatan Puskesmas, kegiatan
pelaksanaan kegiatan dengan jadwal yang disusun. (D, W) yg menghasilkan RTL evaluasi dan
perbaikan kegiatan tindak lanjut
sosialisasi perbaikan
Ada bukti dilakukan sosialisasi ttg
jajag pendapat Hak n
kepada pengguna kewajiban
layanan ttg Hak dan pasien dan
Kewajiban Pasien dan jenis2
Jenis2 pelayanan & pelayanan &
Kegiatan Puskesmas kegatan
Puskesmas
Wawancara
kepada
pengguna
layanan, LP n
LS, tentang
kegiatan
sosialisasi dan
pengetahuan
ttg hak n
kewajiban
pasien dan
jenis2
pelayanan &
kegiatan
Puskesmas
Wawancara
kepada
pengguna
layanan, LP n
LS, tentang
kesesuaian
EP 4 1.1.2.EP 4. Dilakukan upaya untuk memperoleh umpan balik Ada Tim Pengelola Ada sarana, Wawancara
dari masyarakat serta dilakukan evaluasi dan tindak lanjut umpan balik & media untuk kepada
terhadap umpan balik. (D, O, W) keluhan dari menampung pengguna
masyarakat & umpan balik & layanan, LP n
pengguna layanan; keluhan dari LS, tentang
Ada register untuk masyarakat & Pengelolaan
mencatat pengelolaan pengguna umpan balik
umpan balik dan layanan, al. dan keluhan
keluhan dari kotak saran, dari
masyarakat & media social, masyarakat
pengguna layanan pertemuan2 dan pengguna
dengan layanan
masyarakat
Jumlah 0
STANDAR 1.2
TATA KELOLA ORGANISASI PUSKESMAS DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.2.1
Struktur organisasi ditetapkan dengan kejelasan tugas, wewenang, tanggung jawab, dan tata hubungan kerja serta persyaratan jabatan
POKOK PIKIRAN
• Agar dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi organisasi, perlu disusun struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
KRITERIA 1.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.2..1. EP.1. Ada struktur organisasi Puskesmas yang ditetapkan Ada SK Kepala
oleh Dinas Kesehatan Daerah Kab/Kota dengan kejelasan Dinas
uraian jabatan yang ada dalam struktur organisasi yang Kesehatan
memuat uraian tugas, tanggung jawab, wewenang, dan Kab/Kota ttg
persyaratan jabatan. (R) Struktur
Organisasi
Puskesmas
(fungsional)
Struktur
fungsional
mengacu pada
Pmk 43 th 2019
EP 2 1.2.1.EP 2. Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab Ada SK Kepala
dan Koordinator pelayanan Puskesmas.(R) Puskesmas ttg
Struktur
Organisasi
Puskesmas
(fungsional);
Struktur
fungsional
mengacu pada
Pmk 43 th 2019
dan SK
Kadinkes
Kab/Kota
Penetapan dg
mengisi kotak2
struktur dalam
SK Kadinkes
dengan tenaga
Puskesmas
yang
memenuhi
persyaratan
jabatan
Karena
keterbatasan
jumlah tenaga,
dimungkinkan
terjadi
perangkapan
jabatan
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.2
Kebijakan, pedoman/panduan, prosedur, dan kerangka acuan terkait pelaksanaan kegiatan, disusun, didokumentasikan, dan dikendalikan, termasuk pengendalian dokumen bukti pelaksanaan kegiatan
POKOK PIKIRAN
• Pedoman tata naskah sebagai acuan dalam penyusunan dokumen regulasi yang meliputi kebijakan, pedoman, panduan, kerangka acuan, dan prosedur, maupun dalam pengendalian dokumen eksternal dan dokumen bukti rekama
KRITERIA 1.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.2.2.EP 1. Ditetapkan pedoman tata naskah Puskesmas Ada PEDOMAN
sebagaimana diminta dalam pokok pikiran (R) TATA NASKAH
PUSKESMAS
Sesuai yg
diminta dalam
Pokok Pikiran
Kriteria 1.2.2
KRITERIA 1.2.3
Jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dikelola dan dioptimalkan untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan kepada masyarakat
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu mengidentifikasi jaringan dan jejaring yang ada di wilayah kerja Puskesmas untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang upaya kesehatan
• Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan praktik bidan desa, atau sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Jejaring Puskesmas meliputi UKBM, UKS, klinik, rumah sakit, apotek, laboratorium, praktik mandiri tenaga kesehatan, dan Fasilitas kesehatan lainnya.
• Puskesmas selain melakukan pembinaan terhadap jaringan Puskesmas dan UKBM, juga melakukan pembinaan terhadap jejaring fasilitas kesehatan tingkat pertama
• Program pembinaan meliputi aspek KMP, UKM, UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, termasuk pembinaan ketenagaan, sarana prasarana, dan pembiayaan dalam upaya pemberian pelayanan yang bermutu
KRITERIA 1.2.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.2.3.EP 1. Dilakukan identifikasi jaringan pelayanan Puskesmas Ada dokumen bukti
dan jejaring Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas identifikasi jaringan
untuk optimalisasi koordinasi dan atau rujukan di bidang dan jejaring di wilayah
upaya kesehatan. (D) kerja Puskesmas;
Ada register data2
jaringan dan Jejaring
Puskesmas
EP 2 1.2.3.EP 2 Disusun dan dilaksanakan program pembinaan Ada Dokumen Ada bukti pelaksanaan Wawancara
terhadap jaringan pelayanan dan jejaring Puskesmas dengan Program pembinaan kepada
jadwal dan penanggung jawab yang jelas serta terdapat bukti Pembinaan petugas
dilakukan pembinaan sebagaimana diminta dalam Jaringan dan tentang
pokok pikiran. (R, D, W) Jejaring Bagaimana
Puskesmas melakukan
pembinaan
Jaringan dan
Jejaring
Puskesmas
(harus cocok
dg bukti
dokumen)
EP 3 1.2.3.EP 3. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap Ada dokumen evaluasi
rencana dan jadwal pelaksanaan program pembinaan jaringan Pembinaan jaringan
dan jejaring (D) dan jejaring di wilayah
kerja Puskesmas
Ada dokumen RTL
Pembinaan jaringan
dan Jejaring
Puskesmas
Ada dokumen bukti
pelaksanaan tindak
lanjut Pembinaan
Jaringan dan Jejaring
Puskesmas
Jumlah 0
KRITERIA 1.2.4
Puskesmas menjamin ketersediaan data dan informasi melalui penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menyediakan data dan informasi yang dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maupun pengambilan keputusan pada tingkat kebijakan di Dinas Kese
termasuk penyampaian informasi kepada masyarakat dan pihak terkait
• Ketersediaan data dan informasi akan memudahkan Tim Peningkatan Mutu, para penanggung jawab upaya pelayanan, dan masing-masing pelaksana pelayanan baik UKM maupun UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dalam mer
memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pengguna layanan
• Pengumpulan, penyimpanan, analisis data dan pelaporan data yang masuk ke dalam sistem informasi dilakukan sesuai dengan periodisasi yang telah ditentukan
• Distribusi informasi baik secara internal maupun eksternal dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Sistem Informasi Puskesmas, (mengacu pada Pmk 31/2019); SK tsb mencakup : Tim Pengelola SIP, Pengelolaan SIP (Pencatatan, Pengumpulan, Penyimpanan Data, Analisis data, Pelaporan dan Distribusi Informasi); Menjamin ke
untuk Pengambilan Keputusan merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi keberhasilan upaya kegiatan peningkatan mutu dan kesela matan pengguna layanan
Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
• Ada SOP Pengelolaan SIP (SOP Pencatatan, SOP Pengumpulan, SOP Penyimpanan Data, SOP Analisis data, SOP Pelaporan dan SOP Distribusi Informasi)
• Format SK dan SOP mengacu ke Tatanaskah
KRITERIA 1.2.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.2.4.EP 1. Dilaksanakan pengumpulan, penyimpanan, analisis Ada SK Ka Ada dokumen bukti Wawancara
data dan pelaporan serta distribusi informasi sesuai dengan Puskesmas ttg pelaksanaan Sistem kepada
ketentuan perundang-undangan terkait Sistem Informasi Sistem Informasi Puskesmas: petugas ttg
Puskesmas (R, D, W) Informasi Pencatatan, Pelaksanaan
Puskesmas; Pengumpulan data, Sistem
Ada SOP Penyimpanan data, Informasi
Pengelolaan Analisis data, Puskesmas,
Sistem Pelaporan, Distribusi dan
Informasi informasi pemanfaatan
Puskesmas data/informasi
untuk
pelayanan
maupun untuk
manajemen
EP 2 1.2.4.EP.2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut thd Ada dokumen Wawancara
penyelenggaraan Sistem Informasi Puskesmas secara periodik. evaluasi, RTL kepada
(D, W) berdasar hasil evaluasi petugas
dan pelaksanaan tentang
tindak lanjut dari evaluasi dan
evaluasi Pelaksanaan tindak lanjut
Sistem Informasi terhadap hasil
Puskesmas evaluasi
pelaksanaan
Sistem
Informasi
Puskesmas
Jumlah 0
STANDAR 1.3
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KRITERIA 1.3.1
Ketersediaan SDM
POKOK PIKIRAN
• Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah, jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja
• Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
• Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan masyarakat
KRITERIA 1.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.3.1 EP1 . Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja Terdapat
sesuai kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan ANJAB dan
perundang-undangan. (R) ABK Puskesmas
EP 2 1.3.1.2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan Ada peta jabatan.
tenaga berdasar analisis jabatan dan analisis beban kerja. (R, Peta jabatan adalah
D, W) susunan nama dan
tingkat Jabatan
Struktural dan
Fungsional yang
tergambar dalam
suatu struktur unit
organisasi dari tingkat
paling rendah sampai
dengan yang tinggi.
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.2
URAIAN TUGAS
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran pelaksanaan program dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian tugas dan tata nilai yang disepakati
KRITERIA 1.3.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.3.2. EP 1.Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok SK Penetapan
dan tugas tambahan untuk setiap pegawai. (R Uraian Tugas
EP 2 1.3.2. EP 2Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai SK indiKator
sebagaimana diminta dalam pokok pikiran. (R) Kinerja
Pegawai
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.3
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan mutakhir
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan dilakukan upaya pengembangan untuk mem
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
- bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
- bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
- bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
- uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
- bukti sertifikat pelatihan
- bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
- hasil penilaian kinerja pegawai
- bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
- bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
- bukti pelaksaanaan orientasi.
KRITERIA 1.3.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.3.3. EP 1.Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file SK File kepegawaian tiap
kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Pukesmas Pengangkatan pegawai
yang terpelihara sesuai dengan prosedur yang telah pegawai
ditetapkan. (R, D, O, W)
EP 2 1.3.3. EP 2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara periodik Bukti evaluasi
terhadap kelengkapan dan pemutakhiran data kepegawaian. kelengkapan file
(D, W) kepegawaian
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.4
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
POKOK PIKIRAN
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas, koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti orientasi, agar pegawai baru dan
peran, dan tanggung jawab yang akan diemban
• Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan tujuan magang maka pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan
• Kegiatan orientasi umum dilaksanakan untuk mengenal secara garis besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan pengguna layanan, serta prog
• Kegiatan orientasi khusus difokuskan pada orientasi di tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai dengan penugasan pegawai tersebut.
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya dan pedoman
KRITERIA 1.3.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.3.4. EP. 1.Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai kerangka SK Pelaksanaan KAK Orientasi;
acuan yang disusun. (D, W) Orientasi, Dokumen Bukti
Pelaksanaan Orientasi
sesuai dg KAK
Jumlah 0
KRITERIA 1.3.5
Penyelenggaraan K3
POKOK PIKIRAN
• Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar infeksi yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan baik langsung maup
• Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi risiko epidemiologi pen
perlindungan pegawai terhadap penularan penyakit infeksi proses pelaporan jika terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling perlu disusun dan diterapkan
• Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari kekerasan yang dilakukan oleh pengguna layanan, keluarga pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai
• Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai, semua staf harus memahami bagaimana cara mereka melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti te
terhadap penyakit menular, memahami identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan keselamatan lainnya
• Sistem K3 berdasarkan referensi PMK 52 tahun 2018 tentang K3 Fasyankes
• Sistem K3 meliputi: Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan K3, Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan Kinerja K3
-• Pengenalan
Standar K3 meliputi:
potensi bahaya dan pengendalian risiko K3
KRITERIA 1.3.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1.3.5. EP 1.Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan, Ada SK Kapusk Wawancara
dilaksanakan, dan dievaluasi. (R, D, W) tentang Tim kepada Tim K-3
K3, Ada dan petugas
Pedoman tentang
Sistem implementasi
Manajemen K-3
K3, Ada
standar K3
EP 2 1.3.5. EP 2.Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap Ada dokumen bukti Wawancara
pegawai untuk menjaga kesehatan pegawai sesuai dengan program pemeriksaan kepada Tim K-3
program yang telah ditetapkan oleh Kepala Puskesmas. (D, W) kesehatan dan bukti dan petugas
pelaksanaan tentang
pemeriksaan implementasi
kesehatan karyawan K-3
EP 3 1.3.5. EP 3.Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi Ada bukti dokumen Wawancara
pegawai sesuai dengan tingkat risiko dalam pelayanan. (D, W) program imunisasi kepada Tim K-3
bagi karyawan dan dan petugas
bukti imunisasi bagi tentang
karyawan yang implementasi
berisiko K-3
EP 4 1.3.5. EP.4 Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap Ada bukti konseling Wawancara
pegawai yang terpapar penyakit infeksi, kekerasan, atau cedera kepada Tim K-3
akibat kerja. (D, W) dan petugas
tentang
implementasi
K-3
Jumlah 0
STANDAR 1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK)
KRITERIA 1.4.1
Disusun dan diterapkan rencana program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) yang meliputi keselamatan dan keamanan fasilitas, pengelolaan bahan dan limbah berbahaya, manajemen bencana, pengamanan kebakaran,
utilisasi
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas perlu menyusun program MFK Kerangka ISI Program MFK yaitu:
a. Manajemen Keselamatan dan keamanan 1. Pendahuluan
b. Manajemen bahan dan limbah berbahaya dan beracun 2. Latar belakang
c. Manajemen Bencana/disaster 3. Tujuan umum dan khusus
d. Manajemen Penanganan Kebakaran 4. Kegiatan pokok & Rincian Kegiatan
e. Manajemen Alat Kesehatan Kegiatan pokok berupa:
f. Manajemen system utilisasi a. Keselamatan dan Keamanan
g. Pendidikan (edukasi) petugas b. Bahan beracun dan berbahaya
• Dilakukan identifikasi dan pembuatan peta risiko (huruf a sd f) c. Disaster plan
• Tetapkan tim atau petugas yang menjalankan program MFK d. Kebakaran
• Dilakukan evaluasi minimal per tri wulan, yaitu: e. Sistim utilisasi , listrik, air dan sistim pendukung penting lainnya
- KESELAMATAN & KEAMANAN f. Peralatan medis
- SISTEM UTILISASI 5. Cara melaksanakan kegiatan
- PENGELOLAAN B3 LIMBAH B3 6. Sasaran
- MANAJEMEN KEDARURATAN 7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
- PENGAMANAN KEBAKARAN 8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya --> Ketentuan Review Program
- PERALATAN KESEHATAN 9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
- DIKLAT MFK
KRITERIA 1.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP1.Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK Ada SK Ka MONEV &TL Program
serta tersedia program MFK yang ditetapkan setiap tahun Puskesmas ttg MFK dan Identifikasi
berdasarkan identifikasi risiko. (R) PJ MFK dan SK (AREA) BERISIKO
penetapan
program MFK
setiap tahun
berdasarkan
identifikasi
risiko.
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.2.
Puskesmas melaksanakan program keselamatan dan keamanan
POKOK PIKIRAN
• Program untuk keselamatan dirancang untuk mencegah terjadinya cedera bagi pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat akibat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), seperti tertusuk jarum, tertimpa bangunan, kebakaran,
listrik
• Program keselamatan bagi petugas terintegrasi dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
• Program untuk keamanan perlu direncanakan untuk mencegah terjadinya kejadian kekerasan fisik maupun cedera akibat lingkungan fisik yang tidak aman seperti penculikan bayi, pencurian, dan kekerasan pada petugas
• Apabila Puskesmas mengalami renovasi dan atau konstruksi bangunan maka perlu disusun Infection Control Risk Assesment (ICRA) renovasi untuk memastikan proses renovasi dan atau konstruksi bangunan dilakukan secara ama
penyebaran infeksi (lihat juga PPI 5.5.2
• PROGRAM KESELAMATAN DAN KEAMANAN
1.Pendahuluan
2.Latar belakang
3.Tujuan umum & khusus
4.Kegiatan pokok & rincian kegiatan
a. Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & proaktif untuk mengidentifikasi bangunan, ruangan / area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yang berpotensi menimbulkan cedera.
b. Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi
c. Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan
d. Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk assessment / PCRA) setiap ada kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan / demolisasi.
e. Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah terjadi kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung
f. Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan semua individu yang bekerja di RS, pada pasien RI, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkun
g. Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik pribadi
h. Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan PerUU, mis: Setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin, Ruang perawatan pasien jiwa : pintu kamar menghadap keluar, shower di kamar mandi tidak boleh menggunaka
i. Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan seperti ruang bayi, OK, ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri sendiri atau memberi tanda minta bantuan bila terj
KRITERIA 1.4.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan PROGRAM
petugas alih daya (outsourcing) (D,O,W KESELAMATAN
DAN
KEAMANAN
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.3
Inventarisasi, pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya beracun serta pengendalian dan pembuangan limbah bahan berbahaya beracun dilakukan berdasarkan perencanaan yang memadai dan ketentuan perun
POKOK PIKIRAN
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi, jenis, dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan. Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta pengolahan akhir)
•• Program
Tersedia IPAL sesuai dengan
Pengelolaan B3 danketentuan
Limbah B3peraturan
meliputi: perundang-undangan
KRITERIA 1.4.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan B3 dan limbahnya Program Inventarisasi B3 dan
sesuai angka satu sampai tujuh huruf b (R) Pengelolaan B3 limbahnya
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.4
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi program tanggap darurat bencana internal dan eksternal
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal.
• Strategi untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan disimulasikan (setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk menilai kesiapan sistem 2) sampai dengan 6) yang telah diuraikan
• Setiap pegawai wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi pelaksanaan program tanggap darurat yang diselenggarakan minimal setahun sekali agar siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana
• Debriefing adalah sebuah review yang dilakukan setelah simulasi bersama peserta simulasi dan observer yang bertujuan untuk menindaklanjuti hasil dari simulasi.
• Hasil dari kegiatan debriefing didokumentasikan
• Puskesmas ikut bertanggungjawab dalam berperan aktif dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik internal maupun eksternal
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard Vulnerability Assesment), meliputi:
1. identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi,
2. menentukan peran Puskesmas jika terjadi bencana dgn tetap memperhatikan keberlangsungan layanan dan tindak lanjut terhadap bencana,
3. strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. manajemen sumber daya,
5. penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
7. manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Program persiapan bencana disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau melibatkan komunitas secara luas, khususnya nomer 3 sd 7
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat
• PROGRAM PENANGGULANGAN BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- IDENTIFIKASI RISIKO BENCANA INTERNAL & EKSTERNAL
- HAZARD VULNERABILITY ASSESSMENT
- PEMBENTUKAN TIM TANGGAP/ PENANGGULANGAN BENCANA
- PENYUSUNAN DISASTER PLAN
- EDUKASI & SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA
• DISASTER DRILL (SIMULASI DISASTER)
- strategi komunikasi jika terjadi bencana,
- manajemen sumber daya,
- penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
- identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
- manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana
• Tahapan siklus bencana
1. Tahap pencegahan; pada saat situasi normal, tidak terjadi bencana; dilakukan perencanaan dan mitigasi
2. Tahap Siap Siaga Bencana; pada saat situasi adanya potensi terjadinya bencana; dilakukan perencanaan dan Kontijensi
3. Tahap Tanggap Bencana; pada saat situasi terjadi bencana; dilakukan evakuasi
4. Tahap Pemulihan; pada saat pasca bencana; dilakukan rehabilitasi
• PERENCANAAN MANAJEMEN BENCANA (DISASTER PLAN)
- Kebijakan
- Latar belakang
- Analisa Risiko
- Peta rawan bencana
- Profil Puskesmas
- Pengorganisasian
- Tupoksi, SOP, Form
- Glossary Fasilitas
• KOMPONEN PROGRAM MANAJEMEN BENCANA
1. Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi (HVA),
2. Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
3. Strategi komunikasi jika terjadi bencana,
4. Manajemen sumber daya,
5. Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
6. Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
7. Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat yang tersedia
Penentuan kejadian
Pengembangan
ko n s e p skenario
Ris k Kaji ulang
Penetapan
Kebijakan Strategi
Ketersediaan sumber
Proyeksi Analisa kesenjangan daya
D is a s te r /Eks p o s ure kebutuhan
Rencana tindaklanjut
Formalisasi
Sumber:
“Pengantar Perencanaan Kontijensi” ole
Aktivasi Bakornas PBP
• KONTIJENSI; Kontijensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi
• Rencana Kontijensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada situasi kontijensi atau situasi yg belum tentu terjadi .
• Sebuah rencana kontijensi ada kemungkinan tidak dilakukan (diaktifkan) jika keadaan yang diprediksi tidak terjadi
• Prinsip2 Rencana Kontijensi:
- Dilakukan bersama sama dengan stake holder dan multi-sektor yang terlibat.
- Skenario dan tujuan disepakati.
- Dilakukan secara terus terang.
- Menetapkan peran dan tugas pelaku.
- Menyepakati konsensus.
- Dibuat untuk menghadapi keadaan darurat.
• SIMULASI DAN EVALUASI TAHUNAN
- Diprogramkan dan dilaksanakan Minimal setahun sekali
- Diikuti seluruh staf dan karyawan serta Komunitas secara luas
- Melakukan Debriefing seusai simulasi
- Menindak lanjuti Debriefing hasil simulasi
- Hasil debriefing didokumentasikan
• Tujuan simulasi dan evaluasi tahunan yaitu:
- Mengukur kinerja Seluruh komponen
- Identifikasi area yang perlu perbaikan
- Meningkatkan kemampuan staf dan karyawan menghadapi bencana
- Pemanfaatan sumber daya
- Implementasi: Program, prosedur, Kebijakan terkait
• Kegiatan simulasi bisa berupa emergency drill, workshop, seminar, table top, fullscale, dll
KRITERIA 1.4.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal identifikasi risiko
dan eksternal sesuai dengan letak geografis Puskesmas dan terjadinya bencana
akibatnya terhadap pelayanan. (D internal dan eksternal
sesuai dengan letak
geografis Puskesmas
dan akibatnya
terhadap pelayanan.
(D
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.5.
Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan melakukan evaluasi program pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran termasuk sarana evakuasi
POKOK PIKIRAN
• Setiap fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas mempunyai risiko terhadap terjadinya kebakaran
• Program pencegahan dan penanggulangan kebakaran perlu disusun sebagai wujud kesiagaan Puskesmas terhadap terjadinya kebakaran
• Yang dimaksud dengan sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik aktif mau pasif.
• Proteksi kebakaran aktif, contohnya APAR, sprinkler, detektor panas, dan detektor asap,
• Proteksi kebakaran secara pasif, contohnya: jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat, tempat titik kumpul aman.
• PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN; Menyusun rencana dan penjadwalan kegiatan :
a. Identifikasi risiko terhadap terjadinya kebakaran
- Menentukan lokasi yang berpotensi HAZARD kebakaran
- Menganalisa kemungkin yg meningkatkan VULNAREBILITY
- Menentukan tingkat RISK kebakaran gunakan HVA Tool
b. Inspeksi terhadap sistim proteksi kebakaran, ketersediaan sarana
c. Menguji dan memelihara sistim proteksi secara periodik
- Memeriksa kelengkapan , kondisi kelayakan sistim proteksi dan sarana penanganan kebakaran
- Memeriksa kelayakan sarana jalur dan tanda petunjuk arah evakuasi
- Uji coba terhadap sistim proteksi dan sarana penanggulangan kebakaran
- Memasang label tanda bahaya dilokasi risiko kebakaran
- Pemeriksaan, Pengujian dan pemeliharaan dilakukan periodik minimal sekali dalam setahun
- Evaluasi dan dokumentasikan, up date jika perlu
d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi & simulasi
Kegiatan edukasi meliputi:
- Memberi edukasi kepada karyawan Puskesmas dan masyarakat sekitar tentang pencegahan kebakaran dan pengamanan kebakaran
-- Mengikuti
Mengupayakan
seminarsosialisasi dalam
, lokakarya danbentuk poster,
pelatihan bagipamflet,
staf dandll
karyawan
Puskesmas
- Kegiatan bersifat periodik dan terjadwal
- Semua kegiatan di evaluasi dan didokumentasikan
Kegiatan simulasi penanganan kebakaran:
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menghadapi situasi TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menggunakan sarana penanggulangan kebakaran
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas melakukan EVAKUASI
- Melatih staf dan karyawan Puskesmas menangani korban
- Melakukan DEBRIEFING dan EVALUASI utk tindaklanjut
- Hasil simulasi, debriefing dan evaluasi didomentasikan
- Simulasi dan pelatihan merupakan kegiatan tahunan
-e.Puskesmas
Menerbitkan kebijakan larangan
menerbitkan Kebijakanmerokok
Larangan merokok
di area Puskesmas sesuai UU RI No.32 Th 2010
- Sosialisasi dan edukasikan kepada masyarakat tentang Bahaya merokok bagi Kesehatan dan bahaya kebakaran
- Pantau kepatuhan larangan merokok secara berkesinambungan
- Evaluasi pelaksanaan kepatuhan thd Larangan merokok, dan dokumentasikan
f. Memantau kepatuhan kebijakan larangan merokok
• Sistem Proteksi Aktif meliputi: 1) Fire Detector; antara lain: Smoke detector dengan alarm, sprinkle; 2) Fire Supressant; antara lain: APAR, Hidrant, Karung goni
• Sistem Proteksi Pasif meliputi: sarana evakuasi, alat bantu evakuasi, jalur dan tanda arah evakuasi, tanda titik kumpul
KRITERIA 1.4.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Dilakukan program pencegahan dan penanggulangan PROGRAM
kebakaran angka satu sampai angka empat huruf d pada PENGAMANAN
kriteria 1.4.1. (D, O, W) KEBAKARAN
EP 4 EP 4.Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas, SK Larangan Sosialisasi dan edukasi
pengguna layanan, dan pengunjung di area Puskesmas.(R). merokok di Kepada masyarakat
area tentang Bahaya
Puskesmas merokok bagi
Kesehatan dan bahaya
kebakaran
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.6.
Puskesmas menyusun program untuk menjamin ketersediaan alat kesehatan yang dapat digunakan setiap saat
POKOK PIKIRAN
• Penggunaan Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (ASPAK) oleh Puskesmas dilakukan untuk memastikan pemenuhan terhadap standar sarana, prasarana, dan alat kesehatan.
• Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus diinput dalam ASPAK dan divalidasi untuk menjamin kebenarannya
• Agar tidak terjadi keterlambatan atau gangguan dalam pelayanan, alat kesehatan harus tersedia, berfungsi dengan baik, dan siap digunakan saat diperlukan. Program yang dimaksud meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi s
panduan produk tiap alat kesehatan.
• Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi : kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi, dan fungsi alat
KRITERIA 1.4.6. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan SK inventarisasi
ASPAK.(R). alat sesuai
ASPAK
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.7.
Puskesmas menyusun dan melaksanakan program untuk memastikan semu sistem utilitas berfungsi dan mencegah terjadinya ketidaktersediaan, kegagalan, atau kontaminasi
POKOK PIKIRAN
• Sistem utilitas meliputi air, listrik, gas medis dan sistem penunjang lainnya seperti genset, panel listrik, perpipaan air dan lainnya.
• Program pengelolaan sistem utilitas perlu disusun untuk menjamin ketersediaan dan keamanan dalam menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas
• Sumber air adalah sumber air bersih dan air minum.
• Sumber air dan listrik cadangan perlu disediakan untuk pengganti jika terjadi kegagalan air dan/ atau listrik.
• Puskesmas harus menyediakan cadangan sumber air, listrik dan gas medis selama 7 hari 24 jam sesuai kebutuhan.
• Prasarana air, listrik, dan prasarana penting lainnya, seperti genset, perpipaan air, panel listrik, perlu diperiksa dan dipelihara untuk menjaga ketersediaannya dalam mendukung kegiatan pelayanan.
• Prasarana air bersih perlu dilakukan pemeriksaan seperti, uji kualitas air secara periodik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
• PROGRAM PENGELOLAAN SISTEM UTILITAS
- Ketersediaan listrik, air, gas medis
- Identifikasi area berisiko kegagalan listrik, air
- Pemeriksaan kualitas air
- Identifikasi & Ketersediaan sistem utilitas kunci yang lain
- Pemeliharaan system utilitas
• Program pemeliharaan meliputi
a. Pemeliharaan Tidak Terencana; Pemeliharaan darurat
b. Pemeliharaan Terencana
1. Pemeliharaan Pencegahan meliputi:
- Pemeriksaan termasuk penyetelan dan pelumasan, Lihat, rasakan dengarkan, Pemeliharaan Waktu berhenti
- Penggantian komponen minor yaitu pekerjaan yang timbul langsung dari pemeriksaan, Pemeliharaan waktu berjalan
2. Pemeliharaan Korektif meliputi:
- Reparasi minor yang tidak ditemukan waktu pemeriksaan
- Overhaul terencana
KRITERIA 1.4.7. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Dilaksanakan program pengelolaan sistem utilitas dan PROGRAM implementasi
sistem penunjang lainnya sesuai huruf f pada kriteria 1.4.1.(R). PENGELOLAAN PROGRAM
SISTEM PENGELOLAAN
UTILITAS SISTEM
UTILITAS; Uji
coba sumber
air Dan listrik
cadangan
EP 2 EP 2.Sumber air, listrik dan gas medik tersedia selama 7 hari 24 Sumber air, listrik dan Sumber air,
jam untuk pelayanan di Puskesmas. (D,O) gas medik tersedia listrik dan gas
selama 7 hari 24 jam medik tersedia
untuk pelayanan di selama 7 hari
Puskesmas. 24 jam untuk
pelayanan di
Puskesmas.
Jumlah 0
KRITERIA 1.4.8
Puskesmas menyusun dan melaksanakan pendidikan Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) bagi petugas
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka meningkatkan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan dalam pelaksanaan Manajemen Fasilitas Dan Keselamatan (MFK) perlu dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran mereka dalam men
bagi pasien, petugas, dan masyarakat.
• Pendidikan petugas dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house training/workshop/lokakarya.
• Pendidikan petugas sebagaimana dimaksud tertuang dalam rencana program pendidikan manajamen fasilitas dan keselamatan
KRITERIA 1.4.8. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Ada rencana program pendidikan Manajemen Fasilitas PROGRAM SOSIALISASI
dan Keselamatan bagi petugas.(R). DIKLAT MFK PROGRAM MFK
DIKLAT TERKAIT MFK
(lihat 6 program)
Jumlah 0
• Bentuknya dapat berupa pemantauan dan evaluasi, supervisi, lokakarya mini, audit internal, dan rapat tinjauan manajemen.
• Indikator kinerja adalah indikator untuk menilai cakupan kegiatan dan manajemen Puskesmas
• Indikator kinerja untuk tiap jenis pelayanan dan kegiatan perlu disusun, dipantau dan dianalisis secara periodik sebagai bahan untuk perbaikan kinerja dan perencanaan periode berikutnya
• Indikator-indikator kinerja tersebut meliputi:
- Indikator kinerja Manajemen Puskesmas
- Indikator kinerja cakupan pelayanan UKM yang mengacu pada indikator nasional seperti Program Prioritas Nasional, indikator yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Daerah Propinsi dan Indikator yang ditetapkan oleh Dinas Keseh
KRITERIA 1.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Ditetapkan indikator kinerja Puskesmas sesuai dengan jenis- SK Jenis
jenis pelayanan yang disediakan dan kebijakan pemerintah Pelayanan di
Pusat dan Daerah (R) Puskesmas
SK Penetapan
Indikator Mutu
Kinerja
(Manajemen,
UKM, UKP)
EP 6 6. Hasil pengawasan, pengendalian dan penilaian kinerja dalam Bukti pelaporan PKP
bentuk Laporan Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP), serta upaya ke Dinkes
perbaikan kinerja dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Daerah Verifikasi dan umpan
Kabupaten/ Kota (D) balik dari Dinkes
Jumlah 0
KRITERIA 1.5.2
Lokakarya mini lintas program dan lokakarya mini lintas sektor dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
POKOK PIKIRAN
• Proses maupun hasil pelaksanaan upaya Puskesmas perlu dikomunikasikan oleh Kepala Puskesmas, Penanggung jawab Upaya baik KMP, UKM, dan UKPP kepada serta lintas program dan lintas sektor terkait agar ada kesamaan
pelaksanaan upaya Puskesmas.
• Komunikasi dan koordinasi Puskesmas melalui Lokakarya mini bulanan lintas program dan Lokakarya mini triwulan lintas sektor dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
• Lokakarya mini bulanan digunakan untuk : menyusun secara lebih terinci kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mendatang, khususnya dalam waktu, tempat, sasaran, pelaksana kegiatan, dukungan (lint
diperlukan, serta metode dan teknologi yang digunakan; menggalang kerjasama dan keterpaduan serta meningkatkan motivasi petugas.
• Lokakarya mini triwulan digunakan untuk : menetapkan secara konkrit dukungan lintas sektor yang akan dilakukan selama 3 (tiga) bulan mendatang, melalui sinkronisasi/harmonisasi RPK antar-sektor (antar-instansi) dan kesatup
kerjasama, komitmen, dan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan; meningkatkan motivasi dan rasa kebersamaan dalam melaksanakan pembangunan masyarakat kecam
KRITERIA 1.5.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Dilakukan lokakarya mini bulanan dan tribulanan secara Jadwal lokakarya mini
konsisten dan periodik untuk mengkomunikasikan, bulanan dan tri
mengkoordinasikan dan mengintegrasikan upaya – upaya bulanan
Puskesmas (D,W) Undangan
Daftar Hadir
Foto kegiatan
Notulen lokakarya
mini
Jumlah 0
KRITERIA 1.5.3
Kepala Puskesmas dan penanggung jawab melakukan pengawasan, pengendalian kinerja, dan kegiatan perbaikan kinerja melalui audit internal dan rapat tinjauan manajemen yang terencana sesuai dengan masalah kesehatan prio
maupun rencana pengembangan pelayanan
POKOK PIKIRAN
• Kinerja Puskesmas yang dilakukan perlu dipantau apakah mencapai target yang ditetapkan, yang dapat dilakukan melalui audit internal dan tinjauan manajemen
• Audit internal merupakan salah satu mekanisme pengawasan dan pengendalian yang dilakukan secara sistematis oleh tim audit internal yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas
• Jika ada permasalahan yang ditemukan dalam audit internal tetapi tidak dapat diselesaikan sendiri oleh pimpinan dan pegawai Puskesmas, maka permasalahan tersebut dapat dirujuk ke Dinas Kesehatan daerah Kabupaten/Kota u
EP 3 3. Ada laporan dan umpan balik hasil audit internal kepada Laporan hasil Audit
Kepala Puskesmas, Tim Mutu, pihak yang diaudit dan unit Internal
terkait. (D) Umpan balik Auditor,
berupa temuan,
rekomendasi dan RTL
EP 4 4. Tindak lanjut dilakukan terhadap temuan dan rekomendasi Bukti tindak lanjut
dari hasil audit internal baik oleh kepala Puskesmas, rekomendasi oleh
penanggung jawab maupun pelaksana. (D) pelaksana,
mengetahui PJ dan
Kepala Puskesmas
Bukti monitoring
tindak lanjut oleh
Auditor
EP 5 5. Kepala Puskesmas bersama dengan Tim Mutu merencanakan SOP Undangan PTM
pertemuan tinjauan manajemen dan pelaksanaan pertemuan Pertemuan Daftar hadir
tinjauan manajemen dilakukan dengan agenda sebagaimana Tinjauan Dokumentasi kegiatan
pokok pikiran. (D, W) Manajemen Laporan hasil PTM
(PTM)
STANDAR
PERAN 1.6.KESEHATAN KAB/KOTA
DINAS
KRITERIA 1.6.1
Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam rangka perbaikan kinerja Pu
POKOK PIKIRAN
• Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawab, Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan bimbingan teknis dan supervisi, pemantauan evaluasi, dan pelaporan serta peningkatan mutu pelayanan kesehat
• Pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota dalam hal penyelenggaraan Puskesmas mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan hingga evaluasi kinerja Puskesmas
• Pembinaan tersebut dilaksanakan secara periodik termasuk pembinaan dalam rangka pencapaian target PIS PK, target Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Program Prioritas Nasional (PPN), serta pemenuhan standar akreditasi
• Tugas pembinaan meliputi: pendampingan persiapan penilaian untuk survei akreditasi termasuk pra survei, pendampingan pasca survei dalam rangka tindaklanjut hasil rekomendasi surveiior (penyusunan PPS), pembinaan mutu p
KRITERIA 1.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan struktur SK struktur
organisasi Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan organisasi
perundang-undangan. (R) Puskesmas
EP 4 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota melakukan Pada saat dilakukan
pendampingan penyusunan Rencana Usulan Kegiatan pendampingan
Puskesmas dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan. (D, W) pengisian,
ditambahkan satu
kolom rencana
pelaksanaan
kegiatannya sbg
bahan utk monitoring
progress pencapaian
PPS
EP 5 Ada bukti Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/ Kota HASIL MINLOK JIKA
menindaklanjuti pelaksanaan lokakarya mini Puskesmas yang ADA REKOMENDASI
menjadi wewenang dalam rangka membantu menyelesaikan UTK
masalah kesehatan yang tidak bisa diselesaikan di tingkat DITINDAKLANJUTI
Puskesmas. (D, W) OLEH DINKES MAKA
DIBUATKAN SURAT
DAN LAMPIRKAN
NOTULEN
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 840
CAPAIAN 0
ko pelayanan, dan ketentuan peraturan perundang-
SIMULASI REKOMENDASI
n Puskesmas serta akses terhadap pelayanan dan
SIMULASI REKOMENDASI
erundangan yang berlaku
n jabatan
SIMULASI REKOMENDASI
dan dokumen bukti rekaman pelaksanaan kegiatan
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
gkat kebijakan di Dinas Kesehatan daerah kabupaten/kota
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
madai dan ketentuan perundangan
yimpanan .
SIMULASI REKOMENDASI
gan 6) yang telah diuraikan di bagian c kriteria 1.5.1.
meliputi:
sediaan sumber
daya
er:
antar Perencanaan Kontijensi” oleh
nas PBP
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
an dan penilaian kinerja puskesmas dapat berupa
SIMULASI REKOMENDASI
terkait agar ada kesamaan persepsi untuk efektivitas
SIMULASI REKOMENDASI
gan masalah kesehatan prioritas, masalah kinerja, risiko,
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB II. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 2.1
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan masyarakat, data hasil penilaian kinerja Pus
memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota.
KRITERIA 2.1.1.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor sesuai dengan analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, data hasil penilaia
memperhatikan hasil pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) dan capaian target Standar Pelayanan Minimal (SPM) daerah Kabupaten/Kota
POKOK PIKIRAN
• Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM dilakukan dengan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa maupun melalui pertemuan pertemuan konsultatif lainnya dengan masyarakat sep
muka, survei mawas diri, survei kepuasan masyarakat dan media lainnya.
• Pelaksanaan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat mengacu pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
• Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang telah dianalisis dan dibahas bersama lintas program dan lintas sektor dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Data capaian kinerja pelayanan UKM dianalisis dengan memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK dan SPM dan dibahas dengan LP dan LS sebagai dasar dalam penyusunan RUK UKM Puskesmas.
• Kegiatan-kegiatan dalam setiap pelayanan UKM di Puskesmas disusun oleh pelaksana dan koordinator pelayanan UKM mengacu pada hasil analisis data kinerja dengan memperhatikan data PIS PK, analisis capaian SPM daerah Ka
acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dengan mengutamakan program prioritas nasional.
• Dalam standar ini, kata “pelayanan” digunakan untuk menggantikan kata “program”, contoh: Program Promkes menjadi Pelayanan Promkes.
• Tatacara dan Siklus Penyusunan RUK mengacu PMK 44/2016 TTG MANAJEMEN PKM dan kebijakan yg dikeluarkan masing-masing daerah
P1
PENCAPAIAN/KINERJA RUK
RPK
(Tahunan)
P2 RPKB
P3
P3
KRITERIA 2.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat, Ada SK, SOP Ada laporan dan bukti
kelompok masyarakat, keluarga dan individu yang merupakan Identifikasi telah dilakukan
sasaran pelayanan UKM sesuai dengan kebijakan dan prosedur Kebutuhan dan identifikasi kebutuhan
yang telah ditetapkan. (R,D, W)) Harapan dan harapan
Masyarakat masyarakat
(dikumpulkan dari
berbagai sumber atau
sesuai SOP atau KAK)
EP 2 Hasil identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat dianalisis Ada hasil dan bukti
bersama dengan lintas program dan lintas sektor sebagai telah dilakukan
bahan untuk pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan analisis (Sesuai SOP
UKM. (D,W) atau KAK atau PMK
44/2016)
EP 3 Data capaian kinerja pelayanan UKM Puskesmas dianalisis Ada data capaian
bersama lintas program dan lintas sektor dengan kinerja UKM, ada hasil
memperhatikan hasil pelaksanaan PIS PK sebagai bahan untuk analisis (Sesuai SOP
pembahasan dalam menyusun rencana kegiatan yang berbasis atau KAK atau PMK
wilayah kerja. (D,W) 44/2016) serta bukti
pendukung proses.
EP 4 Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK) UKM yang disusun Tersedia RUK UKM
secara terpadu berbasis wilayah kerja Puskesmas berdasarkan (Sesuai tahun atau
hasil analisis kebutuhan dan harapan masyarakat, hasil siklus perencanaan )
pembahasan analisis data capaian kinerja pelayanan UKM Ada bukti proses
dengan memperhatikan hasil pelaksanaan kegiatan PIS PK penyusunan
(D,W)
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.2.
Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas memuat kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, dimana proses kegiatan Pemberdayaan Masya
masyarakat sendiri dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Pelaksana kegiatan, koordinator pelayanan, dan penanggung jawab UKM Puskesmas wajib memfasilitasi kegiatan yang berwawasan kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi
melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat.
• Perencanaan pemberdayaan masyarakat terintegrasi dengan Profil Kesehatan Keluarga (Prokesga) melalui pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK).
• Bentuk pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui kegiatan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Komunitas Peduli Kesehatan R
HIV/AIDS, Peduli TB, Komunitas peduli kesehatan ibu dan anak, dan seterusnya dan/atau melalui kegiatan di tatanan-tatanan seperti sekolah, pesantren, pasar, tempat ibadah dan lain-lain.
KRITERIA 2.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat kegiatan fasilitasi pemberdayaan masyarakat yang 1.Ada kegiatan
dituangkan dalam RUK dan RPK Puskesmas dan sudah Fasilitasi
disepakati bersama masyarakat sesuai dengan kebijakan dan Pemberdayaan
prosedur yang telah ditetapkan. (D, W) Masyarakat yang
tertuang dalam RUK &
RPK (tahun berjalan
sesuai siklus
perencanaan )
2.Ada bukti proses
penyusunan
(DAUN/GAUN)
EP 4 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan 1.Ada data cakupan
pemberdayaan masyarakat. (D) kegiatan, ada hasil
evaluasi dan rumusan
RTL (tertulis)
2.Ada bukti proses
evaluasi dan RTL
Jumlah 0
KRITERIA 2.1.3.
Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Pelayanan UKM terintegrasi lintas program dan mengacu pada Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Perencanaan pelayanan UKM Puskesmas disusun secara terintegrasi lintas program agar efektif dan efisien serta melalui tahapan perencanaan Puskesmas.
• Penyusunan RPK harus mengacu pada RUK. Jika sebagian kegiatan yang direncanakan dalam RUK tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan sumber daya, maka dimungkinkan sebagian kegiatan yang tercantum dalam RUK tida
• RPK pelayanan UKM menggambarkan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan kegiatan setiap bulan.
• RPK pelayanan UKM dimungkinkan untuk diubah/ disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan dan kondisi – kondisi sesuai peraturan perundangan-undangan.
• RPK pelayanan UKM dirinci dalam RPK untuk masing-masing pelayanan UKM dan disusun Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan dari masing-masing pelayanan UKM.
KRITERIA 2.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) tahunan UKM 1.Tersedia RPK UKM
yang terintegrasi dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
tahunan Puskesmas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (R) 2.Tersedia
Dokumen RPK
Tahunan Puskesmas
(sesuai tahun berjalan
atau mengikuti siklus
perencanaan PMK
44/2016)
EP 3 Tersedia Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) untuk tiap kegiatan Tersedia KAK setiap
dari masing-masing Pelayanan UKM sesuai dengan RPK yang kegiatan UKM
disusun (R)
EP 4 Dilakukan evaluasi terhadap rencana pelaksanaan pelayanan Ada hasil evaluasi dan
UKM berdasarkan hasil pemantauan (D.W) bukti proses evaluasi
(rapat/diskusi, dll)
EP 5 Jika terjadi perubahan rencana pelaksanaan pelayanan UKM JIKA ada perubahan
berdasarkan hasil pemantauan, kebijakan atau kondisi tertentu rencana --> tersedia
maka dilakukan penyesuaian rencana pelaksanaan kegiatan rencana penyesuaian
(D) dimaksud dan alasan
perubahannya
Jumlah 0
STANDAR 2.2.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan kemudahan akses sasaran dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan UKM
KRITERIA 2.2.1
Penjadwalan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas disepakati bersama dengan memperhatikan masukan sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor yang dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan
POKOK PIKIRAN
• Jadwal pelaksanaan kegiatan disusun berdasarkan masukan dari sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait dan disepakati bersama. Jadwal tersebut memuat waktu, tempat dan sasaran
• Agar sasaran, masyarakat, lintas program dan lintas sektor berperan aktif dalam kegiatan, maka jadwal pelaksanaan kegiatan UKM harus disampaikan kepada sasaran, masyarakat, kelompok masyarakat, lintas program dan lintas
memanfaatkan media komunikasi yang sudah ditetapkan.
• Bilamana dilakukan perubahan jadwal, informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan UKM harus disepakati dan diinformasikan dengan jelas dan tempat kegiatan mudah diakses oleh sasaran kegiatan UKM, masyarak
KRITERIA 2.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia jadwal pelaksanaan kegiatan UKM yang disusun 1.Ada jadwal
berdasarkan hasil kesepakatan dengan sasaran, masyarakat, pelaksanaan kegiatan
kelompok masyarakat, lintas program dan lintas sektor terkait. UKM (UKM esensial
(D,W) dan Pengembangan)
2.Ada bukti proses
peyusunan bersama
Jumlah 0
KRITERIA 2.2.2
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM memastikan akses sasaran dan masyarakat terhadap informasi, kegiatan UKM, dan akses untuk menyampaikan umpan balik dan keluhan.
POKOK PIKIRAN
• Informasi tentang kegiatan UKM Puskesmas, tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan, perlu disampaikan pada lintas program dan lintas sektor terkait agar mereka dapat optimal berkontribusi dalam pencapaian tujuan kegiatan U
• Kejelasan informasi yang disampaikan perlu dievaluasi, yaitu evaluasi terhadap penerimaan informasi oleh sasaran dan pemberian informasi yang dilaksanakan Puskesmas.
• Akses sasaran terhadap kegiatan perlu dievaluasi dan ditindaklanjuti untuk perbaikan dalam mempermudah akses dan penyediaan kegiatan UKM.
• Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran kegiatan diperlukan umpan balik dan keluhan dari masyarakat dan sasaran kegiatan untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan keg
• Umpan balik dan keluhan ditindak lanjuti dengan pembahasan atau pertemuan konsultatif dengan tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, masyarakat atau individu yang merupakan sasaran melalui forum-forum yang ada di m
KRITERIA 2.2.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penyampaian informasi tentang kegiatan UKM 1.Ada rincian kegiatan
Puskesmas, mulai dari tujuan, pentahapan, dan jadwal kegiatan UKM, tujuannya,
pada kelompok masyarakat, masyarakat, sasaran, lintas tahap pelaksanaan
program dan lintas sektor terkait. (D,W) dan jadwal kegiatan
2.Tersedia bukti
penyampaian kepada
sasaran, masyarakat,
kelompok , LP dan LS
terkait
EP 2 Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan metode dan teknologi 1.Kegiatan UKM
yang dikenal oleh masyarakat atau sasaran. (D,W) dilaksanakan dengan
metode/tehnologi
yang sudah dikenal
(sesui Juknis, Juklak,
PMK, dll) yang
dituangkan dalam
KAK, SOP, dll
2.Tersedia bukti
pelaksanaan kegiatan.
Jumlah 0
STANDAR 2.3.
Penggerakan dan Pelaksanaan Pelayanan UKM dilakukan dan dikoordinasikan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.
KRITERIA 2.3.1.
Dilakukan komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Keberhasilan pelaksanaan pelayanan UKM hanya dapat dicapai jika dilakukan komunikasi dan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor terkait mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, perbaikan dan evaluasi pelak
• Berbagai mekanisme komunikasi dan koordinasi dapat dilakukan antara lain melalui pertemuan-pertemuan, lokakarya mini, dan penggunaan media/tekhnologi informasi.
• Kebijakan, dan prosedur komunikasi dan koordinasi dalam penyelenggaraan pelayanan UKM perlu ditetapkan dan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana Ada kebijakan, Ada bukti koordinasi
kegiatan UKM Puskesmas melakukan komunikasi dan panduan dan dan komunikasi oleh
koordinasi kepada lintas program dan lintas sektor terkait SOP ttg PJ UKM, koordinator
sesuai kebijakan, panduan dan prosedur yang ditetapkan. koordinasi dan dan pelaksana
(D,W) komunikasi
Jumlah 0
STANDAR 2.4
Pelayanan UKM dilaksanakan dengan metode pembinaan secara berjenjang agar efisien dan efektif dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
KRITERIA 2.4.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan, pencapaian kinerja, pelaksanaan kegiatan UKM, dan penggunaan sumber daya,
POKOK PIKIRAN
• Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan kegiatan UKM Puskesmas mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan dukungan bagi pelaksana kegiatan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Arahan dapat
pembinaan, pendampingan, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Pembinaan penanggung jawab UKM Puskesmas kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM meliputi pemahaman pelaksanaan kegiatan, termasuk pembinaan terhadap masalah dan hambatan yang ditemui dala
mulai dari identifikasi, analisis sampai dengan upaya penyelesaian masalah dalam pelaksanaan kegiatan UKM.
• Penanggung jawab UKM, koordinator dan pelaksana pelayanan UKM melakukan tindak lanjut dan evaluasi terhadap hasil analisis masalah dan hambatan dalam pelaksanaan pelayanan UKM.
KRITERIA 2.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penanggung jawab UKM melakukan pembinaan kepada 1. Ada jadwal
koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM secara pembinaan yang
periodik sesuai dengan jadwal yang disepakati.(D,W) direncanakan oleh PJ
UKM ke koordinator
dan pelaksana UKM
2. Tersedia bukti
pembinaan PJ ke
koordinator dan
pelaksana sesuai
jadwal yg telah dibuat
(catatan pembinaan,
diskusi, rapat,
presensi, ceklist, foto,
dll)
Jumlah 0
STANDAR 2.5
Pelaksanaan pelayanan UKM diperkuat dengan PIS-PK
KRITERIA 2.5.1.
Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bersama dengan Tim Pembina Keluarga melaksanakan pemetaan dan intervensi kesehatan berdasarkan permasalahan keluarga sesuai dengan jadwal y
POKOK PIKIRAN
• Kegiatan Kunjungan Keluarga yang dilaksanakan oleh Tim Pembina Keluarga digunakan untuk menyampaikan Komunikasi Informasi dan Edukasi kepada keluarga sebagai intervensi awal dan didokumentasikan.
• Dokumentasi hasil kunjungan keluarga dilakukan dengan dientry pada aplikasi keluarga sehat dan atau pada profil keluarga sehat (Prokesga).
• Dokumentasi hasil kunjungan dapat berupa hasil intervensi awal dan hasil intervensi lanjut.
• Dokumentasi hasil kunjungan awal dan hasil intervensi (pemutakhiran/update) dokumentasi dilakukan oleh tim data Puskesmas (admin dan surveior).
• Tim pembina keluarga menyampaikan informasi dan laporan hasil kunjungan keluarga serta berkoordinasi dengan penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM agar dapat dilakukan analisis da
• Tim Pembina keluarga adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang dibentuk oleh Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Kepala Puskesmas.
• Kegiatan UKM melalui PIS PK sebagai bentuk intervensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disepakati dengan masyarakat yang menjadi sasaran
KRITERIA 2.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dibentuk Tim Pembina Keluarga, tenaga administrasi dan Ada Tim
surveior dengan uraian tugas yang jelas. (R) pembina
keluarga yang
sudah
dibentuk,
tenaga admin
dan surveior
dengan uraian
tugas yang
jelas
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.2.
Intervensi lanjut ditujukan pada wilayah kerja Puskesmas berdasarkan permasalahan yang sudah dipetakan dan dilaksanakan terintegrasi dengan pelayanan UKM Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Penyusunan rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan lintas program dan dapat melibatkan lintas sektor terkait, didasarkan pada analisis IKS awal.
• Intervensi sesuai dengan hasil analisis dan pemetaan antara lain dilakukan melalui kegiatan UKM (termasuk yang bersifat inovatif), pengorganisasian masyarakat dalam bentuk UKBM dan tatanan-tananan (sekolah, pesantren, pas
• Perbaikan dan evaluasi PIS PK di tingkat Puskesmas dilaksanakan mulai dari tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal, pelaksanaan analisis Indeks Keluarga Sehat (IKS) awal, pelaksanaan
perubahan IKS.
• Rencana intervensi lanjut terintegrasi dengan rencana pelaksanaan kegiatan masing-masing pelayanan UKM Puskesmas.
• Dalam perbaikan dan evaluasi dilaksanakan proses verifikasi yang bertujuan untuk menjamin kebenaran serta keakuratan pelaksanaan PIS PK sesuai dengan hasil pelatihan serta informasi kondisi kesehatan setiap keluarga yang
aplikasi dapat dipertanggungjawabkan
KRITERIA 2.5.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tim pembina keluarga bersama dengan penanggung jawab 1. Hasil analisis awal
UKM melakukan analisis IKS awal dan pemetaan masalah di dan pemetaan
tiap tingkatan wilayah, sebagai dasar dalam menyusun rencana wilayah PIS PK
intervensi lanjut secara terintegrasi lintas program dan dapat 2. Ada rencana
melibatkan lintas sektor terkait (D, W) intervensi lanjut
3. Tersedia bukti
proses analisis dan
pemetaan dimaksud
(DAUN/GAUN) ----
dianggap jelas
EP 2 Rencana intervensi lanjut dikomunikasikan dan dikoordinasikan 1.Ada rencana
dalam lokakarya mini bulanan dan lokakarya triwulan intervensi lanjut
Puskesmas.(D,W) sebagai bahan yang
akan di sampaikan
2. Bukti
dikomunikasikan dan
dikoordinasikan
Minilokakarya
(DAUN/GAUN) ----
jelas tdk perlu contoh
3. Bukti
dikomunikasikan dan
dikoordinasikan
Tribulanan dengan LS
(DAUN/GAUN) ---jelas
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan pada setiap 1. Data capaian,
tahapan PIS PK antara lain melalui supervisi, laporan, lokakarya cecklist supervisi,
mini dan pertemuan-pertemuan penilaian kinerja.(D,W) monitoring, laporan
kegiatan sebagai
bahan evaluasi dan
RTL 2. Hasil
evaluasi dan tindak
lanjut perbaikan
(dokumen, laporan
evaluasi dll)
3. Bukti Proses
evaluasi Hasil evaluasi
dan tindak lanjut
perbaikan (laporan,
dll)—DAUN/GAUN ---
dianggap jelas tidak
perlu contoh
EP 6 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM 1. Laporan hasil
melaksanakan intervensi lanjut dan melaporkan hasil yang intervensi lanjut
telah dilaksanakan kepada tim pembina keluarga dan 2. Bukti
selanjutnya dilakukan pemuktahiran/update dokumentasi. (D, pemutakhiran data
W) PIS-PK
Jumlah 0
KRITERIA 2.5.3.
Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) sebagai bagian dari intervensi lanjut dalam bentuk peran serta masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat
hidup.
• Kegiatan Germas merupakan bagian terintegrasi dari intervensi lanjut terhadap masalah-masalah kesehatan yang diidentifikasi dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat dilihat dari perubahan IKS tingkat ke
semakin membaik.
• Germas bertujuan agar masyarakat terjaga kesehatan, tetap produktif, hidup dalam lingkungan yang bersih, ditandai dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : peningkatan edukasi hidup sehat, peningkatan kualitas lingkungan
deteksi dini penyakit, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan perilaku hidup sehat dan peningkatan aktivitas fisik.
• Sasaran Germas adalah sasaran untuk masing-masing kegiatan Germas, yaitu seluruh lapisan masyarakat, termasuk individu, keluarga dan masyarakat untuk mempraktikkan pola hidup sehat sehari-hari.
• Puskesmas berperan dalam mensukseskan Germas antara lain melalui kegiatan pemberdayaan individu dan keluarga yang diukur melalui Indeks individu dan keluarga sehat, pemberdayaan masyarakat yang diukur dengan terbe
pembangunan wilayah berwawasan kesehatan yang diukur dengan Indeks Masyarakat Sehat dan Indeks Tatanan Sehat.
KRITERIA 2.5.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya sasaran Germas dalam pelaksanaan kegiatan Ada SK
UKM Puskesmas oleh Kepala Puskesmas. (R) penetapan
sasaran germas
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan 1. Ada data capaian,
pembinaan gerakan masyarakat hidup sehat. (D,W) hasil monitoring,
supervisi serta hasil
evaluasi dan tindak
lanjut 2.
Tersedia bukti
evaluasi dan tindak
lanjut
(DAUN/GAUN,
laporan kunjungan
lapangan, dll)
----cukup jelas
Jumlah 0
STANDAR 2.6.
Penyelenggaraan UKM Esensial
KRITERIA 2.6.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Promosi Kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Promosi Kesehatan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama yaitu:
- Presentasi posyandu aktif,
- Terbentuknya tatanan sehat sesuai dengan pedoman
- Melakukan proses pemberdayaan masyarakat.
• Persentase Posyandu Aktif adalah posyandu yang mampu melaksanakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan caku
50% dan melakukan kegiatan tambahan.
• Terbentuknya Tatanan Sehat sesuai dengan pedoman adalah upaya yang dilakukan petugas Puskesmas dalam membentuk tatanan/tempat yang mengupayakan kesehatan dengan melakukan proses untuk memberdayakan masy
menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan sehat serta menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Contoh : rumah tangga seh
• Melakukan Proses Pemberdayaan Masyarakat adalah memfasilitasi proses pemberdayaan masyarakat dengan tahapan :
- pengenalan kondisi desa/kelurahan;
- survei mawas diri;
- musyawarah di desa/kelurahan;
- perencanaan partisipatif;
- pelaksanaan kegiatan; dan
- pembinaan kelestarian
KRITERIA 2.6.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Promosi 1.Ada data capaian
Kesehatan sesuai dengan yang diminta dalam pokok pikiran. Kinerja Promkes
(R,D). sesuai (bulanan,
tigabulanan dan
tahunan 2.
Ada Indikator Kinerja
Promkes (Tahunan
dan bulanan)
EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Promosi Kesehatan Promkes sesuai RPK
sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum di dalam 2. Ada jadwal
RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan kerangka acuan pelaksanaan
kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) (Bulanan) 3.
Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1. Ada rencana atau
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator jadwal pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK. (D,W) lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.2.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Lingkungan diukur dengan 3 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Jumlah desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
- Persentasi Fasilitas Umum (TFU) yang memenuhi syarat kesehatan dan;
- Persentasi Tempat Pengolahan Pangan (TPP) yang memenuhi syarat kesehatan.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Kesehatan Lingkungan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sebagai berikut:
- pemicuan, pendampingan verifikasi desa STBM serta update data, dan lain-lain
- melakukan inspeksi kesehatan lingkungan TFU dan TPP, pembinaan, update data dan lain-lain
- upaya-upaya promotive dan preventif sesuai dengan indikator tambahan yang ditetapkan oleh Puskesmas yang mengacu pada pedoman/panduan dan atau ketentuan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan .
KRITERIA 2.6.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian
Kesehatan Lingkungan (R.D) Kinerja Kesling sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesling
(Tahunan dan
bulanan)
EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Kesehatan Kesling sesuai RPK
Lingkungan sebagaimana pokok pikiran, yang sudah tercantum 2. Ada jadwal
di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan kerangka pelaksanaan
acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) (Bulanan) 3.
Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1. Ada rencana atau
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator jadwal pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.3.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Kesehatan Keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Kesehatan Keluarga diukur dengan 5 (tiga) indikator utama, yaitu:
- Presentasi ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal terpadu
- Presentasi balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal
- Presentasi remaja yang mendapatkan pelayanan kesehatan peduli remaja
- Presentasi calon pengantin yang mendapatkan pelayanan kesehatan
- Presentasi lanjut usia yang mendapatkan pelayanan.
• Pelayanan Kesehatan Balita sebagaimana dalam standar pelayanan minimal:
- Penimbangan berat badan
- Pengukuran panjang badan/tinggi badan
- Pemantauan perkembangan
- Imunisasi
- Pemberian vitamin A
- Pelayanan balita sakit
• Kriteria Puskesmas mampu laksana Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) jika memenuhi kriteria:
- ada tenaga terlatih/terorientasi PKPR
- ada pedoman PKPR
- menyediakan layanan konseling bagi remaja
• Pelayanan kesehatan reproduksi Calon Pengantin (Catin) minimal meliputi:
- anamnesa
- pemeriksaan fisik
- pemeriksaan status gizi
- pemeriksaan darah (hb, golongan darah)
- skrining imunisasi TT
- KIE Kesprocatin
KRITERIA 2.6.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian
Kesehatan Keluarga (R.D) Kinerja Kesga sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Kesga
(Tahunan dan
bulanan)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1. Ada rencana atau
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator jadwal pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.4
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Gizi
POKOK PIKIRAN
• Ibu hamil KEK apabila tidak ditangani akan berisiko melahirkan bayi Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) yang menjadi salah satu penyumbang masalah stunting.
• ASI Eksklusif merupakan salah satu standar emas Pemberian Makan Bayi dan Anak yang akan berkontribusi berkurangnya kejadian Gizi Kurang dan stunting.
• Surveilan gizi berupaya memantau secara terus menerus masalah-masalah yang terjadi agar bila ada masalah cepat tertangani dan menjadi dasar untuk perencanaan yang baik
• Cakupan UKM Esensial Gizi diukur dengan 3 (tiga) indikator utama :
- Puskesmas melaksanakan Surveilans Gizi
- presentasi bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif.
- pelaksanaan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita.
• Untuk mencapai kinerja pelayanan UKM Esensial Gizi dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Gizi
KRITERIA 2.6.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial Gizi (R.D) 1. Ada data capaian
Kinerja Gizi sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja Gizi (Tahunan
dan bulanan)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1. Ada rencana atau
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator jadwal pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 2.6.5
Cakupan dan pelaksanaan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
POKOK PIKIRAN
• Cakupan UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diukur dengan 3 (tiga) indikator utama berdasarkan prioritas masalah di Puskesmas yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan kebijakan, pedoman dan panduan yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindaklanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM esensial dan upaya pencapaian kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang telah dilakuka
KRITERIA 2.6.5. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM esensial 1. Ada data capaian
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (R.D) Kinerja P2P sesuai
kebijakan puskesmas
(bulanan, tigabulanan
dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja P2P (Tahunan
dan bulanan)
EP 2 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana kerja
mencapai kinerja pelayanan UKM esensial Pencegahan dan P2P sesuai RPK
Pengendalian Penyakit sebagaimana pokok pikiran, yang sudah 2. Ada jadwal
tercantum di dalam RPK sesuai dengan kebijakan, prosedur dan pelaksanaan
kerangka acuan kegiatan yang telah ditetapkan (D.W.O) (Bulanan) 3.
Tersedia bukti proses
pelaksanaan
(DAUN/GAUN ,
catatan pelaksanaan,
dll---cukup jelas)
EP 3 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1. Ada rencana atau
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator jadwal pemantauan
dan upaya yang telah dilakukan (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil pemantauan 1.Ada rencana tindak
dan penilaian yang terintegrasi ke dalam RUK (D.W.O) lanjut sesuai hasil
pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan (D.W.O) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 2.7.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
KRITERIA 2.7.1.
Cakupan dan pelaksanaan UKM Pengembangan
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melaksanakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan berdasarkan permasalahan yang ada di wilayah kerja.
• Cakupan UKM Pengembangan diukur dengan 3 indikator utama Pengembangan yang ditetapkan oleh Puskesmas.
• Untuk mencapai kinerja UKM Pengembangan dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman yang berlaku.
• Dilakukan pemantauan dan analisis serta tindak lanjut terhadap capaian indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan dan upaya pencapaian kinerja yang telah dilakukan
• Penetapan UKM Pengembangan berupa SK Kepala Puskesmas.
- Memberikan gambaran tentang sebab terpilihnya UKM Pengembangan tersebut.
- Kekhususan apa yang dimiliki wilayah kerja Puskesmas sehingga memilih Pengembangan tersebut.
- Bisa ditetapkan bersama-sama, misalnya memilih 3 pengembangan.
- Lihat PMK 44/2016
KRITERIA 2.7.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan jenis - jenis pelayanan UKM Pengembangan sesuai SK penetapan Tersedia bukti proses
dengan hasil analisa. (R) jenis pelayanan penyusunan,
pemilihan dan
penetappannya
(DAUN/GAUN, dll)
EP 2 Tercapainya indikator kinerja pelayanan UKM Pengembangan. SK Indikator 1. Ada data capaian
(R,D) (lihat juga KMP 1.8.1, UKM 2.9.5) UKM Kinerja UKM
Pengembangan Pengembangan sesuai
(tidak harus kebijakan puskesmas
dibuat (bulanan, tigabulanan
tersendiri) dan tahunan)
2. Ada Indikator
Kinerja UKM
Pengembangan
(Tahunan dan
bulanan)
EP 3 Dilaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif untuk 1. Ada rencana atau
mencapai kinerja pelayanan UKM Pengembangan sebagaimana jadwal pemantauan
pokok pikiran (D.W.O) sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas) 3.
Tersedia bukti tindak
lanjut sesuai hasil
pemantauan---cukup
jelas)
EP 4 Dilakukan pemantauan dan penilaian serta tindak lanjut secara 1.Ada rencana tindak
periodik dan berkesinambungan terhadap capaian indikator lanjut sesuai hasil
dan upaya yang telah dilakukan. (D.W.O) pemantauan dan
penilaian 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilaksanakan pencatatan dan pelaporan sesuai dengan SOP Ada bukti pencatatan
prosedur yang telah ditetapkan. (D.W.O) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 2.8.
Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja pelayanan UKM Puskesmas dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja pelayanan UKM
KRITERIA 2.8.1
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas melakukan supervisi untuk mengendalikan pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas secara periodik
POKOK PIKIRAN
• Perbaikan terhadap pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas perlu dilakukan melalui pelaksanaan supervisi yang disusun secara periodik dengan jadwal yang jelas.
• Rencana dan jadwal kegiatan supervisi perlu diinformasikan kepada koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas, sehingga pelaksana dapat mempersiapkan diri.
• Kepala Puskesmas dan Penanggungjawab UKM Puskesmas melaksanakan kegiatan supervisi dan bersama Koordinator Pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas merencanakan tindak lanjut perbaikan dalam pengelolaa
UKM Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab (PJ) UKM memberitahukan kepada Koordinator Pelayanan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan pengawasan dan pengendalian
• Supervisi adalah pengawasan terhadap proses, kegiatan dan pelaksana kegiatan yang sedang melaksanakan kegiatan.
- Tahapan pelaksanaan supervisi sebagai berikut:
- Penyusunan jadwal kegiatan supervisi diinformasikan kepada koordinator dan pelaksana kegiatan UKM Puskesmas agar dapat menyiapkan bahan yang diperlukan.
- Bahan persiapan adalah analisis secara mandiri terhadap tugas yang akan disupervisi meliputi jadwal, KAK, dan SOP kegiatan.
- Supervisi dilakukan oleh Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM yang dilaksanakan secara langsung di tempat kegiatan.
- Jika ditemukan ketidaksesuaian atau hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan UKM, maka dilakukan pembahasan dan tindak lanjut perbaikan
• KAK Supervisi tersedia sampai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan supervisi.
- Setiap pelaksana kegiatan mendapatkan supervisi minimal 1 kali dalam pelaksanaan kegiatannya.
- KAK mencantumkan Kepala Puskesmas ikut melaksanakan supervisi.
- Jadwal selain berada dalam KAK juga didapatkan tersendiri, bisa berada dalam map Kepala Puskesmas maupun pada map PJUKM.
• Pelaksanaan kegiatan supervisi diawali dengan penjelasan format supervisi yang akan diberlakukan pada tiap pelaksana (D)
- Bentuk bisa berupa rekam kegiatan Pertemuan Sosialisasi baik Jadwal maupun bagaimana cara melakukan pemantauan mandiri.
- Bentuk format supervisi disampaikan kepada Pelaksana.
- PJUKM memastikan Pelaksana memahami format supervisi.
- PJUKM memastikan jadwal pelaksanaan kegiatan.
• Tersedia jenis-jenis format supervisi yang digunakan untuk tiap pelaksana UKM.
KRITERIA 2.8.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penanggung Jawab UKM menyusun kerangka acuan dan jadwal 1. Ada KAK Supervisi
supervisi pelaksanaan pelayanan UKM Puskesmas. (R,D) Pj UKM 2.
Ada Jadwal Supervisi
Pj UKM
EP 4 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas 1. Ada KAK Supervisi
melakukan supervisi sesuai dengan kerangka acuan kegiatan Pj UKM 2.
supervisi dan jadwal yang disusun. (D,W) Ada Jadwal Supervisi
Kepala Puskesmas
3. Ada Jadwal
Supervisi Pj UKM
4. Tersedia bukti
proses pelaksanaan
supervisi sesuai
jadwal dan KAK
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM Puskesmas 1. Data hasil supervisi
menyampaikan hasil supervisi kepada Koordinator pelayanan Kapus 2. Data
dan pelaksanan kegiatan (D,W) hasil supervisi Pj UKM
3. Bukti
penyampaian Data
hasil supervisi
(DAUN/GAUN)
EP 6 Koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM 1. Catatan yang perlu
menindaklanjuti hasil supervisi dengan tindakan perbaikan ditindak lanjuti dari
sesuai dengan permasalahan yang ditemukan. (D,W) hasil supervisi Kapus
dan PJ UKM yang
perlu ditindaklanjuti
koordinator dan
pelaksana UKM
2. Bukti telah
dilakukan tindak
lanjut sesuai hasil
supervisi Kapus dan PJ
UKM --- Pembuktian
sesuai jenis TL
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.2.
Penanggung jawab UKM wajib melakukan pemantauan dalam upaya pelaksanaan kegiatan UKM sesuai dengan jadwal yang sudah disusun agar dapat mengambil langkah tindak lanjut untuk perbaikan
POKOK PIKIRAN
• Pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan UKM sesuai jadwal yang disusun pada bulan sebelumnya digunakan untuk menuntaskan penyelenggaraan pelayanan UKM Puskesmas sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yan
• Pelaksanaan pembahasan kesesuaian dilaksanakan dalam Lokakarya Mini bulanan untuk menghasilkan jadwal pelaksanaan kegiatan pada bulan berikutnya, dan dalam lokakarya mini triwulan untuk memantau peran lintas sekto
pelayanan UKM.
• Rencana pelaksanaan kegiatan yang sedang dilaksanakan dapat direvisi bila perlu, sesuai dengan perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat atau sasaran, serta usulan-usulan perbaikan yang ras
• Perbaikan terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan dan menjadi bagian dari pembahasan dalam lokakarya mini bulanan Puskesmas.
• Pergeseran jadwal bisa terjadi antar bulan atau dengan melaksanakan perbaikan terhadap komponen jadwal seperti tempat, waktu, sasaran kegiatan, pelaksana, serta metode dan teknologi.
• Perubahan rencana pelaksanaan kegiatan dimungkinkan apabila terjadi perubahan kebijakan pemerintah dan/atau perubahan kebutuhan masyarakat dan sasaran, maupun hasil perbaikan dan pencapaian kinerja. Perubahan ren
usulan-usulan dari pelaksana, lintas program, dan lintas sektor terka
• Bukti hasil tindak lanjut…. berupa rekam kegiatan (D/W), Pemahaman PJUKM dan Pelaksana tentang bagaimana dan kapan dilakukannya Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan.
• Pemantauan didasarkan pada kesesuaian dengan JADWAL pelaksanaan kegiatan
- Jadwal tersedia, PJUKM dan Pelaksana memperhatikan jadwal pada saat menyusun kegiatan.
- prinsif 5W1H
• Tindak lanjut disini adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh PJUKM dan Pelaksana UKM segera untuk mengatasi masalah dalam pelaksanaan kegiatan.
• Sedangkan yang membutuhkan sumberdaya yang besar dan harus dibahas dengan pimpinan atau memerlukan minlok untuk dibahas bersama-sama dengan upaya lain, dilakukan pada nomor ep 4 dan 5
• Bila diperlukan perubahan rencana, baik bulanan, maupun perubahan terhadap RPK – misalnya PAK. Maka perlihatkan bukti rencana/jadwal yang berubah(D)
• Pelaksana/PJUKM memahami kenapa terjadi perubahan kegiatan, penyebab dan bentuk perubahan. (W)
KRITERIA 2.8.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan pemantauan kesesuaian pelaksanaan kegiatan 1.Ada jadwal dan
terhadap kerangka acuan dan jadwal kegiatan pelayanan UKM. pemantauan yang
(D, W) direncanakan oleh PJ
UKM.
2.Tersedia KAK
kegiatan UKM yang
akan di pantau.
3.Tersedia
bukti pelaksanaan
pemantauan sesuai
jadwal
EP 2 Dilakukan pembahasan terhadap hasil pemantauan dan hasil 1. Tersedia data hasil
capaian kegiatan pelayanan UKM oleh Kepala Puskesmas, pemantauan
Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan pelaksanaan kegiatan
dan pelaksana kegiatan UKM dalam lokakarya mini bulanan UKM 2.
dan lokakarya mini triwulan. (D,W) Tersedia Bukti
pembahasan melalui
Minilokakarya
(GAUN/DAUN) ----
dianggap jelas
EP 4 Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM bersama Lintas 1.Ada penyesuaian
Program dan Lintas Sektor terkait melakukan penyesuaian rencana (jika
rencana kegiatan berdasarkan hasil perbaikan dan dengan diperlukan)
tetap mempertimbangkan kebutuhan dan harapan masyarakat 2.Tersedia bukti
atau sasaran.(D,W) proses perbaikan jika
ada penyesuaian
rencana (diskusi,
rapat, dll)
EP 5 Penanggung jawab UKM Puskesmas menginformasikan 1.Ada jadwal baru
penyesuaian rencana kegiatan kepada koordinator pelayanan, atau penyesuaian
pelaksanan kegiatan, sasaran kegiatan, lintas program dan rencana kegiatan yang
lintas sektor terkait. (D,W) akan di kordinasikan
2. Tersedia bukti
koordinasi terhadap
penyesuaian rencana
dengan koordinator,
pelaksana, sasaran, LP
dan LS
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.3
Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab UKM melakukan upaya perbaikan terhadap hasil penilaian capaian kinerja pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Adanya ketetapan tentang indikator capaian kinerja pelayanan UKM yang disusun berdasar Standar Pelayanan Minimal, Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan, Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi, dan
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dan kebijakan Puskesmas untuk masing- masing kegiatan UKM.
• Kegiatan pengumpulan hasil data capaian kinerja pelayanan UKM yang tercantum dalam laporan pelaksanaan pelayanan UKM disampaikan kepada penanggungjawab UKM setiap bulan dengan tetap memperhatikan periodisasi
laporan.
• Penanggung jawab UKM dan koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan analisis terhadap capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja pelayanan UKM dan indikator mutu pelayanan UKM yang telah dikum
pencapaian kinerja sesuai dengan target yang telah ditetapkan
• Penetapan Kepala Puskesmas tentang Indikator Kinerja berdasarkan:
- Standar Pelayanan Minimal,
- Kebijakan/Pedoman dari Kementerian Kesehatan,
- Kebijakan/ Pedoman dari Dinas Kesehatan Provinsi
- Kebijakan/Pedoman dari Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
- Kebijakan Puskesmas
• Bukti kegiatan umpan balik tidak harus jawaban surat bisa berupa pertemuan di Dinkes atau kunjungan ke Puskesmas
• Bukti pembahasan bersama dengan pelaksana dan PJUKM yang capaian kinerjanya diperhatikan. Misalnya, karena tidak tercapai
• Bisa juga dibuktikan dengan fasilitasi yang diberikan untuk rencana perbaikan
• Tindak lanjut hasil feedback dari dinkes, dibuktikan dengan rekam kegiatan, laporan, dan bentuk kegiatan lainnya yang dilaksanakan sebagai perbaikan dari permasalahan kinerja.
KRITERIA 2.8.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja pelayanan UKM. (R) 1. Ada SK
penetapan
Indikator
kinerja UKM
2.
Tersedia
lampiran
indikator
masing –
masing
pelayanan
UKM
EP 5 Dilakukan pelaporan data capaian kinerja beserta kegiatan 1.Ada bukti pelaporan
UKM kepada Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D) kinerja yang dikirim ke
Dinkes (periode
laporan sesuai
kebijakan masing-
masing daerah)
2. BuktI
pengiriman pelaporan
kinerja (bisa terpisah,
bisa bersama dengan
semua kegiatan
puskesmas
EP 6 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Daerah Ada umpan balik dari
Kabupaten/kota terhadap laporan upaya perbaikan capaian Dinkes terhadap
kinerja pelayanan UKM Puskesmas secara periodik. (D) laporan yang dikirim
EP 7 Dilakukan tindak lanjut terhadap umpan balik dari Dinas 1.Ada rencana tindak
Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota. (D) lanjut sesuai hasil
umpan balik dari
Dinkes 2.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
3.Tersedia bukti
tindak lanjut
Jumlah 0
KRITERIA 2.8.4.
Penilaian kinerja terhadap penyelenggaraan pelayanan UKM dilaksanakan secara periodik untuk menunjukan akuntabilitas dalam pengelolaan pelayanan UKM
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM bertanggung jawab dalam membudayakan perbaikan kinerja secara berkesinambungan, konsisten dengan visi, misi dan tujuan Pus
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung Jawab UKM, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM menetapkan kebijakan dan prosedur penilaian kinerja pelayanan UKM
• Kepala Puskesmas bersama Penanggung jawab UKM perlu melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan UKM secara periodik.
• Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menunjukkan akuntabilitas dalam pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas dan melakukan perbaikan jika hasil penilaian kinerja tidak mencapai target yang diharapkan.
• Penilaian tersebut dilakukan dalam rapat Kepala Puskesmas bersama dengan Penanggung jawab UKM Puskesmas, koordinator pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM.
KRITERIA 2.8.4. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab UKM, Koordinator 1. Ada rencana
pelayanan dan pelaksana kegiatan UKM melakukan pembahasan kinerja
pembahasan penilaian kinerja paling sedikit dua kali setahun yang telah ditetapkan
(D,W) 2. Tersedia bukti
proses pembahasan
kinerja sesuai jadwal
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 2 Disusun rencana tindak lanjut terhadap hasil pembahasan 1.Ada rencana tindak
penilaian kinerja pelayanan UKM (D,W). lanjut sesuai hasil
pembahasan kinerja
2.Tersedia bukti
proses penyusunan
rencana tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas
EP 3 Hasil penilaian kinerja dilaporkan kepada dinas kesehatan 1. Ada Laporan kinerja
kabupaten/kota (D) sesuai tahun berjalan
(siklus pelaporan)
2.Ada bukti
pengiriman laporan
kinerja dimaksud
EP 4 Ada bukti umpan balik (feedback) dari Dinas Kesehatan Daerah Ada umpan balik dari
Kabupaten/kota terhadap laporan hasil penilaian kinerja Dinas atas laporan
pelayanan UKM (D) yang dikirim
EP 5 Hasil umpan balik (feedback) dari dinas kesehatan daerah 1.Ada tindak lanjut
kabupaten/kota ditindaklanjuti. (D) atas umpan balik dari
Dinas atas laporan
yang dikirim
2. Tersedia
bukti tindak lanjut
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 960
CAPAIAN 0
a hasil penilaian kinerja Puskesmas termasuk
SIMULASI REKOMENDASI
g tercantum dalam RUK tidak dituangkan dalam RPK
SIMULASI REKOMENDASI
tepat waktu sesuai dengan rencana
SIMULASI REKOMENDASI
dan keluhan.
SIMULASI REKOMENDASI
rbaikan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan UKM.
SIMULASI REKOMENDASI
n sumber daya,
SIMULASI REKOMENDASI
rga sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati
tasikan.
SIMULASI REKOMENDASI
an (sekolah, pesantren, pasar tempat ibadah dan lain-lain).
SIMULASI REKOMENDASI
ampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas
SIMULASI REKOMENDASI
ulangan diare) dengan cakupan masing-masing minimal
SIMULASI REKOMENDASI
ah dilakukan .
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
enyakit yang telah dilakukan .
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
erbaikan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan
SIMULASI REKOMENDASI
a pelaksanaan kegiatan yang disusun.
SIMULASI REKOMENDASI
as Kesehatan Provinsi, dan Kebijakan/Pedoman dari Dinas
SIMULASI REKOMENDASI
an visi, misi dan tujuan Puskesmas.
harapkan.
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB.III. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang (UKPP)
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 3.1.
Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan mutu pelayanan.
KRITERIA 3.1.1.
3.1.1. Penyelenggaraan pelayanan klinis mulai dari penerimaan dilaksanakan dengan efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pasien, serta mempertimbangkan hak dan kewajiban pasien dan keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Penerimaan pasien meliputi: pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran pasien rawat
• Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan tentang pelayanan yang diterimanya adalah dengan cara memberikan informed consent. lnformed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam pro
informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan atau pengobatan tertentu yang berisiko.
• Informasi dan penjelasan tentang infomed consent di berikan oleh dokter yang bertanggung jawab yang akan melakukan tindakan atau dokter lain apabila dokter yang bersangkutan berhalangan namun tetap dengan sepengeta
bertangjawab tersebut
KRITERIA 3.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Pendaftaran dilakukan sesuai dengan kebijakan, pedoman SK Kepala Proses Pemahaman
dan prosedur yang ditetapkan dengan menginformasikan hak Puskesmas pelayanan petugas ttg hak
dan kewajiban serta memperhatikan keselamatan pasien (R, tentang rawat dan kewajiban
O, W, S) Kebijakan jalan/rawat pasien
Pelayanan inap yang
Klinis (mulai memperhatika
dari n hak dan
pendaftaran kewajiban
sampai dengan pasien
pemulangan
dan rujukan);
SK Hak dan
Kewajiban
Jumlah 0
STANDAR 3.2.
Pengkajian, Rencana Asuhan, dan Pemberian Asuhan dilaksanakan secara paripurna.
KRITERIA 3.2.1.
Proses kajian awal dilakukan secara paripurna dan mencakup berbagai kebutuhan dan harapan pasien/keluarga.
POKOK PIKIRAN
• Proses skrining dan proses Kajian pasien dilakukan secara paripurna untuk mendukung rencana dan pelaksanaan pelayanan oleh petugas kesehatan profesional dan/atau tim kesehatan antar profesi yang digunakan untuk meny
Pelaksanaan asuhan dan pendidikan pasien/keluarga dilaksanakan sesuai rencana yang disusun, dipandu oleh kebijakan dan prosedur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
• Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan, dan disiplin yang lain meliputi: status fisis/neurologis/mental, psikososiospiritual, ekonomi, riwayat kesehatan, riwayat alergi, asesmen nyeri, asesmen risiko jat
(gangguan fungsi tubuh), asesmen risiko gizi, , kebutuhan edukasi, dan rencana pemulangan.
• Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain secara tertulis. Pelimpahan
dapat dilakukan dalam keadaan tenaga medis tidak berada ditempat, dan/atau karena keterbasatan ketersediaan tenaga medis.
KRITERIA 3.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Dilakukan pengkajian awal secara paripurna oleh tenaga SOP pengkajian Bukti pelaksanaan Proses wawancara
yang kompeten untuk mengidentifikasi kebutuhan pelayanan awal klinis pengkajian awal pengkajian pada petugas:
sesuai panduan praktik klinis, termasuk penangan nyeri dan (screening), secara paripurna yang awal, Skrining acuan dalam
dicatat dalam rekam medik (R, D, O, W) yang meliputi tercatat dalam rekam visual memberikan
kajian medis, medik pelayanan/asu
kajian han
penunjang
medis,
misalnya kajian
gizi, dan kajian
keperawatan
EP 2 2. Dalam keadaan tertentu jika tidak tersedia tenaga medis, SK pelimpahan Bukti pelaksanaan
dapat dilakukan pelimpahan wewenang tertulis kepada wewenang pelatihan dalam
perawat dan/ atau bidan yang telah mengikuti pelatihan, rangka pelimpahan
untuk melakukan kajian awal medis dan pemberian asuhan wewenang
medis sesuai kewenangan delegatif yang diberikan. (R,D)
EP 3 3. Dilakukan asuhan pasien termasuk jika diperlukan asuhan Bukti pelaksanaan Pemahaman
secara kolaboratif sesuai rencana asuhan dan panduan praktik asuhan kolaboratif petugas
klinis dan/atau prosedur-prosedur asuhan klinis, agar tidak yang tercatat dalam tentang
terjadi pengulangan yang tidak perlu dan tercatat di rekam rekam medis kolaborasi
medis. (D, W) dalam
pemberian
asuhan
Jumlah 0
STANDAR 3.3.
Pelayanan gawat darurat dilaksanakan dengan segera sebagai prioritas pelayanan.
KRITERIA 3.3.1.
Pasien gawat darurat diberikan prioritas untuk asesmen dan pelayanan sesegera mungkin sebagai bentuk pelaksanaan triase.
POKOK PIKIRAN
• Prosedur penanganan pasien gawat darurat disusun berdasar panduan praktik klinis untuk penanganan pasien gawat darurat dengan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan
• Pasien gawat darurat diidentifikasi dengan proses triase mengacu pada pedoman tata laksana triase sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui udara/airborne.
KRITERIA 3.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Pasien diprioritaskan atas dasar kegawatdaruratan sebagai Pelaksanaan Pemahaman
tahap triase sesuai dengan kebijakan, pedoman dan prosedur triage petugas
yang ditetapkan. (W,O,S) terhadap
prosedur triage
EP 2 2. Pasien gawat darurat yang perlu dirujuk ke FKRTL, diperiksa SK, Pedoman Bukti pelaksanaan
dan dilakukan stabilisasi terlebih dahulu sesuai kemampuan dan SOP stabilisasi sebelum
Puskesmas dan dipastikan dapat diterima di FKRTL sesuai Rujukan rujukan, observasi
dengan kebijakan, pedoman dan prosedur yang ditetapkan. selama rujukan
(D,O)
Jumlah 0
STANDAR 3.4
Pelayanan anastesi lokal dan tindakan di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar
KRITERIA 3.4.1
Pelayanan anestesi lokal di Puskesmas dilaksanakan sesuai standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
POKOK PIKIRAN
• Dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas terutama pelayanan gawat darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana kadang-kadang memerlukan tindakan tindakan yang membutuhkan lokal anestesi. Pel
tersebut harus memenuhi standar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
KRITERIA 3.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pelayanan anestesi lokal dilakukan oleh tenaga kesehatan yang Pelaksanaan anestesi
kompeten sesuai dengan kebijakan dan prosedur . (D, O, W) lokal tercatat dalam
form pemantauan
anestesi lokal;
Laporan operasi
tindakan bedah minor
EP 2 Jenis, dosis dan teknik anestesi lokal dan pemantauan status Rekam medik yang
fisiologi pasien selama pemberian anestesi lokal oleh petugas mencatat jenis, dosis
dan dicatat dalam rekam medis pasien (D) dan teknik anestesi
lokal dan
pemantauan status
fisiologi pasien selama
pemberian anestesi
lokal oleh petugas
Jumlah 0
STANDAR 3.5
Terapi gizi dilakukan sesuai dengan kebutuhan pasien dan ketentuan peraturan perundang-undangan
KRITERIA 3.5.1
Pemberian terapi makanan dan terapi gizi sesuai dengan status gizi pasien dan konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
POKOK PIKIRAN
• Terapi Gizi kepada pasien dengan resiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebutuhan pasien sesuai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PA
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas.
• Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila sesuai dan konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari petugas kesehatan yang berkompeten dan disimpa
untuk mencegah kontaminasi
KRITERIA 3.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Disusun rencana asuhan gizi berdasar kajian kebutuhan gizi Asuhan gizi
pada pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan
pasien. (D)
EP 2 Distribusi dan pemberian makanan dilakukan sesuai jadwal dan Jadwal dan
pemesanan dan didokumentasikan. (D, W) monitoring pemberian
makan
EP 3 Pasien dan/ atau keluarga diberi edukasi tentang pembatasan Lembar pendidikan
diit pasien dan keamanan/kebersihan makanan, bila keluarga dan penyuluhan
ikut menyediakan makanan bagi pasien. (D)
EP 5 Respons pasien terhadap terapi gizi dipantau dan dicatat dalam Rekam medis
rekam medisnya. (D) mencatat respon
terapi gizi
Jumlah 0
STANDAR 3.6
Pemulangan dan tindak lanjut pasien dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
KRITERIA 3.6.1
Pemulangan dan
tindak lanjut
pasien yang
bertujuan untuk
kelangsungan
layanan dipandu
oleh prosedur
yang baku
POKOK PIKIRAN
• Pemulangan pasien dilakukan berdasar kriteria yang ditetapkan oleh dokter/dokter gigi yang bertanggung jawab terhadap pasien untuk memastikan bahwa kondisi pasien layak untuk dipulangkan dan akan memperoleh tindak
dipulangkan, misalnya pasien rawat jalan yang tidak memerlukan perawatan rawat inap, pasien rawat inap tidak lagi memerlukan perawatan rawat inap di Puskesmas, pasien yang karena kondisinya memerlukan rujukan ke FKRT
kondisinya dapat dirawat di rumah atau rumah perawatan, pasien yang menolak untuk perawatan rawat inap, pasien/ keluarga yang meminta pulang atas permintaan sendiri
• Informasi tentang resume pasien pulang yang diberikan kepada pasien/ keluarga pada saat pemulangan atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lain diperlukan agar pasien/keluarga memahami tindak lanjut yang perlu dilakuka
pelayanan yang optimal.
KRITERIA 3.6.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dokter/dokter gigi, perawat/bidan, dan pemberi asuhan yang SK dan SOP Discharge planning
lain melaksanakan pemulangan, rujukan dan asuhan tindak pemulangan
lanjut sesuai dengan rencana yang disusun dan kriteria dan tindak
pemulangan. (D) lanjut pasien
EP 2 Resume medis diberikan kepada pasien dan pihak yang Resume medis yang
bekepentingan saat pemulangan atau rujukan. (D, O, W) berisi tentang: riwayat
kesehatan,
pemeriksaan fisik,
pemeriksaan
diagnostik, indikasi
pasien rawat inap,
diagnosis dan
komorbiditas lain,
prosedur tindakan
dan terapi yang telah
diberikan, obat yang
sudah diberikan dan
obat untuk pulang,
kondisi kesehatan
pasien, instrusi tindak
lanjut dan dijelaskan
kepada pasien
Jumlah 0
STANDAR 3.7
Rujukan
KRITERIA 3.7.1
Pelaksanaan rujukan dilakukan sesuai dengan ketentuan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan peraturan perundang- undangan.
POKOK PIKIRAN
• Selama proses rujukan pasien secara langsung, pemberi asuhan yang kompeten terus memantau kondisi pasien, dan fasilitas kesehatan penerima rujukan diberi resume tertulis mengenai kondisi klinis pasien dan tindakan yang t
• Pada saat serah terima di tempat rujukan, petugas yang mendampingi pasien memberikan informasi secara lengkap (SBAR) tentang kondisi pasien kepada petugas penerima transfer pasien.
KRITERIA 3.7.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pasien/keluarga pasien memperoleh informasi rujukan dan SK dan SOP Persetujuan rujukan
memberi persetujuan untuk dilakukan rujukan berdasarkan prosedur
kebutuhan pasien dan kriteria rujukan untuk menjamin rujukan
kelangsungan layanan ke fasilitas kesehatan yang lain (D, W)
EP 2 Dilakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang menjadi Rekam medis yang
tujuan rujukan dan tindakan stabilisasi pasien sebelum dirujuk berisi komunikasi
sesuai kondisi pasien, indikasi medis dan kemampuan dan petugas dengan
wewenang yang dimiliki agar keselamatan pasien selama fasilitas kesehatan
pelaksanaan rujukan dapat terjamin. (D,W) rujukan; berisi catatan
stabilisasi pasien
sebelum dirujuk ke
FKTRL. Cecklist
persiapan rujukan.
Cecklist monitoring
selama rujukan.
EP 3 Dilakukan serah terima pasien yang disertai dengan informasi Form serah terima
yang lengkap (SBAR) kepada petugas. pasien. Dokumen
resume pasien diisi
lengkap, serta bukti
serah terima pasien
yang dilengkapi
dengan SBAR, stempel
FKTRL serta nama
petugas yang
menerima rujukan
Jumlah 0
KRITERIA 3.7.2
Dilakukan tindak lanjut terhadap rujukan balik dari FKRTL
POKOK PIKIRAN
• Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pasien yang dirujuk balik dari FKRTL dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan dicatat dalam rekam medis.
• Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut atau fasilitas kesehatan lain, maka tindak lanjut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku melalui proses kajian dengan memper
balik rujukan.
KRITERIA 3.7.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dokter/dokter gigi penangggung jawab pelayanan melakukan SK dan SOP rekam medis yang pelaksanaan
kajian ulang kondisi medis sebelum menindaklanjuti umpan asuhan pasien berisi kajian ulang pengkajian
balik dari FKRTL sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang rujuk balik oleh dokter/ dokter ulang kondisi
ditetapkan. (D,O) FKTRL gigi tentang kondisi pasien
pasien program rujuk program rujuk
balik balik
EP 2 Dokter/dokter gigi penanggung jawab pelayanan melakukan rekam medis yang pelaksanaan
tindak lanjut terhadap rekomendasi umpan balik rujukan berisi tentang tindak tindak lanjut
sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. lanjut program rujuk terhadap
(D,O,W) balik rekomendasi
umpan balik
rujukan
EP 3 Monitoring dalam proses rujukan balik harus di catat dalam Form monitoring PRB
form monitoring. (D)
Jumlah 0
STANDAR 3.8
Penyelenggaraan Rekam Medis
KRITERIA 3.8.1.
Tata kelola penyelenggaraan rekam medis dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
POKOK PIKIRAN
• Penyelenggaraan Rekam Medis dilakukan secara berurutan dari sejak pasien masuk sampai pasien pulang, dirujuk atau meninggal, meliputi kegiatan :
- Registrasi pasien
- Pendistribusian rekam medis
- Isi rekam medis dan pengisian informasi klinis
- Pengolahan data dan pengkodean
- Klaim pembiayaan
- Penyimpanan rekam medis
- Penjaminan mutu
- Pelepasan informasi kesehatan
- Pemusnahan rekam medis
• SK Pelayanan Rekam Medis yang minimal mengatur : bentuk rekam medis, simbol dan singkatan, registrasi pasien, pendistribusian rekam medis, isi rekam medis dan pengisian informasi klinis, pengolahan data dan pengkodean
penyimpanan rekam medis, penjaminan mutu, pelepasan informasi kesehatan, pemusnahan rekam medis, koreksi pengisian rekam medis
KRITERIA 3.8.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Penyelenggaraan rekam medis yang meliputi a sampai dengan SK Pelayanan Form rekam medis
i termasuk riwayat alergi obat, dilakukan sesuai dengan Rekam Medis; dan kelengkapan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (D, O, W) Pedoman pengisian rekam
pelayanan medis, bukti
rekam medis; pelaksanaan
SOP pelayanan penilaian kelengkapan
rekam medis rekam medis, berita
acara pemusnahan
rekam medis, dsb
EP 2 Rekam Medis diisi secara lengkap dan dengan tulisan yang Bukti kelengkapan
terbaca serta harus dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan pengisian rekam
Dokter, Dokter Gigi dan atau Tenaga Kesehatan yang medis termasuk
melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan, serta waktu, nama dan
apabila ada kesalahan dalam melakukan pencatatan di rekam tanda tangan PPA,
medis dilakukan koreksi sesuai ketentuan peraturan bukti koreksi
perundang-undangan. (D, O, W) pengisian rekam
medis sesuai dengan
SK dan SOP
Jumlah 0
STANDAR 3.9
Penyelenggaraan Pelayanan laboratorium dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.9.1
Pelayanan laboratorium dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Regulasi pelayanan laboratorium perlu disusun sebagai acuan, yang meliputi kebijakan dan pedoman, serta prosedur-prosedur pelayanan laboratorium yang mengatur tentang:
a. jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas
b. waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium
c. pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi
d. proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen
e. pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja
f. proses pemeriksaan laboratorium
g. kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium
h. penggunaan alat pelindung diri
i. pengelolaan reagen
• Yang perlu diperhatikan di laboratorium : Simbol dan pelabelan reagensia B3, Penyimpanan Reagensia B3, Ketersediaan MSDS untuk tiap reagensia B3, yang dilakukan jika terjadi tumpahan, yang dilakukan jika terjadi pajanan
• SK Pelayanan Laboratorium yang mengatur jenis-jenis pelayanan laboratorium yang disediakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan Puskesmas, waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksa
tinggi, proses permintaan pemeriksaan, penerimaan specimen, pengambilan, dan penyimpanan specimen,pelayanan pemeriksaan di luar jam kerja pada Puskesmas rawat inap atau puskesmas yang menyediakan pelayanan di lu
pemeriksaan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja dalam pelayanan laboratorium, penggunaan alat pelindung diri, pengelolaan reagen dan terutama menetapkan nilai normal, rentang nilai rujukan dan nilai kritis
• SOP pelayanan laboratorium seperti permintaan, penerimaaan, pengambilan dan penyimpanan spesimen, pengelolaan reagen, pelaksanaan pemeriksaan, dan penyampaian hasil pemeriksaan kepada pihak yang membutuhka
medis dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
KRITERIA 3.9.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Kepala Puskesmas menetapkan nilai normal, rentang nilai SK Pelayanan Form hasil
rujukan untuk setiap jenis pemeriksaan yang disediakan, dan Laboratorium, pemeriksaan
nilai kritis pemeriksaan laboratorium.(R) Pedoman laboratorium
pelayanan mencantumkan nilai
laboratorium, normal dan nilai
SOP pelayanan rentang rujukan
laboratorium
EP 2 Reagensia esensial dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis Bukti penyimpanan
pelayanan yang ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya, dan pelabelan
termasuk proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia. reagensia sesuai
(D, W) dengan regulasi
(check list), bukti
perhitungan
kebutuhan reagensia
termasuk buffer
stock, bukti
pemesanan
reagensia, check list
monev ketersediaan
reagensia
EP 5 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut waktu pelaporan hasil Form hasil
pemeriksaan laboratorium.(D,W) pemeriksaan
laboratorium Hasil
pemantauan
pelaporan hasil
pemeriksaan
laboratorium
Jumlah 0
STANDAR 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:
a. Pengkajian resep dan penyerahan obat
b. Pemberian informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)
e. Rekonsiliasi obat
f. Pemantauan terapi obat (PTO)
g. Evaluasi penggunaan obat
• Pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) terdiri dari:
a.Perencanaan kebutuhan
b. Permintaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pendistribusian
f. Pengendalian
g. Pencatatan, pelaporan dan pengarsiapan
h. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan
• SK, Pedoman dan SOP Pelayanan kefarmasian minimal mengatur pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP, pelayanan farmasi, peresepan obat termasuk psikotropika dan narkotika, obat kadaluarsa, formularium obat, obat yang
emergensi
KRITERIA 3.10.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D) SK, Pedoman Formularium
dan SOP Puskesmas
Pelayanan
kefarmasian
EP 2 Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis LPDP serta bukti
pakai oleh tenaga kefarmasian sesuai dengan pedoman dan pengawasan
prosedur yang telah ditetapkan. (D,O,W) pengelolaan dan
penggunaan obat oleh
Dinas Kesehatan,
kartu stok, bukti
penanganan obat
kadaluarsa
EP 3 Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh Form rekonsiliasi
tenaga kefarmasian sesuai dengan prosedur yang telah obat, bukti asuhan
ditetapkan. (D,O,W) farmasi dalam rekam
medis
EP 4 Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada Bukti kajian/telaah
setiap pelayanan pemberian obat (D, O, W) resep
EP 5 Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara Bukti pelaksaaan PIO
penggunaan obat. (D,O,W)
EP 6 Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana diperlukan, dan Bukti penyediaan
dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat obat emergensi serta
emergensi, dipantau dan diganti tepat waktu setelah monitoringnya
digunakan atau bila kadaluarsa. (O, D, W)
EP 7 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat, Hasil evaluasi dan
kesesuaian peresepan dengan formularium. (D,W) tindak lanjut
ketersediaan obat
terhadap
formularium
Hasil evaluasi dan
tindak lanjut
kesesuaian resep
dengan formularium
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 370
CAPAIAN 0
a.
SIMULASI REKOMENDASI
simulasi
petugas ttg
pelayanan yang
memperhatika
n hak dan
kewajiban
pasien
ang digunakan untuk menyusun keputusan layanan klinis.
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
Simulasi
pelaksanaan
triage
SIMULASI REKOMENDASI
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang tercantum di dalam
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
ses kajian dengan memperhatikan rekomendasi umpan
SIMULASI REKOMENDASI
ahan data dan pengkodean, klaim pembiayaan,
SIMULASI REKOMENDASI
kan jika terjadi pajanan
an laboratorium, pemeriksaan laboratorium yang berisiko
enyediakan pelayanan di luar jam kerja, proses
rujukan dan nilai kritis
SIMULASI REKOMENDASI
ormularium obat, obat yang perlu diwaspadai, obat
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB IV. PROGRAM PRIORITAS NASIONAL (PPN)
Puskesmas :
Kab/ Kota :
Tanggal :
Surveior :
• Dalam pencegahan dan penurunan stunting dilakukan upaya-upaya promotif dan preventif untuk meningkatkan layanan dan cakupan intervensi gizi sensitif (lintas sektor) dan intervensi gizi spesifik (lintas program) sesuai dengan
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan disertai dengan analisa capaian. Analisa capaian indikator dilakukan dengan metode analisa sesuai dengan pedoman, panduan yang berla
metode analisa situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program pencegahan dan penurunan stunting disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah gizi di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang te
pelayanan UKM dan UKPP
KRITERIA 4.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja stunting disertai Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
analisis capaiannya (R,D,W) Indikator dan program stunting cara
target kinerja disertai analisisnya puskesmas
stunting (penanggung
jawab/koordin
ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
EP 2 Ditetapkan program pencegahan dan penurunan stunting. (R) Ada SK,
pedoman,
panduan , KAK,
SOP program
pencegahan
dan penurunan
stunting
EP 3 Kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dalam bentuk 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
intervensi gizi spesifik dan sensitif dikoordinasikan dan PENURUNAN PELAKSANAAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama STUNTING KEGIATAN
lintas program dan lintas sektor sesuai dengan kebijakan, PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah SK TIM LP DAN LS
ditetapkan. (R, D, O, W) PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
STUNTING 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS GIZI
PANDUAN
PENURUNAN
STUNTING
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
GIZI
EP 4 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program pencegahan dan penurunan stunting (D, jadwal pemantauan
W). sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 5 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP Ada bukti pencatatan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
STANDAR 4.2. PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI(AKB)
Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir beserta pemantauan dan evaluasinya sesuai dengan
perundang-undangan
KRITERIA 4.2.1
Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan masa sesudah melahirkan dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
POKOK PIKIRAN
• Pelayanan kesehatan pada ibu hamil, persalinan, masa sesudah melahirkan, dan bayi baru lahir dilakukan sesuai dengan standar dalam pedoman yang berlaku.
• Upaya pelayanan kesehatan pada ibu hamil dilaksanakan terintegrasi dengan lintas program dalam rangka penurunan AKI & AKB.
• Pelayanan Kesehatan ibu bersalin, yang selanjutnya disebut persalinan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu sejak dimulainya persalinan hingga 6 (enam) jam sesudah melahirkan.
• Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dilakukan melalui pelayanan kesehatan neonatal esensial sesuai standar. Pelayanan kesehatan neonatal esensial dilakukan pada umur 0-28 hari.
• Puskesmas melakukan pengukuran terhadap indikator kinerja yang telah ditetapkan dan dilakukan analisis capaian. Analisis capaian indikator dilakukan dengan metode analisis sesuai dengan pedoman/panduan yang berlaku, m
metode analisis situasi yang terdapat di dalam buku pedoman manajemen Puskesmas.
• Rencana program penurunan AKI dan AKB disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah AKI dan AKB di wilayah kerja Puskesmas dengan melibatkan lintas program, yang terint
pelayanan UKM dan UKPP
1. IDENTIFIKASI
MASALAH
HASIL IKH 2. PRORITAS MASALAH POLA PENYUSUNAN RUK MENGIKUTI POLA YANG ADA DI BAB II SESUAI DENGAN PEDOMAN MANAJEMEN PUSKESMA
3. PENENTUAN AKAR
MASALAH
DATA PIS PK
4. ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
Berd asarkan analisis masalah d i atas tahap b erikutnya adalah menyusun p rog ram
keg iatan yang akan d ilakukan. Contoh p rog ram untuk mening katkan cakupan
KRITERIA 4.2.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja pelayanan Ada SK Ada bukti pelaksanaan Bagaimana
kesehatan ibu, bayi dan balita yang disertai capaian dan Indikator dan pelayanan kesehatan cara
analisisnya. (R,D) target ibu, bayi dan balita puskesmas
pelayanan disertai analisisnya (penanggung
kesehatan ibu, jawab/koordin
bayi dan balita ator program)
melakukan
identifikasi
kebutuhan dan
harapan
masyarakat /
kelompok
masyarakat /
sasaran
EP 2 Ditetapkan program penurunan AKI dan AKB. (R) Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pedoman, program penurunan
panduan , KAK, AKI dan AKB disertai
SOP program analisisnya
penurunan AKI
dan AKB
EP 3 Tersedia alat, obat, bahan habis pakai dan prasarana Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir pedoman, penyediaan alat, obat,
termasuk standar alat kegawatdaruratan maternal dan panduan , KAK, bahan habis pakai dan
neonatal sesuai dengan standar dan dikelola sesuai dengan SOP prasarana pendukung
prosedur. (R,D, O, W) penyediaan pelayanan kesehatan
alat, obat, ibu dan bayi baru lahir
bahan habis termasuk standar alat
pakai dan kegawatdaruratan
prasarana maternal dan
pendukung neonatal sesuai
pelayanan dengan kebijakan
kesehatan ibu
dan bayi baru
lahir termasuk
standar alat
kegawatdarura
tan maternal
dan neonatal
EP 4 Dilakukan pelayanan kesehatan pada masa hamil, masa Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
persalinan, masa sesudah melahirkan dan bayi baru lahir sesuai pedoman, pelayanan kesehatan
dengan prosedur yang ditetapkan, kewajiban penggunaan panduan , KAK, pada masa hamil,
partograph pada saat pertolongan persalinan dan upaya SOP pelayanan masa persalinan,
stabilisasi pra rujukan pada kasus komplikasi termasuk kesehatan masa sesudah
pelayanan pada Puskesmas mampu PONED sesuai dengan pada masa melahirkan dan bayi
kebijakan, pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan hamil, masa baru lahir sesuai
yang telah ditetapkan. (R, D, W) persalinan, dengan kebijakan
masa sesudah
melahirkan dan
bayi baru lahir
(SK, SOP
Pelayanan ANC
Terpadu)
EP 5 Dilakukan pelayanan persalinan sesuai dengan kebijakan, 1.SK JENIS Ada bukti pelaksanaan
pedoman/panduan, prosedur dan kerangka acuan yang telah PELAYANAN - pelayanan persalinan
ditetapkan. (R,D, O, W) PELAYANAN sesuai dengan
PERSALINAN kebijakan
2.SK TIM
RUANG
BERSALIN DI
PUSKESMAS
3.SOP
ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL
4.KAK
ASUHAN
PERSALINAN
NORMAL DI
PUSKESMAS
EP 6 Kegiatan penurunan AKI dan AKB dikoordinasikan dan 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun PENURUNAN PELAKSANAAN
bersama lintas program dan lintas sektor. (D, W) AKI DAN AKB KEGIATAN
PUSKESMAS , 1.NOTULEN LOKMIN
SK TIM LP DAN LS
PENURUNAN 2.LAPORAN MMD
AKI DAN AKB 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS AKI DAN
PANDUAN AKB
PENURUNAN
AKI DAN AKB
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
AKI DAN AKB
EP 7 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap 1. Ada rencana atau
pelaksanaan program penurunan AKI dan AKB termasuk jadwal pemantauan
pelayanan kesehatan pada masa hamil, persalinan dan bayi sesuai RPK 2.
baru lahir di Puskesmas. (D, W) Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 8 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP Ada bukti pencatatan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 4.3.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkannya indikator dan target kinerja imunisasi yang Ada SK Ada bukti pelaksanaan
disertai capaian dan analisisnya. (R,D) Indikator dan target kinerja
target imunisasi disertai
pelayanan analisisnya
imunisasi
EP 3 Tersedia vaksin dan logistik sesuai dengan kebutuhan program Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
imunisai. (D,O,W) pedoman, penyediaan vaksin
panduan , KAK, dan logistik sesuai
SOP dengan kebutuhan
penyediaan program imunisai
vaksin dan sesuai dengan
logistik sesuai kebijakan
dengan
kebutuhan
program
imunisai
EP 4 Dilakukan pengelolaan vaksin untuk memastikan rantai vaksin Ada SK, Ada bukti pelaksanaan
dikelola sesuai dengan prosedur. (R,D, O, W) pedoman, pengelolaan vaksin
panduan , KAK, sesuai dengan
SOP kebijakan
pengelolaan
vaksin
EP 5 Kegiatan Peningkatan cakupan dan mutu imunisasi 1.SK TIM : TIM DOKUMENTASIKAN
dikoordinasikan dan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan PENINGKATAN PELAKSANAAN
prosedur yang telah ditetapkan bersama lintas program dan CAKUPAN DAN KEGIATAN
lintas sektor sesuai dengan kebijakan, pedoman/panduan dan MUTU 1.NOTULEN LOKMIN
kerangka acuan yang telah ditetapkan. (R,D, W) IMUNISASI LP DAN LS
PUSKESMAS 2.LAPORAN MMD
dan 3.LAPORAN
KECAMATAN X PELAKSANAAN
2.PEDOMAN/ SURVEILANS
PANDUAN IMUNISASI
PENINGKATAN
CAKUPAN DAN
MUTU
IMUNISASI
3.KERANGKA
ACUAN
KEGIATAN
4.SOP :
MISALNYA SOP
SURVEILANS
IMUNISASI; SK,
SOP MEDIA
KOMUNIKASI
EP 6 Dilakukan pemantauan, dan evaluasi serta tindaklanjut upaya 1. Ada rencana atau
perbaikan program imunisasi. (D, W) jadwal pemantauan
sesuai RPK 2.
Tersedia bukti proses
pemantauan dan
penilaian (Ceklist
pemantauan, catatan
pelaksanaan, dll---
cukup jelas)
3. Tersedia bukti
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan
4.Ada rencana
tindak lanjut sesuai
hasil pemantauan dan
penilaian 5.
Tersedia bukti proses
penyusunan rencana
tidak lanjut
(DAUN/GAUN, dll---
cukup jelas)
EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP Ada bukti pencatatan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan dan pelaporan
dan pelaporan
Jumlah 0
KRITERIA 4.4.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 EP 1.Ditetapkannya indikator dan target kinerja pengendalian SK tentang Bukti pelaksanaan
tuberkulosis yang disertai capaian dan analisisnya (R,D) Penetapan Indikator dan Target
Indikator dan Kinerja Pengendalian
Target Kinerja Tuberkulosis disertai
Pengendalian capaian dan
Tuberkulosis analisisnya(pedoman
(dapat manajemen
dijadikan satu puskesmas)
SK dengan
indikator
program
lainnya).
EP 2 EP 2.Ditetapkannya rencana program penanggulangan Kerangka Ada bukti pelaksanaan
tuberkulosis ® Acuan Kegiatan Program
tentang Penanggulangan
Program Tuberkulosis
Penanggulanga
n Tuberkulosis
di Puskesmas.
(Eliminasi
tuberkulosis)
EP 3 EP 3.Ditetapkan tim TB DOTS di Puskesmas yang terdiri dari SK tentang Tim Tim yang bertanggung
dokter,perawat,analis laboratorium da petugas pencatatan TB DOTS di jawab terhadap
pelaporan terlatih ® Puskesmas. pelaksanaan program
Penanggulangan
Tuberkulosis di
Puskesmas
EP 4 EP 4.Logistik baik OAT maupun non OAT disediakan sesuai SOP Disediakan logistik Perlu dihindari
dengan kebutuhan program serta dikelola sesuai dengan Permintaan sesuai kebutuhan stock out OAT
prosedur (R,D,O,W) OAT, SOP program dan non OAT,
Penerimaan agar
OAT, SOP kesinambunga
Pengelolaan n pelayanan
OAT, SOP dan
Pendistribusian pengobatan
OAT, SOP selalu terjaga
Pemusnahan
OAT.
EP 5 EP 5.Dilakukan tata laksana kasus tuberkulosis mulai dari JUKNIS TATA Ada bukti pelaksanaan
diagnosis,penngobatan, pemantauan,evaluasi, dan tindak LAKSANA Program
lanjut sesuai dengan kebijakan,pedoman/panduan dan KASUS TBC Penanggulangan
prosedur yang telah ditetapkan (R,D,O,W) Tuberkulosis sesuai
prosedur
EP 6 EP 6. Program penanggulangan tuberkulosis dikoordinasikan Rencana KOORDINASI LINTAS
dan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disusun bersama Program SEKTOR/LINTAS
lintas program dan lintas sektor (D, W). Penanggulanga PROGRAM
n Tuberkulosis ,PELAKSANAAN,PEMA
NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Penanggulangan
Tuberkulosis
EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP tentang Bukti pencatatan dan
telah ditetapkan. (R,D) Pencatatan pelaporan Program
dan Pelaporan Penanggulangan
Program Tuberkulosis
Penanggulanga
n Tuberkulosis
Jumlah 0
Puskesmas melaksanakan pengendalian penyakit tidak menular utama yang meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker payudara dan leher rahim, Pengguna layanan Rujuk Balik (PRB) Penyakit Tidak Menular (PTM) dan penyakit
kompetensi di tingkat primer, serta penanganan faktor risiko PTM.
KRITERIA 4.5.1
Program pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular serta faktor resikonya direncanakan, dilaksanakan, dipantau dan ditindaklanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Meningkatnya faktor risiko dan penyakit tidak menular berdampak pada terjadinya peningkatan angka morbiditas, mortalitas dan disablilitas, namun juga berdampak kehilangan produktivitas yang berdampak pada beban ekono
keluarga, dan masyarakat
• Upaya pengendalian penyakit tidak menular dilakukan melalui berbagai kegiatan promotif dan preventif tanpa mengesampingkan tindakan kuratif dan rehabilitatif.
• Deteksi dini atau penapisan (screening) perlu dilakukan untuk mencegah terhadinya peningkatan kasus PTM.
• Dalam upaya pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular, antara lain: pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok, dan faktor risiko yang lain, dilakukan secara terintegrasi melalui pendekatan keluarga dengan PIS
• Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan tindaklanjut dilakukan secara terintegrasi lintas program dan lintas sektor.
• Rencana program penanggulangan penyakit tidak menular dan faktor risikonya disusun dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif berdasarkan hasil analisis masalah penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas
program, yang terintegrasi dengan RUK dan RPK pelayanan UKM dan UKPP.
• Pengendalian PTM diselenggarakan melalui upaya antara lain:
- Penyelenggaraan UKBM melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
- Deteksi dini kanker payudara melalui SADANIS
- Deteksi kanker leher Rahim melalui pemeriksaan IVA
- Menindaklanjuti Program Rujuk Balik (PRB) PTM
- Penyelenggaraan pelayanan penyakit DM, HT, kanker payudara/leher rahim dan penyakit katastropik lainnya sesuai PPK
- Peningkatan kapasitas SDM dalam penanganan PTM dan faktor risiko PTM; dan lain-lain
• Tahapan kegiatan & pemeriksaan PTM di Posbindu meliputi: pendaftaran peserta, wawancara faktor risiko PTM, pengukuran faktor risiko PTM, pemeriksaan faktor risiko PTM, Identifikasi faktor risiko PTM, edukasi dan tindak lanju
• JUKNIS TATA LAKSANA KASUS meliputi: Diagnosis, Pengobatan, REKAM MEDIS, REGISTER LABORATORIUM, Pemantauan, Panduan Wawancara, Evaluasi, Tindak Lanjut
• Pencatatan dan pelaporan Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular; meliputi: Register kunjungan Posbindu PTM, Register Pemeriksaan IVA, Register Program Rujuk Balik, dll.
KRITERIA 4.5.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Ditetapkan indikator kinerja Pengendalian Penyakit Tidak SK tentang Tabel Capaian dan
Menular yang disertai capaian dan analisisnya. (R,D,W) Penetapan Analisis Indikator
Indikator dan Program
Target Kinerja Pengendalian
Pengendalian Penyakit Tidak
Penyakit Tidak Menular disertai
Menular (dapat capaian dan
dijadikan satu analisisnya(pedoman
SK dengan manajemen
indikator puskesmas)
program
lainnya).
EP 5 Dilakukan tata laksana Penyakit Tidak Menular secara terpadu JUKNIS TATA
mulai dari diagnosis, pengobatan, pemantauan, evaluasi, dan LAKSANA
tindak lanjut sesuai dengan panduan praktik klinis dan KASUS
algoritma pelayanan PTM oleh tenaga kesehatan yang
berkompeten. ( R,D, O, W)
EP 6 Dilakukan pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut terhadap Rencana KOORDINASI LINTAS
pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular. (D, Program SEKTOR/LINTAS
W) Pengendalian PROGRAM
Penyakit Tidak ,PELAKSANAAN,PEMA
Menular NTAUAN
PELAKSANAAN,Pandu
an Wawancara
Monitoring
Pelaksanaan Program
Program
Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
EP 7 Dilakukan pencatatan dan pelaporan sesuai prosedur yang SOP tentang Bukti pencatatan dan
telah ditetapkan. (D) Pencatatan pelaporan Program
dan Pelaporan Program
Program Pengendalian
Program Penyakit Tidak
Pengendalian Menular
Penyakit Tidak
Menular
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 340
CAPAIAN 0
puan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar
SIMULASI REKOMENDASI
evaluasinya sesuai dengan ketentuan peraturan
AH
SIMULASI REKOMENDASI
oman/panduan yang berlaku, misal dengan merujuk pada
an vaksin dan logistik lainnya, kondisi peralatan rantai
SIMULASI REKOMENDASI
, tata laksana kasus terdiri dari pengobatan pengguna
sehatan.
SIMULASI REKOMENDASI
Menular (PTM) dan penyakit katastropik lainnya sesuai
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
BAB.V. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP).
Puskesmas :
Kab./Kota :
Tanggal :
Surveior :
STANDAR 5.1.
Peningkatan Mutu dilaksanakan secara berkesinambungan
KRITERIA 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan Tim dan Program Peningkatan Mutu Puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Penetapan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab terhadap Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien, PPI dan Manajemen Risiko
• Persyaratan kompetensi : sarjana kesehatan, mempunyai kapasitas terkait pengelolaan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan PPI, serta mempunyai pengalaman kerja di Puskesmas
• Uraian tugas : melakukan fasilitasi, koordinasi, pemantauan dan membudayakan kegiatan peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen risiko, dan pencegahan dan pengendalian infeksi. Para tim tersebut juga harus menj
dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan.
• Kebijakan dan prosedur serta pedoman sebagai acuan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab upaya pelayanan puskesmas dan koordinator dan pelaksana kegiatan puskesmas dalam hal; 1) peningkatan mutu, 2) keselamatan pas
dan pencegahan dan pengendalian infeksi.
• Kepala Puskesmas memfasilitasi, mengalokasikan, dan menyediakan sumber daya.
• Program Mutu dan Keselamatan, Program Manajemen Risiko, Program PPI
• Pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak lanjut dan upaya perbaikan berkelanjutan.
• Hasil pemantauan dilakukan penilaian kesesuaian dengan target untuk disusun RTL perbaikan mutu. Bukti pertemuan evaluasi yang dapat dilakukan pada pertemuan RTM maupun Lokmin Lintas Program
KRITERIA 5.1.1. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Kepala Puskesmas menetapkan program peningkatan mutu SK Penanggung Bukti pelaksanaan Pemahaman
dan tim atau petugas yang diberi tanggungjawab untuk jawab mutu, Program peningkatan petugas
peningkatan mutu, keselamatan pasien, manajemen resiko dan dengan mutu, Program terhadap
PPI yang memenuhi persyaratan kompetensi yang dilengkapi kejelasan Keselamatan Pasien, Program
dengan uraian tugas masing-masing (R, D, W) uraian tugas; Program manajemen peningkatan
Pedoman resiko dan Program mutu, Program
Program PPI Keselamatan
peningkatan Pasien,
mutu, Program Program
Keselamatan manajemen
Pasien, resiko dan
Program Program PPI
manajemen
resiko dan
Program PPI
EP 2 2. Dilakukan pengawasan, pengendalian, penilaian, tindak Bukti pelaksanaan Pelaksanaan Tanyakan
lanjut dan upaya perbaikan berkesinambungan terhadap monitoring dan Program kepada ketua
pelaksanaan Program peningkatan mutu, Program evaluasi Program peningkatan tim mutu
Keselamatan Pasien, Program manajemen resiko dan Program dalam RTM, Lokmin mutu, Program tentang bukti
PPI (D, O, W) Keselamatan perbaikan
Pasien, terhadap
Program pelaksanaan
manajemen Program
resiko dan peningkatan
Program PPI mutu, Program
Keselamatan
Pasien,
Program
manajemen
resiko dan
Program PPI
Jumlah 0
KRITERIA 5.1.2.
5.1.2. Kepala Puskesmas dan tim atau petugas yang diberi tanggung jawab untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien berkomitmen untuk membudayakan peningkatan mutu secara berkesinambungan melalui pengelolaan in
POKOK PIKIRAN
• Penetapan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan regulasi terdiri dari Indikator mandatori dan indikator non mandatori
• Indikator mutu mandatori yaitu 6 INM; 1. Indikator kepatuhan identifikasi pasien; 2. Indikator kepatuhan kebersihan tangan (KKT); 3. Indikator kepatuhan penggunaan APD; 4. Indikator pelayanan ibu hamil; 5. Indikator TB; 6. Ind
• Indikator mutu non mandatori adalah indikator yang disusun berdasarkan permasalahan yang ada/dihadapi di masing-masing puskesmas. Berupa 1. Indikator Mutu Prioritas Puskesmas (IMPP) dan 2. Indikator mutu di masing-m
• Indikator mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas berdasarkan tujuan terdiri dari Indikator untuk merepresentasi mutu dan indikator untuk melakukan upaya perbaikan
• Indikator mutu yang merepresentasikan mutu layanan kesehatan adalah indikator yang digunakan untuk menilai apakah suatu layanan yang diterima bermutu atau tidak. Yaitu 1. Indikator Nasional Mutu Puskesmas (INM) dan 2.
Pasien (SKP)
• Indikator mutu untuk upaya perbaikan merupakan indikator yang menggambarkan upaya yang harus dilakukan karena target/capaian indikator tidak tercapai sesuai standar; Upaya perbaikan karena : 1. capaian yang tidak tercap
yang lebih rendah dari mitra kaji banding, 3. capaian yang tidak sesuai harapan pengguna, 4. capaian yang lebih berpeluang untuk ditingkatkan
• Indikator Mutu :
a. Indikator Mutu Prioritas Tingkat Puskesmas (IMPP) adalah indikator mutu yang ditetapkan berdasarkan area prioritas Puskesmas untuk perbaikan mutu sesuai prioritas masalah di wilayah kerja Puskesmas
b. Indikator Mutu Prioritas Program
- Indikator Mutu Nasional (INM) adalah indikator mutu yang ditetapkan oleh Kemenkes untuk dilakukan pengukuran oleh seluruh Puskesmas di Indonesia (mandatori)
- Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) adalah indikator mutu SKP yang ditetapkan oleh Puskesmas berdasarkan masalah keselamatan pasien di Puskesmas di luar dari indikator mutu SKP yang telah ditetapkan dalam INM.
• Indikator mutu yang sudah tercapai dan dapat dipertahankan selama tahun berjalan maka dapat diganti dengan indikator mutu baru. Indikator mutu yang belum mencapai target dapat tetap diukur di tahun berikutnya.
KRITERIA 5.1.2. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Terdapat kebijakan tentang prioritas peningkatan mutu SK Indikator
pelayanan dan pencapaian sasaran keselamatan pasien dan Mutu
PPI. ( R ) Puskesmas
(meliputi
Indikator
Nasional Mutu,
Indikator Mutu
Prioritas,
Indikator
Sasaran
Keselamatan
Pasien,
Indikator PPI)
EP 2 2. Dilakukan pengumpulan dan analisis capaian indikator mutu Bukti pengumpulan Tanyakan
dan Sasaran Keselamatan Pasien. (D, W) dan analisis capaian kepada
indikator mutu petugas cara
pengumpulan
data dan
analisis capaian
indikator mutu
EP 3 3. Dilakukan evaluasi efektivitas upaya peningkatan mutu Bukti RTL hasil analisis Tanyakan
puskesmas berdasarkan hasil analisis capaian Indikator Mutu capaian indikator kepada
Puskesmas. (D, W) mutu petugas RTL
dari hasil
analisis capaian
indikator mutu
EP 4 4. Terdapat rencana peningkatan pengetahuan dan Rencana peningkatan Tanyakan
keterampilan staf yang terlibat dalam perencanaan dan pengetahuan dan rencana
perbaikan mutu sesuai dengan peran masing-masing. (D, W) keterampilan staf peningkatan
yang terlibat dalam pengetahuan
perencanaan dan dan
perbaikan mutu keterampilan
staf yang
terlibat dalam
perencanaan
dan perbaikan
mutu
Jumlah 0
KRITERIA 5.1.3.
5.1.3. Dilakukan analisis dan validasi terhadap hasil pengumpulan data indikator mutu sebagai informasi yang menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk peningkatan mutu Puskesmas.
POKOK PIKIRAN
• Tujuan Validasi untuk menjamin data indikator mutu akurat/shahih agar dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan informasi pada masyarakat.
• Kapan validasi dilakukan, jika :
- terdapat indikator baru yang diterapkan untuk menilai mutu pelayanan
- terdapat indikator mutu yang akan ditampilkan kepada masyarakat melalui media informasi yang ditetapkan
- terdapat perubahan pada metode pengukuran yang ada, antara lain: perubahan numerator atau denominator, perubahan metode pengumpulan, perubahan sumber data, perubahan subjek pengumpulan data, perubahan definisi
• Dalam rangka mencapai sebuah kesimpulan dan membuat keputusan maka data harus digabungkan, dianalisis dan diubah menjadi informasi yang berguna.
• Dalam menetapkan frekuensi pengumpulan data dan analisisnya harus mempertimbangkan kebutuhan untuk perbaikan mutu kegiatan pelayanan.
• Analisis data dapat dilakukan dengan membandingkan data-data puskesmas melalui kaji banding dalam empat hal : melihat kecenderungan (trend), membandingkan dengan puskesmas lain, membandingkan dengan standar, jika
membandingkan dengan praktik yang diinginkan dalam literatur (best practice)
KRITERIA 5.1.3. Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 1. Dilakukan pengumpulan data hasil pengukuran indikator Bukti pengumpulan Tanyakan
mutu menggunakan metode dan teknik statistik sesuai data indikator mutu kepada
kebutuhan. (D, W) secara manual petugas cara
maupun secara pengumpulan
aplikasi data indikator
mutu
EP 2 2. Dilakukan validasi data hasil pengumpulan pengukuran Dokumen validasi Cara input dan Tanyakan
indikator sebagaimana diminta pada pokok pikiran. (D, O, W) data indikator mutu validasi data kepada
dilakukan sesuai indikator mutu petugas cara
ketentuan input dan
validasi data
indikator mutu
EP 3 3. Terdapat analisis data yang dilakukan melalui kaji banding Bukti puskesmas cara
seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran dan hasilnya melakukan analisis melakukan
disampaikan kepada Kepala Puskesmas untuk tindak lanjut (contohnya melihat analisis;
perbaikan. (D, W) trend dari waktu ke Pemahaman
waktu); Dokumen kaji kaji banding
banding data indikator mutu
indikator mutu
Jumlah 0
STANDAR 5.1.4
Peningkatan mutu dicapai dan dipertahankan
STANDAR 5.2
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisa dan penatalaksanaan risiko untuk mengurangi cedera, dan mengurangi risiko lain terhadap keselamatan pasien, staf dan sasaran pelayanan UKM serta ma
KRITERIA 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis dan dilakukan penatalaksanaannya
POKOK PIKIRAN
• Manajemen risiko merupakan pendekatan proaktif yang komponen-komponen pentingnya meliputi:
- identifikasi risiko
- prioritas risiko
- pelaporan risiko
- manajemen risiko
- investigasi terhadap insiden yang terjadi baik pada pengguna layanan, petugas, keluarga dan pengunjung
- manajemen terkait tuntutan (klaim)
• Identifikasi Risiko terhadap kejadian/insiden yang sudah terjadi didokumentasikan dalam Register Risiko. Sedangkan risiko yang belum terjadi dan berpotensi menimbulkan kejadian/insiden didokumentasikan pada Identifikasi D
• Kategori risiko di puskesmas adalah risiko yang mungkin ataupun telah terjadi terkait dengan KMP (kepemimpinan dan manajemen puskesmas), UKPP (Upaya Kesehatan Perseorangan dan Penunjang) dan UKM (Upaya Kesehatan
• Register Risiko dan Identifikasi Daftar Potensi Risiko harus dibuat sebagai dasar penyusunan Program Manajemen Risiko dan untuk membantu petugas Puskesmas mengenal dan mewaspadai kemungkinan risiko dan akibatnya.
KRITERIA 5.2.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan analisis risiko yang sudah terjadi Register Risiko
dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan dalam
Register Risiko. (D,W)
EP 2 Dilakukan identifikasi dan analisis potensi risiko yang belum Identifikasi Daftar
terjadi dalam area KMP, UKM dan UKPP yang dituangkan Potensi Risiko
dalam Identifikasi Daftar Potensi Risiko. (D,W)
Jumlah 0
KRITERIA 5.2.2.
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga, masyarakat, petugas dan lingkungan yang telah diidentifikasi, dianalisis dan ditindak lanjuti.
POKOK PIKIRAN
• Program Manajemen Risiko (MR) yang berisi strategi dan kegiatan untuk mereduksi atau memitigasi risiko, disusun setiap tahun, terintegrasi dalam perencanaan Puskesmas.
• Pelaksanaan program manajemen risiko yang terdiri dari proses manajemen risiko berupa identifikasi, analisis, penatalaksanaan risiko dan monitor perbaikannya untuk menentukan strategi reduksi dan mitigasi risiko.
• Satu alat/metode analisis proaktif terhadap proses kritis dan beresiko tinggi adalah failure mode effect analysis (analisis efek modus kegagalan) untuk menganalisis minimal satu proses kritis atau berisiko tinggi yang dipilih setiap
KRITERIA 5.2.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Program manajemen risiko disusun berdasar analisi kejadian Program Manajemen
yang sudah terjadi dan hasil identifikasi proses berisiko tinggi Risiko hasil analisi
dan menjadi bagian terintegrasi dalam perencanaan tercantum dalam RUK
Puskesmas. (D,W) Puskesmas
EP 2 Dilakukan penatalaksanaan risiko berupa strategi reduksi dan Strategi reduksi dan
mitigasi risiko dan pemantauan pelaksanaan tata laksana mitigasi risiko dan
terkait kesehatan dan keselamatan kerja, sarana prasarana dan pemantauan
infeksi. (D,W)
EP 3 Dilakukan pelaporan hasil program manajemen risiko dan Bukti hasil program
rencana tindak lanjut risiko yang telah diidentifikasi. (D,W) manajemen risiko dan
tindaklanjutnya
Jumlah 0
STANDAR 5.3.
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
KRITERIA 5.3.1
Proses identifikasi pasien dilakukan dengan benar
POKOK PIKIRAN
• Salah identifikasi pasien dapat terjadi di Puskesmas baik proses pelayanan sebagai akibat dari kelalaian petugas, kondisi kesadaran pasien, perpindahan tempat tidur dan kondisi lain yang menyebabkan terjadinya salah identitas
• Kebijakan dan prosedur identifikasi pasien perlu disusun termasuk identifikasi pasien pada kondisi tertentu, misalnya pasien tidak dapat menyebutkan identitas, penurunan kesadaran, koma, gangguan jiwa, datang tanpa identita
pasien mempunyai nama yang sama atau mirip.
• Identifikasi harus dilakukan minimal dengan dua cara yang relatif tidak berubah, antara lain: nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis, dan nomor induk kependudukan, dan tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lo
• Proses identifikasi dengan benar harus dilakukan mulai dari skrining, pada saat pendaftaran, setiap akan melakukan prosedur diagnostik, prosedur tindakan, pemberian obat dan pemberian diit.
KRITERIA 5.3.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi pasien sebelum dilakukan prosedur Bukti dilakukan
diagnostik, tindakan, pemberian obat, pemberian imunisasi dan identifikasi sesuai
pemberian diit, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang prosedur
ditetapkan. (D, O, W)
KRITERIA 5.3.2
Proses untuk meningkatkan efektifitas komunikasi dalam pemberian asuhan ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Kesalahan pembuatan keputusan klinis, tindakan dan pengobatan dapat terjadi akibat komunikasi yang tidak efektif dalam proses asuhan pasien
• Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan antara lain: 1) terjadi pada saat pemberian perintah secara verbal, 2) pemberian perintah verbal melalui telepon, 3) penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostis, 4) s
pemindahan pasien dari unit yang satu ke unit yang lain
• Kebijakan dan prosedur komunikasi efektif perlu disusun dan diterapkan dalam penyampaian pesan verbal, pesan verbal lewat telpon, penyampaian nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang diagnostik, serah terima pasien pada s
terima dari unit yang satu ke unit yang lain, misalnya untuk pemeriksaan penunjang dan pemindahan pasien ke unit lain.
• Pelaporan kondisi pasien dalam komunikasi verbal atau lewat telepon antara lain dapat dilakukan dengan menggunakan teknik SBAR (Situation, Background, Asessment, Recommendation).
• Pelaksanaan komunikasi efektif verbal atau lewat telepon ditulis lengkap (T), dibaca ulang oleh penerima perintah (B) dan dikonfirmasi kepada pemberi perintah (K)
• Nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang yang berada di luar rentang angka normal secara mencolok harus ditetapkan dan segera dilaporkan oleh tenaga kesehatan yang bertanggungjawab dalam pelayanan penunjang kepada do
sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas.
KRITERIA 5.3.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Pemberian perintah secara verbal ditulis lengkap dan dibaca Bukti dilakukan
ulang oleh penerima perintah serta dikonfirmasi oleh pemberi komunikasi efektif di
perintah. (D, O, W) rekam medis
EP 2 Pelaporan kondisi pasien dan pelaporan nilai kritis hasil Bukti dilakukan
pemeriksaan laboratorium ditulis lengkap, dibaca ulang oleh pelaporan nilai kritis
penerima pesan dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan di rekam medis
dilakukan sesuai prosedur dan dicatat dalam rekam medis,
termasuk identifikasi kepada siapa nilai kritis hasil pemeriksaan
laboratorium dilaporkan. (D, O, W, S)
EP 3 Proses komunikasi serah terima pasien yang memuat hal-hal Bukti komunikasi saat
kritial dilakukan secara konsisten sesuai dengan prosedur, serah terima pasien
metode dan menggunakan form yang dibakukan. (D, O, W, S) (form serah terima)
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.3
Proses untuk meningkatkan keamanan terhadap obat-obat yang perlu diwaspadai ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Pemberian obat pada pasien perlu dikelola dengan baik dalam upaya keselamatan pasien. Kesalahan penggunaan obat-obat perlu diwaspadai dapat menimbulkan cedera pada pasien.
• Obat yang perlu diwaspadai (high alert) adalah obat-obat yang dalam penggunaannya sering menyebabkan kesalahan dan/atau kejadian sentinel, beresiko tinggi untuk penyalahgunaan, antara lain: obat-obatan dengan rentang
koagulan, kemoterapi, obat-obatan psikoterapi, narkotika dan obat-obatan dengan nama serupa dan rupa mirip.
• Kesalahan pemberian obat dapat juga terjadi akibat adanya obat dengan nama dan rupa obat mirip (look alike sound alike)
KRITERIA 5.3.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan Daftar obat yang perlu
nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan diwaspadai dan obat
obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa dengan nama atau
mirip sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang disusun. rupa mirip
(D,O, W)
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, tepat sisi pada pasien yang menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Terjadinya cedera dan kejadian tidak diharapkan dapat diakibatkan oleh salah orang, salah prosedur, salah sisi pada pemberian tindakan invasif atau tindakan pada pasien.
• Puskesmas harus menetapkan tindkan operatif, tindakan invasif dan prosedurnya, yang meliputi semua tindakan yang meliputi sayatan/insisi atau tusukan, pengambilan jaringan, pencabutan gigi, pemasangan implan dan tindak
lain yang menjadi kewenangan puskesmas sebagi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.
• Puskesmas harus mengembangkan suatu sistem untuk memastikan benar pasien, benar prosedur, benar sisi jika melakukan tindakan dengan menerapkan Protokol Umum (Universal Protocol), yang meliputi:
- Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan
- Penandaan sisi yang akan dilakukan tindakan / prosedur; dan
- Time out yang dilakukan segera sebelum dimulainya prosedur
KRITERIA 5.3.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penandaan sisi operasi / tindakan medis secara SOP Bukti dilakukan
konsisten oleh pemberi pelayanan yang akan melakukan Penandaan penandaan lokasi
tindakan sesuai kebijakan dan prosedur yang ditetapkan. (O, lokasi operasi operasi
W)
Jumlah 0
KRITERIA 5.3.5
Proses untuk mengurangi resiko jatuh disusun dan dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
• Penapisan resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan dengan mempertimbangkan:
1. kondisi pasien; contoh: pasien geriatri, dizzines, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan atau kejiwaan, konsumsi alkohol
2. diagnosis; contoh: pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson
3. situasi; pasien mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans, perubahan posisi akan mengakibatkan risiko jatuh
4. lokasi; hasil identifikasi area-area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai barrier/penghalang yang lain, misalnya tempat pelayanan fisioterapi, tangg
KRITERIA 5.3.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh sesuai dengan SOP penapisan Bukti dilakukannya
kebijakan dan prosedur serta dilakukan upaya untuk pasien risiko penapisan pasien
mengurangi risiko tersebut. (O, W, S) jatuh risiko jatuh dan tindak
lanjutnya
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut untuk mengurangi risiko Bukti dilakukannya
terhadap situasi dan lokasi yang diidentifikasi berisiko terjadi lokasi yang berisiko
pasien jatuh. (D, O, W) pasien jatuh
Jumlah 0
STANDAR 5.4
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan budaya keselamatan
KRITERIA 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis dan penyusunan rencana penyelesaian masalah, upaya perbaikan dan pencegahan insiden keselamatan pasien
POKOK PIKIRAN
• Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
• Insiden keselamatan pasien terdiri atas: 1)Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), 2)Kejadian Nyaris Cedera (KNC), 3)Kejadian Tidak Cedera (KTC), 4)Kejadian Potensial Cedera (KPC) dan 5)Kejadian Sentinel (KS)
• Pelaporan insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien. Pelaporan insiden terdiri dari Laporan Insiden Internal dan La
• Puskesmas perlu melakukan analisis dengan menggunakan matriks grading risiko yang akan menentukan jenis investigasi insiden yang akan dilakukan setelah Laporan Insiden Internal. Investigasi terdiri dari Investigasi sederhana
• Pelaporan insiden keselamatan pasien dilaporkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KRITERIA 5.4.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan pelaporan jika terjadi insiden sesuai kebijakan dan SK dan SOP dokumen laporan wawancara
prosedur yang ditetapkan kepada tim keselamatan pasien yang pelaporan insiden dan pelaporan pada petugas
disertai dengan analisis, investigasi insiden dan tindak lanjut insiden insiden ke tim kesehatan dan
terhadap insiden. keselamatan keselamatan pasien; tim
pasien dokumen analisa keselamatan
risiko, investigasi pasien
insiden, dan tindak
lanjut insiden
EP 2 Dilakukan pelaporan ke Komite Nasional Keselamatan Pasien dokumen laporan
(KNKP) terhadap insiden, analisis dan tindak lanjut sesuai insiden pada KNKP
kerangka waktu yang ditetapkan.
Jumlah 0
KRITERIA 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
POKOK PIKIRAN
• Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggungjawab seluruh tenaga kesehatan yang memberikan asuhan pasien
• Perilaku terkait budaya keselamatan berupa:
a. penyediaan layanan yang baik, termasuk pengambilan keputusan bersama
b. bekerjasama dengan pasien atau klien
c. bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
d. bekerjasama dengan sistem layanan kesehatan
e. meminimalkan risiko
f. mempertahankan kinerja profesional
g. perilaku profesional dan beretika
h. memastikan pelaksanaan proses pelayanan yang terstandar
i. upaya peningkatan mutu dan keselamatan termasuk keterlibatan dalam pelaporan dan tindak lanjut insiden
• Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada, tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga kesehatan perlu melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan mela
pada sistem pelayanan maupun perilaku pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan dan budaya perbaikan pelayanan klinis yang berkelanjutan.
KRITERIA 5.4.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan pelaporan perilaku yang tidak SK dan SOP bukti identifikasi dan pengamatan wawancara
mendukung budaya keselamatan/"tidak dapat diterima" dan penerapan pelaporan perilaku pelaksanaan secara acak
upaya perbaikannya budaya mutu yang tidak budaya mutu pada petugas
dan mendukung budaya dan kesehatan
keselamatan keselamatan pasien keselamatan tentang
pasien pasien penerapan
budaya mutu
dan
keselamatan
pasien
EP 2 Dilakukan edukasi tentang mutu klinis dan keselamatan pasien sosialisasi budaya wawancara
pada tenaga kesehatan pemberi asuhan mutu klinis dan secara acak
keselamatan pasien pada petugas
kesehatan
tentang
penerapan
budaya mutu
dan
keselamatan
pasien
Jumlah 0
STANDAR 5.5.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan
KRITERIA 5.5.1.
Regulasi dan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan oleh seluruh karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan risiko terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehat
POKOK PIKIRAN
• Sumber rujukan utama yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017 tentang Pedoman PPI di Fasyankes dan Petunjuk Teknis PPI di FKTP tahun 2020
• Puskesmas perlu menyusun program PPI yang meliputi kewaspadaan isolasi yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi; pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau workshop)
pasien dan keluarga serta masyarakat; penyusunan dan penerapan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan serta penggunaan anti mikroba secara bijak.
• Kegiatan yang tercantum dalam program PPI tergantung pada kompleksitas kegiatan klinis dan pelayanan puskesmas, besar kecilnya area puskesmas, tingkat risiko dan cakupan populasi yang dilayani, geografis, jumlah & jenis pe
pegawai dan merupakan bagian terintegrasi dengan Program Peningkatan Mutu
• Untuk memantau dan menilai pelaksanaan program PPI disusun indikator-indikator sebagai bukti dilaksanakannya kegiatan-kegiatan yang direncanakan
KRITERIA 5.5.1 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI SK, Pedoman Dokumen Pelaksanaan
secara komprehensif dalam penyelenggaraan pelayanan di dan SOP perencanaan program program PPI di
puskesmas Program PPI PPI, bukti Pelaksanaan puskesmas
program PPI di
puskesmas
EP 2 Dilakukan pemantauan, evaluasi dan tindak lanjut terhadap SK indikator PPI Bukti monev dan RTL
pelaksanaan program PPI dengan menggunakan indikator yang program PPI; Data
ditetapkan indikator PPI
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.2.
Dilakukan identifikasi risiko-risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko-risiko tersebut
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas melakukan identifikasi dan kajian risiko baik dalam penyelenggaraan pelayanan upaya kesehatan perseorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang mungkin atau pernah terjadi terhadap pasien, pengunjung, p
masyarakat.
• Berdasarkan hasil kajian tersebut disusun strategi dalam pencegahan dan pengendalian infeksi melalui dengan menerapkan program PPI yang terdiri dari kewaspdaan isolasi yang terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar
transmisi, penggunaan anti mikroba secara bijak dan pelaksanaan bundles infeksi terkait pelayanan kesehatan antara lain infeksi aliran darah primer, infeksi daerah operasi, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter, dan in
terjadi akibat pelayanan kesehatan
• ICRA (Infection Control Risk Assesment) merupakan program penilaian risiko pengendalian infeksi melalui proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan risiko dari infeksi ke pasien dengan perencanaan fasilitas, desain da
KRITERIA 5.5.2 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi dan kajian risiko infeksi terkait dengan dokumen ICRA
penyelenggaraan di Puskesmas
EP 2 Disusun dan dilaksanakan strategi untuk meminimalkan risiko SK indikator PPI Bukti monev dan RTL
infeksi terkait dengan penyelenggaraan pelayanan di program PPI; Data
Puskesmas dan dipastikan ketersediaan a) sampai g) di dalam indikator PPI
POKOK PIKIRAN
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.3
Puskesmas mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, perlu melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat d
POKOK PIKIRAN
• Program PPI di puskesmas adalah untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi diantara pasien, petugas, keluarga dan masyarakat dan lingkungan melelui penerapan kewaspadaan isolasi yang te
dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, dan surveilans HAI's
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin penerapan yang konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI, misalnya audit kepatuhan kebersihan tangan, audit bundle's HAI's, dll
• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggungjawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan Puskesmas.
• Kewaspadaan standar meliputi:
a. Kebersihan tangan
b. Penggunaan APD
c. Pengendalian lingkungan
d. Pengelolaan limbah dan benda tajam
e. Pengelolaan alat medis (instrumen)
f. Pengelolaan linen
g. Penyuntikan yang aman
h. Kebersihan pernafasan dan etika batuk
i. Penempatan pasien
j. Perlindungan Kesehatan Karyawan
KRITERIA 5.5.3 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip Bukti penerapan PPI
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran sesuai prosedur di puskesmas
yang ditetapkan
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.4
Kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan
POKOK PIKIRAN
• Prosedur kebersihan tangan perlu disusun dan disosialisasikan, serta media edukasi ditempel pada tempat yang mudah dibaca. Tenaga medis, tenaga kesehatan dan karyawan puskesmas harus dilatih dalam penerapan tentang k
kebersihan tangan perlu juga dilakukan untuk pasien dan keluarga pasien.
• Setiap karyawan puskesmas harus memahami dan mampu menerapkan 6(enam) langkah dan 5(lima) kesempatan melakukan kebersihan tangan dengan benar.
• Puskesmas wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan untuk melakukan kebersihan tangan antara lain:
a. fasilitas cuci tangan meliputi air mengalir, sabun, tisu pengering tangan/handuk sekali pakai; dan/atau
b. hand rubs berbasis alkohol yang ketersediaannya harus terjamin di Puskesmas
KRITERIA 5.5.4 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada tenaga medis, SOP kebersihan Bukti pelaksanaan
tenaga kesehatan, seluruh karyawan Puskesmas, pasien dan tangan edukasi kebersihan
keluarga pasien tangan, banner,
leaflet tentang
kebersihan tangan
EP 3 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap pelaksanaan Instrumen audit dan
kebersihan tangan bukti audit kepatuhan
kebersihan tangan
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.5
Dilakukan upayan pencegahan penularan infeksi dengan penerapan kewaspadaan berdasar transmisi dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien yang dapat ditularkan melalui transmisi air borne
POKOK PIKIRAN
• Program PPI dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi. Kewaspadaan berdasar transmisi meliputi kewaspadaan terhadap penularan melalui kontak, droplet dan air borne.
• Penularan penyakit air borne disease termasuk penularan yang diakibatkan oleh prosedur atau tindakan yang menimbulkan aerosolisasi merupakan salah satu risiko yang perlu diwaspadai dan mendapat perhatian khusus di pusk
• Untuk mengurangi risiko penularan air borne disease diantaranya dengan menggunakan APD, penataan ruang periksa, penempatan pasien, maupun transfer pasien dilakukan sesuai dengan prinsip PPI.
• Untuk mencegah penularan air borne disease perlu melakukan identifikasi pasien yang berisiko dengan memberikan masker, menempatkan pasien di tempat tersendiri atau kohorting dan mengajarkan etika batuk
• Untuk pencegahan penularan transmisi air borne ditetapkan alur dan SOP pengelolaan pasien sesuai ketentuan
KRITERIA 5.5.5 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi penyakit infeksi yang ditularkan melalui SOP Alur penatalaksanaan
transmisi air borne dan prosedur atau tindakan yang penatalaksana pasien infeksi, bukti
menimbulkan aerosolisasi yang dilayani di puskesmas serta an pasien identifikasi penyakit
upaya pencegahan penularan infeksi melalui transmisi air infeksi infeksi terutama saat
borne dengan pemakaian APD, penataan ruang periksa, penerimaan pasien di
penempatan pasien, maupun transfer pasien sesuai dengan puskesmas
regulasi yang disusun
EP 2 Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil Bukti monitoring dan
pemantauan terhadap pelaksanaan penataan ruang periksa, tindak lanjut dari
penggunaan APD, penempatan pasien, transfer pasien untuk pemantauan
mencegah transmisi infeksi. pencegahan transmisi
infeksi
Jumlah 0
KRITERIA 5.5.6
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
POKOK PIKIRAN
• Puskesmas menetapkan kebijakan tentang outbreak , bagaimana penanggulangan sesuai dengan wewenangnya, untuk menjamin perlindungan kepada petugas, pengunjung dan perlindungan pasien
• Kriteria outbreak infeksi terkait pelayanan kesehatan di puskesmas adalah:
a. terdapat kejadian infeksi yang sebelumnya tidak ada atau sejak lama tidak pernah muncul yang diakibatkan oleh kegiatan pelayanan kesehatan yang berdampak risiko infeksi baik di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas
KRITERIA 5.5.6 Elemen Penilaian SKOR FAKTA DAN ANALISIS ✔ REGULASI DOKUMEN BUKTI OBSERVASI WAWANCARA
EP 1 Dilakukan identifikasi kemungkinan terjadinya outbreak infeksi SK & SOP Alur penatalaksanaan
baik yang terjadi di puskesmas atau di wilayah kerja puskesmas penatalaksana outbreak, Dokumen
an outbreak identifikasi kejadian
outbreak infeksi di
puskesmas atau di
wilayah kerja
puskesmas
Jumlah 0
Total Skor 0
Total EP 440
CAPAIAN 0
m tersebut juga harus menjamin pelaksanaan kegiatan
SIMULASI REKOMENDASI
ngan melalui pengelolaan indikator mutu.
kesmas
ahun berikutnya.
SIMULASI REKOMENDASI
smas.
an data, perubahan definisi operasional dari indikator.
SIMULASI REKOMENDASI
n pelayanan UKM serta masyarakat
SIMULASI REKOMENDASI
mitigasi risiko.
SIMULASI REKOMENDASI
terjadinya salah identitas
SIMULASI REKOMENDASI
penunjang diagnostis, 4) serah terima antar shift, dan 5)
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
asangan implan dan tindakan atau prosedur invasif yang
eliputi:
SIMULASI REKOMENDASI
pelayanan fisioterapi, tangga
SIMULASI REKOMENDASI
SIMULASI REKOMENDASI
mberian pelayanan dan melakukan upaya perbaikan baik
SIMULASI REKOMENDASI
dengan pelayanan kesehatan
SIMULASI REKOMENDASI
uarga pasien, masyarakat dan lingkungan.
SIMULASI REKOMENDASI
dalam penerapan tentang kebersihan tangan. Sosialisasi
SIMULASI REKOMENDASI
plet dan air borne.
n etika batuk
SIMULASI REKOMENDASI
wilayah kerja puskesmas
SIMULASI REKOMENDASI
0.00%
REKAPITULASI CAPAIAN SELURUH BAB
NB : Halaman ini tidak perlu diisi / diketik. Skor dan Nilai akan muncul otomatis.
SKOR
NO BAB TOTAL SKOR MAKSIMUM CAPAIAN
E.P
Puskesmas :
Kab./ Kota :
Tanggal :
Surveior :
1
2
3
4
5
6
7