Anda di halaman 1dari 25

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD
a. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Belajar adalah proses perubahan yang terjadi di dalam diri sendiri. Belajar
sebagai proses seseorang mengalami perubahan tingkah laku dari hubungannya
dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya (Slameto, 2015, hlm. 2).
Menurut Faizah (2017, hlm. 176) belajar adalah tindakan sadar oleh individu
melalui latihan atau pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku baik
kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar adalah aktivitas sepanjang hayat yang
dilaksanakan keseluruhan waktu pada hidup manusia (Hairani, 2018, hlm. 355).
Berdasarkan pendapat di atas, belajar adalah aktivitas yang dilakukan
sepanjang hayat untuk mendapatkan proses perubahan perilaku baik kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dihasilkan dari pengalaman dan hubungan dengan
lingkungannya.
Pembelajaran yang berhasil ditandai dari hasil belajar optimal. Hasil
belajar adalah kemampuan yang didapatkan melalui pengalaman belajar (Sudjana,
2016, hlm. 22). Menurut Murtonen, et al., (2017, hlm. 114) hasil belajar
menggambarkan adanya perubahan perilaku individu yang dapat diamati secara
langsung setelah mengikuti pembelajaran. Menurut Nasution (2006, hlm. 36)
menyatakan hasil belajar merupakan hasil interaksi antara belajar dan mengajar
yang pada umumnya berupa nilai tes yang diberikan oleh guru. Menurut teori
taksonomi bloom, hasil belajar diperoleh melalui tiga kategori yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik (Nurrita, 2018, hlm. 175).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan siswa setelah memperoleh pengalaman belajar baik kognitif, afektif,
dan psikomotor yang pada umumnya dinyatakan dengan hasil nilai tes siswa.
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10

Pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi muatan pokok pada semua


jenjang pendidikan di Indonesia. Menurut Cahyo (Isnaniah, 2020, hlm. 2)
pembelajaran bahasa Indonesia membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan
(pemahaman konsep), kemampuan dan keterampilan menggunakan bahasa
Indonesia, keterampilan berpikir, kematangan emosional, dan kematangan sosial
dalam memahami lingkungan sekitar dan bekal melanjutkan pendidikan
selanjutnya. Siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia diperlukan empat
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai yaitu menyimak, berbicara, membaca,
menulis (Tarigan, 2015, hlm. 1).
Berdasarkan beberapa pendapat, pengertian hasil Belajar Bahasa
Indonesia merupakan kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca
dan menulis setelah mendapatkan pengalaman belajar Bahasa Indonesia baik
kognitif, afektif, serta psikomotor yang dinyatakan dengan hasil nilai tes siswa.
Hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penelitian ini yaitu tes muatan pelajaran
Bahasa Indonesia pada ranah kognitif siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen.
b. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Hasil belajar setiap siswa berbeda-beda. Perbedaan hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Aisyah (2017, hlm. 3) hasil belajar
dipengaruhi faktor internal yang berasal dari diri individu yaitu secara jasmaniah
ataupun rohani sedangkan faktor dari luar atau eksternal seperti intelegensi, bakat,
minat, motivasi dan konsentrasi.
Menurut Slameto (2015, hlm. 54) hasil belajar dipengaruhi oleh faktor
internal (faktor dari dalam) individu yang mencakup faktor psikologis berupa
minat, bakat, kecerdasan, perhatian, motivasi, kematangan dan persiapan
sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu yang mencakup faktor
keluarga baik cara orang tua mendidik anak, hubungan antar anggota keluarga,
ekonomi keluarga, serta faktor dari sekolah dan masyarakat. Pendapat tersebut
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

11

selaras dengan penjelasan Sobur (2016, hlm. 212-217) bahwa ada dua faktor yang
memengaruhi hasil belajar yaitu faktor endogen dan eksogen.
1) Faktor endogen (faktor dari dalam individu), yaitu faktor fisik dan psikis.
Faktor fisik berupa faktor kesehatan dan keadaan cacat pada tubuh individu.
Faktor psikis yang mencakup intelegensi, perhatian dan minat, bakat, motivasi,
kematangan atau kesiapan, serta kepribadian.
2) Faktor eksogen (faktor dari luar individu), meliputi faktor sekolah, keluarga,
dan lingkungan.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat faktor yang memengaruhi hasil
belajar yang terdiri dari faktor endogen dan eksogen Faktor endogen merupakan
faktor yang berasal dari dalam individu yang meliputi kondisi fisik dan psikologis.
Kondisi fisik berkaitan dengan keadaan cacat tubuh individu dan kondisi kesehatan.
Kondisi psikologis contohnya minat, bakat, intelegensi, perhatian, motivasi,
kematangan dan persiapan serta kepribadian. Faktor eksogen adalah faktor dari luar
individu meliputi faktor sekolah, masyarakat, faktor keluarga, dan faktor
lingkungan.
Penelitian ini berfokus pada faktor endogen yang memengaruhi hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu faktor endogen yaitu
minat dan intelegensi atau kemampuan. Peneliti berorientasi pada minat membaca
untuk mengidentifikasi adanya hubungan kemampuan membaca pemahaman
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V se-Kecamatan Kebumen.
c. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Penilaian merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Kegiatan
penilaian hasil belajar biasanya akan dihadapkan pada tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa untuk mengukur tingkat penguasaan materi. Menurut Ropii
dan Fahrurrozi (2017, hlm. 7) penilaian sebagai proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh untuk mengumpulkan informasi tentang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

12

proses dan hasil belajar. Menurut (Wahyono, 2019, hlm. 199) penilaian hasil belajar
diperlukan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik,
menetapkan ketuntasan penguasaan, menetapkan program pengayaan, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian secara holistik meliputi kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan pengetahuan atau pengertian, ranah afektif
berkaitan dengan sikap dan minat, serta ranah psikomotor berkaitan dengan
keterampilan (Mustika, dkk., 2021, hlm. 6159). Dalam penelitian ini menggunakan
penilaian hasil belajar pada ranah kognitif. Aspek kognitif memiliki enam tingkatan
yang disebut taksonomi bloom. Menurut Nafiati (2021, hlm. 156) Bloom membagi
enam tingkatan tersebut yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi),
C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi), sedangkan taksonomi bloom yang
telah direvisi menurut Anderson membagi aspek kognitif yang terdiri dari C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi), C6 (mencipta). Tingkatan taksonomi bloom revisi digunakan
dalam menentukan kata kerja operasional pada penyusunan indikator dalam
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan taksonomi bloom revisi pada tingkatan
C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data salah satunya jenis tes.
Menurut Adom et al., (2020, hlm. 111) tes digunakan untuk mengukur kualitas,
kemampuan, memahami dan menerapkan konsep dalam pendidikan. Teknik tes
dibedakan menjadi dua yaitu teknik objektif dan subjektif. Teknik tes subjektif
yaitu dipengaruhi oleh subjektivitas pemeriksa dalam melakukan penilaian. Tes
subjektif dalam bentuk esai yang diklasifikan menjadi uraian bebas, uraian
terstruktur, jawaban singkat dan isian (Sanusi & Aziez, 2021, hlm. 103). Teknik tes
objektif adalah tes yang dinilai oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama
dengan memilih jawaban yang dianggap benar (Magdalena, dkk., 2021, hlm. 278).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

13

Teknik tes objektif terdiri dari tes melengkapi, benar salah, pilihan ganda, dan
menjodohkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia
adalah proses menentukan nilai hasil belajar Bahasa Indonesia yang dilakukan
secara sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penelitian ini
dilakukan dalam bentuk tes pilihan ganda dengan tingkatan taksonomi bloom revisi
pada tingkatan C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
d. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan
kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan
menengah, kompetensi dasar (KD) dirumuskan sebagai berikut:
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek: apa, di mana,
kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
3.4 Menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media cetak atau
elektronik.
3.6 Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam
tulisan dengan bahasa sendiri.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menggunakan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada ranah kognitif di kelas V
pada semester 1.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

14

Berdasarkan pengertian, penilaian, faktor-faktor yang memengaruhi hasil


belajar Bahasa Indonesia serta ruang lingkup materi pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas V, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia adalah
kemampuan siswa dalam menyimak, berbicara, membaca dan menulis setelah
mendapatkan pengalaman belajar Bahasa Indonesia baik kognitif, afektif, serta
psikomotor dinyatakan dengan hasil nilai tes siswa yang diukur dengan tes pilihan
ganda pada materi kelas V ranah kognitif dengan tingkatan taksonomi bloom revisi
pada tingkatan C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
2. Minat Membaca
a. Pengertian Minat Membaca
Minat dalam dunia pendidikan sangat penting pengaruhnya terhadap hasil
belajar. Peserta didik yang memiliki minat akan memiliki dorongan dari dalam diri
untuk bertindak aktif terhadap sesuatu yang diminati. Menurut Kamus Oxford
(Wong, et al., 2020, hlm. 2) minat merupakan aktivitas yang menarik perhatian
yang memengaruhi kualitas keingintahuan seseorang untuk mempelajari sesuatu.
Aktivitas atau subjek yang dimaksud seperti menyanyi, olahraga, atau filsafat,
sedangkan kualitas didefinisikan sebagai keadaan kognitif seseorang setelah
mempelajari sesuatu. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2015, hlm. 57)
mengungkapkan bahwa minat berpengaruh besar terhadap belajar siswa, apabila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak diminati tentunya siswa tidak akan belajar
dengan baik. Menurut Matondang (2018, hlm. 25) minat merupakan komponen
internal individu yang sangat memengaruhi tindakan seseorang. Adapun pendapat
dari Sutikno (Marlina, dkk., 2017, hlm. 34) minat merupakan perasaan tertarik pada
sesuatu hal atau kegiatan tanpa ada yang menyuruh dan memaksa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, minat adalah ketertarikan pada
aktivitas atau sesuatu hal yang terdapat di dalam diri seseorang tanpa adanya
paksaan dan suruhan yang memberikan pengaruh pada kualitas seseorang. Setiap
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

15

individu tentunya memiliki minat yang berbeda, karena cakupan minat terhadap
aktivitas atau sesuatu hal sangat luas. Salah satu minat yang penting untuk siswa
adalah minat membaca. Menurut Tarigan (2015, hlm. 7) menyatakan bahwa
membaca merupakan proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan
yang disampaikan penulis melalui tulisan atau kata-kata (tertulis). Membaca
merupakan sebuah kemampuan yang akan digunakan untuk dapat memahami
berbagai informasi (Ruslan & Wibayanti, 2019, hlm. 767).
Membaca membuat individu untuk meningkatkan kecerdasannya,
memperoleh pengetahuan dan memperdalam pengetahuannya (Handayani &
Koeswanti, 2020, hlm. 397). Membaca merupakan suatu aktivitas yang kompleks.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soedarsono (Harianto, 2020, hlm. 2)
membaca merupakan aktivitas yang memiliki tindakan yang terpisah-pisah,
menggunakan pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat.
Oleh karena itu, membaca merupakan proses aktivitas kompleks yang
dilakukan pembaca untuk melihat dan mengamati lalu memperoleh informasi,
pesan atau makna yang disajikan dalam tulisan atau kata-kata guna memperoleh
dan memperdalam pengetahuan serta meningkatkan kecerdasan seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, minat membaca adalah suatu ketertarikan pada
aktivitas atau sesuatu hal yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan
kegiatan melihat dan mengamati, memproses informasi lalu memperoleh informasi,
pesan atau makna yang disajikan dalam tulisan atau kata-kata. Minat membaca juga
mendukung seseorang memperoleh dan memperdalam pengetahuan serta
meningkatkan kecerdasan individu. Minat tersebut diketahui melalui adanya
ketertarikan, perhatian dan keterlibatan individu dalam aktivitas membaca.
b. Karakteristik Siswa yang Memiliki Minat Membaca
Minat terhadap suatu hal sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Guru atau pendidik sebaiknya dapat memahami minat siswa. Minat dapat diketahui
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

16

dengan munculnya karakteristik tertentu pada siswa. Menurut Slameto (2015, hlm.
180) minat siswa ditunjukkan dengan siswa akan lebih menyukai suatu hal
dibandingkan dengan hal lain, serta dapat diekspresikan dari keterlibatan siswa
dalam suatu aktivitas. Apabila dikaitkan dengan kegiatan membaca maka siswa
yang memiliki minat akan tertarik dan menyukai aktivitas membaca dibandingkan
dengan aktivitas atau hal lain.
Siswa yang memiliki minat ditandai dengan perhatian khusus pada sesuatu
yang disukai. Adapun pendapat dari Slameto (2015, hlm. 180) bahwa siswa yang
mempunyai minat terhadap subjek tertentu cenderung lebih memperhatikan subjek
tersebut. Menurut Hidi & Renninger (Lepper, et al., 2022, hlm. 2) minat
didefinisikan oleh dua komponen nilai (misalnya kepentingan pribadi) dan
pengaruh (misalnya perasaan positif, keterlibatan, atau stimulasi) yang
dikonseptualisasikan sebagai pengembangan dari pengaruh, nilai, dan pengetahuan.
Hal itu berarti minat sebagai kepentingan diri sendiri yang memengaruhi
munculnya perasaan positif siswa, keterlibatannya atau dorongan.
Apabila seseorang tertarik pada suatu bacaan, maka akan berusaha
mendapatkan bahan bacaan dan membacanya berdasarkan kesadaran dalam diri
atau dorongan dari luar (Hendrayani, 2018, hlm. 237). Hal itu berarti siswa bersedia
untuk mencari bahan bacaan yang menunjang bagi diri sendiri tanpa adanya
paksaan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
siswa yang memiliki minat membaca yaitu: (1) menyukai kegiatan membaca, (2)
adanya keterlibatan dalam membaca, (3) tertarik dengan kegiatan membaca, (4)
menaruh perhatian yang besar pada kegiatan membaca, (5) mencari bahan bacaan
yang menunjang diri sendiri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

17

c. Pentingnya Minat Membaca


Membaca sebagai aktivitas yang berperan penting terhadap proses belajar.
Crow and Crow (1989, hlm. 501) menyatakan bahwa membaca sangatlah perlu
untuk belajar. Kegiatan membaca sebagai alat pendidikan baik pendidikan formal
maupun informal. Minat membaca penting bagi siswa, karena memiliki manfaat
yang dapat digunakan dalam proses belajar. Menurut Munthe & Sitinjak (2018,
hlm. 212) membaca bermanfaat memberikan informasi, memperkaya kosakata,
membentuk wawasan dan pengetahuan yang luas. Minat dan motivasi sangat
memengaruhi hasil belajar karena semakin tinggi minat dan motivasi siswa maka
akan semakin tinggi pula hasil belajarnya (Triarisanti & Purnawarman, 2019, hlm.
131).
Kegiatan membaca selalu berkaitan dengan kehidupan masyarakat yang
kompleks dengan mencakup keseluruhan aspek kehidupan. Misalnya pada tanda-
tanda jalan mengarahkan untuk pergi ke tempat tujuan, mengingatkan aturan lalu
lintas, serta dalam dunia bisnis untuk mengetahui harga bahan yang dibutuhkan
(Rahim 2008, hlm. 1).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membaca
sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar. Siswa memperoleh beragam
manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang didapatkan apabila siswa memiliki
minat untuk membaca. Oleh karena itu, siswa harus memahami bahwa minat
membaca penting untuk kebutuhan bagi dirinya.
d. Aspek Minat Membaca
Siswa akan tertarik dan menaruh perhatian terhadap aktivitas membaca
apabila memiliki minat dalam membaca. Menurut Sari (2020, hlm. 142) minat
membaca ditandai dengan adanya perhatian yang kuat dan mendalam, perasaan
senang, dan kemauan sendiri untuk membaca. Semua jenis minat memiliki
beberapa aspek-aspek yang digunakan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

18

Menurut Hurlock (1980, hlm. 116) aspek minat dibedakan menjadi aspek
kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif minat ditandai dengan siswa tertarik
untuk belajar, sedangkan aspek afektif ditandai dengan sikap yang muncul dari
kegiatan yang diminati. Haris & Sipay (Susanti & Widyana, 2022, hlm. 710)
mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek minat membaca yaitu kesadaran,
perhatian terhadap membaca, rasa senang dan frekuensi membaca. Adapun menurut
Safari (Prawiyogi, dkk, 2021, hlm. 447) terdapat empat aspek minat membaca
terdiri dari 1) perasaan senang; 2) ketertarikan siswa; 3) perhatian siswa; 4)
keterlibatan siswa.
Crow and Crow (1989) mengemukakan enam indikator minat membaca,
yaitu:
1) Perasaan senang
Seseorang yang memiliki minat membaca akan membaca tanpa adanya
paksaan.
2) Memusatkan perhatian
Terlihat melalui hasil belajar, sikap atau perhatian terhadap teks bacaan.
3) Penggunaan waktu
Minat membaca yang tinggi ditandai dengan penggunaan waktu lebih banyak
waktu untuk membaca.
4) Motivasi membaca
Individu yang mempunyai minat membaca memiliki motivasi yang tinggi.
5) Emosi saat membaca
Individu yang mempunyai minat membaca akan meresapi bacaan dan
mengambil makna dalam bacaan dengan baik.
6) Usaha untuk membaca
Individu akan berusaha mencari bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa aspek minat membaca


secara umum terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Indikator minat membaca
yaitu: 1) rasa senang; 2) perhatian; 3) ketertarikan; 4) keterlibatan; 5) kesadaran
manfaat membaca; 6) frekuensi membaca; 7) motivasi membaca, 8) emosi saat
membaca; 9) usaha untuk membaca. Penelitian ini mengambil enam aspek minat
membaca yaitu: 1) rasa senang; 2) ketertarikan; 3) perhatian; 4) kesadaran manfaat
membaca; 5) frekuensi membaca; dan 6) keterlibatan. Aspek-aspek tersebut dipilih
berdasarkan kesamaan indikator dari beberapa pendapat ahli.
Berdasarkan pengertian, karakteristik siswa yang memiliki minat
membaca, pentingnya minat membaca dan aspek minat membaca dapat
disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu ketertarikan pada aktivitas atau
sesuatu hal yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan melihat
dan mengamati, memproses dan memperoleh informasi, pesan atau makna yang
disajikan dalam tulisan atau kata-kata yang diukur berdasarkan aspek 1) rasa
senang; 2) ketertarikan; 3) perhatian; 4) kesadaran manfaat membaca; 5) frekuensi
membaca; dan 6) keterlibatan.
3. Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca sebagai suatu keterampilan yang kompleks dengan melibatkan
keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman.
Tercapainya tujuan keterampilan diperlukan kegiatan membaca yang sesuai.
Keterampilan mekanis memiliki kegiatan membaca yang paling sesuai yaitu
membaca nyaring. Selain itu, keterampilan yang bersifat pemahaman dapat
dilakukan dengan kegiatan yaitu membaca ekstensif dan intensif. Kegiatan
membaca tersebut dibagi lagi menjadi beragam jenis. Hal ini selaras dengan
pendapat Tarigan (2015, hlm. 13) mengenai skema beragam jenis membaca dapat
ditunjukkan seperti di bawah ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

Gambar 2.1
Skema jenis membaca

Sumber: (Tarigan, 2015, hlm. 13)

Berdasarkan Gambar 2.1 menunjukkan bahwa membaca pemahaman


menjadi salah satu jenis membaca dalam hati. Pada tahap ini membaca dalam hati
menekankan pada keterampilan menguasai isi bacaan dalam memahami ide-ide
dengan usaha sendiri (Tarigan, 2015, hlm. 30). Salah satu jenis kegiatan yang dapat
mencapai keterampilan menguasai bacaan adalah kegiatan membaca pemahaman.
Menurut Kinstch (Butterfuss, et al., 2020, hlm. 3) pemahaman adalah hasil dari dua
proses inti: konstruksi dan integrasi. Konstruksi artinya mengaktifkan informasi
dari teks dan pengetahuan sebelumnya yang berada dalam memori pembaca.
Informasi yang diaktifkan berasal dari empat sumber: input teks saat ini, kalimat
sebelumnya, pengetahuan sebelumnya, dan teks yang baru dibaca. Kemudian empat
sumber tersebut diaktifkan kembali dan menjadi terintegrasi ke dalam jaringan
konsep yang saling berhubungan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

Membaca pemahaman merupakan merupakan proses aktif dalam


memperoleh makna melalui interaksi pengetahuan dan pengalaman kemudian
dihubungkan dengan pokok bahasan dari suatu bacaan (Somadayo, 2011, hlm. 10).
Adapun pendapat Alpian & Yatri (2022, hlm. 5575) kemampuan membaca
pemahaman memahami suatu bacaan untuk mengenali, memahami dan menyimpan
informasi yang terdapat dalam bacaan. Hal itu selaras dengan pendapat Yurko &
Protsenko (2022, hlm. 106) bahwa membaca pemahaman adalah kemampuan
mengolah teks, memahami maknanya, dan mengintegrasikan dengan apa yang
sudah diketahui pembaca.
Kegiatan membaca pemahaman menuntut siswa untuk membangun
pengetahuan yang didapatkan sebelumnya dengan pengetahuan yang didapatkan
dari bahan bacaan yang sedang dibaca. Hal ini selaras dengan pendapat
Hermanudin, dkk (Sari, dkk, 2020, hlm. 1848) bahwa membaca pemahaman adalah
kegiatan dengan merekonstruksi pengetahuan pembaca yang mengarahkan
pembaca untuk menginterpretasikan dan menganalisis secara kritis setiap bagian
teks sehingga mendapatkan pemahaman tentang isi bacaan yang sebenarnya.
Sejalan dengan pendapat (Tusfiana & Tryanasari, 2020, hlm. 80) membaca
pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam merekonstruksi pesan pada isi
bacaan dengan menghubungkan pengetahuan yang didapatkan sebelumnya. Oleh
karena itu, siswa yang telah membaca teks dapat menyampaikan hasil pemahaman
membaca kemudian membuat rangkuman isi bacaan menggunakan bahasa sendiri
baik lisan maupun tulisan.
Berdasarkan beberapa pendapat, membaca pemahaman adalah kegiatan
memahami isi bacaan untuk mendapatkan informasi serta ide pokok dari teks
bacaan, menganalisis dan memahami makna secara kritis. Siswa yang dianggap
memiliki kemampuan membaca pemahaman yang baik, apabila siswa dapat
memahami isi bacaan, menjawab pertanyaan yang telah dibaca, mengidentifikasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

kalimat utama, ide pokok dan menguraikan isi bacaan dengan mengaitkan masalah
lainnya.
b. Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman bertujuan untuk memahami isi suatu bacaan. Hal
itu selaras dengan pendapat (Monika & Afnita, 2020, hlm. 63) yang menyatakan
bahwa tujuan utama kegiatan membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan.
Menurut Tarigan (1986, hlm. 117) membaca pemahaman bertujuan mencari
jawaban atas pertanyaan yang disediakan pembaca berdasarkan teks bacaan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah 1) mengapa hal itu merupakan judul atau
topik, 2) masalah apa yang akan dikupas, 3) hal-hal apa yang dipelajari dan
dilakukan sang tokoh. Selain itu, kemampuan pemahaman dalam membaca
ditunjukkan dengan seseorang dapat menjawab pertanyaan tentang dokumen yang
dibaca kemudian melakukan pengujian pemahaman dengan membuat pertanyaan
tingkat tinggi bukan sekadar fakta yang terjadi dalam satu kalimat pada satu waktu
(Kočiský, et al., 2018, hlm. 317).
Selain untuk menemukan isi bacaan teks, membaca pemahaman
memiliki tujuan yang lain. Menurut Nutall (Somadayo, 2011, hlm. 9) tujuan
membaca pemahaman untuk memperoleh pesan atau makna dari teks yang dibaca,
pesan atau makna dapat berupa informasi, pengetahuan, serta ungkapan pesan
senang atau sedih. Membaca pemahaman juga bertujuan mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam dari gagasan-gagasan yang terdapat dalam suatu bahan
bacaan (Sari, dkk., 2018, hlm. 63).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
membaca pemahaman untuk memahami dan mendapatkan pesan atau makna secara
rinci dari teks yang telah dibaca.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

c. Pentingnya Membaca Pemahaman


Proses belajar selalu berkaitan dengan kegiatan membaca. Hal itu selaras
dengan pendapat Nurkhofifah (2022, hlm. 2704) bahwa kegiatan membaca
digunakan dalam semua mata pelajaran untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Individu yang lancar dalam membaca dapat diketahui dari pemahaman informasi
dan pengetahuan yang diperoleh individu melalui suatu bacaan (Monika & Afnita,
hlm. 2020). Menurut Almadiliana, dkk., (2021, hlm. 58) kemampuan membaca
pemahaman seseorang akan menentukan cepat atau tidaknya individu memahami
isi dan maksud dari bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu dalam memahami isi
bacaan perlu dipahami dengan benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
menangkap isi dan melaksanakan perintah yang ada dalam bacaan.
Membaca pemahaman dalam proses belajar sangat penting bagi siswa
untuk mempercepat siswa dalam memahami suatu materi (Sudiarni & Sumantri,
2019, hlm. 72). Hal ini dikarenakan membaca pemahaman memberikan siswa
semakin mudah berkonsentrasi dan cepat memperoleh informasi pada buku bacaan
(Pohan, dkk., 2020, hlm. 253). Membaca dalam konteks ini hanya menggunakan
mata dengan hati dan pikiran untuk memahaminya tidak mengharuskan melafalkan
atau membunyikan.
Berdasarkan pendapat di atas, membaca pemahaman penting karena
memiliki manfaat yang menunjang proses belajar siswa. Kemampuan membaca
pemahaman memberikan kemudahan bagi siswa untuk berkonsentrasi dalam
memahami suatu materi dengan cepat, benar dan tidak terjadi kesalahpahaman
dalam menangkap isi suatu bacaan.
d. Tingkatan Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman dikelompokkan menjadi empat tingkat, 1)
membaca pemahaman literal; 2) membaca pemahaman interpretatif; 3) membaca
pemahaman kritis; dan (4) membaca pemahaman kreatif (Laily, 2014, hlm. 55).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

Sejalan dengan Somadayo (2011, hlm. 19) membaca pemahaman menggunakan


beberapa jenis membaca yaitu pemahaman literal, interpretasi, kritis dan
pemahaman kreatif.
1) Membaca pemahaman literal
Membaca pemahaman literal yaitu membaca dengan memperoleh
pemahaman melalui memahami arti kata, kalimat, dan paragraf; mengenal unsur
detail, unsur perbandingan, dan unsur utama; mengenal unsur hubungan sebab
akibat; menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, di mana); menyatakan kembali
unsur perbandingan, urutan dan sebab akibat. Membaca literal hanya sebatas
mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat sehingga pembaca tidak
menangkap makna lebih dalam.
2) Membaca pemahaman interpretasi
Membaca pemahaman interpretasi bertujuan mengetahui maksud penulis
secara tidak langsung dalam teks bacaan. Pembaca berperan aktif dalam
membangun makna yang dinyatakan dalam teks melalui kegiatan-kegiatan
penalaran sebagai berikut: (1) menarik kesimpulan, (2) membuat generalisasi, (3)
membuat hubungan sebab akibat, (4) membuat perbandingan-perbandingan, (5)
menemukan hubungan baru antar fakta dalam suatu bacaan.
3) Membaca pemahaman kritis
Membaca pemahaman kritis merupakan membaca dengan mengolah
bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan baik tersirat
maupun tersurat. Membaca kritis dapat dilakukan melalui kegiatan berikut: 1)
menemukan informasi faktual, 2) menemukan ide pokok yang tersirat, 3)
menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab akibat yang tersirat, 4) menemukan
suasana, 5) membuat kesimpulan, 6) menemukan tujuan pengarang, 7)
memprediksi dampak, 8) membedakan opini dan fakta, 9) membedakan realitas dan
fantasi; 10) mengikuti petunjuk, 11) menemukan unsur propaganda, 12) menilai
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

keutuhan dan keruntutan gagasan, 13) menilai kelengkapan dan kesesuaian


antargagasan, 14) menilai kesesuaian antara judul dan isi bacaan, 15) membuat
kerangka bahan bacaan, 16) menemukan tema karya sastra.
4) Membaca pemahaman kreatif
Membaca kreatif merupakan tingkat tertinggi dalam kemampuan
membaca melalui proses menangkap makna serta hasil bacaan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan membaca kreatif dapat dilakukan
melalui kegiatan: 1) mengikuti petunjuk bacaan kemudian menerapkan dalam
kehidupan nyata, 2) membuat resensi buku, 3) memecahkan masalah melalui teori
yang dibaca, 4) mengubah buku cerita menjadi bentuk naskah drama dan sandiwara
radio, 5) puisi menjadi prosa, 6) mementaskan naskah drama, 7) membuat kritik
bentuk esai dan artikel.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan meneliti kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas V pada tingkat pemahaman literal (menjawab
pertanyaan tentang fakta dan detail bacaan, menentukan arti sebuah kata dalam
bacaan), interpretasi (menarik kesimpulan isi bacaan), kritis (menentukan ide pokok
paragraf, memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang, menentukan
judul yang tepat sesuai isi bacaan, menentukan fakta dan opini berdasarkan bacaan),
dan kreatif (memecahkan masalah sehari-hari sesuai teori dari bacaan).
e. Faktor yang Memengaruhi Kemampuan Membaca Pemahaman
Kemampuan memahami bacaan setiap orang berbeda-beda. Menurut
Arnold (Rahim, 2008, hlm. 17) adapun faktor-faktor yang memengaruhi
kemampuan membaca pemahaman seseorang yaitu faktor fisiologis, faktor
intelektual, faktor lingkungan, dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

Faktor ini terdiri dari kesehatan fisik (kesehatan alat pendengaran dan alat bicara,
serta alat penglihatan) pertimbangan neurologis (berbagai jenis cacat otak), dan
jenis kelamin.
2) Faktor intelektual
Menurut Haris & Sipay (Rahim, 2008, hlm. 17) intelegensi merupakan kemampuan
secara umum yang dimiliki individu untuk bertindak sesuai tujuan, berpikir
rasional, dan berbuat secara efektif di lingkungan.
3) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi latar belakang dan pengalaman siswa di rumah serta
sosial ekonomi keluarga siswa.
a) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah
Lingkungan membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa anak.
Komposisi orang dewasa dalam lingkungan rumah berpengaruh pada kemampuan
membaca anak serta kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah.
b) Faktor sosial ekonomi
Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga sebagai faktor
yang membentuk lingkungan rumah siswa. Apabila anak berada pada sosioekonomi
yang tinggi maka kemampuan verbal siswa semakin tinggi pula.
c) Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan sosial, emosi,
dan penyesuaian diri.
Hal itu sejalan dengan pendapat Lam & Arnold (Somadayo, 2011, hlm.
30) faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan membaca meliputi faktor
lingkungan (latar belakang dan pengalaman siswa serta sosial ekonomi), intelektual
(metode mengajar guru, prosedur, kemampuan guru dan siswa), psikologis
(motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri), dan fisiologis
(kesehatan fisik, dan pertimbangan neurologis).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Adapun faktor lain yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman


siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari pengetahuan
linguistik, tata bahasa dan kosakata, dan perasaan tertarik sedangkan faktor
eksternal yaitu pengaruh dari guru (metode pengajaran, bahan ajar) dan pengaruh
keluarga (Taladngoen, et al., 2020, hlm. 14).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor fisiologis yang terdiri dari alat
bicara, alat pendengaran dan alat penglihatan. Kemudian, faktor intelektual berupa
kemampuan membaca pemahaman yang dipengaruhi tingkat kecerdasan dan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya serta faktor lingkungan keluarga yang
berkaitan pengalaman belajar siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca.
f. Penilaian Kemampuan Membaca Pemahaman
Penilaian kemampuan membaca pemahaman bertujuan untuk mengukur
kompetensi siswa dalam memahami informasi yang dibaca dan melakukan ikhtisar
kemampuan membaca. Menurut Kartini (2018, hlm. 112) terdapat bentuk-bentuk
ujian yang diteskan adalah menentukan makna kata yang dibaca, menentukan
makna kata di dalam konteks kalimat, memilih kalimat yang benar, menentukan inti
dari isi, menangkap ide pokok dari suatu paragraf, menangkap beberapa pokok dari
suatu wacana, dan menarik kesimpulan dari wacana.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan paradigma
behavioristik yang umumnya menggunakan tes yang berbentuk pilihan ganda.
Materi tes berupa pertanyaan yang diharapkan melihat pengetahuan tata bahasa
yang dikuasai atau bisa diserap (Rahim, 2008, hlm. 139). Tingkat pemahaman siswa
dapat diukur dengan penilaian kemampuan membaca pemahaman.
Adapun menurut (Klingner, dkk., 2007, hlm. 15) menyatakan bahwa
terdapat jenis penilaian pemahaman yaitu
1) Tes yang mengacu pada norma
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

Tes yang diberikan sesuai dengan kondisi dan standar. Misalnya menggunakan
komputer dalam ujian kemudian diberikan waktu pengerjaan, skor siswa
dibandingkan dengan sampel normatif
2) Tes yang mengacu pada kriteria
Nilai tes dibandingkan dengan tingkat kriteria tertentu yang telah ditentukan yang
menunjukkan pada penguasaan suatu keterampilan atau konten.
3) Penilaian berbasis kurikulum
Tes berdasarkan kurikulum yang digunakan di kelas, dinilai secara teratur dan
kemajuan setiap siswa dipantau.
4) Pengukuran berbasis kurikulum
Siswa dinilai dengan tes standar singkat kemudian skor yang didapatkan dipantau
dari waktu ke waktu untuk menilai kemajuan siswa.
5) Wawancara dan kuesioner
Siswa menanggapi secara lisan atau tertulis dari daftar pertanyaan yang dirancang
untuk menilai pemahaman siswa tentang proses membaca dan pengetahuan siswa.
6) Pengamatan
Penguji mengamati perilaku membaca siswa menggunakan daftar periksa, anekdot,
dan pencatatan etnografi.
7) Menceritakan kembali
Siswa menceritakan kembali atau merekonstruksi apa yang diingat dari yang telah
dibaca.
8) Berpikir keras
Siswa diminta untuk berpendapat baik sebelum dan sesudah membaca.
Menurut Nurgiyantoro (2016, hlm. 394) penilaian membaca pemahaman
adalah cara mengukur kemampuan penguasaan dan memahami isi informasi
bacaan, penilaian hasil membaca dilakukan melalui tes kompetensi membaca. Tes
kompetensi membaca dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

1) Tes kompetensi membaca dengan merespon jawaban


Kemampuan membaca siswa diukur dengan cara memilih jawaban yang
telah disediakan oleh pembuat soal. Contoh tes merespon jawaban yaitu tes
pemahaman wacana prosa, dialog, kesastraan, surat, tabel dan iklan. Jenis soal yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu pilihan ganda.
2) Tes kompetensi membaca dengan mengkonstruksikan jawaban
Tes kompetensi membaca dengan mengkonstruksikan jawaban dengan
mengkreasikan bahasa dari informasi yang didapatkan dari bacaan. Contoh tes
kompetensi membaca dengan mengkonstruksi jawaban yaitu pertanyaan terbuka
dan menceritakan kembali isi pesan.
Tes kemampuan membaca pemahaman dalam pelaksanaannya hendaklah
bacaan atau wacana yang diujikan berisi informasi yang harus dipahami. Menurut
Somadayo (2011, hlm. 39) pemilihan wacana harus dipertimbangkan dari tingkat
kesulitan wacana, isi wacana, panjang pendek wacana, bentuk-bentuk wacana.
Adapun bentuk wacana yang digunakan menurut Burns (Somadayo, 2011, hlm. 41)
wacana yang digunakan tes kemampuan membaca adalah wacana berbentuk prosa
(narasi), wawancara berbentuk dialog (drama) ataupun puisi.
Berdasarkan pemaparan di atas, penilaian yang digunakan yaitu tes
kompetensi membaca dengan merespon jawaban yang menuntut siswa
mengidentifikasi, memilih, dan merespon jawaban yang disediakan. Bentuk tes
yang digunakan adalah tes objektif dengan memperhatikan beberapa indikator.
Berdasarkan pengertian, tujuan, pentingnya, tingkatan, faktor yang
memengaruhi, dan penilaian membaca pemahaman dapat disimpulkan bahwa
kemampuan membaca pemahaman adalah kegiatan memahami isi bacaan untuk
mendapatkan informasi serta ide pokok dari teks bacaan, menganalisis dan
memahami makna secara kritis yang dibagi menjadi jenis tingkat pemahaman literal
(menjawab pertanyaan tentang fakta dan detail bacaan dan menentukan arti sebuah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

kata dalam bacaan), interpretasi (menarik kesimpulan isi bacaan), kritis


(menentukan ide pokok paragraf, memahami pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang dalam bacaan, menentukan judul yang tepat sesuai isi bacaan,
menentukan fakta dan opini berdasarkan bacaan), kreatif (memecahkan masalah
sehari-hari sesuai teori dari bacaan) serta dalam membaca pemahaman dipengaruhi
oleh faktor fisiologis, intelektual dan lingkungan keluarga.

B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar Bahasa Indonesia merupakan kemampuan siswa setelah
memperoleh pengalaman belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor yang pada
umumnya dinyatakan dengan hasil nilai tes siswa. Pada penelitian ini berfokus pada
kognitif (pengetahuan) siswa kelas V semester I pada KD 3.1, 3.2, 3.4, 3.6, dan 3.7.
Hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Hasil belajar
yang baik mampu dicapai melalui dukungan faktor endogen dan eksogen. Faktor
endogen berasal dari dalam diri individu terdiri dari kondisi fisik dan psikologis.
Faktor fisik berkaitan keadaan cacat tubuh dan kondisi kesehatan. Kondisi psikologis
terdiri dari minat, bakat, intelegensi atau kemampuan, perhatian, motivasi,
kematangan, persiapan serta kepribadian. Faktor eksogen yaitu faktor dari luar
individu yang mencakup faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan faktor lingkungan.
Penelitian ini berorientasi pada faktor internal yang memengaruhi hasil belajar salah
satunya yaitu minat. Minat berarti kecenderungan seseorang dalam mempelajari
sesuatu. Salah satunya pada minat membaca. Minat membaca penting dalam proses
belajar. Minat membaca mengakibatkan siswa memiliki antusiasme dalam membaca
teks kemudian mengambil informasi serta makna dari teks yang dibaca. Adapun aspek-
aspek minat membaca meliputi: 1) rasa senang, 2) ketertarikan, 3) perhatian, 4)
kesadaran manfaat membaca, 5) frekuensi membaca, 6) keterlibatan. Aspek-aspek
tersebut menjadi indikator pada tingkat minat membaca seseorang. Apabila individu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

memiliki minat membaca yang baik, tentunya dapat memengaruhi kemampuan siswa
dalam memahami bacaan serta bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar.
Kemampuan atau intelegensi siswa juga memengaruhi dalam kemampuan
membaca. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik mendapatkan
kesempatan dalam mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Salah satu jenis
kemampuan membaca yaitu kemampuan membaca pemahaman. Membaca
pemahaman merupakan kegiatan memahami isi bacaan untuk dapat menganalisis dan
memahami makna secara kritis untuk mendapatkan ide pokok serta informasi dari teks
bacaan. Adapun indikator membaca pemahaman yaitu (menjawab pertanyaan tentang
fakta dan detail bacaan dan menentukan arti sebuah kata dalam bacaan), interpretasi
(menarik kesimpulan isi bacaan), kritis (menentukan ide pokok paragraf, memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam bacaan, menentukan judul yang
tepat sesuai isi bacaan, menentukan fakta dan opini berdasarkan bacaan), kreatif
(memecahkan masalah sehari-hari sesuai teori dari bacaan).
Besarnya minat membaca memengaruhi pada kemampuan membaca
pemahaman serta hasil belajar Bahasa Indonesia. Siswa yang mempunyai minat
membaca dan kemampuan memahami bacaan yang tinggi belum tentu memperoleh
hasil belajar yang baik secara konsisten. Begitu juga, siswa dengan minat membaca
dan kemampuan memahami bacaan yang rendah belum tentu memperoleh hasil belajar
yang buruk. Oleh sebab itu, peneliti bertujuan mengidentifikasi hubungan minat
membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen pada tahun ajaran 2022/2023.
Skema hubungan minat membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap
hasil belajar bahasa Indonesia siswa dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Penelitian

Hubungan Minat Membaca (X1)


1. Rasa senang
2. Ketertarikan
3. Perhatian
4. Kesadaran manfaat membaca
5. Frekuensi membaca Hasil Belajar
6. Keterlibatan Bahasa Indonesia
X1, X2, Y
Semester 1 KD
3.1, 3.2, 3.4, 3.6,
Kemampuan Membaca Pemahaman (X2) 3.7 Kelas V SDN
1. Unsur literal (menjawab pertanyaan tentang fakta se-Kecamatan
dan detail bacaan, menentukan arti sebuah kata Kebumen Tahun
dalam bacaan). Ajaran 2022/2023
2. Unsur Interpretasi (menarik kesimpulan isi (Y)
bacaan).
3. Unsur kritis (menentukan ide pokok paragraf,
memahami pesan yang ingin disampaikan oleh
pengarang, menentukan judul yang tepat sesuai isi
bacaan, menentukan fakta dan opini berdasarkan
bacaan).
4. Unsur kreatif (memecahkan masalah sehari-hari
sesuai teori dari bacaan).

1. Variabel Bebas atau Independen (X)


Variabel bebas atau independen yaitu variabel yang memengaruhi
variabel lainnya. Penelitian ini yang menjadi variabel bebas atau independen yaitu
minat membaca (X1) dan kemampuan membaca pemahaman (X2).
2. Variabel Terikat atau Dependen (Y)
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya. Penelitian ini yang menjadi variabel terikat atau dependen
yaitu hasil Belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen
tahun ajaran 2022/2023 (Y).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diteliti
(Sugiyono, 2017, hlm. 63). Hipotesis statistik penelitian kuantitatif ini yakni:
1. H1
H01= Tidak terdapat hubungan positif signifikan minat membaca terhadap hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-kecamatan Kebumen tahun
ajaran 2022/2023
Ha1= Terdapat hubungan positif signifikan minat membaca terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia kelas V siswa SDN se-Kecamatan Kebumen tahun ajaran
2022/2023.
2. H2
H02= Tidak terdapat hubungan positif signifikan kemampuan membaca pemahaman
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia Indonesia siswa kelas V SDN se-
Kecamatan Kebumen tahun ajaran 2022/2023.
Ha1= Terdapat hubungan positif signifikan kemampuan membaca pemahaman
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan
Kebumen tahun ajaran 2022/2023.
3. H3
H02= Secara bersama-sama tidak terdapat hubungan positif signifikan antara minat
membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen
tahun ajaran 2022/2023.
Ha2= Secara bersama-sama terdapat hubungan positif signifikan antara minat
membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen tahun ajaran
2022/2023.

Anda mungkin juga menyukai