id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD
a. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Belajar adalah proses perubahan yang terjadi di dalam diri sendiri. Belajar
sebagai proses seseorang mengalami perubahan tingkah laku dari hubungannya
dengan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya (Slameto, 2015, hlm. 2).
Menurut Faizah (2017, hlm. 176) belajar adalah tindakan sadar oleh individu
melalui latihan atau pengalaman yang menghasilkan perubahan perilaku baik
kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar adalah aktivitas sepanjang hayat yang
dilaksanakan keseluruhan waktu pada hidup manusia (Hairani, 2018, hlm. 355).
Berdasarkan pendapat di atas, belajar adalah aktivitas yang dilakukan
sepanjang hayat untuk mendapatkan proses perubahan perilaku baik kognitif,
afektif, dan psikomotor yang dihasilkan dari pengalaman dan hubungan dengan
lingkungannya.
Pembelajaran yang berhasil ditandai dari hasil belajar optimal. Hasil
belajar adalah kemampuan yang didapatkan melalui pengalaman belajar (Sudjana,
2016, hlm. 22). Menurut Murtonen, et al., (2017, hlm. 114) hasil belajar
menggambarkan adanya perubahan perilaku individu yang dapat diamati secara
langsung setelah mengikuti pembelajaran. Menurut Nasution (2006, hlm. 36)
menyatakan hasil belajar merupakan hasil interaksi antara belajar dan mengajar
yang pada umumnya berupa nilai tes yang diberikan oleh guru. Menurut teori
taksonomi bloom, hasil belajar diperoleh melalui tiga kategori yaitu ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik (Nurrita, 2018, hlm. 175).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan siswa setelah memperoleh pengalaman belajar baik kognitif, afektif,
dan psikomotor yang pada umumnya dinyatakan dengan hasil nilai tes siswa.
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
11
selaras dengan penjelasan Sobur (2016, hlm. 212-217) bahwa ada dua faktor yang
memengaruhi hasil belajar yaitu faktor endogen dan eksogen.
1) Faktor endogen (faktor dari dalam individu), yaitu faktor fisik dan psikis.
Faktor fisik berupa faktor kesehatan dan keadaan cacat pada tubuh individu.
Faktor psikis yang mencakup intelegensi, perhatian dan minat, bakat, motivasi,
kematangan atau kesiapan, serta kepribadian.
2) Faktor eksogen (faktor dari luar individu), meliputi faktor sekolah, keluarga,
dan lingkungan.
Berdasarkan pemaparan di atas, terdapat faktor yang memengaruhi hasil
belajar yang terdiri dari faktor endogen dan eksogen Faktor endogen merupakan
faktor yang berasal dari dalam individu yang meliputi kondisi fisik dan psikologis.
Kondisi fisik berkaitan dengan keadaan cacat tubuh individu dan kondisi kesehatan.
Kondisi psikologis contohnya minat, bakat, intelegensi, perhatian, motivasi,
kematangan dan persiapan serta kepribadian. Faktor eksogen adalah faktor dari luar
individu meliputi faktor sekolah, masyarakat, faktor keluarga, dan faktor
lingkungan.
Penelitian ini berfokus pada faktor endogen yang memengaruhi hasil
belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Salah satu faktor endogen yaitu
minat dan intelegensi atau kemampuan. Peneliti berorientasi pada minat membaca
untuk mengidentifikasi adanya hubungan kemampuan membaca pemahaman
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V se-Kecamatan Kebumen.
c. Penilaian Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Penilaian merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Kegiatan
penilaian hasil belajar biasanya akan dihadapkan pada tugas yang harus
diselesaikan oleh siswa untuk mengukur tingkat penguasaan materi. Menurut Ropii
dan Fahrurrozi (2017, hlm. 7) penilaian sebagai proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh untuk mengumpulkan informasi tentang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
proses dan hasil belajar. Menurut (Wahyono, 2019, hlm. 199) penilaian hasil belajar
diperlukan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik,
menetapkan ketuntasan penguasaan, menetapkan program pengayaan, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Pelaksanaan penilaian secara holistik meliputi kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan pengetahuan atau pengertian, ranah afektif
berkaitan dengan sikap dan minat, serta ranah psikomotor berkaitan dengan
keterampilan (Mustika, dkk., 2021, hlm. 6159). Dalam penelitian ini menggunakan
penilaian hasil belajar pada ranah kognitif. Aspek kognitif memiliki enam tingkatan
yang disebut taksonomi bloom. Menurut Nafiati (2021, hlm. 156) Bloom membagi
enam tingkatan tersebut yaitu C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi),
C4 (analisis), C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi), sedangkan taksonomi bloom yang
telah direvisi menurut Anderson membagi aspek kognitif yang terdiri dari C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi), C6 (mencipta). Tingkatan taksonomi bloom revisi digunakan
dalam menentukan kata kerja operasional pada penyusunan indikator dalam
pembelajaran. Penelitian ini menggunakan taksonomi bloom revisi pada tingkatan
C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
Penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data salah satunya jenis tes.
Menurut Adom et al., (2020, hlm. 111) tes digunakan untuk mengukur kualitas,
kemampuan, memahami dan menerapkan konsep dalam pendidikan. Teknik tes
dibedakan menjadi dua yaitu teknik objektif dan subjektif. Teknik tes subjektif
yaitu dipengaruhi oleh subjektivitas pemeriksa dalam melakukan penilaian. Tes
subjektif dalam bentuk esai yang diklasifikan menjadi uraian bebas, uraian
terstruktur, jawaban singkat dan isian (Sanusi & Aziez, 2021, hlm. 103). Teknik tes
objektif adalah tes yang dinilai oleh siapapun akan menghasilkan skor yang sama
dengan memilih jawaban yang dianggap benar (Magdalena, dkk., 2021, hlm. 278).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
Teknik tes objektif terdiri dari tes melengkapi, benar salah, pilihan ganda, dan
menjodohkan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia
adalah proses menentukan nilai hasil belajar Bahasa Indonesia yang dilakukan
secara sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Penilaian hasil belajar Bahasa Indonesia dalam penelitian ini
dilakukan dalam bentuk tes pilihan ganda dengan tingkatan taksonomi bloom revisi
pada tingkatan C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
d. Ruang Lingkup Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan No. 24 Tahun 2016 tentang kompetensi inti dan
kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan
menengah, kompetensi dasar (KD) dirumuskan sebagai berikut:
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
3.2 Mengklasifikasi informasi yang didapat dari buku ke dalam aspek: apa, di mana,
kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana.
3.4 Menganalisis informasi yang disampaikan paparan iklan dari media cetak atau
elektronik.
3.6 Menggali isi dan amanat pantun yang disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.7 Menguraikan konsep-konsep yang saling berkaitan pada teks nonfiksi ke dalam
tulisan dengan bahasa sendiri.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
menggunakan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada ranah kognitif di kelas V
pada semester 1.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
15
individu tentunya memiliki minat yang berbeda, karena cakupan minat terhadap
aktivitas atau sesuatu hal sangat luas. Salah satu minat yang penting untuk siswa
adalah minat membaca. Menurut Tarigan (2015, hlm. 7) menyatakan bahwa
membaca merupakan proses yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pesan
yang disampaikan penulis melalui tulisan atau kata-kata (tertulis). Membaca
merupakan sebuah kemampuan yang akan digunakan untuk dapat memahami
berbagai informasi (Ruslan & Wibayanti, 2019, hlm. 767).
Membaca membuat individu untuk meningkatkan kecerdasannya,
memperoleh pengetahuan dan memperdalam pengetahuannya (Handayani &
Koeswanti, 2020, hlm. 397). Membaca merupakan suatu aktivitas yang kompleks.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Soedarsono (Harianto, 2020, hlm. 2)
membaca merupakan aktivitas yang memiliki tindakan yang terpisah-pisah,
menggunakan pengertian, khayalan, mengamati dan mengingat-ingat.
Oleh karena itu, membaca merupakan proses aktivitas kompleks yang
dilakukan pembaca untuk melihat dan mengamati lalu memperoleh informasi,
pesan atau makna yang disajikan dalam tulisan atau kata-kata guna memperoleh
dan memperdalam pengetahuan serta meningkatkan kecerdasan seseorang.
Berdasarkan uraian di atas, minat membaca adalah suatu ketertarikan pada
aktivitas atau sesuatu hal yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan
kegiatan melihat dan mengamati, memproses informasi lalu memperoleh informasi,
pesan atau makna yang disajikan dalam tulisan atau kata-kata. Minat membaca juga
mendukung seseorang memperoleh dan memperdalam pengetahuan serta
meningkatkan kecerdasan individu. Minat tersebut diketahui melalui adanya
ketertarikan, perhatian dan keterlibatan individu dalam aktivitas membaca.
b. Karakteristik Siswa yang Memiliki Minat Membaca
Minat terhadap suatu hal sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Guru atau pendidik sebaiknya dapat memahami minat siswa. Minat dapat diketahui
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
dengan munculnya karakteristik tertentu pada siswa. Menurut Slameto (2015, hlm.
180) minat siswa ditunjukkan dengan siswa akan lebih menyukai suatu hal
dibandingkan dengan hal lain, serta dapat diekspresikan dari keterlibatan siswa
dalam suatu aktivitas. Apabila dikaitkan dengan kegiatan membaca maka siswa
yang memiliki minat akan tertarik dan menyukai aktivitas membaca dibandingkan
dengan aktivitas atau hal lain.
Siswa yang memiliki minat ditandai dengan perhatian khusus pada sesuatu
yang disukai. Adapun pendapat dari Slameto (2015, hlm. 180) bahwa siswa yang
mempunyai minat terhadap subjek tertentu cenderung lebih memperhatikan subjek
tersebut. Menurut Hidi & Renninger (Lepper, et al., 2022, hlm. 2) minat
didefinisikan oleh dua komponen nilai (misalnya kepentingan pribadi) dan
pengaruh (misalnya perasaan positif, keterlibatan, atau stimulasi) yang
dikonseptualisasikan sebagai pengembangan dari pengaruh, nilai, dan pengetahuan.
Hal itu berarti minat sebagai kepentingan diri sendiri yang memengaruhi
munculnya perasaan positif siswa, keterlibatannya atau dorongan.
Apabila seseorang tertarik pada suatu bacaan, maka akan berusaha
mendapatkan bahan bacaan dan membacanya berdasarkan kesadaran dalam diri
atau dorongan dari luar (Hendrayani, 2018, hlm. 237). Hal itu berarti siswa bersedia
untuk mencari bahan bacaan yang menunjang bagi diri sendiri tanpa adanya
paksaan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
siswa yang memiliki minat membaca yaitu: (1) menyukai kegiatan membaca, (2)
adanya keterlibatan dalam membaca, (3) tertarik dengan kegiatan membaca, (4)
menaruh perhatian yang besar pada kegiatan membaca, (5) mencari bahan bacaan
yang menunjang diri sendiri.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
Menurut Hurlock (1980, hlm. 116) aspek minat dibedakan menjadi aspek
kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif minat ditandai dengan siswa tertarik
untuk belajar, sedangkan aspek afektif ditandai dengan sikap yang muncul dari
kegiatan yang diminati. Haris & Sipay (Susanti & Widyana, 2022, hlm. 710)
mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek minat membaca yaitu kesadaran,
perhatian terhadap membaca, rasa senang dan frekuensi membaca. Adapun menurut
Safari (Prawiyogi, dkk, 2021, hlm. 447) terdapat empat aspek minat membaca
terdiri dari 1) perasaan senang; 2) ketertarikan siswa; 3) perhatian siswa; 4)
keterlibatan siswa.
Crow and Crow (1989) mengemukakan enam indikator minat membaca,
yaitu:
1) Perasaan senang
Seseorang yang memiliki minat membaca akan membaca tanpa adanya
paksaan.
2) Memusatkan perhatian
Terlihat melalui hasil belajar, sikap atau perhatian terhadap teks bacaan.
3) Penggunaan waktu
Minat membaca yang tinggi ditandai dengan penggunaan waktu lebih banyak
waktu untuk membaca.
4) Motivasi membaca
Individu yang mempunyai minat membaca memiliki motivasi yang tinggi.
5) Emosi saat membaca
Individu yang mempunyai minat membaca akan meresapi bacaan dan
mengambil makna dalam bacaan dengan baik.
6) Usaha untuk membaca
Individu akan berusaha mencari bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
Gambar 2.1
Skema jenis membaca
21
22
kalimat utama, ide pokok dan menguraikan isi bacaan dengan mengaitkan masalah
lainnya.
b. Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman bertujuan untuk memahami isi suatu bacaan. Hal
itu selaras dengan pendapat (Monika & Afnita, 2020, hlm. 63) yang menyatakan
bahwa tujuan utama kegiatan membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan.
Menurut Tarigan (1986, hlm. 117) membaca pemahaman bertujuan mencari
jawaban atas pertanyaan yang disediakan pembaca berdasarkan teks bacaan.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah 1) mengapa hal itu merupakan judul atau
topik, 2) masalah apa yang akan dikupas, 3) hal-hal apa yang dipelajari dan
dilakukan sang tokoh. Selain itu, kemampuan pemahaman dalam membaca
ditunjukkan dengan seseorang dapat menjawab pertanyaan tentang dokumen yang
dibaca kemudian melakukan pengujian pemahaman dengan membuat pertanyaan
tingkat tinggi bukan sekadar fakta yang terjadi dalam satu kalimat pada satu waktu
(Kočiský, et al., 2018, hlm. 317).
Selain untuk menemukan isi bacaan teks, membaca pemahaman
memiliki tujuan yang lain. Menurut Nutall (Somadayo, 2011, hlm. 9) tujuan
membaca pemahaman untuk memperoleh pesan atau makna dari teks yang dibaca,
pesan atau makna dapat berupa informasi, pengetahuan, serta ungkapan pesan
senang atau sedih. Membaca pemahaman juga bertujuan mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam dari gagasan-gagasan yang terdapat dalam suatu bahan
bacaan (Sari, dkk., 2018, hlm. 63).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
membaca pemahaman untuk memahami dan mendapatkan pesan atau makna secara
rinci dari teks yang telah dibaca.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
24
25
26
Faktor ini terdiri dari kesehatan fisik (kesehatan alat pendengaran dan alat bicara,
serta alat penglihatan) pertimbangan neurologis (berbagai jenis cacat otak), dan
jenis kelamin.
2) Faktor intelektual
Menurut Haris & Sipay (Rahim, 2008, hlm. 17) intelegensi merupakan kemampuan
secara umum yang dimiliki individu untuk bertindak sesuai tujuan, berpikir
rasional, dan berbuat secara efektif di lingkungan.
3) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi latar belakang dan pengalaman siswa di rumah serta
sosial ekonomi keluarga siswa.
a) Latar belakang dan pengalaman siswa di rumah
Lingkungan membentuk pribadi, sikap, nilai dan kemampuan bahasa anak.
Komposisi orang dewasa dalam lingkungan rumah berpengaruh pada kemampuan
membaca anak serta kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah.
b) Faktor sosial ekonomi
Faktor sosioekonomi, orang tua, dan lingkungan tetangga sebagai faktor
yang membentuk lingkungan rumah siswa. Apabila anak berada pada sosioekonomi
yang tinggi maka kemampuan verbal siswa semakin tinggi pula.
c) Faktor psikologis
Faktor psikologis mencakup motivasi, minat, kematangan sosial, emosi,
dan penyesuaian diri.
Hal itu sejalan dengan pendapat Lam & Arnold (Somadayo, 2011, hlm.
30) faktor-faktor yang memengaruhi kemampuan membaca meliputi faktor
lingkungan (latar belakang dan pengalaman siswa serta sosial ekonomi), intelektual
(metode mengajar guru, prosedur, kemampuan guru dan siswa), psikologis
(motivasi, minat, kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri), dan fisiologis
(kesehatan fisik, dan pertimbangan neurologis).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
28
Tes yang diberikan sesuai dengan kondisi dan standar. Misalnya menggunakan
komputer dalam ujian kemudian diberikan waktu pengerjaan, skor siswa
dibandingkan dengan sampel normatif
2) Tes yang mengacu pada kriteria
Nilai tes dibandingkan dengan tingkat kriteria tertentu yang telah ditentukan yang
menunjukkan pada penguasaan suatu keterampilan atau konten.
3) Penilaian berbasis kurikulum
Tes berdasarkan kurikulum yang digunakan di kelas, dinilai secara teratur dan
kemajuan setiap siswa dipantau.
4) Pengukuran berbasis kurikulum
Siswa dinilai dengan tes standar singkat kemudian skor yang didapatkan dipantau
dari waktu ke waktu untuk menilai kemajuan siswa.
5) Wawancara dan kuesioner
Siswa menanggapi secara lisan atau tertulis dari daftar pertanyaan yang dirancang
untuk menilai pemahaman siswa tentang proses membaca dan pengetahuan siswa.
6) Pengamatan
Penguji mengamati perilaku membaca siswa menggunakan daftar periksa, anekdot,
dan pencatatan etnografi.
7) Menceritakan kembali
Siswa menceritakan kembali atau merekonstruksi apa yang diingat dari yang telah
dibaca.
8) Berpikir keras
Siswa diminta untuk berpendapat baik sebelum dan sesudah membaca.
Menurut Nurgiyantoro (2016, hlm. 394) penilaian membaca pemahaman
adalah cara mengukur kemampuan penguasaan dan memahami isi informasi
bacaan, penilaian hasil membaca dilakukan melalui tes kompetensi membaca. Tes
kompetensi membaca dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
30
B. Kerangka Berpikir
Hasil belajar Bahasa Indonesia merupakan kemampuan siswa setelah
memperoleh pengalaman belajar baik kognitif, afektif, dan psikomotor yang pada
umumnya dinyatakan dengan hasil nilai tes siswa. Pada penelitian ini berfokus pada
kognitif (pengetahuan) siswa kelas V semester I pada KD 3.1, 3.2, 3.4, 3.6, dan 3.7.
Hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Hasil belajar
yang baik mampu dicapai melalui dukungan faktor endogen dan eksogen. Faktor
endogen berasal dari dalam diri individu terdiri dari kondisi fisik dan psikologis.
Faktor fisik berkaitan keadaan cacat tubuh dan kondisi kesehatan. Kondisi psikologis
terdiri dari minat, bakat, intelegensi atau kemampuan, perhatian, motivasi,
kematangan, persiapan serta kepribadian. Faktor eksogen yaitu faktor dari luar
individu yang mencakup faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan faktor lingkungan.
Penelitian ini berorientasi pada faktor internal yang memengaruhi hasil belajar salah
satunya yaitu minat. Minat berarti kecenderungan seseorang dalam mempelajari
sesuatu. Salah satunya pada minat membaca. Minat membaca penting dalam proses
belajar. Minat membaca mengakibatkan siswa memiliki antusiasme dalam membaca
teks kemudian mengambil informasi serta makna dari teks yang dibaca. Adapun aspek-
aspek minat membaca meliputi: 1) rasa senang, 2) ketertarikan, 3) perhatian, 4)
kesadaran manfaat membaca, 5) frekuensi membaca, 6) keterlibatan. Aspek-aspek
tersebut menjadi indikator pada tingkat minat membaca seseorang. Apabila individu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
memiliki minat membaca yang baik, tentunya dapat memengaruhi kemampuan siswa
dalam memahami bacaan serta bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar.
Kemampuan atau intelegensi siswa juga memengaruhi dalam kemampuan
membaca. Siswa yang mempunyai kemampuan membaca yang baik mendapatkan
kesempatan dalam mencapai hasil belajar siswa yang optimal. Salah satu jenis
kemampuan membaca yaitu kemampuan membaca pemahaman. Membaca
pemahaman merupakan kegiatan memahami isi bacaan untuk dapat menganalisis dan
memahami makna secara kritis untuk mendapatkan ide pokok serta informasi dari teks
bacaan. Adapun indikator membaca pemahaman yaitu (menjawab pertanyaan tentang
fakta dan detail bacaan dan menentukan arti sebuah kata dalam bacaan), interpretasi
(menarik kesimpulan isi bacaan), kritis (menentukan ide pokok paragraf, memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam bacaan, menentukan judul yang
tepat sesuai isi bacaan, menentukan fakta dan opini berdasarkan bacaan), kreatif
(memecahkan masalah sehari-hari sesuai teori dari bacaan).
Besarnya minat membaca memengaruhi pada kemampuan membaca
pemahaman serta hasil belajar Bahasa Indonesia. Siswa yang mempunyai minat
membaca dan kemampuan memahami bacaan yang tinggi belum tentu memperoleh
hasil belajar yang baik secara konsisten. Begitu juga, siswa dengan minat membaca
dan kemampuan memahami bacaan yang rendah belum tentu memperoleh hasil belajar
yang buruk. Oleh sebab itu, peneliti bertujuan mengidentifikasi hubungan minat
membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen pada tahun ajaran 2022/2023.
Skema hubungan minat membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap
hasil belajar bahasa Indonesia siswa dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir Penelitian
33
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diteliti
(Sugiyono, 2017, hlm. 63). Hipotesis statistik penelitian kuantitatif ini yakni:
1. H1
H01= Tidak terdapat hubungan positif signifikan minat membaca terhadap hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-kecamatan Kebumen tahun
ajaran 2022/2023
Ha1= Terdapat hubungan positif signifikan minat membaca terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia kelas V siswa SDN se-Kecamatan Kebumen tahun ajaran
2022/2023.
2. H2
H02= Tidak terdapat hubungan positif signifikan kemampuan membaca pemahaman
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia Indonesia siswa kelas V SDN se-
Kecamatan Kebumen tahun ajaran 2022/2023.
Ha1= Terdapat hubungan positif signifikan kemampuan membaca pemahaman
terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan
Kebumen tahun ajaran 2022/2023.
3. H3
H02= Secara bersama-sama tidak terdapat hubungan positif signifikan antara minat
membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen
tahun ajaran 2022/2023.
Ha2= Secara bersama-sama terdapat hubungan positif signifikan antara minat
membaca dan kemampuan membaca pemahaman terhadap hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN se-Kecamatan Kebumen tahun ajaran
2022/2023.