Anda di halaman 1dari 21

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Konsep Dasar Pembelajaran

2.1.1.1 Pengertian Belajar


Belajar merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
perkembangan perilaku serta pembentukan pribadi seseorang, pada
hakikatnya belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh
individu untuk memiliki kemampuan berupa pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan. Sagala (2010, hlm. 12) berpendapat
bahwa kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikhis dan
fisis yang saling bekerja sama secara terpadu dan komprehensif integral.
Dalam memaknai konsep belajar setiap ahli memiliki batasan
yang berbeda, hal ini dapat dilihat dari beberapa pendapat diantaranya
yaitu:
 Hilgard & Marquis (dalam Sagala, 2010, hlm.13) mengartikan
belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri
seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga
terjadi perubahan dalam diri.
 Gagne (dalam Ruhimat dkk, 2009, hlm.116) memandang bahwa
belajar merupakan sebuah proses di mana suatu organisma berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman.
 Henry E. Garret (dalam Sagala, 2010, hlm. 13) berpendapat bahwa
belajar merupakan proses yang berlangsung lama melalui latihan
maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan
perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan


suatu proses yang mendatangkan perubahan perilaku pada seseorang
sebagai akibat dari pengalaman yang telah dilakukannya. Perubahan
tingkah laku tersebut meliputi perubahan yang bersifat pemerolehan
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), maupun terkait nilai
dan sikap (afektif) seseorang.

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran


Istilah pembelajaran merupakan pengembangan dari istilah
pengajaran. Pada dasarnya pembelajaran merupakan perpaduan dari dua
aktivitas, yaitu aktivitas belajar dan aktivitas mengajar. Mengajar
menurut William H.Burton (dalam Sagala, 2010, hlm.61) adalah upaya
memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa dalam proses mengajar terdapat dua unsur yang
sangat peting yaitu adanya seorang pengajar (guru) dan siswa yang
belajar, dalam hal ini peranan guru tidak hanya memberikan informasi
kepada siswa, akan tetapi guru juga memberikan arahan dan
memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.
Adapun konsep pembelajaran menurut Corey (dalam Sagala,
2010, hlm. 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara
disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu. Selanjutnya, pembelajaran menurut Dimyati &
Mudjiono (dalam Sagala, 2010, hlm.62) adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep pembelajaran menurut
kedua ahli tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran dirancang secara
sistematik dengan menggunakan kaidah dan cara yang tepat untuk
menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Cica Taptiani, 2014
Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11

Menurut Sagala (200, hlm.62) pembelajaran sebagai proses belajar yang


dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran.

2.1.1.3 Komponen-Komponen Pembelajaran


Menurut Ruhimat dkk (2009, hlm. 137) ciri utama dari aktivitas
pembelajaran yaitu terjadinya interaksi. Interaksi yang terjadi yaitu
interaksi antara pembelajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu
dengan guru, teman-temannya, media pembelajaran, dan atau sumber-
sumber belajar. Selain itu, Ruhimat dkk juga menyebutkan ciri-ciri
pembelajaran lainnya yang berkaitan dengan komponen-komponen
pembelajaran itu sendiri, adapun komponen-komponen pembelajaran
tersebut terdiri dari tujuan, bahan/materi ajar, media, metode, evaluasi
pembelajaran, peserta didik, dan adanya pendidik.
Komponen-komponen tersebut membentuk sebuah sistem yang
saling berkaitan satu dengan yang lainnya, masing-masing komponen
memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
pembelajaran tidak dapat dikatakan sempurna apabila salah satu
komponen tidak ada, hal ini menunjukan bahwa komponen tersebut
saling berhubungan secara aktif dan saling mempengaruhi.

2.1.2 Pembelajaran Bahasa Jepang

2.1.2.1 Pengertian Bahasa Jepang


Bahasa Jepang adalah bahasa yang lahir dan hidup di negara
Jepang, serta dijadikan sebagai bahasa resmi yang dipergunakan oleh
masyarakat Jepang. Menurut Shinmura (dalam Sudjianto & Dahidi, 2012,
hlm. 1) ciri-ciri bahasa Jepang antara lain yaitu memiliki silabel terbuka,
memiliki stuktur yang menempatkan verba di akhir kalimat, memiliki
ragam bahasa hormat, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya Sudjianto &
Cica Taptiani, 2014
Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12

Dahidi dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Linguistik Bahasa


Jepang” menjelaskan mengenai karakteristik bahasa Jepang “Dilihat dari
aspek-aspek kebahasaannya bahasa jepang memiliki karakteristik tertentu
yang dapat kita amati mulai dari huruf yang dipakainya, kosakata, sistem
pengucapan, gramatika dan ragam bahasanya” (2012, hlm. 14).

2.1.2.2 Pembelajaran Bahasa Jepang sebagai Bahasa Asing


Di Indonesia bahasa Jepang adalah salah satu bahasa asing yang
banyak diminati, hal ini didasarkan kepada peningkatan jumlah
pembelajar bahasa Jepang dari tahun ke tahun. Seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, berdasarkan pada data yang terdapat dalam
www.republika.co.id/03/04/2014

“Indonesia merupakan negara dengan jumlah pembelajar bahasa


Jepang terbanyak kedua di dunia yakni mencapai 3.984.538 orang,
demikian hasil perhitungan cepat The Japan Foundation (JF). “saat
ini berdasarkan data terbaru tahun 2012 indonesia merupakan
negara dengan jumlah pembelajar Bahasa Jepang terbesar kedua di
dunia, dibawah China,” kata Direktur Jendral JF Jakarta, Tadashi
Ogawa, selanjutnya beliau mengatakan bahwa “ada peningkatan
sebesar 21 persen dibandingkan pendataan tiga tahun sebelumnya
yaitu pada tahun 2009, pada waktu itu jumlah pembelajar bahasa
Jepang di Indonesia hanya mencapai 716.353 orang”.
Dalam pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing
Sudjianto (2010, hlm.11) berpendapat bahwa terdapat istilah tersendiri
yang dipakai untuk bidang pendidikan bahasa Jepang, yaitu “Nihongo
Kyouiku”. Hal ini didukung dengan penjelasan Dahidi & Sudjianto (2012,
hlm.3) bahwa Nihongo kyouiku merupakan pendidikan bahasa Jepang
sebagai bahasa asing yang diselenggarakan untuk orang asing. Pada
dasarnya tujuan umum pengajaran bahasa Jepang yaitu agar para
pembelajar dapat berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan
menggunakan bahasa Jepang yang telah dipelajarinya (Sudjianto, 2010,
hlm. 70).

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
13

Kegiatan pembelajaran bahasa Jepang diselenggarakan dengan


berbagai metode sesuai tujuan pembelajaran, materi, sasaran kegiatan
pembelajaran, dan komponen-komponen pembelajaran lainnya. Adapun
tujuan pembelajaran bahasa Jepang di SMA menurut Sudjianto (2010,
hlm.76) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Jepang
untuk kelas pilihan dan bahasa disebutkan bahwa pembelajara bahasa
Jepang di Indonesia bertujuan agar para peserta didik memiliki
kemampuan dasar berkomunikasi secara sederhana. Berkaitan dengan
aktivitas berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Jepang, terdapat
empat aspek keterampilan yang harus di kuasai oleh para pembelajarnya
yaitu keterampilan mendengar (kiku ginou), berbicara (hanasu ginou),
membaca (yomu ginou), dan menulis (kaku ginou). Mimaki (dalam
Sutedi, 2011, hlm.40) berpendapat bahwa,

“Keterampilan berbicara dan menulis disebut dengan keterampilan


produktif atau aktif (sanshutsuteki kinou) karena pembelajar
menghasilkan dan memproduksi bunyi bahasa atau kalimat yang
disampaikan pada lawan bicara atau pembacanya. Sementera
keterampilan mendengar dan membaca disebut dengan keteramilan
pasif atau statis (juyouteki kinou), karena siswa hanya menerima
informasi dalam bentuk sederatan bunyi bahasa atau sederetan
huruf dalam bentuk tulisan dari lawan bicara atau penulisnya”.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan


berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung, sangatlah
penting bagi pembelajar untuk mengauasai kedua keterampilan tersebut
yaitu keterampilan aktif dan keterampilan pasif.

2.1.2.3 Teknik Pembelajaran Bahasa Jepang


Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa dalam
suatu proses pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran
yang memiliki peranan penting, salah satunya yaitu metode pembelajaran.
Khusus dalam proses pembelajaran bahasa terdapat pendekatan dan
teknik yang erat kaitannya dengan metode pembelajaran. Pendekatan,

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
14

metode, dan teknik pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak


dapat dipisahkan, sehingga dalam penggunaannya sering kali disama
artikan, padahal masing-masing istilah tersebut memiliki arti yang
berbeda.
Dalam proses pembelajaran, menurut Sudjianto (2010, hlm.97)
pendekatan dapat diartikan sebagai cara memulai sesuatu. Selanjutnya
Parera (dalam Sudjianto, 2010, hlm.98) memaknai metode sebagai satu
rancangan menyeluruh untuk menyajikan secara teratur bahan-bahan
bahasa, tak ada bagian-bagian yang saling bertentangan, dan semuanya
berdasarkan pada asumsi pendekatan. Berbeda dengan pendekatan dan
metode, Sudjianto (2010, hlm.98) berpendapat bahwa teknik merupakan
daya upaya, usaha-usaha, atau cara-cara yang dipergunakan guru dalam
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran pada waktu itu.
Ada beberapa teknik pembelajaran dalam pendekatan komunikatif
pada pembelajaran bahasa Jepang, akan tetapi sebelum masuk pada
penjelasan teknik tersebut ada baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu
pengertian dari pendekatan komunikatif.
Pendekatan komunikatif adalah istilah yang umum tentang
pendekatan yang bertujuan untuk melatih kompetensi komunikatif.
Menurut Sudjianto (2010, hlm.98) dengan pendekatan komunikatif para
pembelajar tidak sekedar diberi berbagai pengetahuan tentang
kebahasaan, melainkan diberi kemampuan untuk berkomunikasi praktis
berkaitan dengan situasi atau suasana pemakaian bahasa. Adapun teknik-
teknik pembelajaran dalam pendekatan komunikatif yaitu:

 Latihan Task

Latihan task (tasuku renshuu) adalah latihan yang berusaha


agar melaksanakan kreatifitas dan pemahaman kebahasaan untuk
menyelesaikan suatu tugas yang sedapat-dapatnya mendekati
komunikasi yang sebenarnya.

 Information Gap

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15

Di dalam komunikasi pada umumnya terdapat perbedaan kuantitas


dan jenis informasi yang dimiliki oleh dua pihak yang sedang
berbicara, untuk menutupi hal tersebut maka diselenggarakan tukar
menukar informasi. Untuk menjaga jawaban yang alamiah maka
dipakailah task yang memakai information gap.

 Role Play

Kegiatan role play adalah cara mengajar dengan jalan


mendramatisasikan bentuk tingah laku dalam hubungan sosial
(Sudjana, 2009, hlm.89). Hubungan teknik pengajaran role play atau
sering dikenal dengan istilah bermain peran dengan pendekatan
komunikatif yaitu siswa secara aktif dapat mengaplikasikan bahasa
Jepang yang dipelajarinya dalam bentuk memainkan peran pada
situasi tertentu dengan berkomunikasi secara langsung.

 Project Work
Project work adalah latihan yang menyeluruh yang
menyelenggarakan komunikasi yang sebenarnya diluar kelas.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara siswa secara kelompok
menentukan tema kegiatan, lalu mereka melaporkan hasil
kegiatannya baik secara lisan maupun dalam bentuk laporan
berdasarkan infomasi yang diperolehnya.

2.1.3 Kosakata

2.1.3.1 Hakikat Kosakata


Susanti (2002, hlm.89) berpendapat bahwa kosakata atau
pembendaharaan kata adalah jumlah seluruh kata dalam suatu bahasa.
Dalam proses pembelajaran menurut Hyed (dalam Marice, hlm.2)
kosakata dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu kosakata aktif,
kosakata pasif, dan kosakata potensial. Seseorang dikatakan memiliki
kosakata aktif apabila ia dapat menggunkannya untuk memproduksi
ujuran lisan dan tulisan secara tepat dan benar. Sedangkan kosakata pasif
yaitu sekumpulan kata-kata yang dimiliki seseorang yang hanya ia
pahami maknanya namun ia tidak bisa memanfaatkannya untuk
memproduksi ujaran. Kosakata pasif ini biasanya banyak digunakan

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16

untuk keterampilan mendengar dan membaca. Adapun kosakata potensial


yaitu semua kata turunan atau kata mejemuk yang baru bagi seseorang,
namun ia dapat menemukan maknanya berdasrkan kata dasar dan pola
pembentukannya.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa para pembelajar
bahasa, khususnya bahasa asing penting sekali untuk menguasai ketiga
jenis kosakata tersebut, karena keterampilan berbahasa seseorang
sangatlah dipengaruhi oleh kosakata yang dikuasainya. Sebagaimana
yang dikemukakan oleh Tarigan (2011, hlm. 2) bahwa kualitas
keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan
kualitas kosakata yang dimilikinya, semakin kaya kosakata yang dimiliki,
semain besar pula kemungkinan kita terampil berbahasa.

2.1.3.2 Kosakata dalam Bahasa Jepang


Dalam pembelajaran bahasa Jepang kosakata dikenal dengan
istilah Goi. Akan tetapi, istilah goi sering disamakan dengan istilah tango,
padahal kedua istilah tersebut memiliki konsep yang berbeda. Shinmura
(dalam Sudjianto & Dahidi, 2012, hlm. 97) menjelaskan bahwa tanggo
adalah satuan terkecil dari bahasa yang memiliki arti dan fungsi secara
gramatikal, sedangkan goi (kosakata) adalah keseluruhan kata (tango)
berkenaan dengan suatu bahasa atau bidang tertentu yang ada di
dalamnya. Kemudian, Sudjianto & Dahidi (2012, hlm. 98) membagi
kosakata dalam beberapa klasifikasi, diantaranya yaitu:
 Kosakata berdasarkan pada cara-cara, standar, atau sudut pandang
apa kita melihatnya. Dalam klasifikasi ini, kosakata dikelompokan
berdasarkan karakteristik gramatikalnya yaitu dooshi (verba), i-
keiyooshi (adjectiva-i), na-keiyooshi (adjectiva-na), meishi (nomina),
rentaishi (prenomina), fukushi (adverbia), kandooshi (interjeksi),
setsuzokushi (konjungsi), jodooshi (verba bantu), dan joshi (partikel).

 Kosakata berdasarkan para penuturnya, pada kelompok ini kosakata


dapat dilihat dari faktor usia, jenis kelamin, dan sebagainya, selain
itu dalam klasifiasi ini terdapat pula kata-kata yang termasuk pada
jidoogo atau yoojigo (bahasa anak-anak), wakamono kotoba (bahasa

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
17

anak muda/remaja), roojinggo (bahasa orang tua), joseigo (ragam


bahasa wanita), danseigo (ragam bahasa pria), gakusei yoogo
(bahasa mahasiswa).

 Kosakata berdasarkan pekerjaan atau bidang keahliannya didalam


bahasa Jepang terdapat beberapa senmon yougo (istilah-istilah teknis
atau istilah-istilah bidang keahlian).

 Kosakata dilasifikasikan berdasarkan perbedaan zaman dan wilayah


penuturnya sehingga ada kata-kata yang tergolong pada bahasa
klasik, bahasa modern, dialek Hiroshima, dialek Kansai, dialek
Tokyo, dan sebagainya.

 Kosakata berdasarkan pada asal-usulnya, yang dikelompokan


menjadi tiga macam yaitu Wago, Kango, dan Gairaigo. Namun,
selain ketiga macam kosakata tersebut ada sebuah jenis kosakata
yang disebut Konshugo yaitu kata-kata yang merupakan gabungan
dari beberapa kata dari sumber yang berbeda.

2.1.3.3 Kosakata Bahasa Jepang Kepariwisataan


Berdasarkan pada uraian mengenai jenis kosakata bahasa Jepang,
diketahui bahwa terdapat istilah Senmon Yoogo. Senmon yoogo yaitu
istilah yang diberikan untuk kosakata-kosakata yang digunakan pada
bidang tertentu, termasuk didalamnya kata-kata yang tergolong dalam
bidang pertanian, kedokteran, teknik, perekonomian, pariwisata, dan
lainnya.
Dalam penelitian ini, akan mengkaji lebih lanjut mengenai
kosakata dasar di bidang kepariwisataan terutama kosakata yang sering
digunakan pada industri perhotelan dalam konteks pengajaran bahasa
Jepang di SMK Negeri 1 Pacet berdasarkan pada buku sumber インドネ
シアへようこそ 1 dan 2, kosakata yang akan dijadikan objek penelitian
ini meliputi materi ajar pada sub bab:
 Bab 4 Nama Tamu
 Bab 6 Nomor Kamar
 Bab 15 Pesan Hotel part 1 “Informasi tentang hotel”
 Bab 15 Pesan Hotel part 2 “Melayani pemesanan hotel”

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18

2.1.4 Mind mapping

2.1.4.1 Hakikat Mind mapping (Peta Pikiran)


Sekitar tahun 1970-an, Dr. Tony Buzan salah satu pemikir besar
dunia telah mengembangkan suatu cara dalam dunia pendidikan yang
dapat melatih siswa berfikir dengan lebih berdayaguna, cara tersebut
dikenal dengan istilah Mind Map (peta konsep/peta pikiran). Menurut
Buzan (2013, hlm 2) mind map adalah cara termudah untuk
menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi dari luar
otak-Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara
harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita. Tidak hanya itu Buzan
(2013, hlm.12) menyatakan mind map adalah sistem penyimpanan,
penarikan data, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa,
yang sebenarnya ada didalam otak anda yang menakjubkan. Dengan
mind map, setiap bagian informasi baru yang dimasukan kedalam otak
kita secara otomatis akan dihubungkan keseluruh informasi yang sudah
ada.
Menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2013, hlm. 6), mind
mapping memiliki kegunaan untuk:
 Mengaktifkan seluruh otak
 Membereskan akal dan kekusutan mental
 Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
 Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian informasi
yang saling terpisah
 Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian
 Memungkinkan kita mengkelompokan konsep dan membantu kita
membandingkannya
 Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan
yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan
jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa mind map


menggunakan kemampuan otak dalam memusatkan pikiran kita pada
suatu pokok bahasan, membantu memunculkan ide-ide baru yang kreatif,
serta menyerap informasi baru dengan sangat mudah.
Cica Taptiani, 2014
Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
19

Hal ini sejalan dengan pendapat Bobbi de Porter dan Hernacki


(dalam Tapantoko, 2011, hlm 26) bahwa mind map merupakan metode
pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainnya untuk membentuk suatu kesan yang lebih dalam.
Seperti kita ketahui otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak kiri,
dalam mind mapping kedua sistem otak diaktifkan sesuai porsinya
masing-masing menurut Buzan (2013, hlm. 9) kemampuan otak akan
pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.
Dengan kombinasi dari warna, gambar, garis lengkung, simbol, dan kata,
akan merangsang kemampuan kerja otak secara visual, sehingga
informasi yang panjang biasa dialihkan menjadi diagram warna-warni,
sangat teratur, dan mudah diingat.
Dalam membuat mind mapping (peta pikiran) kita harus
menyiapkan bahan-bahan berupa kertas kosong tak bergaris, pena dan
pensil warna, otak serta imajinasi. Buzan (2013, hlm 15) mengungkapkan
ada tujuh langkah dalam membuat mind map, diantaranya yaitu:

 Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya


diletakan mendatar, karena memulai dari tengah memberikan
kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk
mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

 Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral, karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi.
Gambar sentral akan lebih menarik kita tetap terfokus, membantu
kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.

 Menggunakan warna yang menarik, karena bagi otak warna sama


menariknya dengan gambar, warna membauat mind mapping lebih
hidup menambah energi pada pemikiran yang kreatif dan
menyenangkan.

 Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan


cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ketingkat satu dan dua
dan seterusnya, karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang
mengkaitkan dua atau tiga atau empat hal sekaligus. Bila kita

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
20

menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti


dan mengingat.

 Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus karena


akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan
organis seperti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.

 Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis karena dengan kata kunci
tunggal dapat memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada mind
map.

 Gunakan gambar, karena setiap gambar sentral, setia gambar


bermakna seribu kata.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pada teknik


pencatatan dengan mind mapping memiliki elemen-elemen yang belum
tentu dimiliki oleh tenik lain. elemen-elemen ini lah yang akan
menciptakan kesan mendalam sehingga berpengaruh pada efektifitas otak
dalam menyimpan dan mengambil ulang informasi yang telah masuk
kedalam otak.

Gambar 2.2

Contoh Aplikasi Mind Mapping

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21

2.1.4.2 Mind mapping sebagai Teknik Pembelajaran Kosakata


Berkaiatan dengan pembelajaran, Iwan Sugiarto (dalam
Tapantoko, 2011, hlm.24-25) berpendapat bahwa Mind map merupakan
suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk
meningkatkan daya hafal dan pemehaman konsep siswa yang kuat, siswa
juga dapat meningkatkan daya kreatifitas melalui kebebasan berimajinasi.
Lebih lanjut Iwan Sugiarto menerangkan bahwa

“mind mapping adalah eksplorasi kreatif yang dilakukan oleh


individu tentang suatu konsep secara keseluruhan, dengan
membentangkan subtopik-subtopik dan gagasan yang berkaitan
dengan konsep tersebut dalam satu presentasi utuh pada selembar
kertas, melalui penggambaran simbol, kata-kata, garis, dan tanda
panah”.

Mind mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara


visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merean, memperkuat,
dan mengingat kembali informasi atau materi yang telah dipelajari.
Arends (dalam tapantoko, 2011, hlm.26) berpendapat bahwa mind
mapp merupakan suatu cara yang baik bagi siswa untuk memahami dan
mengingat sejumlah informasi baru. Dengan penyajian peta konsep yang
baik maka siswa dapat mengingat suatu materi dalam jangka waktu yang
lebih lama. Menurut Hudojo (dalam Tapantoko, 2011, hlm. 26) melalui
proses pembelajaran dengan mind mapping, guru membimbing siswa
mempelajari konsep suatu materi pelajaran, kemudian siswa mencari inti-
inti penting dari materi yang dipelajari. Sehingga melalui proses belajar
tersebut siswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan belajar
secara mandiri dan guru cukup berperan sebagai fasilitator dalam proses
belajar.
Adapun tujuan pembelajaran menggunakan metode mind
mapping menurut adalah untuk menumbuhkan pengetahuan siswa dalam
proses belajar, yaitu teknik untuk meningkatkan pengetahuan siswa
dalam penguasaan suatu materi ajar. Sebagaimana yang dikemukakan

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
22

oleh Buzan (2008, hlm. 171) mind mapping akan membantu anak
(siswa) mudah mengingat sesuatu, mengingat fakta, angka, dan rumus
dengan mudah, meningkatkan motivasi dan konsentrasi, mengingat dan
menghafal menjadi lebih cepat.
Berdasarkan pada penjelasan diatas, banyak ahli yang
menggunakan mind mapping sebagai metode dalam suatu proses
pembelajaran. Akan tetapi dalam penelitian ini, penulis memperlakukan
mind mapping sebagai teknik dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya
metode dan teknik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,
oleh karenanya seseorang terkadang menganggap kedua istilah tersebut
sama sehingga sering terjadi kesalahan dalam pemakaiannya. Padahal
kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda.
Mind mapping sebagai metode pembelajaran merupakan rencana
penyajian yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis dengan
menggunakan mind mapping. Sedangkan mind mapping sebagai teknik
pembelajaran yaitu cara-cara yang digunakan oleh guru dalam mencapai
tujuan langsung dalam pelaksanaan pengajaran waktu itu, cara tersebut
yaitu menggunakan mind mapping. Dalam penelitian ini, mind mapping
akan diterapkan dalam pembelajaran kosakata, hal ini dikarenakan mind
mapping dapat membantu siswa untuk lebih mudah mengingat dan
menghafal kosakata-kosakata beru dengan lebih cepat, mengeksplor daya
pengetahuan siswa, mengembangkan kreativitas siswa dan membantu
meningkatkan konsentrasi dan motivasi siswa dalam mempelajari
kosakata.
Buzan (dalam Marice, hlm.5) berpendapat bahwa menggunakan
mind mapping dapat digunakan untuk mempelajari kosakata baru secara
grafis dan terstuktur. Adapun tahap-tahap pembelajaran kosakata dengan
menggunakan teknik mind mapping dalam penelitian ini yaitu:
 Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi
pelajaran yang akan dipelajari.

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
23

 Siswa mempelajari tentang konsep tentang materi pelajaran yang


dipelajarinya dengan bimbingan guru.
 Setelah siswa memahami konsep tentang materi yang telah
diterangkan oleh guru, guru mengkelompokan siswa kedalam
beberapa kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan.
Kemudian siswa dihimbau untuk membuat mind mapp (dalam
kegiatan ini berupa peta kosakata) dari materi yang dipelajari.
 Untuk mengevaluasi siswa terhadap pengauasaan kosakata, guru
menunjuk beberapa siswa untuk mempersentasikan hasil pembuatan
mind map didepa kelas.
 Dari hasil persentasi yang dilakukan oleh siswa, guru membimbing
siswa untuk membuat kesimpulan.
 Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari
kepada siswa untuk dikerjakan secara individu.
 Pada akhir pembelajaran diadakan test untuk mengetahui pengauasan
kosakata dari hasil penerapan teknik mind map pada maetri pelajaran
terkait.

Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa proses


pembelajaran dengan menggunakan teknik mind mapping merupakan
cara-cara dalam proses pembelajaran kosakata yang dirancang untuk
mengembangkan keterampilan berfiir siswa, dan merupakan usaha untuk
membantu siswa dalam menguasai kosakata.

2.1.5 Pembelajaran Bahasa Jepang di SMK

SMK Negeri 1 Pacet merupakan salah satu sekolah yang menerapkan


sistem pembelajaran bloking. Maksud dari sistem bloking yaitu pelaksanaan
pembelajaran dalam kurun waktu satu semester terbagi atas dua jenis yaitu
blok normatif dan adaptif yang mencakup mata pelajaran umum dan blok
produktif yang mencakup mata pelajaran kejuruan.

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24

Pembelajaran bahasa Jepang termasuk kedalam pembelajaran blok


produktif, dikarenakan pembelajaran yang dilakukan dikaitkan dengan materi
kejuruan di setiap program keahlian. Di sekolah ini pembelajaran bahasa
Jepang difokuskan pada program keahlian kepariwisataan karena penggunaan
bahasa asing pada program ini sangat dibutuhkan. Pada pelaksanaannya
materi ajar yang diberikan kepada siswa terkait pembelajaran bahasa Jepang
hampir sama dengan pembelajaran bahasa jepang disekolah umum lainnya
yaitu bahasa Jepang tingkat dasar dengan ruang lingkup empat aspek yang
harus dikuasai oleh siswa. Akan tetapi terdapat sedikit perbedaan antara
pembelajaran bahasa Jepang di SMK dan SMA yaitu pembelajaran bahasa
Jepang di SMK lebih menekankan pada aspek menyimak dan berbicara
dengan materi ajar yang dikaitkan dengan program keahlian kepariwisataan.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya


yang dilakukan oleh Suseno Ash Shiddiq (2013) dengan judul penelelitian
“Pengayaan Pembelajaran Kanji dan Kosakata Dengan Mind mapping”.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suseno penerapan mind mapping
dikombinasikan dengan media power point sehingga pada proses
pembelajaran mind mapping berperan sebagai media pembelajaran. Dalam
penelitian ini, penerapan media mind mapping difokuskan pada pengajaran
kosakata dan kanji berdasrkan bunyi angka dalam huruf kanji.
Penelitian ini dilakukan dengan asumsi dalam pembelajaran bahasa
Jepang kemampuan pemahaman sangatlah penting agar tersampaikannya
informasi yang akurat, relevan, dan tepat sasaran. Oleh karena itu, seorang
pembelajar bahasa Jepang perlu memiliki penguasaan dan atau pengayaan
terhadap kosakata dan kanji. Penerapan media mind mapping ini diujicobakan
pada mahasiswa tingkat 1 JPBJ FPBS UPI dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana desain pembelajaran dengan menggunakan mind mapping yang

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25

dikombinasian dengan media powert point dan keefektivitasan penerapan


medi mind mapping tersebut pada pembelajaran kosakata dan kanji.
Berdasarkan pada hasil penerapan mind mapping terhadap mahasiswa
tingakat 1 dapat diketahui bahwa mind mapping sebagai media pembelajaran
efektif dalam meningkatkan kemampuan pengayaan kosakata dan kanji.
Selain itu, dari hasil analisis terhadap data angket, sebagian besar mahasiswa
memberikan tanggapan positif terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan media mind mapping.
Selanjutnya, terdapat pula penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Dwi Ajeng Anggita Pn, (2012) dengan judul penelitian “Efektifitas
Penggunaan Mind Mapping Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kefektifitasan penggunaan mind
mapping dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Penelitian ini
dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Cimahi dengan subjek
penelitian siswa kelas XI dengan menggunakan metode penelitian
eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan model one-group-pretest-
posttest design yang artinya penelitian dilakukan menggunakan satu kelas
tanpa adanya kelas pembanding (kelas kontrol). Peneliti meakukan
pengukuran melalui tes pada saat sebelum dan sesudah diberikannya
perlakuan dengan mind mapping, hal ini dimaksudkan untuk mengukur
pengaruh yang didapatkan dari pemberian perlakuan dengan menggunakan
mind mapping dalam pembelajaran osakata bahasa Jerman.
Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu, berdasarkan
hasil tes awal, penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum
mendapatkan perlakuan dengan menggunakan mind mapping termasuk
kedalam kategori cukup berdasarkan kategori penilaian menurut Arikunto.
Selanjutnya dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa setelah
mendapatkan perlakuan dengan menggunakan mind mapping kemampuan
siswa dalam menguasai kosakata bahasa Jerman meningkat dan berdasarkan
kategori penilaian menurut Arikunto, peningkatan tersebut termasuk kedalam

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26

kategori baik. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan


menggunakan mind mapping sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran
kosakata bahasa Jerman.
Selain itu, terdapat pula jurnal yang ditulis oleh Erawati dkk (2013),
dengan judul “Efektifitas Mind Mapping Dalam Pembelajaran Kosakata
Bahasa Mandarin Pada Pembelajaran Tingkat Dasar”. Tujuan penulisan jurnal
ini sama seperti tujuan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu untuk
mengetahui efektifitas penggunaan mind mapping dalam pembelajaran
kosakata bahasa Mandarin pada pembelajar tingkat dasar. Penulisan jurnal ini
didasarkan pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode
eksperimen murni dengan desain pre test post test control group design.
Dengan kata lain penelitian ini melibatkan dua kelompok subjek, satu
kelompok diberi perlakuan eksperimental (kelompok eksperimen) sedangkan
kelompok lainnya tidak di beri perlakuan apa-apa (kelompok konrol).
Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa tingkat satu semester dua jurusan
Sastra China Binus University.

Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan dari kedua sampel


penelitian. Berdasarkan pada hasil pengujian pre test di kelas eksperimen
rata-rata nilai tidak lebih dari 75 poin dan pada hasil post test setelah diberi
perlakuan dengan menggunakan mind mapping menunjukan rata-rata nilai
mencapai 75 poin. Dengan demikian terjadi peningkatan pada hasil post test
yang memperlihatkan bahwa mind mapping efektif bila diterapkan dalam
pembelajaran kosakata bahasa Mandarin pada pembelajar tingkat dasar.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam proses pendidikan peranan guru sangatlah dibutuhkan. Tugas guru


tidak hanya terbatas sebagai pengajar yang mentransfer pengetahuan kepada siswa,
tetapi guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa
pada pendewasaan. Guru mendidik siswanya agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan, tujuan tersebut dapat tercapai melalui proses

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27

belajar mengajar yang merupakan proses menentukan keberhasilan siswa dilihat


dari hasil belajar yang didapatnya.
Aktivitas mengajar yang dilakukan oleh guru dikelas yaitu memberikan bekal
pengetahuan kepada siswa, supaya pengetahuan dapat diterima dan dipahami oleh
siswa, guru dituntut untuk mengembangkan cara-cara atau teknik pembelajaran
yang lebih kreatif dan inovatif. Hal ini dilakukan supaya siswa lebih termotivasi
untuk belajar dan memudahkan siswa dalam menyerap materi pelajaran yang
diajarkan. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat dijadikan teknik
pembelajaran yaitu dengan menggunakan mind mapping.
Mind mapping (peta pikiran) dalam penelitian ini yaitu suatu teknik
pembelajaran yang dirancang untuk membantu siswa dalam mengeksplor
kosakata-kosakata baru yang berkaitan dengan tema materi pelajaran, serta usaha
yang dilakukan untuk membantu siswa untuk meningkatkan penguasaan
kosakata-kosakata baru khususnya kosakata yang dipergunakan di bidang
kepariwisataan. Adapun tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
teknik mind mapping ini yaitu:

 Mempelajari konsep suatu materi pelajaran


 Menentukan kosakata-kosakata inti
 Membuat mind mapping (peta kosakata)

Dalam mempelajari konsep atau tema suatu materi pelajaran, siswa dibimbing
terlebih dahulu oleh guru, siswa diberikan penjelasan mengenai tema pelajaran
yang akan dipelajari, guru membimbing siswa untuk menemukan kosakata-
kosakata kepariwisataan yang berhubungan dengan materi ajar. Menentukan
kosakata-kosakata inti, dalam hal ini siswa aktif berfikir dan menemukan
kosakata-kosakata inti yang menjadi cabang dari kosakata kunci yang diberikan
oleh guru. Membuat atau menyusun mind map, dalam hal ini setelah siswa
menemukan seluruh kosakata inti dari tema pelajaran kemudian siswa menyususn

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28

kata kunci tersebut menjadi suatu stuktur peta pikiran (dalam hal ini merupakan
peta kosakata) yang paling mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa itu sendiri.
Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan teknik mind mapping
pada pembelajaran kosakata diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan
belajar mandiri, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan
pengetahuannya sendiri. Pengalaman yang diperolehnya merupakan hasil dari
pemahaman dan penemuannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung
terpusat pada kegiatan siswa sepenuhnya, keterlibatan guru hanya sebagai
fasilitator yang membimbing siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan kosakata-kosakata terkait materi pelajaran. Setiap individu
memiliki potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang tepat
yaitu pembelajaran yang dapat menggali motivasi siswa untuk selalu aktif .
Pembelajaran dengan menerapkan teknik mind mapping memfokuskan pada
kegiatan kreatif siswa dan keaktifan berfiir siswa, yang akan meningkatkan daya
hafal dan pemahaman konsep yang kuat. Selain kegiatan belajar mengajar yang
lebih menyenangkan, siswa juga akan lebih termotivasi dalam kegiatan belajar,
sanggup untuk belajar manidiri, serta dapat meningkatkan kemampuan dalam
berkomunikasi. Hal ini menguatkan bahwa penerapan teknik mind mapping
merupakan usaha yang tepat digunakan dalam upaya meningkatkan penguasaan
kosakata siswa. Sehingga ada dugaan bahwa pembelajaran kosakata dengan
menerapkan teknik mind mapping dapat meningkatkan penguasaan senmon yougo
kepariwisataan siswa, yang berimplikasi terhadap kemampuan berkomunikasi
siswa

Guru Teknik Mind Mapping

Pelaksanaan Siswa

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil
29

Gambar 2.3
Skema Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis Penelitian


Menurut Arikunto (dalam Shiddiq, 2013, hlm.5) “Hipotesis merupakan suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai
terbukti melalui data yang terkumpul”. Adapun hipotesis dalam penelitian ini
yaitu:
 Hipotesa Kerja (Hk) : Adanya pengaruh yang signifikan terhadap kelas
eksperimen setelah mendapatkan perlakuan dengan menerapkan teknik mind
mapping pada pembelajaran kosakata untuk meningkatkan penguasaan
senmon yougo kepariwisataan.
 Hipotesa Nol (Ho) : Tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap
kelas eksperimen setelah mendapatkan perlakuan dengan menerapakan teknik
mind mapping dalam pembelajaran kosakata untuk meningkatkan
penguasaan senmon yougo kepariwisataan.

Cica Taptiani, 2014


Penerapan teknik mind mapping pada pembelajaran kosakata bahasa jepang untuk
meningkatkan penguasaan senmon yougo kepariwisataan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai