Anda di halaman 1dari 1

BUKTI K3 MENGUNTUNGKAN

Sudah sering disebutkan bahwa K3 menguntungkan selain secara sosial juga secara ekonomi. K3
menghasilkan safety, health, productivity, dan quality kerja dan hasil kerja yang lebih baik. Oleh
karena itu K3 menghasilkan keuntungan secara ekonomi melalui penghematan / cost saving dan
dari peningkatan produktivitas, kualitas dan sebagainya. Tentunya untuk menghasilkan
keuntungan yang optimal maka K3 yang diimplementasikan harus K3 yang tepat.

Di luar negeri terutama di negara barat sudah cukup banyak penelitian-penelitian mengenai studi
kasus keuntungan secara ekonomi yang diperoleh dari K3 yang biasanya diwujudkan dalam studi
kelayakan seperti ROI, rasio cost-benefit, payback period dsb. Di Indonesia penelitian-penelitian
semacam ini masih jarang mungkin karena beberapa faktor terutama karena studi semacam ini
membutuhkan waktu yang cukup lama (mungkin minimal setahun untuk mengetahui ROI) dan
harus melibatkan banyak pihak seperti bagian keuangan dll. Namun hal ini bisa menjadi peluang
yang bagus bagi perkembangan penelitian K3 di Indonesia sekaligus bagi kepentingan industri di
Indonesia.

Tolak ukur atau metrik yang digunakan dalam menghitung keuntungan finansial pun berbagai
macam seperti produktivitas, biaya kompensasi pekerja, absensi, dsb. Dalam bahasa akuntansi
manajerial dan analisis biaya produksi, keuntungan implementasi atau intervensi K3 secara
ekonomi atau finansial dapat dilihat dari perannya membantu mengurangi biaya overhead. Biaya
disini juga dibagi menjadi dua yakni direct cost yakni biaya yang langsung berhubungan dengan
pekerja yakni biaya kompensasi pekerja (dalam analisis biaya ini masuk biaya overhead dan
bukan direct labor karena walaupun berhubungan langsung dengan pekerja namun tidak bisa
ditelusuri langsung ke produk yang dihasilkan) dan indirect cost yakni biaya yang tidak langsung
berhubungan dengan pekerja seperti kurangnya produktivitas, lost work days dsb. Perlu
diketahui bahwa indirect cost ini banyak berasal dari tolak ukur ‘yang tidak terlihat’ karena
dalam K3 terdapat fenomena iceberg (mengenai iceberg klik disini). Inilah tantangan lagi bagi
praktsi K3 untuk bisa mengungkapkan tolak ukur ‘yang tidak terlihat’ itu dalam bentuk dolar
atau rupiah sehingga dapat terlihat jelas bahwa indirect cost disini dapat diefisienkan sampai
seefisien mungkin. Dengan keuntungan ‘yang terlihat’ saja K3 sudah sangat menguntungkan
apalagi jika ditambah dengan ‘keuntungan yang tidak terlihat’. Sebuah studi dalam Journal of the
American Medical Association melaporkan bahwa salah satu jenis permasalahan K3 / ergonomi
saja yakni musculoskeletal disorders / MSD dapat menelan biaya overhead sekitar 61.2 billion
(direct and indirect costs) tiap tahunnya pada perusahaan-perusahaan Amerika. Ini belum
ditambah jenis permasalah K3 lainnya.

Dari penjelasan di atas dapat jelas dibuktikan bahwa K3 memang sangat menguntungkan tidak
hanya dari segi sosial namun juga dari segi ekonomi dan finansial, namun jelas dengan syarat
bahwa K3 yang diimplementasikan adalah K3 yang tepat. Jadi tidak ada alasan lagi untuk
mengatakan bahwa K3 adalah cost center.

Anda mungkin juga menyukai