Anda di halaman 1dari 6

B. LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah Pembelajaran Peserta Didik SMK

Nama Mahasiswa : Nur Inayah

Asal Sekolah : SMKN 1 Dompu

No. Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab
telah masalah
diidentifikasi

1 Rendahnya Hasil kajian Literatur : Hasil wawancara dengan dosen


minat baca Hubungan Internasional Unram
siswa Anindya Prameswari, Antonius Totok Priyadi Bapak Y. A. Wahyudin, S. IP,
(2020), meningkatkan minat baca melalui MA
program sahabat buku di smkn 1 pontianak.
hal. 2. vol 10. Rendahnya kemahiran membaca 1. Siswa kurang menyadari
siswa di SMKN 1 Pontianak disebabkan sistem pentingnya membaca
pembelajaran di Indonesia belum membuat anak- karena kebanyakan siswa
anak harus membaca buku, banyaknya jenis belum memiliki budaya
hiburan, permainan (game) dan tayangan TV membaca baik di
yang mengalihkan perhatian anak-anak dan lingkungan keluarga
orang dewasa dari buku, banyaknya tempat maupun sosialnya.
hiburan yang menghasilkan waktu seperti taman
rekreasi, tempat karaokean, mall, supermarket 2. Siswa zaman sekarang
dan play station, harga buku yang relatif masih terbiasa menggunakan
mahal yang tidak sebanding dengan daya beli smartphone dan internet
masyarakat, kurangnya perhatian orang tua dalam menyelesaikan tugas
dalam menumbuhkan minat baca anak. karena dari kegiatan
browsing mereka bisa
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/ langsung mendapatkan
view/50768 jawaban secara instant.

Amir, A. (2023). Analisis Faktor-Faktor 3. Siswa lebih senang


Penyebab Rendahnya Minat Baca Siswa di menghabiskan banyak
Daerah Terpencil Terdepan dan Tertinggal, waktu untuk bermain game
hal. 1 abstraksi. Vol. 4. Berdasarkan hasil online, media social dan
analisis, menunjukkan faktor penyebab ketempat hiburan
menurunnya minat baca siswa di daerah 3T (tongkrongan/café, mall,
adalah kurangnya akses dalam mendapatkan menonton drama/film) dari
buku bacaan khususnya buku Pelajaran sekolah, pada kegiatan membaca.
rendahnya tingkat pendidikan orang tua serta
kurangnya waktu yang tersedia bagi anak Setelah menganalisis kajian
sekolah ketika pulang sekolah karena sibuk literature dan hasil wawancara
membantu orang tua. dengan dosen, diketahui bahwa
penyebab minat baca siswa
https://journal-center.litpam.com/index.php/ rendah adalah :
empiricism
1. Siswa kurang menyadari
pentingnya membaca
karena pengaruh
Nurul Hikmah (2020) Analisi factor-faktor
lingkungan, keluarga dan
penyebab rendahnya minat membaca siswa di
social.
perpustakaan sekolah sman 1 tapung (studi
kasus kelas xi ips), hal. 7. skripsi. Hasil 2. Pengaruh smartphone dan
penelitian menunjukkan bahwa rendahnya minat internet.
membaca siswa diperpustakaan sekolah
dipengaruhi oleh faktor Internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi: 1) Kemampuan
membaca, 2) Kebutuhan psikologis, 3) Sikap, 4)
Usia, 4) dan 5) jenis kelamin. Sedangkan faktor
eksternal meliputi: 1) Orang Tua, 2) Belum
tersedianya bahan bacaan yang sesuai, 3)
pengaruh teman sebaya, 4) Guru, 5) Telefisi dan
film, 6) kelompok etnis.

https://repository.uir.ac.id/
12758/1/166810812.pdf

Hasil wawancara dengan teman sejawat :

Nurlaila, S.Pd
Nip. 19750910 200801 2 015

1. Siswa kurang menyukai kegiatan membaca.

2. Guru kurang memotivasi siswa untuk rajin


membaca.

3. Buku – buku yang tersedia di perpustakaan


masih terbatas

4. Belum optimalnya pelaksanaan program


literasi yang ada di sekolah

5. Guru belum memadukan setiap pelajaran


dengan pembiasaan literasi.

6. Pengaruh media social,bermain game online


dan informasi yang instant.

2. Kurangnya Hasil kajian Literatur : Hasil wawancara dengan dosen


keaktifan Hubungan Internasional Unram
siswa dalam Eman Nataliano Busa (2023), Faktor yang Bapak Y. A. Wahyudin, S. IP,
belajar di kelas mempengaruhi kurangnya keaktifan peserta MA
(pada saat didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas,
proses hal 2, vol 2 no 2. Salah satu komponen 1. Factor budaya malu yang
pembelajaran mendasar yang sangat penting untuk mencapai cukup tinggi takut salah
diskusi/present tujuan proses pembelajaran adalah keaktifan dalam bicara karena
asi yang aktif siswa dalam proses pembelajaran. keaktifan fisik mengalami trauma
bertanya dan dan mental, seperti berpikir dan bertindak dalam pembelajaran sebelumnya
menjawab suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, (pernah bertanya,
pertanyaan merupakan suatu keaktifan. ditertawakan/dicemooh.
hanya siswa http://ejurnal.stietrianandra.ac.id/index.php/ 2. Masih banyak guru yang
yang pintar inovasi belum menerapkan model
saja) pembelajaran yang
Patmawati, Meilinda (2023), Meningkatkan inovatif.
keaktifan belajar pada pelajaran biologi
menggunakan model problem based learning 3. Kurangnya konsentrasi
disertai media video, hal 2, vol 8. Terlihat belajar akibat terlalu lelah
rendahnya keaktifan peserta didik di kelas pada bermain game online,
kegiatan belajar mengajar, terutama dari segi social media sehingga
interaksi. Hal ini ditunjukkan dengan sedikitnya tidak ada motivasi diri
jumlah peserta didik yang berani bertanya atau dalam belajar.
menanggapi penjelasan guru, sibuk sendiri ketika
di kelas, bersikap tidak peduli dengan proses Setelah menganalisis kajian
pembelajaran serta kurangnya keberanian peserta literature dan hasil wawancara
didik dalam menyampaikan ide atau pendapat dengan dosen, diketahui bahwa
kepada guru atau rekan satu kelompok. Maka penyebab pada saat proses
dari itu, diperlukan pendekatan pembelajaran pembelajaran
yang sesuai untuk memperbaiki tingkat keaktifan diskusi/presentasi yang aktif
peserta didik. bertanya dan menjawab
pertanyaan hanya siswa yang
https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i3.625 pintar saja adalah :

Agustin MN (2021), Peningkatan aktivitas 1. Factor budaya malu yang


belajar biologi siswa menggunakan model cukup tinggi takut salah
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas dalam bicara.
xii mipa 3 sma n 1 pulau punjung tahun
pelajaran 2019/2020, hal 2, vol. 2, no. 2. 2. Guru belum menerapkan
Rendahnya hasil pembelajaran disebabkan oleh model pembelajaran yang
beberapa faktor antara lain: 1. kurangnya inovatif.
motivasi siswa dalam proses pembelajaran baik 3. Kurangnya konsentrasi
motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. 2. dan motivasi belajar
Pemilihan metoda atau model pembelajaran yang dalam diri siswa itu
sesuai dengan pendekatan sains belum terlaksana sendiri.
secara maksimal. 3. Kurang terampilnya guru
dalam memotivasi siswa secara ektrinsik dalam
pembelajaran, dalam menggunakan media, guru
sebagian menggambar dipapan tulis,sehingga
tidak menarik bagi siswa.

https://jurnal.umsb.ac.id/index.php/
inovasipendidikan/article/download/2991/2268

Hasil wawancara dengan teman sejawat :

Nurlaila, S.Pd
Nip. 19750910 200801 2 015

1. Guru kurang memberikan motivasi terhadap


siswa.

2. Guru kurang persiapan dalam mengajar

3. Guru kurang berinteraksi dengan siswa.

4. Guru tidak menerapkan model pembelajaran


yang inovatif.

5. Siswa kurang konsentrasi pada saat


pembelajaran karena pengaruh smartphone.

3. Siswa Hasil kajian Literatur : Hasil wawancara dengan dosen


menyalahguna Hubungan Internasional Unram
kan teknologi Aster Pujaning, Harmi Ibnu Dja’far, Mu’thia Bapak Y. A. Wahyudin, S. IP,
dan internet Mubasyira, Lusiana Wulansari, Loecita Sandiar, MA :
dalam Sigit Widiyarto (2022), Penyuluhan
pembelajaran ( penggunaan gawai untuk mencegah gangguan 1. Karena pengaruh kondisi
Siswa kurang belajar pada siswa, hal. 2, vol. 6 no. 1. saat pandemic yang
focus dalam Penggunaan gawai yang berlebihan dapat hampir 24 bergantung
pembelajaran memberikan dampak yang serius pada gangguan pada smartphone.
ketika belajar anak. Pada penelitian lain diungkapkan
2. Siswa/Pelajar yang
menggunakan bahwa penggunaan gawai yang berlebihan dapat
kecanduan smartphone
smartphone mengakibatkan gangguan kesehatan. Gangguan
cenderung memiliki sifat
untuk belajar akan terlihat manakala semua
mementingkan diri
mengerjakan kewajiban belajar sedikit demi sedikit
sendiri, bergaul,
laporan hasil diabaikan. Peran orang tua dan guru sangat
berbincang bahkan
praktikum) penting dalam mencegah gangguan belajar anak.
bermain tidak bersama
Begitu pula gangguan pada kesehatan anak, yang
teman di sekelilingnya
dapat terjadi sewaktu -waktu.
akan tetapi akan lebih
https://ejurnal.umri.ac.id/index.php/ sibuk dengan game online
PengabdianUMRI/article/view/3543 dan media social. Maka
untuk mengurangi dampak
Ary Antony Putra, Ida Windi Wahyuni, negative dari kecanduan
Alucyana A, jriyah (2021), Pengaruh smartphone diperlukan
penggunaan handphone pada siswa sekolah
pengawasan orang tua,
dasar, hal. 3-4, vol, 18 no. 1. Persoalan baru
muncul ketika siswa/pelajar asyik dan terlena peraturan sekolah dan
dengan kepandaiannya dalam menggunakan pengawasan dari guru.
teknologi handphone akan ada banyak gejala
kesenjangan dalam hal integritas kesiswaan. Setelah menganalisis kajian
Siswa/Pelajar yang memiliki handphone literature dan hasil wawancara
cenderung memiliki sifat mementingkan diri dengan dosen, diketahui bahwa
sendiri, bergaul, berbincang-bincang bahkan penyebab siswa
bermain tidak bersama kawan-kawan
menyalahgunakan teknologi
sekelilingnya akan tetapi ada teman lain di luar
lingkungan belajarnya atau yang dikenal dengan dan internet dalam
"dunia maya". Selanjutnya siswa /pelajar pembelajaran adalah :
menjadi acuh dan tidak peduli dengan kondisi
disekitarnya. Perilaku seperti ini jika terus 1. Karena pengaruh kondisi
menerus terjadi akan berakibat munculnya sikap saat pandemic yang hampir
sombong, acuh tak acuh dan egois. 24 bergantung pada
smartphone.
https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/
article/view/6531 2. Siswa/Pelajar yang
kecanduan smartphone
Lalu Meriwandi (2020), Penyalahgunaan cenderung memiliki sifat
pemanfaatan handphone dikalangan remaja- mementingkan diri sendiri,
remaja di desa sengkerang kecamatan praya
bergaul, berbincang bahkan
timur kabupaten Lombok Tengah, skripsi
hal. 91. Bentuk-bentuk penyalahgunaan bermain tidak bersama
pemanfaatan handphone yang dilakukan oleh teman di sekelilingnya akan
remaja-remaja yang ada di Desa Sengkerang tetapi akan lebih sibuk
terbilang banyak seperti cybercrime, dengan game online dan
cyberbullying, berita bohong, menonton media social.
pornografi dan bermain game online secara
berlebihan hal ini disebakan oleh dengan 3. Kurangnya pengawasan,
perkembangan handphone yang setiap tahun pendampingan, dan
sudah dapat diperbaharui dan mudah dalam
pembatasan penggunaan
mennggunakanya sehingga memunculkan hal-
hal yang negatif bisa terjadi. smartphone dari guru dan
orang tua.
http://etheses.uinmataram.ac.id/2182/1/Lalu
%20Meriwandi%20160105063.pdf

Hasil wawancara dengan Wakasek Humas :

Sofyan Hadi, S.Kom


19800915 200803 1 002
1. Guru kurang mengawasi, mendampingi dan
membatasi penggunaan smartphone pada saat
pembelajaran berlangsung.
2. Siswa kecanduan game online.
3. Siswa kecanduan media social seperti
facebook, instagram, tiktok dan chat WA.
4. Masih terpengaruh dengan kondisi saat
pandemic yang 24 jam bergantung pada
smartphone.
5. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap
penggunaan smartphone pada anak.
Lampiran

Gambar 1. Wawancara dengan teman sejawat Nurlaila, S. Pd


(Nip. 19750910 200801 2 015)

Gambar 2. Wawancara dengan Wakasek Humas Sofyan Hadi, S. Kom


(Nip. 19800915 200803 1 002)
Gambar. 3. Wawancara dengan Bapak Y. A. Wahyudin, S. IP, MA
(Nip. 19821227 201803 1 001)

Anda mungkin juga menyukai