Anda di halaman 1dari 10

Nama : Mardiana Rusdi

Kelas : 001

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya minat Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis
baca siswa terhadap hasil kajian
1. Yuniar Indri Hapsari , Iin Purnamasari, dan literatur dan hasil
Gejala : siswa Veriliyana Purnamasari (2019): wawancara, serta
kurang memiliki Faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal dan dikonfirmasi melalui
perbendaharaan eksternal. Faktor internal berupa kecerdasan, minat dan observasi dapat diketahui
kata perhatian, motivasi, ketekunan, sikap, kebiasaan membaca, bahwa penyebab munculnya
serta kondisi fisik dan kesehatan. masalah rendahnya minat
(PDF) MINAT BACA SISWA KELAS V SD NEGERI HARJOWINANGUN baca siswa adalah:
02 TERSONO BATANG (researchgate.net)
• Terdapat faktor internal
2. Dhina Cahya Rohim dan Septina Rahmawati (2020) dan ekternal. Faktor internal
: berupa kecerdasan, minat
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca dan perhatian, motivasi,
pada anak, antara lain keluarga dan lingkungan di luar ketekunan, sikap, kebiasaan
(Pradana, 2020). Rendahnya minat baca disebabkan oleh membaca, serta kondisi
beberapa hal diantaranya mahalnya harga buku dan fisik dan kesehatan.
terbatasnya fasilitas terpustakaan (Pradana, 2020). Dampak • Terbatasnya fasilitas di
negatif dari perkembangan teknologi gadget dapat perpustakaan seperti buku-
mengurangi kebersamaan dan interaksi serta komunikasi buku yang kurang menarik
secara langsung antar individu. Peserta didik lebih tertarik dibaca oleh siswa.
untuk bermain game online melalui gadget daripada • Kurangnya pembiasaan
membaca buku. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya dan budaya literasi yang
minat peserta didik untuk membaca (Pradana, 2020). dilakukan di awal
PERAN LITERASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI pembelajaran.
SEKOLAH DASAR (researchgate.net) • Maraknya media atau
permainan online yang
Hasil Wawancara: mengalihkan perhatian
siswa
Kepala Sekolah (Salvia Salmawati, S.Pd.I., Gr., M.Pd.
– Kepala UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2) : Rendahnya
minat baca siswa diakibatkan oleh banyak hal diantaranya
maraknya media atau permainan online yang mengalihkan
perhatian siswa sehingga perpustakaan atau tempat
membaca sudah tidak menarik lagi bagi siswa. Kurangnya
dukungan dari orang tua dalam mendukung kesadaran
literasi. Ditambah dengan lingkungan yang kurang
mendukung, serta daerah di sekitar sekolah dimana
mayoritas mata pencaharian orang tua siswa adalah buruh
harian sehingga tidak memiliki waktu luang untuk
memberikan bimbingan khusus dan perhatian lebih
terhadap pendidikan anaknya.

Guru (Andi Cholilah Rahmadani Sufri, S.Pd., Gr. –


Guru UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2) : Minat baca
siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
kurangnya ketertarikan mereka terhadap satu topik
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
sehingga tidak memotivasi siswa untuk membaca
informasi dalam bacaan yang ada. Kegiatan membaca yang
monoton masih klasik tidak ada perpaduan antara gaya
modern namun meninggalkan kesan bermakna.

Rekan Sejawat (Dita Arfiana, S.Pd., Gr. – Guru UPT


SPF SD Inpres Barombong 3) : Salah satu penyebabnya
faktor dari dalam dirinya sendiri kemauan/ minatnya
memang senang membaca yang akan berpengaruh pada
wawasannya, serta sarana untuk memperoleh bacaan
seperti perpustakaan/ taman baca masih kurang.

Pakar (Andi Muh. Amir, S.Pd.,M.Pd. –Guru Penggerak


Angkatan 5) : Penyebab kurangnya minat membaca siswa
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu pertama, faktor internal
berasal dari diri sendiri dimana kemampuan siswa terutama
dari kelas rendah, kemampuan memahami bacaan dan
kurangnya pembiasaan, serta pemikiran bahwa membaca
hanya arahan dari guru bukan inisiasi dari diri sendiri
sehingga dalam menyelesaikan tugas hanya memasukkan
jawaban dari google tanpa membaca buku. Selanjutnya dari
faktor eksternal, biasanya disebabkan oleh faktor
lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah kurang
mrmbudayakan membaca, kurangnya pojok baca di tiap
kelas ataupun peran perpustaan kurang memadai.

2 Siswa hiperaktif Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


yang sulit terhadap kajian literatur dan
mendengarkan 1. Taylor dalam Rivanaldi Sukmawan (2020): hasil wawancara, serta
arahan guru Faktor-faktor penyebab hiperaktif yaitu : dikonfirmasi melalui
a. Temperamen observasi dapat diketahui
Gejala : Temperamen setiap anak selalu berbeda-beda dan akan bahwa penyebab munculnya
➢ Siswa berkembang seiring dengan pertambahan usianya. masalah siswa hiperaktif
melakukan Temperamen atau luapan emosi merupakan pembentukan yang sulit mendengarkan
kegiatan karakter anak pertama kali dalam hal kepribadian . arahan guru adalah :
sendiri tanpa b. Orang lain • Masalah genetik dari
arahan guru Ada beberapa orang tua yang terlihat mampu menjalin siswa atau gangguan
➢ Mengganggu hubungan dengan anak yang hiperaktif, namun terkadang genetik yang ada sejak
temannya yang adapula yang tidak mempu menjalin hubungan tersebut lahir. Ada beberapa anak
sedang belajar c. Biologis yang lahir dengan
Terkadang orang tua merasa khawatir jika anak mereka gangguan genetik yang
yang hiperaktif akan menurunkan sikap hiperaktif ke anak menyebabkan anak tubuh
mereka selanjutnya. Karena hiperaktif umumnya menurun menjadi hiperaktif.
dari orangtuanya • Anak tidak mampu
d. Jenis kelamin memusatkan pikiran.
Anak laki-laki umumnya memiliki tingkat hiperaktif yang Anak yang hiperaktif
lebih tinggi ketimbang perempuan yang lebih tenang. Hal cenderung sulit untuk
ini disebabkan karena perkembangan otak yang stabil pada memusatkan pikirannya
anak perempuan ketimbang laki-laki sehinggga tidak bisa
e. Perkembangan yang lambat untuk selalu
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Ada beberapa kasus yang menganggap bahwa mendengarkan arahan
hiperaktifitas merupakan keterlambatan dalam guru di dalam kelas.
perkembangan anak • Memiliki gaya belajar
f. Kehamilan dan persalinan kinestetik yang selalu
Efek buruk pada perkembangan kejiwaan anak yang lahir ingin bergerak, anak
disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum minuman hiperaktif lebih senang
yang memabukkan belajar dengan cara
g. Kerusakan otak sejak lahir belajar kinestetik, ingin
Perkembangan pada bagian otak dapat disebabkan oleh selalu bergerak, berjalan,
komplikasi saat persalinan yang menimbulkan luka pada berlari bahkan
otak menggangu teman.
h. Cedera otak sesudah lahir • Model atau strategi
Benturan atau kecelakaan pada otak dapat mempengaruhi belajar yang dirasa
kerusakan otak dan menimbulkan masalah-masalah membosankan bagi siswa.
perilaku dikemudian hari Siswa merasa model atau
i. Penyakit-penyakit fisik lainnya strategi pemelajaran yang
Anak yang sedang sakit biasanya mudah marah karena diterapkan di dalam kelas
kehilangan konsentrasi sangat membosankan,
KETERAMPILAN GURU DALAM MENGATASI SISWA HIPERAKTIF DI
KELAS VA SDN 55/1 SRIDADI - Repository Unja
sehingga anak meilih
untuk melakukan
2. Mingkala (2021): kegiatan lain yang bukan
Penyebab anak hiperaktif adalah adanya gangguan genetik arahan dari guru.
yang terdapat pada DNA anak yang bersangkutan. Sebagai • Orangtua tidak mampu
informasi, di seluruh dunia saat ini diperkirakan terdapat 3- menjalin komunikasi
5 persen anak yang hiperaktif. yang baik dengan anak.
Pendampingan Peran Guru Dan Orang Tua Dalam Mendidik Anak Hiperaktif Ada beberapa orangtua
Serta Cara Menangani Anak Hiperaktif | Mingkala | Dikmas: Jurnal Pendidikan
Masyarakat dan Pengabdian (ung.ac.id) yang memiliki anak
hiperaktif sulit menjalin
komunikasi yang baik
Hasil Wawancara: dengan anaknya,
sehingga anak tidak
Kepala Sekolah (Salvia Salmawati, S.Pd.I., Gr., M.Pd. – mengerti batasan dalam
Kepala UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2) : bertingkah laku
Penyebab siswa yang hiperaktif adalah siswa yang khususnya di sekolah.
mempunyai gaya belajar lebih cenderung kinestetik artinya
lebih aktif bergerak dengan tubuhnya, berlari kesan kesini
tidak bisa diam ditempatnya. Sehingga kita bisa memilih
strategi pembelajaran yang cenderung ke karakteristik
siswa yang aktif jadi kita harus menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan sehingga pembelajaran bisa berpusat
pada siswa tersebut dan siswa yang aktif ini bisa ikut serta
dalam proses pembelajaran.

Guru (Andi Cholilah Rahmadani Sufri, S.Pd., Gr. –


Guru UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2):
Siswa hiperaktif yang sulit mendengarkan arahan guru
sangat berpengaruh tentang penerapan strategi, yang saat
ini dikembangkan pembelajaran berdiferensiasi. Yaitu,
dalam satu kelas pembelajaran yang diberikan setiap
individu berbeda sesuai gaya belajar masing masing baik
gaya belajar visual, audiovisual, ataupun kinestetik.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Rekan Sejawat (Dita Arfiana, S.Pd., Gr. – Guru UPT
SPF SD Inpres Barombong 3):
Siswa hiperaktif yang sulit mendengarkan arahan guru
disebabkan anak lebih cenderung bermain dan tidak fokus
dalam belajar sehingga kegiatan belajar terasa
membosankan.

Pakar (Andi Muh. Amir, S.Pd.,M.Pd. –Guru Penggerak


Angkatan 5): Penyebab siswa hiperaktif disebabkan dua
faktor yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berasal
dari orientasi diri sendiri atau kesenangan dari siswa
tersebut. Siswa tersebut memiliki kebutuhan khusus yang
tidak dimiliki siswa lain di mana yang lebih peran aktif
adalah psikomotorik sehingga siswa aktif bergerak
sehingga sulit mendengar arahan guru. Sedangkan faktor
eksternal yaitu kurangnya kedisiplinan dari lingkungan
rumah ataupun di sekolah, kurangnya pengawasan dari
orangtua.

3 Orang tua yang Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


tidak melakukan terhadap kajian literatur dan
pendampingan 1. Y.N Wulandari (2021): hasil wawancara, serta
belajar anak di Kendala-kendala yang dialami orang tua dalam dikonfirmasi melalui
rumah mendampingi anak belajar dirumah meliputi kurangnya observasi dapat diketahui
pemahaman materi oleh orang tua, kesulitan orang tua bahwa penyebab munculnya
Gejala : dalam menumbuhkan minat belajar anak, tidak memiliki masalah orang tua yang
➢ Kurangnya cukup waktu untuk mendampingi anak karena harus tidak melakukan
komunikasi bekerja, orang tua tidak sabar dalam mendampingi anak pendampingan belajar anak
antara saat belajar dirumah, kesulitan orang tua dalam di rumah adalah :
orangtua dan mengoperasikan gadget, dan kendala terkait jangkauan • Kurangnya pemahaman
guru terkait layanan internet. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan orang tua terhadap materi
pendidikan daring ini ternyata orang tua memiliki banyak kendala anak sehingga orang tua
anaknya dalam mendampingi anak belajar dirumah. tidak mampu
➢ Orangtua https://ojs.uniska- mendampingi anak dalam
sibuk bekerja bjm.ac.id/index.php/PIUOK/article/viewFile/4739/2894 kegiatan belajar dirumah
sehingga • Kesulitan orang tua
menyerahkan 2. Wardani dan Ayriza (2020): dalam membagi waktu
pendidikan Terdapat beberapa faktor yang menghambat orangtua kerja dan waktu untuk
anaknya dalam menjalankan perannya sebagai pendamping belajar mendampingi anak
sepenuhnya anak di rumah, yaitu terkait kapasitas pemahaman orangtua dirumah. Orang tua yang
kepada pihak terhadap materi pelajaran anak, sulitnya meningkatkan sibuk bekerja memiliki
sekolah tanpa minat belajar anak, manajemen waktu orangtua dalam waktu yan terbatas untuk
ada membagi waktu kerja dengan pembimbingan anak dapat mendampingi
pembimbingan dirumah, pengelolaan emosi orang tua, kendala jangkauan kegiatan belajar anak
di rumah. signal serta kemampuan orangtua dalam mengoperasikan dirumah.
aplikasi yang terhubung dengan layanan internet. Sehingga • Kesulitan orang tua
beberapa faktor tersebut dapat menimbulkan gejala stress dalam meningkatkan minat
pada orangtua. serta motivasi belajar anak
(PDF) Penerapan E-learning pada Pendidikan Anak Usia Dini di Masa
Pendemi Covid-19 (researchgate.net) untuk belajar. Orangtua
merasa
keberadaannya tidak
mampu meningkatkan
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
motivasi anak untuk
Hasil Wawancara : belajar dirumah
• Orang tua memberikan
Kepala Sekolah (Salvia Salmawati, S.Pd.I., Gr. – tanggung jawab penuh
Kepala UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2): Penyebab kepada sekolah atau guru
utama dimana terkendala oleh faktor ekonomi yang dalam urusan akademik
menuntut orang tua siswa menjadikan pekerjaannya anak. Orang tua merasa
sebagai proritas utama dan kurang mampunya dalam kegiatan belajar disekolah
membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga sehingga sudah cukup sehingga
terkadang lalai dan kurang memperhatikan pendidikan tidak diperlukan kegiatan
anaknya. belajar dirumah.
• Anak yang tidak
Guru (Andi Cholilah Rahmadani Sufri, S.Pd., Gr. – mendengarkan arahan
Guru UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2): orang tua, sehingga orang
Orang tua yang tidak melakukan pendampingan belajar tua merasa tidak mampu
anak di rumah karena orang tua memberikan tanggung untuk mendampingi
jawab penuh kepada sekolah atau guru, sehingga belajar anak dirumah.
pengawasan orang tua dirumah tidak terlaksana dengan
baik. Terutama di lingkungan Sekolah, mata pencarian
orang tua adalah nelayan sehingga untuk membimbing
anak kurang maksimal sehingga orang tua menyerahkan
sepenuhnya kepada sekolah atau guru.

Rekan Sejawat (Dita Arfiana, S.Pd., Gr. – Guru UPT


SPF SD Inpres Barombong 3):
Penyebab orang tua yang tidak melakukan pendampingan
terhadap anak dirumah biasa disebabkan oleh kesibukan
orang tua, namun terkadang juga karena kurangnya
kepedulian orang tua tentang pendidikan. Maka dari itu
siswa kurang diarahkan untuk selalu belajar dirumah.
Pengaruh lain juga sering muncul seperti hubungan orang
tua yang kurang harmonis berpengaruh terhadap psikologis
siswa tersebut.

Pakar (Andi Muh. Amir, S.Pd.,M.Pd. –Guru Penggerak


Angkatan 5): orang tua yang tidak melakukan
pendampingan belajar anak di rumah salah satu faktornya
adalah ada kesibukan orang tua dan anak juga tidak
mendengar apa yang disampaikan ayah atau ibunya
dirumah. Anak tidak diperhatikan oleh orang tua sehingga
anak hanya bermain karena orang tua sibuk dengan urusan
sendiri.

4 Guru belum Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


optimal terhadap hasil kajian
memanfaatkan 1. Ni Putu Suari (2018) : literatur dan hasil
model-model Kegiatan pembelajaran masih dilakukan hanya dengan wawancara, serta
pembelajaran ceramah dan siswa pasif. Pembelajaran lebih ditekankan dikonfirmasi melalui
inovatif. pada metode yang banyak diwarnai dengan ceramah, observasi dapat diketahui
kurang menggunakan media serta masih berpusat pada bahwa penyebab munculnya
Gejala : Guru guru. masalah guru belum optimal
hanya memanfaatkan model-model
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
menampilkan (PDF) Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk pembelajaran inovatif
pembelajaran Meningkatkan Motivasi Belajar IPA (researchgate.net) adalah :
metode atau
2. Ni Luh Gita Sri Antari, Kt. Pudjawan, I Md. Citra • Kegiatan pembelajaran
model masih dilakukan dengan
Wibawa (2019):
konvensional metode konvensional
Guru pada saat mengajar masih menggunakan model
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran • Kurangnya kesadaran
konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang untuk mengupgrade diri
biasa dilakukan oleh guru sehari-hari di kelas, dalam seperti kurangnya kesadaran
penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan untuk mengikuti beberapa
metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. pelatihan yang dapat
Adapun penyebab guru menggunakan metode ceramah meningkatkan kompetensi
yaitu: sarana dan sumber belajar kurang, ada beberapa khususnya untuk
materi pembelajaran yang luas, waktu pembelajaran menghadirkan model-model
terbatas, ada beberapa materi yang tertinggal, guru belum pembelajaran yang lebih
pernah menerapkan model pembelajaran yang inovatif. inovatif dan kreatif
Oleh karena itu guru terkesan lebih aktif dalam • Kreativitas guru yang
pembelajaran dari pada siswa. belum memadai dan
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay kurangnya minat guru
Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA | International menggunakan media
Journal of Elementary Education (undiksha.ac.id) pembelajaran

Hasil Wawancara:

Kepala Sekolah (Salvia Salmawati, S.Pd.I., Gr. –


Kepala UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2):
Kemampuan yang kurang dalam memanfaatkan dan
penggunaan model – model pembelajaran yang belum
optimal serta terbatasi dan kurangnya keikut sertaan dalam
pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru
yang mendukung dalam pengembangan pembelajaran
inovatif.

Guru (Andi Cholilah Rahmadani Sufri, S.Pd., Gr. –


Guru UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2):
pertama diakibatkan oleh kurangnya kesadaran untuk
mengupgrade diri. Kedua minimnya informasi yang
didapatkan atau tidak ingin mencari informasi. Ketiga
kurangnya kesadaran untuk mengikuti beberapa pelatihan
yang dapat meningkatkan kompetensi khususnya untuk
menghadirkan model-model pembelajaran yang lebih
inovatif dan kreatif.

Rekan Sejawat (Dita Arfiana, S.Pd., Gr. – Guru UPT


SPF SD Inpres Barombong 3):
Belum optimalnya pemanfaatan model pembelajaran
inovatif bisa karena guru kurang persiapan, guru berhenti
belajar, mengenai model-model belajar yang inovatif, tidak
paham karakter siswa dalam kelasnya dan malas mengganti
model yang telah dibuat.
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
Pakar (Andi Muh. Amir, S.Pd.,M.Pd. –Guru Penggerak
Angkatan 5): penyebab guru belum optimal dalam
pemanfaatan model-model pembelajaran inovatif yaitu
kurangnya keinginan guru menerapkan pembelajaran
inovatif walaupun sintaks pembelajaran inovatif telah
diketahui dari pelatihan-pelatihan ataupun dari KKG,
kurnagnya keinginan mempersiapkan perencanaan
pembelajaran, bahan, dan media pembelajaran terkait
pembelajaran inovatif itu. Dimana dalam pembelajaran
guru hanya ingin instan dengan memberikan tugas saja.
Kemudian keterbatasan guru dalam penggunaan laptop
karena inovasi bersumber dari laptop atau komputer untuk
mengakses model-model pembelajaran inovatif.
Selanjutnya guru juga kurang kolaborasi dengan guru-guru
lain tentang praktik baik dalam inovasi pembelajaran.

5 Siswa belum Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


menguasai materi 1. Farida Suriani dkk (2022) : terhadap kajian literatur dan
yang berbasis Guru belum mampu mengembangkan perangkat hasil wawancara, serta
HOTS pembelajaran berbasis HOTS karena didasarkan pada: dikonfirmasi melalui
waktu yang terbatas, Karakteristik peserta didik, Memilih observasi dapat diketahui
Gejala : pendekatan, model, dan metode yang sesuai, Membuat bahwa penyebab munculnya
Rendahnya media pembelajaran yang beragam, guru masih kesulitan masalah Siswa belum
kemampuan dalam melakukan penilaian. menguasai materi yang
siswa dalam https://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/article/view/1699 berbasis HOTS adalah :
membaca • Guru belum mampu
menyeluruh dan 2. Fuaddilah Ali Sofyan (2019: 7) : mengembangkan
teliti Bukan hanya pendekatan HOTS melainkan kurikulum pembelajaran yang berbasis
2013 pun pada saat ini masih banyak yang belum HOTS, karena guru tidak
menerapkan tidak hanya guru bahkan sekolah-sekolah pun mengetahui cara
masih banyak yang belum berani untuk menerapkannya. menerapkan pembelajaran
Karena pendekatan model ini masih baru dan guru masih yang bersifat HOTS
memerlukan penyesuaian dengan metode ini dikarenakan • Guru tidak terbiasa
pendidik dari dulu sudah terbiasa dengan metode ceramah dengan pendekatan model
dalam proses pembelajaran. pembelajaran yang berbasis
https://jurnal.unipasby.ac.id/index.php/jurnal_inventa/article/view/1803
HOTS, karena guru sudah
terbiasa dengan metode
Hasil Wawancara :
belajar konvensional
Kepala Sekolah (Salvia Salmawati, S.Pd.I., Gr. – sehingga guru merasa asing
Kepala UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2): dengan pembelajaran baru.
Penyebab siswa sulit memahami materi dan soal HOTS • Tidak adanya pembiasaan
biasanya disebabkan karena kurangnya pembiasaan bagi kepada siswa terhadap
guru menerapkan pembelajaran yang berbasis HOTS biasa materi dan soal yang
juga guru masih kurang memberikan pelajaran terkait berbasis HOTS sehingga
tentang literasi sehingga sulit bagi siswa dalam belajar dan siswa merasa sulit dengan
membaca keadaan pembelajaran yang
mengaharapkan analisis
Guru (Andi Cholilah Rahmadani Sufri, S.Pd., Gr. – tingkat tinggi pada peserta
Guru UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2): didik.
Siswa sulit memahami soal yang bersifat HOTS, karena • Siswa kurang dikenalkan
guru memberikan soal HOTS namun sebelumnya tidak dengan pembelajaran yang
berbasis HOTS sehingga
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
mengarahkan konsep atau materi yang bersifat HOTS. saat siswa dihadapkan
HOTS berada pada tingkatan C4 hingga C6, guru harus dengan soal yang bersifat
melatih dari soal yang bersifat LOTS terlebih dahulu HOTS siswa menjadi
sehingga siswa terlatih mengerjakan soal yang bersifat bingung dan tidak
HOT. Sehingga siswa tidak kesulitan dalam menjawab soal memahami maksud dari
HOTS. soal.

Rekan Sejawat (Dita Arfiana, S.Pd., Gr. – Guru UPT


SPF SD Inpres Barombong 3):
Siswa sulit memahami soal HOTS disebabkan kurang
pembiasaan yang dilakukan oleh guru kepada siswanya
dalam mengerjakan soal HOTS, guru juga kurang mampu
mengolah soal yang berbasis HOTS. Siswa hanya
diberikan yang ada pada buku pelajaran dan LKS

Pakar (Andi Muh. Amir, S.Pd.,M.Pd. –Guru Penggerak


Angkatan 5): Penyebab siswa sulit memahami soal HOTS
adalah kurangnya budaya literasi siswa. Soal HOTS sangat
erat kaitannya dengan pemahaman atau budaya dalam
literasi membaca. Jadi literasi merupakan pondasi dalam
memahami konseptual materi maupun soal HOTS.
Kemudian dari siswa kurang pembiasaan dari guru untuk
memberikan materi atau penyelesaian soal berbasis HOTS.
Dan juga guru kurang memberikan stimulus awal ke siswa
sehingga siswa sulit memahami materi tersebut.

6 Guru belum Hasil Kajian Literatur: Setelah dilakukan analisis


maksimal dalam terhadap hasil kajian
pemanfaatan Sujoko (2013): literatur dan hasil
teknologi. Pemanfaatan teknologi komputer dan internet dalam wawancara, serta
pembelajaran belumlah optimal disebabkan fasilitas yang dikonfirmasi melalui
Gejala : Guru kurang maksimal dan masih relatif banyak guru belum observasi dapat diketahui
hanya menguasai teknologi komputer dan internet. Belum bahwa penyebab munculnya
menggunakan optimalnya pemanfaatan Internet untuk proses masalah guru belum
buku sebagai pembelajaran akan berdampak negatif terhadap siswa. maksimal dalam
sumber belajar Perlunya inovasi pembelajaran yang memanfaatkan pemanfaatan teknologi
internet sehingga pembelajaran dapat diminati oleh siswa adalah :
tanpa terpaksa. Guru diharapkan dapat menggunakan • Masih banyak guru belum
teknologi internet karena dapat menjadi alternatif dalam mahir penggunaan laptop
mendesain pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan belum menguasai
dan variatif. teknologi komputer dan
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/jkpp/article/view/1511 internet.
• Fasilitas yang kurang
Hasil Wawancara :
maksimal seperti kurangnya
Kepala Sekolah (Salvia Salmawati, S.Pd.I., Gr. – sarana dan prasarana yang
Kepala UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2): Disebabkan mendukung proses
oleh guru yang kurang aktif dalam mengupgrade ilmunya, pembelajaran.
dan beberapa penyebab diantaranya kurangnya bekal diri • Kurangnya mengikuti
serta faktor pendukung dari sarana dan prasarana sekolah Pelatihan Kompetensi
yang kurang memadai. Dan dipicu oleh ketidak mampunya Teknis Teknologi Informasi
Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
guru dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi yang • Kurang mampunya guru
tepat dalam KBM. membagi waktu untuk
mengembangkan diri
Guru (Andi Cholilah Rahmadani Sufri, S.Pd., Gr. –
Guru UPT SPF SD Inpres Tallo Tua 2):
penyebabnya ada beberapa faktor, yaitu guru kurang
termotivasi untuk memanfaatkan teknologi disebabkan
kurang memadainya sarana dan prasarana, kemudian
disamping basic dari guru yang kurang mampu dan kurang
tahu serta terbatas dalam pemanfaatan teknologi.

Rekan Sejawat (Dita Arfiana, S.Pd., Gr. – Guru UPT


SPF SD Inpres Barombong 3):
Disebabkan karena Kesenjangan akses terhadap jaringan
internet dan kurangnya mengikuti Pelatihan Kompetensi
Teknis Teknologi Informasi dan terkendala oleh kurang
mampunya membagi waktu untuk mengembangkan diri.

Pakar (Andi Muh. Amir, S.Pd.,M.Pd. –Guru Penggerak


Angkatan 5): dalam hal teknologi ini sekarang zamannya
suatu perubahan yang signifikan dimana seorang guru
harus berkembang dan jauh meninggalkan hal yang
sifatnya konvensional sehingga percepatan teknologi akan
terus teiring dari pendidikan. Faktor yang menyebabkan
adalah kurangnya keinginan dari guru sendiri yang tidak
ingin menggunakan teknologi dalam pembelajaran dan
juga kurangnya kemampuan dan pengetahuan guru untuk
penggunaan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai