Nama Mahasiswa : JUHRI MUSLIM, S.Pd Asal Institusi : SD Negeri 1 Senawang Kec. Orong Telu Kab. Sumbawa Analisis akar penyebab masalah Masalah terpilih yang No Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab masalah (data pendukung) akan diselesaikan 1. Sumber Kajian Literatur : 1. Kurangnya role model 1. Terbatasnya sarana dan prasarana 1. Terbatasnya sarana dan 1. Menurut Citra Pratama Sari (2019), (dari kalangan guru) bagi untuk membaca seperti prasarana yang dapat bahwa faktor internal penyebab siswa dalam hal membaca, ketersediaan perpustakaan dan menunjang siswa untuk rendahnya minat melakukan kegiatan banyak guru yang tidak buku-buku bacaan yang meningkatkan minat literasi adalah kemampuan membaca dan mengisi waktu luang untuk bervariasi. membaca dalam kurangnya kebiasaan membaca. Faktor meningkatkan minat baca. 2. Terbatasnya sebuah teknologi pembelajaran IPAS eksternal penyebab rendahnya minat 2. Kurangnya waktu untuk pendidikan seperti LCD, Laptop, pada materi alam membaca siswa adalah lingkungan melakukan literasi dan lain-lain yang dapat sekitarku. sekolah yang kurang mendukung, peran sebelumpembelajaran menunjang siswa untuk perpustakaan belum maksimal, dimulai meningkatakan aktivitas 2. Perbedaan pola pikir yang keterbatasan buku/bahan bacaan, keluarga 3. Peserta didik cenderung membaca sehari hari. dianut orang tua dengan kurang mendukung, dan pengaruh mengikuti budaya- 3. Bahan bacaan yang kurang guru. menonton televisi serta penggunaan budaya luar yang menarik dan tidak di handphone. diperoleh melalui lengkapi media gambar yang media-media sosial bervariasi . Sumber : https://journal.student.uny.ac. id/index.php/pgsd/article/dow nload/ 13875/13400 Diakses tanggal, 5 Januari 2024
1. Terbatasnya sarana dan prasarana
membaca seperti ketersediaan perpustakaan dan buku-buku bacaan yang bervariasi. 2. Kurangnya role model (dari kalangan guru) bagi siswa dalam hal membaca. Tidak banyak guru yang mengisi waktuluang untuk membaca. 3. Berkembangnya sebuah teknologi informasi menyebabkan kurangnya minat masyarakat terhadap aktivitas membaca buku. 4. Berkembangnya handphone dan internet menyebabkan kurangnya minat siswa terhadap buku materi pelajaran. 5. Banyaknya keluarga yang belum menanamkan kebiasaan wajib membaca. 6. Guru jarang melakukan literasi sebelum pembelajaran dimulai
Dari hasil wawancara bersama Bapak
Harjo, S.Pd, didapat beberapa penyebab mengapa minat siswa melakukan kegiatan membaca masih rendah antara lain: a. Pilihan buku bacaan kurang beragam b. Siswa terpengaruh oleh HP, sehingga siswa lebih memilih bermain game daripada membaca c. Siswa kurang lancar dalam membaca d. Kurangnya waktu untuk melakukan literasi sebelum pembelajaran dimulai.
Dari hasil wawancara bersama rekan sejawat
Ibu Sulastri, S.Pd., dikemukakan beberapa faktor penyebab mengapa minat siswa melakukan kegiatan membaca masih rendah antara lain : a. Buku-buku kurang dilengkapi gambar yang menarik. b. Terdapat kata-kata yang sulit dipahami oleh peserta didik. c. Terdapat peserta didik yang belum bisa membaca. d. Ruang membaca yang tidak nyaman. Peserta didik lebih suka bermain daripada membaca 2. Sumber Kajian Literatur : 1. Perbedaan pola pikir Perbedaan pola pikir yang di anut 1. Menurut Anis Pusitaningtyas (2018), yang dianut orang tua orang tua dengan guru bahwa munculnya kreativitas dapat dengan guru dipengaruhi dari berbagai faktor 2. Tidak semua orang tua diantaranya adalah faktor komunikasi "standby" di rumah, antara keluarga, dalam hal ini adalah contohnya di lingkungan orang tua, dan sekolah terutama guru. sekitar sekolah banyak Adanya sikap saling mempercayai, saling orang tua yang merantau, membantu dalam membimbing anak dan sehingga anak berkomunikasi antara orang tua dan guru, ditinggalkan dirumah akan membuat anak merasa memiliki hanya dengan kakek/ kebebasan berkreativitas guna nenek yang sudah pengembanganpotensi dirinya, sehingga "sepuh" dan beliau hanya bisa meningkatkan kreativitas dan menganut sistim "pasrah mencapai keberhasilan dalam belajar. bongkoan" saja kepada 2. Menurut Nadha Luthfiyah Firdaus (2022), guru. hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi yang dilakukan antara orang tua dan guru antara lain yaitu kurangnya kemampuan orang tua dalam menggunakan media sosial, signal yang kurang memadai dan waktu yang kurang dalam berkomunikasi. https://digilib.uinsby.ac.id /51809/2/Nadha%20Luthfiyah%20 Firdaus_D97217063.pdf Diakses tanggal , 5 Januari 2024
Dari hasil wawancara bersama Bapak Harjo,
S.Pd., mengatakan bahwa penyebab kurangnya hubungan komunikasi guru dan orang tua siswa antara lain 1. Kurangnya kemampuan orang tua dalam menggunakan media sosial, signal yang kurang memadai dan waktu yang kurang dalam berkomunikasi. 2. Tidak semua orang tua "standby" di rumah contohnya di lingkungan sekitar sekolah banyak orang tua yang merantau, sehingga anak ditinggalkan dirumah hanya dengan kakek/ nenek yang sudah "sepuh" dan beliau hanya menganut sistim "pasrah bongkoan" saja kepada guru. 3. Tidak semua orang tua memiliki HP yang memudahkan guru untukberkomunikasi Kurangnya hubungan komunikasi guru dan orang tua siswa dikarenakan kurang maksimalnya pemanfaatan buku penghubung dan Grup WA guru danwali murid untuk berkomunikasi.
Dari hasil wawancara bersama rekan sejawat
Bapak Taufik, S.Pd., dikemukakan penyebab kurangnya hubungan komunikasi guru dan orang tua siswa : 1. Dikarenakan kurang maksimalnya pemanfaatan buku penghubung dan Grup WA guru dan wali murid untuk berkomunikasi. 2. Tidak semua orang tua memiliki HP yang memudahkan guru untuk berkomunikasi 3. Kurangnya hubungan komunikasi guru dan orang tua siswa dikarenakan kurang maksimalnya pemanfaatan buku penghubung dan Grup WA guru dan wali murid untuk berkomunikasi.