Anda di halaman 1dari 5

LK 1.

3 Penentuan Akar Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : JUHRI MUSLIM, S.Pd
Asal Institusi : SD Negeri 1 Senawang Kec. Orong Telu Kab. Sumbawa
Analisis akar penyebab masalah Masalah terpilih yang
No Hasil eksplorasi penyebab masalah akar penyebab masalah
(data pendukung) akan diselesaikan
1. Sumber Kajian Literatur : 1. Kurangnya role model 1. Terbatasnya sarana dan prasarana 1. Terbatasnya sarana dan
1. Menurut Citra Pratama Sari (2019), (dari kalangan guru) bagi untuk membaca seperti prasarana yang dapat
bahwa faktor internal penyebab siswa dalam hal membaca, ketersediaan perpustakaan dan menunjang siswa untuk
rendahnya minat melakukan kegiatan banyak guru yang tidak buku-buku bacaan yang meningkatkan minat
literasi adalah kemampuan membaca dan mengisi waktu luang untuk bervariasi. membaca dalam
kurangnya kebiasaan membaca. Faktor meningkatkan minat baca. 2. Terbatasnya sebuah teknologi pembelajaran IPAS
eksternal penyebab rendahnya minat 2. Kurangnya waktu untuk pendidikan seperti LCD, Laptop, pada materi alam
membaca siswa adalah lingkungan melakukan literasi dan lain-lain yang dapat sekitarku.
sekolah yang kurang mendukung, peran sebelumpembelajaran menunjang siswa untuk
perpustakaan belum maksimal, dimulai meningkatakan aktivitas 2. Perbedaan pola pikir yang
keterbatasan buku/bahan bacaan, keluarga 3. Peserta didik cenderung membaca sehari hari. dianut orang tua dengan
kurang mendukung, dan pengaruh mengikuti budaya- 3. Bahan bacaan yang kurang guru.
menonton televisi serta penggunaan budaya luar yang menarik dan tidak di
handphone. diperoleh melalui lengkapi media gambar yang
media-media sosial bervariasi .
Sumber :
https://journal.student.uny.ac.
id/index.php/pgsd/article/dow
nload/ 13875/13400 Diakses
tanggal, 5 Januari 2024

1. Terbatasnya sarana dan prasarana


membaca seperti ketersediaan
perpustakaan dan buku-buku bacaan
yang bervariasi.
2. Kurangnya role model (dari kalangan
guru) bagi siswa dalam hal membaca.
Tidak banyak guru yang mengisi
waktuluang untuk membaca.
3. Berkembangnya sebuah teknologi
informasi menyebabkan kurangnya
minat masyarakat terhadap aktivitas
membaca buku.
4. Berkembangnya handphone dan
internet menyebabkan kurangnya
minat siswa terhadap buku materi
pelajaran.
5. Banyaknya keluarga yang belum
menanamkan kebiasaan wajib
membaca.
6. Guru jarang melakukan literasi
sebelum pembelajaran dimulai

Dari hasil wawancara bersama Bapak


Harjo, S.Pd, didapat beberapa penyebab
mengapa minat siswa melakukan kegiatan
membaca masih rendah antara lain:
a. Pilihan buku bacaan kurang beragam
b. Siswa terpengaruh oleh HP, sehingga
siswa lebih memilih bermain game
daripada membaca
c. Siswa kurang lancar dalam membaca
d. Kurangnya waktu untuk melakukan literasi
sebelum pembelajaran dimulai.

Dari hasil wawancara bersama rekan sejawat


Ibu Sulastri, S.Pd., dikemukakan beberapa
faktor penyebab mengapa minat siswa
melakukan kegiatan membaca masih rendah
antara lain :
a. Buku-buku kurang dilengkapi gambar
yang menarik.
b. Terdapat kata-kata yang sulit dipahami
oleh peserta didik.
c. Terdapat peserta didik yang belum bisa
membaca.
d. Ruang membaca yang tidak nyaman.
Peserta didik lebih suka bermain
daripada membaca
2. Sumber Kajian Literatur : 1. Perbedaan pola pikir Perbedaan pola pikir yang di anut
1. Menurut Anis Pusitaningtyas (2018), yang dianut orang tua orang tua dengan guru
bahwa munculnya kreativitas dapat dengan guru
dipengaruhi dari berbagai faktor 2. Tidak semua orang tua
diantaranya adalah faktor komunikasi "standby" di rumah,
antara keluarga, dalam hal ini adalah contohnya di lingkungan
orang tua, dan sekolah terutama guru. sekitar sekolah banyak
Adanya sikap saling mempercayai, saling orang tua yang merantau,
membantu dalam membimbing anak dan sehingga anak
berkomunikasi antara orang tua dan guru, ditinggalkan dirumah
akan membuat anak merasa memiliki hanya dengan kakek/
kebebasan berkreativitas guna nenek yang sudah
pengembanganpotensi dirinya, sehingga "sepuh" dan beliau hanya
bisa meningkatkan kreativitas dan menganut sistim "pasrah
mencapai keberhasilan dalam belajar. bongkoan" saja kepada
2. Menurut Nadha Luthfiyah Firdaus (2022), guru.
hambatan-hambatan yang terjadi dalam
proses komunikasi yang dilakukan antara
orang tua dan guru antara lain yaitu
kurangnya kemampuan orang tua dalam
menggunakan media sosial, signal yang
kurang memadai dan waktu yang kurang
dalam berkomunikasi.
https://digilib.uinsby.ac.id
/51809/2/Nadha%20Luthfiyah%20
Firdaus_D97217063.pdf
Diakses tanggal , 5 Januari 2024

Dari hasil wawancara bersama Bapak Harjo,


S.Pd., mengatakan bahwa penyebab
kurangnya hubungan komunikasi guru dan
orang tua siswa antara lain
1. Kurangnya kemampuan orang tua dalam
menggunakan media sosial, signal yang
kurang memadai dan waktu yang kurang
dalam berkomunikasi.
2. Tidak semua orang tua "standby" di
rumah contohnya di lingkungan sekitar
sekolah banyak orang tua yang
merantau, sehingga anak ditinggalkan
dirumah hanya dengan kakek/ nenek
yang sudah "sepuh" dan beliau hanya
menganut sistim "pasrah bongkoan" saja
kepada guru.
3. Tidak semua orang tua memiliki HP yang
memudahkan guru untukberkomunikasi
Kurangnya hubungan komunikasi guru
dan orang tua siswa dikarenakan kurang
maksimalnya pemanfaatan buku
penghubung dan Grup WA guru danwali
murid untuk berkomunikasi.

Dari hasil wawancara bersama rekan sejawat


Bapak Taufik, S.Pd., dikemukakan
penyebab kurangnya hubungan komunikasi
guru dan orang tua siswa :
1. Dikarenakan kurang maksimalnya
pemanfaatan buku penghubung dan Grup
WA guru dan wali murid untuk
berkomunikasi.
2. Tidak semua orang tua memiliki HP yang
memudahkan guru untuk berkomunikasi
3. Kurangnya hubungan komunikasi guru
dan orang tua siswa dikarenakan kurang
maksimalnya pemanfaatan buku
penghubung dan Grup WA guru dan wali
murid untuk berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai