Anda di halaman 1dari 7

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama : Yerianti Arung, S.Pd.
NIM : 2301615054
Asal Sekolah : SMP Negeri 1 Sanggalangi Satu Atap

Masalah yang telah Analisis eksplorasi penyebab


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi masalah
1 Kemampuan 1. Menurut Husnul Fuadi, (2020) 1. Sumber dan bahan ajar
membaca peserta yang kurang menarik.
Organisation for Economic Co-operation
didik rendah
and Development (OECD) mengumumkan 2. Guru yang kurang kreatif
dalam
pembelajaran index PISA (Programme for International dalam merangsang minat
Student Assessment) pada tahun 2018 skor siswa terhadap topik yang
bahasa Indonesia
diajarkan
literasi peserta didik di Indonesia menurun
3. Guru dan keluarga
menjadi 396 urutan ke 70 dari masih kurang melakukan
78 negara peserta . pendampingan terhadap
https://jipp.unram.ac.id/ siswa tentang bagaimana
2. Menurut Anil (2019) cara yang baik dan benar
Penyebab rendah minat dan kebiasaan dalam mengakses informasi
dari internet
membaca di Indonesia antara lain kurangnya
4. Keterbatasan fasilitas
akses, terutama untuk di daerah terpencil.
menyebabkan bahan ajar
Hal itu merupakan salah satu yang yang dimiliki kurang
terungkap dari Indeks Aktivitas Literasi menarik bagi siswa. Siswa
Membaca (Alibaca) Kementerian mudah bosan jika media
Pendidikan dan Kebudayaan dan bahan ajar yang
(Kemendikbud). digunakan terlalu monoton.
Apalagi jika hanya berasal
https://www.konde.co/2020/03/ dari satu sumber yang
3. sama.
5. Sekolah masih kesulitan
a. Siswa kurang berminat untuk mencari menyediakan akses literasi
tahu dan membaca sumber sumber yang yang menarik bagi siswa
berkaitan dengan materi yang diajarkan
b. Saat mencari sumber informasi, siswa
cenderung memanfaatkan internet
karena dirasa lebih mudah namun sering
terjebak dalam banyak informasi sesat
yang muncul di internet yang tidak
punya dasar kajian ilmiah yang kuat
4. Kepala Sekolah:
Sekolah masih kesulitan menyediakan
akses literasi yang menarik bagi siswa
Kurangnya pendampingan bagi siswa
untuk literasi oleh guru di sekolah maupun
orangtua
5. Pakar: (Simon Ruruk, S.Pd.,M.Pd)
Minat siswa terhadap buku bacaan yang
sudah diakui derajat kebenarannya secara
ilmiah jauh lebih rendah daripada minat
siswa terhadap berita atau sumber bacaan
di internet yang kebenarannya belum
teruji.

2. Motivasi 1. Menurut Rike Kurnia Sari (2021) Faktor – faktor penyebab motivasi
belajar peserta Motivasi belajar siswa yang rendah sebagai belajar peserta didik dalam
didik rendah imbas dari kurangnya disiplin belajar, sikap pembelajaran bahasa Indonesia
dalam belajar yang tidak terlibat aktif dalam yang rendah pada siswa karena:
pembelajaran pembelajaran di kelas, kurangnya tingkat a. Sikap disiplin yang rendah
bahasa aktivitas siswa, dan tingkat kepuasan belajar yang untuk belajar
Indonesia rendah. b. Materi yang diajarkan sulit
https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/Al- dipelajari
Jahiz/article/download/3146/2083/ c. Siswa tidak suka dengan cara
guru mengajar
2. Menurut Sudaryono (2017) d. Siswa kurang menyukai mata
Naik-turunnya motivasi belajar siswa dipicu pelajaran bahasa Indonesia
beberapa faktor. Faktor-faktor yang e. Kondisi lingkungan keluarga
mempengaruhinya adalah, cita-cita atau aspirasi yang kurang mendukung
siswa, keadaan jasmani dan rohani siswa, kondisi
lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis belajar,
dan upaya guru membelajarkan siswa
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download
/21803/10719

3. Wawancara Kepala Sekolah:


Menjelaskan penyebab motivasi belajar rendah di
antaranya,
a. Siswa terlalu lama belajar di rumah secara
daring hingga lebih dari dua tahun akibat
pandemi. Saat sekolah dilakukan secara
luring, mereka masih malas belajar.
b. Guru terlalu monoton menyampaikan materi
saat mengajar
c. Siswa kurang mendapat perhatian dari orang
tua d) Siswa belum mempunyai cita-cita yang
hendak dicapai
4. Rekan Sejawat :
a. Penyebab motivasi belajar rendah yaitu,
Motivasi belajar rendah pada siswa
disebabkan faktor-faktor seperti materi
yang sulit dipelajari, cara pengajaran
guru yang tidak disukai siswa, siswa
tidak suka mata pelajaran tertentu,
hingga keadaan lingkungan keluarga
yang kurang mendukung.
b. Penyebab rendahnya motivasi belajar
siswa dapat diakibatkan karena siswa
berasal dari keluarga brokenhome dan
tidak ada yang mendampingi belajar di
rumah.
3 Kegiatan 1. Menurut H Syofyan dan Ismail 1. Kurang efektifnya
pembelajaran (2018) penerapan model
bahasa Beberapa komponen yang perlu pembelajaran yang
Indonesia dikelas dibenahi agar penyebab inovasi selama ini digunakan,
kurang inovatif model pembelajaran tetap efektif artinya dalam
untuk meningkatakan prestasi pelaksanaan model
belajar peserta didik adalah : pembelajaran tidak
a. Guru Profesional; Guru berjalan maksimal
profesional akan berusaha sebagaimana mestinya
melakukan inovasi model 2. Kurang serasinya antara
pembelajaran untuk materi pembelajaran
memudahkan penyampaian dengan tujuan
materi kepada peserta didik. pembelajaran, sehingga
b. Peserta Didik; Peserta didik hasil akhir dari kegiatan
harus ditempatkan sebagai pusat pembelajaran tidak
kegiatan pembelajaran sehingga sesuai seperti yang
inovasi model pembelajaran diharapkan
harus selalu mempertimbangkan 3. Pemilihan model
kebutuhan peserta didik. pembelajaran tidak
c. Sarana dan Prasarana; Inovasi sesuai dengan
model pembelajaran akan sangat kebutuhan siswa,
sulit berkembang bila tidak artinya guru dalam
didukung oleh sarana dan menginovasi
prasarana pembelajaran. pembelajaran kurang
d. Proses Pembelajaran; Tujuan memperhatikan
pembelajaran bukan hanya kebutuhan siswa
semata-mata mentransfer sehingga pembelajaran
pengetahuan dan ketrampilan, yang diinginkan tidak
yaitu dari tidak tahu menjadi tercapai
tahu, akan tetapi harus mampu 4. Kurangnya referensi
mengubah peserta didik menjadi guru terhadap model-
kreatif, mahir dan trampil. model pembelajaran,
e. Kurikulum; Untuk menghasilkan guru minim informasi
inovasi model pembelajaran yang atau referensi sehingga
berkualitas, maka kurikulum kurang mampu
yang digunakan harus mengikuti menginovasi sehingga
program-program yang ada di pembelajaran cenderung
dalamnya. monoton
f. Evaluasi dan Monitoring; 5. Kebiasaan siswa, artinya
Evaluasi dan Monitoring siswa terbiasa belajar
diperlukan untuk mengetahui dengan menggunakan
tingkat keberhasilan atas hasil metode/model
inovasi, yaitu melihat pengaruh konvesional, sehingga
model pembelajaran dengan untuk menerapkan
peningkatan prestasi belajar model/metode terbaru
peserta didik. sulit diterima oleh siswa
https://ojs.unida.ac.id/QH/article/view/1189/p 6. Menginovasi
df pembelajaran dikelas
dapat meningkatkan
2. Menurut Hasbullah (2015:250) semangat siswa dalam
dalam Herinto Sidik Iriansyah belajar, hal ini
(2021)
Adapun penyebab pendidikan yang dikarenakan siswa
secara sistematis dapat dipecahkan mendapatkan sesuatu
dengan cara inovasi antara lain yang baru dalam
sebagai berikut: pengalaman hidupnya.
a. kurang meratanya dalam akses Karena Tujuan
pendidikan pembelajaran bukan
b. kurang serasinya antara hanya semata-mata
kegiatan belajar dengan tujuan mentransfer
c. belum efisien dan ekonomisnya pengetahuan dan
pendidikan ketrampilan, yaitu dari
d. belum efektif dan efisiennya tidak tahu menjadi tahu,
sistem penyampaian akan tetapi harus
e. kurang lancar dan sempurnanya mampu mengubah
sistem informasi kebijakan peserta didik menjadi
f. kurang dihargainya unsur kreatif, mahir dan
kebudayaan nasional trampil.
g. belum kokohnya kesadaran,
identitas dan kebangsaan
nasional
h. belum tumbuhnya minat
belajar bagi masyarakat
i. belum tersebarnya paket
pendidikan, yang
memungkinkan mudah dicerna
dan mudah diperoleh
j. belum meluasnya kesempatan
kerja (pembuatan dan
pemanfaatan teknologi
komunikasi,software dan
hardware
http://jurnal.stkipkusumanegara.ac.id/index.ph
p/semnara2020/article/view/840/346

3. Wawancara: Rekan Sejawat:


Pembelajaran dikelas kurang inovatif
disebabkan oleh:
a. Kurangnya pemahaman guru
terhadap model-model
pembelajaran
b. Pembelajaran yang dilakukan
selama ini sudah terlanjur
nyaman untuk diterapkan
c. Dalam menginovasi
pembelajaran membutuhkan
waktu, menyita tenaga dan
fikaran dalam penerapannya
4. Kepala Sekolah:
Penyebab utama kurangnya inovasi
dalam pembelajaran yakni kebiasaan,
dimana dalam proses pembelajaran
selalu menggunakan model-model yang
konvensional sehingga minim
pengetahuan dengan model-model
pembelajaran yang modern
5. Pakar:
Kurangnya inovasi dalam pembelajaran
disebabkan oleh:
d. Kurangnya pemahaman guru
terhadap inovasi pembelajaran
yang menghasilakn hal baru
dalam pembelajaran
e. Guru hanya menggunakan
metode-metode yang sebelumnya
tanpa ada pengembangan
6. Pengawas:
Pembelajaran kurang inovatif
disebabkan faktor pendukung dalam
proses pembelajaran itu sendiri,
diantaranya:
- Kurangnya prasarana
- Dukungan pihak sekolah
- Kurangnya komunikasi antara guru
dalam berinovasi

4 Peserta didik 1. Anna Permanasari (2016) 1. Guru kurang memberi motivasi


masih belum dan berinovasi sehingga siswa
Terutama untuk aspek konteks aplikasi
memahami/terbia
pengetahuan kognitif terbukti hampir tidak memiliki kemampuan
sa dengan materi
HOTS dapat dipastikan bahwa banyak peserta untuk mengaitkan ilmu
didik kurang mampu mempelajari pengetahuan yang diperolehnya
dipelajarinya dengan fenomena-fenomena di sekolah dengan fenomena
yang terjadi di dunia, karena mereka tidak fenomena yang terjadi di dunia
memperoleh pengalaman untuk
karena belum memiliki
mengkaitkannya sehingga kemampuan
pengalaman nyata tentang
berpikir logis, rasional, serta sistematis
siswa juga rendah. materi yang diajarkan. Hal ini
menyebabkan siswa kesulitan
https://jipp.unram.ac.id//
berpikir logis, rasional, serta
2. Menurut Suparya, Suastra, Ida Bagus dan
sistematis siswa juga rendah.
Arnyana (2022)
2. Siswa tidak memiliki
faktor penyebab rendahnya literasi
kemampuan berpikir kritis
siswa adalah :
yang baik karena mereka
a. Penggunaan buku ajar yang belum
terbiasa berpikir instan dan
tepat,
menggunakan bantuan
b. miskonsepsi siswa,
c. pembelajaran yang tidak kontekstual, internet
d. rendahnya kemampuan membaca 3. Siswa tidak memiliki bekal
e. lingkungan dan iklim belajar, pengetahuan yang cukup
f. infrastruktur sekolah, untuk membangun model
g. sumber daya manusia, berpikir kritis. Literasi siswa
h. manajemen sekolah. masih jauh dari kata cukup.
3. Wawancara Kepala Sekolah 4. Masih banyak guru yang
a. Masih banyak guru yang ternyata belum
tidak mampu mengeksplore
memahami konsep dan metode kemampuan siswa untuk
pembelajaran dengan materi HOTS akibat berpikir kritis sehingga
dari kurangnya pelatihan dan masih banyak siswa yang
peningkatan kapasitas guru. belum memiliki
b. Guru kurang memberi ruang dan waktu kemampuan memahami
dalam proses pembelajaran bagi siswa konsep tetapi masih
untuk mengembangkan kemampuan menghafal.
berpikir HOTS selama kegiatan belajar 5. Masih banyak guru yang
mengaja ternyata belum memahami
4. Pakar (Simon Ruruk, S.Pd.,M.Pd) konsep dan metode
a. Masih banyak guru yang tidak mampu pembelajaran dengan materi
mengeksplore kemampuan siswa untuk HOTS akibat dari
berpikir kritis sehingga masih banyak kurangnya pelatihan dan
siswa yang belum memiliki kemampuan peningkatan kapasitas guru
memahami konsep tetapi masih 6. Guru kurang memberi ruang
menghafal. dan waktu dalam proses
b. Guru kurang membiasakan siswa untuk pembelajaran bagi siswa
menggunakan metode berpikir HOTS untuk mengembangkan
dalam proses kegiatan belajar mengajar kemampuan berpikir HOTS
sehingga siswa kurang mampu untuk selama kegiatan belajar
berpikir logis, kritis dan menyelesaikan mengajar
masalah masalah dengan metode berpikir
HOTS
5 Kurangnya 1. Menurut Haniah (2018) Setelah dilakukan analisis terhadap
Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi informasi dalam kajian literatur dan hasil
teknologi informasi pembelajaran antara lain ditandai dengan wawancara, serta dikonfirmasi
dalam pembelajaran adanya interaksi antara pengajar dan melalui observasi dapat diketahui
bahasa Indonesia peserta didik melalui teknologi internet, bahwa penyebab kurangnya
adanya bahan ajar yang sudah terprogram, memanfaatkan TI dalam
pengajar berperan sebagai fasilitator dan pembelajaran bahasa Indonesia
antara lain:
adanya fleksibilitas dalam proses
a. Gaya belajar siswa yang
pembelajaran baik dari segi waktu maupun
cenderung lebih cepat
tempat. memahami pelajaran dengan
https://ejournal.iainpalangkaraya.ac.id/index.php/tarib/ar
ticle/view/588/681
cara yang konvensional.
Artinya siswa lebih muda
2. Menurut penelitian Haris Budiman (2017) menerima pelajaran dengan
bahwa dampak teknologi informasi (TI) cara yang praktis, contohnya
dalam pembelajaran membantu peserta didik metode ceramah
dalam belajar selain itu juga memiliki b. Kurangnya referensi guru
kontribusi yang berpengaruh dalam terhadap bahan ajar yang
meperkaya khasanah ilmu pengetahuan berbasis TI sehingga guru
memberikan fasilitas mengajar yang mengalami kendala dalam
maksimal. Selan itu penelitian yang menyampaikan pelajaran yang
dilakukan oleh Sodiq Anshori (2018) berbasis TI
mendapati temuan pembelajaran berbasis c. Siswa cenderung menganggap
teknologi menghasilkan konsep e-learning asing terhadap sesuatu yang
yang menjadikan proses efektifitas baru. Artinya siswa terlalu
pembelajaran dan efisien. Berdampak pada nyaman dengan apa yang
partisipasi aktif peserta didik serta mereka lakukan sekarang
fleksibilitas program pembelajarannya lebih sehingga untuk mencoba
berkesan sesuatu yang baru siswa belum
https://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/article/view memiliki pedoman yang cukup
/2187/1497 untuk mempelajarinya
3. Wawancara Rekan Sejawat: Memanfaatkan teknologi dalam
Kurangnya pemanfaatan TI dalam pembelajaran pembelajaran dapat mempermudah
bahasa Jnonesia dikarenakan beberapa faktor, proses penyampaian materi ajar
diantaranya: dikarenakan adanya bahan ajar
f. Gaya belajar siswa yang cenderung yang sudah terprogram, pengajar
paham ke hal-hal yang bersifat berperan sebagai fasilitator dan
konvensional adanya fleksibilitas dalam proses
g. Dalam memanfaatkan TI dalam pembelajaran baik dari segi waktu
pembelajaran bahasa Indonesia maupun tempat.
membutuhkan waktu yang lebih banyak
dalam memahai suatu materi
pembelajaran
4. Kepala Sekolah:
Kurang memanfaatkan TI dalam pembelajaran
ini disebabkan oleh 2 faktor:
a. Guru kurang mampu menggunakan bahan
ajar berbasis TI
b. Kurangnya referensi guru dalam
mengaitkan materi yang diajarkan dengan
media yang digunakan
5. Pakar (Simon Ruruk, S.Pd.,M.Pd)
Kurangnya pemanfaatan TI dalam proses
pembelajaran disebabkan oleh:
a. Kurangnya media pembelajaran yang
sesuai dengan karateristik siswa
c. Ada media tetapi guru kurang mahir atau
belum memahami dalam penggunaan
media TI tersebut
d. Adanya sikap malas mencoba kepada
sesuatu yang baru selama pembelajaran
6. Pengawas:
Kurang memanfaatkan TI dalam pembelajaran
disebabkan oleh 2 faktor:
a. Dari guru. Artinya banyak diantara guru
yang kurang paham akan teknologi
b. Dari siswa. Artinya siswa belum memiliki
pedoman yang cukup dalam penggunaan
teknologi dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai