Anda di halaman 1dari 16

NAMA : ZULFIANTI

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1. Motivasi belajar Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
peserta didik 1. Menurut Ari & Sri (2017) motivasi merupakan proses internal literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
rendah yang menjadi salah satu faktor penggerak bagi siswa untuk mau melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
melibatkan dan mengarahkan dirinya ke dalam pembelajaran bahwa penyebab motivasi belajar peserta didik
hingga mencapai hasil tertentu rendah adalah :
2. Menurut Astrid (2019) Motivasi siswa dapat digerakkan dari 1. Peserta didik lebih tertarik pada gadget dibandingkan
faktor eksternal seperti pemberian materi oleh guru yang mau memperhatikan guru dalam pembelajaran.
disusun secara kreatif, dukungan dari orang tua, sedangkan 2. Metode pembelajaran yang monoton (teacher centre)
motivasi dari faktor internal dapat digerakkan dengan adanya yang digunakan oleh guru membuat siswa merasa
minat belajar siswa. bosan dalam belajar.
https://eprints.uny.ac.id/21859/6/BAB%20II.pdf 3. Guru kurang memberikan motivasi kepada peserta
3. (Rohman dan Karimah,2018) didik.
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisi 4. Orang tua kurang memberikan perhatian dan
(psikologi dan fisiologi) yang dapat mempengaruhi motivasi dorongan kepada anaknya untuk belajar
belajar. 5. Guru sebaiknya menggunakan media pembelajaran
https://ejournal.upi.edu/index.php/jmee/article/download/21803/10719 agar peserta didik lebih tertarik dalam pembelajaran.
Hasil wawancara :

Pakar :
(Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.)
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
“Faktor Internal”
- Motivasi peserta didik dalam belajar materi yang diberikan
kurang karena gangguan kondisi kognitif dan psikologis karena
masalah sosial, ekonomi dan lainnya.
- Peserta didik kurang mendapat dukungan /memberikan
motivasi dari orang terdekat (keluarga)
- Bullying terjadi pada peserta didik sehingga mengganggu
psikologis nya
- Kondisi fisiologi peserta didik tidak mendukung (sakit)

Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
1. Guru terkadang tidak memberikan motivasi belajar kepada
peserta didik pada awal pembelajaran
2. Gaya dan cara penyampaian materi oleh guru dimana peserta
didik akan merasa bosan dengan metode pengajaran yang
monoton (berpusat pada guru)
Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
1. Lemahnya motivasi belajar dalam diri peserta didik
diakibatkan karena peserta didik lebih senang/tertarik bermain
gadget dibandingkan belajar.
2. Kurangnya perhatian orang tua di rumah dalam membimbing
anaknya untuk mau belajar.
3. Dalam mengajar guru kurang menggunakan media belajar
sehingga motivasi peserta didik untuk tetap memperhatikan
materi akan semakin melemah.
Guru/teman sejawat :
1. Kemajuan teknologi terutama pemakain gadget membuat
peserta didik malas untuk belajar.
2. Lingkungan keluarga kurang memberikan dorongan kepada
peserta didik dan menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
belajar peserta didik kepada guru

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266

2. Rendahnya Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
minat baca siswa Dandi Solahuddin, Misdalina ( 2022 :5) Beberapa factor yang literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
mempengaruhi minat belajar siswa melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
a. Faktor internal bahwa rendahnya minat baca siswa dalah :
- Kemampuan membaca siswa yang terendah akan akan 1. Peserta didik lebih cenderung membaca sms, face
membuat siswa menjadi malas untuk membaca. book dan media sosial lainnya ketimbang membaca
- Penggunaan teknologi di manfaatkan oleh siswa untuk materi yang di berikan oleh guru
menyelesaikan tugas tugas yg di berikan oleh guru dan 2. Kemajuan teknologi yang memungkinkan peserta
dalam menyelesaikan tugas nya siswa lebih banyak didik dapat mengakses berbagai informasi termasuk
mengambil jawaban dari internet dibandingkan jawaban dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
yang ada dibuku. oleh guru.
b. Faktor eksternal 3. Keadaan perpustakaan yang panas membuat peserta
- Lingkungan sekolah yang tidak mendukung seperti didik tidak nyaman atau enggan membaca buku di
kurangnya motivasi membaca di lingkungan sekolah perpustakaan.
- Budaya membaca yang kurang di lingkungan sekolah 4. Orang tua kurang memberikan dorongan untuk
Program literasi belum berjalan maksimal anaknya membaca di rumah.
5. Buku di perpustakaan tidak bervariasi hanya pada
Hasil wawanca buku pelajaran saja.
Pakar :
Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
Kurang dorongan dan dukungan baik dalam lingkungan internal
maupun eksternal, tampilan media literasi kurang menarik dan
tidak revelan dengan perkembangan jaman, kondisi sosio,kultural
dan ekonomi kurang mendukung, serta fasilitas media bacayang
terbatas

Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
Penggunaan gadget membuat peserta didik malas membaca tapi
aktif di media sosial,seperti whatsapp, instagram dan media
sosial lainnya

Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
- Guru belum bisa memotivasi peserta didik untuk
memaksimalkan literasi dalam pembelajaran
- Sekolah belum ada menyediakan ruang literasi hijau.
- Kondisi perpustakaan yang belum nyaman untuk membaca
dan ketersediaan buku masih terbatas

Guru atau teman sejawat :


1. Kurangnya bervariasinya buku yang ada diperpustakaan
2. Peserta didik lebih mudah mencari jawaban di Hp mereka
dibandingkan membaca buku.
3. Keluarga kurang memfasilitasi anaknya terutama buku bacaan
di rumah

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266

3. Kemampuan Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
dasar 1. Beberapa kesulitan yang dialami siswa dalam mempelajari literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
matematika kimia cenderung disebabkan oleh siswa tidak tahu caranya melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
peserta didik belajar, kesulitan menghubungkan antara konsep, serta bahwa penyebab kemampuan dasar matematika
tergolong rendah memerlukan kemampuan dalam memanfaatkan kemampuan peserta didik tergolong rendah adalah :
logika, matematika dan bahasa (Zakiyah et al.,2018) 1. Guru sebaiknya memberikan bimbingan khusus
2. Fany nur firiani dan Gida Kadarisma, (2022) untuk meningkatkan kemampuan dasar matematika
”Faktor penyebab kesulitan pada subjek tipe idealis dan rasional peserta didik
meliputi faktor internal yaitu kurangnya pemahaman subjek 2. Peserta didik menganggap pelajaran yang berkaitan
terhadap materi, ketidakmampuan melakukan perhitungan, dengan perhitungan (konsep dasar matematika)
kurangnya motifasi dari diri sendiri untuk belajar adalah pelajaran yang rumit, banyak rumus yang
matematika.sedangkan faktor eksternalnya yaitu kurangnya dihapal dan penuh dengan angka-angka.
motivasi di lingkungan pertemanan, lingkungan tempat tinggal 3. Kurangnya motivasi dari dalam diri peserta didik
yang kurang kondusif dan minimnya buku penunjang kegiatan dan motivasi dari lingkungan (keluarga) dalam
pembelajaran”. belajar terutama pada konsep dasar matematika pada
https://doi.org/10.37058/jarme.v2i1.1306 penyelesaian soal-soal kimia

Hasil wawanca

Pakar
Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
Dasar pengetahuan matematis kurang baik dari pendidikan dasar,
pendidikan kurang memberikan latihan matematis, penyajian
materi yang terkesan tidak mengikuti tren digitalisasi bermakna,
tidak ada upaya konkritasi materi abstrak sehingga terkesan
kurang menarik, pendidikan masih menggunakan metode
konvensional dan monoton dalam mengajar, pendidikan tidak
menggunakan video, LKPD atau media lainnya yang lebih
menarik

Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
Guru tidak memberikan bimbingan secara khusus untuk
meningkatkan kemampuan dasar matematis peserta didik

Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
Dalam mengajar biasanya guru lebih menekankan menghapal
dibandingkan pemahaman konsep
Guru kurang mengajarkan peserta didik metode pemecahan
masalah yang sering ada pada pelajaran yang berkaitan dengan
pengetahuan dasar matematika.

Guru atau teman sejawat :


1. Guru kurang memberikan latihan soal yang berkaitan dengan
kemampuan dasar matematika
2. Kurangnya minat peserta didik terhadap pelajaran yang ada
kaitannya dengan kemampuan dasar matematika dalam
penyelesaian soal karena menganggap pelajaran yang rumit,
banyak rumus yang dihapal, serta penuh dengan angka-angka.
3. Guru kurang memberikan dorongan kepada peserta didik
untuk lebih aktif bertanya untuk mengukur sejauh mana
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
diajarkan.
4. Kurangnya konsentrasi peserta didik dalam memperhatikan
guru yang sedang menjelaskan
5. Kurangnya perhatian orang tua di rumah dalam mendampingi
anaknya belajar

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266
4 Hubungan guru Hasil Kajian literatur : Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
dengan orang tua 1. Handerson & Bella sebagaimana dikutip oleh literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
peserta didik Mc.Carty,Brennan and Vecchiarello berpendapat bahwa melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
kurang intens keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran dapat bahwa penyebab hubungan guru dengan orang tua
dan efektif meningkatkan nilai anak,kehadiran anak dalam pembelajaran peserta didik kurang intens dan efektif adalah :
disekolah , menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik pada
anak dan menaikkan angka kelulusan. Hal ini dikuatkan dengan 1. Orang tua menyerahkan tanggung jawab peserta didik
adanya hasil penelitian Dixon (1992), Eccles & Harold (1993), sepenuhnya ke pihak sekolah
Henderson dan Bella (1994) dan Jeynes (2007) yang 2. Orang tua sibuk bekerja sehingga tidak
menunjukkan bahwa ketika orang tua dan guru memiliki memperhatikan perkembangan anaknya
hubungan/kerjasama yang baik, maka prestasi akademik dan 3. Kurangnya pertemuan antara guru dan orang tua
sosial anak akan meningkat. peserta didik yang diadakan oleh sekolah
https://jurnal.unsil.ac.id/index.php/metaedukasi/article/download/980/665 4. Komite sekolah yang terbentuk,yang bertujuan
2. Abu Ahmad (2004:118) bahwa: untuk mewadahi pertemuan antara guru dan orang
Pada prinsipnya pentingnya kerjasama antara guru dengan orang tua speserta didik belum berjalan maksimal
tua siswa adalah sangat erat.sekolah sebagai pelaksana
5. Kurangnya komunikasi guru ke orang tua peserta
pendidikan agar masyarakat menjadi baik, siswa-siwa dapat
didik terkait perkembangan belajar anaknya
aktif dalam bagian masyarakat,baik anak-anak maupun
dewasa.Disini masyarakat sebagai dasar dari pendidikan dan ada
kecenderungan berfikir bahwa keseluruhan masyarakat adalah
sebagaipendidik.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/1660-Full_Text.pdf

3. Nur Rahma Pratiwi (2015 : 25)


a. Kebanyakan orang tua melepaskan tanggung jawab
sepenuhnya kepada guru dalam mendidik anak-anaknya
pada saat di Sekolah.
b. Kurangnya komunikasi antara guru dan orang tua siswa
untuk memberitahu setiap perkembangan serta perilaku
setiap anak didiknya, melaporkan dan memberi pengertian
kepada orang tua yang kurang memahami keadaan anaknya.

4. M. Azhar (2021 : 19)


a. Kurangnya pertemuan antara guru dan siswa yang diadakan
oleh sekolah untuk membahas apa saja yang dilakukan
dalam proses PBM
b. Kebanyak orang tua siswa merupakan pekerja sehingga
orang tua siswa masih acuh tak acuh terhadap kondisi
anaknya di sekolah
5. Muhibbin Syah ( 2007:48 )
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya
adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan suasana pergaulan dan hubungan baik orang
tua terhadap anaknya.dalam hal ini mempengaruhi
hubungan timbal balik antara orang tua dan anak
b. Mengarahkan anak ke arah masa depan yang berwawasan
luas,santun dan berprilaku serta bijak dalam bersikap ,hal ini
di maksudkan agar anak hidup bahagia dalam lingkungan
masyarakat
c. Orang tua memegang peran penting untuk meningkatkan
perkembangan anak dan prestasi anak
d. Memberikan dorongan terhadap peningkatan prestasi
belajar anak kearah produktifitas tujuan
pengajaran

6. Abu Ahmad (2004:118 )


Pada prinsipnya pentingnya kerjasama antara guru dan orang
tua siswa adalah sangat erat ,sekolah sebagai pelaksana
pendidikan agar masyarakat menjadi baik,siswa-siswa dapat
aktif dalam bagian masyarakat baik anak-anak maupun
dewasa di sini masyarakat sebagai dasar dari pendidikan dan
ada kecenderungan berfikir bahwa keseluruhan masyarakat
adalah sebagai pendidik

Hasil wawancara
Pakar
Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
1. Tidak ada laporan evaluasi hasil belajar kognitif, afektif dan
psikomotorik secara berkelanjutan setiap bulannya
2. Orang tua peserta didik kurang dilibatkan bahkan tidak
dilibatkan dalam berbagai kegiatan di sekolah termasuk laporan
kemajuan belajar anak mereka
3. Pihak guru dan sekolah hanya fokus untuk melaksanakan
tanggung jawab pokok saja dan kurang memperhatikan peran
orang tua di sekolah
4. Orang tua melepaskan tanggung jawab penuh pendidikan
kepadasekolah, sehingga pendidikan informal tidak balance
dengan pendidikan formal dan non formal

Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
Sebaiknya guru mengadakan kunjungan rumah ke orang tua
peserta didik yang bermasalah

Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
Interaksi antara orang tua dan guru belum terjalin dengan baik
karena:
a. Kesibukan orang tua dalam bekerja
b. Orang tua p e s e r t a d i d i k belum memahami sepenuhnya
pentingnya membangun relasi antara orang tua dengan guru
untuk meningkatan motivasi belajar bagi anaknya, terkadang
orang tua menyerahkan Pendidikan anaknya sepenuhnya ke
pihak sekolah dan beberapa orang tua bersifat apatis terhadap
anaknya
Guru/teman sejawat :
- Kurangnya perhatian orang tua siswa tentang perkembangan
anak di sekolah karena menyerahkan sepenuhnya tanggung
jawab kepada gurunya
- Orang tua siswa sebagian besar adalah pekerja sehingga
bersifat acuh tak acuh apabila ada panggilan orang tua
terutama terhadap peserta didik yang bermasalah
- Tidak dilibatkannya orang tua dalam penerimaan rapor
peserta didik sehingga orang tua kurang mengetahui
perkembangan belajar anaknya.

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266

5 Guru kurang Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
mampu 1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
merangcang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
model pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajarbahwa penyebab guru kurang mampu merancang
pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang model pembelajaran yang inovatif adalah :
yang inovatif pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan 1. Kurangnya motivasi dari guru itu sendiri untuk
aktivitas belajar mengajar (Syaiful Sagala,2005) mempelajari model pembelajaran yang inovatif.
http://repository.uinsu.ac.id/10575/1/SKRIPSI%20FIDEL%20FIX- 2. Kurangnya pemahaman guru dalam merangcang
dikonversi.pdf
model pembelajaran yang Inovatif yang sesuai
karaktristik peserta didik
2. Menurut komalasari (2010:57) model pembelajaran pada
3. Kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
sekolah
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
http://wates.uny.ac.id/berita/guru-masih-sulit-kembangkan-pembelajaran-
aktif-dan-kreatif.html

3. Indah fajar Friani (2017 : 10)


a. Kurangnya kreativitas guru dalam dalam membuat
model pembelajaran yang inovatif
b. Guru tidak memiliki motivasi dan sikap ingin berubah
untuk mendapatkan sesuatu yang baru
4. Hidayati (2015 :11)
a. Guru belum mempunyai model pembelajaran yang tepat
untuk merancang inovasi dalam proses PBM
b. Guru belum memahami karakteristik rancangan
pembelajaran inovatif

Hasil wawanca :
Pakar
Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
1. Pendidik gaptek teknologi
2. Pendidik tidak mengikuti kemajuan dan perkembangan dalam
dunia pendidikan
3. Pendidik tidak menguasai model pembelajaran baik secara teori
maupun praktek
4. Pendidik tidak mengikuti kegiatan pengembangan keprofesian
seperti MGMP dll.
5. Pendidik tidak memperhatikan perkembangan dan kemajuan
melalui media webinar dan pertemuan ilmiah lainnya untuk
mengasah kemampuan dalam pengajaran dan pendidikan
6. Pendidik cuek dan arogan terkesan tak mau menerima masukan
kearah kemajuan

Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
Guru kurang mendapat pelatihan tentang model pembelajaran
inovatif dan kurangnya motivasi guru untuk belajar secara mandiri
tentang model pembelajaran inovatif

Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
Guru belum paham tentang model pembelajarn inovatif dan
Kurangnya motivasi guru dalam mempelajari model
pembelajaran yang inovatif
Guru/teman sejawat :
- Tidak semua guru memahami model pembelajaran dengan baik
serta tidak semua guru dapat memilih model pembelajaran
yang tepat untuk setiap materi yang diajarkannya.
- Kurangnya sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah
- Tidak semua guru memahami semua model pembelajaran
dengan baik dan tidak semua guru dapat memilih model
pembeljaran inovatif yang tepat dalam mengajar.

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266

6. Peserta didik Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
kurang bisa literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
mengerjakan 1. Mutadi (2021 : 6) melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
soal HOTS a. Persepsi yang dibentuk oleh guru bahwa konsep HOTS itu bahwa penyebab peserta didik kurang bisa
sulit sehingga banyak guru yang masih enggan mengerjakan soal HOTS adalah :
menerapkan konsep HOTS dalam PBM 1. Guru menganggap soal HOTS itu sulit sehingga
b. Masih kurangnya kreativitas dan Inovasi guru dalam banyak banyak guru yang masih enggan menerapkan
melatih daya nalar serta kritis siswa konsep HOTS dalam PBM
2. Munawaroh (2021: 10) 2. Guru belum kreatif dalam melatih daya nalar serta
Penguatan literasi yang masih kurang sehingga guru masih kritis peserta didik
sulit untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis 3. Guru belum menguasai penilaian yang berorientasi
stimulus soal HOTS soal HOTS.
Guru belum menguasai penilaian yang berorientasi HOTS 4. Kurangnya pelatihan dan pengenalan terhadap HOTS
serta masih kurangnya pelatihan dan pengenalan terhadap 5. Peserta didik yang memilki tingkat kemampuan yang
HOTS rendah akan kesulitan mengerjakan soal-soal HOTS
karena berkaitan dengan kemampuan menganalisa,
3. Nugroho (2018 :21) mengevaluasi dan menciptakan.
Memaparkan masing- masing indicator kemampuan berfikir
tingkat tinggi yang meliputi:
a. Menganalisis ,yaitu memecah materi menjadi bagian-
bagian penyusunnya dan mendeteksi bagaimana hubungan
antara bagian tersebut dan hubungannya dengan
keseluruhan struktur atau tujuan.
b. Mengevaluasi yaitu membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar seperti mengecek dan mengkritik.
c. Menciptakan yaitu memadukan berbagai elemen untuk
membentuk sesuatu yang baru, atau membuat produk yang
asli berdasarkan penelitiaan yang telah dilakukan
sebelumnya.

Hasil Wawancara :

Pakar
Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
1. Kurang dilatih pada proses pembelajaran
2. Model pembelajaran yang digunakan pendidik monoton
3. Proses pencapaian tujuan pembelajaran belum mengarah sintaks
pengembangan saintifik
4. Peserta didik belum memiliki pengetahuan awal yang baik
5. Sistem yang digunakan pendidik masih menggunakan LOTS
dalam menyajikan materi baik menggunakan media literasi
maupun secara konvensional

Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
1. Guru belum memahami bagaimana pembelajaran berbasis
HOTS
2. Tingkat pemahaman peserta didik yang berbeda-beda sehingga
peserta didik yang memiliki kemampuan pemahaman yang
rendah akan kesulitan mengerjakan soal-soal HOTS.

Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
1. Intelektual peserta didik dapat mempengaruhi langsung pada
HOTS dimana peserta didik yang memiliki tingkat
kemampuan yang rendah akan mengalami kesulitan dalam
pengerjaan soal-soal HOTS yang membutuhkan analisa dalam
menyelesaikan soal.
2. Guru yang mengajar banyak menggunakan metode ceramah
sehingga peserta didik menjadi bosan dan kemampuan
berfikir peserta didik tidak terasah.

Guru/teman sejawat :
1. Guru kurang mendapat mendapatkan pelatihan mengenai
pembelajaran HOTS
2. Masih banyak guru belum bisa membuat soal-soal berbasis
HOTS
3. Kemampuan intelektual peserta didik masih sangat rendah
sehingga jika diberikan soal-soal HOTS mereka kesulitan
untuk menyelesaikannya.

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266

7. Guru belum Hasil Kajian literatur Setelah dilakukan analisis terhadap hasil kajian
mampu 1. Suyanto (2021 : 23) literatur dan hasil wawancara,serta di kompirmasi
mengoptimalkan - Kurangnya sarana dan prasarana seperti computer dan melalui observasi / pengamatan dapat di ketahui
TIK dalam PBM perangkat pendukung lainnya bahwa penyebab guru belum mampu
- Ketersediaan Internet, sinyal, dan jaringan juga menjadi mengoptimalkan TIK dalam PBM adalah :
salah satu factor yang cukup tinggi sehingga pemanfaatan 1. Pengetahuan guru tentang penggunaan TIK dalam
media TIK dalam PBM tidak berjalan optimal PBM masih kurang
2. Papanastasiou dan Angeli (2008 : 7) 2. Guru kurang percaya diri dalam memanfaatkan TIK
- Kurangnya kepercaan diri guru dalam memanfaatkan TIK dalam PBM
dalam PBM 3. Akses internet yang belum menjangkau ke setiap
- Masih ada guru yang takut menggunakan TIK dalam kelas
PBM 4. Guru kurang mendapatkan pelatihan penggunaan
- Banyak guru yang masih kurang akan pengetahuan TIK dalam PBM
tentang manfaat TIK dalam PBM. 5. Kurangnya sarana dan prasarana
3. Yaumi M (2018: 18)
Teknologi pembelajaran adalah bagian dari teknologi
Pendidikan, maka sebaiknya menggunakan istilah yang lebih
luas yaitu Teknologi Pendidikan, teknologi pembelajaran dan
teknologi pendidikan sama-sama memiliki akar sejarah yang
panjang dalam penggunaannya, pendidikan adalah
pembelajaran dan pembelajaran sudah pasti pendidikan.

Hasil Wawancara :

Pakar
Muhammad Fath A,S.Pd.,M.Pd.
Dosen Asisten Ahli di Universitas Tadulako, Palu Sulawesi
Tengah
1. Guru tidak giat dalam mengikuti perkembangan teknologi
2. Tidak ada niat untuk belajar pemanfaatan TIK
3. Sekolah belum memfasilitasi peserta didik dalam
pengembangan kemampuan menggunakan TIK
4. Sekolah tidak memberikan wadah seperti mengikutkan
pendidik dalam kegiatan pengembangan keprofesian termasuk
dalam penguasaan TIK
Pengawas :
(Drs.H.AHMAD HAMID,M.Ap)
Kemampuan guru masih kurang dalam IT serta kurangnya
pelatihan penggunaan TIK dalam PBM

Wakasek kurikulum :
(Ilham S.Pi.S.Pd)
- Guru belum paham penggunaan TIK dalam PBM
- Akses internet belum menjangkau ke setiap kelas

Guru/teman sejawat :
- Guru sudah terbiasa dengan model pengajaran lama yaitu
berpusat pada guru (teacher centre)
- Guru enggan/tidak memiliki motivasi untuk belajar IT

Sumber Wawancara :
https://forms.gle/pgmQmWvAv4iVXH266

Anda mungkin juga menyukai