Anda di halaman 1dari 14

SUGIH RACHMAT PANGERSA

KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950

Available online at FACTUM; Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah


website: https://ejournal.upi.edu/index.php/Factum
FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 10(1). 2020. 113-126
RESEARCH ARTICLE

KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN


1947-1950
Sugih Rachmat Pangersa1
Prodi Pendidikan Sejarah, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia
sginerp11@gmail.com

Naskah diterima : 30 September 2020, Naskah direvisi : 28 Maret 2021 Naskah disetujui : 20 April 2021

To cite this article: Pangersa, S.R. (2021). Kiprah partai rakyat pasundan dalam negara pasundan 1947-
1950. FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 10(1), 113-126. https://doi.org/10.17509/factum.
v10i1.28565

Abstract Abstrak
This research is entitled “The Role of Pasundan People’s Masalah utama yang diambil dalam penelitian ini adalah
Party in Pasundan State from 1947-1950”. The main “Bagaimana kiprah partai rakyat pasundan dalam
problem is to find out “How was the role of the Pasundan negara pasundan dari tahun 1947-1950 ?”. Metode yang
people’s party in the Pasundan state from 1947-1950?”. digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis.
The method used in this research is the historical method. Peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa terbentuknya
The author concluded that the formation of Partai Rakyat Partai Rakyat Pasundan dilatarbelakangi oleh keinginan
Pasundan was motivated by Suria Kartalegawa’s intention Suria Kartalegawa memimpin Jawa Barat dan dibantu
to lead West Java and supported by the Dutch who oleh Belanda yang juga ingin membentuk Negara Federal
also wanted to form a Federal State in Indonesia. Suria di Indonesia. Suria Kartalegawa sebagai tokoh pendiri
Kartalegawa as a founding figure played an important berperan penting dalam terbentuknya Partai Rakyat
role in the formation of the Pasundan People’s Party Pasundan yang medeklarasikan Negara Pasundan. Sepak
which later declared the Pasundan State. The activities terjang Partai Rakyat Pasundan dalam pemerintahan
of the Pasundan People’s Party in the government of the Negara Pasundan yang terbagi menjadi dua, pertama
Pasundan State which divided into two, the first one is Negara Pasundan yang dideklarasikan oleh Suria
the Pasundan State declared by Suria Kartalegawa and Kartalegawa dan kedua, Negara Pasundan hasil Konfrensi
the second one is the Pasundan State as a result of the Jawa Barat. Negara Pasundan versi Suria Kartalegawa
West Java Conference. Suria Kartalegawa’s version of the tidak berlangsung lama karena kurangnya dukungan
Pasundan State did not last long due to the lack of support dari beberapa elemen masyarakat baik dari tokoh-tokoh
from several elements of society, both from figures or the atau masyarakat Jawa Barat itu sendiri dan dianggap
West Java community itself, and was considered a counter- sebagai gerakan kontra Revolusi. Kemudian Negara
revolutionary movement. Then the Pasundan version Pasundan versi Konfrensi Jawa Barat yang dipimpin oleh
of the West Java Conference led by Wiranatakusumah Wiranatakusumah V menghasilkan tiga kali konfrensi
V produced three West Java conferences, in this period Jawa Barat. Dalam hal ini Suria Kartalegawa dan Partai
Suria Kartalegawa and his Pasundan People’s Party were Rakyat Pasundan-nya lebih aktif dalam Parlemen
more active in the Pasundan State Parliament withstand Negara Pasundan dengan sikap yang lebih banyak
more in the opposition side. The Pasundan People’s Party menjadi oposisi. Partai Rakyat Pasundan redup dan
fainted and disbanded itself following the disbandment bubar dengan sendirinya seiring dengan dibubarkanya
of the Pasudan State in 1950 and the arrest of Suria Negara Pasudan pada tahun 1950 dan ditangkapnya
Kartalegawa, and then West Java again became part of the Suria Kartalegawa kemudian Jawa Barat kembali menjadi
Republic of Indonesia. bagian dari Republik Indonesia.
Kata kunci : Negara Pasundan, Partai Rakyat Pasundan,
Keywords: Pasundan State, Pasundan People’s Party, Suria Kartalegawa
Suria Kartalegawa

113
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

PENDAHULUAN di hadapan mata para panglima Sekutu pada


Dalam mempertahankan kemerdekaan waktu itu, dan banyak sekali mempengaruhi
Republik Indonesia, terutama saat-saat di jalan pikiran mereka, suatu pengaruh yang
mana pasukan Belanda serta Inggris datang tidak selalu dapat diterima di negeri Belanda
(kembali) ke Indonesia dengan membawa […]”
segala kegaduhan yang dibuatnya terutama Maka dari itu mungkin pertempuran
pertempuran-pertempuran yang terjadi Surabaya yang terjadi pada bulan Oktober
di berbagai daerah di Indonesia, seperti dan November 1945 yang banyak memakan
pertempuran lima hari di Semarang, Bandung korban jiwa dapat ditinjau ulang dalam segi
Lautan Api, Medan Area, Pertempuran perlawanan Indonesia dalam jalannya Revolusi
Ambarawa, hingga yang terbesar adalah terutama dalam hal atau pilihan bertempur atau
pertempuran 10 November di Surabaya berunding. “... merupakan titik balik bagi elite
menekankan kembali perlunya perjuangan pemimpin Indonesia untuk melakukan refleksi:
rakyat dalam mempertahankan Republik apakah perjuangan untuk mempertahankan
Indonesia. Masa ini disebut dengan masa kemerdekaan itu akan dilakukan dengan cara
Revolusi Indonesia. Menurut Ricklefs (2005, bertempur atau berdiplomasi” (Suwirta, 2015,
hlm. 428): hlm. 7) hingga akhirnya, Republik Indonesia
“Dengan demikian tampak bahwa istilah lebih condong memilih untuk berdiplomasi
“revolusi” dan “revolusi Indonesia” telah dengan pihak sekutu dalam hal ini adalah
mengalami pasang surut dalam pemaknaannya Belanda. Perundingan-perundingan yang
di dalam masyarakat kita. Pada masa terjadi dimulai dari perundingan Hooge
kemerdekaan 1945-1949, istilah “revolusi” Veluwe, Linggarjati, Renville, Roem- Roijen
dan “revolusi Indonesia” dipergunakan hingga Konferensi Meja Bundar di Den Haag.
secara luas untuk menyebut perjuangan dan Perundingan-perundingan tersebut menuai
pergolakan pada masa itu. Revolusi yang pro dan kontra, misal saja perundingan
menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan Linggarjati. Tanggal 15 November 1946, di
hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah mana ketika itu Sutan Sjahrir memimpin
Indonesia, melainkan unsur yang sangat kuat delegasi Indonesia dalam perundingan
dalam persepsi bangsa Indonesia tentang Linggarjati, delegasi Belanda diketuai oleh
dirinya sendiri […]”. Schmerchon dan ditengahi oleh perwakilan
Dalam proses awal Revolusi terutama dalam dari Inggris, yakni Lord Killearn (Roem, 1977,
pertempuran yang terbesar dengan sekutu ini hlm. 9). Menurut Moedjianto (1988, hlm. 181 –
yakni pertempuran 10 November di Surabaya 182) hasil Pokok perjanjian Linggarjati sebagai
ini, menjadi titik balik perdebatan tentang berikut :
perlunya bertempur atau berunding dalam (1) Pemerintah Belanda mengakui kenyataan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. kekuasaan de facto Pemerintah RI atas Jawa,
Pertempuran Surabaya dimaksudkan suatu Madura dan Sumatra.
ekspedisi menghukum, tetapi ternyata (2) Daerah-daerah yang diduduki oleh tentara
perlawanan yang diperoleh dari pasukan Sekutu atau Belanda secara berangsur-
Inggris mengherankan dan menggemparkan angsur dan dengan kerjasama kedua pihak
mereka. Menurut David Wehl yang dikutip akan dimasukkan ke dalam daerah RI
oleh Anderson (1988, hlm. 193-194): (Pasal 1).
“Jika seandainya pertempuran-pertempuran (3) Pemerintah Belanda dan Pemerintah RI
seperti itu berlangsung di seluruh Jawa, jutaan akan bekerjasama untuk membentuk NIS
orang akan tewas dan baik Republik Indonesia yang meliputi seluruh wilayah Hindia
maupun Hindia Timur Belanda akan tenggelam Belanda sebagai negara berdaulat, dengan
lautan darah. Kemungkinan ini selalu terletak mengingat cara-cara yang demokratis dan

114
SUGIH RACHMAT PANGERSA
KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950
hak menentukan nasib sendiri (pasal 2, 3 Linggarjati. Van Mook salah seorang anggota
dan 5 ayat 2. dari perwakilan Belanda dalam perundingan
(4) Pemerintah Belanda dan RI akan Linggarjati, juga sebagai Former Governor-
membentuk Uni Indonesia Belanda. General of the Dutch East Indies menyatakan
Adapun negeri Belanda dalam pengertian bahwa sistem federasi tersebut merupakan
ini meliputi juga Suriname dan Curacao, kerjasama antara Belanda dan Indonesia
sedangkan yang dimaksud dengan (Kahin, 2013, hlm. 278). Dalam pandangan
Indonesia ialah NIS. Uni dipimpin oleh raja tokoh-tokoh Republikan hal ini menjadi suatu
Belanda dan bertujuan untuk mengurus ancaman karena dinilai dapat memecah-belah
penyelenggaraan kepentingan bersama Indonesia. Bagi tokoh-tokoh non-Republikan
(pasal 6 dan 8). terutama para pemangku kekuasaan di
(5) Pemerintah Belanda dan RI akan wilayahnya masing-masing hal ini menjadi
mengusahakan agar pembentukan NIS dan satu kesempatan selain untuk mengkritisi
Uni bisa diselesaikan sebelum 1 Januari pemerintah juga berkuasa (kembali) di
1949 (pasal 12). wilayahnya masing-masing tanpa campur
(6) Pemerintah RI mengakui, memulihkan dan tangan lebih dari pihak pemerintah Indonesia.
melindungi hak milik orang asing (pasal Gerakan pasca perjanjian Linggarjati ini
14). terjadi juga di Jawa Barat. Beberapa tokoh
(7) Pemerintah Belanda dan Pemerintah RI Non-Republikan sangat menggelorakan
setuju untuk mengadakan pengurangan semangatnya untuk kembali menjadi penguasa
tentara dan kerjasama dalam hal ketentaraan di wilayahnya, salah satunya adalah R.A.A.M
(pasal 16, lihat juga pasal 1). (8) Jika terjadi Suria Kartalegawa yang kemudian akan disebut
perselisihan antara Pemerintah Belanda dengan Suria Kartalegawa yang merupakan
dan Pemerintah RI perihal pelaksanaan mantan Bupati Garut (1929-1944). Selain
persetujuan ini, maka kedua pihak akan itu, ia merupakan cucu Penghulu Kepala
menyerahkan persoalnya kepada sebuah (Hofdpenghoeloe) Kabupaten Limbangan
komisi arbritase untuk memecahkannya (kemudian menjadi
(pasal 17). Kabupaten Garut) R. Muhamad Musa.
R. Muhamad Musa sangat terkenal, karena
Rakyat banyak yang tidak setuju dengan jabatannya sebagai Penghulu. Di dalam sistem
perundingan tersebut, pasalnya Indonesia administrasi kolonial, jabatan penghulu
dianggap sangat dirugikan dalam perjanjian. adalah salah satu pangkat tertinggi untuk
Bayangkan saja, Indonesia yang memiliki masyarakat Bumiputra, hampir setara dengan
wilayah dari Sabang (Sumatera) hingga Regent atau Bupati, Patih, Jaksa dan Wedana,
Merauke (Papua) harus mengakui wilayahnya dengan demikian R. Muhamad Musa bagaikan
hanya Jawa, Madura dan Sumatera. Hal ini penguasa di Kabupaten Limbangan kala itu
banyak mendapatkan protes dari masyarakat. (Horiyama, 2013, hlm. 135). Selain itu, beberapa
Tetapi, jalan baiknya adalah genjatan senjata hal seperti; pertikaian para elit khususnya di
yang dilakukan oleh pihak Belanda dan Jawa Barat serta kurang puasnya beberapa
Indonesia menurut Roem (1972, hlm. 88) elit terutama Suria Kartalegawa dengan
“gentjatan senjata ini harus benar-benar diangkatnya Sutardjo Kartohadikusumo, Datuk
ditaati dan prinsip-prinsip politik yang harus Jamin dan Dr. Murjani sebagai Gubernur Jawa
dilaksanakan bagi kebebasan, kedaulatan dan Barat kesatu hingga ketiga secara berurutan
kerjasama antar dua bangsa besar […]”. Satu hal padahal mereka merupakan orang Jawa
lain yang menjadi tendensi dalam perundingan (Tuhuteru, tt, hlm. 11)
Linggarjati adalah sistem pemerintahan Federal Selain dirinya merupakan seorang yang non-
yang terjadi dikehendaki dalam perundingan Republikan, ia pun dekat dengan para pejabat

115
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

Belanda di Indonesia. Dalam konteks ini, kepentingan tersebut dianggap sejalan dengan
mereka membuat kesepakatan atas kepentingan kepentingan PRP. Pada akhirnya PRP bubar
mereka masing-masing. Kesepakatan tersebut pada tahun 1950 seiring dengan bubarnya
adalah gagasan tentang negara federal bagi Negara Pasundan.
Indonesia dengan tujuan untuk mendirikan
negara bagian di wilayah Jawa Barat, yakni
Negara Pasundan. Sebelum negara Pasundan
didirikan maka diperlukan dukungan tidak METODE
hanya secara politis, namun secara sosial Penulisan ini menggunakan pendekatan
budaya. Maka dari itu, didirikanlah Partai kualitatif. Selain itu, menggunakan juga
Rakyat Pasundan yang kemudian akan disebut Metodologi Sejarah yang menurut Sjamsuddin
dengan PRP. PRP sangat menarik perhatian, (2012, hlm. 14) dengan langkah- langkah seperi;
pasalnya pada tahun-tahun yang sama ketika Heuristik, Kritik, Verifikasi dan Historiografi.
partai politik lain memperkenalkan dirinya Dalam hal ini lebih menggunakan kajian
berdasarkan ideologi yang dianutnya semisal literatur. Dimana sumber-sumber penulisan
Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang berideologi berfokus pada sumber-sumber literatur
sosialis, Partai Komunis Indonesia (PKI) yang tersebut. “[...] sumber literatur dapat merupakan
berideologi komunis, Majelis Syuro Muslimin sumber yang tidak langsung ataupun sumber
Indonesia (Masyumi) yang berideologikan langsung” (Sugiyono, 2016, hlm. 309). Dimana
Islam, namun PRP hadir sebagai partai didalamnya berupa buku, jurnal profesional,
yang bercorak kedaerahan berbeda dengan skripsi, disertasi, tesis, dan sumber elektronik
partai politik lain yang eksis ketika itu. Jelas serta hasil-hasil penelitian sebelumnnya yang
hal ini menjadi tanda bahwa PRP didirikan dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
kepentingan primodialisme (Zuhdi, 1994, hlm. Langkah-langkah yang digunakan dalam
11). kajian literatur ini seperti yang diungkapkan
Pembahasan yang lebih mendalam terkait oleh Satori & Komariah (2014, hlm. 89):
artikel ini akan membahas bagaimana kiprah “a) menganalisis pernyataan masalah,
Partai Rakyat Pasundan dalam Negara b) menemukan dan membaca literatur
Pasundan. Jelas harus dibedakan Negara kedua,
Pasundan I dan II dimana dalam perjalanan c) memilih indeks yang tepat sebagai
Negara Pasundan I pada tahun 1947 akan lebih pedoman yang berguna atau database,
membahas bagaimana PRP menjalankan roda d) mengubah pernyataan masalah menjadi
pemerintahan karena yang menjadi Wali Negara bahasa pencari,
saat itu adalah Suria Kartalegawa. Negara e) membaca literatur utama,
Pasundan II pada tahun 1948 yang menjadi f) menata catatan dan g) menulis tinjauan”.
Wali Negara adalah seorang Republikan, yakni
R.A.A Wiranatakusumah V yang kemudian
akan disebut dengan Wiranatakusumah V.
Pada masa negara Pasundan II, PRP melakukan PEMBAHASAN
peranannya, karena Wiranatakusumah V Kelahiran PRP dan Negara Pasundan Jilid I
dianggap bertentangan dengan kepentingan Sistem primodialisme yang beberapa
PRP terutama Suria Kartalegawa, PRP lebih hal sudah dibahas diatas ternyata tidak
banyak menjadi oposisi dalam konteks memudahkan Belanda dalam konsensinya
pemerintahan Negara Pasundan. Namun untuk membentuk negara Federal di Indonesia
meskipun begitu, terkadang PRP setuju (Kartodirdjo, Poesponegoro, & Notosusanto,
dengan beberapa kebijakan yang dikeluarkan hlm. 98). Meskipun Belanda melupakan bahwa
oleh Wali Negara atau jajarannya yang lain bila Jawa Barat merupakan wilayah yang beragam.

116
SUGIH RACHMAT PANGERSA
KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950
Menurut Sumardjo (2015, hlm. 159) dilihat dari termasuknya Negara Pasundan sebagai negara
bahasanya, sudah ada bahasa Cirebon, Sunda (tidak sebagai daerah dari Republik Jawa dan
dan Jawa Banten. Dilihat dari kelompok ras Sumatera), dari Negara Indonesia Serikat,
sudah ada kelompok Tionghoa dan Arab, jika dalam sementara waktu dalam waktu dalam
dilihat dari keseniannya sudah beragam lagi ada lingkungan Kerajaan Belanda (Junaedi, 1989,
gaya Pakelaran dan Pakidulan (Priangan dan hlm. 45).
Sukabumi). Pada 18 November 1946, beberapa Suria Kartalegawa dengan didukung oleh
hari setelah perundingan Linggarjati dengan pihak Belanda, seperti Kolonel Thomson
didukung pihak Belanda dan beberapa tokoh di Bogor, Residen Priangan M. Klassen di
non-Republikan di Jawa Barat, Suria Kartalegawa Bandung, pemangku jabatan Gubernur
mendirikan PRP. Ia sangat mengidentikkan Jakarta CWA Abbenhuis untuk mengadakan
dirinya dengan PRP maka muncul pernyataan kampanye besar-besaran khususnya di Jawa
Suria Kartalegawa adalah PRP dan PRP adalah Barat. Hal ini dilakukan untuk mencapai
Suria Kartalegawa. Nampaknya, Kartalegawa tujuan PRP. Menurut Wal (1976, hlm. 512) saat
sangat memanfaatkan hubungan dekatnya bekampanye, Suria Kartalegawa menggunakan
dengan pihak Belanda, hingga Kartalegawa bendera sebagai lambang PRP yang berwarna
dijanjikan untuk menjadi bupati dan tujuh Putih Hijau yang melambangkan harapan dan
turunan kemudian (Sjamsuddin et al, 1992, kesucian. Nampak warna bendera tersebut
hlm. 29). Tetapi, pihak Belanda menggunakan nantinya akan identik dengan bendera
sistem dua wajah dihadapan Kartalegawa untuk Negara Pasundan yakni Hijau Putih Hijau.
memanfaatkannya. Di depan terlihat baik, di Menurut Lubis et al (2003, hlm. 235) setelah
belakang sangat merendahkannya. Lihat saja mendapatkan bantuan dari pihak Belanda,
gelagat Van Mook yang seolah-olah mendukung Suria Kartalegawa mengklaim pada tahun
pendirian PRP ketika awal kemunculannya tetapi awal tahun 1947 sudah terdapat 250.000 orang
dibelakang dia mengatakan bahwa sesungguhnya yang menjadi anggota Partai Rakyat Pasundan.
Kartalegawa dengan PRP nya adalah de corrupte Dengan adanya dukungan yang sangat banyak,
figure (Wal, 1976, hlm. 577). akhirnya Kartalegawa memproklamasikan
Tujuan pembentukan PRP adalah Negara Pasundan pada 4 Mei 1947. Proklamasi
membentuk suatu negara di Jawa Barat yang dan rapat umum Negara Pasundan tersebut
terpisah dari Republik Indonesia. Dalam hal dilakukan di alun-alun Bandung. Kabarnya
ini Suria Kartalegawa dengan sengaja atau 4000 orang Bandung dan sekitarnya mengikuti
tidak menjadi alat dari Van Mook dalam kegiatan proklamasi Negara Pasundan dan
usahanya mencari jalan sendiri di luar rapat umum ini. Rakyat yang dikerahkan
kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai terutama dari wilayah Kiaracondong dan
dengan pemerintah Indonesia. Sudah sejak Ujung Berung yang diangkut dengan truk-truk
perundingan-perundingan dengan Perdana Belanda. Tidak lupa beberapa pejabat Belanda
Menteri Sutan Sjahrir awal 1946 kedua belah ikut hadir dalam proklamasi dan rapat umum
pihak memutuskan untuk bersama-sama ini terutama Van Mook. Selain itu, kontribusi
membentuk Negara Indonesia Serikat, dimana Van Mook dalam kegiatan proklamasi dan
Jawa Barat termasuk kedalam Republik rapat umum Negara Pasundan tidak sampai
Indonesia. Sebelum naskah perundingan disitu, sehari sebelum proklamasi dan rapat
Linggarjati disahkan (ratifikasi), lima hari umum tepatnya tanggal 3 Mei 1947, Van Mook
setelah itu Suria Kertalegawa membentuk PRP mengirim surat kepada Kepala Komandan
dengan tujuan: mencapai kesempurnaan dan Divisi B de Waal untuk menyukseskan rapat
kemuliaan Negara Pasundan yang merdeka umum di Bandung. Bantuan yang diminta oleh
berdaulat dan berdasarkan demokrasi Van Mook berupa transportasi yakni truk- truk
(kerakyatan) dalam ikatan federasi dan Belanda yang digunakan untuk mengangkut

117
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

rakyat yang akan hadir, penyebaran undangan menculik para pemimpin-pemimpin yang
dengan menggunakan pesawat terbang, dianggap Republikan, menyita kantor mereka
meminjamkan uang dan kalau perlu senjata dan menjadikannya milik Negara Pasundan
(Cribb, 1990, hlm. 139). untuk kegiatan operasional (Cribb, 1990, hlm.
Tujuan PRP membentuk Negara Pasundan 1939-140). Aksi tersebut dicap sebagai aksi
seperti yang diberitakan oleh Berita Indonesia separatis yang dilakukan oleh PRP dan Negara
pada 5 Mei 1947, adalah sebagai berikut: Pasundan. Banyak kecaman terjadi
1). PRP dengan ini memproklamasikan dari berbagai pihak, khususnya para tokoh
kemerdekaannya Negara Pasundan sesuai Republikan di Jawa Barat. Bahkan orang tua
dengan kemauan rakyat Sunda dalam dari Suria Kartalegawa yang berada di Garut
hubungan federatif, karena jalan ini adalah sangat mengecam aksi separatis itu. Beberapa
satu-satunya untuk politik “negara” ini di pandangan pers pun bersikap demikian,
kemudian hari. banyak yang mengecam Suria Kartalegawa
2). PRP akan menentang usaha-usaha untuk dkk. Suara Kabar Merdeka” pers dari Jakarta
memasukkan daerah-daerah yang telah yang dipimpin oleh B.M Diah, yang menurut
dimerdekakannya ke dalam republik. Suwirta (2015, hlm. 136) bahwa dalam surat
3) PRP mendorong supaya di daerah-daerah kabar “Suara Kabar Merdeka” yang sangat
yang telah dimerdekakannya maupun di republikan memplesetkan nama Presiden
daerah Republik diadakan plebisit atau pertama Negara Pasundan yang berasal
pemungutan suara. dari Partai Rakyat Pasundan, menurutnya
4). PRP menjadikan Bandung sebagai ibu Kartalegawa yang memiliki arti Kaula Anak
negeri “Negara Pasundan.” Rahayat Talaekan Anu Linglung Ewad Gundal
5). PRP akan mengurus pengembalian pabrik- Agung Walanda Asalna yang artinya, saya
pabrik dan onderneming-onderneming (Kartalegawa) anak rakyat jajahan yang
kepunyaan bangsa asing kepda yang punya. linglung dan bingung, asalnya budak besar
6). PRP meminta pengakuan pemerintahan dari Belanda. Selain itu dalam surat kabar yang
sementara di daerah-daerah yang lain yakni “Kedaulatan Rakjat” yang menurut
dimerdekakannya, jika pemungutan suara Suwirta (2015, hlm. 150) Kedaulatan Rakjat
berhasil. mengejeknya dengan tokoh yang pantas diberi
7). PRP minta untuk pemerintahan nama Mohammad Van Mook Soerja Nica
sementara ini statusnya yang sama dengan Kartalegawa. Nampaknya, pers atau surat kabar
pemerintahan Indonesia Timur. ini yang pada masa Revolusi yang pro terhadap
8). PRP memilih sebagai anggota pemenntahan pemerintah Indonesia, di satu sisi merupakan
sementara dan negara Pasundan Raden serangan terhadap pihak Belanda, di satu sisi
Moh. Suria Kartalegawa sebagai presiden lagi merupakan serangan terhadap orang-
dan Dr. (Mr.) Kustomo sebagai pembentuk orang atau organisasi yang dinilai menjadi kaki
Kabinet (Kabinet Formatur) tangan atau pendukung dari pihak Belanda.
Untuk menyebarluaskan informasi Sementara itu rapat-rapat umum beberapa
prokalamsi Negara Pasundan, PRP wilayah di Jawa Barat diadakan untuk
menyelenggarakan rapat umum di Jakarta menentang pembentukan Negara Pasundan itu
pada 11 Mei 1947. Selain itu dibentuk juga bahkan di Garut tentara Republik menjanjikan
cabang-cabang PRP di Jakarta dan sekitarnya uang sepuluh ribu rupiah bagi mereka yang
serta di Karawang yang dibentuk 20 cabang dapat menangkap hidup atau mati Suria
PRP. Tindakan lain yang dilakukan PRP lebih Kartalegawa. Reaksi lain berasal dari keluarga
ekstrim lagi, pada 23 Mei 1947, anggota- besar tokoh Sunda terkemuka di Jawa Barat
anggota PRP di Bogor dengan didukung yakni Wiranatakusumah V. Tokoh-tokoh
oleh Kolonel Thomson dan Residen Belanda Republikan inipun membuat pamflet-pamflet

118
SUGIH RACHMAT PANGERSA
KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950
yang seolah-olah ditandatangani oleh Suria the proclamation. You are against the Republic
Kartalegawa, isi pamflet tersebut adalah seolah- and have made things difficult for us”.
olah Suria Kartalegawa menyatakan bahwa ia PRP dan Negara Pasundan tidak lantas bubar,
mencabut proklamasi Negara Pasundan dan namun lenyap dengan sendirinya. Meskipun
menyatakan loyal kepada pemerintah Republik begitu, PRP masih memberikan kontribusi
Indonesia (Zuhdi, 2003, hlm. 92). Selain dalam pembentukan Negara Pasundan Jilid II.
itu, tokoh-tokoh Paguyuban Pasundan yang
notabeni merupakan organisasi pendidikan dan
kebudayaan Sunda sangat menentang usaha- PRP dan Negara Pasundan Jilid II
usaha dari Suria Kartalegawa. Pada tahun 1947 Pasca Belanda menduduki sebagian besar
di Yogyakarta diumumkan berdirinya kembali wilayah di Jawa Barat dengan Agresi Militer
Paguyuban Pasundan dengan nama Paguyuban yang dilakukan di bulan Juli 1947, maka sesuai
Pasundan Republik Indonesia (PPRI) yang dengan tujuan awal, Belanda berusaha untuk
diketuai oleh Ir. Mochammad Enoch, seorang membentuk (kembali) negara Federal di Jawa
pemuka Paguyuban Pasundan yang menjabat Barat. Hal ini melihat bahwa Suria Kartalegawa
sebagai walikota Yogyakarta (Ramelan, 1983, dan PRP nya tidak dapat diandalkan lagi oleh
hlm. 54). PPRI ini lahir sebagai bentuk reaksi pihak Belanda. Belanda mencoba merubah
atas lahirnya PRP. Mohammad Enoch ini yang haluan dengan menggunakan metode yang
menjadi penggerak menentang atas hadirnya baru terutama melibatkan tokoh-tokoh Jawa
PRP. yang ketika itu menjadi wali Kota Barat yang lain yang dianggap memiliki
Yogyakarta (Sjamsuddin, 1992, hlm. 32). Yang kontribusi lebih dalam konteks sosial, budaya
lebih menarik adalah siaran yang dilakukan dan ekonomi di Jawa Barat. Langkah awal
oleh ibu kandung dan putri Suria Kartalegawa, yang dilakukan oleh pihak Belanda adalah
sang ibu yang sudah lanjut usia berbicara yang dilakukan oleh pihak Belanda adalah
atas nama keluarga di stasiun Radio Republik mendukung adanya Konferensi Jawa Barat
Indonesia (RRI) Garut yang ditujukkan kepada untuk membahas keberadaan keberlanjutan
anaknya. Ia menyatakan bahwa ibu, saudara- negara Pasundan. Konferensi Jawa Barat I an
saudaranya, dan pamannya Abas Cianjur tara 13 sampai 18 Oktober 1947, dilanjutkan
(mantan bupati Cianjur yang kemudian tinggal dengan Konferensi Jawa Barat II antara 16
di Tasikmalaya) tidak menyetujui Negara sampai 20 Desember 1947, kemudian diakhiri
Pasundan yang diririkan oleh anaknya itu. dengan Konferensi Jawa Barat III antara 23
Sedikitnya dukungan, berbagai Februari sampai 5 Maret 1948.
permasalahan serta penolakan beberapa tokoh Konferensi Jawa Barat I sebenarnya
khususnya di Jawa Barat terhadap PRP serta te1ah dianggap sebagai pe1etak dasar dari
Negara Pasundan yang didirikan oleh Suria pembentukan Negara Pasundan. Konferensi
Kartalegawa yang mengakibatkan dukungan itu dihadiri oleh 50 orang anggota pemuka-
dan bantuan dari penguasa Belanda semakin pemuka rakyat di Jawa Barat kecuali dengan
berkurang, hal ini dinilai karena Kartalegawa Banten. Selain itu, Konferensi ini juga dihadiri
tidak mampu mengemban tugasnya dan oleh beberapa pejabat dari pihak Belanda,
gagal menunjang kepentingan Belanda. mmenurut Lubis et al (2003, hlm. 239) dalam
Menurut Cheong (1982, hlm. 107), Van Mook Konferensi ini dibicarakan berbagai hal
mengeluarkan komentarnya pada Kartalegawa: antara lain bagaimana Jawa Barat membentuk
“You act like Hitler. You made it very pemerintahan dengan cepat, keinginan Belanda
difficult for me with regards to the Republic. untuk menghilangkan sekat pamongpraja
Your proclamation had no antecedents. Belanda dan pamongpraja Indonesia, selain
Wthout proving that the Sundanese people itu dibahas juga bagaimana rakyat Jawa Barat
support the PRP, you have done not good with berkontribusi dalam pembentukan Negara

119
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

Republik Indonesia Serikat serta bagaimana membuat keputusan apapun mengenai status
rakyat Jawa Barat dapat memulihkan Jawa Barat ;
keamanan khususnya yang ada di Jawa Barat. Dalam hubungannya dengan kenyataan
Dalam konferensi itu dibentuk sebuah panitia bahwa Jawa Barat merupakan suatu bagian
penghubung yang menjadi jembatan antara integral dari wilayah Republik Indonesia
Pejabat Belanda dengan rakyat. Tugasnya dan kenyataan bahwa Pemerintah Republik
menyiapkan suatu konferensi dari semua Indonesia memberikan kesempatan
wakil golongan rakyat di Jawa Barat untuk sepenuhnya kepada wilayah- wilayahnya
membentuk suatu pemerintahan sendiri untuk mendapatkan otonomi maka status
sementara atas dasar demokrasi. Dalam Jawa Barat harus ditentukan dalam konsultasi
panitia penghubung itu ditunjuk R. Hilrnan dan persetujuan dengan Pemerintah Republik
Jayadinigrat sebagai ketua, dengan anggota- Indonesia (Drooglever & Schouten, 1988, hlm.
anggota R. Juwarsa, R. Tirtasuyatna, dan R. 478-479).
Sunariakusumah, R. Musa Sastranegara. Dengan alasan yang berbeda, timbul
Dari pemandangan umum beberapa reaksi keras dari dua pihak tokoh Jawa Barat
tokoh Jawa Barat memiliki pandangan yang menentang rencana pembentukan Negara Jawa
bermacam-macam. Dari yang bermacam- Barat itu. Di satu pihak ialah PRP dari Suria
macam ini kita dapat melihat bahwa paling Kartalegawa. Nampaknya, hal ini menunjukkan
sedikit ada tiga pihak yang saling berbeda kekecewaan dari Suria Kartalegawa dan
pendapat; di satu sisi karena merasa diri orang PRP terkait keputusan Konferensi dan sikap
Sunda ada yang setuju dengan pembentukan Belanda. Mereka menolak Konferensi itu
Negara Pasundan, di lain sisi meskipun ia karena mereka berpegang teguh kepada Negara
orang Sunda tetapi menolak sama sekali Pasundan yang sudah diproklamasikan oleh
pembentukan negara baru, apalagi harus Suria Kartalegawa. Mereka menyiarkan Naskah
dipisahkan dari Republik lndonesia. Kemudian Perjuangan Pasundan dan menyebutkan
yang berada di tengah-tengah bersikap am bahwa Negara Pasundan Merdeka itu sudah
bivalen dengan variasinya : setuju dengan ada karena telah memenuhi syarat-syarat
pemerintahan baru tetapi sementara, atau bagi tegaknya suatu negara yaitu adanya
pemerintahan yang bercorak Islam, atau wilayah, rakyat dan pemerintah. Akan ‘tetapi
menuntut daerah istimewa tertentu. Gambaran berhubung keadaan masih kacau, maka untuk
yang serupa ini sebenarnya dapat dilihat dalam sementara pemerinttah diserahkan kepada
Konferensi Jawa Barat II dan Konferensi Jawa Belanda. Untuk menggiatkan kebangsaan
Barat III, bahkan setelah Negara Pasundan Pasundan, PRP menganjurkan penggunaan
harus diterima sebagai suatu kenyataan dan bahasa Sunda sebagai bahasa kebangsaan dan
Konferensi Jawa Barat Ill menje!ma menjadi untuk menghidupkan kebudayaan Sunda asli
Parlemen Pasundan, ketiga sikap itu harus dianjurkan memakai pakaian kebangsaan,
terus dibawa-bawa. antara lain ikat kepala khas Sunda. Tetapi
Sehubungan dengan hasil-hasil Konferensi setelah Suria Kartalegawa dan PRP ditunjuk
Jawa Barat II itu. sejumlah 20 orang Belanda ikut dalam Parlemen Pasundan
pemuka dan intelektual Jawa Barat pacta kemudian sikap PRP tidaklah menentang apa
20 Desember 194 7 segera mengeluarkan yang dikehendaki dalam Konferensi.
menifest yang menentangnya. Manifest yang Singkatnya, Konferensi Jawa Barat ketiga
kemudian dikenal dengan “Manifest 20” yang dilaksanakan pada 23 Februari-5 Maret 1948.
ditandatangani antara lain oleh Prof. Dr. Juhana Dalam Konferensi ini yang paling fundamental
Wiradikarta dan Dr. R. Temenggung Jumhana dibahas mengenai nama Negara Federal di Jawa
Wiriatmaja. Yang Isinya: 1. Konferensi Jawa Barat, terdapat dua suara terkait penamaan,
Barat II tidak mempunyai otoritas untuk ada yang mengusulkan menggunakan nama

120
SUGIH RACHMAT PANGERSA
KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950
Jawa Barat, namun ada juga yang mengusulkan Federal padahal dirinya merupakan seorang
tetap menggunakan Negara Pasundan (Lubis Republikan. Menurut Irshanto (2016, hlm. 7)
et al, 2003, hlm. 242). Perlu diketahui bahwa ketika proses pelantikan, Wiranatakoesoema
nama Negara Pasundan adalah rekomendasi melakukan pidato singkat selaku Wali
dari Suria Kartalegawa, menurutnya n bahwa Negara Negara Pasundan yang, intinya berisi
istilah “Pasundan” ini mempunyai arti historis- pembelaan Wiranatakusumah V yang berjiwa
kultural yang amat besar bagi etnis Sunda; republik sejati dan tidak menghendaki Jawa
pada tahun 1926 yang menurut Ekadjati (2014, Barat terpisah dari Republik Indonesia dan
hlm. 83) dimana Provinsi Pasundan telah cara yang ditempuhnya ini hanya sebuah
lahir dari tanggal 1 Januari 1926, pemerintah strategi saja.
Hindia Belanda telah resmi menerima istilah Ketika PRP tidak berdaya dalam kontestasi
ini, Nama “Jawa Barat” (West Java) adalah pemilihan Wali Negara dan secara de jure dan
istilah kedudukan geografis-territorial yang de facto Suria Kartalegawa tidak lagi menjabat
diberikan kemudia oleh pemerintah kolonial posisi Wali Negara, kontestasi selanjutnya
Belanda sebagai konsekuensi untuk tetap adalah dalam Parlemen Negara Pasundan.
konsisten terhadap penamaan daerah-daerah Beberapa fraksi menghiasi Parlemen Negara
Jawa Tengah dan Jawa Timur (Sjamsuddin, Pasundan dalam Parlemen Sementara
1992, hlm. 49). Hingga akhirnya nama Negara Pasundan ini terdapat sepuluh Fraksi atau
Pasundan yang terpilih dalam Konferensi golongan yaitu Fraksi Nasional, Fraksi
Jawa Barat III. Selain itu, ada juga yang paling Kesatuan, Fraksi Indonesia, Fraksi PRP, Fraksi
penting dalam Konferensi Jawa Barat III adalah Tengah, Fraksi lEV, Fraksi Nederlandse Groep,
pemilihan Wali Negara. Terdapat dua calon Fraksi Katolik, Golongan Cina dan Golongan
yakni; Wiranatakusumah V dan R.A.A Hilman Arab (Sjamsuddin, 1992, hlm. 49). Fraksi
Jayadiningrat. Wiranatakusumah V memiliki Nasional, Fraksi Kesatuan, Fraksi Indonesia
track record sebagai mantan Bupati Bandung, dan Fraksi Partai Rakyat Pasundan merupakan
mantan anggota Volksraad, Wakil Residen beberapa Fraksi terbesar dalam Parlemen
Priangan di zaman Jepang (Fuku Priangan Negara Pasundan. Dalam sidang parlemen
Suco), anggota BPUPKI dan PPKI, Menteri yang pertama berbagai Fraksi menyampaikan
Dalam Negeri Republik Indonesia 1945 dan pandangan umum, tak terkecuali dengan PRP,
ketika pemilihan menjadi Wali Negara. antara lain; Mencapai kesempurnaan dan
Pasundan menduduki jabatan Ketua Dewan kemuliaan Negara Pasundan yang merdeka
Pertimbangan Agung Republik Indonesia. dan berdaulat dan berdasarkan demikrasi
Selain itu R.A.A Hilman Jayadiningrat sama- (kerakyatan) dalam ikatan federatie dan
sama memiliki track record yang tidak dapat masuknya Negara Pasundan sebagai negara
disepelekan, ia merupakan mantan Bupati (bukan sebagai daerah dari Republik Jawa
Serang (Banten), pada zaman pendudukan dan Sumatera) dari Negara Indonesia Serikat
Jepang menjadi Wakil Residen Bogor, pasca dan sementara waktu dalam lingkungan
kemerdekaan menjadi Bupati Sukabumi dan Kerajaan Belanda (Sjamsuddin, 1992, hlm.
kemudian menjadi Recomba Jawa Barat. 51). Pada masa-masa ini oleh pimpinannya
Yang perlu dicermati adalah R.A.A Hilman yaitu Suria Kartalegawa, akhimya Fraksi
Jayadiningrat merupakan perwakilan dari PRP diganti namanya menjadi Partai Rakyat
kelompok Federal (Permana. et al, 2014, Demokrasi Indonesia (Pardi). Menurut Suria
hlm. 8). Yang terpilih menjadi Wali Negara Kartalegawa, anjuran PRP untuk mendirikan
adalah Wiranatakusumah V. Beberapa pihak Negara Pasundan telah berhasil; oleh sebab
mempertanyakan mengapa Wiranatakusumah itu selanjutnya dalam pandangan Suria
V bersedia untuk menjadi Wali Negara Kartalegawa perlu berpandangan politik yang
Pasundan yang kental dengan konsep lebih luas menuju Republik Indonesia Serikat

121
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

dan akan terus menentang sisa-sisa kolonial R. T. Jumhana Wiriatmaja memilih untuk
yang masih ada. Namun, secara labeling Pardi mengundurkan diri dari jabatan Perdana
masih saja dianggap sebagai PRP (Sjamsuddin, Menteri.
1992, hlm. 52).
Menurut Lubis. et al (2003, hlm. 242)
kedudukan Parlemen dinilai kuat sehingga Bubarnya Negara Pasundan, Bubarnya PRP
Kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen Wiranatakusumah V, mencari pengganti
bukan kepada Presiden atau Wali Negara R. T. Jumhana Wiriaatmaja sebagai Perdana
walaupun yang menunjuk formatur dalam Menteri. Nama R. M. Sewaka muncul, ia
Kabinet adalah Presiden atau Wali Negara. adalah seorang tokoh yang berasal dari
Persaingan menjadi Perdana Menteri Negara Cirebon. Dirinya dikenal dengan seorang
Pasundan sangatlah ketat, R. Adil Puradierdja Republikan. R. M. Sewaka bersedia menerima
dari Fraksi Indonesia, R. Suradiraja dari tawaran tersebut, asalkan dia diberi kebebasan
Fraksi Nasional, R. Male Wiranatakusumah dalam menjalankan program kerja di dalam
dari Fraksi Kesatuan. Nampak, minimnya kabinetnya yang menurutnya lebih ke arah
dukungan dari berbagai pihak, Suria pembubaran Negara Pasundan (Lubis et al,
Kartalegawa tidak mencalonkan diri, bahkan 2003, hlm. 248). Akhirnya R. M. Sewaka
dirinya dan PRP bersikap sebagai oposisi tidak ditunjuk sebagai Wali Negara Pasundan
siapapun calonnya yang terpilih. Pada akhirnya Selebihnya, R. M. Sewaka merupakan lawan
R. Adil Puradierdja yang terpilih menjadi politik dari Suria Kartalegawa, ketika di awal
Perdana Menteri. Suria Kartalegawa menjadi pembentukan Negara Pasundan Jilid I. Menurut
oposisi, terlihat dari susunan Kabinet yang Zuhdi (2003, hlm. 83) ketika Negara Pasundan
tidak adanya perwakilan dari Jilid I lahir, ia sering mengadakan kunjungan ke
PRP. Kabinet tersebut belum banyak daerah-daerah yang ada di Jawa Barat. Hal ini
melakukan kegiatan program kerja. Karena bertujuan mengedukasi masyarakat Jawa Barat
usianya baru 6 bulan, oleh karena tidak setuju bahwa Negara Pasundan (Jilid I) yang lahir
dengan Agresi Militer Belanda II pada 19 adalah buatan Belanda serta tidak seyogyanya
Desember 1948, beberapa hari setelah kejadian masyarakat Jawa Barat mengikuti hal tersebut.
itu ia mengajukan pengunduran diri sebagai Tanpa alasan yang jelas dan bukan
Perdana Menteri dan R. Adil Puradiredja merupakan tokoh yang besar di Jawa Barat,
mengutuk Aksi Militer Belanda tersebut. akhirnya Wiranatakusumah V menunjuk
Letnan Jenderal Simon Spoor dan Anwar Tjokroaminoto seorang pimpinan
Komisioner Pemerintah Belanda Dr. R. Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) menjadi
Van Diffelen menemui Wiranatakusumah Perdana Menteri. Namun, penulis melihat
V sebagai Wali Negara Pasundan untuk bahwa bagaimana Anwar Tjokroaminoto
menunjuk formatur kabinet baru. Nampaknya menerima jabatan ini adalah sebagai eksistensi
Wiranatakusumah V tidak akan pernah politik dirinya dan PSII. Selain itu, masalah
menunjuk Suria Kartalegawa menjadi eksistensi ini akan berujung kepada pendanaan
Perdana Menteri, dia lebih menginginkan partai. Menurut Pranoto (2015, hlm. 182)
Perdana Menteri yang sama-sama beraliran “Anwar melihat bahwa agar PSII bertahan di
Republikan. Akhirnya ditunjuk Mr. R. T. bawah tekanan-tekanan yang ada, partai itu
Jumhana Wiriaatmaja sebagai Perdana Menteri harus disokong oleh pendanaan yang kuat.
sementara dan dalam perkembangannya Dengan menggunakan modal penghormatan
menjadi Perdana Menteri tetap selanjutnya. tradisional, PSII Anwar sebagai “trah”
Lagi-lagi Suria Kartalegawa dan PRP tetap Tjokroaminoto memberikan dukungannya
menjadi oposisi. Pada 15 Desember 1949 Mr. kepada kubu Pragmatis untuk mendapatkan
dana”. Anwar Tjokroaminoto dinilai kurang

122
SUGIH RACHMAT PANGERSA
KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950
mengerti politik khususnya di Negara Pasundan. menjadi komisaris pemerintah RIS di Negara
Dalam formatur dan persiapan program kerja Pasundan.
bagi Negara Pasundan, dirinya dinilai dekat R. M. Sewaka kedudukannya sama dengan
dengan Suria Kartalegawa dan PRP-nya. Tidak Perdana Menteri. Hingga pada akhirnya
lama, sebulan setelah pengangkatannya sebagai dilakukan sidang di Gedung Parlemen Negara
Perdana Menteri Negara Pasundan, tepatnya Pasundan (Gedung Dwi Warna). Sidang
tanggal 23 Januari 1950, terjadi pemberontakan yang dihadiri oleh 159 orang dari utusan
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA). Gerakan kabupaten-kabupaten di Jawa Barat secara
Operasi Militer yang pertama adalah untuk aklamasi menggabungkan bekas wilayah
menumpas pemberontakan APRA yang terjadi Negara Pasundan ke dalam Negara Republik
di Bandung. Pemberontakan yang dipimpin Indonesia. Dan pada 11 Maret 1950 keluarlah
oleh oleh R. P. Westerling ini terjadi di Bandung Surat Keputusan RIS No. 113 yang menyatakan
dan Jakarta. bahwa wilayah Pasundan termasuk ke dalam
Di Bandung pemberontakan APRA wilayah Negara Republik Indonesia. Kemudian
melakukan penyerangan terhadap markas pemerintahan Komisaris RIS di Jawa Barat
Batalyon Siliwangi sebagai pusat kekuatan diganti dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat
militer APRIS untuk wilayah Jawa Barat. dengan Gubernur R. M. Sewaka. Akhirnya
Pemberontakan APRA didukung oleh dengan ditandai surat keputusan terakhir
kesatuan RST, yaitu sebuah pasukan khusus tersebut Negara Pasundan dianggap bubar.
Belanda yang berjumlah 800 personil dengan Bagi PRP dengan buabrnya Negara Pasundan
senjata lengkap (Suryawan, 2013, hlm. 4). dan dipenjaranya Suria Kartalegawa, PRP
Penyerangan tarhadap markas Divisi Siliwangi lenyap dengan sendirinya.
ditujukan untuk menghapus unsur APRIS
dari Negara Pasundan dan mempertahankan
bentuk Negara Pasundan sebagai salah
satu Negara Federal. Pemberontakan tidak SIMPULAN
berlangsung lama, APRA dengan cepat Berbagai peristiwa muncul pada masa Revolusi
ditumpas oleh Divisi Siliwangi. Penangkapan Indonesia 1945-1949. Hal ini tidak terlepas
besar-besaran dilakukan terhadap pihak-pihak dari kembalinya Belanda ke Indonesia dengan
yang dianggap pro dengan APRA. Beberapa maksud menguasai kembali Indonesia. Upaya
diantaranya adalah Anwar Tjokroaminoto dan perlawanan dilakukan, tidak hanya militer,
Suria Kartalegawa, mereka ditangkap secara tetapi diplomasi. Nampaknya, diplomasi
bersamaan. Bagi rakyat, gerakan APRA terkait ini yang paling efektif dalam melakukan
dengan Negara Pasundan. Bayangkan saja, para perlawanan bagi pihak Belanda. Diplomasi
pimpinan Negara Pasundan tidak diganggu yang pertama yang dilakukan oleh Indonesia
sama sekali, sedangkan para pegawai Republik adalah perundingan Linggarjati. Pada
Indonesia dicari dan ditembaki. Akibat dari perundingan Linggarjati, delegasi Indonesia
peristiwa tersebut banyak suara menuntut diketuai oleh Sutan Sjahrir. Beberapa hasil
pembubaran Negara Pasundan hal ini juga dari perundingan Linggarjati mendapatkan
didukung oleh parlemen Negara Pasundan. protes dari berbagai elemen masyarakat, selain
Pada tanggal 30 Januari 1950, pemerintah wilayah Indonesia yang hanya sebatas dengan
Negara Pasundan mengajukan permohonan Sumatera, Jawa dan Madura serta adanya
bantuan kepada pemerintahan RIS untuk pasal yang memperbolehkan membentuk
memberikan bantuan sepenuhnya mengatasi Negara Federal di Indonesia. Meskipun pada
kesulitan-kesulitan yang sedang dialami. Pada perundingan ini genjatan senjata antara
4 Februari 1950, Presiden RIS dengan Surat pihak Belanda dan Indonesia dihentikan.
Keputusan No. 58 mengangkat R. M Sewaka Yang menjadi kegaduhan selanjutnya adalah

123
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

muncul benih-benih Negara Federal di Jawa Negara Pasundan. Anwar Tjokroaminoto


Barat. Pada masa-masa ini dengan dukungan dianggap kurang mengerti politik khususnya di
pihak Belanda di Indonesia khususnya Van dalam Negara Pasundan, ketika perencanaan
Mook, Suria Kartalegawa membentuk PRP. program kerja dan formatur kabinet yang akan
PRP melakukan sejumlah kampanye agar ia susun dan bentuk, ia dikabarkan dekat juga
rakyat Jawa Barat mendukungnya, selain itu dengan Suria Kartalegawa dengan PRP nya.
hal ini dilakukan dalam rangka mencari kader Namun sebelum rencananya terealisasikan,
untuk PRP. Menarik mengenai PRP, di kala pada Januari 1950, ia bersama Suria Kartalegawa
tokoh lain mendirikan berbagai partai yang ditangkap oleh Divisi Siliwangi karena dianggap
beraliran ideologi, namun PRP lahir atas dasar dekat dengan APRA. Hingga pada akhirnya
primodialisme ke-Sundaan. mereka dipenjara. Selanjutnya diangkatlah R.
Beberapa bulan berkampanye, Suria M Sewaka menjadi Komisaris RIS di Negara
Kartalegawa mengklaim bahwa PRP sudah Pasundan. Hingga muncul keputusan wilayah
memiliki kader sekitar 250.000 orang yang Negara Pasundan bergabung dengan Negara
tersebar di berbagai wilayah Jawa Barat. Atas Republik Indonesia. R. M Sewaka jabatannya
klaimnya ini dan dukungan dari berbagai berubah dari Komisaris RIS Negara Pasundan
pihak Belanda, Pada awal bulan Mei 1947 menjadi Gubernur Provinsi Jawa Barat. Hingga
Suria Kartalegawa memberanikan diri untuk pada akhirnya, seiring dengan bubarnya
membentuk Negara Pasundan (Jilid 1). Suria Negara Pasundan, diikuti juga oleh lenyapnya
Kartalegawa dan PRP-nya memproklamasikan PRP dengan sendirinya.
kelahiran Negara Pasundan dan mengangkat
Suria Kartalegawa sebagai pimpinan Negara
Pasundan. Tidak lama, akibat berbagai
permasalahan dan berbagai pertentangan REFERENSI
terhadap Suria Kartalegawa, dirinya dianggap Anderson, B. (1988). Revoloesi pemoeda
gagal dalam mengembangkan Negara pendudukan jepang dan perlawanan di
Pasundan. Perlahan, Suria Kartalegawa jawa 1944 – 1946. Jakarta: Pustaka Sinar
dengan PRP dan Negara Pasundan lenyap Harapan.
dengan sendirinya. Beberapa tokoh Jawa Barat Cheong, Y. M. (1982). H. J. Van Mook and
membahas keberlanjutan Negara Federal di indonesian independence; a study of his role
wilayah Jawa Barat, pertengahan tahun 1947 in dutch-indonesian relation. The Hague:
hingga awal tahun 1948 dilakukan 3 Konferensi Martinus Nijhoff.
rakyat. Hasilnya, rakyat menghendaki Negara Cribb, R. B. (1990). Gejolak revolusi di jakarta
Pasundan dengan corak yang berbeda. 1945-1949. Jakarta: Grafiti.
Wiranatakusumah V terpilih menjadi Wali Drooglever, P.J., & Schouten, M.J.B. (1988).
Negara. Peran PRP lebih berkiprah di dalam Officiele bescheiden betreffende de
tubuh Parlemen Negara Pasundan. Pada nederlandschlndonesrsche betrekkingen
kepemimpinan Perdana Menteri R. Adil 1945-1950.’Gravenhage: Martinus Nijhoff.
Puradiredja dan Mr. R. T. Jumhana Wiriaatmaja Ekadjati, E. S. (2014). Dari pentas sejarah sunda
dari tahun 1948-1949, PRP lebih aktif bersikap sangkuriang hingga juanda. Bandung: PT
sebagai oposisi. Hal ini wajar karena sebenarnya Kiblat Buku Utama.
Suria Kartalegawa menginginkan peran lebih Horiyama, M. (2013). Semangat baru:
dalam Negara Pasundan. Setelah MR. R. T. kolonialisme budaya cetak dan kesastraan
Jumhana Wiriaatmaja mengundurkan diri sunda abad ke-19. Depok: Komunitas
sebagai Perdana Menteri akhirnya ditunjuklah Bambu.
Anwar Tjokroaminoto pada Desember 1949 Irshanto, A.B. (2016). Kiprah Politik
dari PSII untuk menjadi Perdana Menteri Paguyuban Pasundan Periode 1927-1959.

124
SUGIH RACHMAT PANGERSA
KIPRAH PARTAI RAKYAT PASUNDAN DALAM NEGARA PASUNDAN 1947-1950
Jurnal Untirta. Hlm. 1-10. D i a k s e s Sjamsuddin, H., et al. (1992). Menuju negara
dari : http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/ kesatuan; negara pasundan. Jakarta:
Candrasangkala/article/download/2849/22 Departemen Pendidikan dan Keebudayaan.
44 Sjamsuddin, H. (2012). Metodologi sejarah.
Junaedi. (1989). Runtuhnya negara pasundan. Yogyakarta: Ombak.
Skripsi. Fakultas Sastra Universitas Sugiyono. (2016). Metode penelitian pendidikan:
Indonesia. pendekatan kuantitatif, kualitatif dan r&d.
Kahin, G. M. (2013). Nasionalisme & revolusi Bandung: Penerbit Alfabeta.
indonesia. Depok: Komunitas Bambu. Sumardjo, J. (2015). Sunda Pola Rasionalitas
Kartodirdjo, S., Poesponegoro, D. M., & Budaya. Bandung: Penerbit Kelir.
Notosusanto, N. (1975). Sejarah nasional Suryawan, A. (2013). Peranan apris dalam
indonesia Jilid ke-vi. Jakarta: Departemen menjaga stabilitas keamanan dan keutuhan
Pendidikan dan Kebudayaan. ris tahun 1949-1950. E-Journal Pendidikan
Lubis, N. H. et al (2003). Sejarah tatar sunda Sejarah. 1(1), hlm. 1-6. Diakses d a r i :
jilid 2. Bandung: Lembaga Penelitian https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.
Universitas Padjajaran. php/avatara/article/download/1704/ 1204
Moedjianto G. (1988). Indonesia abad ke–20: Suwirta, A. (2015). Revolusi indonesia dalam
dari kebangkitan nasional sampai linggarjati. news and views: sebuah antologi sejarah.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Permana, R. et al. (2014). Inventaris arsip statis: Tuhuteru, J.M.A. (Tanpa Tahun). Riwajat
pemerintah negara pasundan periode tahun singkat terdirinja negara pasoendan. Jakarta:
1947-1950. Bandung: Badan Perpustakaan Djawatan Penerangan Pemerintah.
dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat. Wal, V. D. (1976). Officiele bescheiden betreffende
Pranoto, C. B. (2015). Partai dan patron: de nederlands - lndonesiasche betrekkingen
riwayat psii melalui gejolak zaman. Jurnal 1945-1950. ‘Gravanhage: Meartinus Nijhoff.
Politik. 1(1), hlm. 77-84. Zuhdi, S. (1994). Suria Kartalegawa dan negara
Ramelan, H. R. (1983). Sejarah pagoejoeban pasundan dalam dinamika politik di daerah
pasoendan (1914-1982). Skripsi. Jurusan pendudukan belanda di jawa barat, 1947-
Ilmu Sejarah Fakultas Sastra Universitas 48. Laporan Penelitian. Fakultas Sastra
Indonesia. Universitas Indonesia.
Ricklefs, M.C. (2005). Sejarah indonesia Zuhdi, S. (2003). Antara sewaka dan soeria
modern: 1200-2004. Jakarta: PT Serambi kartalegawa: dinamika politik pemerintahan
Ilmu Semesta. di jawa barat pada masa revolusi indonesia.
Roem, M. (1972). Bunga rampai dari sejarah Historia: Jurnal Pendidikan Sejarah. 7(4),
(I). Jakarta: Bulan Bintang. hlm. 79-96.
Roem, M. (1977). Bunga rampai dari sejarah
(II). Jakarta: Bulan Bintang. Surat Kabar :
Satori, D., & Komariah, A. (2014). Metodologi Berita Indonesia, 5 Mei 1947
penelitian kualitatif. Bandung: Penerbit
Alfabeta.

125
FACTUM
Volume 10 N0.1, April 2021

126

Anda mungkin juga menyukai