Modul Pertemuan
Modul Pertemuan
Fakultas : FTI
Program Studi : TEKNIK ELEKTRO
E-Learning
07
Kode Matakuliah : F5319001
Disusun oleh : Khalid Montazi, ST.,MT.
BAB 7 USAHA DAN ENERGI ......................................................... 1
7.1 Usaha ......................................................................... 2
7.2 Energi Potensial .......................................................... 6
7.3 Energi Potensial Gravitasi ............................................ 14
7.4 Energi Kinetik ........................................................... 18
7.5 Usaha dan Energi Kinetik ............................................ 23
7.6 Hukum Kekekalan Energi Mekanik ........................... 28
7.7 Rangkuman ............................................................... 30
Soal-Soal Latihan Bab 7 ...................................................... 31
i
BAB 7
USAHA DAN ENERGI
1
memiliki kecepatan. Artinya, terdapat hubungan antara usaha dengan tenaga
gerak. Tenaga potensial disebut juga sebagai tenaga dalam, tenaga tempat,
atau tenaga dakhil. Tenaga potensial adalah tenaga yang nilainya bergantung
pada posisi acuan. Air di tandon yang berada di atas sumur, dalam hal tenaga
potensialnya, berbeda dengan air di dalam sumur. Tenaga potensial air di
tandon lebih besar dibanding air di dalam sumur. Ini dibuktikan dengan untuk
mengambil air dari tandon tinggal memutar keran saja maka air sudah
mengalir, sementara untuk mengambil air dari sumur harus bersusah payah
dengan menimba. Ketika Anda berada di lantai dua sebuah gedung memiliki
tenaga potensial lebih besar bila dibanding ketika Anda berada di lantai satu.
Untuk naik ke lantai dua Anda harus bersusah payah melewati tangga,
sedangkan dari lantai dua ke satu cukup meloncat dari jendela.
Paparan di dalam bab ini berisi tentang: pengertian tenaga (energi),
usaha, tenaga potensial, dan tenaga gerak. Paparan ini mengacu paparan di
Bab 5 tentang keberadaan gaya konservatif sehingga dikuasai oleh hukum
kekekalan tenaga. Selain itu, paparan ini juga bersifat melandasi paparan Bab
8, khususnya tumbukan lenting sempurna yang bersesuaian dengan hukum
kekekalan energi mekanis.
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mengerti konsep usaha dan
energi serta memiliki gambaran pemanfaatannya.
7.1 USAHA
2
dari A ke B, oleh gaya ( F ) yang membentuk sudut terhadap perpindahan
perpindahan itu. Gambar 7.2 memperlihatkan perpindahan benda massa m
( s ). Usaha oleh gaya itu dinyatakan:
3
diperoleh uap air bertekanan tinggi. Tenaga dari uap air bersuhu tinggi ini
digunakan untuk memutar turbin. Turbin yang berputar berperan sebagai
generator penghasil tenaga listrik. Proses ini dinyatakan dalam bentuk bagan
pada Gambar 7.4. Diperlihatkan pula, salah satu contoh PLTM (pembangkit
tenaga listrik berbahan bakar minyak) di Singapura (Gambar 7.4b).
4
Gambar 7.4a Bagan kerja PLTM
Contoh 7.1:
Perhatikan Gambar 7.5! Sebuah kotak
di atas lantai datar dalam keadaan
ditarik mendatar oleh gaya 20 N
sehingga kotak berpindah sejauh 0,4
meter. Berapa usaha yang dikerjakan
oleh gaya itu?
Gambar 7.5 Usaha adalah gaya yang
bekerja dikalikan jarak Jawab:
perpindahan benda yang Usaha yang dikerjakan gaya itu adalah
diakibatkan bekerjanya W = Fxd = (20 N)(0,4 m) = 8 J.
gaya tersebut
5
Contoh 7.2 : Sebuah kotak kayu diletakkan di papan datar yang kasar. Jika
gesekan antara kotak dengan papan adalah 6 N, berapa kerja
minimal yang harus diberikan untuk memindahkan kotak
sejauh 1,5 meter?
Jawab : Gaya untuk memindahkan benda (F) senilai dengan gaya
gesekan kotak oleh papan (6 N), sehingga F = 6 N. Usaha yang
dikerjakan adalah W = (6 N)(1,5 m) = 9J.
6
benda dalam keadaan bebas, cenderung bergerak dengan sendirinya ke
tempat yang berenergi potensial lebih rendah maka dikenal hukum alam yang
dinyatakan: “Benda apa pun selalu cenderung menuju ke energi potensial
minimumnya”.
Berikut ini diuraikan contoh energi potensial karena keadaannya.
Energi potensial karet (terbuat dari potongan ban sepeda bagian dalam) pada
ketapel bernilai lebih besar ketika karet meregang. Diperlihatkan oleh
Gambar 7.6, energi potensial karet ketika meregang yang bernilai besar,
dapat diubah menjadi energi (tenaga) kinetik sehingga kerikil dapat terlempar
pada kecepatan besar.
Selain itu, energi potensial (pada busur panah dan pegas senapan) bernilai
lebih besar ketika teregang. Ini juga merupakan contoh keberadaan energi
potensial pada kehidupan sehari-hari.
Berhubung energi potensial benda berubah bila kedudukan dan
keadaan benda berubah, maka dikenal beragam sumber energi. Sebagai
contoh, air di waduk dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi karena
memiliki energi potensial yang besar. Energi potensial air tersebut bisa
digunakan untuk memutar turbin sehingga bisa dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik yang populer dengan sebutan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Beberapa sumber energi itu telah biasa digunakan pada kehidupan
sehari-hari, misalnya energi batu bara, minyak bumi, nuklir, air, angin dan
gelombang, panas bumi (geotermal), alkohol, dan kimia. Terdapat pula energi
yang belum memasyarakat di Indonesia. Indonesia kaya akan sumber energi
matahari yang berintensitas tinggi dan tidak habis. Hanya saja,
pemanfaatannya (dengan fotovoltaik untuk diubah menjadi tenaga listrik)
7
masih berefisiensi rendah, dan biaya pengadaan fotovoltaik masih mahal
sehingga belum populer untuk dimanfaatkan saat ini.
Sumber energi itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu energi
terbarukan dan energi tidak terbarukan. Sumber energi tidak terbarukan
bersifat dapat habis, misalnya batu bara, minyak bumi, dan nuklir. Sumber
energi terbarukan bersifat tidak dapat habis, misalnya energi alkohol dan
energi bio lainnya, serta energi kimia. Accu dan baterai merupakan contoh
energi kimia yang diubah menjadi energi listrik. Accu dapat diisi kembali.
Energi air, angin, dan gelombang juga tidak dapat habis karena keberadaan
air dan angin hanyalah siklus saja.
Berikut ini diuraikan beberapa sumber energi, keuntungan, dan
kerugian yang terjadi bila dimanfaatkan.
1. Batu Bara
Sumber energi (bahan bakar) ini bersifat awet, dan memberikan efek
pemanasan besar. Batu bara (coal) dimanfaatkan secara dominan untuk
industri besar di kawasan Uni Eropa. Kebetulan di kawasan itu terdapat
cadangan batu bara berkualitas tinggi
(jenis anthrasit) dalam jumlah besar.
Efek samping dari pemanfaatan batu
bara adalah adanya belerang (sulfur)
yang ikut lepas di udara pada setiap
pembakaran batu bara.
Efek samping itu begitu terasa
ketika turun hujan, karena akan disertai
hujan asam. Hujan asam mengakibatkan
ikan dan binatang air di danau mati, dan
arca purbakala dapat rusak karena larut
(Gambar 7.7). Di Indonesia, batu bara
dimanfaatkan dalam bentuk briket yang
dimanfaatkan untuk memasak. Sebuah
briket dapat dimanfaatkan untuk
Gambar 7.7 Sebuah arca rusak memasak sekitar 4 jam. Hanya saja, cara
permukaannya karena membakar briket untuk dimanfaatkan
hujan asam juga perlu waktu lama sehingga tidak
Sumber: Pople, 1993 praktis untuk rumah tangga, tetapi
sangat menguntungkan bagi penjual soto
dan bakso karena mereka memerlukan
pemanasan kuah secara terus-menerus.
8
2. Minyak Bumi
Sumber energi jenis ini, biasa disebut bahan bakar minyak (BBM),
bersifat praktis untuk transportasi, tetapi tidak praktis dan bersifat mahal
kalau untuk lift di gedung bertingkat, penerangan rumah tangga, dan industri
besar. BBM bersifat tidak terbarukan, sehingga suatu saat akan habis, dan
ketika digunakan selalu menghasilkan limbah berupa polusi udara. Polusi itu
disebabkan oleh hidrokarbon dan timbal (Pb). Komponen BBM yang biasa
digunakan untuk sumber energi transportasi darat, laut, dan udara adalah
bensin, solar, dan bensol (avtur).
3. Nuklir
Bagi Indonesia yang saat ini masih kaya sumber energi lain yang lebih
murah, sumber energi ini (nuklir) termasuk sumber energi masa depan.
Sumber energi ini nantinya dapat pula digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN). PLTN berbahan bakar isotop uranium (U235) dalam
jumlah beberapa gram saja dapat menghasilkan tenaga besar dan lama (awet).
Pada peristiwa itu isotop U235 mengalami pembelahan (fisi) di reaktor,
kemudian panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air, dan
akhirnya diperolehlah uap air bertekanan tinggi yang digunakan untuk
memutar turbin. Kendala pemanfaatan sumber energi ini adalah keamanan
9
berbahaya. Selain itu, bila masuk ke tubuh binatang, binatang itu walau
tampak sehat selayaknya tidak dikonsumsi. Walau demikian, keberadaan
PLTN (Gambar 7.8) tidak perlu ditakuti karena pengalaman yang ada, daerah
sekitar reaktor nuklir yang selama ini ada selalu dilengkapi dengan sistem
pengaman yang berlapis.
4. Air
Sumber energi jenis ini biasa digunakan di kawasan negara yang
memiliki sungai besar dan mengalir sepanjang tahun. Pemanfaatan ini dalam
bentuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). PLTA dapat menghasilkan
energi listrik besar-besaran sehingga bisa digunakan untuk penerangan rumah
tangga dan industri besar. Prinsip kerja PLTA ialah air ditampung di waduk
sehingga memiliki energi potensial besar dan energi potensial itu digunakan
untuk memutar turbin. PLTA bersifat tidak habis karena keberadaan air
adalah siklus saja, juga tidak ada efek samping yang berbahaya bagi
lingkungan. Hanya saja, PLTA (Gambar 7.9) memerlukan lahan luas
sehingga dapat mengubah ekosistem di daerah itu dan memberikan efek
samping, khususnya masalah pembebasan tanah. Misalnya, pembangunan
Waduk Kedung Ombo di Jawa Tengah.
10
Gambar 7.10 Sebuah kincir angin sebagai penghasil energi listrik
Sumber: Pople, 1993
11
dapat langsung digunakan untuk pemanasan rumah tangga di daerah yang
memiliki musim dingin. Kelemahan sumber energi ini adalah sukar dan
mahalnya biaya untuk membuat lubang yang begitu dalam.
Tahukah Anda, mengapa biasa dijumpai sumber air panas di lereng
gunung yang sudah mati? Gunung yang mati, pada kedalaman yang tidak
terlalu dalam, masih meninggalkan sisa magma yang panas. Selanjutnya,
terdapat air meresap melalui daerah itu, dan setelah panas tertekan keluar
melalui celah-celah batuan dan keluar di lereng gunung sebagai sumber air
panas.
7. Alkohol
Brasil merupakan negara di Amerika Latin yang miskin tambang
minyak bumi sehingga harus mengimpor BBM untuk kebutuhan energi
transportasi. Untuk menghemat devisa, negeri itu giat menanam tebu dan
sejenisnya guna mendapatkan alkohol melalui proses fermentasi. Alkohol ini
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor pengganti bensin.
Keuntungan pemanfaatan bahan bakar alkohol adalah sifatnya terbarukan
sehingga tidak khawatir akan habis nantinya. Hanya saja ketika harga BBM
merosot, maka pemanfaatan alkohol bagi konsumen terasa lebih boros
(Gambar 7.13). Selain itu, harga alkohol tidak stabil sebab bergantung pada
musim tanam atau panen dari tanaman penghasil alkohol.
12
Gambar 7.13 Alkohol sebagai pengganti bensin.
Sumber: Pople, 1993
13
orang khawatir jangan-jangan nantinya banyak orang yang tidak kebagian
kuda. Kekhawatiran itu pupus sudah ketika ditemukan alat transportasi baru
berupa kendaraan bermotor dan bensin sebagai bahan bakar yang lebih
praktis untuk transportasi.
F
GMm (7.2)
r2
14
Jika semula m berada sejauh r 1 dari pusat bumi dan gaya gravitasi bumi itu
melakukan usaha pada m sehingga m berpindah menjadi lebih dekat dari
pusat bumi (r 2), maka usaha (W) untuk memindahkan m dari r = r 1 ke r = r 2
adalah:
W GMm( )
1 1 (7.3)
r2 r1
Jika semula m berada jauh tak hingga dari bumi ( r1 ) dan m bergerak
sendiri mendekati bumi karena usaha (W) oleh gaya gravitasi dan akhirnya
berjarak r 2 = r dari pusat bumi, maka usaha itu:
W
GMm (7.4)
r
U
GMm (7.5)
r
U gmr (7.6)
E p U 2 U1 mg(r2 r1 ) mgh
Ini artinya energi potensial dari m relatif terhadap permukaan bumi dan m
berada pada ketinggian h adalah:
Ep = mgh (7.7)
Persamaan (7.7) memberi makna bahwa energi potensial m di tempat
berketinggian h adalah (mgh) lebih besar dibanding di tempat yang
berketinggian nol.
15
Perhatikan Gambar 7.15! Sebuah benda massa m dalam keadaan
jatuh bebas, semula berada di titik A pada ketinggian h1 dari lantai dan
bergerak pada percepatan g ke bawah sehingga ketika di titik B berketinggian
h2 dari lantai. Usaha oleh gaya gravitasi bumi untuk memindahkan m dari A
ke B adalah W = mg(h2-h1). Ketika m di titik berenergi potensial EpA = mgh1,
dan ketika di titik B energi potensialnya EpB = mgh2. Berhubung h1 lebih
besar dari h2 maka EpA lebih besar dari EpB. Ini artinya, m yang berpindah dari
A ke B mengalami penurunan energi potensial sebesar:
E p mg(h2 h1 )
W = – E p (7.8)
Jika dua benda bermassa sama besar (m) dan berada pada ketinggian
yang sama (h), energi potensialnya (Ep) juga senilai. Hal itu ditampilkan oleh
Gambar 7.15. Diperlihatkan massa benda A senilai dengan B, pada ketinggian
h memiliki Ep senilai, walaupun benda B berpindah pada lintasan miring
sedangkan benda A berlintasan tegak.
Jika permukaan lantai dipilih memiliki Ep = 0, dan di atas lantai Ep > 0,
di bawah lantai memiliki energi potensial negatif (Ep < 0). Hal ini
diperlihatkan oleh Gambar 7.16. Diperlihatkan titik A dan B dipilih berenergi
potensial nol, maka titik C berada sejauh l di bawah titik B memiliki Ep = –
mgl. Titik D yang berada h di atas A berenergi potensial +m’gh.
16
Gambar 7.15 Benda A dan B memiliki massa Gambar 7.16 Tenaga potensial relatif
dan tinggi sama, maka Ep senilai terhadap A dan B
Contoh 7.3 : Seorang siswa memindahkan tasnya dari lantai ke laci meja
yang tingginya 0,5 meter. Diketahui, tas itu bermassa 3 kg.
Berapakah tenaga potensial gravitasi yang diberikan pada tas
itu? Diketahui percepatan gravitasi bumi di tempat itu adalah
10 m/s2.
Jawab : Energi potensial gravitasi yang diterima oleh tas adalah:
Ep = mgh = (3 kg)(10 m/s2)(0,5 m) = 15 joule.
17
3. Berapakah energi potensial benda bermassa 6 kg yang berada 4 meter di
atas tanah? Berapa pula energi potensial benda itu pada ketinggian 8
meter dari tanah? Pada ketinggian berapa benda itu memiliki energi
potensial senilai 360 J?
4. Sebuah batu berada pada ketinggian tertentu dari tanah dan diketahui
berenergi potensial 100 J. Berapa tenaga potensial batu bila tingginya
tinggal setengah dari semula?
5. Perhatikan Gambar 7.17! Sebuah benda massa 2 kg dikenai usaha sebesar
72 J sehingga berpindah dari D ke A. (a) Berapa energi potensial benda
ketika di titik A? (b) Jika batu jatuh dan tingginya tinggal setengah dari
semula (di titik B), berapa besar energi potensialnya?
Gambar 7.17 Tinggi benda berubah maka energi potensialnya juga berubah
Energi kinetik (tenaga gerak) adalah salah satu bentuk energi yang
ditampilkan oleh gerak benda. Untuk memahami energi kinetik, perhatikan
Gambar 7.18. Sebuah bola tenis bermassa m, semula diam (u = 0), dilempar
Gambar 7.18 Bola bermassa m dilempar pada kecepatan v sehingga berenergi kinetik
½ mv2
18
oleh tangan sehingga saat lepas berkelajuan v. Kelajuan itu terjadi ketika bola
menempuh jarak s, dan sejauh itu tangan mendorong bola dengan gaya F.
Pada peristiwa ini tangan melakukan usaha terhadap bola tenis sebesar Fs.
Usaha itu diberikan seluruhnya kepada bola dan diubah menjadi tenaga
kinetik yang nilainya juga Fs. Mengacu hukum II Newton pada m tetap,
maka gaya diderita m yang mengalami percepatan a (dari u = 0 sampai u = v)
adalah F = ma. Ketika bola masih dipengang dan berpindah sejauh s, bola
bergerak GLBB dipenuhi v2 = u2 + 2as. Berhubung u = 0, maka:
s
v2 (7.9)
2a
Ek
1 2
mv (7.10)
2
Jika massa benda dalam kg dan kecepatan benda bersatuan m/s, maka satuan
energi kinetik adalah joule. Sebagai contoh, benda bermassa 0,5 kg bergerak
pada kelajuan 4 m/s, maka Ek benda adalah ½ mv2 = ½ (0,5kg)(4m/s)2 = 4J.
Berhubung energi kinetik berkaitan dengan gerak benda, dan besarnya
gerak dinyatakan oleh momentum linier sehingga energi kinetik dapat
dihubungkan dengan besaran momentum linier ( p ). Telah dipaparkan pada
Ek
p2
(7.11)
2m
19
Gambar 7.19 memperlihatkan sebuah bola sesaat setelah ditendang.
Selama kaki menendang bola, kaki memberikan usaha pada bola. Setelah
bola lepas dari kaki, seluruh usaha yang diterima bola itu diubah menjadi
energi kinetik. Peristiwa itu diperlihatkan
oleh bola yang melaju kencang dan
sambil berputar pada sumbunya. Bola
melaju dinyatakan oleh energi kinetik
translasi, dan bola berputar pada
sumbunya dinyatakan oleh energi kinetik
rotasi.
Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan dan yang dapat dilakukan
adalah mengubah dari satu bentuk energi
ke bentuk energi lainnya. Misalnya saja,
ketika Anda melempar bola tenis ke arah
atas. Peristiwa itu memperlihatkan adanya
Gambar 7.19 Bola ditendang terjadi perubahan dari energi kimia (berupa
perubahan energi dari makanan yang Anda makan) menjadi
usaha menjadi energi
usaha untuk melempar bola dan setelah
kinetik
bola lepas dari tangan, seluruh usaha
diubah menjadi energi kinetik. Saat bola
mencapai ketinggian maksimum,
semua energi kinetik bola diubah
menjadi energi potensial (Gambar
7.20). Ketika bola kembali ke
tangan Anda, diperoleh lagi energi
kinetik maksimumnya.
Contoh lain dari perubahan
bentuk energi ditampilkan pada
Gambar 7.21. Gambar itu memper-
lihatkan sebuah mobil berbahan
bakar bensin. Bensin berperan
sebagai sumber energi dari ikatan
kimia hidrokarbon. Mobil itu,
dalam keadaan mesin hidup,
semula diam dan kemudian ber-
gerak dipercepat, selanjutnya diper-
lambat dan akhirnya berhenti.
Gambar 7.20 Perubahan bentuk energi: Ketika mobil bergerak dipercepat,
kimia – kinetik – potensial – energi ikatan kimia dari bensin
kinetik (panas dan bunyi) digunakan untuk memanasi mesin
20
mobil dan knalpotnya, timbul panas karena gesekan badan mobil dengan
udara, dan energi kinetik mobil. Ketika mobil diperlambat, energi ikatan
kimia dari bensin juga digunakan untuk membuat kampas remnya memanas.
21
Contoh 7.6 : Gambar 7.23 memperlihatkan lintasan sebuah jet coaster.
Diketahui, semula jet coaster dalam keadaan diam di
ketinggian 16,2 meter (h1). Berapakah kelajuan jet coaster
ketika berada di titik P, Q, dan R?
22
3. Sebuah benda bermassa 6 kg bergerak pada kecepatan 5 m/s. Berapakah
energi kinetik benda itu? Berapa pula energi kinetik benda ketika
kecepatannya dua kali kecepatan semula.
4. Sebuah bola bermassa 0,5 kg berenergi kinetik 100 J. Berapakah kelajuan
bola itu?
5. Sebuah bola bermassa 0,5 kg dilepas dari atap perahu sehingga bola
mengalami jatuh bebas. Ketika bola mencapai permukaan laut berkelajuan
10 m/s, berapakah energi kinetik bola ketika menyentuh permukaan air
laut? Berapa pula energi potensial bola sebelum dilepas?
Ek = ½ mv2.
Secara umum, semula benda massa m berkelajuan v1 sehingga energi
kinetiknya Ek1 = ½ m v12 . Berhubung m menderita gaya F sepanjang s,
dikatakan m dikenai usaha W = Fs. Ketika m berpindah sejauh s oleh gaya F,
kelajuan m menjadi v2 sehingga energi kinetiknya menjadi Ek2 = ½ m v22 .
Energi kinetik akhir (Ek2) sama dengan energi kinetik awal (Ek1) ditambah
dengan usaha yang bekerja pada benda itu, sehingga Ek2 = Ek1 + W. Hal itu
berarti:
Contoh 7.7 : Sebuah benda berpindah sejauh 0,5 meter dan energi kinetik
benda itu bertambah 200 J. Jika pada benda itu tidak terjadi
gaya gesekan, berapa besar usaha terjadi pada benda? Berapa
besar gaya rerata diderita benda? Jika gaya diderita benda 600
23
N pada jarak perpindahan yang sama, berapa pertambahan
energi kinetik yang terjadi?
Jawab : (a) Mengacu pada persamaan (7.12) maka E k = W = 200 J.
Jadi, usaha yang ada adalah 200 J.
(b) Berhubung W=Fs, maka gaya rerata diderita benda
F
W 200
= 400 N.
s 0,5
(c) Jika F = 600 N, W = Fs = (600 N)(0,5 m) = 300 J = E k ,
sehingga pertambahan energi kinetiknya adalah 300 J.
Contoh 7.8 : Sebuah troli bermassa 2,5 kg semula diam. Troli itu didorong
oleh gaya 5 N di permukaan bidang datar. Ketika troli sudah
berpindah sejauh 4 meter, hitunglah (a) besar usaha yang
dikerjakan, (b) pertambahan energi kinetiknya, dan (c) laju
troli sekarang.
Jawab : Diketahui m = 2,5 kg, F = 5 N, dan s = 4 m.
(a) W = Fs = (5 N)(4 m) = 20 J
(b) W Ek 20 J
P
W
(7.13)
t
Berhubung usaha (W) dikerjakan oleh gaya F yang menyebabkan
perpindahan s sehingga persamaan (7.13) menjadi P Fs . Selanjutnya,
t
kelajuan benda v dan persamaan (7.13) dapat pula dinyatakan dengan:
s
t
P = Fv (7.14)
24
Persamaan (7.14) memberi makna bahwa daya senilai dengan hasil kali gaya
dengan kecepatan yang terjadi. Daya pada mesin sepeda motor atau mobil
diidentitaskan pada nilai cc. Mobil 1.500 cc bergaya dorong (F) dan dapat
meluncur pada kelajuan (v) lebih besar dibanding sepeda motor 125 cc.
Hanya saja, kendaraan ber-cc besar memiliki daya yang besar dan berarti laju
konsumsi bahan bakarnya juga besar. Gambar 7.24 memperlihatkan beragam
daya mesin, termasuk pula manusia.
Efisiensi mesin ( ) adalah usaha yang dikeluarkan oleh mesin (Wo) dibagi
Karenanya, baik pada mesin maupun pada manusia dikenal istilah efisiensi.
energi masukan (Wi) dan dikalikan 100%. Pada kasus mesin, Wo adalah kerja
oleh mesin misalnya jarak yang ditempuh sepeda motor, sedangkan Wi adalah
energi bahan bakar yang dimasukkannya.
Wo
x100% (7.15)
Wi
25
Gambar 7.25 Efisiensi pada beragam mesin, dan manusia.
Sumber: Pople, 1993
26
berefisiensi 100%, 1 liter dapat digunakan untuk menempuh jarak 40 km.
Semakin tua usia mobil yang telah digunakan, efisiensi mesinnya pun dapat
merosot kurang dari 25%. Dikatakan mesin mobil tua itu boros bahan bakar.
Contoh 7.9 : Pada sebuah Pekan Olahraga Nasional (PON), seorang atlet
pembawa api PON berlari kecil menaiki tangga (Gambar 7.26).
Diketahui atlet itu bermassa 48 kg, tinggi tangga yang dilalui
50 meter, dan perjalanan itu berlangsung selama 60 s. Berapa
daya rerata atlet itu?
Jawab:
Energi potensial atlet di titik tertinggi
(50 m terhadap tanah lapang) adalah
Ep=mgh=(48kg)(10m/s2)(50m)=24.000
J.
Kenaikan Ep pada atlet senilai dengan
usaha yang dilakukannya dengan
berlari kecil sehingga W = Ep = 24.000
J. Daya rerata atlet itu (P) adalah
P
W 24.000J
= 400 W.
t 60s
Gambar 7.26 Seorang atlet berlari
sambil menaiki tangga.
Sumber: Pople, 1993
27
5. Seseorang memakan makanan berbahan karbohidrat sebanyak 500 gram.
Setiap 1 gram karbohidrat, bila terbakar sempurna di perut, setara dengan
energi 1.600 J. Diketahui, bahwa efisiensi usaha tubuh orang itu adalah
15%. Jika orang itu mengangkat 100 N barang dan dipindah sejauh
mungkin dengan energi dari makanan itu, berapa meterkah jarak yang bisa
ditempuhnya?
28
Weks E (7.17)
Contoh 7.10 : Sebuah batu bermassa 100 gram dilempar sehingga ber-
kelajuan awal 25 m/s. Berapa kelajuan benda itu pada
ketinggian 10 meter. Gunakan asumsi bahwa tidak ada gaya
gesekan udara dan g = 10 m/s2.
Jawab : Disebabkan tidak ada gaya gesekan udara, berarti satu-satunya
gaya yang bekerja adalah gaya gravitasi saja yang bersifat
konservatif. Itu artinya berlaku hukum kekekalan energi
mekanik: EkA + EpA = EkB + EpB. Ketika di A tinggi benda hA=0
sehingga EpA=0 dan EkA= ½ m v A2 . Ketika di B: EpB=mgh dan
EkB = ½ m vB2 . Dipenuhi kaitan: 1 mvA2 mgh 1 mvB2 atau
2 2
vB v 2 gh 20,6 m/s.
2
A
Contoh 7.11 : Benda bermassa 0,1 kg, dilempar dari atas menara setinggi 10
meter. Hitunglah energi kinetik benda ketika mencapai tanah.
Hitung pula berapa besar kelajuan benda saat itu!
Jawab : Di atas menara disebut titik A, di permukan tanah disebut titik
B. Melalui pengabaian gaya gesekan udara, maka berlakulah
hukum kekekalan energi mekanik EA = EB, sehingga EA = ½ m
v A2 +mghA dan EB = ½ m vB2 +0. Diperoleh EkB = ½ (0,1 kg)
(25 m/s)2 + (0,1 kg)(10 m/s2)(10 m) = 41,25 J. Kelajuan benda
ketika menyentuh tanah adalah:
vB 28,7 m/s.
2 E kB
m
29
3. Terkait dengan soal nomor 2, bila selama perjalanan meriam menderita
gaya gesekan udara, dan gesekan udara itu menelan usaha 100 J,
berapakah energi mekanik meriam di sasaran? Berapa pula kelajuan
meriam di sasaran?
4. Benda bermassa 1 kg, dilepas dari ketinggian 10 m di atas tanah. Berapa
energi kinetik dan potensial ketika benda berada pada ketinggian 1 meter
di atas tanah? Berapa pula kelajuan benda saat menyentuh tanah?
5. Sebuah pesawat terbang dalam keadaan terbang mendatar berkecepatan
1.000 km/jam, dan berada pada ketinggian 100 meter di atas tanah. Saat
itu, pesawat melepas bom seberat 1.000 N. Di manakah bom akan jatuh?
Berapa pula kelajuan bom saat menyentuh tanah?
7.7 RANGKUMAN
Keterangan lambang:
W = usaha E k = kenaikan energi kinetik
F = gaya E p = penurunan energi potensialnya
m = massa benda P = daya
=
s = jarak perpindahan v = kelajuan
sudut antara F terhadap s g = percepatan gravitasi bumi
h = tinggi m terhadap acuan Wo = usaha keluaran
E = energi mekanik Wi = energi masukan
EkA,B = energi kinetik di A,B EpA,B = energi potensial di A,B
Energi : kemampuan untuk melakukan usaha.
Usaha : salah satu bentuk energi yang dinyatakan oleh
perpindahan benda.
Energi kinetik : salah satu bentuk energi yang ditampilkan oleh gerak
benda.
Energi potensial : salah satu bentuk energi berdasar posisi relatif
terhadap acuan.
Energi mekanik : hasil jumlah dari energi kinetik dan energi
potensialnya.
Hukum Kekekalan Energi (HKE): “energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, dan yang dapat dilakukan hanyalah mengubah dari suatu
30
Dikenal beberapa persamaan:
(a) W = Fs cos
(b) Pada F jenis sembarang : W= E k
(c) Pada sistem konservatif : W Ek
(d) Hukum kekekalan energi mekanik : EkA + EpA = EkB + EpB = E
(e) Efisiensi ( ) Wo x100%
Wi
(f) Ep=mgh
(g) Ek= ½ mv2
(h) P W Fv
t
31
8. Berapa besar usaha (nyatakan dalam joule) untuk menaikkan benda
bermassa 2 kg setinggi 2 meter?
9. Seseorang seberat 600 N memanjat tebing vertikal menempuh jarak 10
meter dalam waktu 20 s. Berapa daya keluaran rerata dari orang itu?
10. Gaya gesekan udara di badan mobil sebesar 2.500 N menyebabkan
mobil bergerak di jalan datar pada kelajuan 20 m/s. Berapa besar daya
oleh mesin mobil?
32
DAFTAR PUSTAKA
Bird, J.O, May, A.J.C. 1988. Science F Checkbook, 2nd edition. Heineman
Oxford: Professional Publishing.
Foglee, M. 1995. The High School Physics Tutor, 3nd edition. New Jersey:
Research and Education Association.
Jati, B.M.E. 2013a. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 1, edisi 1, Yogyakarta: Penerbit Andi.
––––––––––2013b. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 2, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jati, B.M.E.; Priyambodo, T.K. 2008. Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu –
Ilmu Eksakta & Teknik, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi
––––––––––2010: Fisika Dasar Listrik – Magnet, Optika, Fisika Modern,
edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ohanian, H.C. 1989. Physics, 2nd edition. New York: W.W. Norton &
Company.
Pople, S. 1993. Explaining Physics, 4th edition, GCSE Edition. London:
Oxford University Press.
Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik, jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Young, L.W., Wai, L.K., Fong, S.T.W. 2002. Physics Insights, 2nd edition.
Singapore: Pearson Education Asia Pte Ltd.
x
SUMBER GAMBAR
Jati, B.M.E. Priyambodo, T.K. 2010. Fisika Dasar Listrik – Magnet, Optika,
Fisika Modern, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jati, B.M.E. 2013. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 1, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jati, B.M.E. 2013. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 2, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pople, S. 1993. Explaining Physics, 4th edition. GCSE Edition. London:
Oxford University Press.
Young, L.W.; Wai, L.K.; Fong, S.T.W. 2002. Physics Insights, 2nd edition.
Singapore: Pearson Education Asia Pte Ltd.
Harian Kompas, sejumlah edisi, tahun 2010 – 2013, Jakarta
xi
GLOSARIUM
1. Kesetaraan Antarsatuan
Panjang Massa
1 in = 2,54 cm 1 kg = 103 gram
1 ft = 12 in = 30,48 cm 1 slug = 14,56 kg
1m = 1,0936 yd = 3,281 ft = 39,37 in 1 kg = 6,852x10–2 slug
= 6,022x1026 u
1u = 1,66057x10-27 kg
2. Pembacaan Lambang
= alpha = nu
= beta = xi
= gamma = omikron
= delta = pi
xii
= epsilon = rho
= zeta = sigma
= eta = tau
= theta = upsilon
= iota = chi
= kappa = psi
= lamda = omega
= mu
3. Tetapan Fisika
Nama tetapan Lambang Nilai Satuan SI
o
8
Laju cahaya di vakum c 3x10 meter/sekon
Permitivitas vakum 8,85x10-12 F/m
4 o
1
Tetapan Coulomb k 9,0x109 Nm2/C2
o
Permeabilitas di vakum 4x10-7 =1,26x10–4
H/m
Muatan elementer 1,60x10-19 C
e
Tetapan Plank h 6,63x10–34 joule sekon
Massa diam elektron mo 9,11x10–31 kg
5,49x10–4 u
Massa diam proton mp 1,67265x10–27 kg
1,007276 u
Massa diam netron mn 1,67495x10–27 kg
1,008665 u
Perbandingan muatan e/m 1,76x1011 C/kg
dengan massa elektron
Bilangan Avogadro NA 6,02x1023 mol-1
Tetapan gas molar R 8,31 J/mol K
1,38x10–23
Tetapan Boltzmann K J/K
Tetapan Stefan-Boltzmann 5,67x10–8 W/m2K4
Tetapan Faraday F 9,65x104 C/mol
Volume molar gas ideal Vm 22,4 liter/mol
pada kondisi STP 2,24x10–2 m3/mol
Tetapan Rydberg Rd 1,10x107 m-1
c
Jejari Bohr ao 5,29x1011 meter
Panjang gelombang Com- 2,43x10–12 meter
pton
Tetapan gravitasi G 6,67x10–11 Nm2/kg2
xiii
INDEKS
A GLB, 37, 44, 45, 46, 53, 54, 55, 57, 64,
angka penting, 1, 28, 30, 32, 34 66, 74, 75, 79, 80, 81, 83, 84, 87, 88,
90, 91, 92, 94, 104, 108, 233, 234
B GLBB, 37, 49, 54, 55, 56, 62, 64, 75, 79,
besaran pelengkap, 4, 9, 10, 31 83, 84, 85, 87, 91, 92, 94, 104, 147,
besaran pokok, 4, 5, 31 233
besaran skalar, 16, 17, 18, 39, 41, 44, 80, GMB, 95, 96, 98, 99, 103, 104, 105
131 goniometri, 88, 90
besaran turunan, 4, 9, 10, 15, 31, 32, 33,
71 H
besaran vektor, 16, 17, 32 HKEM, 120, 150, 156, 159, 255
hukum gravitasi (umum) Newton, 128
D hukum Newton, 123, 161
dimensi, 1, 12, 15, 16, 31, 33, 79, 142,
312 K
kecepatan sudut, 95, 96, 98, 105
G kecepatan tangensial, 94
gaya berat, 59, 61, 69, 84, 101, 106, 111, kelajuan, 16, 18, 22, 37, 39, 41, 42, 43,
114, 122, 177, 234, 244, 255 44, 47, 53, 57, 80, 81, 82, 84, 87, 90,
gaya dorong, 21, 36, 68, 69, 72, 75, 109, 92, 93, 110, 120, 138, 147, 150, 151,
111, 112, 120, 122, 163, 164, 174, 175, 152, 153, 156, 157, 158, 159, 160, 165,
176, 177, 179, 202, 245 166, 167, 168, 170, 172, 173, 174, 175,
gaya gesekan, 22, 59, 60, 61, 63, 64, 69, 177, 179, 180, 183, 189, 233, 241, 242,
72, 76, 84, 90, 92, 94, 107, 108, 109, 243, 244, 245, 246, 248, 249, 250, 251,
110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 118, 254, 255, 258, 261, 262, 263, 266, 268,
119, 120, 121, 122, 134, 142, 145, 150, 269, 270, 271, 276, 277, 278, 280, 281,
151, 155, 156, 157, 158, 160, 189, 190, 282, 285, 296, 297, 298, 300, 309, 324
191, 215, 233, 234, 236, 240, 255, 256, kinematika, 35, 79
257 kualitatif, 2, 107, 301
gaya gesekan kinetis, 69 kuantitas gerak, 37
gaya gesekan statis, 69 kuantitatif, 2, 5, 31, 107, 301
gaya normal, 69, 74, 107, 114, 115, 116,
121 M
gerak jatuh bebas, 59, 60, 62, 63, 65, 78 massa jenis, 10, 12, 13, 14, 16, 31, 33, 61,
gerak rotasi, 37, 38, 65, 75, 94, 130, 147 127, 193, 200, 201, 203, 206, 208, 209,
gerak translasi, 37, 65, 68, 75, 94, 104, 212, 214, 218, 220, 221, 222, 223, 224,
109, 147, 310, 319 225, 226, 227, 235, 236, 238, 243, 244,
xiv
245, 247, 249, 250, 251, 271, 280, 321, satuan, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,
322, 328, 329, 330, 332 14, 15, 17, 18, 21, 23, 24, 25, 26, 31,
32, 38, 41, 44, 48, 50, 52, 53, 67, 76,
P 96, 98, 125, 130, 134, 147, 152, 164,
pengukuran, 1, 2, 12, 26, 28, 29, 30, 34, 165, 182, 193, 194, 213, 230, 236, 241,
60, 64, 71, 213, 305 243, 250, 253, 271, 288, 289
percepatan sentrifugal, 99, 105 satuan massa, 1
percepatan sentripetal, 94, 95, 98, 99, 105 stroboskop, 100
perkalian vektor, 38, 161, 162
perlajuan, 3, 52, 76 V
volume, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 32, 127,
R 193, 198, 200, 214, 216, 220, 221, 222,
ralat, 29, 34 224, 226, 227, 231, 239, 240, 241, 242,
243, 244, 250, 271, 301, 310, 321, 322,
S 323, 324, 325, 326, 327, 328, 330, 331,
satelit, 101, 102 332
xv