Anda di halaman 1dari 40

FISIKA 1

USAHA DAN ENERGI

Fakultas : FTI
Program Studi : TEKNIK ELEKTRO

E-Learning

07
Kode Matakuliah : F5319001
Disusun oleh : Khalid Montazi, ST.,MT.
BAB 7 USAHA DAN ENERGI ......................................................... 1
7.1 Usaha ......................................................................... 2
7.2 Energi Potensial .......................................................... 6
7.3 Energi Potensial Gravitasi ............................................ 14
7.4 Energi Kinetik ........................................................... 18
7.5 Usaha dan Energi Kinetik ............................................ 23
7.6 Hukum Kekekalan Energi Mekanik ........................... 28
7.7 Rangkuman ............................................................... 30
Soal-Soal Latihan Bab 7 ...................................................... 31

i
BAB 7
USAHA DAN ENERGI

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Energi dapat


dinyatakan dalam beragam bentuk, misalnya usaha, tenaga gerak (energi
kinetik), tenaga (energi) potensial, panas (kalor), dan cahaya. Jika sistem
berenergi besar berarti kemampuan untuk melakukan usaha juga besar.
Dikenal pula beragam sumber energi, misalnya fosil (batu bara dan minyak
bumi), air, sinar matahari, panas bumi,
cahaya, gelombang, dan alkohol. Sinar
matahari merupakan sumber energi
pemula, sebab bila dirunut, maka asal
mula energi setiap makhluk hidup
berasal dari sinar matahari. Bermula
sinar matahari yang jatuh di dedaunan,
terjadilah proses fotosintesis sehingga
terbentuklah karbohidrat. Dedaunan
dimakan binatang dan binatang di-
makan manusia. Dedaunan merupakan
sumber energi bagi binatang dan
binatang merupakan sumber energi
manusia. Gambar 7.1 memperlihatkan
Gambar 7.1 Seekor kerbau sedang
makan rumput, nantinya proses rantai energi. Bermula rumput
kerbau dimakan oleh menerima sinar matahari, kemudian
manusia rumput dimakan kerbau, dan akhirnya
Sumber: Pople, 1993 kerbau dimakan manusia.

Beragam bentuk energi itu masing-masing memiliki pengertian


tersendiri. Berikut ini diuraikan pengertian setiap bentuk energi tersebut.
Usaha merupakan salah satu bentuk tenaga yang ditampilkan oleh adanya
perpindahan benda. Pelaku usaha adalah gaya, dan akibat adanya gaya itu
benda berpindah dari satu posisi ke posisi lainnya. Tenaga gerak merupakan
tenaga yang ditampilkan oleh gerak benda. Gerak itu dinyatakan oleh
kecepatan benda. Setiap benda yang berpindah (melakukan usaha) pasti

1
memiliki kecepatan. Artinya, terdapat hubungan antara usaha dengan tenaga
gerak. Tenaga potensial disebut juga sebagai tenaga dalam, tenaga tempat,
atau tenaga dakhil. Tenaga potensial adalah tenaga yang nilainya bergantung
pada posisi acuan. Air di tandon yang berada di atas sumur, dalam hal tenaga
potensialnya, berbeda dengan air di dalam sumur. Tenaga potensial air di
tandon lebih besar dibanding air di dalam sumur. Ini dibuktikan dengan untuk
mengambil air dari tandon tinggal memutar keran saja maka air sudah
mengalir, sementara untuk mengambil air dari sumur harus bersusah payah
dengan menimba. Ketika Anda berada di lantai dua sebuah gedung memiliki
tenaga potensial lebih besar bila dibanding ketika Anda berada di lantai satu.
Untuk naik ke lantai dua Anda harus bersusah payah melewati tangga,
sedangkan dari lantai dua ke satu cukup meloncat dari jendela.
Paparan di dalam bab ini berisi tentang: pengertian tenaga (energi),
usaha, tenaga potensial, dan tenaga gerak. Paparan ini mengacu paparan di
Bab 5 tentang keberadaan gaya konservatif sehingga dikuasai oleh hukum
kekekalan tenaga. Selain itu, paparan ini juga bersifat melandasi paparan Bab
8, khususnya tumbukan lenting sempurna yang bersesuaian dengan hukum
kekekalan energi mekanis.

Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mengerti konsep usaha dan
energi serta memiliki gambaran pemanfaatannya.

7.1 USAHA

Telah disebutkan bahwa usaha merupakan salah satu bentuk energi


yang ditampilkan oleh adanya perpindahan benda dan dilakukan oleh gaya.
Jadi, usaha tidak nol bila keberadaan gaya itu menyebabkan benda bergerak.
Usaha biasa disebut juga kerja (work), dalam MKS bersatuan joule (J) dan
dalam cgs bersatuan erg. Istilah usaha 1 joule adalah usaha yang dikerjakan
oleh gaya sebesar 1 newton searah perpindahan benda sehingga benda
berpindah sejauh 1 meter. Dikenal pula satuan kelipatannya, misalnya 1
kilojoule = 1 kJ = 1.000 J, dan 1 MJ = 106 J. Satuan usaha adalah joule,
satuan ini sama juga dengan newton meter (Nm). Namun, satuan momen
gaya (torsi) juga Nm, tetapi satuan torsi itu tidak boleh dinyatakan dalam
joule. Ini disebabkan torsi yang berperan sebagai gaya pemutar, merupakan
besaran vektor, dan peranannya seperti gaya yang berperan pada gerak rotasi.
Bukankah paparan tentang momen gaya telah Anda jumpai di kelas 12
SMA/MA?

perpindahan benda (s) dengan komponen gaya (F cos ) pada arah


Besar usaha (W) untuk memindahkan benda adalah hasil kali jarak

2
dari A ke B, oleh gaya ( F ) yang membentuk sudut  terhadap perpindahan
perpindahan itu. Gambar 7.2 memperlihatkan perpindahan benda massa m


( s ). Usaha oleh gaya itu dinyatakan:

Gambar 7.2 Perpindahan benda dari A ke B

W  ( F cos  )s  Fs cos  (7.1)


 
Berhubung W merupakan hasil kali antara proyeksi F di sepanjang s
terhadap s maka W merupakan besaran skalar. Sebagai contoh, gaya 4 N
menyebabkan benda berpindah sejauh 3 m, maka usaha yang dikerjakan oleh
gaya itu adalah 12 J. Usaha yang Anda kerjakan pada kehidupan sehari-hari
cukup besar. Misalnya, Anda beraktivitas membuka atau menutup pintu
memerlukan usaha 5 J, melempar bola kasti perlu usaha 20 J, dan untuk naik
ke lantai gedung di atasnya perlu usaha 1.500 J.
Anda, dalam keseharian, biasa mendengar istilah: “telah berusaha
keras” atau “sedang bekerja”. Maknanya adalah melakukan aktivitas yang
diwujudkan dalam bentuk hasil yang bisa disentuh pancaindra. Itu adalah
karya. Istilah berusaha dan bekerja berarti aktivitas yang akhirnya diperoleh
hal baru, yaitu karya. Adapun makna kerja dan usaha dalam bidang fisika
adalah salah satu bentuk tenaga yang dinyatakan oleh perpindahan benda dari
posisi 1 berubah ke posisi 2.
Proses alamiah dan proses buatan dapat mengubah satu bentuk energi
ke energi lainnya. Hal itu dicontohkan oleh beberapa peristiwa berikut ini.
Dinamo mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Peristiwa
sebaliknya, pada motor listrik, terjadi perubahan dari tenaga listrik ke tenaga
mekanik. Energi listrik dapat diubah menjadi panas (pada setrika listrik), dan
panas dapat diubah menjadi tenaga listrik (pada termokopel). Contoh
pengubahan bentuk tenaga ini dinyatakan pada Gambar 7.3. Pengubahan
tenaga itu bisa juga rumit dan melalui proses. Sebagai contoh, pembangkit
listrik bertenaga solar (BBM). Energi dari BBM biasa digunakan oleh negara
yang tidak memiliki sungai besar yang mengalir sepanjang tahun. Itu dapat
dilakukan melalui pemanfaatan mesin diesel dan generator turbin. Prinsip
kerja generator turbin adalah pemanasan air menggunakan BBM sehingga

3
diperoleh uap air bertekanan tinggi. Tenaga dari uap air bersuhu tinggi ini
digunakan untuk memutar turbin. Turbin yang berputar berperan sebagai
generator penghasil tenaga listrik. Proses ini dinyatakan dalam bentuk bagan
pada Gambar 7.4. Diperlihatkan pula, salah satu contoh PLTM (pembangkit
tenaga listrik berbahan bakar minyak) di Singapura (Gambar 7.4b).

Gambar 7.3 Perubahan bentuk energi


Sumber: Yong, 2002

4
Gambar 7.4a Bagan kerja PLTM

Gambar 7.4b PLTM Senoko di Singapura


Sumber: Yong, 2002

Contoh 7.1:
Perhatikan Gambar 7.5! Sebuah kotak
di atas lantai datar dalam keadaan
ditarik mendatar oleh gaya 20 N
sehingga kotak berpindah sejauh 0,4
meter. Berapa usaha yang dikerjakan
oleh gaya itu?
Gambar 7.5 Usaha adalah gaya yang
bekerja dikalikan jarak Jawab:
perpindahan benda yang Usaha yang dikerjakan gaya itu adalah
diakibatkan bekerjanya W = Fxd = (20 N)(0,4 m) = 8 J.
gaya tersebut

5
Contoh 7.2 : Sebuah kotak kayu diletakkan di papan datar yang kasar. Jika
gesekan antara kotak dengan papan adalah 6 N, berapa kerja
minimal yang harus diberikan untuk memindahkan kotak
sejauh 1,5 meter?
Jawab : Gaya untuk memindahkan benda (F) senilai dengan gaya
gesekan kotak oleh papan (6 N), sehingga F = 6 N. Usaha yang
dikerjakan adalah W = (6 N)(1,5 m) = 9J.

Soal-Soal Latihan Subbab 7.1


1. Nyatakan kuantitas berikut ini ke dalam satuan joule: 10 kJ; 0,2 kJ;
106 MJ!
2. Berapa kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar 12 N untuk memindahkan
benda sejauh 5 meter?
3. Uraian berikut ini, peristiwa mana yang memerlukan kerja paling besar?
Jelaskan alasan Anda!
(a) Mendaki bukit setinggi 1.000 m.
(b) Lari menempuh jarak 1.000 m pada lintasan datar.
4. Berapa kerja yang dilakukan oleh pesawat ruang angkasa ketika terbang
pada kecepatan tetap?
5. Satuan usaha adalah Nm = joule, sedangkan satuan momen gaya juga Nm.
Mengapa satuan momen gaya tidak boleh dinyatakan dalam joule?

7.2 ENERGI POTENSIAL

Energi (tenaga) potensial merupakan energi yang dimiliki benda


karena kedudukan dan keadaannya. Ciri dari benda yang memiliki energi
potensial lebih besar adalah bila benda dalam keadaan bebas bergerak dengan
sendirinya. Peganglah sebutir kelereng sambil Anda berdiri dan lepaskan
kelereng itu. Kelereng semula diam ketika Anda pegang, dan bergerak jatuh
bebas setelah dilepas yang akhirnya menyentuh lantai. Ini disebabkan energi
potensial kelereng ketika dipegang nilainya lebih besar dibanding ketika
berada di lantai.
Berikut ini diuraikan energi potensial karena kedudukannya. Air
berada di tempat lebih tinggi energi potensialnya lebih besar dibanding ketika
di tempat yang lebih rendah. Air di tempat lebih tinggi bila dibiarkan bebas
cenderung mengalir (bergerak) ke tempat yang lebih rendah. Telah
dicontohkan, air di dalam tandon berenergi potensial lebih besar dibanding
ketika berada di dalam sumur. Anda berdiri di lantai dua sebuah gedung
berenergi potensial lebih besar dibanding ketika di lantai satu. Berhubung

6
benda dalam keadaan bebas, cenderung bergerak dengan sendirinya ke
tempat yang berenergi potensial lebih rendah maka dikenal hukum alam yang
dinyatakan: “Benda apa pun selalu cenderung menuju ke energi potensial
minimumnya”.
Berikut ini diuraikan contoh energi potensial karena keadaannya.
Energi potensial karet (terbuat dari potongan ban sepeda bagian dalam) pada
ketapel bernilai lebih besar ketika karet meregang. Diperlihatkan oleh
Gambar 7.6, energi potensial karet ketika meregang yang bernilai besar,
dapat diubah menjadi energi (tenaga) kinetik sehingga kerikil dapat terlempar
pada kecepatan besar.

Gambar 7.6 Sebuah ketapel ketika karet diregangkan


Sumber: Yong, 2002

Selain itu, energi potensial (pada busur panah dan pegas senapan) bernilai
lebih besar ketika teregang. Ini juga merupakan contoh keberadaan energi
potensial pada kehidupan sehari-hari.
Berhubung energi potensial benda berubah bila kedudukan dan
keadaan benda berubah, maka dikenal beragam sumber energi. Sebagai
contoh, air di waduk dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi karena
memiliki energi potensial yang besar. Energi potensial air tersebut bisa
digunakan untuk memutar turbin sehingga bisa dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik yang populer dengan sebutan pembangkit listrik tenaga air
(PLTA). Beberapa sumber energi itu telah biasa digunakan pada kehidupan
sehari-hari, misalnya energi batu bara, minyak bumi, nuklir, air, angin dan
gelombang, panas bumi (geotermal), alkohol, dan kimia. Terdapat pula energi
yang belum memasyarakat di Indonesia. Indonesia kaya akan sumber energi
matahari yang berintensitas tinggi dan tidak habis. Hanya saja,
pemanfaatannya (dengan fotovoltaik untuk diubah menjadi tenaga listrik)

7
masih berefisiensi rendah, dan biaya pengadaan fotovoltaik masih mahal
sehingga belum populer untuk dimanfaatkan saat ini.
Sumber energi itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu energi
terbarukan dan energi tidak terbarukan. Sumber energi tidak terbarukan
bersifat dapat habis, misalnya batu bara, minyak bumi, dan nuklir. Sumber
energi terbarukan bersifat tidak dapat habis, misalnya energi alkohol dan
energi bio lainnya, serta energi kimia. Accu dan baterai merupakan contoh
energi kimia yang diubah menjadi energi listrik. Accu dapat diisi kembali.
Energi air, angin, dan gelombang juga tidak dapat habis karena keberadaan
air dan angin hanyalah siklus saja.
Berikut ini diuraikan beberapa sumber energi, keuntungan, dan
kerugian yang terjadi bila dimanfaatkan.

1. Batu Bara
Sumber energi (bahan bakar) ini bersifat awet, dan memberikan efek
pemanasan besar. Batu bara (coal) dimanfaatkan secara dominan untuk
industri besar di kawasan Uni Eropa. Kebetulan di kawasan itu terdapat
cadangan batu bara berkualitas tinggi
(jenis anthrasit) dalam jumlah besar.
Efek samping dari pemanfaatan batu
bara adalah adanya belerang (sulfur)
yang ikut lepas di udara pada setiap
pembakaran batu bara.
Efek samping itu begitu terasa
ketika turun hujan, karena akan disertai
hujan asam. Hujan asam mengakibatkan
ikan dan binatang air di danau mati, dan
arca purbakala dapat rusak karena larut
(Gambar 7.7). Di Indonesia, batu bara
dimanfaatkan dalam bentuk briket yang
dimanfaatkan untuk memasak. Sebuah
briket dapat dimanfaatkan untuk
Gambar 7.7 Sebuah arca rusak memasak sekitar 4 jam. Hanya saja, cara
permukaannya karena membakar briket untuk dimanfaatkan
hujan asam juga perlu waktu lama sehingga tidak
Sumber: Pople, 1993 praktis untuk rumah tangga, tetapi
sangat menguntungkan bagi penjual soto
dan bakso karena mereka memerlukan
pemanasan kuah secara terus-menerus.

8
2. Minyak Bumi
Sumber energi jenis ini, biasa disebut bahan bakar minyak (BBM),
bersifat praktis untuk transportasi, tetapi tidak praktis dan bersifat mahal
kalau untuk lift di gedung bertingkat, penerangan rumah tangga, dan industri
besar. BBM bersifat tidak terbarukan, sehingga suatu saat akan habis, dan
ketika digunakan selalu menghasilkan limbah berupa polusi udara. Polusi itu
disebabkan oleh hidrokarbon dan timbal (Pb). Komponen BBM yang biasa
digunakan untuk sumber energi transportasi darat, laut, dan udara adalah
bensin, solar, dan bensol (avtur).

3. Nuklir
Bagi Indonesia yang saat ini masih kaya sumber energi lain yang lebih
murah, sumber energi ini (nuklir) termasuk sumber energi masa depan.
Sumber energi ini nantinya dapat pula digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir (PLTN). PLTN berbahan bakar isotop uranium (U235) dalam
jumlah beberapa gram saja dapat menghasilkan tenaga besar dan lama (awet).
Pada peristiwa itu isotop U235 mengalami pembelahan (fisi) di reaktor,
kemudian panas yang dihasilkan digunakan untuk memanaskan air, dan
akhirnya diperolehlah uap air bertekanan tinggi yang digunakan untuk
memutar turbin. Kendala pemanfaatan sumber energi ini adalah keamanan

netron cepat juga meradiasi partikel ikutan, yaitu , , . Partikel  bermassa


lingkungan. Ini disebabkan oleh pembelahan U235, selain menghasilkan

lainnya. Partikel , bila masuk ke organ reproduksi manusia, bisa


paling besar, daya tembus rendah, serta segera meluruh menjadi partikel

Gambar 7.8 Sebuah reaktor PLTN


Sumber: Pople, 1993

9
berbahaya. Selain itu, bila  masuk ke tubuh binatang, binatang itu walau
tampak sehat selayaknya tidak dikonsumsi. Walau demikian, keberadaan
PLTN (Gambar 7.8) tidak perlu ditakuti karena pengalaman yang ada, daerah
sekitar reaktor nuklir yang selama ini ada selalu dilengkapi dengan sistem
pengaman yang berlapis.

4. Air
Sumber energi jenis ini biasa digunakan di kawasan negara yang
memiliki sungai besar dan mengalir sepanjang tahun. Pemanfaatan ini dalam
bentuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA). PLTA dapat menghasilkan
energi listrik besar-besaran sehingga bisa digunakan untuk penerangan rumah
tangga dan industri besar. Prinsip kerja PLTA ialah air ditampung di waduk
sehingga memiliki energi potensial besar dan energi potensial itu digunakan
untuk memutar turbin. PLTA bersifat tidak habis karena keberadaan air
adalah siklus saja, juga tidak ada efek samping yang berbahaya bagi
lingkungan. Hanya saja, PLTA (Gambar 7.9) memerlukan lahan luas
sehingga dapat mengubah ekosistem di daerah itu dan memberikan efek
samping, khususnya masalah pembebasan tanah. Misalnya, pembangunan
Waduk Kedung Ombo di Jawa Tengah.

Gambar 7.9 Sebuah bendungan untuk PLTA memerlukan lahan luas


Sumber: Pople, 1993

5. Angin dan Gelombang


Gelombang laut dan angin yang besar dan berlangsung secara terus-
menerus dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin sehingga diperoleh tenaga
listrik. Negeri Belanda terkenal dengan sebutan “Negeri Kincir Angin”
karena biasa menggunakan energi angin untuk memenuhi kebutuhan
energinya. Prosesnya pemanfaatannya angin terus berembus pada intensitas
dan kelajuan besar yang digunakan untuk memutar daun (sudu) kincir angin
agar terus berputar dan ini digunakan untuk memutar turbin sehingga
diperoleh energi listrik (Gambar 7.10).

 10 
Gambar 7.10 Sebuah kincir angin sebagai penghasil energi listrik
Sumber: Pople, 1993

Gelombang laut yang besar dan


berlangsung terus-menerus juga dapat
digunakan untuk memutar turbin
guna menghasilkan energi listrik
(Gambar 7.11). Hanya saja, pemanfa-
atan energi gelombang masih terlalu
mahal sehingga belum biasa diman-
faatkan di Indonesia.

Gambar 7.11 Gelombang laut untuk


memutar turbin
Sumber: Pople, 1993

6. Panas Bumi (Geotermal)


Jika permukaan bumi dibuat dua lubang sejajar, berkedalaman sekitar
7 km, dan air dipompa masuk ke salah satu lubang, akan keluarlah uap air
panas dari lubang lainnya (Gambar 7.12). Uap air panas itu dapat digunakan
untuk memutar turbin guna memperoleh energi listrik. Uap air panas juga

 11 
dapat langsung digunakan untuk pemanasan rumah tangga di daerah yang
memiliki musim dingin. Kelemahan sumber energi ini adalah sukar dan
mahalnya biaya untuk membuat lubang yang begitu dalam.
Tahukah Anda, mengapa biasa dijumpai sumber air panas di lereng
gunung yang sudah mati? Gunung yang mati, pada kedalaman yang tidak
terlalu dalam, masih meninggalkan sisa magma yang panas. Selanjutnya,
terdapat air meresap melalui daerah itu, dan setelah panas tertekan keluar
melalui celah-celah batuan dan keluar di lereng gunung sebagai sumber air
panas.

Gambar 7.12 Bagan sumber energi panas bumi


Sumber: Pople, 1993

7. Alkohol
Brasil merupakan negara di Amerika Latin yang miskin tambang
minyak bumi sehingga harus mengimpor BBM untuk kebutuhan energi
transportasi. Untuk menghemat devisa, negeri itu giat menanam tebu dan
sejenisnya guna mendapatkan alkohol melalui proses fermentasi. Alkohol ini
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor pengganti bensin.
Keuntungan pemanfaatan bahan bakar alkohol adalah sifatnya terbarukan
sehingga tidak khawatir akan habis nantinya. Hanya saja ketika harga BBM
merosot, maka pemanfaatan alkohol bagi konsumen terasa lebih boros
(Gambar 7.13). Selain itu, harga alkohol tidak stabil sebab bergantung pada
musim tanam atau panen dari tanaman penghasil alkohol.

 12 
Gambar 7.13 Alkohol sebagai pengganti bensin.
Sumber: Pople, 1993

Anda harus berhemat dalam memanfaatkan beragam sumber energi di


atas untuk kehidupan sehari-hari. Ini dilakukan karena dua alasan. Pertama,
semakin hemat Anda memanfaatkan sumber energi, pengeluaran Anda
semakin sedikit alias lebih hemat.
Kedua, untuk sumber energi yang
tidak terbarukan, maka generasi
Anda dapat lebih lama menikmati-
nya. Selain itu, diperlukan inovasi
(temuan baru) tentang kemungkinan
sumber energi baru. Energi baru
tersebut mungkin saja berupa
sumber energi yang sudah dikenal,
hanya saja dengan sentuhan tekno-
logi baru maka sumber energi itu
dapat dimanfaatkan secara praktis
dan murah (Gambar 7.14). Saat ini,
sedang dikembangkan penelitian
Gambar 7.14 Energi matahari digunakan
dengan menempatkan
yang memanfaatkan air sebagai
fotovoltaik di atap. Ini pengganti bensin. Ini dilakukan
merupakan sumber energi dengan mengambil komponen
masa depan hidrogen (H) dari air (H2O).
Sumber: Pople, 1993 Hidrogen itu dipakai sebagai bahan
bakar.
Sejarah telah menunjukkan bahwa inovasi penting untuk meningkatkan
peradaban. Ketika itu, orang baru mengenal kuda sebagai alat transportasi
satu-satunya dan populasi orang lebih banyak dari populasi kuda. Saat itu,

 13 
orang khawatir jangan-jangan nantinya banyak orang yang tidak kebagian
kuda. Kekhawatiran itu pupus sudah ketika ditemukan alat transportasi baru
berupa kendaraan bermotor dan bensin sebagai bahan bakar yang lebih
praktis untuk transportasi.

Soal-Soal Latihan Subbab 7.2


1. Jelaskan pengertian dari energi dan energi potensial!
2. Sumber energi apakah yang bersifat tak terbarukan, dapat digunakan
dalam skala besar, dan berefek samping menyebabkan hujan asam?
3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan pemanfaatan PLTA!
4. Mengapa energi alkohol, angin, gelombang, dan sinar matahari tidak
memasyarakat di Indonesia?
5. Mengapa ketapel dapat digunakan untuk melempar kerikil pada kecepatan
besar?

7.3 ENERGI POTENSIAL GRAVITASI

Bumi dan benda lainnya bersifat mengerahkan medan gravitasi,


sehingga setiap benda (bermassa) yang berada di permukaan bumi atau di
permukaan benda lainnya selalu berada di dalam medan gravitasinya. Untuk
paparan ini, medan gravitasi dimaksudkan untuk medan gravitasi bumi. Hal
itu dapat dianalogikan pula untuk bulan ataupun planet lainnya. Keberadaan
medan gravitasi menyebabkan benda yang dilepas dari ketinggian tertentu,
relatif terhadap permukaan bumi, selalu menderita jatuh bebas. Jika gaya
gesekan udara diabaikan, benda yang jatuh bebas itu mengalami percepatan
senilai dengan percepatan gravitasi bumi (g). Berhubung ukuran (dimensi)
bumi jauh lebih besar dibanding penghuninya, di permukaan bumi dapat
dianggap bermedan gravitasi homogen.
Energi potensial gravitasi dibedakan menjadi dua, yaitu energi
potensial gravitasi mutlak (absolut) berlambang U dan energi potensial
gravitasi relatif terhadap acuan (referensi) berlambang Ep. Mengacu paparan
di Bab 6, bila terdapat benda bermassa m yang berada pada ketinggian h di
atas permukaan bumi, m menderita gaya gravitasi yang disebut berat benda
(F). Jika jejari bumi dinyatakan R sehingga m yang berada pada jarak r =
(R+h) dari pusat bumi, massa bumi M, dan tetapan gravitasi umum G, F
dinyatakan:

F 
GMm (7.2)
r2

 14 
Jika semula m berada sejauh r 1 dari pusat bumi dan gaya gravitasi bumi itu
melakukan usaha pada m sehingga m berpindah menjadi lebih dekat dari
pusat bumi (r 2), maka usaha (W) untuk memindahkan m dari r = r 1 ke r = r 2
adalah:

W  GMm(  )
1 1 (7.3)
r2 r1

Jika semula m berada jauh tak hingga dari bumi ( r1   ) dan m bergerak
sendiri mendekati bumi karena usaha (W) oleh gaya gravitasi dan akhirnya
berjarak r 2 = r dari pusat bumi, maka usaha itu:

W
GMm (7.4)
r

Usaha itu senilai dengan tenaga potensial gravitasi bumi (mutlak) U


sehingga bisa ditulis:

U 
GMm (7.5)
r

Mengacu paparan Bab 6 bahwa percepatan gravitasi bumi g  GM ,


2
r
sehingga tenaga potensial gravitasinya dapat dinyatakan:

U   gmr (7.6)

Jika ketika m di permukaan bumi (r 1 = R) berenergi potensial U1, dan pada


ketinggian h dari permukaan bumi sehingga r 2 = (h+R) berenergi potensial U2
(= -mgr 2), maka tenaga potensial di r 2 relatif terhadap r 1 adalah:

E p  U 2  U1  mg(r2  r1 )  mgh

Ini artinya energi potensial dari m relatif terhadap permukaan bumi dan m
berada pada ketinggian h adalah:

Ep = mgh (7.7)
Persamaan (7.7) memberi makna bahwa energi potensial m di tempat
berketinggian h adalah (mgh) lebih besar dibanding di tempat yang
berketinggian nol.

 15 
Perhatikan Gambar 7.15! Sebuah benda massa m dalam keadaan
jatuh bebas, semula berada di titik A pada ketinggian h1 dari lantai dan
bergerak pada percepatan g ke bawah sehingga ketika di titik B berketinggian
h2 dari lantai. Usaha oleh gaya gravitasi bumi untuk memindahkan m dari A
ke B adalah W = mg(h2-h1). Ketika m di titik berenergi potensial EpA = mgh1,
dan ketika di titik B energi potensialnya EpB = mgh2. Berhubung h1 lebih
besar dari h2 maka EpA lebih besar dari EpB. Ini artinya, m yang berpindah dari
A ke B mengalami penurunan energi potensial sebesar:

E p  mg(h2  h1 )

Berhubung usaha oleh gaya gravitasi


W = mg(h1-h2), maka berlaku kaitan:

W = – E p (7.8)

Diperoleh simpulan bahwa: usaha oleh


gaya gravitasi senilai dengan
penurunan tenaga potensialnya. Gaya
Gambar 7.15 Usaha oleh gaya gravitasi gravitasi termasuk gaya konservatif,
bumi sehingga persamaan (7.8) berlaku pula
untuk gaya konservatif lainnya.

Jika dua benda bermassa sama besar (m) dan berada pada ketinggian
yang sama (h), energi potensialnya (Ep) juga senilai. Hal itu ditampilkan oleh
Gambar 7.15. Diperlihatkan massa benda A senilai dengan B, pada ketinggian
h memiliki Ep senilai, walaupun benda B berpindah pada lintasan miring
sedangkan benda A berlintasan tegak.
Jika permukaan lantai dipilih memiliki Ep = 0, dan di atas lantai Ep > 0,
di bawah lantai memiliki energi potensial negatif (Ep < 0). Hal ini
diperlihatkan oleh Gambar 7.16. Diperlihatkan titik A dan B dipilih berenergi
potensial nol, maka titik C berada sejauh l di bawah titik B memiliki Ep = –
mgl. Titik D yang berada h di atas A berenergi potensial +m’gh.

 16 
Gambar 7.15 Benda A dan B memiliki massa Gambar 7.16 Tenaga potensial relatif
dan tinggi sama, maka Ep senilai terhadap A dan B

Contoh 7.3 : Seorang siswa memindahkan tasnya dari lantai ke laci meja
yang tingginya 0,5 meter. Diketahui, tas itu bermassa 3 kg.
Berapakah tenaga potensial gravitasi yang diberikan pada tas
itu? Diketahui percepatan gravitasi bumi di tempat itu adalah
10 m/s2.
Jawab : Energi potensial gravitasi yang diterima oleh tas adalah:
Ep = mgh = (3 kg)(10 m/s2)(0,5 m) = 15 joule.

Contoh 7.4 : Sebuah benda bermassa 0,5 kg berada pada ketinggian 4 m di


atas tanah. Jika diketahui g = 10 m/s2, berapakah energi
potensialnya? Berapa pula energi potensial benda itu pada
ketinggian 2 kali semula?
Jawab : Energi potensial gravitasi Ep = mgh = (0,5 kg)(10 m/s2)(4m)
= 20 J.
Pada ketinggian 2 kali semula, berarti h = 8 m, sehingga
Ep = mgh = (0,5)(10)(8) = 40 joule.

Soal-Soal Latihan Subbab 7.3


Semua soal berikut ini menggunakan asumsi bahwa gaya gesekan udara bisa
diabaikan dan percepatan gravitasi bumi bernilai 10 m/s2.
1. Jelaskan letak perbedaan antara energi potensial gravitasi mutlak (U) dan
energi potensial gravitasi relatif terhadap acuan (Ep)!
2. Sebuah batu dilempar ke atas dari tanah oleh usaha 10 J. Berapa besarkah
energi yang diberikan ke batu? Berapa tenaga potensial batu pada
ketinggian maksimumnya?

 17 
3. Berapakah energi potensial benda bermassa 6 kg yang berada 4 meter di
atas tanah? Berapa pula energi potensial benda itu pada ketinggian 8
meter dari tanah? Pada ketinggian berapa benda itu memiliki energi
potensial senilai 360 J?
4. Sebuah batu berada pada ketinggian tertentu dari tanah dan diketahui
berenergi potensial 100 J. Berapa tenaga potensial batu bila tingginya
tinggal setengah dari semula?
5. Perhatikan Gambar 7.17! Sebuah benda massa 2 kg dikenai usaha sebesar
72 J sehingga berpindah dari D ke A. (a) Berapa energi potensial benda
ketika di titik A? (b) Jika batu jatuh dan tingginya tinggal setengah dari
semula (di titik B), berapa besar energi potensialnya?

Gambar 7.17 Tinggi benda berubah maka energi potensialnya juga berubah

7.4 ENERGI KINETIK

Energi kinetik (tenaga gerak) adalah salah satu bentuk energi yang
ditampilkan oleh gerak benda. Untuk memahami energi kinetik, perhatikan
Gambar 7.18. Sebuah bola tenis bermassa m, semula diam (u = 0), dilempar

Gambar 7.18 Bola bermassa m dilempar pada kecepatan v sehingga berenergi kinetik
½ mv2

 18 
oleh tangan sehingga saat lepas berkelajuan v. Kelajuan itu terjadi ketika bola
menempuh jarak s, dan sejauh itu tangan mendorong bola dengan gaya F.
Pada peristiwa ini tangan melakukan usaha terhadap bola tenis sebesar Fs.
Usaha itu diberikan seluruhnya kepada bola dan diubah menjadi tenaga
kinetik yang nilainya juga Fs. Mengacu hukum II Newton pada m tetap,
maka gaya diderita m yang mengalami percepatan a (dari u = 0 sampai u = v)
adalah F = ma. Ketika bola masih dipengang dan berpindah sejauh s, bola
bergerak GLBB dipenuhi v2 = u2 + 2as. Berhubung u = 0, maka:

s
v2 (7.9)
2a

Energi kinetik bola saat setelah dilempar adalah Fs = (ma)(s) =


ma ( )  mv2 sehingga diperoleh persamaan energi kinetik (Ek) benda:
v2 1
2a 2

Ek 
1 2
mv (7.10)
2

Jika massa benda dalam kg dan kecepatan benda bersatuan m/s, maka satuan
energi kinetik adalah joule. Sebagai contoh, benda bermassa 0,5 kg bergerak
pada kelajuan 4 m/s, maka Ek benda adalah ½ mv2 = ½ (0,5kg)(4m/s)2 = 4J.
Berhubung energi kinetik berkaitan dengan gerak benda, dan besarnya
gerak dinyatakan oleh momentum linier sehingga energi kinetik dapat

dihubungkan dengan besaran momentum linier ( p ). Telah dipaparkan pada

benda p  mv . Semakin besar energi kinetik benda, semakin besar pula


Bab 2, bila benda massa m bergerak pada kecepatan v, momentum linear
 

momentum liniernya. Hubungan antara Ek dengan p dapat dinyatakan:

Ek 
p2
(7.11)
2m

Telah kalian mengerti bahwa energi kinetik adalah energi yang


ditampilkan oleh adanya gerak benda. Ini artinya setiap benda yang bergerak
memiliki energi kinetik. Energi kinetik, bukan hanya oleh gerak translasi
saja, melainkan juga oleh gerak rotasi. Karenanya, dikenal energi kinetik
translasi (½ mv2) dan energi kinetik rotasi. Paparan tentang energi kinetik
rotasi telah Anda jumpai ketika belajar fisika di SMA kelas 12.

 19 
Gambar 7.19 memperlihatkan sebuah bola sesaat setelah ditendang.
Selama kaki menendang bola, kaki memberikan usaha pada bola. Setelah
bola lepas dari kaki, seluruh usaha yang diterima bola itu diubah menjadi
energi kinetik. Peristiwa itu diperlihatkan
oleh bola yang melaju kencang dan
sambil berputar pada sumbunya. Bola
melaju dinyatakan oleh energi kinetik
translasi, dan bola berputar pada
sumbunya dinyatakan oleh energi kinetik
rotasi.
Energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan dan yang dapat dilakukan
adalah mengubah dari satu bentuk energi
ke bentuk energi lainnya. Misalnya saja,
ketika Anda melempar bola tenis ke arah
atas. Peristiwa itu memperlihatkan adanya
Gambar 7.19 Bola ditendang terjadi perubahan dari energi kimia (berupa
perubahan energi dari makanan yang Anda makan) menjadi
usaha menjadi energi
usaha untuk melempar bola dan setelah
kinetik
bola lepas dari tangan, seluruh usaha
diubah menjadi energi kinetik. Saat bola
mencapai ketinggian maksimum,
semua energi kinetik bola diubah
menjadi energi potensial (Gambar
7.20). Ketika bola kembali ke
tangan Anda, diperoleh lagi energi
kinetik maksimumnya.
Contoh lain dari perubahan
bentuk energi ditampilkan pada
Gambar 7.21. Gambar itu memper-
lihatkan sebuah mobil berbahan
bakar bensin. Bensin berperan
sebagai sumber energi dari ikatan
kimia hidrokarbon. Mobil itu,
dalam keadaan mesin hidup,
semula diam dan kemudian ber-
gerak dipercepat, selanjutnya diper-
lambat dan akhirnya berhenti.
Gambar 7.20 Perubahan bentuk energi: Ketika mobil bergerak dipercepat,
kimia – kinetik – potensial – energi ikatan kimia dari bensin
kinetik (panas dan bunyi) digunakan untuk memanasi mesin

 20 
mobil dan knalpotnya, timbul panas karena gesekan badan mobil dengan
udara, dan energi kinetik mobil. Ketika mobil diperlambat, energi ikatan
kimia dari bensin juga digunakan untuk membuat kampas remnya memanas.

Gambar 7.21 Perubahan bentuk energi selama mobil bergerak

Contoh 7.5 : Sebuah kotak bermassa 4 kg berada di atas permukaan


lengkung yang licin (Gambar 7.22). Semula kotak itu diam
pada ketinggian 5 meter di atas lantai. Berapakah laju kotak
ketika berada di lantai?
Jawab : Semula tenaga potensialnya Ep = mgh = (4 kg)(10 m/s2)(5 m) =
200 J. Ketika kotak mencapai lantai, semua energi
potensialnya diubah menjadi energi kinetik, yaitu Ek = 200 J =
½ mv2. Akhirnya, diperoleh laju kotak ketika di lantai (v)
adalah 10 m/s2.

Gambar 7.22 Kotak bergerak menuju ke energi potensial minimumnya

 21 
Contoh 7.6 : Gambar 7.23 memperlihatkan lintasan sebuah jet coaster.
Diketahui, semula jet coaster dalam keadaan diam di
ketinggian 16,2 meter (h1). Berapakah kelajuan jet coaster
ketika berada di titik P, Q, dan R?

Gambar 7.23 Energi kinetik jet coaster bergantung pada posisinya

Jawab : Di titik P, energi kinetik benda (jet coaster) sama dengan


energi potensial ketika mulai bergerak, sehingga Ek(P) =
Ep(mulai bergerak). Diperoleh: ½ mv2 = mgh, sehingga
v  2 gh  (2)(10)(16,2) = 18 m/s.

Di titik Q: Energi kinetiknya (Ek) senilai dengan selisih energi


potensial (Ep) ketika mulai bergerak dengan ketika di titik Q.
Diperoleh: ½ mv2 = mg(h1-h2) atau ½v2 = (10)(16,2–11,2), dan
diperoleh v = 10 m/s.
Di titik R: Energi kinetik benda senilai dengan selisih energi
potensial di titik itu terhadap ketika benda mulai bergerak.
Sesuai dengan HKEM, diperoleh hasil: ½ mv2 = mg(h1-h3),
atau ½ v2=(10)(16,2-9,0) atau v = 12 m/s.

Soal-Soal Latihan Subbab 7.4


Gunakan asumsi pada semua soal berikut ini bahwa gaya gesekan udara pada
benda bisa diabaikan dan percepatan gravitasi bumi di tempat itu 10 m/s2.
1. Jelaskan beragam perubahan bentuk energi ketika Anda sedang
berolahraga lompat tinggi!
2. Sebuah batu massa 50 gram dilempar ke atas oleh usaha yang dikerjakan
tangan pelempar sebesar 10 J. Berapa tinggi maksimum batu relatif
terhadap posisi ketika dilempar? Berapa pula kelajuan awal batu itu?

 22 
3. Sebuah benda bermassa 6 kg bergerak pada kecepatan 5 m/s. Berapakah
energi kinetik benda itu? Berapa pula energi kinetik benda ketika
kecepatannya dua kali kecepatan semula.
4. Sebuah bola bermassa 0,5 kg berenergi kinetik 100 J. Berapakah kelajuan
bola itu?
5. Sebuah bola bermassa 0,5 kg dilepas dari atap perahu sehingga bola
mengalami jatuh bebas. Ketika bola mencapai permukaan laut berkelajuan
10 m/s, berapakah energi kinetik bola ketika menyentuh permukaan air
laut? Berapa pula energi potensial bola sebelum dilepas?

7.5 USAHA DAN ENERGI KINETIK

Telah diperlihatkan pada Gambar 7.19 bahwa bola massa m semula


diam (u = 0); setelah ditendang kecepatannya menjadi v. Peristiwa kaki
menendang bola berarti kaki memberi gaya (F) kepada bola sejauh s,
sehingga bola menerima usaha W = Fs. Karena bola menerima usaha,
sehingga semula u = 0 dan berenergi kinetik sebesar Eko = ½ mu2=0, menjadi
berkelajuan v dan berenergi kinetik Ek = ½ mv2. Seluruh usaha yang diberikan

bertambah sebesar Ek  Ek  Eko . Berhubung Eko = 0, berarti W = Ek – Eko =


kepada bola diubah seluruhnya menjadi energi kinetik dan energi itu

Ek = ½ mv2.
Secara umum, semula benda massa m berkelajuan v1 sehingga energi
kinetiknya Ek1 = ½ m v12 . Berhubung m menderita gaya F sepanjang s,
dikatakan m dikenai usaha W = Fs. Ketika m berpindah sejauh s oleh gaya F,
kelajuan m menjadi v2 sehingga energi kinetiknya menjadi Ek2 = ½ m v22 .
Energi kinetik akhir (Ek2) sama dengan energi kinetik awal (Ek1) ditambah
dengan usaha yang bekerja pada benda itu, sehingga Ek2 = Ek1 + W. Hal itu
berarti:

W = Ek2 – Ek1 = E k (7.12)

Persamaan (7.12) bermakna “usaha oleh gaya sembarang senilai dengan


kenaikan energi kinetiknya”. Syarat yang harus dipenuhi oleh persamaan
(7.12) adalah bahwa F harus bernilai tetap.

Contoh 7.7 : Sebuah benda berpindah sejauh 0,5 meter dan energi kinetik
benda itu bertambah 200 J. Jika pada benda itu tidak terjadi
gaya gesekan, berapa besar usaha terjadi pada benda? Berapa
besar gaya rerata diderita benda? Jika gaya diderita benda 600

 23 
N pada jarak perpindahan yang sama, berapa pertambahan
energi kinetik yang terjadi?
Jawab : (a) Mengacu pada persamaan (7.12) maka E k = W = 200 J.
Jadi, usaha yang ada adalah 200 J.
(b) Berhubung W=Fs, maka gaya rerata diderita benda
F  
W 200
= 400 N.
s 0,5
(c) Jika F = 600 N, W = Fs = (600 N)(0,5 m) = 300 J = E k ,
sehingga pertambahan energi kinetiknya adalah 300 J.

Contoh 7.8 : Sebuah troli bermassa 2,5 kg semula diam. Troli itu didorong
oleh gaya 5 N di permukaan bidang datar. Ketika troli sudah
berpindah sejauh 4 meter, hitunglah (a) besar usaha yang
dikerjakan, (b) pertambahan energi kinetiknya, dan (c) laju
troli sekarang.
Jawab : Diketahui m = 2,5 kg, F = 5 N, dan s = 4 m.
(a) W = Fs = (5 N)(4 m) = 20 J
(b) W  Ek  20 J

(c) E k  mv  0  20J, atau v   4 m/s.


1 2 (2)(20)
2 2,5

Selain besaran usaha, energi kinetik, dan potensial, dikenal pula


besaran daya (power) berlambang P. Daya bersatuan watt (joule/s), adalah
usaha (yang dikerjakan oleh gaya) persatuan waktu (t). Jadi besaran daya (P)
adalah usaha (W) per satuan waktu (t) dan dinyatakan dengan:

P
W
(7.13)
t
Berhubung usaha (W) dikerjakan oleh gaya F yang menyebabkan
perpindahan s sehingga persamaan (7.13) menjadi P  Fs . Selanjutnya,
t
kelajuan benda v  dan persamaan (7.13) dapat pula dinyatakan dengan:
s
t
P = Fv (7.14)

 24 
Persamaan (7.14) memberi makna bahwa daya senilai dengan hasil kali gaya
dengan kecepatan yang terjadi. Daya pada mesin sepeda motor atau mobil
diidentitaskan pada nilai cc. Mobil 1.500 cc bergaya dorong (F) dan dapat
meluncur pada kelajuan (v) lebih besar dibanding sepeda motor 125 cc.
Hanya saja, kendaraan ber-cc besar memiliki daya yang besar dan berarti laju
konsumsi bahan bakarnya juga besar. Gambar 7.24 memperlihatkan beragam
daya mesin, termasuk pula manusia.

Gambar 7.24 Nilai daya beragam mesin dan manusia

Usaha dapat diubah seluruhnya menjadi energi kinetik (persamaan


7.10), energi potensial (persamaan 7.18), atau keduanya. Hanya saja tidak
semua energi masukan pada pelaku usaha dapat diubah menjadi usaha.

Efisiensi mesin (  ) adalah usaha yang dikeluarkan oleh mesin (Wo) dibagi
Karenanya, baik pada mesin maupun pada manusia dikenal istilah efisiensi.

energi masukan (Wi) dan dikalikan 100%. Pada kasus mesin, Wo adalah kerja
oleh mesin misalnya jarak yang ditempuh sepeda motor, sedangkan Wi adalah
energi bahan bakar yang dimasukkannya.


Wo
x100% (7.15)
Wi

Contoh efisiensi pada beragam mesin, termasuk manusia, diperlihatkan pada


Gambar 7.25. Pada contoh itu, diandaikan ketika semua energi masukannya
sama besarnya, yaitu 100 J.

 25 
Gambar 7.25 Efisiensi pada beragam mesin, dan manusia.
Sumber: Pople, 1993

Manusia memakan makanan berbahan karbohidrat, protein, dan lemak,


sedangkan air berperan sebagai pelarut agar makanan itu bisa dicerna dan
menghasilkan energi. Diperlihatkan pada Gambar 7.25, bila makanan yang
dimakan manusia setara dengan energi 100 J, usaha rerata yang dapat
dilakukannya dengan energi itu hanyalah 15 J atau 15% saja. Ini disebabkan
tidak seluruh makanan yang masuk ke perut kita terbakar habis dan menjadi
energi, melainkan masih ada sisa yang dibuang dalam bentuk tinja. Adapun
makanan yang dibakar tidak seluruhnya menjadi usaha, tetapi ada sebagian
yang digunakan untuk memanaskan tubuh dan pembelahan sel atau
pertumbuhan. Artinya, wajar bila efisiensi energi pada manusia rata-rata
adalah 15%. Tentu saja efisiensi energi pada atlet dan petinju lebih besar
daripada manusia sehat pada umumnya.
Gambar 7.25 memperlihatkan efisiensi pada motor listrik adalah 80%.
Jika Anda memiliki mesin pompa air berdaya 300 watt (mengonsumsi energi
listrik 300 J setiap sekonnya), pada efisiensi 80%, daya yang digunakan
untuk memutar motor hanyalah 240 watt (= 240 joule setiap sekonnya).
Mengacu pada persamaan (7.14), dengan mengukur jejari motor dan periode
putaran sehingga diperoleh laju putaran (v), maka Anda dapat menghitung
gaya (F) yang dilakukan oleh motor dan menggunakan 80% dayanya.
Diperlihatkan pula, efisiensi pada mesin mobil adalah 25%. Ini artinya, bila
Anda memasukkan bensin 10 liter, energi dari bensin yang digunakan untuk
bertranslasi hanya ¼ nya saja atau 2,5 liter saja. Adapun komponen energi
lainnya digunakan untuk memanasi mesin dan knalpot serta usaha untuk
melawan gaya gesekan udara yang bekerja pada badan mobil. Jika mobil
Anda mengonsumsi bensin 1 liter untuk 10 km, artinya bila mobil itu

 26 
berefisiensi 100%, 1 liter dapat digunakan untuk menempuh jarak 40 km.
Semakin tua usia mobil yang telah digunakan, efisiensi mesinnya pun dapat
merosot kurang dari 25%. Dikatakan mesin mobil tua itu boros bahan bakar.

Contoh 7.9 : Pada sebuah Pekan Olahraga Nasional (PON), seorang atlet
pembawa api PON berlari kecil menaiki tangga (Gambar 7.26).
Diketahui atlet itu bermassa 48 kg, tinggi tangga yang dilalui
50 meter, dan perjalanan itu berlangsung selama 60 s. Berapa
daya rerata atlet itu?

Jawab:
Energi potensial atlet di titik tertinggi
(50 m terhadap tanah lapang) adalah
Ep=mgh=(48kg)(10m/s2)(50m)=24.000
J.
Kenaikan Ep pada atlet senilai dengan
usaha yang dilakukannya dengan
berlari kecil sehingga W = Ep = 24.000
J. Daya rerata atlet itu (P) adalah

P 
W 24.000J
= 400 W.
t 60s
Gambar 7.26 Seorang atlet berlari
sambil menaiki tangga.
Sumber: Pople, 1993

Soal-Soal Latihan Sub Bab 7.5


1. Apakah pengertian efisiensi pada mesin? Mungkinkah efisiensi mesin
lebih dari 100%? Jelaskan jawaban Anda!
2. Jelaskan hubungan antara usaha dan energi kinetik! Bagaimana hubungan
antara usaha di ruang bermedan gravitasi dan energi potensial?
3. Seorang anak seberat 500 N menaiki tangga gedung selama 10 s. Anak itu
melewati 30 tangga dan setiap tangga tingginya 16 cm. Berapakah daya
dari anak itu?
4. Seseorang melempar batu bermassa 0,1 kg pada kelajuan 25 m/s. Berapa
usaha yang diberikan orang itu? Pada peristiwa itu, batu sebelum lepas
dalam keadaan didorong oleh tangan sejauh 0,5 meter. Berapa gaya yang
dikerjakan oleh tangan “si pelempar”?

 27 
5. Seseorang memakan makanan berbahan karbohidrat sebanyak 500 gram.
Setiap 1 gram karbohidrat, bila terbakar sempurna di perut, setara dengan
energi 1.600 J. Diketahui, bahwa efisiensi usaha tubuh orang itu adalah
15%. Jika orang itu mengangkat 100 N barang dan dipindah sejauh
mungkin dengan energi dari makanan itu, berapa meterkah jarak yang bisa
ditempuhnya?

7.6 HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK

Berdasarkan hukum kekekalan energi (HKE), keberadaan energi


adalah kekal. Artinya, energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan
dan yang dapat dilakukan hanyalah mengubahnya ke bentuk energi lain.
Sebagai contoh, Anda makan sehingga energi dari makanan itu diubah
menjadi panas, pembelahan sel, kerja, dan sisanya dibuang dalam bentuk
tinja. Pada peristiwa itu tidak ada sedikit pun energi yang lenyap karena
jumlah energi masuk senilai dengan energi bentuk lain yang dihasilkannya.
Sementara itu, energi mekanik (E) adalah hasil jumlah dari energi
kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep). Jika benda yang memiliki Ep dan Ek
hanya menderita 1 jenis gaya, yaitu gaya konservatif saja (misalnya gaya
gravitasi), nilai E adalah tetap, dan dikatakan pada peristiwa ini berlaku
hukum kekekalan energi mekanik (HKEM). Jadi, benda yang berada di
dalam medan gravitasi (termasuk medan yang menghasilkan gaya
konservatif) berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Artinya, E di titik A
(=EA) senilai dengan E di titik B (=EB). Berhubung energi mekanik adalah
hasil jumlah energi potensial dan energi kinetik, hukum kekekalan energi
mekanik dapat dinyatakan:

EkA + EpA = EkB + EpB = E = tetap (7.16)

Umumnya, benda bergerak tidak hanya menderita satu gaya saja.


Sebagai contoh, benda yang mengalami jatuh bebas. Benda itu menderita dua
gaya, yaitu gaya gravitasi (termasuk gaya konservatif) dan gaya gesekan
udara (tergolong gaya tidak konservatif). Keberadaan gaya gesekan udara
(termasuk gaya nonkonservatif) menyebabkan hukum kekekalan energi
mekanik tidak berlaku. Akibatnya, energi mekanik (E) nilainya tidaklah
tetap, melainkan merosot karena adanya usaha oleh gaya gesekan udara yang
tidak konservatif. Jika gaya tidak konservatif itu besarnya fg dan benda

E adalah  E senilai Weks, sehingga diperoleh kaitan:


berpindah sejauh s, maka usaha oleh gaya itu adalah Weks = fgs. Pemerosotan

 28 
Weks  E (7.17)

Contoh 7.10 : Sebuah batu bermassa 100 gram dilempar sehingga ber-
kelajuan awal 25 m/s. Berapa kelajuan benda itu pada
ketinggian 10 meter. Gunakan asumsi bahwa tidak ada gaya
gesekan udara dan g = 10 m/s2.
Jawab : Disebabkan tidak ada gaya gesekan udara, berarti satu-satunya
gaya yang bekerja adalah gaya gravitasi saja yang bersifat
konservatif. Itu artinya berlaku hukum kekekalan energi
mekanik: EkA + EpA = EkB + EpB. Ketika di A tinggi benda hA=0
sehingga EpA=0 dan EkA= ½ m v A2 . Ketika di B: EpB=mgh dan
EkB = ½ m vB2 . Dipenuhi kaitan: 1 mvA2  mgh  1 mvB2 atau
2 2
vB  v  2 gh  20,6 m/s.
2
A

Contoh 7.11 : Benda bermassa 0,1 kg, dilempar dari atas menara setinggi 10
meter. Hitunglah energi kinetik benda ketika mencapai tanah.
Hitung pula berapa besar kelajuan benda saat itu!
Jawab : Di atas menara disebut titik A, di permukan tanah disebut titik
B. Melalui pengabaian gaya gesekan udara, maka berlakulah
hukum kekekalan energi mekanik EA = EB, sehingga EA = ½ m
v A2 +mghA dan EB = ½ m vB2 +0. Diperoleh EkB = ½ (0,1 kg)
(25 m/s)2 + (0,1 kg)(10 m/s2)(10 m) = 41,25 J. Kelajuan benda
ketika menyentuh tanah adalah:

vB   28,7 m/s.
2 E kB
m

Soal-Soal Latihan Sub Bab 7.6


1. Kapankah benda yang bergerak dikuasai oleh hukum kekekalan energi
mekanik dan kapan pula hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku?
2. Sebuah meriam bermassa 1 kg ditembakkan pada laju awal 600 m/s.
Berapakah laju meriam ketika mencapai sasaran yang berada pada
ketinggian 50 m pada jarak 1.200 meter relatif dari penembak?

 29 
3. Terkait dengan soal nomor 2, bila selama perjalanan meriam menderita
gaya gesekan udara, dan gesekan udara itu menelan usaha 100 J,
berapakah energi mekanik meriam di sasaran? Berapa pula kelajuan
meriam di sasaran?
4. Benda bermassa 1 kg, dilepas dari ketinggian 10 m di atas tanah. Berapa
energi kinetik dan potensial ketika benda berada pada ketinggian 1 meter
di atas tanah? Berapa pula kelajuan benda saat menyentuh tanah?
5. Sebuah pesawat terbang dalam keadaan terbang mendatar berkecepatan
1.000 km/jam, dan berada pada ketinggian 100 meter di atas tanah. Saat
itu, pesawat melepas bom seberat 1.000 N. Di manakah bom akan jatuh?
Berapa pula kelajuan bom saat menyentuh tanah?

7.7 RANGKUMAN

 Keterangan lambang:
W = usaha E k = kenaikan energi kinetik
F = gaya  E p = penurunan energi potensialnya
m = massa benda P = daya

 =
s = jarak perpindahan v = kelajuan
 
sudut antara F terhadap s g = percepatan gravitasi bumi
h = tinggi m terhadap acuan Wo = usaha keluaran
E = energi mekanik Wi = energi masukan
EkA,B = energi kinetik di A,B EpA,B = energi potensial di A,B
 Energi : kemampuan untuk melakukan usaha.
Usaha : salah satu bentuk energi yang dinyatakan oleh
perpindahan benda.
Energi kinetik : salah satu bentuk energi yang ditampilkan oleh gerak
benda.
Energi potensial : salah satu bentuk energi berdasar posisi relatif
terhadap acuan.
Energi mekanik : hasil jumlah dari energi kinetik dan energi
potensialnya.
 Hukum Kekekalan Energi (HKE): “energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan, dan yang dapat dilakukan hanyalah mengubah dari suatu

 Hukum Kekekalan Energi Mekanik (HKEM): “Pada sistem yang


bentuk energi ke bentuk energi lainnya.”

melibatkan gaya konservatif saja maka jumlah energi kinetik ditambah


dengan energi potensial nilainya selalu tetap.”

 30 
 Dikenal beberapa persamaan:
(a) W = Fs cos 
(b) Pada F jenis sembarang : W= E k
(c) Pada sistem konservatif : W  Ek
(d) Hukum kekekalan energi mekanik : EkA + EpA = EkB + EpB = E
(e) Efisiensi ( )  Wo x100%
Wi
(f) Ep=mgh
(g) Ek= ½ mv2
(h) P  W  Fv
t

SOAL-SOAL LATIHAN BAB 7

1. Benda bermassa 1 kg dipindahkan ke tempat baru yang berada 160 cm


lebih tinggi dari tempat yang lama. Berapa kenaikan energi potensial
itu?
2. Sebuah satelit bermassa 200 kg dalam keadaan mengorbit bumi pada
jejari orbitnya 4,40x104 km. Berapa besar pertambahan energi potensial
satelit (kalau) dibanding ketika masih di permukaan bumi?
3. Sebuah peluru senapan bermassa 2 gram, ditembakkan pada kelajuan
awal 30.000 cm/s. Berapa energi kinetik peluru sesaat setelah
ditembakkan?
4. Di udara terdapat campuran molekul gas dan setiap molekul selalu
bergerak. Hitunglah energi kinetik molekul yang bergerak pada kelajuan
500 m/s. Asumsikan bahwa massa molekul itu 4,6x10-26 kg.
5. Sebuah kotak semula diam, kemudian meluncur ke bawah di bidang
miring yang kasar. Diketahui ketinggian kotak semula adalah 1 m dan
saat mencapai alas berkelajuan 4 m/s. Apakah pada peristiwa itu berlaku
hukum kekekalan energi mekanik? Jelaskan jawaban Anda!
6. Berapakah energi kinetik benda bermassa 1 kg dalam keadaan jatuh
bebas, dan menempuh jarak 16 meter? Asumsikan g = 10 m/s2.
7. Berapa kerja yang harus dilakukan untuk menaikkan 100 gram balok
setinggi 200 cm. Diketahui: balok semula diam dan pada ketinggian 200
cm benda berkelajuan 300 cm/s.

 31 
8. Berapa besar usaha (nyatakan dalam joule) untuk menaikkan benda
bermassa 2 kg setinggi 2 meter?
9. Seseorang seberat 600 N memanjat tebing vertikal menempuh jarak 10
meter dalam waktu 20 s. Berapa daya keluaran rerata dari orang itu?
10. Gaya gesekan udara di badan mobil sebesar 2.500 N menyebabkan
mobil bergerak di jalan datar pada kelajuan 20 m/s. Berapa besar daya
oleh mesin mobil?

 32 
DAFTAR PUSTAKA

Bird, J.O, May, A.J.C. 1988. Science F Checkbook, 2nd edition. Heineman
Oxford: Professional Publishing.
Foglee, M. 1995. The High School Physics Tutor, 3nd edition. New Jersey:
Research and Education Association.
Jati, B.M.E. 2013a. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 1, edisi 1, Yogyakarta: Penerbit Andi.
––––––––––2013b. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 2, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jati, B.M.E.; Priyambodo, T.K. 2008. Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu –
Ilmu Eksakta & Teknik, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi
––––––––––2010: Fisika Dasar Listrik – Magnet, Optika, Fisika Modern,
edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Ohanian, H.C. 1989. Physics, 2nd edition. New York: W.W. Norton &
Company.
Pople, S. 1993. Explaining Physics, 4th edition, GCSE Edition. London:
Oxford University Press.
Tipler. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik, jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Young, L.W., Wai, L.K., Fong, S.T.W. 2002. Physics Insights, 2nd edition.
Singapore: Pearson Education Asia Pte Ltd.

http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/hph.html; diakses 01 Oktober


2005
http://www.saburchill.com/Physics; diakses 10 Oktober 2009
http://www.banksoal.web.id; diakses 28 Juli 2012

x
SUMBER GAMBAR

Jati, B.M.E. Priyambodo, T.K. 2010. Fisika Dasar Listrik – Magnet, Optika,
Fisika Modern, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jati, B.M.E. 2013. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 1, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Jati, B.M.E. 2013. Seri Buku Fisika Anak Cerdas untuk SMA/MA Kelas X
Semester 2, edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pople, S. 1993. Explaining Physics, 4th edition. GCSE Edition. London:
Oxford University Press.
Young, L.W.; Wai, L.K.; Fong, S.T.W. 2002. Physics Insights, 2nd edition.
Singapore: Pearson Education Asia Pte Ltd.
Harian Kompas, sejumlah edisi, tahun 2010 – 2013, Jakarta

 xi 
GLOSARIUM

1. Kesetaraan Antarsatuan
Panjang Massa
1 in = 2,54 cm 1 kg = 103 gram
1 ft = 12 in = 30,48 cm 1 slug = 14,56 kg
1m = 1,0936 yd = 3,281 ft = 39,37 in 1 kg = 6,852x10–2 slug
= 6,022x1026 u
1u = 1,66057x10-27 kg

1 liter = 103 cm3 = 10-3 m3 = 3,531x10-2 ft3  rad = 80o


Volume Sudut

1 gal (US) = 3,786 liter 1 rad = 57,30o


1o = 1,745x10-2 rad
Waktu Gaya
1 jam = 60 menit = 3.600 sekon 1 lb = 4,4482 N
1 hari = 24 jam = 1.440 menit 1 N = 0,2248 lb = 105 dyne
= 8,64x104 sekon
1 tahun = 365,24 hari = 3,156x107 sekon
Tekanan Kuat medan magnet
1 atm = 1,01325 bar = 760 torr 1 tesla = 104 gauss
= 1,01325x105 Pa
Tenaga Daya
1 lb ft = 1,356 J = 3,766x10-7 kWh 1 daya kuda = 745,7 W
= 1,286x10-3 Btu = 550 lb ft/s
1 kal = 4,1840 joule 1 W = 0,7376 lb ft/s
1 eV = 1,602x10-19 joule = 1,341x10–3 daya kuda
1 Btu = 778 lb ft = 252 kal = 1054 joule

2. Pembacaan Lambang
   
   
= alpha = nu

   
= beta = xi

   
= gamma = omikron
= delta = pi

 xii 
   
   
= epsilon = rho

   
= zeta = sigma

   
= eta = tau

   
= theta = upsilon

   
= iota = chi

   
= kappa = psi

 
= lamda = omega
= mu

3. Tetapan Fisika
Nama tetapan Lambang Nilai Satuan SI

o
8
Laju cahaya di vakum c 3x10 meter/sekon
Permitivitas vakum 8,85x10-12 F/m

4 o
1
Tetapan Coulomb k 9,0x109 Nm2/C2

o
Permeabilitas di vakum 4x10-7 =1,26x10–4
H/m
Muatan elementer 1,60x10-19 C
e
Tetapan Plank h 6,63x10–34 joule sekon
Massa diam elektron mo 9,11x10–31 kg
5,49x10–4 u
Massa diam proton mp 1,67265x10–27 kg
1,007276 u
Massa diam netron mn 1,67495x10–27 kg
1,008665 u
Perbandingan muatan e/m 1,76x1011 C/kg
dengan massa elektron
Bilangan Avogadro NA 6,02x1023 mol-1
Tetapan gas molar R 8,31 J/mol K
1,38x10–23

Tetapan Boltzmann K J/K
Tetapan Stefan-Boltzmann 5,67x10–8 W/m2K4
Tetapan Faraday F 9,65x104 C/mol
Volume molar gas ideal Vm 22,4 liter/mol
pada kondisi STP 2,24x10–2 m3/mol
Tetapan Rydberg Rd 1,10x107 m-1

c
Jejari Bohr ao 5,29x1011 meter
Panjang gelombang Com- 2,43x10–12 meter
pton
Tetapan gravitasi G 6,67x10–11 Nm2/kg2

 xiii 
INDEKS

A GLB, 37, 44, 45, 46, 53, 54, 55, 57, 64,
angka penting, 1, 28, 30, 32, 34 66, 74, 75, 79, 80, 81, 83, 84, 87, 88,
90, 91, 92, 94, 104, 108, 233, 234
B GLBB, 37, 49, 54, 55, 56, 62, 64, 75, 79,
besaran pelengkap, 4, 9, 10, 31 83, 84, 85, 87, 91, 92, 94, 104, 147,
besaran pokok, 4, 5, 31 233
besaran skalar, 16, 17, 18, 39, 41, 44, 80, GMB, 95, 96, 98, 99, 103, 104, 105
131 goniometri, 88, 90
besaran turunan, 4, 9, 10, 15, 31, 32, 33,
71 H
besaran vektor, 16, 17, 32 HKEM, 120, 150, 156, 159, 255
hukum gravitasi (umum) Newton, 128
D hukum Newton, 123, 161
dimensi, 1, 12, 15, 16, 31, 33, 79, 142,
312 K
kecepatan sudut, 95, 96, 98, 105
G kecepatan tangensial, 94
gaya berat, 59, 61, 69, 84, 101, 106, 111, kelajuan, 16, 18, 22, 37, 39, 41, 42, 43,
114, 122, 177, 234, 244, 255 44, 47, 53, 57, 80, 81, 82, 84, 87, 90,
gaya dorong, 21, 36, 68, 69, 72, 75, 109, 92, 93, 110, 120, 138, 147, 150, 151,
111, 112, 120, 122, 163, 164, 174, 175, 152, 153, 156, 157, 158, 159, 160, 165,
176, 177, 179, 202, 245 166, 167, 168, 170, 172, 173, 174, 175,
gaya gesekan, 22, 59, 60, 61, 63, 64, 69, 177, 179, 180, 183, 189, 233, 241, 242,
72, 76, 84, 90, 92, 94, 107, 108, 109, 243, 244, 245, 246, 248, 249, 250, 251,
110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 118, 254, 255, 258, 261, 262, 263, 266, 268,
119, 120, 121, 122, 134, 142, 145, 150, 269, 270, 271, 276, 277, 278, 280, 281,
151, 155, 156, 157, 158, 160, 189, 190, 282, 285, 296, 297, 298, 300, 309, 324
191, 215, 233, 234, 236, 240, 255, 256, kinematika, 35, 79
257 kualitatif, 2, 107, 301
gaya gesekan kinetis, 69 kuantitas gerak, 37
gaya gesekan statis, 69 kuantitatif, 2, 5, 31, 107, 301
gaya normal, 69, 74, 107, 114, 115, 116,
121 M
gerak jatuh bebas, 59, 60, 62, 63, 65, 78 massa jenis, 10, 12, 13, 14, 16, 31, 33, 61,
gerak rotasi, 37, 38, 65, 75, 94, 130, 147 127, 193, 200, 201, 203, 206, 208, 209,
gerak translasi, 37, 65, 68, 75, 94, 104, 212, 214, 218, 220, 221, 222, 223, 224,
109, 147, 310, 319 225, 226, 227, 235, 236, 238, 243, 244,

 xiv 
245, 247, 249, 250, 251, 271, 280, 321, satuan, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13,
322, 328, 329, 330, 332 14, 15, 17, 18, 21, 23, 24, 25, 26, 31,
32, 38, 41, 44, 48, 50, 52, 53, 67, 76,
P 96, 98, 125, 130, 134, 147, 152, 164,
pengukuran, 1, 2, 12, 26, 28, 29, 30, 34, 165, 182, 193, 194, 213, 230, 236, 241,
60, 64, 71, 213, 305 243, 250, 253, 271, 288, 289
percepatan sentrifugal, 99, 105 satuan massa, 1
percepatan sentripetal, 94, 95, 98, 99, 105 stroboskop, 100
perkalian vektor, 38, 161, 162
perlajuan, 3, 52, 76 V
volume, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 32, 127,
R 193, 198, 200, 214, 216, 220, 221, 222,
ralat, 29, 34 224, 226, 227, 231, 239, 240, 241, 242,
243, 244, 250, 271, 301, 310, 321, 322,
S 323, 324, 325, 326, 327, 328, 330, 331,
satelit, 101, 102 332

 xv 

Anda mungkin juga menyukai