Anda di halaman 1dari 2

BERITA PERS

Dapat diterbitkan segera

Agung Podomoro Sambut Kebijakan Pemerintah Mudahkan WNA Beli


Properti di Indonesia

Jakarta, 20 November – Agung Podomoro, pengembang terdepan, terintegrasi dan tepercaya


di Indonesia, menyambut kebijakan pemerintah yang memudahkan Warga Negara Asing
(WNA) untuk memiliki properti di Tanah Air. Melalui relaksasi regulasi ini, Agung Podomoro
percaya kinerja sektor properti nasional akan terus bertumbuh secara berkelanjutan.
Corporate Marketing Director Agung Podomoro, Agung Wirajaya, menyatakan sektor
properti nasional sedang berupaya keras memulihkan kinerja imbas dari pandemi Covid-19.
Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 2021
tentang hak pengelolaan, hak atas tanah, satuan rumah susun, dan pendaftaran tanah bagi
WNA akan menjadi suplemen yang memberikan energi tambahan bagi sektor properti untuk
meningkatkan kinerjanya sehingga berkontribusi semakin besar terhadap keberlanjutan
ekonomi Indonesia.
“Agung Podomoro menyambut positif inovasi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dengan
membukakan pintu bagi WNA agar dapat membeli properti di Indonesia. Dengan hadirnya
regulasi ini, segmen pembeli menjadi bertambah dan harapannya permintaan terhadap
properti-properti berkualitas semakin tinggi,” kata Agung.
Sebagai upaya memanfaatkan momentum ini, Agung Podomoro pada Sabtu (18/11)
menggelar private gathering dengan mengundang para WNA.
Agung melanjutkan kegiatan ini merupakan salah satu upaya dari perseroan bersama
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk memberikan informasi komprehensif
mengenai detail regulasi, tata cara pembelian, hingga produk-produk properti Agung
Podomoro yang sesuai dengan ketentuan pemerintah bagi WNA.
Direktur Pengaturan Pendaftaran Tanah dan Ruang Kementerian ATR/BPN Hasan Basri Nata
Menggala menambahkan PP 18 Tahun 2021 memastikan bahwa WNA dapat memiliki rumah
tapak (landed house) dan apartemen (satuan rumah susun). Dalam proses pembeliannya,
WNA cukup memenuhi dokumen keimigrasian seperti visa, paspor, maupun izin tinggal.
Setelah WNA memenuhi berkas permohonan, akta jual-beli dan bukti perpajakan,
Kementerian ATR/BPN akan menyelesaikan proses balik nama kepemilikan properti kepada
ekspatriat hanya dalam lima hari kerja.
“Keistimewaan lainnya dari kebijakan pemerintah ini adalah ketentuan jangka waktu
kepemilikan properti yang lebih panjang bagi WNA hingga 80 tahun dalam satu siklus.
Pemberian pertama 30 tahun yang dapat diperpanjang selama 20 tahun dan pembaharuan
hak ditambah menjadi 30 tahun lagi. Sama seperti hak-hak tanah lainnya, untuk hak atas
properti WNA ini juga dapat diwariskan kepada anak maupun suami/istrinya,” ucap Hasan.
Saat ini, tren kepemilikan properti oleh WNA di Indonesia terus meningkat. Dua bulan yang
lalu, kata Hasan, baru ada 11 properti yang ditransaksikan bagi WNA di Batam. Tetapi jika
diakumulasikan hingga per November ini, sudah mencapai 70 transaksi. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa PP 18 Tahun 2021 telah menarik minat yang cukup tinggi bagi WNA
untuk membeli properti di Indonesia. Oleh karena itu, Kementerian ATR/BPN akan terus aktif
melakukan sosialisasi termasuk kepada lingkungan diaspora di luar negeri.
“Momentum PP 18 Tahun 2021 ini harus dimanfaatkan secara maksimal karena pemerintah
sudah memastikan dari sisi kekuatan hukum yang artinya kepemilikan properti secara pribadi
bagi WNA sangat menjanjikan. Kepemilikan properti bagi WNA merupakan peluang yang
sangat baik untuk investasi,” kata dia.
Senada dengan Hasan, President FIABCI Asia Pacific Region sekaligus Wakil Ketua Umum DPP
REI Bidang Hubungan Luar Negeri, Rusmin Lawin, menambahkan WNA akan memiliki banyak
keuntungan dengan membeli properti di Indonesia. Alasannya, dari sisi harga, properti di
Indonesia masih lebih terjangkau dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, serta
pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai rata-rata 5% dalam 10 tahun terakhir. Dari
aspek politik, situasi di Indonesia cukup kondusif.
“Indonesia adalah negara terakhir di ASEAN yang membuka pintu bagi kepemilikan asing.
Indonesia juga merupakan negara dengan ekonomi dan populasi terbesar di ASEAN sehingga
kondisi ini akan memberikan potret positif bagi investor asing,” ucap Rusmin.
Oleh sebab itu, ia aktif melakukan kunjungan ke luar negeri untuk menginformasikan tentang
berbagai keuntungan jika WNA membeli properti di Indonesia. “Ini menjadi tugas REI dan
KADIN untuk mempromosikan kepada seluruh dunia agar semua orang tahu karena diaspora
kita juga banyak. Kita adalah negara dengan struktur kepemilikan hukum properti terbaik di
dunia. Dua tahun sebelum batas waktu kepemilikan selesai, WNA bisa memperpanjangnya,”
ucap Rusmin.
Mengacu Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional RI
No. 1241/SK-HK.02/IX/2022 tentang Perolehan dan Harga Rumah Tempat Tinggal/Hunian
untuk Orang Asing, harga rumah tapak bagi WNA di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Yogyakarta, dan Bali minimal Rp 5 miliar. Untuk apartemen, minimal harga Rp 3 miliar
di Jakarta.
Untuk menyerap potensi tingginya permintaan properti dari WNA, Assistant Vice President
Marketing Agung Podomoro, Yenti Lokat, menjelaskan perseroan memiliki beberapa proyek
properti prestisius seperti Bukit Podomoro Jakarta, Podomoro Park Bandung, Podomoro City
Deli Medan, Borneo Bay City Balikpapan, Orchard Park Batam, dan Soho Pancoran Jakarta.
Dari sisi harga, keseluruhan properti tersebut selaras dengan regulasi pemerintah. Untuk
rumah minimal harga Rp 5 miliar di Jakarta, WNA bisa membeli unit properti di Bukit
Podomoro Jakarta. Dengan batasan harga serupa, WNA dapat memiliki hunian menarik di
Podomoro Park Bandung.
“Ini adalah momentum yang tepat untuk membeli properti, karena tahun depan akan lebih
banyak lagi WNA yang mulai membeli properti. Dari sisi harga juga masih sangat bagus
terutama dari properti-properti milik Agung Podomoro. Jika dengan harga tertentu hanya
mendapat satu unit di luar negeri, di Indonesia Anda bisa mendapatkan 5 unit,” tutup Yenti.
*** Selesai ***

Anda mungkin juga menyukai