Anda di halaman 1dari 2

Analisa Sektor Properti : Potensi Bisnis Properti & Konstruksi Di Indonesia

By Infokonstruksi Last updated Jun 26, 2021


0
Share
Di penghujung tahun 2019/2020, agaknya kita bisa melihat beberapa indikasi akan
meningkatnya potensi bisnis properti di tahun 2020. Sekalipun tidak semua sektor akan bangkit
dan menarik dibanding tahun 2019. Namun adanya beberapa indikasi positif membuat semua
kalangan berharap momentum bangkitnya sektor properti jadi satu pertanda bergairahnya
kembali sektor ini.
Setidaknya itulah yang nampak dari perkembangan yang terjadi di sektor perumahan. Beberapa
indikasi positif dari mulai : (1) Kebijakan positif yang di keluarkan Gubernur Bank Indonesia
Perry Warjiyo yang menyatakan bahwa : Bank Indonesia tahun depan akan melonggarkan
LTV guna menunjang perkembangan bisnis properti sebesar 5%. (2) Sementara kebijakan lain
yang akan di lakukan oleh Bank Indonesia, adalah pemerintah akan memberikan tambahan
keringanan rasio LTV/FTV sebesar 5% bagi pengembang atau siapa saja yang membangun
propertinya dengan mengedepankan konsep hunian ramah lingkungan.

Estate agent shaking hands with


customer after contract signature
Dengan adanya dua kebijakan dari Bank Indonesia, saja jika benar-benar di jalankan ini akan
bisa meningkatkan potensi pembelian properti khususnya untuk sektor hunian dibanding tahun-
tahun sebelumnya. Dimana dengan stabilnya kondisi ekonomi dari beberapa tahun lalu, jelas
dengan adanya kebijakan dari Bank Indonesia ini akan memberikan dua dampak positif. Dari
sisi pengembang, mereka akan berusaha mempercepat proses pembangunan rumah yang banyak
menjadi target incaran konsumen. Sementara bagi konsumen sendiri, dengan adanya kebijakan
ini akan memberikanm saatu kelonggaran dalam hal uang muka pembelian rumah.
Sedangkan terkait pemberian keringan sebesar 5% ketika pengembang melakukan pembanguan
yang berwawasan lingkungan. Ini sebenarya menguntungkan bagi pengembang, karena tren
yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir jelas terlihat bahwa memang eranya green properti
menjadi salah satu bentuk promosi menarik yang diberikan pengembang kepada calon
konsumennya. Dengan adanya program seperti ini, maka bisa jadi konsep green properti, green
building kedepan akan lebih banyak di tawarkan oleh pengembang, khususnya mereka yang
bermain di sektor hunian atau perumahan dalam skala yang berbeda-beda.
Menariknya konsep pelonggaran LTV yang akan di berikan oleh Bank Indonesia, menurut
Direktur Consumen Banking BTN Budi Satria memang bisa membawa dampak yang cukup
luas bagi sektor perumahan. Karena selama ini konsumen atau investor tertunda untuk bisa
membeli atau mendapatkan aset yang menarik lantaran kendala pemilikan rumah kedua, ketiga
dan seterusnya. Tetapi dengan adanya kelonggaran ini lanjut Budi Satria, maka masyarakat atau
konsumen diberikan kemudahan untuk bisa mengakses lebih jauh potensi untuk mendapatkan
unit rumah yang sesuai dengan keinginannya. Karena jelas mekanismenya, untuk rumah pertama
konsumen di bebaskan dari LTV sementara LTV baru di kenakan pada rumah kedua, ketiga dan
seterusnya.
Dengan beberapa indikator menarik seperti ini,wajar jika pada akhirnya banyak yang
memprediksi bahwa tahun 2020, dengan target pertumbuhan ekonomi yang berada di kisarana
angka 5,1-5,5%, maka bukan tidak mungkin jika sektor properti menjadi salah satu andalan
untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional yang masih cukup baik. Karena jelas
kelonggoaran LTV ini akan mengembalikan lagi keinginan para investor perumahan untuk
kembali memilih unit-unit yang bagus pada saat investasi di sektor apartemen cenderung
menurun.
Indikator lain yang makin menguatkan bahwa tahun 2020, potensi bisnis properti khususnya
sektor perumahan akan melesat lebih tinggi dibanding sektor lainnya juga terlihat dari animo
konsumen pada beberapa pameran properti. Dimana konsumen lebih banyak mencari informasi
terkait hunian yang dekat dan mendekati stasiun LRT dan MRT. Sehingga wajar untuk hunian-
hunian diareal tersebut baik rumah tapak ataupun apartemen/ rumah susun akan mendapatkan
dampak paling menarik di tahun 2020.
Salah satu dasarnya adalah, akan tuntasnya sejumlah proyek infrastruktur dan sarana transportasi
lain yang akan memudahkan konsumen mencari hunian yang mendekati sarana tersebut. Ini
memang bukan tren semata tetapi itulah kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen, pada saat
cost dan biaya hidup semakin meningkat maka konsumen akan mencari hunian-hunian yang
lebih dekat dengan sarana dan prasarana transportasi. Itulah kenapa, dalam salah satu pameran
terbesar di sektor properti konsumen lebih banyak tertarik untuk mencari data dan informasi
terkait hunian-hunian yang lokasinya dekat dengan sarana dan prasarana transportasi seperti
dekat stasiun LRT dan MRT.
Dan jika saat ini konsumen bertanya lokasi mana saja yang banyak di minati oleh mereka yang
sedang mencari hunian atau tempat tinggal. Maka jika mengacu pada salah satu pameran properti
di penghujung tahun 2019 yaitu ajang Properti Expo, maka beberapa lokasi berikut kemungkinan
di tahun 2020 akan banyak di lirik dan diminati oleh konsumen : Jakarta tetap nomor satu
kemudian di susul Bogor, Tangerang dan Bekasi. Karena di beberapa lokasi inilah, konsep
pembangunan yang saat ini marak sedang di jalankan tidak saja proyek pengembangan
perumahan oleh pengembang plat merah ataupun swasta berada di beberapa kawasan tersebut.
Sehingga dengan melihat kondisi diatas, kita tetap yakin bahwa sejak dahulu ketika kita bicara
soal properti maka yang menjadi perhatian kita tetap lokasi, lokasi dan lokasi. Hanya memang
untuk saat ini selain lokasi yang menarik, juga kedekatan dengan sarana transportasi menjadi
salah satu kata kunci yang menjadi perhatian konsumen. Terbukti hunian yang berada di jalur
Proyek Lintas Raya Terpadu maupun Mass Rapid Transportation yang makin mempercepat jarak
tempuh dari daerah penyangga Jakarta, seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi membuat penjualan
properti di wilayah tersebut makin diminati. Jangan lupa untuk terus mengikuti beragam artikel
disektor industri properti dan konstruksi di Infokonstruksi

Anda mungkin juga menyukai