Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

TRANSCULTURAL BUDAYA

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 6
1. YASNI NURIA RAIKHATUL JANAH
2. ZULFA ALKHOIRIAH
3. WARSINI
4. NIMAS DWI SAFITRI
5. SYAFIQ LIANO MARTIN
6. GITA ANGGELINA PUTRI
7. NURMALA
8. SUGIRI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1


1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ........................................................................................................1
1.3 TUJUAN PENULISAN .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3

BAB III KESIMPULAN .......................................................................................................5

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................6


BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di indonesia utamanya di pedesaan daerah jawa berlaku begitu banyak peraturan, budaya
atau adat istiadat seputar kehidupan sehari-hari yang beredar dimasyarakat. Dari segi
makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian.
Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa budaya bahkan dipercaya
sebagai amanat atau pesan dari nenek moyang yang jika tidak di taati akan menimbulkan
dampak dan karma yang tidak menyenangkan.
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, maupun dari segi aqidah
banyak budaya yang tidak berhubungan. Walaupun maksud dari nenek moyang semuanya
adalah baik, tetapi tidak semua dari nasehat yang diberitahukan itu benar secara medis
maupun ilmiah. Kebanyakan hanya mitos belaka. Pada dasarnya tujuan dari orang-orang
terdahulu menciptakan budaya bermacam- macam seputar kehidupan hanyalah supaya hidup
rukun, tentram dan berjalan dengan baik. Sehingga bisa menghindari hal- hal yang tidak di
inginkan. Terutama yang berkaitan dengan kebiasaan, konsumsi bahan makanan dan
sebagainya.
Berikut ini adalah beberapa budaya atau adat istiadat di daerah Tegal yang berhubungan
dengan kesehatan masyarakat : Membawa gunting kecil atau pisau dan benda tajam lainya
dikantung baju bagi ibu hamil agar janin terhindar dari marabahaya. Pemakaian gurita bagi
bayi yang baru lahir agar tidak kembung dan mandi disungai bagi ibu yang yang keguguran.
Inilah kebudayaan masyarakat yang perlu mendapat perhatian khusus, dipandang dari
kesehatan masyarakat kebudayaan yang dianggap sepele itu tidak sedikit menimbulkan
masalah bagi si pelaku. Dan berikut akan dibahas melalui makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasaran latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka permasalahan yang dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan budaya yang ada di Tegal dengan kesehatan masyarakat?
2. Bagaimana upaya untuk mengatasi masalah kebudayaan yang berdampak negatif bagi
kesehatan masyarakat?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah kita ketahui maka tujuan penulisan dapat
dsimpulkan sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan budaya khususnya yang ada di Tegal dengan kesehatan
masyarakat.
2. Mengetahui upaya untuk mengatasi masalah kebudayaan yang berdampak negatif bagi
kesehatan masyarakat.
BAB II PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini kami akan membahas masalah kebudayaan atau adat istiadat yang
banyak dilakukan oleh masyarakat, khususnya warga Tegal. Dalam pembahasan ini kami
mengambil salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang telah di jelaskan diatas yaitu
“Kebiasaaan Pemakaian Gurita Yang Terus Menerus Pada Bayi Baru Lahir”.
Khususnya pada masyarakat Tegal, untuk bayi baru lahir sang Ibu di tuntut secara tersirat
harus memakaikan bayinya pakaian khusus atau yang biasa dikenal dengan gurita, dengan tujuan
menurut masyarakat adalah untuk memcegah perut atau dada bayi membesar atau terjadi
kelainan bentuk perut atau dada, jika hal ini tidak dikerjakan oleh sang Ibu maka secara sosial
dia akan mendapatkan sebuah stigma atau penialaian negatif dari keluarga dekat atau masyarakat
sekitar, kemungkinan terburuk jika bayi terjadi masalah pada bentuk perut atau bentuk dada
maka sang Ibu akan di jadikan kambing hitam atau penyebab masalah pada bayi tersebut. Untuk
menghindari “hukuman” dari masyarakat tersebut terkadang ibu bayi terlalu berlebihan dalam
hal pemakaian gurita khusunya dalam mengikat tali gurita. Pada beberapa kasus yang ditemukan
beberapa ibu bayi memakaikan gurita terlalu kencang, sampai membekas pada kulit bayi atau
dalam kasus lain, bayi kembung tetapi tidak diketahui oleh ibu bayi karena tertutup gurita atau
infeksi pada tali pusat karena penggunaan gurita yang lembab dan tidak segera diganti.
Dari tinjauan medis, pemakaian gurita pada bayi pada dasarnya tidak terlarang selama
penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan bayi, dan tentunya itu bukan suatu hal yang
wajib dan harus dikerjakan secara terus menerus. Hal pertama yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan khususnya perawat adalah memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu atau nenek
bayi baru lahir tentang pemakaian gurita dari tinjauan medis secara ilmiah. Hal kedua yang bisa
dilakukan adalah di jelaskannya tentang cara pemakaian gurita agar tidak terlalu kencang, sering
di longgarkan dalam jangka waktu tertentu, yang ketiga adalah diberikan pendidikan kesehatan
jika bayi kembung atau sesak maka pemakaian gurita sebaiknya dihindari karena akan
memperburuk kondisi bayi.
Setelah dijelaskan kepada ibu bayi tersebut maka perawat harus melakukan observasi secara
berkala untuk memantau perubahan perilaku ibu bayi, sehingga perubahan perilaku oleh ibu bayi
dan keluarga bisa tercapai.
BAB III KESIMPULAN

Kebudayaan merupakan identitas suatu daerah maka dengan keunikan dan keragamannya
menjadi hal yang perlu dijaga akan tetapi kebudayaan yang berkembang di masyarakat sering
kali bertentangan dengan ilmu kesehatan, maka diperlikan pemecahan khusus untuk mengatasi
kesehatannya tanpa menghilangkan budaya tersebut.

5
DAFTAR PUSTAKA

Edi Setiyawati, Prof,DR.,2012 warisan budaya tak benda masalahnya kini di indonesia.
Jakarta; lembaga penelitian UI.
http://prenagen.com/pantanngan-pascamelahirkan.html
http://m.kompasiana.com/post/read/469174/2/ritual-dan-mitos-pada-masa-kehamilan-ala-orang-
jawa.html
http://www.muliabookmark.com/penyakit-yang-disebabkan-kondisi-air-kotor.html

Anda mungkin juga menyukai