Anda di halaman 1dari 8

Mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan

Budaya Yang Bertentangan Dengan Kesehatan Yang Harus


Diubah

Dosen Pengampu :
Ismar Agustin, S.Kp., M.Kes
Tingkat I B
Kelompok 9

1. M. Raihan Ramadhan Afarizi PO7120123088


2. Sonia Agustina PO7120123072
3. Salma Khhodijah PO7120123081
4. Winda Suryaningtyas PO7120123071

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023 - 2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini dengan judul ‘’ Budaya Yang Bertentangan Dengan Kesehatan Yang
harus Diubah‘’. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ismar Agustin, S.Kp.,
M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan yang
membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Sebagai manusia biasa, kami terbuka dari saran dan kritikan teman - teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna dimasa mendatang.

Palembang, 23 Oktober 2023

Penyusun
PEMBAHASAN

Berikan contoh budaya yang bertentangan dengan kesehatan, yang harus


diubah !

Jawaban dan Penjelasan

1. Budaya yang sering diterapkan oleh ibu Nifas di Indonesia


Masalah kematian ibu merupakan masalah kesehatan dan sosial, aspek kesehatan
ditangani oleh profesi kesehatan disemua tingkat pelayanan. Namun aspek sosial
budaya ekonomi masih sangat membutuhkan perhatian dan pemantauan yang sangat
tinggi, selain factor tersebut ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku
budaya yang dinilai tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan menurut ilmu
kedokteran, atau bahkan memberikan dampak kesehatan yang kurang menguntungkan
bagi ibu dan bayinya. Tujuan Penelitian Membuktikan budaya masyarakat yang
merugikan kesehatan pada ibu nifas dan bayi.
Ibu nifas menggunakan rebusan daun sirih untuk di gunakan cebok pada alat
kelamin, memakai gurita atau stagen pada perutnya, ada yang meminum jamu
tradisional untuk menghilangkan bau pada cairan yang dikeluarkan alat kelamin, dan
juga mandi pagi tidak boleh terlalu siang karena dapat menimbulkan rabun. Pada bayi
masih di pakaikan gurita pada bayi..
Cairan di sebut lokhea masa nifas normal jika berbau amis dan tidak perlu untuk
menggunakan ramuan atau obat untuk membasuh kemaluan.bau yang di keluarkan
bersamaan dengan cairan dari alat reproduksi ibu nifas akan berangsnr-angsung hilang
dengan berakhirnya masa nifas, Ibu nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan
seluruh tubuh, mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air, menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi, BAB/BAK, paling tidak
dalam waktu 3-4 jam. masa nifas uterus akan berangsur-angsur membaik kembali
seperti keadaan sebelum hamil, Ibu nifas dianjurkan untuk: makan seimbang.
2. Budaya Merokok
Merokok sudah menjadi sebuah budaya di Indonesia. Oleh karena itu, dalam
perkembangan saat ini telah banyak pendekatan bagaimana tradisi merokok bisa
dikurangi. Dan ini dibutuhkan perjuangan yang keras, karena tidak mudah
meninggalkan budaya merokok. Selain budaya, banyaknya jumlah perokok juga
dipengaruhi dari iklan rokok yang semakin beragam. Bahkan iklan rokok turut
menayangkan berbagai rasa
budaya merokok seringkali ditemui dalam suatu acara lokal masyarakat. Dalam
acara itu biasanya tuan rumah menyuguhkan rokok sebagai bentuk rasa hormat
kepada tamu. “Budaya merokok yang sering dilakukan seperti dalam tradisi lek lek an
atau begadang saat kelahiran bayi di daerah pedesaan. Dalam tradisi ini biasanya tamu
dan tuan rumah begadang hingga subuh, selama kurang lebih satu minggu yang
dilalui dengan merokok. Asap rokok yang terkumpul di dalam rumah inilah yang
kemudian mengakibatkan kematian pada bayi yang baru lahir. Kasus ini sudah terjadi
di Gunung Kidul.
akibat dampak buruk merokok. “Zat yang tergantung di dalam rokok ini perlahan
akan merusak tubuh perokok. Dampaknya akan dirasakan kedepannya, dan pada awal
merokok baru belum ada merasakan dampak. Merokok bukan hanya membahayakan
diri sendiri, namun juga berdampak pada keluarga dan sekitarnya (Hilman 2017)

3. Tradisi Geprak Bayi


Tradisi ini dilakukan oleh mayoritas masa kerjanya kepada bayi yang baru lahir
agar harapan kedepannya bayi tersebut tumbuh dewasa dengan tidak memiliki sifat
latah atau mudah kaget
Bayi baru lahir itu membawa refleks primitif yang ia bawa dari dia lahir, salah
satu dari refleks primitif itu adalah refleks moro, tersebut, refleks moro itu adalah
tanda bahwa otak bayi tersebut normal. refleks tersebut akan menghilang dengan
sendirinya di usia 4-5 bulan, digantikan dengan refleks lainnya berupa kagetan dengan
hal-hal sepele seperti bunyi bungkusan terbuka dan lainnya, bayi kaget selain hal yang
normal, juga jangan dihindari karena hal tersebut adalah tanda sang bayi memiliki
pendengaran dan otak yang normal.
Bayi mendapatkan getaran yang cukup kencang dan mendadak, itu akan berisiko
tinggi untuk terjadinya shaken baby syndrome, atau pendarahan di otak,
pendarahan di otak sendiri dapat mengakibatkan kematian mendadak, atau bayi
selamat namun punya cacat seumur hidup. Ada juga resko bayi yaNg pendengarannya
belum terlalu bagus atau matang, jika mendengarkan suara dengan frekuensi dan
volume kencang akan berisoko kerusakan permanen di telinga dan menjadi tuli
seumur hidup. (Sri2017)

4. Konsumsi Makanan Cepat Saji


Konsumsi makanan cepat saji merujuk pada praktik mengonsumsi makanan yang
biasanya tersedia secara instan di restoran cepat saji atau toko makanan siap saji.
Makanan cepat saji meliputi berbagai jenis makanan, seperti burger, kentang
goreng, pizza, ayam goreng, minuman bersoda, dan makanan ringan. Makanan ini
sering diproses secara cepat dan dikemas untuk dikonsumsi dengan mudah. Salah satu
daya tarik utama makanan cepat saji adalah kemudahan dan kecepatannya. Makanan
ini tersedia dalam waktu singkat dan sering kali dapat dikonsumsi di tempat atau
dibawa pulang.
Konsumsi makanan cepat saji terlalu sering dapat berdampak negatif pada
kesehatan. Makanan ini cenderung tinggi kalori, lemak jenuh, gula, dan garam,
sementara rendah serat, vitamin, dan mineral. Konsumsi berlebihan dapat
menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan masalah kesehatan
lainnya. Konsumsi makanan cepat saji sering kali menjadi bagian dari kebiasaan
makan tidak sehat yang mencakup makan berlebihan dan kurangnya variasi makanan.
Ini dapat mengakibatkan defisiensi nutrisi dan masalah kesehatan terkait.Beberapa
orang merasa makanan cepat saji adalah pilihan yang mudah saat bersosialisasi atau
dalam rutinitas harian yang sibuk. Hal ini dapat menjadi tantangan dalam mengubah
kebiasaan makan.
Upaya yang dapat dilakukan mengikuti organisasi kesehatan dan pemerintah telah
mencoba meningkatkan kesadaran tentang risiko makanan cepat saji dan mendorong
orang untuk memilih pilihan makanan yang lebih sehat. Ini termasuk tindakan seperti
menyediakan informasi gizi pada menu dan kampanye kesadaran. Untuk mengurangi
risiko kesehatan, individu dapat mencoba untuk memilih makanan cepat saji yang
lebih sehat, seperti salad, makanan dengan pilihan daging rendah lemak, atau
minuman yang lebih rendah gula. Selain itu, penggantian makanan cepat saji dengan
memasak makanan sendiri di rumah dengan bahan-bahan segar dapat membantu.
5. Minum Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah berlebihan, yang juga dikenal sebagai
penyalahgunaan alkohol, merujuk pada konsumsi alkohol yang melebihi batas yang
dianggap sehat atau aman.
Penyalahgunaan alkohol bisa mencakup minum alkohol dalam jumlah besar
dalam satu kesempatan (binge drinking), konsumsi alkohol secara teratur melebihi
batas yang direkomendasikan, atau bahkan kecanduan alkohol (alkoholisme). Ini
mencakup minum lebih dari jumlah alkohol yang aman dalam jangka pendek dan/atau
jangka panjang.
Minum alkohol dalam jumlah besar dalam satu kesempatan dapat mengakibatkan
pengaruh alkohol yang kuat, seperti kehilangan kendali, gangguan koordinasi, mual,
muntah, dan risiko tinggi terhadap kecelakaan, termasuk kecelakaan lalu
lintas.Penyalahgunaan alkohol dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah
kesehatan serius, seperti kerusakan hati (sirosis), gangguan neurologis, gangguan
mental, dan risiko meningkat terhadap penyakit jantung, stroke, kanker, dan masalah
lainnya.
Penyalahgunaan alkohol dapat memiliki dampak negatif pada hubungan sosial
dan kehidupan pribadi seseorang. Ini dapat mencakup perubahan perilaku, konflik
dalam keluarga dan teman-teman, serta penurunan produktivitas.Kecanduan alkohol
adalah tahap yang lebih serius dalam penyalahgunaan alkohol di mana seseorang
mengalami keinginan yang kuat untuk mengkonsumsi alkohol dan kesulitan
menghentikan konsumsi. Kecanduan alkohol dapat mengganggu fungsi sehari-hari
seseorang dan memerlukan perawatan khusus.
Mengatasi penyalahgunaan alkohol seringkali memerlukan dukungan profesional,
seperti konseling, rehabilitasi, atau terapi. Mereka yang mengalami masalah dengan
alkohol dapat mencari dukungan dari keluarga dan teman-teman, serta bergabung
dalam kelompok- kelompok pendukung yang dapat membantu mereka dalam
perjalanan pemulihan. Untuk menghindari penyalahgunaan alkohol, penting untuk
memahami batas konsumsi yang aman dan bertanggung jawab. Edukasi mengenai
risiko alkohol serta regulasi pemasaran dan penjualan alkohol dapat membantu dalam
upaya pencegahan.
6. Konsumsi Gula Berlebihan
Konsumsi gula berlebihan merujuk pada konsumsi gula dalam jumlah yang jauh
melebihi kebutuhan tubuh atau rekomendasi gizi yang sehat.
Gula dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk gula sukrosa (gula meja), gula
yang terdapat dalam makanan dan minuman olahan, serta gula alami dalam buah dan
susu. Konsumsi gula berlebihan lebih sering terkait dengan konsumsi gula tambahan
dalam makanan olahan dan minuman manis.
Konsumsi gula berlebihan telah terkait dengan sejumlah dampak kesehatan
negatif. Ini termasuk peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung,
penyakit hati berlemak, penyakit gigi, dan masalah kesehatan lainnya. Konsumsi gula
yang tinggi juga dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang ekstrem.Gula
tambahan dalam makanan dan minuman seringkali tinggi kalori dan memiliki sedikit
nilai gizi. Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan peningkatan berat badan
karena konsumsi kalori yang berlebihan tanpa nutrisi yang cukup. Konsumsi gula
berlebihan juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan faktor risiko
utama diabetes tipe 2. Resistensi insulin mengacu pada ketidakmampuan sel-sel tubuh
untuk merespons insulin dengan baik, yang mengarah pada peningkatan kadar gula
darah. Gula dapat merusak gigi dengan menyediakan makanan bagi bakteri yang
menyebabkan kerusakan gigi. Ini dapat mengakibatkan karies gigi dan penyakit gusi.
Untuk menghindari konsumsi gula berlebihan, penting untuk membaca label
makanan dan minuman, mengurangi minuman manis, dan membatasi makanan yang
tinggi gula tambahan. Gaya hidup yang seimbang dengan konsumsi buah, sayuran,
dan makanan utuh yang rendah gula adalah kunci untuk menjaga kesehatan. Beberapa
negara telah mengatur pemasaran dan penjualan makanan dan minuman dengan gula
tambahan serta menciptakan kampanye kesadaran tentang bahaya konsumsi gula
berlebihan.
DAFTAR PUSTAKA

Repository AKBUD DHARMA HUSADA Kediri


Reposiory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Reposity UMY 2017

Anda mungkin juga menyukai