Anda di halaman 1dari 6

ASKEP ANGINA PECTORIS

No. Dokumen
: /SOP/III/PUSK-KLK/2023
SOP No. Revisi : 02
Tanggal terbit : 10 Agustus 2023
Halaman : 1/6
UPTD PUSKESMAS dr.Ilham Hariyadi Rohmatulloh,SH
KOLOK NIP. 199104102019021005

A. Pengertian Usaha yang dilakukan untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan atau sirkulasi
pada henti nafas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest) pada orang
dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang memungkinkan untuk hidup
normal selanjutnya bila kedua fungsi tersebut bekerja kembali.

B. Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi perawat dalam resusitasi jantung
paru.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan respirasi yang adekuat sampai
keadaan henti jantung terayasi atau sampai penderita di nyatakan meninggal.
3. Memberikan oksigenasi terhadap otak, jantung dan organ-organ vital lain sampai
datangnya sistem pengobatan yang definitif.

C. Kebijakan 1. Undang – Undang Republic Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
D. Referensi
E. Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Spigmomanometer
3. Termometer
4. Oroparingeal airway
5. Ambu bag
6. Penlight
7. Sarung tangan
8. Kassa
9. Bengkok
10. Refleks
F. Prosedur A. AIRWAY (Jalan nafas):
Bila korban tak memberikan respon:
a) petugas harus menentukan apakah korban tersebut bernafas secara adekuat.
b) Letakkan korban pada posisi terlentang dan jalan nafas terbuka.
c) Posisi korban :
ASKEP ANGINA PECTORIS
No. Dokumen
: /SOP/III/PUSK-KLK/2023
SOP No. Revisi : 02
Tanggal terbit : 10 Agustus 2023
Halaman : 2/6
UPTD PUSKESMAS dr.Ilham Hariyadi Rohmatulloh,SH
KOLOK NIP. 199104102019021005

i) Tempatkan korban pada posisi terlentang, pada tempat yang keras dan
datar.
ii) Bila korban telungkup, balikkan korban dalam satu kesatuan sehingga
kepala, bahu dan badan bergerak serentak hingga tak ada yang terputar.
Kepala dan leher harus berada pada satu bidang, lengan berada di
samping badan.
d) Posisi petugas/penolong:
Penolong harus berada pada sisi korban sehingga memungkinkan melakukan
bantuan nafas dan kompresi dada.
e) Buka jalan nafas:
i) Bila korban tak berrespon/tak sadar lakukan manuver ”head tilt-chin
lift” untuk membuka jalan nafas, dengan syarat pasien tak ada bukti
trauma kepala atau leher.
ii) Bila dicurigai adanya trauma leher lakukan manuver ”jaw- thrust”.
iii) Bila ada benda asing yang terlihat atau muntahan, segera keluarkan
dari dalam mulut dengan jari tangan yang memakai sarung tangan. Benda
yang keras dapat dikeluarkan dengan jari telunjuk, sementara tangan yang
lain tetap mempertahankan lidah dan rahang.
Manuver ”head tilt-chin lift”:
a) Letakkan satu tangan pada dahi korban, tekan dengan telapak tangan hingga
kepala menjungkit ke belakang. Letakkan jari-jari tangan yang sebelah lagi di
bawah tulang rahang bawah dekat dagu. Angkat rahang dan dagu ke depan.
b) Jangan menekan bagian lunak di bawah dagu dan jangan menggunakan ibu
jari untuk mengangkat dagu. Buka mulut sehingga memungkinkan pernafasan
spontan dan memungkinkan bantuan nafas dari mulut ke mulut. Bila gigi korban
goyah atau ada gigi palsu, maka gigi tsb harus lepaskan.
ASKEP ANGINA PECTORIS
No. Dokumen
: /SOP/III/PUSK-KLK/2023
SOP No. Revisi : 02
Tanggal terbit : 10 Agustus 2023
Halaman : 3/6
UPTD PUSKESMAS dr.Ilham Hariyadi Rohmatulloh,SH
KOLOK NIP. 199104102019021005

Manuver ”jaw-thrust”:
Letakkan tangan penolong pada masing-masing sisi kepala korban, letakkan siku
penolong pada bidang dimana korban berbaring. Raih sudut rahang bawah korban dan
angkat dengan ke dua tangan. Bila bibir korban terkatup, regangkan atau buka dengan
ibu jari ke dua tangan.
B. BREATHING (Pernafasan):
a) Periksa ada tidaknya nafas:
i) Tempatkan telinga penolong dekat mulut dan hidung korban sambil
tetap membuka jalan nafas. Sambil memperhatikan dada korban lakukan:
(1) Look: lihat ada tidaknya pergerakan dada;
(2) Listen: dengar ada tidaknya hembusan nafas;
(3) Feel: rasakan adanya hembusan
ii) Prosedur pemeriksaan ini tak boleh lebih dari 10 detik.
b) Tentukan ada/tidaknya dan adekuat/tidaknya pernafasan.
i) Bila korban tak berespon/tak sadar dengan nafas normal, tak ada cedera
tulang belakang, posisikan penderita pada posisi mantap, jaga jalan nafas
terbuka.
ii) Bila korban tak berespon dan tak bernafas, lakukan bantuan nafas 2
kali. Bila tak dapat dilakukan pemberian bantuan nafas awal, atur ulang
posisi kepala dan ulang lagi usaha ventilasi.
iii) Bila tetap tak berhasil memberikan ventilasi hingga dada
mengembang, tenaga terlatih harus melakukan manuver untuk mengatasi
sumbatan jalan karena benda asing (Heimlich manuver atau abdominal
thrust/back thrust).
iv) Pastikan dada korban turun naik pada tiap bantuan nafas yang
diberikan.
v) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi.
ASKEP ANGINA PECTORIS
No. Dokumen
: /SOP/III/PUSK-KLK/2023
SOP No. Revisi : 02
Tanggal terbit : 10 Agustus 2023
Halaman : 4/6
UPTD PUSKESMAS dr.Ilham Hariyadi Rohmatulloh,SH
KOLOK NIP. 199104102019021005

C. CIRCULATION (Sirkulasi)
a) Periksa ada tidaknya tanda-tanda sirkulasi;
i) Setelah pemberian bantuan nafas awal, periksa adanya pernafasan
normal, k atau gerakan dari korban sebagai respon terhadap bantuan nafas
yang diberikan. Sekaligus periksa ada tidaknya nadi karotis jangan lebih
dari 10 detik.
ii) Periksa denyut nadi arteri karotis adalah dengan mempertahankan
posisi kepala (head tilt) dengan satu tangan. Raba trakhea dengan 2 atau 3
jari tangan yang lain, geser jari-jari tersebut ke lateral sisi penolong
hingga celah antara trakhea dan otot.
iii) Gunakan tekanan yang lembut saja sehingga tidak menekan arterinya.
Bila denyut arteri karotis tak teraba lakukan kompresi dada.
b. Kompres dada
1) Jari penolong mencari arkus kosta bagian bawah.
2) Ditelusuri ke atas hingga teraba bagian terbawah sternum.
3) Taruh salah satu pangkal tangan pada bagian separuh bawah sternum, dan
taruh tangan yang satu lagi di atas punggungn tangan yang pertama,
sehingga tangan dalam keadaan paralel. Pastikan sumbu pangkal tangan
tepat pada sumbu sternum.
4) Jari-jari tangan dapat dibiarkan terbuka atau saling mengunci satu sama
lain tetapi jangan menekan dada.
5) Usahakan mendapatkan posisi yang tepat di sternum dengan cara
meletakkan pangkal tangan penolong diantara ke dua papilla mammae.
6) Lakukan kompresi yang efektif dengan memperhatikan hal- hal sebagai
berikut:
i. Posisi siku tidak menekuk, posisi lengan tegak lurus dengan dada
ASKEP ANGINA PECTORIS
No. Dokumen
: /SOP/III/PUSK-KLK/2023
SOP No. Revisi : 02
Tanggal terbit : 10 Agustus 2023
Halaman : 5/6
UPTD PUSKESMAS dr.Ilham Hariyadi Rohmatulloh,SH
KOLOK NIP. 199104102019021005

korban.
ii. Tekan di tengah sternum.
iii. Lepaskan tekanan hingga dada kembali ke posisi normal agar darah
masuk ke dada dan jantung, posisi tangan tetap menempel di sternum.
iv. Lakukan 30 kali kompresi dada, pastikan dada kembali ke posisi
semula diantara dua kompresi. Buka lagi jalan nafas dan berikan lagi 2
kali bantuan nafas, masing- masing 1 detik. Bila sudah dilakukan
intubasi kompresi dada dan ventilasi dapat dilakukan kontinyu dan
tidak perlu sinkron.
G. Diagram alir
Korban

Respon

YA TIDAK

Buka Jalan Nafas


AIRWAY

Lihat, dengar, rasakan 3-5 detik


BREATHING

ADA TIDAK

CIRCULATION

ADA TIDAK
ASKEP ANGINA PECTORIS
No. Dokumen
: /SOP/III/PUSK-KLK/2023
SOP No. Revisi : 02
Tanggal terbit : 10 Agustus 2023
Halaman : 6/6
UPTD PUSKESMAS dr.Ilham Hariyadi Rohmatulloh,SH
KOLOK NIP. 199104102019021005

RESUSITASI JANTUNG PARU


(RJP)

H. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

I. Unit Terkait UGD

J. Dokumen
terkait

K. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan


Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai