Anda di halaman 1dari 5

Jika dilaksanakan dengan penuh keimanan dan ikhlas karena Allah SWT,

tidak berbuat rafats (mengeluarkan perkataan yang menimbulkan birahi yang


tidak senonoh atau bersetubuh). Lalu, tidak berbuat fusuq (pelanggaran
terhadap ajaran agama Allah), dan tidak melakukan jidal (berbantah-
bantahan) selama berhaji (QS al-Baqarah [2]: 197), niscaya akan meraih haji
mabrur yang balasannya tiada lain kecuali surga.

Rasulullah SAW bersabda, “Hai semua manusia, Allah telah mewajibkan


atasmu untuk haji, maka berhajilah kalian. Siapa yang berhaji karena Allah,
lalu tidak berkata atau berbuat keji dan fasik, ia akan keluar dari semua dosa-
dosanya bagaikan pada saat ia dilahirkan oleh ibunya. Dan, melakukan
ibadah umrah hingga umrah tahun depan menjadi penebus dosa yang terjadi
di antara kedua umrah itu. Sungguh, haji yang mabrur tidak ada balasannya
kecuali surga.” (HR Bukhari dan Muslim).

Keutamaan berikutnya, harta yang dikeluarkan untuk biaya pergi haji akan
diberi balasan (pahala) yang sama (nilainya) dengan pahala pembiayaan di
jalan Allah SWT. Berkaitan hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Pembiayaan
dalam perjalanan haji bagaikan pembiayaan di jalan Allah satu dirham
diganjar dengan 700 kali lipat.“ (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Bagi jamaah yang meninggal dunia di dalam perjalanan ibadah haji sama
dengan mati syahid. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang
meninggal dunia dalam perjalanan haji maka ia seperti orang yang mati di
jalan Allah.“ (HR Muslim).

Mendapatkan pahala jihad. Sekaitan dengan hal ini, Aisyah RA pernah


berkata, “Kami berpendapat bahwa jihad adalah amalan yang paling utama,
apakah kami tidak boleh berjihad?“ Nabi SAW bersabda, “Jihad yang paling
utama adalah haji mabrur.“ (HR Bukhari).

Dan diampuni dosa-dosanya, sehingga sekembalinya dari Tanah Suci,


jamaah haji yang dapat meraih predikat haji mabrur, ia seperti bayi yang baru
dilahirkan oleh ibunya (bersih dosanya). Rasulullah SAW bersabda, “Barang
siapa yang melaksanakan ibadah haji karena Allah dengan tidak melakukan
rafats dan tidak berbuat fusuk, maka ia kembali seperti bayi yang baru
dilahirkan dari kandungan ibunya.“ (HR Bukhari dan Muslim).

Semoga kita termasuk orang-orang yang akan mendapatkan undangan dari


Allah SWT untuk menjalankan ibadah haji pada tahun ini atau pada tahun-
tahun berikutnya. Amin.

Imam Al-Hafizh Zakiyyuddin Abdul Azhim bin Abdul Qawiy Al-Mundziri dalam At-Targhib wat Tarhib
minal Haditsis Syarif menghimpun hadits Nabi Muhammad saw seputar keutamaan ibadah haji. Dalam
kitabnya yang terkenal itu, banyak keutamaan haji disebutkan di antaranya ampunan bagi jamaah haji
dan orang-orang yang dimintakan ampun oleh jamaah haji tersebut, pengabulan doa, surga, hak
member syafaat kepada keluarga. (Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418
H], juz II, halaman 69). Kami akan mengutip sebagian riwayat yang dikumpulkan oleh Imam Al-Mundziri
sebagai berikut:

1. Penghapusan dosa bagi jamaah haji yang tidak berbuat maksiat.


‫ َقاَل َم ْن َح َّج َفَلْم َيْر ُفْث َو َلْم َيْفُس ْق َرَج َع ِم ْن ُذ ُنْو ِبِه َك َيْو َم‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُهَر ْيَر َة َع ِن الَّنِبِّى‬
‫َو َلَد ْتُه ُأُّم ُه‬
Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Siapa saja yang
berhaji, lalu tidak berkata keji dan tidak berbuat dosa, niscaya ia pulang (suci) seperti hari dilahirkan
oleh ibunya,’” (HR Bukhari, Muslim, An-Nasai, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

2. Surga bagi jamaah haji yang mabrur.

‫ اْلُع ْمَر ُة ِإَلى اْلُع ْمَر ِة َك َّفاَر اٌت ِلَم ا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُهَر ْيَر َة َر ِض َى ُهَّللا َع ْنُه َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا‬
‫ َو اْلَح ُّج اْلَم ْبُروُر َلْيَس َلُه َج َز اٌء ِإَّال اْلَج َّنُة‬،‫َبْيَنُهَم ا‬
Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, dari Nabi Muhammad saw, ia bersabda, ‘Umrah ke umrah
merupakan kafarah (dosa) di antara keduanya. Sedangkan haji mabrur tiada balasan baginya kecuali
surga,’” (HR Malik, Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Al-Asbihani).

3. Pemberian syafaat pada 400 anggota keluarganya

Baca Juga: Kisah Ulama Berhaji Tanpa ke Tanah Suci

،‫ َقاَل اْلَح اُّج َيْش َفُع ِفي َأْر َبِع ِم اَئِة َأْهِل َبْيٍت‬،‫ َر َفَع ُه ِإَلى َر ُسوِل ِهللا صلى هللا عليه وسلم‬، ‫َع ْن َأِبي ُم وَس ى اَألْش َع ِرِّي‬
‫ َو َيْخ ُرُج ِم ْن ُذ ُنوِبِه َك َيْو َم َو َلَد ْتُه ُأُّم ُه‬،‫َأْو َقاَل ِم ْن َأْهِل َبْيِتِه‬
Artinya, “Dari sahabat Abu Musa Al-Asy’ari ra dengan marfu dari Rasulullah saw, ‘Orang yang berhaji
dapat memberikan syafaat kepada 400 orang keluarga atau keluarganya dan ia akan keluar dari
dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya,’” (HR Al-Bazzar).

4. Catatan pahala dan penghapusan dosa serta pengangkatan derajat pada setiap jejak kendaraan
jamaah haji.

‫ َقاَل َسِم ْع ُت الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل َم ا َيْر َفُع ِإِبُل اْلَح اِّج ِر ْج اًل َو اَل َيَض ُع َيًدا ِإاَّل َكَتَب ُهللا‬، ‫َع ِن اْبِن ُع َم َر‬
‫ َأْو َر َفَع ُه ِبَها َد َر َج ًة‬،‫ َأْو َم َح ى َع ْنُه َس ِّيَئًة‬،‫َلُه ِبَها َحَس َنًة‬
Artinya, “Dari sahabat Ibnu Umar ra, ia mendengar Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Tidaklah unta yang
dikendarai jamaah haji menaikkan kaki belakang dan menurunkan kaki depannya melainkan Allah
mencatatnya sebagai kebaikan, sebagai penghapusan dosa, atau sebagai pengangkatan satu derajat
baginya,’” (HR Al-Baihaqi).

5. Mereka adalah tamu Allah yang doanya mustajab.

Baca Juga: Kisah PNS Jujur Mimpi Jumpa Nabi dan Naik Haji

‫ َدَعاُهْم َفَأَج اُبْو ُه َو َس َأُلْو ُه‬،‫عن جابر َر ِض َى ُهَّللا َع ْنُه َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا اْلُحَّجاُج َو اْلُع َّم اُر َو ْفُد ِهللا َع َّز َو َج َّل‬
‫َفَأْع َطاُهْم‬
Artinya, “Dari sahabat Jabir ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Jamaah haji dan umrah adalah tamu
Allah. Allah memanggil mereka, lalu mereka memenuhi panggilan-Nya dan mereka meminta kepada-
Nya, lalu Allah memberikan permintaan mereka,’” (HR Al-Bazzar).

6. Terbukanya pengampunan dosa.

‫َعن َأِبي ُهَر ْيَر َة َعن َر ُسوِل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأَّنُه َقاَل اْلُحَّجاُج َو اْلُع َّم اُر َو ْفُد ِهَّللا ِإْن َدَعْو ُه َأَج اَبُهْم َو ِإْن‬
‫اْسَتْغ َفُروُه َغ َفَر َلُهْم‬
Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Jamaah haji dan umrah adalah
tamu Allah. Jika mereka berdoa, Allah memenuhi permintaan mereka dan jika mereka meminta ampun
kepada-Nya, niscaya Allah mengampuni mereka,’” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

7. Garansi ampunan bagi orang yang dimintakan ampun oleh jamaah haji.

Baca Juga: Ini Larangan-larangan dalam Ibadah Haji

‫ الَّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلَح اِّج َو ِلَمِن اْسَتْغ َفَر َلُه اْلَح اُّج‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َأِبى ُهَر ْيَر َة َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا‬
Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad saw pernah berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah
jamaah haji dan orang yang dimintakan ampun oleh jamaah tersebut,’” (HR Al-Hakim). Baca Juga: Tiga
Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah

8. Jaminan kesehatan lahir dan batin di dunia


. ‫عن أبي ذر َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى هللا عليه وسلم قال ِإَّن َداُوَد الَّنِبَّي عليه السالم قال ِإَلِهْي َم ا ِلِع َباِد َك َع َلْيَك ِإَذ ا ُهْم‬
‫َز اُرْو َك ِفي َبْيِتَك قال ِإَّن ِلُك ِّل َز اِئٍر َع َلى الَم ُز ْو ِر َح ًّقا َيا َداُو ُد ِإَّن َلُهْم َع َلَّي َأْن ُأَعاِفَيُهْم ِفي الُّد ْنَيا َو َأْغ ِفَر َلُهْم ِإَذ ا‬
‫َلِقْيُتُهْم‬
Artinya, “Dari sahabat Abu Zarr ra, Nabi Muhammad saw bercerita, ‘Nabi Dawud as pernah berdoa,
‘Tuhanku, apa yang didapat hamba-Mu bila mereka mengunjungi-Mu pada rumah-Mu?’ Allah
menjawab, ‘Setiap pengunjung memiliki hak atas yang dikunjungi. Wahai Dawud, sungguh mereka
berhak mendapatkan kesembuhan di dunia dan ampunan dari-Ku ketika kelak Kujumpai mereka (di
akhirat),’’” (HR At-Thabarani).

9. Jaminan bebas hisabyy

Baca Juga: Makna Haji Mabrur

‫ َأْو ِبُع ْمَر ٍة‬،‫َو َع ْن َعاِئَش َة َر ِض َي هللا َع ْنَها َقاَلْت َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َم ْن َخ َر َج ِم ْن َهَذ ا اْلَو ْج ِه ِبَح ٍّج‬
‫ َقاَلْت َو َقاَل َر ُسوُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم ِإَّن َهَّللا‬,‫ َو ِقيَل َلُه اْد ُخ ِل اْلَج َّنَة‬، ‫ َلْم ُيْع َر ْض َو َلْم ُيَح اَس ْب‬،‫َفَم اَت ِفيِه‬
‫ُيَباِهي ِبالَّطاِئِفيَن‬
Artinya, “Dari sayyidah Aisyah ra, Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Siapa saja yang keluar berhaji atau
umrah melalui jalan ini, lalu meninggal di dalamnya, niscaya ia tidak ditampakkan dan tidak dihisab, lalu
dikatakan kepadanya, ‘Masuklah kamu ke surga.’ Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh
Allah bangga terhadap orang-orang yang thawaf,’” (HR At-Thabarani, Abu Ya’la, Ad-Daruquthni, dan Al-
Baihaqi).

10. Jaminan Allah berupa pahala

‫عن جابر َأَّن الَنِبَّي صلى هللا عليه وسلم قال ِإَّن َهَذ ا الَبْيَت ِد َعاَم ٌة ِم ْن َدَعاِئِم اِإل ْس اَل ِم َفَم ْن َح َّج الَبْيَت َأْو اْعَتَم َر‬
‫َفُهَو َض اِم ٌن َع َلى ِهللا َفِإْن َم اَت َأْدَخ َلُه الَج َّنَة َو ِإْن َر َّد ُه ِإَلى َأْهِلِه َر َّد ُه ِبَأْج ٍر َو َغ ِنْيَم ٍة‬
Artinya, “Nabi Muhammad saw bersabda, ‘Sungguh Ka’bah ini merupakan salah satu tiang Islam. Siapa
saja yang berhaji mengunjungi Ka‘bah atau berumrah, maka ia menjadi tanggungan Allah. Jika ia
meninggal, maka Allah memasukkannya ke surga. Jika Allah mengembalikannya kepada keluarganya,
niscaya Allah memulangkannya dengan pahala dan ghanimah,’” (HR At-Thabarani).

11. Jamaah haji yang meninggal dibangkitkan dengan talbiyah

‫ ِبَعَر َفَة َفَو َقَع َع ْن َر اِح َلِتِه َفَأْو َقَص ْتُه َأْو‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ِن اْبِن َعَّباٍس َقاَل َبْيَنا َر ُجٌل َو اِقٌف َم َع َر ُسوِل ِهَّللا‬
‫ اْغ ِس ُلوُه ِبَم اٍء َو ِس ْد ٍر َو َك ِّفُنوُه ِفى َثْو َبْيِن َو َال ُتَح ِّنُطوُه َو َال‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َو َقَص ْتُه َفَم اَت َفَقاَل َر ُسوُل ِهَّللا‬
‫ُتَخ ِّم ُروا َر ْأَس ُه َفِإَّن َهَّللا َيْبَع ُثُه َيْو َم اْلِقَياَم ِة ُم َلِّبًيا‬
Artinya, “Dari sahabat Ibnu Abbas ra, ia bercerita, ketika sedang (wukuf) bersama Rasulullah di Arafah,
seseorang tiba-tiba terjatuh dari kendaraannya, lalu membuat lehernya patah, kemudian meninggal
dunia. Rasulullah saw mengatakan, ‘Mandikanlah ia dengan air dan daun bidara, kafankanlah pada dua
lapis. Jangan berikan obat pengawet dan jangan tutup kepalanya karena Allah akan membangkitkannya
pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyah,” (HR Bukhari, Muslim, dan Ibnu Khuzaimah). Demikian
sejumlah keutamaan ibadah haji yang dihimpun oleh Imam Al-Mundziri dari berbagai riwayat. Sejumlah
keutamaan ini kiranya cukup untuk memotivasi umat Islam dalam menjala

Anda mungkin juga menyukai